Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Politeknik Negeri Malang merupakan Lembaga Tinggi Pendidikan
Vokasional yang menyelenggarakan pendidikan pada jenjang Diploma IV.
Pendidikan vokasi diberikan dalam bentuk kuliah, praktek kerja di bengkel,
praktikum di laboratorium, dan magang industri. Penerapan ilmu teori dan
lapangan sangat berpengaruh ketika di dunia kerja dan juga harus disertai
keterampilan serta ketekunan dalam bidang konstruksi. Penerapan ilmu teori dan
lapangan telah di ajarkan pada semester I (satu) sampai semester VII (tujuh) pada
mahasiswa jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang yang lebih mengarah
ke ilmu konstruksi pada masing-masing mata kuliah. Pendidikan Program
Diploma IV Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang mempunyai tujuan untuk
mencetak dan menghasilkan tenaga kerja yang profesional. Sehingga, mahasiswa
diterjunkan langsung di lapangan melalui Magang Industri agar mengetahui
situasi yang sesungguhnya di proyek.
Magang Industri dilakukan bertujuan untuk mempersiapkan fisik serta
mental dari mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja setelah lulus. Maka dari itu
sangat penting sekali melaksanakan Magang Industri khususnya untuk jurusan
Diploma IV Teknik Sipil, agar mahasiswa bisa mendapatkan ilmu yang digunakan
di lapangan yang mungkin belum didapatkan di bangku perkuliahan. Selain itu
dengan adanya Magang Industri mahasiswa dapat berinteraksi dan berkomunikasi
secara langsung dengan masyarakat industri dan orang-orang yang terlibat dalam
proyek. Hal ini juga akan mempermudah mahasiswa dalam mencari jaringan kerja
setelah lulus dari pendidikan yang ditempuh. Jadi dengan dilaksanakannya
Magang Industri ini diharapkan dapat memberi masukan dan pengetahuan
terhadap bidang yang telah ditempuh mahasiswa dan mempersiapkan diri dalam
dunia kerja.
Adapun proyek konstruksi yang dijadikan obyek Magang Industri adalah
PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL KERTOSONO - MOJOKERTO

1
SESI II RUAS SS. JOMBANG SS. MOJOKERTO, kegiatan ini dilaksanakan
tanggal 17 April 12 Mei 2017.
Pesatnya pertumbuhan ekonomi yang di tandai dengan semakin
berkembangnya industri, pemukiman, pemekaran wilayah kota menyebabkan
semakin meningkatnya kebutuhan kelancaran transportasi jalan utama ( Primer )
dari sentra bahan baku dan industri ke daerah pemasaran.Rencana Pembangunan
Jalan Tol Kertosono Mojokerto merupakan Program Pemerintah untuk
mengatasi pertumbuhan lalu lintas di kabupaten Mojokerto dan kabupaten
Jombang yang mana jalan tol ini akan terhubung dengan jalan tol Surabaya
Mojokerto.
Jalan Tol Kertosono Mojokerto termasuk salah satu 4 ruas ( Kertosono
Mojokerto, Kanci Pejagan, Semarang Solo, Surabaya Mojokerto ) dari 24
ruas tol di jawa atau 10 ruas tol Trans Jawa mempunyai prioritas utama yang
dinyatakan lulus dari Evaluasi Kinerja yang di lakukan Badan Pengatur Jalan Tol
( BPJT ) kementrian Pekerjaan Umum.

1.2 Tujuan
Untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa agar melihat dan
bersentuhan dengan dunia luar kampus serta mencoba menerapkan pengetahuan
yang telah didapat dikampus. Dengan adanya sentuhan tersebut diharapkan
mahasiswa akan dapat mengetahui kebutuhan dunia luar dan menjadikannya
selalu terpacu dalam mengembangkan pengetahuannya. Tujuan dilaksanakannya
Magang Industri adalah sebagai berikut
a. Memahami metode pelaksanaan pekerjaan Box Tunnel pada Pekerjaan
Pembangunan Jalan Tol Kertosono Mojokerto Sesi II.
b. Memahami manajemen pengendalian mutu pekerjaan Box Tunnel pada
Pekerjaan Pembangunan JalanTol Kertosono Mojokerto Sesi II.
c. Mengetahui cara perhitungan volume pembesian dan beton pekerjaan Box
Tunnel pada Pekerjaan Pembangunan Jalan Tol Kertosono Mojokerto Sesi
II.

2
d. Mengetahui masalah yang timbul berserta alternatif solusi dalam pelaksanaan
pekerjaan Box Tunnel pada Pekerjaan Pembangunan Jalan Tol Kertosono
Mojokerto Sesi II.

1.3 Manfaat
Kegiatan Magang industri ini bermanfaat bagi ketiga pihak yang
bersangkutan, yaitu: Mahasiswa, Industri, dan Instansi Pendidikan.

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa


Manfaat Magang Industri bagi mahasiswa antara lain sebagai berikut:
a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku
perkuliahan.
b. Mengetahui dan melihat secara langsung penerapan prosedur dan urutan
pelaksanaan pembanguan Proyek Pembangunan Jalan Tol Kertosono
Mojokerto Sesi II.
c. Mengetahui masalah yang timbul dalam Proyek Pembangunan Jalan Tol
Kertosono Mojokerto Sesi II.
d. Memanfaatkan data yang kemudian dapat dijadikan pelengkap Laporan
Magang Industri.
e. Mengetahui dan ikut terlibat dalam Proses pengerjaan Box Tunnel baik di
lapangan maupun pengolahan data.
f. Memahami dan dapat terlibat langsung dalam kegiatan perhitungan
kebutuhan material.

1.3.2 Manfaat Bagi Industri


Adapun manfaat bagi industri yaitu:
a. Menambah hubungan kerja sama dengan instansi pendidikan sehingga
industri bisa dikenal oleh kalangan akademis.
b. Memperoleh masukan-masukan dari lembaga pendidikan melalui mahasiswa
yang sedang melakukan Magang Industri

3
1.3.3 Manfaat Bagi Instansi Pendidikan
Beberapa manfaat yang diperoleh oleh instansi pendidikan dengan
adanya kegiatan Magang Industri adalah sebagai berikut:
a. Instansi pendidikan akan meningkatkan kualitas lulusannya melalui
pengalaman Magang Industri.
b. Instansi pendidikan dapat menjalin kerja sama dengan pihak industri.
c. Sebagai kegiatan untuk menyempurnakan kurikulum.

1.4 Batasan Masalah


Karena keterbatasan waktu yang diberikan oleh kampus, maka pada
kegiatan Magang Industri ini dibatasi oleh beberapa hal, yaitu:
a. Objek Magang Industri
Adapun data-data umum dari Proyek Jalan Tol Kerosono - Mojokerto adalah
sebagai berikut:
Nama Proyek : Proyek Pembangunan Jalan Tol Kerosono
Mojokerto Sesi II Ruas SS.Jombang
SS.Mojokerto
Lokasi Proyek : Desa Caranrejo, Kec. Kesamben, Kab. Jombang,
Jawa Timur.
Pemilik Pekerjaan : PT. Marga Harjaya Infrastruktur

b. Jadwal Pelaksanaan PKL


Waktu pelaksanaan Magang Industri mahasiswa jurusan teknik sipil
Politeknik Negeri Malang periode 2017 dimulai pada tanggal 17 April 2017
sampai 12 Mei 2017.

4
BAB II
DESKRIPSI OBYEK MAGANG

2.1 Gambaran Umum Obyek Magang


Data teknik proyek dari Jalan Tol Kertosono Mojokerto Seksi II adalah
sebagai berikut:
Nama Proyek : Proyek Pembangunan Jalan Tol Kertosono Mojokerto
Seksi II Ruas SS.Jombang SS.Mojokerto.
Nama identitas : Tol Kertosono Mojokerto
Jenis Proyek/pekerjaan : Jalan tol
Lingkup Pekerjaan : - Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Galian
- Pekerjaan Timbunan
- Pekerjaan Perkerasan
- Pekerjaan Aspal Beton
- Pekerjaan Jembatan
Lokasi Proyek : Kertosono (Jombang) Mojokerto, Jawa Timur
Pemilik Proyek : PT. MARGA HARJAYA INFRASTRUKTUR
Konsultan Perencana : PT. CIPTA STRADA ENGINEERING
CONSULTANTS
Alamat : Jln. Setiabudi Timur Blok B Persil 17. Jakarta 12910
Konsultan Pengawas : PT. MITRAPACIFIC CONSULINDO
: INTERNATIONAL
Pelaksana Proyek : PT. Hutama Karya Infrastruktur
Alamat : Jl. MT Haryono Kav 08 Cawang, Jakarta
Perolehan Proyek : Tender Terbuka / Bebas
Masa Pelaksanaan : 1.955 hari kalender (24 Agustus 2010 sd 30 Desember
2015) addendum 7
Masa Pemeliharaan : 365 Hari (1 Tahun)

5
Sedangkan data keuangan proyek dari Jalan Tol Kertosono Mojokerto Seksi II
adalah sebagai berikut:
Nama Proyek : Pembangunan Jalan Tol Kertosono Mojokerto
Nomor Kontrak & Tanggal : S-486/MHI-DIR/SPP/VII/2010
Tanggal 12 Juli 2010
Nilai Kontrak : Rp. 904.679.090.909,- (Sembilan Ratus Empat Milyar
Enam Ratus Tujuh Puluh Sembilan Juta Sembilan Puluh
Ribu Sembilan Ratus Sembilan Rupiah)
Sumber Dana : Investor (PT. MARGA HANURATA INTRINSIC)
Uang Muka : -
Retensi : 5 % dari nilai kontrak
Sistem Kontrak : Modified Turn Key
Sistem Pembayaran Termin : Monthly Certificate
Asuransi : Jamsostek

6
2.2 Struktur Organisasi
Berikut ini adalah struktur organisasi PT Hutama Karya Infrastruktur dalam proyek ini.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

7
2.3 Sistem Manajemen Konstruksi
Dalam keberhasilan suatu proyek dalam mencapai tujuan akhir dilakukan
dengan menyelaraskan 3 (tiga) sasaran utama proyek, yaitu: biaya yang optimal,
mutu yang bagus, dan waktu yang tepat, semua itu sangat dipengaruhi oleh
kecermatan dari perencan proyek. Batasan sebuah proyek diantaranya adalah:
- Batasan waktu pelaksanaan
- Batasan pemakaian sumber daya manusia
- Batasan nilai dari sebuah proyek
Dalam kondisi normal sebuah proyek tidak bisa menambah waktu
pelaksanaan proyek, karena biasanya batas akhir dari penyelesaian proyek juga
telah di atur dengan sebuah kegiatan yang akan dimulai dengan berakhirnya
proyek. Dalam hal ini dengan berakhirnya proyek Pembangunan Jalan Tol
Kertosono Mojokerto maka diharapkan tol dapat segera dipakai oleh penguna
jalan untuk mempecepat akses dari kota Mojokerto menuju Kertosono atau
sebaliknya. Pemakaian sumberdaya manusia dalam suatu proyek, biasanya telah
disepakati oleh ketiga pihak (pemilik, konsultan, kontraktor). Jumlah dari
sumberdaya manusia yang dipakai telah dihitung dan diharapkan menjcapai target
yaitu penyelesaian tol tepat waktu dan hemat biaya. Batasan nilai dari proyek ini
sudah ditetapkan diawal oleh konsultan perencana yang disetujui dan dibiayai
oleh pemilik. Dengan berjalannya waktu, kontraktor ataupun pemilik biasa
mengajukan addendum yang dikarenakan suatu hal baik dikarenakan
pertimbangan kekuatan konstruksi maupun pertimbangan kenyamanan
pemakaian. Addendum proyek ini dapat mempengaruhi nilai proyek, bisa
menambah nilai atau mengurangi.
Dari berbagai keterbasan itu, maka suatu proyek perlu memiliki
perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian proyek.
a. Perencanaan
Adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan saran
termasuk segala sumberdaya untuk mencapai target. Perencanaan
memberikan pegangan bagi pelakasanaan mengenai alokasi sumberdaya
untuk melaksanakan kegiatan (Imam Soeharto, 1997). Secara garis besar,

8
perencanaan berfungsi untuk meletakkan dasar sasaran proyek, yaitu
penjadwalan, anggaran dan mutu.
b. Penjadwalan
Dalam pengertian proek konstruksi merupakan perangkat untuk menetukan
aktifitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam urutan
kerangka waktu tertntu, dalam mana setiap aktivitas harus dilaksanakan agar
proyek selesai tepat waktu dengan biaya yang ekonomis (Callahan, 1992).
Penjadwalan meliputi tenaga kerja, material, peralatan, keuangan dan waktu.
Dengan penjadwalan yang tepat maka beberapa macam kerugian seperti
keterlambatan, pembengkakan biaya, dan perselisihan dapar dihindarkan.
c. Pengendalian
Pengendalian adalah suatu sistematis untuk menentukan standar yang sesuai
dengan sasaran perencanaan, merancang system informasi, membandingkan
pelaksanaandengan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang
diperlukanagar sumerdaya yang digunakan secara efektif dan efisien dalam
rangka mencapai sasaran.
Tujuan dari ketiganya adalah menyelaraskan antara biaya proyek yang
optimal, mutu pekerjaan yang berkuaitas, dan waktu pelaksanaan yang tepat.
Karena ketiganya adalah unsur yang salin mempengaruhi satu dengan lainnya. Inti
dari 3 (tiga) unsur proyek tersebut adalah upaya dalam menjadwal dan
mengendalikan pelaksanaan proyek agar berjalan sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan, selesai tepat pada waktunya, sehingga tidak terjadi pengurangan atau
penambahan anggaran belanja.
Untuk maksud tersebut diatas, maka dalam evaluasi proyek, khususnya
dalam perencanaan dan pengendalian proyek dibutuhkan adanya suatu alat
manajemen agar dapat mengontrol dan memonitor. Alat manajemen yang umum
dikenal salah satunya adalah kurva-S.
Kurva-S merupakan suatu grafik yang menggambarkan kemajuan proyek
yang diplot pada koordinat sumbu axis (x) yang menyatakan satuan waktu
sepanjang masa proyek. Sedangkan sumbu koordinat (y) yang menyatakan
prosentase komulatif biaya selama masa proyek tersebut.

9
Pada diagram Kurva-S dapat diketahui biaya yang dibutuhkan dalam
satuan waktu, kemajuan pekerjaan yang didasarkan pada volume yang dihasilkan.
Pendalian terhadap pelaksanaan proyek dilakukan dengan membandingkan posisi
Kurva-S aktual terhadap Kurva-S rencana.
Secara umum Kurva-S mempunyai 2 fungsi utama, yaitu:
- Kurva-S sebagai alat manajemen dalam mengevaluasi dan mengendalikan
waktu dan biaya untuk menyelesaikan proyek
- Kurva-S sebagai alat manajemen unutk menilai prestasi pembayaran sesuai
dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan
Manfaat Kurva-S ini cukup banyak disamping sebaga alat indikasi dan
memantau kemajuan pelaksanaan proyek, ada beberapa manfaat lain dari Kurva-S
yang dapat diaplikasikan dalam proyek, yaitu;
- Sebagai alat pembantu prediksi penyelesaian proyek
- Sebagai alat untuk mengkaji dan membuat program kerja pelaksanaan proyek
dalam satuan waktu mingguan atau bulanan.
- Sebagai dasar perhitungan eskalasi proyek
- Sebagai alat bantu menghitung cashflow
- Sebagai alat bantu untuk percepatan proyek
- Sebagai alat bantu menentukan jumlah order material pada waktu tertentu dan
jumlah pekerja
- Sebagai dasar evaluasi kebijakan

2.3.1 Manajemen Sumberdaya


Untuk memperoleh hasil optimal dan efisien dalam suatu proyek
diperlukan adanya keterpaduan dari unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan
proyek. Dengan demikian proyek tersebut dapat dipertanggungjawabkan pada saat
penyerahan ke pemilik. Sumber daya yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi
antara lain:
a. Manusia/Tenaga Kerja (Man)
b. Bahan bangunan (Material)
c. Mesin/peralatan (Machines)
d. Modal uang (Money)

10
Adapun sumber daya yang dibahas disini yaitu, sumber daya manusia,
sumber daya material, dan sumber daya peralatan.

2.3.1.1 Manajemen Sumberdaya Manusia


Semua tingkat jabatan saling menunjang kesuksesan proyek ini. Untuk
mewujudkannya semua individu harus mengerti tugas pokok atau jobdesk masing-
masing.
1. Construction Manager
Team leader mempunyai tugas dalam pengelolaan kinerja tim manajemen
konstruksi dan supervise, bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan
konsultan terhadap semua hubungan dengan pemilik pekerjaan dan
kontraktor.
2. Senior Highway & Senior Structure Engineer
Bertugas membantu Team Leader dalam mengkoordinir dan mengatur
kegiatan Manajemen Konstruksi untuk mencapai sasaran dan target proyek.
Memantau dan mengobrol hasil kerja kontraktor. Memantau dan mengontrol
perencanaan konstruksi jalan dan struktur jembatan maupun struktur
bangunan pelengkap jalan lainnya.
3. Traffic Engineer
Bertanggung jawab untuk membantu proyek khususnya dalam bidang
penanganan masalah traffic
4. Manajemen Information System
Bertugas mengelola system informasi di proyek mulai tahap perencanaan,
pemilihan teknologi sampai implementasi di lapangandan bertanggung jawab
atas penyimpanan data secara digital serta pengolahan data dan informasi
dalam lingkup pekerjaan
5. Structure Engineer
Harus mampu mempunyai pengalaman dalam membuat desain struktur serta
menguasai program komputer untuk perhitungan jembatan prategang dan
lain-lain.

11
6. Highway Engineer
Memeriksa shop drawing yang disiapkan oleh kontraktor dan memberikan
bimbingan untuk penyempurnaan. Secara pribadi melakukan inspeksi
kelapangan untuk mengetahui kesesuian pelaksanaan dengan shop drawing
yang telah disetujui.
7. Drainage Engineer
Memeriksa shop drawing yang disiapkan oleh kontraktor dan memberikan
bimbingan untuk penyempurnaan. Secara pribadi melakukan inspeksi
kelapangan untuk mengetahui kesesuian pelaksanaan dengan shop drawing
yang telah disetujui. Dan membantu team leader menyiapkan alternatif desain
drainase yang terintegrasi dengan sistem jalan tol.
8. Electrical & Mecanical Engineer
Memeriksa dan membantu memberi bimbingan pada kontraktor dan
menyiapkan perubahan desain jika terjadi ketidaksesuaian.
9. Building Engineer
Mampu dan mempunyai pengalaman dalam membuat desain estetika struktur
bangunan serta menguasai desain/pengawasan arsitektur.
10. Landscape Engineer
Melakukan inventarisir kebutuhan akan ruang terbuka hijau publik dalam
sepanjang koridor jalan, jenis dan jumlah serta tanaman penutup RTH (Ruang
Terbuka Hijau), memberikan pengarahan, pengawasan dalam pembangunan
dan pemeliharaan RTH.
11. Geodetic Engineer
Mempunyai pengalaman dalam bidang pengukuran, pemetaan situasi,
memberikan titik referensi pengukuran, memonitor pelaksanaan pekerjaan
kontraktor yang berhubungan dengan koordinat dan elevasi.
12. Geotechnical Engineer
Mengevaluasi stabilitas pondasi tiang pancang pada setiap lokasi bangunan
berdasarkan data driving record dan kondisi geoteknik sebagai upaya
tercapainya mutu.

12
13. Supervisi resident Engineer
Mengikuti pengawasan mutu dan sertifikasi bulanan, baik untuk jumlah
maupun mutu serta mengikuti kemajuan fisik dan pembayaran pekerjaan
memberikan informasi kepada Chieft Resident Engineer bila terjadi
keterlambatan dan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi
akibatnya.
14. Document Contract Specialis
Document Contract Specialis bertanggung jawab untuk membantu proyek,
jika diperlukan dalam hal ini menangani perselisihan atau perbedaan
pendapat/pemahaman terhada dokumen kontrak, termasuk penyelesaian
terhadap tagihan dari kontraktor.
15. Chief Inspector
Bekerjasama dengan kontraktor untuk memecahkan masalah lapangan yang
muncul pada saat pelaksanaan dan memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan
di lapangan telah bebas utilitas.
16. Quality Engineer
Bertugas menetapkan prosedur testing sebagai standar yang digunakan serta
mengikuti dan meninjau metode tes dan membuat perubahan pada metode
sedemikian rupa sehingga menambah kehandalan kebenaran hasil tes.
17. Quantity Engineer
Menjaga semua jumlah, harga, dan memberikan laporan kepada pemimpin
proyek serta mendukung segi pembayaran, pengeluaran bulanan, dan
bertanggung jawab untuk pengaturan personil yang diperlukan, mencatat dan
menjaga melalui bawahannya langsung untuk semua kegiatan
administrasinya.
18. Strucuture inspector
Mengawasi seluruh jenis pekerjaan struktur dan membuat pelaporan setiap
hari kepada Chief inspector dengan kata lain membantu dan bertanggung
jawab kepada Chief Inspector
19. Pavement/Earthwork Inspector
Mengawasi seluruh jenis pekerjaan perkerasan dan pekerjaan tanah (galian,
timbunan, pemadatan, dll) serta membuat pelaporan setiap hari kepada Chief

13
inspector dan selalu mengawasi volume dan kualitas dari pekerjaan yang
telah dikerjakan.
20. Quantity Surveyor
Bertanggung jawab atas perhitungan baik secara rencana maupun hasil
pelaksanaan pekerjaan sehingga didapat hasil yang akurat untuk dasar
pembayaran.
21. Topo Surveyor
Bertanggung jawab atas titik refrensi dilapangan sesuai dengan pada gambar
rencana dengan ikut mengawasi pekerjaan pengukuran tanah serta melakukan
pengukuran dengan menggunakan alat sendiri dalam rangka ketelitian
pengukuran yang dilaksanakan kontraktor.
22. Utilitas / Mechanical & Inspector
Mengawasi seluruh jenis pekerjaan yang berkaitan dengan mechanical dan
electrical pada jalan tol dan pada daerah gerbang tol dan melaukan
inventarisasi terhadap segala macam perlintasan utilitas (lintasan atas dan
bawah) dan melaporkan hasilnya kepada Chief Inspector untuk diantisipasi
pada saat pelaksanaan.
23. Laboratorium Technician
Membantu mengawasi dan bertanggung jawab tentang soil, material and
pavement Engineer dalam melakukan pengujian material dilaboratorium
maupun laboratorium independent dan terhadap seluruh kegiatan batching
plant sejak penyimpanan (peralatan dan material sampai dengan produksi
termasuk pengendalian mutu hasil produksi).
24. Drafter / CAD Operator
Membantu serta bertanggung jawab dalam pembuatan gambar serta mampu
menguasai aplikasi AutoCad.
25. Office Manager
Pendukung kegiatan team leader dan seluruh tim di dalam mengkoordinasi
kegiatan yang berkaitan dengan administrasi, keuangan dan umum.

14
26. Administrasi/Sekretaris
Pendukung kegiatan Chief Resident Engineer dan seluruh tim supervisi di
dalam melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan administrasi, keuangan
dan umum.
27. Operator computer
Pendukung kegiatan Office Manager di dalam penyusunan laporan, dokumen
administrasi dan keuangan.
28. Office Boy
Membantu membersihkan dan menyiapkan semua kegiatan sehari hari
untuk keperluan kantor.
29. Satpam
Membantu menjaga dan mengamankan semua apa yang ada di kantor

2.3.1.2 Manajemen Sumberdaya Material


Untuk mencapai mutu yang telah ditetapkan oleh pemilik dan konsultan,
maka jenis sumber daya bahan bangunan/material yang digunakan dalam Paket
Pembangunan jalan tol Kertosono Mojokerto seksi II adalah sebagai berikut:
a. Tanah Timbunan
Timbunan tanah dalam pekerjaan konstruksi memiliki varian yang berbeda
beda sesuai dengan kebutuhan dan kualitas yang direncanakan. Dalam proyek
pembangunan jalan tol Kertosono Mojokerto ini digunakan beberapa jenis
material timbunan sesuai dengan fungsinya. Karena tanah asli yang akan
dijadikan akses jalan bebas hambatan di Mojokerto ini merupakan tanah lunak,
jadi diperlukan material timbunan yang dapat membuat stabilitas tanah menjadi
kuat atau sesuai dengan kebutuhan akan jalan tol ini. Material yang digunakan
ialah borrow material / material timbunan tanah biasa dan timbunan pilihan.
b. Agregat
Pada pembangunan Jalan Tol Kertosono Mojokerto seksi II terdiri dari dua
jenis Agregat yang digunakan yaitu:

15
1 Agregat halus
Agregat halus terdiri dari pecahan batuan bersih, keras, padat, tahan lama
dan tidak dicat dengan gradasi memadai dan harus bebas kotoran, debu,
lempung atau zat organik lain atau material lain yang tidak diperlukan.
2 Agregat Kasar
Agregat kasar harus terdiri dari satu atau lebih dari satu material berikut :
batu pecah, kerikil, ampas tanur tinggi, atau material lainnya yang
disetujui dengan sifat yang sama.
c. Beton Ready Mix
Untuk efektifitas pelaksanaan pengecoran, pada proyek ini menggunakan beton
ready mix dari PT. Beton Indotama Surya. Uji kuat tekan beton dilakukan
menurut Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 atau AASHTO T22 dan
23. Ketentuan yang harus diperhatikan dalam pemakaian beton ready mix:
1) Pemakaian beton ready mix harus mendapatkan persetujuan dari
pengawas.
2) Kontraktor harus bertanggung jawab penuh terhadap adukan yang disuplai,
kontinuitas pengiriman, serta menjamin keseragaman dan kualitas bahan
adukan yang harus memenuhi syarat-syarat spesifikasi.
3) Beton ready mix harus sudah dicor pada tempatnya serta waktu yang
tertentu dihitung mulai truk pengaduk berangkat dari site plan sampai
selesai.
4) Untuk mengecek mutu beton, harus mengambil sampel yang berupa
silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Kemudian dilakukan tes
yang telah disetujui oleh konsultan pengawas, dan jumlah sampel yang
diambil sesuai Peraturan Beton Indonesia.
d. Besi Tulangan
Syarat-syarat mutu dan pemasangan harus menurut dan atau disesuaikan
dengan standard-standard yang berlaku seperti ASTM (American Standard
Testing Material ). Penggunaan baja tulangan dalam pembangunan saluran
pengelak harus dapat memberikan sertifikat dari pihak pabrik baja tulangan
yang menyatakan bahwa kekuatan baja-baja tersebut sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan. Tulangan baja harus sesuai dengan spesifikasi kekuatan

16
yang diperlukan dalam pekerjaan. Baja tulangan harus disuplai dari satu
sumber dan tidak dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam
jenis baja dan harus dilakukan uji coba kekuatannya.
e. Papan Kayu
Sebagai bahan untuk bekisting dan penahan konstruksi, maka dimanfaatkanlah
papan kayu. Kayu yang digunakan harus mempunyai tekstur yang rata dan
kuat, sehingga hasil dari cor beton terlihat sempurna tanpa ada cacat seperti
retak-retak.
f. Bekisting
Sebagai bahan untuk bekisting dan penahan konstruksi, maka dimanfaatkanlah
Multipleks dan baja. Multipleks yang digunakan harus mempunyai tekstur
yang rata dan kuat, sehingga hasil dari cor beton terlihat sempurna tanpa ada
cacat seperti retak-retak. Dengan bekisting, beton akan terjaga secara kualitas
dan bentuk yang presisi. Bekisting dari Multipleks ini digunakan untuk
mencetak atau memberi bentuk pada semua konstruksi kecuali konstruksi
barrier. Untuk konstruksi barrier menggunakan bekisting dari baja.

2.3.1.3 Manajemen Sumberdaya Peralatan


Untuk kelancaran suatu proyek diperlukan kerjasama yang baik dan
ditunjang sarana dan prasarana yang memadai. Peralatan merupakan suatu sarana
atau sumber daya yang penting untuk memudahkan pelaksanaan serta efektifitas
pelaksanaan proyek itu, sehingga penyediaan dan pemilihan peralatan harus
direncanakan dengan baik faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam
penyediaan dan pengadaan peralatan antara lain:
a. Biaya, penggunaannya harus memperhatikan resiko peningkatan biaya
b. Kecepatan, penggunaannya harus memperhatikan waktu pekerjaan.
c. Kemudahan, peralatan harus mudah digunakan sehingga dengan
menggunakan peralatan yang bersangkutan dapat mempermudah setiap
pekerjaan, dan tenaga kerja yang ada mampu mengoperasikan peralatan
tersebut seoptimal mungkin.

17
Peralatan yang digunakan pada proyek pembangunan antara lain sebagai
berikut:
1. Excavator
Alat ini berfungsi sebagai alat gali. Bagian-bagian utamanya seperti : bagian
atas yang dapat berputar (revolving unit), bagian bawah untuk berpindah
tempat (travelling unit), dan bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat
diganti sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Bulldozer
Pada dasarnya, alat berat ini menggunakan traktor sebagai penggerak utama.
Disebut Bulldozer karena dilengkapi dozer attachment, dalam hal ini
attachment-nya adalah blade. Bulldozer mendorong lurus ke depan.
Beberapa fungsi dari bulldozer, meliputi :
Membersihkan medan dari kayu-kayu dan batu-batuan.
Menghamparkan tanah isian/urugan.
Pemeliharaan jalan kerja.
Bulldozer yang digunakan pada proyek ini adalah Crawler Tractor Dozer
(alat gerak dengan roda rantai), penggerak blade-nya hydraulic controlled
(kendali hidrolis), dan blade-nya menggunakan Straight Blade (S-Blade).
3. Dump Truck
Truk jenis ini digunakan sebagai alat angkut karena dapat bergerak bebas dan
cepat, kapasitasnya besar, dan biaya operasinya relatif murah. Dinamakan
dump truck karena dapat membuang muatan secara otomatis. Penumpahan
muatan (dumping) dilakukan dengan cara hidrolis yang menyebabkan bak
terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang berhadapan berputar sebagai
engsel. Dump truck yang digunakan termasuk jenis rear dump truck
(membuang muatan ke belakang).
4. Water Tank Truck
Water Tank Truck pada proyek ini digunakan untuk menyirami area proyek.
Fungsi penyiraman pada area proyek ini dimaksudkan untuk mengurangi
debu, dan juga untuk menjaga kadar air tanah yang akan dipadatkan.

18
5. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah suatu alat untuk memadatkan beton sehingga tidak
terdapat pori dalam beton atau terjadinya penggumpalan kerikil-kerikil
ditempat-tempat tertentu dan mengeluarkan gelembung udara yang terdapat
dalam beton. Syarat-syarat penggunaan vibrator menurut PBI (Peraturan
Beton Indonesia) 1971 antara lain:
Selama penggetaran, penggetar harus dimasukan dalam posisi lurus
kedalam adukan tetapi dalam keadaan tertentu boleh dimiringkan hingga
450.
Selama penggetaran, penggetar tidak boleh digetarkan arah horisontal.
Harus dijaga agar penggetar tidak mengenai tulangan, cetakan dan bagian
beton yang sudah tercetak.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh melebihi tebal dari panjang
penggetar.
Penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai tampak mulai
mengkilap di sekitar batang penggerak (air semen mulai berpisah dari
agregat).
Prinsip kerja dari concrete vibrator adalah putaran yang dihasilkan dari motor
gerak diteruskan dengan kabel baja melelui pipa karet penggetar. Untuk
mengurangi gesekan yang terjadi maka pada kabel baja, pipa karet dan batang
penggetar diberi pelumas.
6. Concrete Pump
Concrete pump adalah alat yang digunakan untuk mendistribusikan campuran
beton dari truk pengaduk ke lokasi bangunan yang akan dicor. Alat ini
merupakan salah satu pendukung dalam tahap pelaksanaan yang diperlukan
apabila lokasi cor terlalu jauh atau terlalu tinggi.
Pertimbangan menggunakan concrete pump antara lain:
1) Menjangkau posisi perkejaan yang sulit.
2) Pelaksanaan pengecoran akan lebih cepat.
3) Kontinuitas pengecoran dapat dijaga untuk menghindari keterlambatan.
4) Koordinasi antara persiapan pengecoran dan penumpahan beton lebih
mudah.

19
Alat ini bekerja dengan sistem tekanan hidraulis, namun untuk menaikan
adukan beton digunakan tekanan udara yang ditimbulkan kompresor. Untuk
mencapai tempat-tempat yang jauh menggunakan pipa-pipa yang dapat
disambung.
7. Bar Cutter
Bar cutter adalah alat yang digunakan untuk memotong tulangan yang
panjangnya telah direncanakan untuk penulangan. Cara kerja alat ini adalah
tulangan baja yang akan dipotong dimasukan kedalam celah yang didalamnya
terdapat gigi pemotong dari baja, kemudian handle ditekan kebawah sehingga
gigi pemotong mendesak dan memotong baja tersebut.
8. Bender
Alat ini secara sekilas mirip seperti alat las. Namun, bender ini digunakan
untuk memotong tulangan maupun plat bondeck sesuai ukuran yang
diinginkan Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokan
tulangan baja yang telah direncanakan panjangnya yang akan dipakai sebagai
tulangan pokok maupun begel. Ujung baja yang berdekatan dengan baja
pokok dipegang dengan menggunakan pembengkok dan dipotong.
9. Scaffolding
Pada proyek ini, scaffolding yang dibuat dari besi yang dibentuk dan
dibongkar sesuai dengan rencana atau kebutuhan proyek dan berfungsi untuk
menyangga bangunan kerja.
10. Genset
Genset adalah rangkaian mesin dan generator yang bila mana disatukan dapat
menghasilkan tenaga listrik. Genset digunakan untuk menyuplai kebutuhan
listrik pada proyek yangmudahdimobilisasi.
11. Submersible Pump
Pompa air berfungsi dalam pengambilan air (dewatering) untuk pengeboran
bored pile. Jadi diambil dari saluran drainase samping jalan tol yang sudah
dibendung, digunakan dalam proses pengeboran lalu air yang mengalir keluar
dari lubang bor dibuang ke saluran tadi.

20
12. Total Station dan Waterpass
Dalam pelaksanaan di lapangan, alat ini digunakan untuk mengecek elevasi.
Pengecekan ini disebut levelling. Hal ini berfungsi agar elevasi atau
ketinggian bangunan bisa sesuai dengan rencanan elevasi dari hitungan yang
telah dilakukan. Selain itu penggunaan waterpass dan total station adalah
untuk mengecek timbunan apakah sudah mencukupi atau belum.
13. Alat Pertukangan
Alat pertukangan ini meliputi alat-alat yang digunakan para tukang sehari-
hari dalam pengerjaan suatu pekerjaan, antara lain: gergaji, palu, cangkul,
tang, cetok dan lain-lain.

2.3.2 Manajemen Biaya


Manajemen biaya meliputi proses-proses yang diperlukan untuk
menjamin agar anggaran biaya yang telah disetujui cukup untuk menyelesaikan
semua pekerjaan dalam lingkup proyek. Manajemen biaya proyek mencakup
proses-proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek ini seleseai dalam
anggaran yang disetujui. Proses-proses dalam manajemen biaya meliputi :
a. Estimasi biaya : mengembangkan perkiraan atau estimasi biaya sumber daya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah proyek;
b. Penganggaran (budgeting) biaya : alokasi istimewa biaya keseluruhan untuk
item pekerjaan individu untuk menetapkan data dasar untuk mengukur kinerja;
c. Pengendalian biaya : pengendalian perubahan anggaran proyek.
Dalam proyek pembangunan Jalan Tol Kertosono Mojokerto Seksi II
Jawa Timur manajemen biaya yang dilaksanakan pada proyek ini berpacu kepada
spesifikasi dan ketentuan yang telah diterbitkan oleh owner atau pemilik proyek
dimana seluruh biaya yang dikeluarkan sesuai dengan isi kontrak.

2.3.3 Manajemen Mutu


Pada proyek konstruksi, ada tiga proses yang harus dilakukan untuk
mendapatkan mutu yang baik. Ini adalah syarat yang harus dilakukan dalam
memanajemen mutu dalam suatu proyek. Adapun ketiga proses mutu tersebut
adalah perencanaan mutu (Quality Planning), pengendalian mutu (Quality

21
Control), dan penjaminan mutu (Quality Assurance). Ketiga proses ini dilakukan
dalam suatu manajemen proyek agar proyek tersebut menghasilkan mutu yang
baik. Pengendalian dan penjaminan mutu dilaksanakan pada tahap desain. Hal ini
tidak berarti bahwa pada tahap pelaksanaan proses perencanaan mutu tidak
mempengaruhi tahap pelaksanaan. Jika proses perencanaan mutu pada tahap
desain tidak dilakukan dengan baik, maka akan ikut mempengaruhi mutu pada
tahap pelaksanaan.
Pengaruh pelaksanaan manajemen mutu pada tahap pelaksanaan
konstruksi:
1. Perubahan desain pada tahap pelaksanaan jarang terjadi;
2. Adanya pengawasan dan pengendalian pada tahap pelaksanaan; dan
3. Koordinasi terjadi dengan baik antara pihak yang terlibat
Penggunaan manajemen mutu memberikan manfaat pada tahap
pelaksanaan. Manfaat tersebut adalah perubahan desain pada tahap pelaksanaan
jarang terjadi, adanya pengawasan dan pengendalian pada tahap pelaksanaan, dan
koordinasi terjadi dengan baik antara pihak yang terlibat. Untuk meningkatkan
kualitas pada tahap pelaksanaan, maka manajemen mutu (quality plan, quality
assurance, dan quality control) harus makin ditingkatkan. Prosedur Pengendalian
Mutu yang diterapkan sebagai berikut:
a) Pengecekan Data Survey
b) Request
Request merupakan dokumen pembuka arsip suatu kegiatan yang diajukan
oleh kontraktor kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan
disetujuioleh Pemberi Tugas sebagai permohonan sebelum melaksanakan
pekerjaan di lapangan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan:
Agar setiap pekerjaan kontraktor dapat diawaasi dan dimonitor oleh
konsultan pengawas
Agar hasil pekerjaan kontraktor dapat dipertanggungjawabkan dan tepat
mutu, kuantitas dan sesuai rencana
Kontraktor bekerja harus mengikuti prosedur yang sudah ditentukan
sesuai dokumen kontrak dan spesifikasi teknis
Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

22
c) Pemeriksaan Material
Sumber material (quarry) dan bahan mentah yang akan digunakan pada
pembangunan harus melalui tahap pengujian awal. Dengan ditentukannya
quarry pada suatu lokasi tertentu diharapkan dapat mempermudah dalam
pelaksanaan pekerjaan, efisiensi waktu dan biaya, mempermudah
pemeriksaan material harianatau periodik dan perkiraan volume material.
Selain itu pengujian material dilakukan agar material yang akan dipergunakan
dapat dipertanggungjawabkan dalam segi faktor kekerasan, keawetan,
kebersihan, dan lain-lain sesuai dengan syarat yang tercantum dalam
spesifikasi teknik.
d) Pengujian Bahan Olahan dan Bahan Jadi
Pengujian ini dilakukan untuk mencapai keseragaman mutu hasil
pekerjaan.Sehingga hasil pekerjaan tepat mutu sesuai dengan yang
diisyaratkan. Selain itu mengefisiensikan waktu pelaksanaan pekerjaan di
lapangan karena kesalahan-kesalahan akibat mutu bahan yang tidak sesuai
dapat dihindari.
e) Laporan Ketidaksesuaian
Yang dimaksud dengan laporan ketidaksesuaian adalah laporan yang dibuat
oleh konsultan selaku staf pemberi tugas kepada pemberi tugas mengenai
ketidaksesuaian suatu jenis pekerjaan dilapangan baik mengenai mutu bahan,
volume pekerjaan maupun penampilan hasil pekerjaan. Hal ini dilaporkan
mmenggunakan formulir laporan ketidaksesuaian.
f) Pemeriksaan Mutu Pelaksanaan
Pemeriksaan mutu lapangan dilakukan untuk setiap jenis pekerjaan sesuai
dengan prosedurnya masing-masing.
Adapun prosedur pemeriksaan mutu pelaksanaan adalah:
Minimal 24 jam sebelum pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus
mengajukan request untuk setiap pekerjaan yang akan dilakukan.
Konsultan dan staf pemberi tugas lapangan akan mengecek
kesiapankontraktor mengenai kesiapan pelaksanaan untuk masing-
masing jenis pekerjaan

23
Hasil evaluasi lapangan secepatnya direkomendasikan atau ditolak untuk
dilengkapi kembali
Pemberi tugas menyetujui pelaksanaan pekerjaan setelah mendapat
rekomendasi dari pengawas.

2.3.4 Manajemen Waktu


Manajemen waktu merupakan cara mengatur waktu pelaksanaan proyek
agar proyek tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Dalam Proyek Jalan Tol Kertosono Mojokerto Seksi II Jawa Timur, waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaanyang dimulai dari tanggal 12
Juli tahun 2010 hingga Desember tahun 2011. Untuk memonitor seluruh lingkup
pekerjaan agar tepat waktu maka dibuatlah time schedule dalam bentuk kurva S.
Dalam pelaksanaannya, waktu yang telah dijadwalkan tidak selalu sesuai dengan
apa yang direncanakan. Sehingga akan mengalami percepatan maupun
perlambatan.Namun jangka waktu yang telah ditentukan mengalami beberapa kali
perubahan dikarenakan adanya lahan yang sulit dan belum bebas sehingga
menghambat pekerjaan dan yang menyebabkan addendum kontrak.

2.3.5 Manajemen K3
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari
sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan,
tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan
bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan
kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian resiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
Untuk menjamin minimnya angka kecelakaan selama proyek konstruksi,
PT. Hutama Karya Infrastruktur menggunakan standart sistem manajemen
kualitas international. Peraturan yang dipakai dan diterapkan yaitu:
a) ISO 9001 2008;
b) OHSAS 18001 2007;
c) ISO 14001 2004;

24
d) Technical Specification Of The Project;
e) Safety Target Of PT. Hutama Karya Infrastruktur; dan
f) Safety Management
Untuk menerapkan peraturan yang digunakan sebagai acuan maka
keluarlah program kerja K3 proyek yang diterapkan, antara lain sebagai berikut:
1. Perencanaan
K3 Perencanaan K3 dilakukan dengan membuat SHE Plan sebagai acuan
pelaksanaan K3 di proyek
2. Target
Dari Perencanaan K3 diatas diharapkan dalam pelaksananaan proyek tercapai
target Zero Accident atau tidak terjadi kecelakaan kerja.
3. Safety Induction
Safety Induction bertujuan untuk mengenalkan kepada para pekerja baru dan
mahasiswa PKL tentang kegiatan yang harus dilakukan selama di proyek.
4. Safety Morning Talk
Safety Morning Talk merupakan kegiatan pengarahan pentingnya K3 didalam
proyek yang dilakukan setiap hari Kamis.
5. Toolbox Meeting
Toolbox Meeting merupakan kegiatan yang dilaksanakan dengan
mengumpulkan para pekerja untuk membahas pekerjaan yang akan dilakukan
diproyek.
6. Safety Meeting
Safety Meeting yaitu rapat untuk membahas permasalahan yang ada di dalam
proyek.
7. Safety Patrol
Safety Patrol merupakan kegiatan monitoring yang dilakukan untuk melihat
pelaksanaan K3 di proyek.
8. Inspeksi Kesehatan Pekerja
Inspeksi Kesehatan Pekerja adalah kegiatan untuk memeriksa kesehatan
pekerja di proyek.

25
9. Audit
Audit dilakukan guna mengukur kepatuhan penerapan dan pelaksanaan K3 di
proyek.

2.3.6 Manejemen Kontrak


Untuk melaksanakan suatu pekerjaan proyek pembangunan antara
pemilik proyek dengan kontraktor pelaksana diadakan kontrak secara tertulis
dengan surat perjanjian kerja. Pada pembangunan Proyek Jalan Tol Kertosono
Mojokerto Seksi II ini yang dipakai adalah sistem Modified Turn Key, yaitu
Kontrak terima jadi adalah kontrak pengadaan barang/jasa pemborong atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga
pasti dan tetap sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan dan jaringan utama
maupun penunjangannya berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja
yang telah di terapkan.
Karena sistem kontraknya adalah Modified Turn Key jadi dalam
penagihannya harus dilakukan opnam terlebih dahulu akan pekerjaan yang
dilaksanakan, hasil dari opnam pekerjaan tersebut lalu diolah dan dirubah
kesatuan pekerjaan yang kemudian dijadikan dalam biaya tagihan pekerjaan.
Harga - harga satuan tersebut sudah mencakup biaya pelaksanaan pekerjaan,
keuntungan, dan biaya lain, seperti mobilitas, operasi peralatan, penyediaan
akomodasi di lapangan, biaya penjagaan dan lain sebagainya.

2.3.7 Sistem Informasi Manajemen


Sistem informasi manajemen berguna untuk meriwayatkan dan
melaporkan segala kejadian yang terjadi selama proyek berlangsung. Sistem ini
juga berfungsi untuk para atasan dan owner memonitor kemajuan dan aliran dana
yang terjadi. Dengan demikian harapan proyek yang tepat biaya, mutu dan , waktu
dapat terkontrol dan terlaksana dengan baik.
1. Preliminary / Inception Report
Memberikan penjelasan tentang langkah langkah awal yang sudah
dilasanakan sejalan dengan metode pelaksanaan yang diajukan dan upaya lain

26
yang diperlukan untuk pencapaian pekerjaan, akan timbul dan langkah-langkah
yang diambil sebagai tindak lanjut penyelesaian permasalahan tersebut.
2. Detailed Work Methode Konsultan
Menguraikan semua aspek perkejaan yang diperlukan dalam upaya pecapaian
pekerjaan yang dituangkan dalam prosedur kerja standar. Serta menetapkan
garis komunikasi antara anggota tim proyek konsultan dan pihak yang terkait
seperti kontraktor dan pemberi pekerjaan, untuk harus segera dikeluarka
setelah dimulainya proyek.
3. Monthly Report / Laporan Bulanan
Memberikan penjelasan tentang status terakhir proyek, perkiraan
perkembangan dari bagian proyek yang masih dan catatan sejarah
perkembangan proyek, laporan ini memberikan tinjauan tentang situasi
keuangan, isi lingkungan dan ringkasan jadwal yang menggambarkan jadwal
dasar dan perkiraan saat ini, termasuk perkiraan terbaik hasil akhir. Lapora
bulanan selambat lambatnya diserahkan tanggal 5.
4. Draft Final Report / Konsep Laporan Akhir
Pada akhir pelaksanaan pekerjaan konsultan membuat dan menyerahkan
laporan akhir yang berisikan seluruh kegiatan termasuk perubahan-perubahan
yang terjadi selama perkerjaan.
5. Final Report / Laporan akhir
Laporan hasil penyempurnaan dari konsep laporan akhir dengan memprhatikan
masukan-masukan pada saat presentasi hasil akhir, konsultan memasukkan
temuan temuan penting yang mempengaruhi dan menghambat kelancaran
pekerjaan konstruksi tol Mojokerto Kertosono,
6. Excutive Summary Report
Merupakan ringkasan dari hal hal penting pekerjaan konsultan pada
pelaksanaan pembangunan tol Mojokerto Kertosono.

2.4 Metode Pelaksanaan


Pelaksanan konstruksi jalan tol Kertosono - Mojokerto ini dilaksanakan
bertahap sesuai dengan kondisi tanah yang sudah bebas atau lahan yang siap kerja.
Hingga saat ini masih terdapat beberapa lahan yang belum bebas atau belum bisa

27
dikerjakan. Pekerjaan dilapangan dibagi segment dalam pelaksanaannya dan
dikerjakan oleh beberapa subkontraktor yang telah ditugaskan oleh PT.Hutama
Karya Infrastruktur. Metode cor yang digunakan ialah metode konvensional yaitu
cor insitu kecuali gorong gorong, tiang pancang, girder dan diafragma. Tahapan
dalam melaksanakan pembangunan jalan tol Kertosono Mojokerto seksi II untuk
lahan yang sudah siap dikerjakan ialah sebagai berikut.

2.4.1 Tahap Persiapan


Lahan yang siap dikerjakan dilakukan persiapan lahan untuk pekerjaan
dasarnya. Pekerjaan persiapan lahan meliputi pembersihan lahan, pembuatan jalan
akses untuk mobilisasi SDM, peralatan, dan bahan material, penyediaan sarana
listrik, dan rambu peringatan atau rambu proyek.

2.4.2 Tahap Pekerjaan Tanah


Lahan yang sudah dibersihkan dilanjutkan dalam pekerjaan tanah yakni
cutting and fill tanah yang belum sesuai dengan gambar rencana dan selalu diukur
tebal lapis per lapisnya setiap kali pemadatan serta diuji kepadatannya. Material
yang digunakan untuk timbunan ialah borrow material yang diambil dari quarry
yang telah ditentukan. Dan juga terdapat beberapa material pilihan untuk
timbunan tertentu.

2.4.3 Tahap Lantai Kerja


Lantai kerja atau lean concrete merupakan lapisan beton bermutu rendah
yakni beton kelas E atau K - 125 dengan ketebalan 10cm (ditentukan). Fungsi dari
LC atau lean concrete ini adalah sebagai cetakan atau bekisting bagian bawah
yang bersifat permanen, perata permukaan dan sebagai penaham rembesan air.

2.4.4 Tahap Pembesian


Kegiatan perakitan pembesian ini dilakukan ditempat atau insitu, namun
dalam pembentukannya dilakukan ditempat fabrikasi yang ditentukan oleh
kontraktor pelaksana. Perakitan harus sesuai dengan gambar rencana atau shop
drawing yang meliputi jumlah besi, panjang besi, dan jarak antar besi.

28
2.4.5 Tahap Bekesting
Bekisting merupakan suatu konstruksi sementara yang digunakan untuk
menahan beton selama dituangkan dan memberi bentuk pada beton sesuai yang
diinginkan. Pekerjaan bekisting ini baru dapat dilaksanakan setelah ada inspeksi
dari kontraktor, konsultan dan owner mengenai spesifikasi yang diisyaratan. Jika
hasil dari inspeksi sudah sesuai dengan persyaratan pada spesifikasi maka
pekerjaan bekisting dapat dilaksanakan dan siap untuk dicor.

2.4.6 Tahap Pengecoran


Pengecoran dilakukan secara konvensional yakni dilakukan ditempat atau
insitu yang diangkut oleh agigator truck dengan mutu beton yang berbeda beda
sesuai dengan fungsi beton tersebut. Mutu beton yang digunakandidalam
pembangunan jalan tol Kertosono Mojokerto seksi II ialah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Kelas - Beton
Kuat Rencana
Kelas Kegunaan
(Mpa)
- Segmental prestressed concrete box girders
- Prestressed concrete pile.
- Precast prestressed conrete box girders.
A1 45
- Precast prestressed conrete I - girders.
- Precast prestressed concrete U - girders.
- Precast prestressedconcrete hollow core slab units
- Prestressed concrete box girders.
A2 45 - Prestressed concrete hollow slabs, beam and columns
of portal pier.
- Rainforced concrete slab bridges.
- Rainforced concrete deck slabs.
- Diapraghma I - girder bridges.
B1 30
- Reinforced concrete cantilever pier heads and
columns pier.
- Reinforced concrete hollow slab.

29
- Precast concrete piles.
B2 30 - Cast - in place reinforces concrete piles.
- Abutments, pondasi pier dinding penahan tanah ( beton
bertulang )
C-1 25
- Piers untuk jembatan.
- Box culverts ( termasuk dinding sayap/wing walls )

- Approach slabs.
- Precast concrete side ditch.
C2 25
- Reinforced concrete frames.
- Kerb ( bertulang ) dan precast plates untuk slab.
- Tangga jembatan penyebrangan.
C2 25 - Reinforced concrete trences.
- Planting boxes.
- Dinding penahan tanah tipe gravitasi.
D 15 - Concrete foot paths, kerb ( tidak bertulang ).
- Head walls, penopang gorong-gorong pipa.
- Levelling concrete, backfill concret pada stone
E 10 masonry.
- Dasar, haunch dan sekitar gorong - gorong pipa.
AA 50 - Prestressed concrete spun piles.
P 5*) - Concrete pavement.

2.4.7 Tahap Perawatan


Setelah beton mencapai umur perkerasannya maka bekisting siap untuk
dilepas. Umur pelepasan bekisting berbeda beda tergantung fungsi beton yang
dicetak tersebut. Setelah bekisting dilepas maka dilakukan perawatan terhadap
suhu dan kekuatan atau keutuhan beton tersebut. Dalam perawatan suhu. Beton di
berikan air agar tidak terlalu panas dan membuat retakan atau menyusut.

30
2.4.8 Tahap Finishing
Setelah konstruksi selesai maka dilakukan finishing agar konstruksi
tersebut dapat terlihat menarik dan dapat memberikan kesan estetika pada
konstruksi jalan tol Kertosono Mojokerto tersebut.

31
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Metode Kerja Pekerjaan Box Tunnel


Selama Praktek Kerja Lapangan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai
pelaksana. Pada proyek pembangunan PROYEK PEMBANGUNAN JALAN
TOL KERTOSONO - MOJOKERTO SESI II RUAS SS.JOMBANG
SS.MOJOKERTO, kegiatan yang dilakukan adalah mengamati dan mempelajari
tentang pekerjaan Box Tunnel sta. 17+720.
Box Tunnel adalah struktur beton bertulang berbentuk segi empat yang
melintang di bawah jalan tol dan memiliki fungsi sebagai jalan akses bagi
masyarakat. Box Tunnel mengakomodasi akses jalan didesa Kedungmlati.
Pembuatan Box Tunnel merupakan upaya untuk mempermudah jalan akses bagi
masyarakat akibat dari pembangunan proyek Jalan Tol Jombang-Mojokerto ini.
Untuk lebih memahami tentang Box Tunnel dari segi pelaksanaannya,
berikut akan dijelaskan tentang metode kerja pekerjaan Box Tunnel serta
beberapa metode pengukuran yang digunakan dalam pekerjaan Box Tunnel.

3.1.1 Persiapan
Pada Tahap persiapan ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan yaitu
sebagai berikut:
a) Survey
1. Survey Lokasi
Tahap paling awal dari pekerjaan adalah survey lokasi untuk mendata
kondisi lingkungan dan mengumpulkan semua data baik berupa
foto,data pengukuran elevasi, koordinat, situasi existing jalan dan
kondisi social di lingkungan pekerjaan.
2. Survey Jalan Akses Warga
Survey ini dimaksudkan agar pada saat pembangunan Box Tunnel, warga
masih tetap bisa mengakses jalan tersebut. Hal yang harus diperhatikan
pada saat survey untuk jalan akses warga adalah tidak mengalihkan jalan
terlalu jauh dari jalan yang biasanya dipergunakan oleh warga.

32
b) Pengukuran
Pengukuran meliputi data long section, cross section, dan situasi dari pada
jalan existing. Data elevasi digunakan untuk pembuatan shop
drawing/gambar rencana. Sehingga, di dalam shop drawing dapat dilihat
kondisi aktual yang ada. Alat pengukuran yang digunakan dalam survey
adalah Total Station.

Gambar3.1 Pengukuran
c) Persiapan Bahan, Tenaga Kerja, dan Alat
1. Persiapan Bahan Material
Material yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari pemberi tugas dan memenuhi spesifikasi. Jenis material
yang digunakan antara lain:
Beton Ready Mix
Besi Beton Polos & Ulir
Curing Compound (jika diperlukan)
Karung Goni
Pasir timbunan
2. Persiapan Alat
Peralatan yang diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan Box
Tunnel antara lain:
Perlengkapan bekisting
Bar cutter dan bar bender (pembesian)
Concrete vibrator
Concrete pump

33
Truck mixer/Molen
Excavator
Dump truck
Scaffolding
Waterpass
Meteran
Alat Test Slump dan Cetakan Benda Uji

3.1.2 Pelaksanaan
a) Clearing dan Grubbing
Lokasi Subgrade atau tanah dasar disiapkan dengan melaksanakan pekerjaan
clearing dan grubbing dan apabila tanah dasar tidak baik (unsuitable
material) harus digali terlebih dahulu lalu ditimbun dengan material pasir
batu (sirtu) dan dipadatkan layer per layer sesuai spesifikasi (replacement).

Gambar3.2 Clearing dan Grubbing


b) Galian
Pelaksanaan galian menggunakan excavator Pc 200 dengan kapasitas bucket
0,8 m3. Menurut beberapa referensi dari persewaan alat berat, waktu untuk
cycle time alat ini adalah gali 12 detik, swing 2 x 5 detik, dumping 6 detik.
Jadi untuk satu siklus membutuhkan waktu 28 detik dengan faktor bucket 0,9
dan efisiensi 0,78. Untuk galian yang ditujukan sebagai perbaikan tanah dasar
dalam konstruksi ini digali dengan ukuran 0,5 x 4 x 50 m atau 100m3. Tanah

34
sisa galian dibuang di sisi konstruksi. Dengan demikian waktu yang
diperlukan excavator untuk menggali tanah ini adalah :
(Volume) : (kapasitas bucket) x (faktor bucket) x (efisiensi) x (cycle time)
100 m3 : 0,8 m3 x 0,9 x 0,78 x 28 detik = 2475 detik 41 menit

Gambar3.3 Galian
c) Timbunan / Perbaikan Tanah Dasar (Replacement)
Tanah yang telah digali diberi Geotextile atau yang dikenal dengan filter
fabrics, adalah sebuah bahan geosintetik yang tidak tembus air. Bahan ini
dipilih karena berfungsi sebagai separator, proteksi, penyaring dan
perkuatan. Saat ini bahan ini sangat popular di dunia konstruksi khususnya
untuk pembangunan jalan diatas tanah yang lunak. Karena lokasi konstruksi
jalan tol ini membelah persawahan, maka sangat diperlukan geotextile untuk
melindungi tanah dasar dari genangan air yang ada di persawahan. Bentuk
dari geotextile berupa lembaran kain yang dianyam berupa serat-serat
polimer yang memiliki sifat permeable. Fungsi geotextile yang diharapkan
disini adalah sebagai pemisah untuk mencegah dua tanah yang berbeda
tercampur mengingat jenis tanah lempung persawahan tidak baik bagi
pondasi konstruksi. Untuk konstruksi Box Tunnel ini, geotextile di hampar
selebar 5 m dengan panjang 50 m. Sedangkan geotextile sesuai dengan
spesifikasi teknis yang tersedia dipasaran Woven GT-200-Gr(200gram)
berukuran 5 x 150 meter. Jadi 1 roll geotextile sudah cukup untuk konstruksi
ini dengan catatan menyambung untuk lebarnya dengan pemberian overlap.
Kemudian diberi tanah sirtu diatasnya. Kebutuhan tanah sirtu adalah 2 x 0,2
x 4 x 50 = 80 m3 dengan faktor swelling yang sudah disepakati 1,3 maka
dibutuhkan tanah 104 m3. Truk yang digunakan untuk memuat tanah
timbunan memiliki kapasitas 6 m3, maka dibutuhkan sebanyak 18 rit truk.

35
Berhubung jumlah truk yang dipakai dalam proyek ini melebihi 18 unit dan
system kontrak per-rit kepada sub-cont truk, maka tidak perlu
diperhitungkan waktu cycle time. Perataan tanah menggunakan dozer
KOMATSU d65 dengan kapasitas produksi 185 m3 per jam. Maka perataan
tanah ini hanya sekitar 34 menit. Pemadatan tanah menggunakan Vibro roller
sebanyak 6 lintasan 2 lajur 2 lapis sepanjang 50 m. maka total panjang
lintasan 1200 m atau 1,2 km. Untuk pemadatan dengan getar, kecepatan rata-
rata yang dipakai adalah 5 km/jam. Maka waktu yang dibutuhkan untuk
pemadatan adalah 14,4 menit.

Gambar3.4 Penggelaran Geotextile

Gambar3.5 Timbunan Tanah Sirtu

36
Gambar3.6 Pemadatan
d) Pembuatan Lantai Kerja
Pada pembuatan lantai kerja, tebal lantai kerja yang digunakan adalah 10 cm
dengan mutu beton Kelas E. Volume pekerjaan lantai kerja atau biasa
disebut lean concrete adalah 0,1 x 3,7 x 37,47 = 13,86 m3. Oleh karena itu
dibutuhkan kurang lebih 3 rit truck mixer untuk mensuplai beton pekerjaan
lean concrete ini. Pekerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan ini adalah 3
pekerja untuk mengankut hollow dan menghampar beton yang dituang oleh
truck mixer, 2 tukang untuk memasang hollow dan meratakan serta
menghaluskan permukaan beton, dan 1 mandor untuk mengawasi jalannya
kerja dan mengawal kelancaran kerja.
Adapun tahapan dalam pembuatan lantai kerja, yaitu:
1. Elevasi acuan lantai kerja dipasang terlebih dahulu sesuai dengan lebar,
panjang dan tebal yang telah ditentukan. Pada pembuatan acuan lantai
kerja, elevasi harus dimonitor dengan alat ukur sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan.
2. Setelah acuan lantai kerja selesai dibuat, kemudian mortar/beton
dituangkan dan diratakan dengan menggunakan besi hollow.

37
Gambar3.7 Pemasangan Acuan Lantai Kerja

Gambar3.8 Pembuatan Lantai Kerja

38
e) Pekerjaan Bottom Slab

Gambar 3.9 BottomSlab


1. Pembesian
Besi yang digunakan adalah besi ulir dengan diameter D13, D16, D19,
dan D22 yang mutunya disesuaikan dengan spesifikasi. Diameter besi
dan jarak pemasangan besi disesuaikan dengan shop drawing. Jika telah
terpasang, cek kembali besi apakah pemasangannya telah sesuai dengan
shop drawing.

Gambar 3.10 Pembesian

39
2. Bekisting
Setelah pemasangan besi selesai dilakukan, pemasangan bekisting baru
dapat dilakukan. Pada saat pemasangan bekisting harus dilakukan penge-
cekan terhadap dimensi, ketinggian, dan kekuatan penyangga. Bekisting
berfungsi sebagai cetakan beton. Bekisting harus kuat pada saat dilakukan
penuangan adukan beton.

Gambar 3.11 Bekisting


3. Pengecoran
Pengecoran untuk pekerjaan bottom slab terdiri dari dua bagian, yaitu:
pengecoran pelat lantai dasar sampai dengan camber. Pekerjaan penge-
coran dilaksanakan secara bertahap. Pada masing-masing tahap beton
dituangkan sedikit demi sedikit, kemudian dilakukan pemadatan dengan
menggunakan vibrator. Fungsi pemadatan beton adalah untuk
menghilangkan gelembung udara yang ada diantara tulangan dan
beton. Beton yang digunakan adalah beton ready mix dengan mutu
beton Kelas C (K-250 dengan kuat tekan minimum 21 MPa). Peralatan
yang digunakan adalah truck mixer dan concrete pump. Pengecoran harus
dilakukan secara hati-hati dan kontinyu. Interval pengecoran tidak boleh
melebihi 30 menit, slump minimum dan maksimum dari beton harus
berkisar 10 cm 2,00 cm. Adapun tahapan-tahapan dalam pengecoran,
yaitu:

40
a. Pengecekan terakhir (checklist) terhadap pembesian dan pemasangan
bekisting.
b. Pembersihan lantai kerja dari kotoran, lumpur, dan air.
c. Pada saat truck mixer datang, dilakukan pengetesan slump beton dan
pengambilan benda uji sesuai dengan spesifikasi. Jika slump tidak
memenuhi, beton dibuang dan diganti dengan yang baru.
d. Pengecoran bottom slab dilakukan dengan menggunakan concrete
pump. Concrete pump yang telah tersambung dengan truck mixer
kemudian diarahkan pada bagian yang akan dicor dan dilakukan
penuangan beton.
e. Dilakukan pemadatan dengan menggunakan vibrator. Pada saat
pemadatan, vibrator tidak boleh mengenai besi tulangan. Bagian yang
telah dicor harus segera dipadatkan agar tidak cepat mengeras.
f. Beton yang telah dituang kemudian dirapikan atau dihaluskan
permukaannya.

Gambar 3.12 Pengecoran

41
Gambar 3.13 Pemadatan
4. Perawatan (curing) Beton
Curing adalah proses menjaga kondisi kadar air dalam beton agar tidak
menguap selama proses pengerasan. Setelah beton mencapai setting time
6-8jam, dilakukan proses curing dengan menggunakan karung goni
yang dibasahi dan dirawat selama 7 hari berturut-turut. Jika umur beton
sudah memenuhi umur rencana, maka bekisting dapat dilepas dan
memulai pekerjaan tahap berikutnya.
f) Pekerjaan Dinding Tahap 1

Gambar 3.14 Pekerjaan Dinding Tahap 1

42
1. Pembesian
Pemasangan besi dinding sama dengan pada saat pemasangan besi
bottom slab. Diameter dan jarak pemasangan besi disesuaikan dengan
gambar kerja.
2. Bekisting
3. Pengecoran
Pekerjaan pengecoran dinding tahap 1 dilakukan dalam beberapa
segmen. Hal ini bertujuan agar pada saat pengecoran tidak terjadi
segregasi dan deletasi. Tahapan yang dilakukan dalam pengecoran
dinding tahap1sama dengan tahapan pengecoran pada bottom slab.
4. Perawatan (curing) beton
g) Pekerjaan Dinding Tahap 2 dan Deck Slab

Gambar 3.15 Pekerjaan DindingTahap 2 dan Deck Slab


1. Pembesian dinding
2. Pemasangan bekisting dinding
3. Pemasangan perancah (scaffolding)
Pemasangan scaffolding bertujuan untuk membantu pekerja pada saat
melaksanakan pekerjaan yang tidak dapat dijangkau oleh pekerja.

43
Gambar 3.16 Pemasangan Scaffolding
4. Pemasangan bekisting lantai
5. Pembesian lantai
6. Pengecoran
h) Pekerjaan Wing Wall

Gambar 3.17 Wing Wall Sisi Kiri


Wing wall merupakan suatu dinding yang didesain untuk membantu
menahan tanah timbunan. Dalam Box Tunnel, wingwall juga digunakan
sebagai pengarah keluar masuknya traffic. Tahapan pekerjaan wing wall
yaitu:

44
1. Galian

Gambar 3.18 Galian


2. Timbunan/replacement (Sirtu)

Gambar 3.19 Replacement Setelah Dipadatkan


3. Pembuatan lantai kerja

Gambar 3.20 Lantai Kerja

45
4. Pembesian footing

Gambar 3.21 Pembesian Footing


5. Bekisting

Gambar 3.22 Bekisting


6. Pengecoran

Gambar 3.23 Penggecoran

46
7. Pembesian wall

Gambar 3.24 Pembesian Wall


8. Bekisting wall

Gambar 3.25 Bekisting Wall


9. Pengecoran wall
10.Perawatan (curing) beton

3.2 Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu ditujukan agar kualitas barang yang dihasilkan sealu
tetap terjaga mutu dan kualitasnya demi mencapai kepuasan pelanggan atau
pemilik proyek. Untuk mencapai mutu yang diinginkan terdapat beberapa
prosedur yang dilakukan sepanjang proyek.

47
1. Uji Slump
a) Dasar Teori
Uji slump adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan
konsistensi / kekakuan dari campuran beton. Kekakuan dalam suatu
campuran beton menunjukkan berapa banyak air yang digunakan. Untuk
itu uji slump menunjukkan apakah campuran beton kekurangan,
kelebihan, atau cukup air. Campuran beton yang terlalu cair akan
menyebabkan mutu beton rendah, dan lama mengering. Sedangkan
campuran beton yang terlalu kering akan menyebabkan adukan tidak bisa
merata dan sulit untuk dicetak. Untuk mengetahui nilai, maka dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
Nilai Slump =Tinggi cetakan Tinggi rata-rata benda uji
b) Alat dan Bahan
Alat
1. Cetakan yang berupa corong kerucut dengan diameter dasar
20cm, diameter atas 10cm, dan tinggi 30cm (bagian atas dan bawah
cetakan terbuka).
2. Tongkat pemadat.
3. Pelat logam dengan permukaan yang rata dan kedap air.
4. Sendok spesi / cetok.
5. Penggaris / meteran.
Bahan
Beton segar untuk pekerjaan Box Tunnel yang diambil pada saat truck
mixer tiba di lokasi.
c) Prosedur Pengujian
1. Cetakan kerucut dan pelat dibasahi dengan kain basah.
2. Cetakan kerucut diletakkan di atas pelat.
3. Cetakan kerucut diisi dengan beton hingga 1/3 tinggi cetakan kerucut
dan kemudian dipadatkan dengan tongkat pemadat hingga merata.
Pada bagian bawah cetakan, cara memadatkannya dengan
memiringkan tongkat pemadat. Pastikan pada saat memadatkan
tongkat menyentuh dasar.

48
4. Isi 1/3 bagian berikutnya sehingga cetakan kerucut terisi hingga 2/3
tinggi cetakan kerucut dan lakukan hal yang sama seperti tahapan pada
nomor 3. Pastikan tongkat pemadat menyentuh lapisan pertama.
5. Isi 1/3 bagian terakhir dan lakukan hal yang sama seperti tahapan pada
nomor 4.
6. Setelah selesai dipadatkan, ratakan permukaan benda uji dengan
tongkat pemadat, tunggu selama menit dan bersihkan kelebihan
beton yang ada diluar cetakan dan pelat.
7. Cetakan kerucut diangkat perlahan tegak lurus ke atas.
8. Balikkan cetakan kerucut dan letakkan disamping benda uji.
9. Ukur nilai slump dengan menggunakan perbedaan tinggi rata-rata dari
benda uji.

Gambar 3.26 Uji Slump


2. Pembuatan Benda Uji Kuat Tekan Beton
a) Alat dan Bahan
Alat
1. Cetakan silinder.
2. Concrete vibrator.
3. Sendok spesi / cetok.
Bahan
Beton segar untuk pekerjaan Box Tunnel yang diambil pada saat truck
mixer tiba dilokasi.
b) Prosedur
1. Cetakan silinder dibasahi dengan kain basah.

49
2. Pengisian beton dilakukan menjadi tiga lapis. Setiap 1/3 tinggi cetakan
silinder diisi dengan beton hingga penuh. Setiap lapis dipadatkan
dengan menggunakan concrete vibrator hingga merata.
3. Setelah selesai dipadatkan, permukaan benda uji diratakan dengan
cetok.

Gambar 3.27 Pembuatan Benda Uji


3. Uji Kuat Tekan Beton
a) Dasar Teori
Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan
tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan. Hasil dari pengujian kuat
tekan beton dapat digunakan dalam pekerjaan perencanaan campuran
beton dan pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pekerjaan
pembetonan. Dalam proyek ini, benda uji yang digunakan adalah benda
uji yang berbentuk silinder dengan umur rencana 28 hari.
b) Alatdan Bahan
Alat
Mesin penguji kuat tekan beton.
Bahan
Benda uji berbentuk silinder.
Pada uji kuat tekan ini, benda uji diambil dari hasil pembuatan benda uji
yang telah dicuring selama 7 hari dan kemudian dilapisi dengan mortar
belerang.

50
c) Prosedur Pengujian
1. Benda uji berbentuk silinder yang telah dilapisi dengan mortar
belerang diambil dan ditimbang berat benda uji serta ukuran benda uji.
2. Benda uji diletakkan diatas mesin tekan secara sentris.
3. Jalankan mesin tekan dengan penambahan beban yang konstan
berkisar antara 2 sampai 4 kg/cm 2 per detik.
4. Pembebanan benda uji dilakukan sampai benda uji menjadi hancur
dan kemudian catatlah beban maksimum yang terjadi selama pengujian.

3.3 Perhitungan Volume


Dalam pekerjaan Box Tunnel ini ada beberapa item pekerjaan seperti
pembersihan lahan, pemasangan bowplank, pemadatan tanah, beton rabat(lantai
kerja), pembesian, pengecoran, dan lain-lain. Namun dalam laporan ini hanya
menghitung volume pembesian dan pengecoran.

3.3.1 Volume Pembesian


Untuk perhitungan volume pembesian, pada hasil akhir yang keluar
adalah berupa berat besi tulangan yang dibutuhkan. Untuk mencari berat besi
yang dibutuhkan yaitu dengan cara mengkalikan panjang besi dengan ukuran
tertentu dengan berat besi per satuan panjang.
Tabel 3.1 Berat Jenis Besi Tulangan
Diameter Berat Satuan
(mm) (kg/m)
D13 1.04

D16 1.58

D19 2.23

D22 2.98
Pada gambar pembesian ada penulisan yang sudah disepakati bersama.
Berikut adalah contoh penulisan dalam pembesian, 4D16 dibaca 4 buah tulangan
Deform (ulir) ukuran 16mm. Sedangkan D16-15 dibaca tulangan Deform (ulir)

51
ukuran 16 mm dipasang berjarak 15 cm, untuk mencari banyaknya tulangan yang
dipasang jika menggunakan kode ini yaitu dengan cara:
Banyak tulangan = panjang bentang : jarak antar tulangan + 1 (untuk penutup)

Gambar 3.28 Denah Pembesian

Gambar 3.29 Potongan Melintang

52
Gambar 3.30 Diagram Penulangan
Tabel 3.2 Kebutuhan Tulangan

Dengan demikian diperoleh total berat pembesian sebesar 23893.66 kg


dengan rincian:
D13 = 3246.03 kg (3121.18 m)
D16 = 12344.31 kg (7812.85 m)
D19 = 8169.23 kg (3663.33 m)
D22 = 134.10 kg (45 m)
Analisa pekerja untuk pekerjaan pembesian menurut SNI, koefisien
pekerja 0,0095 OH, tukang besi 0,0095 OH, kepala tukang 0,0008 OH dan
mandor 0,0004 OH untuk 1 kg pembesian. Untuk pembesian Box Tunnel ini
dijadwalkan selesai dalam waktu 12 hari. Dengan demikian dibutuhkan pekerja
sebanyak 19 orang (23.894x0,0095:12), tukang besi 19 orang (23.894x0,0095:12),
kepala tukang 2 orang (23.894x0,0008:12), dan mandor 1 orang

53
(23.894x0,0004:12). Dengan demikian, pembesian akan selesai dalam waktu 12
hari jika tidak ada kendala dilapangan.

3.3.2 Volume Pengecoran


Untuk volume pengecoran, hasil akhir yang diperoleh adalah volume
beton (m3). Cara menghitungnya adalah: Volume = Luas penampang x panjang

Gambar 3.31 Potongan Melintang Box Tunnel


Luas Penampang I = 30 * 310 = 9300 cm2
Luas Penampang II = 30 * 250 = 7500 cm2
Luas Penampang III = 30 * 370 = 11100 cm2
Luas Penampang IV = 2 50 + 20 * 30 = 2100 cm2
2
Luas Penampang V = 4 25 * 25 = 1250 cm2
2
Total = 31250 cm2
Volume = 3.125 x 38.51 = 120.35 m3
Jadi volume beton yang dibutuhkan adalah sebanyak 120,35 m3.
Kapasitas truck mixer yang dipakai dilapangan adalah 6 m3. Dengan demikian
dibutuhkan sekitar 21 rit truck mixer untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Tenaga
kerja yang dipakai 3 orang pekerja untuk membantu concrete pump menuang

54
beton, 2 tukang untuk meratakan beton, dan 1 tukang untuk mengoprasikan
concrete vibrator.

3.4 Masalah yang Muncul di Lapangan Beserta Solusinya


Permasalahan yang ada dilapangan pada umumnya terjadi karena
kesalahan prosedur dan kegagalan dalam melaksanakan pekerjaan. Namun yang
harus menjadi perhatian yaitu masalah keterlambatan progres.Berikut masalah-
masalah yang terjadi selama proyek dikerjakan:
1. Proses pembebasan lahan pada beberapa lokasi proyek yang sulit,ini
dikarenakan lahan yang dibutuhkan melewati kawasan pemukiman padat.
Karena sulitnya proses pembebasan lahan, maka progres pekerjaan menjadi
terhambat. Sehingga pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah
melakukan pendekatan social kepada masyarakat yang terkena pembebasan
lahan dan melakukan koordinasi dengan tim pembebasan lahan.
2. Pada lokasi lahan sta. 17+720 bagian sisi kiri Box Tunnel sudah bebas,
namun ketika proses pemadatan tanah, warga komplain karena geteran yang
diakibatkan oleh compactor membuat retak dinding bangunan sekolah yang
ada didekat lokasi pekerjaan. Solusinya di daerah yang dekat bangunan
vibrator tidak dinyalakan di atasi dengan jumlah lintasan yang diperbanyak.
3. Kondisi dilapangan kadang tidak mendukung untuk melaksanakan pekerjaan
Rigid Pavement karena kondisi cuaca yang hujan. Ketika hujan maka
pekerjaan akan dihentikan, karena apabila pekerjaan tetap dilanjutkan maka
akan merusak mutu beton pada Rigid Pavement tersebut. Pemecahan
masalah yang dapat dilakukan adalah dengan memberhentikan sementara
pekerjaan ketika hujan gerimis mulai turun, dan melanjutkan kembali saat
hujan sudah benar-benar reda. Terkadang juga harus menyiapkan tenda jika
sepanjang hari cuaca dominan mendung karena dipastikan akan hujan lebat
pada malam harinya.
4. Terkadang ada beberapa pekerja yang tidak menggunakan alat pelindung diri
seperti: helm, rompi, dan safety shoes pada saat bekerja. Pemecahan masalah
yang dapat dilakukan adalah menghimbau kepada para pekerja untuk
menggunakan alat pelindung diri pada saat bekerja. Selain itu, setiap

55
sebelum memulai pekerjaan sebaiknya dilakukan pengarahan tentang
keselamatan dalam pekerjaan. Sehingga resiko untuk terjadinya kecelakaan
dapat diminimalisir.
5. Sering terjadi kesalahan dalam pekerjaan yang mengakibatkan hasil
pekerjaan kurang sempurna, sehingga membutuhkan waktu untuk
memperbaiki atau bahkan membongkar untuk dikerjakan kembali. Hal ini
yang mengakibatkan waktu banyak terbuang untuk mengerjakan pekerjaan
yang semestinya bisa dihindari. Pemecahan masalah yang dapat dilakukan
adalah malakukan koordinasi antara pekerja yang berada di lapangan dengan
pekerja yang ada dikantor. Sehingga dalam penyusunan schedule dapat
dilakukan dengan efisien dan tepat waktu.

56
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan selama pelaksanaan Magang Industri di
PROYEK PEMBANGUNANJALAN TOL KERTOSONO - MOJOKERTO SESI II
RUAS SS.JOMBANG SS.MOJOKERTO dapat diambil kesimpulan berupa:
a. Ketika melaksanakan seluruh kegiatan harus dilakukan dengan teliti dan
tidak ada data yang direkayasa agar tidak terjadi kesalahan dan kerugian.
b. Pada saat pelaksanaan survey, harus dicek lagi data data yang dari
lapangan maupun data dari konsultan, hal ini ditujukan agar Bill of Quantity
sesuai adanya.
c. Dalam penanganan masalah yang ada dilapangan harus selalu
dikoordinaskian dengan konsultan pengawas maupun pemilik proyek, agar
masalah cepat terselesaikan sehingga tidak membuat terlambat proyek.
d. Wawasan pengetahuan terhadap bentuk dan mutu bangunan menjadi dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pelaksana yang ada di lapangan.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan pada Magang Industri penyusun
dapat memberi saran sebagai berikut:
a. Melakukan persiapan yang matang sebelum perencanaan suatu tugas agar
tidak terjadi hambatan hambatan yang membuat tidak lancarnya pekerjaan
b. Perbedaan pendapat yang terjadi dilapangan dengan yang telah diajarkan
dikampus harus dicari jalan tengahnya agar hasilnya tidak melenceng dari
ketentuan yang ada, hal ini dikarenakan sesuatu yang terjadi dilapangan
adalah intisari dari pengalaman, sedangkan hal yang didapat dikampus
sifatnya penelitian terdahulu.

57

Anda mungkin juga menyukai