Anda di halaman 1dari 7

Tugas Flowsheet Konversi SO2 menjadi H2SO4 dan Na2SO4

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengolahan Limbah Padat dan Gas

Dosen : Ir.Muchtar Ghozali

Disusun oleh:

Rahma Elyana Ajie (131424024)


3A TKPB

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016
Sulfur Dioksida (SO2)

Sifat dan Karakteristik


Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SOx). Gas ini sangat mudah
terlarut dalam air, memiliki bau namun tidak berwarna. Sebagaimana O3, pencemar sekunder
yang terbentuk dari SO2, seperti partikel sulfat, dapat berpindah dan terdeposisi jauh dari
sumbernya.

SO2 dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang
mengandung sulfur. Sulfur sendiri terdapat dalam hampir semua material mentah yang belum
diolah seperti minyak mentah, batu bara, dan bijih-bijih yang mengandung metal seperti
alumunium, tembaga,seng,timbal dan besi. Di daerah perkotaan, yang menjadi sumper sulfur
utama adalah kegiatan pemangkit tenaga listrik, terutama yang menggunakan batu bara ataupun
minyak diesel sebagai bahan bakarnya, juga gas buang dari kendaraan yang menggunakan diesel
dan industri-industri yang menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak mentah.

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang
tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), dan keduanya disebut
sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau yang tajam dan tidak mudah
terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan komponen yang tidak reaktif.

Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua bentuk sulfur
oksida, tetapi jumlah relative masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang
tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah SO3 yang terbentuk
bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.

Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut :
S + O2 <---------> SO2
2 SO2 + O2 < --------- > 2 SO3
SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika
konsentrasi uap air sangatrendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup, SO3 dan uap air
akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat (H2SO4) dengan reaksi sebagai berikut :
SO2 + H2O2 ------------ > H2SO4
Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4. Tetapi jumlah H2SO4
di atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari emisi SO3 hal ini menunjukkan bahwa
produksi H2SO4 juga berasal dari mekanisme lainnya.

Setelah berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3 (Kemudian menjadi H2SO4)
oleh proses-proses fotolitik dan katalitik Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3 dipengaruhi
oleh beberapa faktor termasuk jumlah air yang tersedia, intensitas, waktu dan distribusi spektrum
sinar matahari, Jumlah bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin yang tersedia. Pada malam hari
atau kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara diaborpsi oleh droplet air alkalin dan
bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk sulfat di dalam droplet.

SOx mempunyai ciri bau yang tajam, bersifat korosif (penyebab karat), beracun karena selalu
mengikat oksigen untuk mencapai kestabilan phasa gasnya. SOx menimbulkan gangguan sitem
pernafasan, jika kadar 400-500 ppm akan sangat berbahaya, 8-12 ppm menimbulkan iritasi mata,
3-5 ppm menimbulkan bau. Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera
manusia (tercium baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 1 ppm.

Sumber Pencemar SO2


Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian batu bara yang digunakan pada
kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya. Belerang dalam batu bara berupa mineral
besi peritis atau FeS2 dan dapat pula berbentuk mineral logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS,
ZnS, CuFeS2 dan Cu2S. Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilkan
SOx karena mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada proses peleburan
sulfida logam diubah menjadi oksida logam. Proses ini juga sekaligus menghilangkan belerang
dari kandungan logam karena belerang merupakan pengotor logam. Pada suhu tinggi sulfida
logam mudah dioksida menjadi oksida logam melalui reaksi berikut :
2ZnS+3O2 -> 2ZnO + 2SO2
2PbS + 3O2 -> 2PbO + 2SO2

Gambar 3. Emisi Sulfur Dioksida dari Cerobong Industri

Selain tergantung dari pemecahan batu bara yang dipakai sebagai bahan bakar, penyebaran gas
SOx, ke lingkungan juga tergnatung dari keadaan meteorologi dan geografi setempat.
Kelembaban udara juga mempengaruhi kecepatan perubahan SOx menjadi asam sulfat maupun
asam sulfit yang akan berkumpul bersama awan yang akhirnya akan jatuh sebagai hujan asam.

Meskipun sumber alami (gunung berapi atau panas bumi) mungkin hadir pada beberapa tempat,
sumber antropogenik, pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur, mendominasi
daerah perkotaan. Ini termasuk :
Sumber pokok (pembangkit tenaga listrik, pabrik pembakaran, pertambangan dan
pengolahan logam)
Sumber daerah (pemanasan domestik dan distrik)
Sumber bergerak (mesin diesel).

Proses Bilik Timbal

Proses pembuatan asam sulfat dengan cara bilik timbal dapat diikuti menurut flowsheet
berikut ini :

Langkah langkah yang dilakukan untuk membuat asam sulfat dengan proses bilik timbal adalah
sebagai berikut :

- Gas SO2 bersama-sama gas-gas NO + NO2 (sebagai katalisator) dimasukkan kedalam


menara glover dan bersamaan dengan itu dimasukkan pula gas-gas yang datang dari
menara Gay-Lusaac.
- Gas-gas dari menara glover dimasukkan ke dalam bilik timbal kemudian disemprot
dengan air menghasilkan asam Glover yaitu H2 SO4 60 Be.
- Dalam menara Gay-Lusaac diusahakan agar gas-gas NO dan NO2 tidak hilang dan
dikembalikan ke menara glover.

Cara-cara memperoleh gas-gas NO/NO2 :

Cara-cara yang digunakan untuk memperoleh gas ini adalah dengan cara mengoksidasi
amoniak. Amoniak dididihkan kemudian dihembuskan angin dari bawah, terjadi reaksi oksidasi
melaluik katalisator Platine (Pt) yang berbentuk kasa. Hasil reaksi didinginkan dan menghasilkan
gas NO.

Reaksi yang terjadi di dalam reaktor adalah sebagai berikut :

4 NH3 + 5 O2 4 NO + 6 H2 O

2 NO + O2 2 NO2

Proses pembentukan gas-gas NO/NO2 ini dapat dilakukan menurut flow sheet di bawah
ini :

- NH3 cair dipanaskan hingga mendidih, dan gas NH3 dimasukkan dari atas ke stripping
column dimana terdapat kasa platina sebagai katalisator dan dari bawah dihembuskan
udara.
- Campuran gas-gas yang terbentuk didinginkan, airnya dikeluarkan dan gas-gas NO/NO2
ditampung yang selanjutnya dipakai dalam proses pembuatan asam sulfat.

Reaksi-reaksi yang terjadi dalam proses pembuatan asam sulfat dengan proses bilik timbal
adalah

I. Phase homogen dalam phase gas :

2 NO + O2 2 NO2

2 NO2 N2 O4
II. Reaksi heterogen, phase gas dan cair

SO2 + H2 O H2 SO3

H2 SO3 + NO2 H2 SO4 .NO

Asam violet

H2 SO4 .NO + NO2 atau O2 2 HOSO2 ONO + H2 O atau (+NO)

Asam nitrosil sulfat

2 HOSO2 ONO + SO2 2 H2 O 2 H2 SO4 .NO + H2 SO4

. Reaksi homogen phase cair

H2 SO4 .NO H2 SO4 + NO

H2 SO4 NO + H2 O H2 SO4 + NO + NO2

H2 SO4 .NO + HNO3 H2 SO4 + 2 NO2

Pembuatan Sodium Sulfat dari gas SO2 dan O2

Proses ini hanya dilakukan di Amerika Serikat. Pada proses ini, Sulfur Oksida, udara dan steam
dilewatkan pada butiran garam. Persamaan reaksi yang terjadi adalah,

Yield dariproses ini antara 93% hingga 98% (Faith, WL, Keyes BD, Clark RL, 1975).

Proses pembuatan Sodium Sulfat dengan ProsesHargreavesRobinson

Garam yang digunakan adalah garam yang berukuran 100mesh, kemudian dilarutkan dengan air
dalam reaktor. Dalam reaktor ini campuran garam-air dipanaskan hingga 85C, kedalamnya
ditambahkan dengan gas SO2 ke dalam reaktor melalui sparger sampai tekanan operasi mencapai
100 psi dan ditambahkan O2 sampai tekanan 350 psi. Reaksi dianggap selesai ketika
terjadi penurunan pH di bawah 0,5. Pada suhu kurang dari 70C, hasil reaksi dimatangkan dalam
tangki berpengaduk, kemudian dipisahkan melalui filtrasi.

Residu yang diperoleh berisiKalsium Sulfatdan filtrat yang diperoleh berisi Sodium
Sulfatkemudian dicuci dengan air untuk menghilangkan pengotor yang terikut dan air
pencucinya digunakan lagi untuk membuatslurry garam. Residu kemudian dikeringkan dalam
dryer untuk mendapatkan gypsum. Untuk mengurangi bebandryer, filtratnya dievaporasi untuk
membuat larutan lebih pekat, kemudian baru dilakukan proses pengeringan untuk
Mendapatkan Sodium Sulfat(Faith, WL, Keyes BO, Clark RL, 1975).

Daftar Pustaka

http://ahmadchem.blogspot.com/2009/11/dampak-pencemaran-so2.html
(tanggal akses 30 Mei 2016)

http://pencemaranudara.wordpress.com/pencemaran-udara-2/
(tanggal akses 30 Mei 2016)

http://defantri.blogspot.com/2011/11/penyebab-dampak-dan-upaya-pencegahan.html
(tanggal akses 30 Mei 2016)

https://masriantoch4n1490.wordpress.com/2012/04/10/prarancangan-pabrik-sodium-sulfat-
na2so4-10h2o-menggunakan-proses-mannheim/ (tanggal akses 30 Mei 2016)

Anda mungkin juga menyukai