Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTROENTRITIS AKUT

Program S1 Keperawatan

Disusun oleh :

Ferri Faddli

4002120086

S1 Keperawatan A

PROGRAMSTUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DHARMA HUSADA BANDUNG

2016
LAPORAN PENDAHULUAN
GEA ( GASTROENTERITIS AKUT )

I. Definisi

Gastroenteritis adalah imflamasi pada lapisan membran gastrointestinal disebabkan


oleh berbagai varian entero pathogen yang luas yaitu bacteria, virus, dan parasit. Manifestasi
klinis utama yaitu diare dan muntah yang menentukan jenis terapi.

Gastroenteritis adalah inflamasi pada lapisan membran gastrointestinal (lambung dan usus
halus), yang ditandai dengan diare dan pada beberapa kasus dapat muntah- muntah yang
berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan
elektrolit. Batasan karakteristik frekuensi BAB yang digunakan sebagai acuan dalam
penegakan diagnosa adalah frekuensi BAB encer lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3
kali pada anak dalam sehari dapat/tanpa disertai lendir dan darah (Betz, 2009; Corwin, 2009,
Ngastiah, 2005).

Gastroentritis adalah suatu menjadi lunak hingga cair dan terjadi berulang-ulang (lebih dari
3x dalam sehari). (Nagiga dan Dr. Ni keadaan dimana tinja Wayan Arty, 2009)

Gastroenteritis adalah kaadan ketika seorang individu mengalami atau beresiko mengalami
defekasi sering dengan feses cair atau feses tidak berbentuk. (Carpenito, 2007

Gastroenteritis adalah peradangan akut lapisan lambung dan usus ditandai dengan anoreksia,
rasa mual, nyeri abdomen, dan diare. ( Kamus Besar Dorland Hartanto. 2002)

Gastroenteritis adalah radang lambung dan usus yang memberikan gejala diare atau tanpa
disertai muntah (muntah berak). (Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2)

Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi membran mukosa lambung dan usus halus
yang ditandai dengan muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.(Cecilya L.
Bets.2002)

Diare adalah dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3x sehari) serta
perubahan dalam isi (lebih dari 200 gr/hari) dan konsistensi feses cair. (Smeltzer.2001:1093)

Diare adalah buang air besar (defekasi dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair),
kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya 200 gram atau 200 ml/24 jam dapat disertai
lendir atau darah. (Sudoyo.2007:408)
II. Etiologi

Faktor Infeksi
Infeksi Bakteri: Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter, Yersina, Aeromonas,
dsb
Infeksi Virus: Eterovirus (Virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis), Adenovirus, Rotavirus,
Astrovirus, dll
Infeksi Parasit: Cacing (Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides), Protozoa (Entamoeba
Hstolitica, Glardialambia, Tricomonas Hominis)
Faktor Malabsorbsi: Malabsorbsi karbohidrat, lemak, protein
Faktor Makanan: Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan
Faktor Psikologis: Rasa takut dan cemas
Imunodefisiensi: Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri
Infeksi terhadap orang lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang tenggorokan.
Patofisiologis
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Andenovirus Enteris, Virus
norwork), bakteri ( Campylobacter, Salmonella, E. Coli, Yersianan), parasit ( Biardia lambia,
Cryptosporodium). Beberapa mikroorganisme pathogen ini menyebabkan infeksi pada sel-
sel, memproduksi enterotoksin atau cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada
dinding usus pada gastroenteritis akut.

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah gangguan osmotik (makanan
tidak dapat diserap akan menimbulkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus
berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di
dinding usus, sekresi, air, dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.

Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat


dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan alektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan asam-basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang,
output berlebihan), hipoglikemia, dan gangguan sirkulasi darah.

Gejala klinis: Diare, muntah, demam, nyeri abdomen, membran mukosa mulut dan bibir
kering, fontanel cekung, kehilangan berat badan, tidak nafsu makan, lemas

III. Klasifikasi
Diare biasanya diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya infeksi serta lamanya diare.
Diare berdasarkan akut dan kronisnya, diare akut adalah diare karena infeksi usus yang
mendadak berhenti secra cepat atau maksimal berlangsung selama 2 minggu, namun dapat
pula menetap dan melanjut menjadi diare kronis. Sedangkan diare kronis yaitu diare yang
berlangsung selama 2 minggu atau lebih.
Sedangkan ada tidaknya infeksi, dibagi menjadi diare spesifik dan diare non spesifik. Diare
spesifik adalah diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit. Sedangkan non
spesifik adalah diare yang disebabkan oleh makanan.

Berdasarkan organ yang terkena, diare diklasifikasikan menjadi diare infeksi internal dan
diare parenteral.

Tingkat Dehidrasi Gastroenteritis


a. Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis,
suara serak klien belum jatuh pada keadaan syok.

b. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5-8% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara
serak, presyok, nadi cepat dan dalam.

c. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8-10% dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda
dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun apatis sampai koma, otot-otot kaku
sampai sianosis.

IV. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium meliputi:


Pemeriksaan Tinja
Mikroskopis dan makroskopis
Ph dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest bila diduga terdapat
intoleransi gula.
Bila diperlukan lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
Pemeriksaan Darah
Ph darah dan cadangan dikali dan elektrolit (natrium, kalium, kalsium, fosfor)
Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui foal dan ginjal
Doudenal Intubation
Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama
dilakukan pada penderita diare kronis.
V. Penatalaksanaan

Dasar pengobatan diare adalah:


Pemberian cairan: jenis cairan, cara pemberian cairan, jumlah pemberiannya
Cairan Per Oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan per oral berupa cairan yang
berisikan NaCl dan Na, HCO, K, dan glukosa.

Untuk diare akut diatas 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang kadar kadar natrium 50-
60 meg/l dapat dibuat sendiri ( mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin yang diberi
gula dengana garam.

Cairan Parenteral
Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25-50 ml/kg BB/hari kemudian 125 ml/kg BB/oral

Dehidrasi Sedang
1 jam pertama 50-100 ml/kg BB/hari kemudian 125 ml/kg BB/oral

Dehidrasi Berat
Untuk anak umur 1 bulan-2 tahun dengan BB 3-10 kg, 1 jam pertama 40 ml/kg BB/jam: 10
tetes/kg BB/jam :10 tetes/kg BB/menit (infus set 1 ml:15 tetes atau 13 tetes/kg BB/menit). 7
jam berikutnya 12 ml/kg BB/jam:3 tetes/kg BB/menit (infus set 1 ml:20 tetes). 16 jam
berikutnya 125 ml/kg BB oralit per oral, bila anak mau minum,teruskan dengan 2A intravena
2 tetes/kg BB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit.

Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan BB 10-15 kg, 1 jam pertama 30 ml/kg BB/jam atau
8tetes/kg BB/menit (infus set 1 ml:15 tetes) atau 10 tetes/kg BB/menit (1 ml:20 tetes). 7 jam
kemudian 127 ml/kg BB oralit per oral,bila anak tidak mau minum dapat diteruskan dengan
2A intravena 2 tetes/kg BB/menit

Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan BB 15-25 kg, 1 jam pertama 20ml/kg BB/jam atau
5 tetes/kg BB/menit(infus set 1 ml:20 tetes), 16 jam berikutnya 105 ml/kg BB oralit per oral.
Diatetik (cara pemberian makanan)

Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus pada klien dengan tujuan
meringankan, menyembuhkan, serta menjaga kesehatan klien. Hal-hal yang perlu
diperhatikan: memberikan ASI, memberikan bahan makanan yang mengandung cukup kalori,
protein, mineral, dan vitamin. Makanan harus bersih.Pengobatan diatetik untuk anak dibawah
1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan BB<7 kg jenis makanan.
Susu (ASI/ susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh,
misalnya LLM, Almiran/sejenis lainnya
Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila anak tidak mau minum
susu karena drumah tidak terbiasa.
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditentukan misalnya susu yang tidak
mengandung laktosa atau asam lemak yang berantai sedang atau tidak jenuh.
Obat-obatan
Obat antiseri
Obat antispasmolitik
Obat antibiotik

Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan atau
tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain
(gula, air tajin, tepung beras,dll).
DAFTAR PUSTAKA

Wong, Donna L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik edisi 6. Jakarta : EGC

Dongoes. 2000. Diagnosa Keperawatan. Ed. 8. Jakarta: EGC

Hidayat, AAA dan Uliyah. 2011. Keterampilan Dasar Praktik Klinik. Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai