BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hari didunia, sekitar 800 perempuan meninggal akibat kehamilan
dan persalinan. 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di Negara berkembang.
Kematian ibu lebih tinggi pada perempuan yang hidup di daerah perdesaan
dan diantara masyarakat miskin. Pada tahun 2013, 289.000 perempuan
meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Hampir semua
kematian ini terjadi di pengaturan sumber daya rendah (WHO, 2013).
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan usia ibu hamil dan jumlah gravida dengan kejadian
Preeklampsia di RSUD Embung Fatimah Kota Batam tahun 2013?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan usia ibu hamil dan jumlah gravida
dengan kejadian Preeklampsia di Bagian Kebidanan dan Kandungan
RSUD Embung Fatimah Kota Batam tahun 2013.
2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
a. Mengidentifikasi usia ibu hamil di Bagian Kebidanan dan Kandungan
RSUD Embung Fatimah Kota Batam tahun 2013
b. Mengidentifikasi jumlah gravida di Bagian Kebidanan dan
Kandungan RSUD Embung Fatimah Kota Batam tahun 2013.
c. Menganalisa hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian
preeklampsia di Bagian Kebidanan dan Kandungan RSUD Embung
Fatimah Kota Batam tahun 2013.
d. Menganalisa hubungan antara jumlah gravida dengan kejadian
preeklampsia Di Bagian Kebidanan dan Kandungan RSUD Embung
Fatimah Kota Batam tahun 2013.
4
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Bagi RSUD Embung Fatimah Kota Batam
hubungan usia ibu hamil dan jumlah paritas dengan kejadian preeklampsia
sebagai masukan atau pertimbangan bagi instansi terkait dalam
memberikan penanganan.
2. Manfaat Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Batam
Memberikan informasi ilmiah sebagai referensi atau kajian mengenai
hubungan usia ibu hamil dan jumlah gravida dengan kejadian
preeklampsia yang bermanfaat bagi dunia kedokteran.
3. Manfaat Bagi Peneliti
Sebagai sarana pengembangan diri dan penerapan pengetahuan yang
diperoleh penulis tentang metodologi penelitian, dan menjadi data awal
atau penelitian pendahuluan bagi penelitian selanjutnya yang sejenis atau
terkait.
4. Manfaat Bagi Peneliti Lain
Dapat dijadikan referensi atau rekomendasi, bagi peneliti lain yang ingin
mengembangkan penelitian ini.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Usia Ibu Hamil
2. Jumlah Gravida
3. Preeklampsia
a. Definisi
Preeklampsia secara umum didefinisikan sebagai toksemia pada
kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi, edema dan proteninuria
(Cuningham et al., 2010 ; Vitoratos et al, 2012). Preeklampsia terjadi
pada umur kehamilan diatas 20 minggu, paling banyak terlihat pada
umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga timbul kapan saja pada
pertengahan kehamilan. Preeklampsia dapat berkembang dari
preeklampsia yang ringan sampai preeklampsia yang berat (George,
2007).
b. Epidemiologi
c. Etologi
d. Faktor Resiko
Penelitian berbagai faktor risiko terhadap hipertensi pada kehamilan
preeklampsia /eklampsia (Angsar 2010) (Cunningham, 2005) :
10
1. Usia
Insidens tinggi pada primigravida muda, meningkat pada
primigravida tua. Pada wanita hamil berusia kurang dari 20 tahun
insidens > 3 kali lipat. Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun,
dapat terjadi hipertensi laten.
2. Paritas
Angka kejadian tinggi pada primigravida, muda maupun tua,
primigravida tua risiko lebih tinggi untuk preeklampsia. Keadaan ini
disebabkan secara imunologik pada kehamilan pertama
pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak
sempurna sehingga terjadi Immune Maladaption (Angsar ,2010).
3. Ras/golongan etnik
Mungkin ada perbedaan perlakuan/akses terhadap berbagai etnik di
banyak Negara.
4. Faktor keturunan
Jika ada riwayat pre-eklampsia/eklampsia pada ibu/nenek penderita,
faktor risiko meningkat sampai + 25%.
5. Faktor gen
Diduga adanya suatu sifat resesif (recessive trait), yang ditentukan
genotip ibu dan janin.
6. Tingkah laku/sosioekonomi
Kebiasaan merokok : insidens pada ibu perokok lebih rendah, namun
merokok selama hamil memiliki risiko kematian janin dan
pertumbuhan janin terhambat yang jauh lebih tinggi.
Aktifitas fisik selama hamil : istirahat baring yang cukup selama
hamil mengurangi kemungkinan/insidens hipertensi dalam
kehamilan.
7. Diabetes mellitus : angka kejadian yang ada kemungkinan
patofisiologinya bukan preeklampsia murni, melainkan disertai
kelainan ginjal/vaskular primer akibat diabetesnya.
11
e. Patofisiologi
f. Klasifikasi Preeklampsia
a. Preeklampsia Ringan
Preeklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan,
akibat menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya
vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel ( Chang et al.,
2010 ; Cuningham et al., 2010).
Manifestasi klinis preeklampsia ringan adalah hipertensi yang
timbul disertai proteinuria dan/atau edema setelah kehamilan 20
minggu (Kee et al., 2013 ; Prawiharjo, 2009). Menurut Prawiharjo et
al (2009) dan Uzan et al (2011) gejala preeklampsia ringan adalah
sebagai berikut ;
a) Hipertensi : sistolik atau diastolik 140/90 mmHg.
b) Proteinuria : 300 mg/24 jam atau 1 = dipstik.
c) Edema : edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria
preeklampsia, kecuali edema pada lengan, muka dan perut, atau
edema generalisata.
b. Preeklampsia Berat
Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan tekanan darah
sistolik 160 mmHg dengan tekanan darah diastolik 110 mmHg
disertai dengan proteinuria > 5 g/24 jam. Preeklampsia berat dibagi
menjadi preeklampsia berat tanpa impending eclampsia dan
preeklampsia berat disertai dengan gejala-gejala subjektif berupa
oliguria kurang dari 400 cc/24 jam, nyeri kepala hebat, gangguan
visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium, dispnea sianosis dan
13
g. Manifestasi Klinis
Menurut Bobak (2004) :
1. Pre-Eklampsia Ringan
a. Bila tekanan sistolik >140mmgHg kenaikan 30 mmHg di atas
tekanan biasa, tekanan diastolik 90 mmHg, kenaikan 14 mmHg di
atas tekanan biasa, tekanan darah yang meninggi ini sekurangnya
di ukur 2x dengan jarak 6 jam.
b. Proteinuria sebesar 300 mg/dl dalam 25 jam atau >1 gr/l secara
random dengan memakai contoh urin siang hari yang
dikumpulkan pada dua waktu dengan jarak enam jam karena
kehilangan protein adalah bervariasi.
c. Edema dependet, bengkak dimata, wajah, jari, bunyi pulmoner
tidak terdengar. Edema timbul dengan didahului penambahan
berat badan 1/2 kg dalam seminggu atau lebih. Tambahan berat
badan yang banyak ini disebabkan retensi air dalam jaringan dan
kemudian baru edema nampak, edema ini tidak hilang dengan
istirahat.
2. Pre-Eklampsia Berat
a. Tekananan darah sistolik 160 mmHg dan diastolik > 110 mmHg
pada dua kali pemeriksaan acak menggunakan contoh urin yang
diperoleh cara bersih dan berjarak setidaknya 4 jam.
b. Oliguria <400 mL dalam 24 jam
c. Gangguan otak atau gangguan penglihatan
d. Nyeri ulu hati
e. Edema paru dan sianosis
3. Eklampsia
a. Kejang-kejang/koma
14
h. Diagnosis
Diagnosis preeklampsia menurut Cuningham et al (2010) dan
Manuaba et al (2007) adalah sebagai berikut ;
Kriteria minimum :
1. Tekanan darah 140/90 mmHg.
2. Proteinuria 2.0 g/24 jam atau 2 + dipstik.
Meningkat menjadi pasti preeklampsia :
1. Tekanan darah 160/110 mmHg
2. Proteinuria 2.0 g/24 jam atau 2 + dipstik
3. Serum kreatinin > 1,2 mg/dL kecuali diketahui sebelumnya telah
meningkat
4. Trombosit < 100.000/mm3
5. Mikroangiopati hemolisis, peningkatan LDH
6. Meningkatnya serum transamin ALT atau AST
7. Sakit kepala yang peresisten, gangguan serebral tetap atau gangguan
visualisasi
8. Nyeri pada epigastrium yang menetap.
i. Penatalaksanaan
Menurut Saifuddin 2008 dan WHO 2011 :
1. Preeklampsia ringan
Jika kehamilan < 37 minggu dan tidak membaik, lakukan rawat
jalan dan diperiksa setiap 2 kali seminggu.
a. Pantau tekanan darah, proteinuria, refleks dan kondisi janin,
b. Lebih banyak istirahat dan makan seperti biasa,
c. Tidak perlu diberi obat obatan,
15
a. Penanganan Umum
- Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan obat
antihipertensi sampai tekanan diastolik 90 - 100 mmHg,
- Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar,
- Pasang kateter urin, jika jumlah urin < 30 ml/ jam maka infus
cairan dipertahankan 1 liter per 8 jam,
- Observasi tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap
jam,
- Mencari tanda edema paru dengan auskultasi paru.
b. Penanganan Kejang
16
j. Komplikasi
Menurut Komplikasi yang terberat ialah kematian ibu dan janin.
Usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita
preeklampsia daan eklampsia. Komplikasi yang tersebut di bawah ini
biasanya terjadi pada preeklampsia berat dan eklampsia (prawirohardjo,
2007) :
1. Solusio plasenta
Komplikasi ini biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi
akut dan lebih sering terjadi pada preeklampsia. Di rumah sakit dr.
Cipto Mangunkusumo 15,5% solusio plasenta disertai
preeklampsia.
2. Hipofibrinogenemia
Pada preeklampsia berat Zuspan (1978) menemukan 23%
hipofibrinogenemia, maka dari itu penulis menganjurkan
pemeriksaan kadar fibrinogen secara berkala.
3. Hemolisis
Penderita dengan preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan
gejala klinik hemolisis yang dikenal dengan ikterus. Belum
diketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel hati
atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati yang sering
18
Usia yang rentan terkena preeklampsia adalah usia <18 atau >35 tahun
(Bobak, 2004). Pada usia <18 tahun, keadaan alat reproduksi belum siap
untuk menerima kehamilan. Hal ini akan meningkatkan terjadinya
keracunan kehamilan dalam bentuk preeklampsia dan eklampsia
(Manuaba, 2007). Sedangkan pada usia >35 tahun, rentan terjadinya
berbagai penyakit dalam bentuk hipertensi, dan eklampsia. Hal ini
disebabkan karena terjadinya perubahan pada alat-alat kandungan dan
jalan lahir tidak lentur lagi (Rochjati, 2003). Selain itu, juga diakibatkan
karena tekanan darah yang meningkat seiring dengan pertambahan usia.
Sehingga pada usia >35 tahun dapat cenderung meningkatkan resiko
terjadinya preeklampsia (Potter, PA, 2005).
B. Kerangka Konsep
Jumlah Gravida
C. Hipotesis
1. Ho : Tidak ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian
preeklampsia di bagian kebidanan dan kandungan RSUD Embung
Fatimah Kota Batam Tahun 2013.
Ha : Ada hubungan antara Usia Ibu Hamil dengan kejadian preeklampsia
di bagian kebidanan dan kandungan RSUD Embung Fatimah Kota Batam
Tahun 2013.
2. H0 : Tidak ada hubungan antara jumlah gravida dengan kejadian
preeklampsia di bagian kebidanan dan kandungan RSUD Embung
Fatimah Kota Batam Tahun 2013.
Ha : Ada hubungan antara jumlah gravida dengan kejadian preeklampsia
di bagian kebidanan dan kandungan RSUD Embung Fatimah Kota Batam
Tahun 2013.
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi analitik dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini merupakan salah satu bentuk studi observasional
(non-eksperimental) yang paling sering dilakukan untuk meneliti variabel
indenpenden (faktor resiko) dan variabel tergantung (efek) (Sudigdo et al.,
2008).
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan
lebih dari 20 minggu.
a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Kriteria inklusi :
- ibu hamil dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu
- Pasien ibu hamil rawat inap dengan rekam medis yang lengkap
- Kehamilan dengan janin yang hidup.
2. Kriteria Eksklusi :
- Penderita hipertensi kronis, dimana hipertensi didiagnosa sebelum
usia gestasi 20 minggu.
- Jika rekam medis pada pasien preeklampsia tidak lengkap.
22
2. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian adalah sejumlah besar subjek yang
mempunyai karakteristik tertentu sesuai dengan lingkup dan tujuan
penelitian (Sudigdo S et al., 2008 ; Rianto A, 2011).
Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan
lebih dari 20 minggu yang dirawat inap dengan rekam medis yang lengkap
di bagian kebidanan dan kandungan RSUD Embung Fatimah Kota Batam
Tahun 2013 sebanyak 2308 orang.
3. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian (subset) dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sudigdo S et al.,
2008 ; Rianto A, 2011).
Sampel penelitian ini adalah pasien rawat inap ibu hamil, usia
kehamilan lebih dari 20 minggu dengan rekam medis yang lengkap
sebanyak 384 orang.
a. Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan teknik systematic random sampling
(Sudigdo et al., 2008 ; Rianto, 2011). Teknik ini dipilih karena data dari
populasi merupakan data heterogen, artinya dalam populasi yang
peneliti ambil memiliki dua kelompok, yaitu kelompok yang
mengalami preeklampsia berjumlah 213 dan kelompok yang tidak
preeklampsia sebanyak 2095 orang.
b. Besar Sampling
Besar sampel ditentukan melalui rumus penelitian untuk populasi kecil
atau lebih kecil dari 10.000, digunakan formula Slovin, yaitu :
N
n=
1 + N (d2 )
Keterangan :
N = besar populasi
n = besar sampel
23
N
=
1 + N (d2 )
2308
=
1 + 2308 (0,05)2
2308
=
1 + 2308 (0,0025)
2308 2308
= = = 340,91
1 + 5,77 6,77
N
k=
Keterangan :
k = angka kelipatan
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
untuk mendapat angka kelipatan, dihitung dengan rumus diatas :
2308
k= = 6,76 = 6
341
24
D. Desain Penelitian
Penelitian ini mempunyai variabel mandiri (independen) yaitu usia dan
jumlah gravida, sedangkan untuk variabel terikat (dependen) adalah
preeklampsia.
Preeklampsia
Usia 20 35 Preeklampsia
tahun
Tidak
Preeklampsia
Preeklampsia
Primigravida
Tidak
Pasien, hamil > Preeklampsia
20 minggu Preeklampsia
Multigravida
Tidak
Preeklampsia
1. Independen : Lamanya waktu Data sekunder, Rekam medis 1 : < 20 atau Nominal
Usia Ibu Hamil hidup seorang yang diambil dari pasien > 35 tahun
diukur ketika dia rekam medis 2 : 20 35
lahir sampai pasien
menjadi ibu hamil
G. Cara Kerja
1. Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dengan melihat rekam medis pasien rawat inap di
bagian Kebidanan dan Kandungan RSUD Embung Fatimah Kota Batam
tahun 2013. Data yang akan diambil adalah data dari bulan januari 2013
bulan desember 2013.
2. Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul dari rekam medis ibu yang menjalani
perawatan di bagian Kebidanan dan Kandungan RSUD Embung Fatimah
Kota Batam, maka dilakukan pengolahan data dengan beberapa tahapan
yaitu sebagai berikut :
a. Pengeditan Data (Editing)
Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah
terkumpul, tujuannya untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang
terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi. Data akan
dikelompokkan berdasar pertimbangan peneliti agar mempermudah
pengolahan data ke tahap selanjutnya.
b. Pengkodean Data (Coding)
Coding adalah pemberian kode-kode pada tiap-tiap data yang
termasuk dalam kategori yang sama. Kode adalah isyarat yang dibuat
dalam bentuk angka atau huruf yang memberikan petunjuk atau identitas
pada suatu informasi atau data yang akan dianalisis. Hal ini untuk
mempermudah pengolahan data.
1) Usia ibu hamil
1 : < 20 atau > 35 tahun
2 : 20 35 tahun
2) jumlah gravida
1 : Primigravida
2 : Multigravida
3) Preeklampsia
1 : Preeklampsia
27
2 : tidak preeklampsia
c. Pengelompokan Data (Tabulating)
Data yang telah di coding selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel
menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian dengan
mengunakan program komputer. Tahap ini merupakan tahap penyusunan
dan pengorganisasian data sedemikian rupa agar lebih mudah melakukan
analisa.
d. Memproses Data (Processing)
Tahap ini, data akan diproses menggunakan program komputerisasi
yaitu SPSS 19.0.
e. Pembersihan Data (Cleanning)
Data yang sudah diproses akan dicek kembali, apakah terdapat
kesalahan atau tidak pada masing-masing variabel yang sudah diproses
sehingga dapat diperbaiki dan dinilai.
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis ini bertujuan untuk menganalisis tiap variabel dari hasil
penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen yaitu usia dan jumlah gravida. Variabel dependen yaitu
preeklampsia. Setelah data tersebut terkumpul, ditabulasi dan
dipersentasikan, ditampilkan dengan distribusi frekuensi.
Rumus distribusi frekuensi (Machfoed, 2007) :
= x100%
N
Keterangan :
P : Presentase
F : frekuensi tiap kategori
N : Jumlah sampel
2. Analisis Bivariat
28
I. Jadwal Penelitian
Rencana Bulan
Kegiatan Juni Juli dan September Oktober November Desember
Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan dan
Pengajuan
Judul
Survey
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Pengambilan
Data
Pengolahan
Data
Penyusunan
Skripsi
Presentasi
Sidang
Skripsi
30
DAFTAR PUSTAKA
Angsar, M,D., 2010. Ilmu Kebidanan: Hipertensi dalam Kehamilan (edisi ke-
4). Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Indonesia, hal.
530-561.
Bobak,Lowdermilk.2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC
Cunningham, F.G., dkk. 2005. Obstetri Williams : Gangguan Hipertensi dalam
Kehamilan (edisi ke-21). Terjemahan Oleh : Hartono, Suyono, Pendit. EGC,
Jakarta, Indonesia, hal. 624-683.
Cunningham, F.G., dkk. 2010. Obstetri Williams : Gangguan Hipertensi dalam
Kehamilan (edisi ke-21). Terjemahan Oleh : Hartono, Suyono, Pendit. EGC,
Jakarta, Indonesia, hal. 624-683.
Hoetomo. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Mitra Pelajar.
Indonesia. Departemen Kesehatan. 2010, Survey Demografi Kesehatan Indonesia,
Depkes RI, Jakarta.
Langelo W, Arsin AA, Russeng S. Faktor Resiko Kejadian Preeklampsia di
RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makasar tahun 2011-2012. Makasar:
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasnudin; 2013. hal. 18.
Manuaba IBG, Manuaba Chandranita IA, Manuaba Fajaf IBG. Pengantar Kuliah
Obstetri. Jakarta : EGC ; 2007. p. 43, 401 420.
Millennium Development Goals. [serial on the Internet] 2008. [cited 2013 July
28] Available from :
http://www.undp.or.id/pubs/docs/Let%20Speak%20Out%20for%20MDGs%
20-%20ID.pdf
Nasir A, Muhith A, Ideputri ME. Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :
nuhaMedika ; 2011. p. 196
Notoatmodjo,S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Potter, P.A,2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono, 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
31