Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelompok dapat diartikan sebagai sekumpulan individu yang berinteraksi
satu sama lain dan individu tersebut memiliki tujuan yang sama. Manusia sebagai
makhluk sosial tentunya dalam aktivitas kita sehari hari nya tidak dapat terlepas
dari kelompok baik itu kelompok primer maupun sekunder, dalam kelompok
manusia dapat berbagi informasi dalam hampir semua aspek kehidupan baik itu
mengenai persoalan pribadi maupun persoalan bersama. Pemimpin menjadi salah
satu komponen yang sangat penting dalam kelompok, karena pada dasarnya
kelompok merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen komponen yang
terstruktur dan teratur. Peran dasar seorang pemimpin adalah mengoordinasi
kegiatan individu individu sehingga mereka berkontribusi kepada tujuan
keseluruhan kelompok dan kepada kemampuan adaptasi umum dari kelompok.
Peranan pemimpin sangat dibutuhkan dalam kelompok misalnya ketika terjadi
suatu konflik dalam kelompok maka individu individu dalam kelompok tersebut
akan mencari solusi atau pemecahan agar terjamin keteraturan dan dapat ditaati
bersama dan agar konflik tersebut tidak terulang kembali.
Pemimpin dan kepemimpinan menjadi dua hal yang sangat penting dalam
kelompok, kepemimpinan dibutuhkan oleh manusia karena adanya keterbatasan
dan kelebihan kelebihan tertentu pada manusia, disatu pihak manusia terbatas
kemampuannya untuk memimpin, dan di pihak lain ada orang yang mempunyai
kelebihan kemampuan untuk memimpin. Disinilah timbulnya kebutuhan akan
pemimpin dan kepemimpinan. Mula mula dalam kehidupan kelompok ada masa
pembentukan, dalam masa pembentukan tersebut sejumlah individu berkumpul
bersama membentuk suatu kelompok, lalu masing masing individu tersebut
akan melihat dan menunggu apa yang akan diperankan oleh setiap individu dalam
kelompok tersebut, jika seseorang sudah mulai memiliki keinginan untuk
memberikan pengaruh kepada individu lain, maka disini kegiatan kepemimpinan
mulai terlihat. Pada kelompok yag besar kepemimpinan merupakan elemen
penting, formal dan sering sangat nyata terlihat dalam melaksanakan fungsi sehari
hari maupun jangka panjang kelompok.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu kepemimpinan dalam kelompok ?
2. Bagaimana pendekatan kepemimpinan atau teori kepemimpinan ?
3. Apa saja fungsi kepemimpinan dalam kelompok ?
4. Apa saja gaya kepemimpinan ?
5. Bagaimana kriteria kepemimpinan yang efektif?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui tentang kepemimpinan dalam kelompok
2. Untuk mengetahui pendekatan atau teori yang ada dalam kepemimpinan
3. Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan dalam kelompok
4. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan
5. Untuk mengetahui kriteria kepemimpinan yang efektif

1.4 Kegunaan Penulisan

1.4.1.Kegunaan Teoritis
Kegunaan makalah ini secara teoritis adalah untuk mengembangkan kajian
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik secara umum, khususnya Komunikasi Kelompok
mengenai Kepemimpinan Dalam Organisasi.
1.4.2.Kegunaan Praktis
Adapun bagi kegunaan praktis, diharapkan makalah ini dapat menjadi:

a. Bagi Penulis
Penulisan Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
penulis dalam bidang komunikasi, juga sebagai aplikasi Ilmu komunikasi
secara umum dan komunikasi kelompok secara khususnya.
b. Bagi Universitas
Penulisan makalah ini dapat berguna bagi mahasiswa Universitas Komputer
Indonesia secara umum sebagai literatur dan perolehan informasi tentang
kepemimpinan dalam kelompok untuk penulisan dengan kajian yang sejenis.
\

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kepemimpinan
2.1.1 Kepemimpinan Sebagai Seni
Banyak sekali orang yang mencoba mendefinisikan kepemimpinan sehingga
definisi mengenai kepemimpinan sangatlah bervariasi. Ada yang berpendapat
bahwa kepemimpinan adalah sebuah seni dimana kepemimpinan sebagai seni
menempatkan bakat sebagai factor penting dan berpengaruh besar terhadap
kemampuan mewujudkannya, artinya kepemimpinan akan efektif dan efisien bila
ditangani oleh orang-orang yang kuantitas bakatnya besar dan tinggi.

2.1.2 Kepemimpinan Sebagai Ilmu


Selain pendapat yang menyatakan bahwa kepemimpinan itu merupakan
seni, ada juga pendapat lainnya yang menyatakan kepemimpinan sebagai ilmu.
Kepemimpinan sebagai ilmu lebih menitikberatkan pada proses belajar dan
latihan, artinya kepemimpinan akan efektif dan efisien bila ditangani oleh orang
yang terampil/terlatih dan ahli dalam memimpin. Kemampuan itu dapat diperoleh
melalui proses belajar dan melatih diri secara intensif.

2.1.3 Definisi Kepemimpinan


Definisi kepemimpinan secara luas yaitu bahwa kepemimpinan meliputi
proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan kelompok atau organisasi,
memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk
memperbaiki kelompok atau budayanya.
Kepemimpinan kadang juga didefinisikan atau dipahami sebagai kekuatan
untuk mempengaruhi atau menggerakan orang lain. Kepemimpinan adalah sebuah
alat, sarana atau proses untuk mempersuasi orang lain agar mau melakukan
sesuatu secara sukarela. Kepemimpinan juga dapat dipahami sebagai proses
mengarahkan atau mempengaruhi aktivitas aktivitas yang ada hubungannya
dengan pekerjaan para anggota kelompok.

3
2.1.4 Konsep Kepemimpinan
Konsep kepemimpinan erat sekali kaitannya dengan kekuasaan pemimpin
dalam memperoleh alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikutnya. Pada
dasarnya kemampuan untuk mempengaruhi orang atau suatu kelompok untuk
mncapai tujuan tersebut ada unsur kekuasaan, kekuasaan tak lain adalah
kepemimpinan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang
diinginkan oleh pihak lainnya. Kepemimpinan dalam praktiknya sangat erat
kaitannya dengan dengan mempengaruhi tingkah laku dan perasaan orang lain
baik secara individual mapun kelompok dalam arahan tertentu, sehingga melalui
kepemimpinan merujuk pada proses untuk membantu mengarahkan dan
memobilisasi orang atau ide idenya.

2.2 Kelompok
2.2.1 Pengertian Kelompok
Kelompok dapat diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan
kesatuan dan memiliki identitas, dimana identitas tersebut dapat berupa adat
istiadat dan sistem norma yang mengatur pola interaksi masyarakat manusia yang
hidup di dalam masyaraka. Kelompok biasanya terbagi menjadi beberapa
golongan misalnya kelompok profesi, kelompok aliran, kelompok bermain dan
sebagainya. Setiap kelompok juga memiliki karakteristik sendiri-sendiri.

2.2.2 Definisi Kelompok Menurut Para Ahli


Ada beberapa ahli yang mengemukakan definisi tentang kelompok,
diantaranya yaitu Merton, Homans, dan De Vito. Merton mendefinisikan
kelompok sebagai sekumpulan orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola
yang telah mapan, sedangkan di dalam kelompok tersebut ada rasa solidaritas
karena adanya nilai bersama dan adanya tanggung jawab bersama. Sedangkan
menurut Homans kelompok adalah sejumlah individu yang saling berkomunikasi
satu sama lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak,
sehingga hal tersebut memberikan kesempatan bagi semua anggota untuk
berkomunikasi secara langsung. Dan menurut De Vito (1997) kelompok adalah
sekumpulan individu yang berhubungan satu sama lain yang memiliki tujuan
bersama dan adanya organisasi atau struktur diantara mereka, dan juga di dalam

4
kelompok dikembangkan norma-norma yang dianggap sebagai dasar berperilaku
anggotanya.

2.2.3 Klarifikasi Kelompok


Kelompok dapat diklasifikasikan ke dalam empat dikotomi, yang pertama
yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Menurut Charles Horton Cooley
kelompok primer adalah kelompok yang terasa lebih akrab atau lebih personal dan
juga lebih menyentuh hati. Sedangkan kelompok sekunder adalah kebalikan dari
kelompok primer, dalam kelompok sekunder hubungan kita dengan individu
individu lainnya dalam kelompok kurang akrab dan kurang personal.
Yang kedua yaitu Ingroup dan outgroup. Ingroup adalah kelompok-kita dan
outgroup adalah kelompok-mereka. Ingroup dapat berupam kelompok primer
maupun kelompok sekunder. Kita dapat membuat batas untuk membedakan
ingroup dan outgroup yaitu dengan yang menentukan siapa yang masuk orang
dalam dan siapa orang luar.
Klasifikasi kelompok yang ketiga yaitu kelompok keanggotaan dan
kelompok rujukan. Tokoh yang melahirkan istilah kelompok keanggotaan dan
kelompok rujukan adalah Theodore Newcomb. Dia mendefinisikan kelompok
rujukan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat ukur untuk menilai diri
sendiri atau untuk membentuk sikap. Kelompok yang terikat dengan kita secara
nominal adalah kelompok keanggotaan kita, sedangkan yang memberikan kepada
kita identifikasi psikologis adalah kelompok rujukan.
Dan yang terakhir yaitu kelompok deskriftip dan kelompok preskriftip.
Kategori deskriftip menunjukan klasifikasi kelompok dengan melihat proses
pembentukannya secara ilmiah sedangkan kategori preskriftip mengklarifikasikan
kelompok menurut langkah-langkah rasional yang hrus dilewati oleh anggota
kelompok untuk mencapai tujuannya.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kepemimpian Dalam Kelompok


Kelompok merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen
yang tersusun dalam suatu struktur yang teratur. Struktur kelompok mengacu
kepada susunan kelompok, susunan kelompok tersebut meliputi jenis kelompok,
tujuan kelompok, peranan anggota kelompok, aturan-aturan dalam kelompok, dan
pemimpin kelompok. Dari beberapa komponen tersebut pemimpin kelompok
menjadi salah satu komponen yang sangat viral peranannya bagi keseluruhan
fungsi dalam sebuah kelompok, hubungan antara kelompok dan pemimpin
kelompok adalah sangat erat.
Masalah pemimpin tidak diragukan lagi menjadi peran yang paling
menyedot perhatian dalam setiap pembahasan menganai kelompok dimana
peranan dasar seorang pemimpin adalah mengoordinasi kegiatan individu
individu dalam kelompok sehingga mereka dapat berkontribusi kepada tujuan
keseluruhan kelompok dan kepada kemampuan adaptasi umum dari kelompok.
Dalam kelompok yang terdiri dari dua, tiga, atau empat individu, hamper
keseluruhan pola kepemimpinan merupakan hasil dari kebutuhan, preferensi dan
gaya komunikasi individu individu yang terlibat dalam kelompok. Pada
kelompok kecil, kepemimpinan merupakan aspek yang tidak terlihat bahkan tidak
dapat diamati sepanjang kelompok itu bekerja. Sedangkan pada kelompok yang
lebih besar, kepemimpinan merupakan elemen yang penting, formal dan sering
sangat nyata terlihat dalam melaksanakan fungsi sehari-hari maupun jangka
panjang dalam kelompok. Peran kepemimpinan mencakup perancangan,
penerapan, dan/atau pengawasan prosedur, kebijakan atau mekanisme yang
diperlukan untuk mewujudkan koordinasi yang diinginkan terhadap individu
individu dan kegiatan kelompok.

6
3.2 Pendekatan atau Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu proses interaksional yang membantu orang
dalam kelompok untuk mengelola lingkungan mereka. Seorang pemimpin yang
efektif tentunya akan merencanakan kemudian memilih tindakan yang membantu
kelompok mencapai tujuan mereka. Selain itu mereka dapat membantu individu
untuk memahami kendala yang mereka hadapi dalam menyelesaikan tugas-tugas
mereka sehingga dapat terselesaikan. Terdapat beragam sudut pandang mengenai
kehadiran kepemimpinan yang baik.
Pendekatan Pemimpin yang Baik Adalah Dilahirkan. Pandangan
tradisional ini percaya bahwa kepemimpinan adalah bawaan-kemampuan yang
diwarisi dari orang tuanya. Dalam perspektif ini pemimpin yang baik adalah
dilahirkan, tidak dibuat. Asumsi dari pandangan ini adalah bahwa kualitas
kepemimpinan melekat di dalam kepribadian seseorang. Entah kita memiliki
kualitas ini ataupun tidak memilikinya. Menurut pendekatan ini, tantangan
kepemimpinan adalah menemukan orang-orang yang memiliki bakat yang tepat.
Teori ini seringkali digunakan untuk menjaga kelompok orang tertentu untuk tetap
pada posisi kepemimpinannya, namun dewasa ini sudah tidak banyak lagi diikuti
atau digunakan oleh orang-orang.
Pendekatan Gaya Terbaik Seseorang. Pendekatan ini memandang
kepemimpinan sebagai masalah gaya. Pengambilan keputusan dapat sepenuhnya
terpusat atau bias benar benar menyebar di antara anggota kelompok.
Setidaknya ada tiga gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan otoiter, gaya
kepemimpinan demokratis dan gaya kepemimpinan laissez-faire. Berdasarkan
studi yang membandingkan gaya kepemimpinan dan efeknya, pemikiran
utamanya adalah bahwa gaya demokratis lebih unggul dalam hal produktivitas
kelompok dan moral. Namun penelitian lebih lanjut menegaskan bahwa beberapa
kelompok berfungsi dengan sangat baik dengan kepemimpinan yang lebih
otoriter. Contohnya adalah kelompok militer, tim bedah dan tim atletik.
Kesimpulannya adalah bahwa tidak ada gaya kepemimpinan yang ideal bagi
semua kelompok dan keadaannya; melainkan bahwa kesesuaian sebuah gaya
tertentu akan bergantung kepada sifat dan tujuan sebuah kelompok.

7
Pendekatan Konstektual. Pendekatan konstektual adalah pendekatan yang
memandang kepemimpinan adalah sebagai hasil dari kepemimpinan individu
(termasuk didalamnya bakat dan hasil dari belajar), tujuan kelompok, tekanan dari
luar, terhadap klompok, dan cara-cara para anggota dalam kelompok tersebut
berbicara, bekerja serta berhubungan satu sama lainnya. Sebuah deskripsi
mengenai pendekatan ini dikemukakan oleh Bormann yaitu bahwa pandangan
konstektual mengakui bahwa beberapa orang belajar bermain menjadi pemimpin,
dan bahwa mereka cenderung untuk memiliki peran awal tertentu yang mereka
lakukan dalam memulai permainan itu saat mereka bergabung kepada sebuah
kelompok. Mereka tidak melakukan pendekatan dengan harapan harapan yang
sama antara ketika memasuki kelompok regu pelatihan dasar militerdengan ketika
memasuki kelompok diskusi teman sebaya. Penjelasan seperti ini memberikan
pandangan yang lebih lengkap tentang kepemimpinan dibandingkan pendekatan
bawaan atau pendekatan gaya terbaik. Pendekatan ini mencakup gagasan bahwa
sampai batas waktu tertentu pemimpin memang dilahirkan, tetapi juga tetap
menunjukan bahwa para pemimpin punya potensi untuk dapat memperoleh
keterampilan dan meningkatkan bakat-bakatnya.
Seorang pakar komunikasi yaitu J. Kevin Barge menyatakan bahwa bukan
soal gaya kepemimpinan mana yang dipilih, namun ada beberapa hal yang penting
untuk diingat, yaitu :
Kepemimpinan diberlakukan melalui komunikasi
Pemimpin memperbaiki, mengembangkan, dan memodifikasi system
penyelenggaraan kelompok untuk mempertahankan kelangsungan hidup
dalam perubahan lingkungan yang kompleks.
Kunci kepemimpinan yang sukses di masa depan adalah kemampuan untuk
mengoordinasikan beragam kelompok orang yang bekerja pada tugas tugas
berbeda, dalam lingkungan yang senantiasa berubah dan tidak stabil.

8
3.3 Fungsi Kepemimpinan Dalam Kelompok
Kepemimpinan tentunya dilakukan melalui komunikasi. Para pemimpin
bertanggung jawab bagi pencapaian tujuan tertentu. Fungsi dasar kepemimpinan
terbagi ke dalam dua kategori yaitu yang pertama fungsi pemeilharaan kelompok
dan yang kedua yaitu fungsi pencapaian tujuan kelompok. Baird dan Weinberg
membuat daftar dari fungsi ini sebagai berikut.

A. Fungsi Pemeliharaan Kelompok


Mempromosikan partisipsi
Mengatur interaksi
Mempromosikan kepuasaan kebutuhan
Meningkatkan kerjasama
Mengendalikan konflik
Melindungi hak-hak individu
Memberikan contoh perilaku
Memikul tanggung jawab atas kegagalan kelompok
Mempromosikan pengembangan kelompok

B. Fungsi Prestasi Kelompok


Menginformasikan
Merencanakan
Mengorientasikan
Mengintegrasikan
Mewakili
Menyelaraskan
Memperjelaskan
Mengevaluasi
Membangkitkan semangat

9
3.4 Gaya Kepemimpinan
Aktivitas kepemimpinan akan berlangsung dalam pelaksanaan fungsi-fungsi
kepemimpinan. Jika aktivitas tersebut dipilah-pilah maka akan terlihat gaya
kepemimpinan dengan polanya masing-masing. Gaya artinya sikap, gerakan,
tingkah laku, sikap yang baik, gerak-gerik yang bagus, kekuatan, kesanggupan
untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang
digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran kelompok
tercapai atau dapat juga diaktakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola
perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Dapat dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola menyeluruh dari
tindakan seorang pemimpin baik yang tampak maupun yang tidak tampak oleh
bawahannya. Gaya kepemimpinanmen menggambarkan kombinasi yang konsisten
dfalsafah, keterampilan, sifat, dan sikap yang mendasari perilaku seseorang. Gaya
kepemimpinan yang menunjukan, secara langsung maupun tidak langsung tentang
keyakinan seorang pimpinan terhadap kemampuan bawahannya. Artinya gaya
kepemimpinan adalah perilaku dan strategi sebagai hasil kombinasi dari falsafah,
keterampilan, sikap, dan sifat yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika
mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya
Ada tiga pola dasar dalam gaya kepemimpinan yaitu ;
Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan pelaksanaan tugas
Gaya kepemimpinan yang berpola pada pelaksanaan kerja sama
Gaya kepemimpinan yang berpola pada kepentingan hasil yang dicapai
Berdasarkan ketiga pola dasar tersebut perilaku kepemimpinan yang
berwujud pada kategori kepemimpinan yang terdiri dari tiga gaya pokok
kepemimpinan yaitu :
a) Gaya Kepemimpinan Otoriter
Dalam gaya kepemimpinan otoriter kekuasaan dtempatkan hanya ditangan
satu orang saja dengan kata lain pemimpin bertindak sebagai penguasa
tunggal. Kedudukan dan tugas anggota semata mata hanya sebagai pelaksana
keputusan, perintah, dan bahkan kehendak pimpinan. Dalam gaya
kepemimpinan otoriter pimpinan memandang dirinya lebih dalam segala hal,

10
dibandingkan dengan bawahannya. Kemampuan bawahan selalu dipandang
rendah, sehingga dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa disuruh.
b) Gaya Kepemimpinan Demokratis
Dalam gaya kepemimpinan itu manusia ditempatkan sebagai factor utama
sekaligus factor terpenting dalam setiap kelompok. Pemimpin menempatkan
orang-orang yang dipimpinnya sebagai subyek yang memiliki kepribadian
dengan berbagai aspeknya., seperti dirinya juga. Kemampuan, kehendak,
kemauan, pendapat, kreativitas serta inisiatif yang berbeda beda dan dihargai
disalurkan secara wajar. Gaya kepemimpinan ini selalu berusaha untuk
memanfaatkan orang-orang yang dipimpin. Kepemimpinan demokratis adalah
kepemimpinan yang aktif, dinamis, dan terarah. Dalam gaya kepemimpinan
ini musyawarah sangat dipentingkan dalam mengambil keputusan dan
diwujudkan pada eetiap jenjang dan di dalam unit masing masing.
c) Gaya Kepemimpinan Laissez-Faire atau Kendali Bebas
Bias dikatakan bahwa gaya kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari gaya
kepemimpinan otoriter. Dalam gaya kepemimpinan ini pemim pin hanya
berkududukan sebagai simbol. Kepemimpinan dijalankan dengan
memberikan kebebasan penuh kepada orang yang dipimpin dalam mengambil
keputusandan melakukan kegiatan menurut kehendak dan kepentingan
masing-masing, baik secara perorangan maupun kelompok-kelompok kecil.
Pemimpin hanya menempatkan dirinya sebagai penasihat.
Dalam praktiknya, ketiga gaya kepemimpinan tersebut saling isi mengisi
atau sling menunjang secara bervariasi, yang disesuaikan dengan
situasinyasehingga akan menghasilkan kepemimpinan yang efektif.

3.5 Kriteria Kepemimpinan yang Efektif


Kepemimpinan yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria.
Kriteria tersebut tergantung kepada sudut pandang atau pendekatan yang
digunakan bias dari sifat kepribadiannya, keterampilannya, bakatnya, sifat-
sifatnya, atau kewenangan yang dimilkinya. Pemimpin memiliki sifat kepribadian
seperti vitalitas dan stamina fisik, kecerdasan dan kearifan dalam bertindak,
kemauan menerima tanggung jawab, kompeten dalam menjalankan tugas,

11
memahami kebutuhan pengikutnya, memiliki keterampilan dalam berhubungan
dengan orang lain, kebutuhan untuk berprestasi, mampu memotivasi dan member
semangat, mampu memecahkan masalah, meyakinkan serta memiliki kapasitas
untuk mengelola-memutuskan-menentukan prioritas, mampu memegang
kepercayaan, memiliki pengaruh dan mampu beradaptasi atau memiliki
fleksibilitas.
Karakteristik pemimpin yang efektif memiliki sifat dan keterampilan
tertentu. Cirinya antara lain dapat beradaptasi dengan situasi, peka terhadap
lingkungan social, ambisius serta berorientasi pada hasil, tegas, dapat bekerja
sama, meyakinkan, mandiri, mampu mempengaruhi orang lain, enerjik, percaya
diri, tahan stress, dan memikul tanggung jawab. Sedangkan keterampilan yang
harus dimiliki pimpinan anatara lain cerdas, terampil secara konseptual, kreatif,
diplomatis, dan taktis, lancer berbahasa, memiliki pengetahuan terhadap tugas
kelompok, mampu mengorganisasi, mampu mempengaruhi dan meyakinkan dan
memiliki keterampilan social.
Seorang pemimpin yang berhasil harus memiliki seperangkat bakat tertentu.
Bakat yang harus dimiliki pemimpin antara lain kekuatan fisik dan susunan
syaraf,pengahayatan terhadap arah dan tujuan kelompok, mandiri, multiterampil,
besar keingintahuannya, adaptif dan humoris, realistis, komunikatif, berjiwa
wiraswasta, berani men gambil resiko, intuitif, berpengetahuan luas, memiliki
motivasi tinggi, imjinatif, antusiasme, keramah-tamahan, integritas, keahlian
teknis, kemampuan mengambil keputusan, kecerdasan, serta mampu membina
hubungan yang baik dengan siapapun.
Sifat-sifat yang diidentifikasi erat dengan kepemimpinan adalah kecerdasan,
kemampuan untuk bergaul dengan orang lain, keterampilaan teknis dalam
bidangnya, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan orang lain, kestabilan
emosi dan kontrol pribadi, keterampilan perencanaan dan pengorganisasian,
keinginan kuat untuk menyelesaikan pekerjaan, kemampuan untuk berbuat secara
efektif, eisien dan tegas serta kemampuan untuk menggerakan kelompok.
Pemimpin yang baik adalah mereka yang selain memiliki kemampuan
pribadi berupa sifar maupun bakat, juga mampu membaca keadaan pengikut dan
lingkungannya. Pemimpin perlu mngetahui kematangan pengikut sebab ada kaitan

12
langsung antara gaya kepemimpinanyang tepat untuk diterapkan dengan tingkat
kematangan pengikut agar pemimpin memperoleh ketaatan atau pengaruh yang
memadai.
Pemimpin yang baik harus memiliki empat macam kualitas yaitu kejujuran,
pandangan ke depan, mengilhami pengikutnya dan kompeten. Pemimpin yang
tidak jujur tidak akan dipercaya dan akhirnya tidak mendapat dukungan dari
pengikutnya. Pemimpin yang memiliki pandangan kedepan adalah pemimpin
yang memiliki misi ke depan yang lebih baik. Pemimpin yang baik juga harus bias
mengilhami pengikutnya dengan penuh antusiasme dan optimism. Pemimpin yang
baik juga harus memiliki kompetensi dalam menjalankan tugas secara efektif,
mengerti kekuatannya, dan menjadi pembelajar terus menerus.
Pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang (1) bersikap luwes, (2) sadar
mengenai diri, (3) member tahu bawahan tentang setiap persoalan dan bagaimana
pemimpin pandai dan bijak menggunakan wewenangnya, (4) mahir menggunakan
pengawasan umumdimana bawahan tersebut mampu dan mau mnegerjakan
sendiri pekerjaan harian mereka sendiri dan mampu menyelesaikan pekerjaan
dalam batas waktu yang sudah ditentukan, (5) selalu ingat masalah mendesak,
baik itu keefektifan dalam jangka panjang secara individual maupun kelompok
sebelum bertindak, (6) memastikan bahwa keputusan yang dibuat sesuai dan tepat
waktu secara individu maupun kelompok, (7) selalu mudah ditemukan bila
bawahan ingin membicarakan masalah dan pemimpin menunjukan minat dalam
setiap gagasannya, (8) menepati jani yang diberikan kepada bawahan, cepat
menangani keluhan, dan member jawaban secara sungguh-sungguh dan tidak
berbelit-belit, serta (9) memberikan petunjuk dan jalan keluar tentang
metode/mekanisme pekerjaan dengan cukup, meningkatkan keamanan dan
menghindari kesalahan seminimal mungkin.
Proses kepemimpinan dalam sebuah kelompok akan berlangsung efektif
bilamana pemimpin memiliki aspek-aspek yaitu mencintai kebenaran dan beriman
kepada Tuhan Yang Maha Esa; dapat dipercaya serta mampu mempercayai orang
lain, mampu bekerjasama dengan orang lain, ahli dalam bidangnya dan memiliki
pandangan yang luas yang didasari oleh kecerdasan yang memadai, senang
bergaul, ramah tamah, suka menolong dan memberikan petunjuk serta terbuka

13
terhadap kritik orang lain, memiliki semangat untuk maju, penuh pengabdian,
memiliki kesetiaan yang tinggi, kreatif dan penuh inisiatif; bertanggung jawab
dalam mengambil keputusan, konsekuen, berdisiplin dan bijkasana, dan akif
memelihara kesehatan jasmani dan rohani.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Masalah pemimpin tidak diragukan lagi menjadi peran yang paling
menyedot perhatian dalam setiap pembahasan menganai kelompok dimana
peranan dasar seorang pemimpin adalah mengoordinasi kegiatan individu
individu dalam kelompok sehingga mereka dapat berkontribusi kepada tujuan
keseluruhan kelompok dan kepada kemampuan adaptasi umum dari kelompok.
Untuk mencapai tujuan dari kelompok secara efektif tentunya diperlukan
pemimpin yang baik, seorang pemimpin yang baik harus dapat membantu
individu-individu dalam kelompoknya untuk memahami kendala yang mereka
hadapi dalam menyelesaikan tugas-tugas sehingga dapat terselesaikan dengan
baik dan efektif. Terdapat beragam sudut pandang mengenai kehadiran
kepemimpinan yang baik ini, yang pertama yaitu pendekatan pemimpin yang baik
adalah dilahirkan yang mana asumsi dari pendekatan ini adalah bahwa kualitas
kepemimpinan melekat di dalam kepribadian seseorang. Yang kedua yaitu
pendekatan gaya terbaik seseorang, pendekatan ini memandang kepemimpinan
sebagai masalah gaya. Dan yang ketiga yaitu pendekatan konseptual, pendekatan
ini memandang kepemimpinan adalah sebagai hasil dari kepemimpinan individu,
tujuan kelompok, tekanan dari luar, terhadap klompok, dan cara-cara para anggota
dalam kelompok tersebut berbicara, bekerja serta berhubungan satu sama lainnya.
Kepemimpinan tentunya dilakukan melalui komunikasi. Para pemimpin
bertanggung jawab bagi pencapaian tujuan tertentu. Fungsi dasar kepemimpinan
terbagi ke dalam dua kategori yaitu yang pertama fungsi pemeilharaan kelompok
dan yang kedua yaitu fungsi pencapaian tujuan kelompok. Aktivitas
kepemimpinan akan berlangsung dalam pelaksanaan fungsi-fungsi kepemimpinan.
Jika aktivitas tersebut dipilah-pilah maka akan terlihat gaya kepemimpinan
dengan polanya masing-masing. Ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu gaya
kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan otoriter, dan gaya kepemimpinan
kendali bebas.]

15
Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk menajdi pemimpin yang
baik dan efektif, kriteria kepemimpinan tersebut secara singkat adalah jujur, takwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, intergritas, vitalitas fisik dan mental, kecerdasan,
kearifan, bertanggung jawab, kompeten, memenuhi kebutuhan anggota kelompok,
keterampilan interpersonal, kebutuhan untuk berprestasi, mampu memotivasi,
mampu memecahkan masalah, mampu memegang kepercayaan, memiliki
pengaruh serta mampu beradaptasi atau memiliki fleksibilitas.

4.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung
jawabkan. Untuk itu, penulis membuka diri terhadap kritik maupun saran yang
sifatnya membangun.

16

Anda mungkin juga menyukai