Anda di halaman 1dari 45

BIOLOGI ONLINE

blog pendidikan biologi


Beranda
SINOPSIS

LAPORAN PRAKTEK MAGANG DI KELAPA SAWIT


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit (Elais guineensis Jack) merupakan sumber minyak nabati yang sangat penting
disamping beberapa minyak nabati lain, seperti kelapa dalam, kacang-kacangan dan biji-
bijian lain. Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada
tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya
ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an
(Adlin U. Lubis 1992 ). Pembukaan perkebunan kelapa sawit terus meluas seiring dengan
meningkatnya permintaan minyak nabati di berbagai belahan dunia.

Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun,
kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat
digunakan untuk beragam kegunaan karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan
oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan
pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada
tubuh dalam bidang kosmetik (Sastrosayono Selardi, 2003) .

Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah daging buah yang
banyak menghasilkan minyak sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng
dan berbagai keturunannya. Kelebihan minyak sawit adalah harga yang murah, rendah
kolestrol dan memiliki kandungan karoten tinggi.

Dalam konteks pembangunan dan pengembangan pertanian, dirasakan betapa perlunya


tenaga-tenaga yang lebih spesifik, lebih berperan dan profesional serta terampil dalam
menangani bidangnya masing-masing dengan karakter kepemimpinan dan mental yang baik.

Upaya-upaya pemerintah dalam menanggapi masalah tersebut maka dibentuk suatu lembaga
pendidikan tinggi yang lebih berorientasi pada keterampilan praktis yang ditunjang dengan
teori yaitu Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas
Tanjungpura, yang diharapkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pembangunan
pertanian di Indonesia. Fakultas Pertanian diharapkan mempunyai andil yang besar untuk
membentuk tenaga-tenaga Ahli Madya yang siap pakai dalam bidangnya. Dengan hadirnya
Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan (BTP) diharapkan mampu meningkatkan kualitas
serta kuantitas hasil pertanian melalui penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku
perkuliahan.
Mengingat peranannya, maka sistem perkuliahan di Fakultas Pertanian menyangkut
kurikulum yang diterapkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan pertanian di
indonesia. Kegiatan praktek dan teori tentang ilmu-ilmu pertanian yang diberikan secara
tersusun dengan cakupan dan ruang lingkup yang lebih tinggi berupa teori yang diberikan
sejalan dengan pelaksanaan praktek yang dilakukan. Mengetahui dan memahami keadaan
atau kondisi pertanian yang sebenarnya baik ditinjau dari teknis budidaya, pengolahan hasil
serta sistem manajemennya, maka kegiatan Magang (Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa)
dianggap perlu karena dengan demikian akan menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
khususnya di bidang pertanian.

Pelaksanaan magang ini agar para mahasiswa mendapatkan pengalaman serta kemampuan,
keterampilan di lapangan, membentuk jiwa kepemimpinan, serta melatih untuk berjiwa
wiraswasta dan mempermudah untuk mendapatkan lapangan pekerjaan.

B. Tujuan Magang

1. Tujuan umum

1. Mendewasakan cara berpikir dan meningkatkan daya nalar mahasiswa.


2. Melatih mahasiswa dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
mahasiswa dibangku kuliah.
3. Studi banding antara teori yang didapat dibangku kuliah dengan pelaksanaannya
secara teknis dilapangan.

2. Tujuan Khusus

Diharapkan setelah melaksanakan kegiatan magang ini, mahasiswa dapat mengetahui


dan memahami keadaan serta permasalahan yang ada dilapangan khususnya permasalahan
yang ada di PT. Prakasa Tani Sejati Kecamatan Sungai Laur Kabupaten Ketapang, serta
mencoba memecahkan permasalahan tersebut.

C. Metode Pendekatan

Dalam melaksanakan kegiatan magang ini digunakan beberapa metode, pendekatan


yaitu :

1. Metode Observasi

Mahasiswa terjun langsung kelapangan untuk mengamati serta melihat keadaan yang
sebenarnya terjadi di lapangan dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan dilapangan.

2. Metode Wawancara

Mahasiswa melakukan dialog dan bertanya langsung dengan pihak terkait yang ada
dilapangan serta orang-orang orang yang terlibat langsung dalam pelaksanaan dilapangan dan
bertanggung jawab terhadap semua masalah teknis dilapangan.

3. Studi Pustaka
Penulis menggunakan berbagai literatur yang bisa memperkuat isi tulisan seperti, buku, jurnal
dan berbagai literatur lain yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan tentang budidaya kelapa
sawit.

4. Dokumentasi

Selama melaksanakan kegiatan dilapangan mahasiswa menggunakan foto atau gambar untuk
memperkuat isi laporan yang akan disusun.

D. Identifikasi masalah

Upaya dalam meningkatkan hasil produksi kelapa sawit di PT. Prakasa Tani Sejati
Kecamatan Sungai Laur Kabupaten Ketapang tidak terlepas dari masalah yang dihadapi
dilapangan. Masalah-masalah yang biasa dihadapi adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan ataupun manajemen kebun yang kurang tepat seperti perencanaan


pembukaan lahan yang lambat sehingga mempersulit kegiatan pemindahan dan
penanaman bibit kelapangan.
2. Bibit yang belum bisa ditanam kelapangan menyebabkan timbulnya permasalahan
baru yaitu membengkaknya biaya atau anggaran perawatan.
3. Banyaknya tanaman di pembibitan menimbulkan berbagai hama penyakit yang
menyerang tanaman dan sangat sulit untuk dikendalikan karena anggaran
pemeliharaan yang terbatas.

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI MAGANG

A. Gambaran Umum Kecamatan Sungai Laur Kabupaten Ketapang

1. Letak dan Luas Wilayah

Secara geografis, kecamatan Sungai Laur terletak pada 1 LS-109 BT. Luas wilayah
secara keseluruhan 1.650,70 km dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

a) Sebelah Timur, berbatasan dengan Kecamatan Sandai

b) Sebelah Barat, berbatasan degan Kecamatan Simpang

c) Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabuaten Sanggau.

d) Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Sandai.

Ibu kota Kecamatan Sungai Laur adalah Aur Kuning dan merupakan salah satu
kecamatan yang berada di pedalaman wilayah administratif Kabupaten Ketapang.
Kecamatan Sungai Laur terdiri dari 6 desa dan 8 dusun, desa-desa tersebut adalah Desa Riam
Bunut, Desa Sampurna, Desa Sepotong, Desa Bengaras, Desa Sukaramai dan Desa Tanjung
Beringin.
Tabel 1. Luas wilayah desa-desa dikecamatan sei Laur

No Desa Luas (km) Persentase (%)


1 Riam Bunut 419,50 25,41
2 Bengaras 186,00 11,27
3 Sempurna 263,90 15,99
4 Suka ramai 148,80 9,01
5 Sepotong 400,90 24,29
6 Tanjung Beringin 231,60 14,03
Jumlah 1.60,70 100

Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)

2. Topografi Wilayah

Kondisi topografi Wilayah Kecamatan Sungai Laur terdiri dari dataran, daerah
bergelombang dan daerah berbukit yang berada pada ketinggian < 390 meter dpl. Pembagian
wilayah berdasarkan topografi adalah sebagai berikut;

1. Daerah dataran sampai berombak 30%


2. Daerah berombak sampai berbukit 70%

3. Keadaan Iklim

Iklim diwilayah kecamatan Sungai Laur pada umumnya sama dengan kecamatan
lainnya yang ada diwilayah Kabupaten Ketapang yaitu beriklim tropis yang masih
dipengaruhi oleh musim kering. Suhu udara rata-rata harian mencapai 24 C-30 C degan
kelembaban rata-rata 30%. Curah hujan rata-rata pertahun adalah 114 hari hujan dan
umumnya musim hujan terjadi antara bulan oktober sampai april. Curah hujan pada bulan
mei sampai agustus agak rendah. Kondisi iklim diwilayah kecamatan Sungai Laur sangat
dipengaruhi oleh kondisi wilayah yang pada dasarnya merupakan daerah dataran tinggi yang
berbukit-bukit.

4. Keadaan Tanah

Umumnya jenis tanah yang paling dominan diwilayah Kecamatan Sungai Laur adalah
jenis tanah podsolik yang ditandai dengan warna merah kuning bercampur pasir dan berbatu.
Jenis tanah ini dimanfaatkan penduduk setempat sebagai lahan pertanian serta pemukiman.
Adapun komposisi penggunaan lahan oleh masyarakat Sungai Laur adalah sebagai berikut :

1. Sawah : 1.329 Ha
2. Pekarangan : 1. 636,49 Ha
3. Ladang : 5. 959,90 Ha
4. Hutan : 118.318,10 Ha
5. Kebun : 8.878,70 Ha
6. Lain-lain : 28.947,81 Ha

Tabel 2. Pemanfaatan Lahan Kecamatan Sei Laur untuk perkebunan


No Desa Luas Lahan (ha) Jumlah
Kelapa sawit Kopi Cengkeh (ha)
1 Riam Bunut 460 4.0 1.215,5 1.679,5
2 Bengaras 464 834,0 1.298,0
3 Sempurna 960 2.0 374,4 1.336,4
4 Sukaramai 2.0 1.161,0 1.163,0
5 Sepotong 6.0 1.206,0 1.212,0
6 Tanjung 8.5 877,56 886,0
Beringin

Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)

Dari pemanfaatan lahan tersebut dapat kita ketahui jenis dan ragam hasil yang diproduksi,
seperti pada tabel berikut :

Tabel 3. Jenis hasil produksi

No Desa Produksi Hasil Perkebunan (ton/ha) Jumlah


Kelapa Sawit Kopi Cengkeh (ton/ha)
1 Riam Bunut 8.280 2,8 482,20 8.765,00
2 Bengaras 8.052 333,60 8.385,60
3 Sempurna 14.400 1,4 449,28 14.850,68
4 Sukaramai 9,0 465,60 474,60
5 Sepotong 8,5 482,60 491,10
6 Tanjung Beringin 3,0 351,00 354,00

Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)

5. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Sungai Laur sebesar 12.094 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki
6.158 jiwa, perempuan 5.936 jiwa yang terangkum dalam 2.922 kelompok keluarga. Jumlah
ini apabila dibandingkan dengan luas wilayah kecamatan sungai Laur, maka kepadatan
penduduk mencapai 8 jiwa /km.

Tabel 4. Penyebaran penduduk

No Desa Luas Penduduk Kepadatan Penduduk


(km) KK Jiwa (Jiwa/km)
1 Riam Bunut 419,50 521 2.101 5
2 Bengaras 186,00 439 1.686 9
3 Sempurna 263,90 471 1.887 7
4 Sukaramai 148,80 459 1.885 13
5 Sepotong 400,90 543 2.247 6
6 Tanjung Beringin 231,60 485 2.261 10
Jumlah 1.650,70 2922 12.094
Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)

Apabila dilihat dari komposisi penduduk menurut usia yang masih produktif dan yang
tidak produktif, maka akan diperoleh angka sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 5. Komposisi penduduk menurut umur

No Produktif Non Produktif


Usia Jiwa Usia Jiwa
1 15-21 2.348 0-14 4561
2 22-50 5077 >50 98
Jumlah 7.425 4.669
% 61,39% 38,61%

Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa penduduk usia produktif sebanyak 7.425 jiwa (
61,39%) sedangkan penduduk yang nonproduktif berjumlah 4.669 jiwa ( 38,61%). Sebagian
besar penduduk usia kerja di Kecamatan Sungai Laur memiliki mata pencarian pada sub
sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan karet, peternakan serta jasa dengan tingkat
produktifitas yang masih relatif rendah serta sarana dan prasarana pertanian yang masih
sangat sederhana.

B. Keadaan Umum PT. Prakasa Tani Sejati

1. Sejarah singkat berdirinya perusahaan

PT Prakasa Tani Sejati berdiri pada tahun 1991 yang merupakan Perkebunan Besar
Swasta Nasional (PBSN) Bumi Raya Utama Group (BRUG) sebagai perusahaan inti yang
menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit.

Pembangunan kebun dimulai pada tahun 1992 dengan penanaman pertama pada bulan
maret 1993. berdasarkan kebijakan pemerintah, pembangunan perkebunan diarahkan untuk
menjadikan pelengkap yang mampu mewadahi perkembangan kewiraswastaan petani
perkebunan kearah usaha yang rasional.

Ada 2 pola perkebunan yang diterapkan di PT Prakasa Tani Sejati, yaitu pola
perkebunan Inti dan Kredit Koperasi Primer Anggota (KKPA). Perbedaan antara kedua pola
ini adalah pada kebun KKPA pengelolaan perkebunan dilakukan oleh anggota KKPA dengan
bimbingan perusahaan, sedangkan kebun Inti dikelola sepenuhnya oleh perusahaan.

Dari luas izin areal 20.000 ha direncanakan seluas 20% (4000 ha) untuk kebun plasma
bagi masyarakat sekitar perkebunan melalui program KKPA. Tahun 2003-2009 telah
dilakukan konversi terhadap 1.072 kk dengan luasan masing-masing kk 2 ha. Masyarakat
penerima kebun plasma adalah masyarakat yang telah berdomisili sekitar Sungai Daka 142
kk, Sempurna 245 kk, Bayur Rempangi 239 kk, Merumbuk 154 kk dan Randau 242 kk.
Tenaga kerja yang bekerja diperusahaan diambil dari masyarakat setempat sesuai dengan
Peraturan Daerah yang mengatur bahwa perusahaan wajib menerima karyawan dari
masyarakat setempat sekurang-kurangnya 35 % dari jumlah keseluruhan karyawan atau
tenaga kerja. Akan tetapi, sumber daya manusia masyarakat setempat masih belum
memenuhi target dan kriteria yang diperlukan di perusahaan. Oleh karenanya, tenaga kerja
masih didatangkan dari daerah lain dengan sistem kontrak demi memenuhi dan menjalankan
roda perusahaan.

Karyawan kontrak dipimpin oleh seorang kepala rombongan yang bertanggung jawab
langsung kepada perusahaan dan karyawan. Jumlah tenaga kerja tetap di PT Prakasa Tani
Sejati sampai bulan desember 2009 ini secara keseluruhan berjumlah 1.888 orang dan
ditambah dengan karyawan tidak tetap beberapa orang.

Tingkat pendidikan karyawan SD 318 orang, SMP 540 orang, SMA 973 orang,
Diploma 19 Orang dan Strata (1) 38 orang. PT Prakasa Tani Sejati dibagi kedalam beberapa
Estate dan setiap Estate membawahi beberapa divisi. Masing-masing Estate diimpin oleh
seorang Estate Manager. Dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya PT Prakasa Tani Sejati
bekerjasama dengan beberapa kontraktor.

Bidang pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor meliputi sarana pengangkutan buah,
pembukaan lahan, pengankutan pupuk dan lain-lain.

Pelaksanaan pemupukan dilakukan setelah perusahaan mendapatkan rekomendasi


pemupukan dari Badan Peneliti Kelapa Sawit (BPKS) Medan. Untuk pengadaan pupuk
perusahaan mendatangkan pupuk dari berbagai sumber yang disalurkan melalui Bumi Raya
Utama Group yang ada di Indonesia maupun Malaysia. Di PT Prakasa Tani Sejati, produk
yang dihasilkan masih berupa kernel dan CPO.untuk proses selanjutnya perusahaan
menjualnya pada pihak lain. PT Prakasa Tani Sejati memiliki satu Pabrik Pengolahan Kelapa
Sawit (PKS) yang terletak di Estate Central dengan kapasitas 40 ton TBS per jam. Untuk
pengolahan limbah perusahaan sudah memiliki pengolahan limbah tersendiri yang sesuai
dengan AMDAL yang ramah lingkungan. Apalagi dalam waktu dekat ini akan dibangun
pabrik yang khusus mengelola tandan kosong yang akan dibuat menjadi bahan utama
pembuatan pupuk. Pembangunan pabrik tankos sudah berjalan dan sampai saat ini
pembangunan masih terus dilanjutkan untuk sesegera mungkin diselesaikan dan difungsikan
sebagaimana mestinya.

2. Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi

Perusahaan berdasarkan Prestasi dunia.

b. Misi

Kami ingin menjadi yang terbaik dalam setiap bisnis dan berkomitmen untuk
memuaskan pelanggan-pelanggan serta para karyawan, pemegang saham dan masyarakat
dengan menjaga investasi dalam jangka panjang yang sangat menguntungkan. Bagi para
pemegang saham, dalam visi dan sikap dan tingkah laku beretika , sistem dan gaya
manajemen yang terbaik, pengembalian dana misi kami akan memasukkan nilai-nilai seperti
kerjasama secara menyeluruh, kesatuan dan kerja tim.

3. Struktur Organisasi Perusahaan

Perusahaan perkebunan PT Prakasa Tani Sejati dipimpin oleh seorang Regional


Controller (RC) yang bertugas sebagai Decission Maker kebijakan pengelolaan dan
pengembangan perkebunan. Dalam melaksanakan tugasnya, RC dibantu oleh seorang Deputi
Perkebunan yang tugasnya adalah perpanjangan tangan dari RC sekaligus mengatur
pengelolaan kebun untuk meningkatkan produktivitasnya, akan tetapi masih ada tugas lain
yaitu menangani masalah-masalah non teknis seperti masalah pembebasan lahan , KKPA,
aparat Pemerintah dan masyarakat sekitar perkebunan. Selain itu, RC juga membawahi
Senior Assisten Manager Humas, Estate Support and Development, Kepala Tata Usaha
(KTU), Kepala Divisi PLKP dan Kepala Divisi Accounting Finnance.

Kegiatan operasional lapangan pada tiap-tiap wilayah kebun dipimin oleh seorang Estate
Manager (EM) yang membawahi beberapa kepala divisi kebun. Setiap kepala divisi kebun
dalam melaksanakan kegiatannya dibantu oleh kepala bagian (Kabag) yang tugasnya
menangani dan memimpin petugas pengawas lapangan pada tiap-tiap blok. Fungsi pengawas
adalah mengawasi, mengatur dan mengarahkan para karyawan kebun tentang kegiatan-
kegiatan dilapangan serta memberikan masukan kepada atasan mengenai situasi yang terjadi
dilapangan terutama yang berhubungan dengan teknis dan kinerja para karyawan.

4. Sarana dan Prasarana Perusahaan

Usaha memperlancar seluruh kegiatan di perkebunan, diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai, sarana tersebut bisa seperti rumah pegawai manajemen, kantor dan fasilitas kerja,
tempat ibadah, sekolah, rumah pegawai borongan dan harian serta beberapa kendaraan yang
bisa memfasilitasi para pegawai dan karyawan guna meningkatkan efektivitas kerja seperti
yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7. Sarana dan prasarana

No Jenis Bangunan Jumlah/Unit Kondisi


(1) (2) (3) (4)
A Kantor Central 1 Baik

1. Kantor kebun 1 Baik


2. Kantor Pabrik
3. Kantor PLKP Kebun 1 Baik
4. Kantor PLKP Pabrik
5. Kantor Koperasi (KUD) 1 Baik
6. Kantor Koperasi Karyawan
7. Work Shop Kebun 1 Baik
8. Gudang BBM Kebun
9. Wartel 1 Baik
10. Taman Kanak-kanak
11. Klinik 1 Baik
1 Baik

1 Baik

1 Baik

1 Baik
B Perumahan Central 1 Baik

1. Mess GM 1 Baik
2. Mess Regional Controller
3. Mess Mill Manager 1 Baik
4. Mess Staf C, D dan E
5. Barak Karyawan 6 pintu/Unit 3 Baik
6. Masjid
7. Gereja 4 Baik
8. Klinik
1 Baik

1 Baik

1 Baik
C Bangunan divisi I 1 Baik

1. Kantor Divisi 1 Baik


2. Koperasi
3. Gudang Pupuk 1 Baik
4. Masjid/Surau
5. Mess Kabag 1 Baik
6. Mess Karyawan Borongan
7. Mes Keluarga 3 Baik
8. Camp Div I
39 Rusak 4

39 Baik

1 Baik
D Bangunan Divisi II 1 Baik

1. Kantor Divisi 3 Baik


2. Gudang Pupuk I, II dan III
3. Gudang Permanen 1 Baik
4. Masjid
5. Mess Kabag 1 Baik
6. Mess Karyawan
7. Jembatan Komposit Belian Beton 3 Baik

44 Baik
4 Baik
(1) (2) (3) (4)
E Bangunan Divisi III

1. Kantor Divisi 1 Baik


2. Gudang Pupuk
3. Mess Staf 1 Baik
4. Bangunan Copel
5. Barak Karyawan 1 Baik
6. WC Karyawan
7. Rumah Mesin 1 Baik

8. Jembatan Komposit 16 Baik

1 Baik

1 Baik

3 Baik

F Bangunan divisi IV

1. Kantor Divisi 1 1
2. Gudang Pupuk
3. Mess Staf 1 1
4. Bangunan Copel
5. Barak Karyawan 1 1
6. WC Karyawan
7. Rumah Mesin 6 6

8. Jembatan Komposit Beton 1 1

2 2

1 1

1 1

G Bangunan Divisi V dan VI 1 Baik

1. Kantor Mess 1 Baik


2. Dapur Umum
3. Barak Karyawan 1 Baik
4. Rumah Kabag
5. Camp karyawan 2 Baik
6. Rumah Mesin
7. Wc Karyawan 3 Baik

1 Baik

1 Baik
H Mess Tamu Matan 1 Baik

Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)

Tabel 8. Sarana Alat Berat dan Kendaraan

No Jenis kendaraan/Alat berat Jumlah/Unit Kondisi


A Kendaraan 2 Rusak

1. Truck 1 Rusak
1. Dump Truck Nissan
2. Dump Truck Dyna 1 Baik
Rino
3. Truck Hino Tronton 1 Rusak
2. Mobil Daihatsu
1. Taft F.70 1 Baik
2. Taft F.69
3. Taft Rocky 1 Baik
4. Ranger
5. Pick Up 1 Baik
3. Farm Tractor
1. John Deere 2 Baik
2. Ford
4. Sepeda Motor 4 Baik
1. Honda Win 100
2. Honda Mega pro 12 Baik

19 Baik

15 Baik
B Alat Berat 1 Baik

1. Bulldozer 2 Rusak

1. Bulldozer Komatsu 1 Baik


2. Bulldozer Caterpillar
1 Rusak
Exavator Komatsu
1 Baik
3. Motor Grader
1 Baik
1. Motor Grader Komatsu
2. Motor Grader Caterpillar 2 Rusak
4. Wheel Loader

5. Backhoe Loader Cartepillar

Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)

BAB III

PELAKSANAAN MAGANG

A. Waktu dan Tempat Magang

Pelaksanaan magang diselenggarakan selama 2 bulan dimulai dari hari selasa 27


oktober sampai hari selasa 29 desember 2009 yang berlokasi diperusahaan perkebunan kelapa
sawit PT Prakasa Tani Sejati, kecamatan Sungai Laur kabupaten Ketapang Kalimantan Barat.

B. Pelaporan dilokasi Magang

Tujuan pelaporan adalah agar pihak Perusahaan yaitu PT Prakarsa Tani Sejati dapat
mengetahui kehadiran mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan magang dilapangan
sehingga kedua belah pihak dapat dengan mudah berkoordinasi tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan dikemudian hari.

C. Penyusunan Program dan Jadwal Kegiatan

Penyusunan program dan jadwal kegiatan lapangan dilakukan secara bersama-sama


antara mahasiswa dengan Estate Manager dan kepala Divisi. Jadwal kegiatan disesuaikan
dengan kondisi dilapangan sehingga tidak mengganggu kelancaran kerja Perusahaan.

D. Kegiatan dilapangan

Kegiatan dilapangan dibimbing langsung oleh pembimbing teknis lapangan, seperti


kepala divisi dan kepala bagian lapangan. Kegiatan dilapangan terdiri dari beberapa kegiatan
utama, yaitu :

1. Kegiatan di Areal Pembibitan

Diareal Pembibitan penulis terjun langsung kelapangan untuk melihat, mempelajari


dan menguasai berbagai hal yang berkaitan dengan tekhik pembibitan dan pemeliharaan serta
perawatannya.
Magang di Pembibitan dibagi menjadi 2 lokasi kegiatan yaitu di areal Prenursery
dan Mainursery.

Kegiatan di Areal Prenursery meliputi :

1. Penyiapan Lahan Pembibitan

Persiapan lahan pembibitan dilakukan dengan Buldozer untuk meratakan area agar
mempermudah pembuatan bedengan. Tanah permukaan didorong kepinggir dan akar-akar
serta kayu tunggul dicabut dan dibuang agar lahan bersih serta terhindar dari berbagai bahan
yang menyebabkan sumber penyakit.

2. Persiapan Media tanam

Langkah awal persiapan media tanam adalah dengan membuat bedengan. Bedengan terbuat
dari kayu papan yang berukuran lebar 10 cm dan panjang 10 m dengan ketebalan papan 2 cm.
bedengan dibuat dengan bentu kotak persegi panjang dengan lebar bedengan 1 m dan
panjang 10 serta jarak antar bedengan 60 cm. Pembuatan bedengan bertujuan agar poly bag
tersusun rapi, tidak roboh dan yang terpenting adalah untuk mempermudah pemeliharaan dan
penyensusan. Dari kegiatan penyensusan bedengan, akan diketahui berapa jumlah kebutuhan
kecambah yang akan didatangkan dari Balai Penelitian Kelapa Sawit berdasarkan jumlah
bedengan dan jumlah rata-rata poly bag dalam bedengan. Sehingga, tidak akan terjadi
kekurangan kecambah ketika kegiatan penanaman dimulai. Contoh, jika jumlah bedengan
keseluruhan adalah 60 bedengan dan rata-rata jumlah poly bag per bedengan 1200 poly bag,
maka dapat kita ketahui bahwa jumlah kecambah yang diperlukan adalah sebanyak 72000
kecambah. Selain itu, penyensusan bedengan dilakukan untuk menentukan jenis perawatan
dan anggaran pemeliharaannya.

Langkah selanjutnya dari kegiatan persiapan media tanam adalah pengisian poly bag. Poly
bag untuk untuk media kecambah di areal prenursery berukuran 69 cm. Tanah yang
digunakan adalah tanah top soil, yaitu tanah permukaan yang memiliki banyak kandungan
unsur hara. Pada saat pengisian tanah kedalam poly bag, tanah harus diguncang dan ditekan
agar mempunyai kepadatan yang optimal. Poly bag disusun rapi dalam bedengan, kemudian
disiram dengan air. Jenis instalasi penyiraman yang digunakan di areal prenursery adalah
jaringan vipa water pam yang dipancarkan dengan selang sumi diantara jalur bedengan
dengan kekuatan mesin robin.

Media yang telah terisi tanah disiram selama beberapa hari dengan tujuan untuk mengetahui
kekuatan debit tanah yang telah dimasukkan kedalam poly bag, jika debit tanah menurun
maka akan segera dilakukan toping atau pembumbunan. Toping adalah pengisian kembali
poly bag dengan tanah setelah diketahui debit tanah dalam poly bag menurun akibat curahan
air hujan ataupun penyiraman. Toping bertujuan untuk menjaga tingkat kepadatan tanah
dalam poly bag agar tetap optimal sehingga ketika penanaman kecambah berlangsung
dipastikan tidak ada lagi poly bag yang kosong dan berongga di bagian dalam.

3. Pembuatan Naungan dan Pagar

Pembuatan naungan dilakukan setelah semua kegiatan di media tanam terselesaikan, baik itu
pembuatan bedengan, pengisian serta penyusunan poly bag dan pemasangan instalasi
penyiraman. Tujuan pembuatan naungan pada areal prenursary adalah untuk menjaga tingkat
kelembaban media tanam, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi tingkat penurunan
kualitas unsur hara pada media akibat terik sinar matahari langsung dan melindungi media
dari curah hujan secara langsung dan berlebih yang bisa menyebabkan tanah dalam poly bag
terlalu mengeras dan padat. Naungan terbuat dari pelepah tanaman kelapa sawit yang disusun
rapi diatas para-para bambu bulat dengan tiang kayu yang kokoh sebagai penyangga. Tinggi
naungan 2 m dari permukaan tanah, hal ini bertujuan untuk menjaga suhu, kelembaban dan
udara yang bergerak dalam area prenursery tetap stabil.

Pelepah yang digunakan sebagai bahan naungan harus berasal dari tanaman yang sehat dan
terhindar dari penyakit seperti jamur ataupun virus yang bisa menular pada bibit. Adapun
tujuan pembuatan pagar adalah agar lahan, media dan tanaman terjaga dari gangguan atau
serangan hama seperti tikus, landak, babi hutan dan lain-lain. Pagar terbuat dari kawat ram
yang dipasang mengelilingi seluruh lahan pembibitan di areal prenursary.

4. Penanaman Kecambah

Penanaman kecambah dilakukan setelah media tanam dipastikan selesai dan siap tanam serta
naungan dan instalasi penyiraman telah terpasang. Kecambah yang ditanam berasal dari
Marihat yang merupakan Pusat Pengembangan Kelapa Sawit (PPKS) di Medan Sumatera
Utara. Kecambah berasal dari varietas Tenera, yaitu persilangan antara Dura dan Fisifera.
Jenis ini telah lama dibudidayakan di PT Prakasa Tani Sejati base camp Sungai Laur karena
memiliki beberapa keunggulan, antara lain memiliki daya tumbuh yang baik, memiliki buah
dan kandungan minyak yang berkualitas, serta tahan terhadap kondisi yang ekstrim baik saat
kemarau maupun ketika curah hujan tinggi dimana pada saat itu intensitas genangan pada
tanaman sawit yang masih muda dan berada dilahan dengan topografi rendah kerap kali
terjadi dengan waktu yang cukup lama.

Penanaman kecambah harus sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan, baik dari waktu
maupun metode penanaman. Kecambah harus segera ditanam 224 jam dari mulai
pengiriman sampai tiba di areal prenursary dengan perlakuan yang baik seperti pengiriman
melalui pesawat, disimpan diruangan ber AC dan dijemput dengan mobil bak tertutup.
Kecambah kelapa sawit memiliki volume pertumbuhan radikula dan plumula yang sangat
cepat, sehingga akan berdampak kerusakan jika jadwal penanaman tidak sesuai dengan
jadwal pengiriman.

Plumula kecambah berwarna putih sedangkan radikulanya berwarna coklat dan tumpul. Oleh
karena itu, kegiatan penanaman harus diawasi agar tidak terjadi kesalahan dalam cara
penanaman. Kedalaman lubang pada media poly bag 2 cm, posisi plumula yang berwarna
putih berada diatas sedangkan radikula yang berwarna coklat berada dibawah. Lubang yang
telah ditanam ditutup dengan tanah yang gembur agar plumula tumbuh tanpa hambatan. Jika
tanah penutup keras dan berbatu maka proses pertumbuhan akan terhambat dan biasanya
tanaman akan tumbuh membengkok.

5. Pemasangan Klerat

Pemasangan klerat dilakukan satu hari sebelum penanaman kecambah dan dipasang satu pada
setiap bedengan serta setiap sudut areal prenursery. Klerat adalah Rodentisida kontak yang
diperuntukkan bagi hama pengerat, seperti tikus dan landak.

6. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setelah semua media telah tertanam oleh kecambah. Penyiraman
dilakukan dengan intensitas rendah, hal ini dilakukan agar air bisa menyerap sempurna
kedalam poly bag tanpa merusak permukaan media sehingga kecambah tetap pada keadaan
semula. Instalasi penyiraman menggunakan tenaga mesin robin dengan vipa water pam dan
dipancarkan melalui selang sumi yang berada pada setiap jalur bedengan. Penyiraman
berikutnya dilakukan dengan intensitas meningkat tergantung pada tingkat pertumbuhan
kecambah dan keadaan cuaca.

7. Toping

Seperti dijelaskan sebelumnya, toping adalah pengisian kembali tanah kedalam poly bag
setelah debit tanah dalam poly bag menurun akibat penyiraman ataupun curahan air hujan.
Toping seringkali dilakukan pada setiap kegiatan di areal prenursery dengan tujuan yang
berbeda. Toping kali ini bertujuan agar akar pada tanaman yang baru tumbuh di areal
prenursery tidak terganggu baik oleh sinar matahari ataupun mahluk hidup lainnya. Karena
akar tanaman yang baru tumbuh sangat rentan terhadap kerusakan. Akar yang terbuka juga
dapat mengundang perhatian hama tanaman seperti tikus, landak dan babi. Oleh karena itu
perlu dilakukan toping ulang agar tanaman tetap tumbuh dengan baik. Kegiatan toping pada
tanaman yang baru tumbuh juga sangat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan vegetatif akar.

8. Pengendalian Gulma

Pegendalian gulma pada areal prenursery dilakukan secara manual, yaitu Weeding bag dan
Weeding antar bag. Weeding bag adalah mencabut atau membersihkan gulma yang tumbuh
didalam poly bag. Kegiatan ini dilakukan secara teliti dan hati-hati karena gulma tumbuh
disekitar media dan tanaman yang masih sangat rentan sehingga dikhawatirkan media rusak
dan akar tanaman terganggu atau bahkan tercabut. Weeding bag dilakukan secara bertahap
tergantung dari intensitas dan volume pertumbuhan gulma. Weeding bag harus dilakukan
sebelum pertumbuhan gulma mencapai ambang batas, yaitu volume pertumbuhan gulma
melebihi atau hampir sama dengan volume pertumbuhan tanaman. Karena, gulma dewasa
bisa mempengaruhi aktivitas penyerapan unsur hara pada tanaman sehingga pertumbuhan
tanaman akan terhambat. Adapun Weeding antar bag adalah mencabut dan membersihkan
gulma yang tumbuh diantara sela-sela poly bag dan bedengan. Weeding bag dilakukan
dengan cara mengangkat poly bag Satu-persatu dan membersihkan gulma yang tumbuh pada
areal bedengan kemudian meletakkan kembali poly bag pada tempat semula. Pengendalian
gulma dengan menggunakan Herbisida tidak dilakukan pada areal prenursery, karena
dikhawatirkan dampak buruk yang akan terjadi pada tanaman yang masih sangat rentan
terhadap bahan aktif herbisida yang bisa menyebabkan kerusakan atau kamatian. Weeding
bag dan weeding antar bag dilakukan oleh pekerja harian khusus pemeliharaan.

9. Pemupukan

Pemupukan pada tanaman diareal prenursery dilakukan setelah satu minggu tanaman tumbuh.
Pupuk yang digunakan adalah jenis NPK yellow yang diaplikasikan dengan dua cara berbeda,
yaitu disemprot dan disiramkan (Ekstra Polya). Dosis dan konsentrasi yang dianjurkan untuk
penyemprotan adalah 5 kg NPK yellow diekstraksi kedalam 10 liter air yang merupakan
bahan campuran untuk 10 tanki pom. Setiap satu tanki pom yang memiliki kapasitas 20 liter
air dicampur dengan 1 liter ekstrak NPK yellow untuk setiap 200 batang tanaman. Untuk
penyiraman dilakukan dengan cara yang sama tetapi dengan konsentrasi dan dosis yang
berbeda yaitu 5 kg NPK yellow diekstraksi kedalam 5 liter air untuk kemudian dicampurkan
dengan 100 liter air dan diaplikaskan dengan cara disiram untuk setiap 100 batang tanaman.
Pemupukan ekstra polya sangat efektif untuk diaplikasikan diareal prenursery karena
dianggap mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya :

Pupuk dapat langsung diserap tanaman melalui pori-pori daun (stomata) dan akar.

Tanaman selalu dalam keadaan segar karena pemupukan dilakukan dengan


penyemprotan dan penyiraman.

Menghindari kemungkinan terjadinya kematian pada tanaman akibat percikan pupuk jika
pupuk diaplikasikan dengan cara ditabur.

10. Pembukaan Naungan

Pembukaan naungan dilakukan setelah tanaman berumur 2 minggu dan dilakukan secara
bertahap agar tanaman bisa beradaptasi dengan cahaya matahari. Tahapan pertama adalah
50% dan tahapan kedua adalah pembukaan total, yaitu 100%. Adapun tujuan dari pembukaan
naungan adalah :

Agar tanaman mampu beradaptasi dengan lingkungan

Mencegah terjadinya etiolasi atau pertumbuhan memanjang akibat kurangnya


penyinaran matahari

Mencegah terjadinya serangan penyakit seperti virus dan jamur.

11. Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan insektisida dilakukan hanya jika terjadi serangan hama serangga.


Penyemprotan fungisida biasa dilakukan setiap 2 minggu untuk mencegah timbulnya jamur
pada tanaman. Insektisida yang digunakan jika terjadi serangan hama serangga adalah jenis
Bassa, dan fungisida yang digunakan untuk mencegah timbulnya jamur adalah jenis Dithane
yang memiliki kandungan tiram dan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.

12. Sensus atau Sortir Bibit

Penyortiran dilakukan untuk mencegah adanya bibit abnormal yang ikut tertanam diarea
mainnursery. ciri-ciri bibit yang abnormal adalah, tunas yang memuntir, daun lalang (tegak
dan kecil), daun menggulung, collante (daun seperti pita), daun keriting dan daun yang
berbentuk mangkuk.

Kegiatan di areal Mainnursery terdiri dari beberapa jenis kegiatan sebagai berikut :

1. Persiapan lahan

Persiapan lahan terdiri dari beberapa kegiatan, seperti membersihkan lahan dengan buldozer
untuk meratakan areal dari kayu-kayuan dan tunggul-tunggul yang tersisa, pemancangan,
pembuatan jalan pemeliharaan dan pemasangan instalasi penyiraman .
2. Pengisian Poly bag

Poly bag untuk tanaman di mainnursery berukuran 4050 cm lebih besar dari ukuran
tanaman di prenursary dengan ketebalan 0,12 mm, karenanya pengisian memakan waktu
yang cukup lama dan dipersiapkan jauh-jauh hari agar penyelesaiannya bersamaan dengan
berakhirnya masa usia tanaman di areal prenursery. Tanah yang digunakan adalah tanah top
soil yang memiliki banyak kandungan hara. Poly bag yang telah diisi kemudian diletakkan
dan disusun berdasarkan pancang yang telah tersedia dengan jarak 9090 cm segitiga sama
sisi dengan kapasitas perhektar 14.200 bibit.

3. Penanaman

Kegiatan penanaman di mainnursery dilakukan setelah tanaman mencapai usia maksimal.


Dilakukan pengawasan ketat agar proses penanaman berjalan dengan baik, penanaman
dilakukan dengan cara merobek poly bag dengan silet setelah membuat lubang tanam pada
poly bag mainursary tanpa harus memotong bagian akar sedikitpun.

4. Penyiraman

Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore selama dua jam. Penyiraman dihentikan jika
terjadi curah hujan dengan intensitas yang tinggi.

5. Pemupukan

Pemupukan dilakukan dengan rotasi 2x selama 1 bulan dengan dosis dan jenis pupuk yang
telah direkomendasikan. Jenis pupuk yang digunakan adalah NPK Blue dan NPK Yellow.
Berikut adalah tabel pemupukan yang telah direkomendasikan.

Tabel 9. Pemupukan

Umur Bibit Dosis Pupuk (g/Bibit) Cara Aplikasi Jenis Pupuk


3-4 Bulan 7 Ditabur NPK Yellow
5-6 Bulan 14 Ditabur NPK Blue
7-8 Bulan 21 Ditabur NPK Blue
> 8 Bulan 28 Ditabur NPK Blue

Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)

6. Pengendalian Gulma

Pengendalian gulma pada tanaman diareal pembibitan mainursary dilakukan dengan cara
manual dan kimia. Pengendalian gulma dengan cara manual terdiri dari weeding bag dan
weeding antar bag. Weeding antar bag adalah memberantas gulma dengan cara mencabut
dan membersihkan gulma diantara jalur-jalur poly bag ( luar), sedangkan weeding bag
adalah membersihkan gulma yang berada pada poly bag tanaman. Rotasi pengendalian 2-3
kali/bulan.

Pengendalian gulma cara kimia dilakukan dengan aplikasi herbisida pratumbuh 1 kali dan
purna tumbuh 2 kali dengan rotasi 3 bulan. Penyemprotan herbida purna tumbuh memakai
parakuat sedangkan untuk herbisida pratumbuh dianjurkan memakai linuron. Penyemprotan
dilakukan dengan sprayer gendong (knapsack sprayer) dengan posisi semprotan vertical
(kebawah) dengan posisi lebih rendah dari permukaan tanah poly bag untuk menghindari
percikan larutan herbisida.

7. Toping

Sama halnya dengan tanaman yang berada diareal prenursery, tanaman yang berada di
areal mainnursery juga dilakukan toping untuk menjaga debit tanah dalam poly bag agar tetap
stabil dan pertumbuhan akar bisa terjaga. Toping dilakukan dengan tanah yang gembur dan
banyak mengandung unsur hara.

8. Pemangkasan

Kegiatan pemangkasan hanya dilakukan pada bibit yang berumur diatas 10 bulan.
Pemangkasan befungsi untuk menjaga agar tanaman yang berada diareal pembibitan
mainursary tetap terjaga kelembabannya dan tidak menjadi sumber atau sarang hama dan
penyakit yang bisa menular pada tanaman yang masih muda. Selain itu untuk mempermudah
kegiatan perawatan seperti pemupukan dan pengendalian gulma serta menghindari robohnya
tanaman dari hembusan angin dan terpaan hujan. Pemangkaan dilakukan dengan cara
memotong setiap ujung pelepah berbentuk piramida, hal ini untuk menjaga agar pertumbuhan
pelepah bisa normal kembali. Alat yang digunakan adalah pisau stainless dan hanya
dilakukan apabila pertumbuhan pelepah melampaui batas yang ditentukan

9. Pengikatan Pelepah

Pengikatan bibit dilakukan oleh tenaga kerja borongan sebelum bibit diangkut kelapangan.
Manfaat dari pengikatan bibit adalah, agar mempermudah pengangkutan, mempermudah
penanaman, agar tajuk terpelihara dengan baik dan menghindari kerusakan tanaman akibat
terjadi gesekan ataupun penumpukan bibit dalam angkutan.

10. Sortir Bibit (Thinning Out)

Penyortiran bibit dilakukan pada saat akan diangkut kelapangan, adapun cirri-ciri bibit yang
abnormal adalah, permukaan daun yang kasar (bibit banci), anak daun tersusun jarang, tidak
memiliki anak daun (juvenile), permukaan tajuk yang rata dan bibit yang kerdil.

2. Kegiatan Diareal Pembukaan Lahan

Areal pengembangan merupakan pusat kegiatan dan perencanaan perluasan areal


perkebunan. Diareal pengembangan mahasiswa terjun langsung untuk melihat, memahami
dan menguasai proses pembukaan lahan (Land Clearing). Selain itu kegiatan yang diikuti
adalah pemeliharaan tanaman muda dilapangan seperti konsolidasi pohon kelapa sawit.
Kegiatan yang dilakukan selama berada diareal pengambangan diantaranya :

1. Pengaturan Rumpukan

Pengaturan rumpukan dilakukan setelah kegiatan penumbangan pohon dan telah ditentukan
titik tanam agar tidak mengganggu kegiatan pemancangan dan penanaman kelapa sawit.
2. Pembuatan Teras

Teras kontur dibuat dengan Buldozer dengan lebar teras 4 m dengan kemiringan 10-15.
Pembuatan teras ini membutuhkan biaya yang besar, tetapi mempunyai keuntungan
diantaranya konservasi tanah, konservasi air mencegah dan mengurangi erosi pupuk,
memberikan kemudahan operasional dilapangan, meningkatkan hasil TBS dan brondolan dan
mengurangi biaya perawatan jalan.

3. Rencana Pembuatan Jalan

alan penghubung utama dan jalan primer dibuat dengan Buldozer. Top soil digusur
membentuk badan jalan sesuai dengan profil jalan yang sudah ditentukan. Profil jalan
berbentuk cembung dan kanan kiri jalan dibuat parit dengan jarak 1,5-2 meter dari badan
jalan. Tinggi tanah timbunan setelah dipadatkan minimal 80 cm dari permukaan tanah yang
akan dibuat jalan dengan lebar 5-6 meter.

4. Pembuatan Saluran air (Drainase)

Jaringan drainase harus dibangun selama tahap pembangunan kebun kelapa sawit ditanam.
Pembuatan saluran drainase sebaiknya dimulai dari bawah atau dari hilir ke hulu, serta
keadaan parit harus diatur sedemikian rupa sehingga semua air dar parit satu atau parit yang
lain dapat mengalir kesungai dengan baik. Kecepatan airan air pada saluran drainase cukup
baik jika salutan tersebut memiliki kemiringan 1 : 5000- 1 : 3000 dengan rotasi pekerjaan 6
bulan sekali. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan saluran drainase adalah :

Semak-semak yang menutupi parit harus dibersihkan

Tanah galian dibuang keatas dan disebar serata mungkin dan diguakan sebagai badan
jalan.

Tanah yang ada dalam parit dinaikan keatas.

Saluran drainase dan pinggiran sungai yang terbuka perlu diperkuat dengan jaringan-
jaringan yang diisi dengan batu.

5. Kegiatan Pemancangan

Kegiatan pemancangan adalah suatu kegiatan untuk menentukan titik tanam yang
menggunakan alat kompas dan kawat seling agar barisan sawit lurus dan berbentuk segitiga
sama sisi dengan jarak minimal 7,6 meter. Apabila posisi panjang dekat parit atau jalan maka
panjang tersebut dianggap pancang Bantu, selanjutnya pancang tanam digeser dalam barisan
sebagai berikut :

1) Jarak minimal dari parit primer/sungai : 5 meter

2) Jarak minimal dari parit sekunder/tersier : 3 meter

3) Jarak minimal dari pinggir jalan : 3 meter

4) Jarak minimal dari tunggul kayu : 3 meter


6. Penanaman Tanaman Penutup Tanah (Leguminosa Cover Crop)

Penanaman LCC diareal lahan baru boleh dengan sistem larikan atau dicangkul dengan jarak
11 meter. Fungsi dari penanaman LCC adalah untuk menjaga kelambaban tanah,
mengurangi pertumbuhan gulma, menambah bahan organik tanah dan mencegah erosi.

7. Penanaman Kelapa Sawit

Kegiatan yang perlu diperhatikan dalam penanaman kelapa sawit adalah :

1) Bibit yang ditanam adalah bibit yang terseleksi (bibit produktif).

2) Tidak boleh merusak pelepah dan tidak boleh merusak akar pada waktu membuka poly
bag.

3) Bibit ditanam pada pajang yang ada dengan ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm.

4) Sebelum tanam, masukkan pupuk rock phosphate (RP) dalam ubang dan ditaburkan
diatas tanah galian lubang. Bibit ditanam sebatas leher bibit, tidak boleh terlalu dalam atau
terlalu dangkal.

3. Kegiatan diareal Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Kegiatan praktek yang dilakukan diareal TBM diantaranya konsolidasi, penyisipan,


garuk piring, pembuatan tapak kuda, penanaman kacangan (Leguminosa cover crop),
pemupukan, pengendalian hama penyakit serta pemeliharaan jalan, parit dan drainase.

1. Konsolidasi

Kegiatan yang dilakukan untuk merehabilitasi tanaman yang baru ditanam. Kesalahan tanam
biasanya disebabkan oleh penanaman yang terburu-buru dan kurangnya pengawasan
sehingga mengakibatkan kerusakan tanaman, kelambatan atau kelainan pertumbuhan bibit
yang ditanam.

Kegiatan konsolidasi antara lain adalah menginventarisasi tanaman yang mati, abnormal,
tumbang dan terserang hama penyakit serta menegakkan pohon yang tumbang dengan cara
menimbun tanah disekitar pangkal batang dan dipadatkan sehingga tanaman tegak kembali.
Konsolidasi pokok ini dilakukan pada umur TBM I dan TBM III jika terlambat sulit untuk
diperbaiki karena batang tanaman sudah besar.

2. Penyisipan

Penyisipan dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati, sakit atau kerdil sehingga
diperoleh tanaman yang tumbuh sehat dan seragam. Kegiatan ini dilakukan berdasarkan hasil
inventarisasi pada areal TBM tanaman yang perlu disisip pada masa TBM I sampai III setiap
satu bulan sekali, dan setelah TBM III penyisipan cukup dilakukan setiap satu tahun sekali.

3. Garuk Piring
Kegiatan ini dilakukan dengan membersihkan gulma yang terdapat disekitar tanaman kelapa
sawit gulma digaruk dengan menggunakan cangkul, dengan radius 1 meter dari pangkal
batang.piringan harus bebas dari gulma untuk menghindari persaingan dalam penyerapan
unsur hara antara gulma dengan tanaman kelapa sawit. Rotasi garuk piringan ini dilakukan
setiap satu bulan sekali.

4. Teras Individu atau Tapak Kuda

Pembuatan tapak kuda tepat pada pancang tanaman mula-mula tanah dibebeskan dari humus,
tunggul dan kayu-kayuan. Tanah galian disusun untuk tanah baigan yang ditimbun,
sedangkan tanah yang agak miring dicangkul dan diratakan denga sudut kemiringan 10-15
kemudian dibuat benteng kecil dipinggir tanah timbunan tersebut.

apak kuda dibuat pada bagian permukaan tanah yang memiliki kecuraman atau kemiringan
yang tinggi. Adapun tujuan dibiatnya tapak kuda adalah apabila pada saat pemupukan unsur
hara tidak langsung tercuci tetapi tetap berada dalam piringan atau tapak kuda tersebut. Tapak
kuda dibuat pada areal TBM I ( tanaman ulang). Pemeliharaan pada tahap awal diperlukan
pemeriksaan yang teratur untuk memperbaiki tapak kuda yang rusak, dan rehabilitasi
selanjutnya dilakukan setiap satu tahun sekali.

5. Penanaman Tanaman Penutup Tanah

Penanaman tanaman penutup tanah (Leguminora cover crop), sangat baik untuk mengurangi
erosi permukaan tanah, memperbaiki aerasi, menjaga kelembaban tanah dan menambah
bahan organik serta cadangan unsur hara. Akar tanaman kacangan dapat memfiksasi nitrogen
dan juga dapat mencegah pertumbuhan gulma. Jika tanaman telah menutupi areal dengan
sempurna maka akan menghemat biaya penyiangan gulma dan tanaman kelapa sawit dapat
terhindar dari serangan hama kumbang oryctes.

Tanaman LCC (Leguminora cover crop) yang digunakan adalah jenis CP ( Centrocema
pubescent) dan PJ ( Pueraria javanica), jenis ini dpakai karena sifatnya dapat bertahan hidup
lebih lama dibandingkan dengan jenis yang lain. Sistem yang digunakan dalam penanaman
kacangan ini adalah dengan cara penugalan dengan perbandingan 5 : 5 : 1. Setiap satu
gawangan dibuat dua jalur tanam dengan jarak 1 m dari tanaman kelapa sawit dengan jumlah
kacangan yang diperlukan adalah 5 kg/ha.

6. Pemupukan

Kegiatan pemupukan pada areal TBM sangatlah penting untuk meningkatkan pertumbuhan
vegetatif sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik dan kokoh serta persiapan aktivitas
pertumbuhan. Pengaruh pemupukan terhadap produksi bersifat jangka panjang dan baru akan
terlihat setelah 2 sampai 3 tahun kedepan. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk
majemuk NPKM, yang diberikan dengan sistem tabur.

7. Pengendalian Hama

Hama yang sering dijumpai menyerang tanaman kelapa sawit belum menghasilkan ini adalah
ulat pemakan daun kelapa sawit (UPDKS) yang bersifat permanen seterti ulat api
(limacodidae) dan ulat kantong (psychidae).
Usaha mengetahui tingkat serangan hama, dilakukan sistem pengamatan dini (Early Warning
System) sehingga dapat diketahui apakah seranga hama dibawah tingkat kritis dan jika telah
berada diatas batas kritis maka dapat diambil tindakan pengendalian.

Tujuan dari pengendalian hama adalah untuk menurunkan populasi hama sehingga tidak
merugikan secara ekonomi dan tidak melampaui batas kritis keseimbangan alam. Serangan
UPDKS mengakibatkan kelapa sawit kehilangan daun, secara signifikan akan mengganggu
pertumbuhan tanaman kelapa sawit.

alah satu tindakan yang diambil untuk pengendalian hama ulat kantong dan ulat api dikebun
adalah dengan cara hand picking, yaitu pengutipan ulat denga memeriksa setiap tanaman, jika
terdapat ulat maka ulat-ulat tersebut dikumpulkan kemudian dimusnahkan. Jumlah ulat pada
setiap tanaman di catat untuk mengetahui tingkat serangan.

8. Pemeliharaan Jalan dan Parit Drainase

Jalan diperkebunan kelapa sawit sangat diperlukan sejak pembukaan lahan hingga tanaman
menghasilkan. Jalan merupakan sarana penghubung untuk pengangkutan Tandan Buah Segar
(TBS), pupuk serta untuk kegiatan lain. Jalan di buat dengan daya dukung tertentu sehingga
dapat dilalui setiap waktu oleh kendaraan. Sarana jalan tersebut harus dikelola dan dipelihara
dengan baik sehingga semua kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Jalan
diklasifkasikan menjadi beberapa tingkatan sesuai dengan kelas, ukuran, ketahanan dan
fungsi serta kapasitasnya masing-masing. Berikut adalah tabel klasifikasi jalan PT. Prakarsa
Tani Sejati base camp Sungai Laur yang akan dijadikan sarana pengangkutan dan berbagai
aktivitas pemeliharaan tanaman di areal TBM dan TM.

Tabel 10. Klasifikasi Jalan

Kelas Jalan Bahu dan Kaki Lima Jalan Parit DM 3


Badan Jalan (m) Ketanaman (m) (m)
(m)
Jalan Primer 8-10 1,5 3 12
(utama)
5-6 1 3 10
Jalan Sekunder (
produksi) 4-5 1 3 8

Jalan Tersier 4-5


(koleksi)

Jalan Kuarter
(pinggir)

Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)

Jalan primer (main road) adalah jalan yang menghubungkan divisi dengan divisi emplasment
keluar dari lingkungan kebun. Jalan sekunder (secondary road) merupakan jalan penghubung
dengan areal produksi dan berfungsi sebagai jalan pengumpulan hasil, umumnya arah utara
sampai dengan selatan. Jalan tersier (tertiary road) merupakan jalan didalam areal produksi/
blok yang berfungsi sebagai tempat pengumpulan hasil, dengan arah timur- barat. Jalan line
(koridor road) adalah jalan pinggir kebun sebagai batas areal tanaman dan juga sebagai jalan
kontrol.

Pemeliharaan jalan dilakukan secara manual tetapi diusahakan menggunakan alat grader dan
compactor. Permukaan jalan diusahakan cembung sehingga pada saat hujan turun air tidak
menggenang, pemeliharaan jalan dilakukan setiap enam bulan sekali, sementara parit
drainase dibangun untuk mengeluarkan kelebihan air agar areal tanamn kelapa sawit tidak
tergenang dengan cara mengangkat/ menggali tanah yang menutup parit. Pada areal TBM
parit dibuat dengan lebar 1 m dengan kedalaman 1,5 meter. Pembuatan parit ini
menggunakan tenaga borongan dengan target 100 m/hk.

Kegiatan-kegiatan pemeliharaan TBM diatas pada saat praktek magang ini sudah
dilaksanakan. Adapun kegiatan yang belum dilakukan adalah penunasan (tunas pasir) dan
kastrasi. Karena tanaman pada masa TBM I belum membentuk bunga dan buah.

4. Kegiatan di Areal Tanaman Menghasilkan ( TM )

Kegiatan di areal TM dilaksanakan selama 1 minggu yaitu pada tanggal 23 Oktober 10


Desember 2009. tempat kegiatan di areal TM difokuskan di areal kebun TM divisi III
Wilayah Central. Jenis kegiatan di areal TM meliputi kegiatan sebagai berikut :

1. Cabut Anak Kayu

Kegiatan mencabut anak kayu / gulma di sekitar tanaman kelapa sawit, pasal pikul dan TPH,
tujuan dari kegiatan ini untuk mencegah terjadinya persaingan dalam mengambil unsur hara
di dalam tanah.

2. Garuk Piringan

Kegiatan membuang gulma atau sisa brondolan yang tertinggal di piringan, dengan
menggunakan alat cangkul yang berbentuk seperti tangan manusia, piringan berfungsi
sebagai tempat penyebaran pupuk, serta tempat jatuhnya brondolan, dan mempermudah
pengangkutan buah ke TPH.

3. Pemupukan

emupukan pada tanaman kelapa sawit membutuhkan biaya yang cukup besar yaitu sekitar
40% 60% dari total pemeliharaan. Oleh karena itu, agar tercapai hasil pemupukan yang
optimal maka pupuk yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi yang telah ditetapkan.

Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk majemuk NPK Mg, dengan rotasi pemupukan
dibagi menjadi 3 periode dalam waktu 1 tahun. Agar pupuk yang diberikan unsur hanya dapat
diserap oleh tanaman secara maksimal maka perlu diperhatikan pengaplikasiannya sesuai
dengan pengertian 4 tepat yaitu :

Tepat Jenis : Pupuk yang diberikan sesuai unsur hara yang


diperlukan oleh tanaman.

Tepat Dosis : Jumlah pupuk yang diberikan sesuai dengan


kebutuhan tanaman.
Tepat Waktu dan Frekuensi : Pelaksanaan pemupukan harus sesuai jadwal yang
telah ditetapkan

Tepat Cara : Penempatan pupuk harus sesuai dengan ketentuan


sehingga penyerapan unsur hara akan maksimal.

Ada dua cara aplikasi pupuk yaitu sistem pocket (benam) dan sistem tebar. Sistem benam
dengan membuat 3 (tiga) lubang pada piringan dengan jarak 21 cm dari pangkal batang
tanaman kelapa sawit, dosis pupuk sebanyak 3 kg/pohon kemudian dibagi dan dimasukkan
ke dalam lubang yang telah dibuat dan setelah itu lubang ditutup kembali. Sistem tebar cukup
hanya dengan menebarkan pupuk di dalam piringan pokok.

Menentukan jenis pupuk yang akan diberikan pada tanaman kelapa sawit menghasilkan
dengan melakukan penelitian seperti analisa daun, analisa tanah dengan memperhatikan
kondisi alam yang dilakukan oleh dengan dosis pada setiap blok dan pemakaian pupuk sesuai
dengan hasil dari analisa tanah dan daun.

4. Kegiatan Pemotongan Pelepah Kelapa Sawit

Kegiatan ini adalah memangkas pelepah tanaman kelapa sawit yang menaungi daerah jalan.
Tujuannya supaya jalan tidak terlindungi oleh cabang-cabang kelapa sawit, sehingga cahaya
matahari dapat menembus langsung ke bagian badan jalan, dan pada musim hujan
kelembaban tanah cepat diatasi.

5. Pembuatan Rorak

Rorak dibuat untuk menampung limpahan air dari jalan dalam kebun dan daerah miring,
sehingga partikel tanah yang dihasilkan dari proses erosi dapat ditampung dalam rorak.
Fungsinya meningkatkan cadangan air tanah jika terjadi kemarau atau curah hujan rendah.
Pembuatan rorak bisa juga disebut usaha konservasi tanah dan air.

6. Penunasan

Penunasan merupakan kegiatan memangkas pelepah yang tidak aktif lagi untuk fotosintesis.
Selain itu juga untuk menjaga keseimbangan fisiologi tanaman dan sanitasi serta
mempermudah pemanenan. Alat yang digunakan adalah egrek sedangkan kapak digunakan
untuk memotong pelepah yang telah dipangkas. Dalam penunasan perlu diperhatikan jumlah
pelepah yang harus ditinggalkan di setiap pohon, guna terpeliharanya jumlah kanopi pelepah
yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan fotosintesis pada tanaman, sebagaimana tabel
berikut :

Tabel 11. Klasifikasi Jumlah pelepah yang tersisa pada penunasan

No Umur Tanaman Jumlah Pelepah / Pohon Pusingan


1 < 5 tahun 57 64 6 bulan sekali
2 5 10 tahun 49 56 6 bulan sekali
3 > 10 tahun 42 48 6 bulan sekali

Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)


Pelepah dipotong mepet dengan membentuk tapak kuda keluar. Pelepah yang telah
dipangkas, dipotong menjadi 2 3 bagian dan disusun di gawangan mati sejajar dengan pasar
pikul. Pada daerah miring pelepah disusun searah dengan kontur sehingga berfungsi sebagai
penahan erosi.

7. Aplikasi Pengendalian Hama Tikus Dengan Klerat

Kegiatan ini tujuannya untuk meminimalkan serangan hama tikus diperkebunan bukan
membasmi hama tikus, cara yang digunakan dengan menggunakan rodentisida yang
bermerek dagang klerat (campuran lilin, ika, beras busuk, dan warfarin/racun). Teknis
pemasangan klerat, memasang klerat harus perjaringan agar memudahkan pengontrolan
pekerjaan karyawan, tiap-tiap satu pohon diletakkan di pangkal batang pohon satu biji karet.

8. Aplikasi Tankos

Aplikasi tandan kosong dilakukan pada areal datarang tinggi, bukit, atau teras dan disusun
melingkar pada piringan pohon sebanyak tujuh lingkaran dan tankos jangan menyentuh
batang kelapa sawit (kurang lebih 30 cm dari batang) dengan tujuan agar gulam tidak dapat
tumbuh dan menambah bahan organik tanah.

9. Herbisida Piringan

Pengendalian gulma di sekitar piringan tanaman kelapa sawit yang menggunakan paraquat (
gromoxon 50 cc dan Ally 2,5 gr dalam satu liter air). Kegiatan di areal TM ini dibimbing
langsung oleh Kepala Estate Manager, Kepala Devisi dan Kepala Bagian Lapangan masing-
masing divisi yaitu Divisi III A.

5. Kegiatan Panen

Panen adalah merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang matang dan mengutip
brondolan kemudian selanjutnya di kumpul ke tempat pengumpulan jasil (TPH).

Syarat-syarat buah sawit siap dipanen harus sesuai dengan kriteria matang panen.
Tanaman kelapa sawit dianggap telah dapat menghasilkan pada kira-kira tahun ke-3 sampai
ke-8 setelah di tanam, sedangkan buah kelapa sawit biasanya sudah dianggap matang kira-
kira 6 bulan setelah penyerbukan. Proses pemasakan tandan sawit mula-mula dapat dilihat
dari perubahan warna, adapun perubahan warnanya adalah: mula-mula hijau oleh karena zat
klorofil kemudian berubah menjadi merah atau orange oleh karena pengaruh zat warna
betacaroten setelah warna ini terakhir tercapai, maka minyak sawit yang terkandung dalam
daging buah telah mencapai maksimalnya dan buah sawit akan lepas dari tangkai tandanya
dan disebut membrondol. Sudah merupakan kelaziman bahwa kriteria kematangan buah
dinyatakan jumlah brondolan yang sudah jatuh. Buah yang telah matang akan terlepas dari
tandannya (membrondol) kondisi ini merupakan tanda kematangan buah. Semakin buah yang
banyak membrondol berati buah semakin matang.

Sebelum kegiatan pemanen dilakukan terlebih dahulu mempersiapkan semua peralatan yang
di gunakan. Alat yang di gunakan dalam pemanenan buah sawit adalah sebagai berikut:

Tabel 12. Alat-alat Panen


Umur Tanaman Tinggi Batang Alat Panen

(Tahun) Menghasilkan (m)


3-4 1 0-2 Dodos

5-8 2 2-4 Dodos

>8 3 5-12 Egrek

Sumber: Monografi Kecamatan Sei Laur (2009)

Sebelum kegiatan pemanenan di lakukan pihak perusahaan PT Prakarsa Tani Sejati


Kecamatan Sungai Laur mengutuskan pengawas dan kerani untuk mengadakan sensus buah
dengan tujuan, untuk mengetahui jumlah buah yang layak atau tidak layaknya yang di panen.
Selain itu juga, sensus buah bertujuan untuk mempermudah perhitungan dalam satu
blok/jaringan.

Umur tanaman kelapa sawit menghasilkan di kebun PT Prakarsa Tani Sejati Kecamatan
Sungai Laur saat ini telah mencapai 16 tahun dan tingginya mencapai 812 m maka alat yang
di gunakan adalah egrek sebagai alat untuk alat pemanen. Sistem panen yang di gunakan
adalah ancak giring dan ancak tetap. Kedua system ini masing-masin mempunyai kelebihan
dan kekurangan yaitu ancak giring keuntunganya, pekerjaan relatif ringan dan kerugiannya
adalah adanya pekerjaan kurang tanggung jawab dari si pemanen yang tidak terjangkau
sehingga pohon-pohon sawit tidak di panen karena mengejar target. Keuntungan dari ancak
tetap adalah mudah dalam pengontrolan jika ada TBS yang tidak di panen. Kerugiannya
pekerjaan relatif lambat, pekerjaan cukup berat karena satu orang menanggung sejumlah
jaringan panen masing-masing.

Kegiatan pemanenan buah sawit, harus selalu sesuai dengan rotasi (pusingan). Rotasi
(pusingan) yang di maksud, adalah pergiliran waktu panen. Waktu yang di perlukan di
antaranya panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Rotasi (pusingan)
tergantung pada cepatnya matang buah. Pada panen permulaan biasanya 15 hari, kemudian
10 hari dan terakhir 7 hari. Dalam hal pusingan, digunakan simbol panen 57 yang berarti
dalam satu minggu hanyadilakukan panen sebanyak 5 kali, sedangkan sisawaktu 2 hari
difokuskan pada kegiatan pemeliharaan pelepah. Cara panen yang biasa di lakukan di PT
Prakarsa Tani Sejati Kecamatan Sungai Laur sesuai dengan umur dan ketinggian tanaman.
Jika ketinggian pohon mencapai 8-12m maka pemanenan di lakukan dengan menggunakkan
alat seperti egrek sedangkan untuk usia tanaman yang berumur 3-5 tahun cukupmenggunakan
dodos.

Cara pemanenan buah sawit adalah dengan memotong pelepah yang menyangga buah yang
telah matang. Setelah buah jatuh ke tanah, dilakukan pengangkutan dan membuang pelepah
keareal gawang mati. Gawang mati adalah tempat penumpukan pelepah atau sampah. Setelah
pemanenan selesai dalam satu jalur, maka buah yang di panen di angkut menggunakan
keranjang, gancu, dan arko, untuk membawa buah ke tempat pengumpulan hasil (TPH),
setelah buah terangkat semua, di lakukan pemotongan tangkai buah yang panjang supaya
tidak ada lagi greeding atau pemotongan timbangan TBS ketika sampai dipabrik.

Tenaga kerja pemanen di PT. Prakarsa Tani Sejati Kecamatan Sungai Laur terdirir dari
pemanen TBS dan pengutipan brondolan. Pemanen TBS terdiri dari dua tenaga kerja yaitu
pemanen TBS khusus untuk TBS umum, sedangkan yang mengutip brondolan hanya
mengutip brondolan saja. Tujuannya adalah untuk mempermudah dalam pemanenan TBS dan
brondolan tidak tertinggal di lapangan (di piringan) . buah yang di simpan di TPH di beri
tanda atau nomor pemanen sehingga mudah dalam perhitungan dan pengecekan ulang jika
terjadi kesalahan dalam pengecekan buah.

Tandan buah yang telah di panen secepat mungkin di angkut ke pabrik kelapa sawit (PKS)
guna untuk di lakukan pengolahan selanjutnya. Buah yang telah di panen harus segera di
angkut dan tidak boleh di inapkan (restan) di kebun karena dapat menyebabkan
meningkatnya asam bebas (ALB) dalam minyak, sehingga mutu lemak menjadi lemah. Oleh
karena itu semakin cepat TBS di angkut dan di olah maka semakin baik mutu minyak yang
di hasilkan.

Tabel 13. Kriteria Kematangan Panen

Fraksi istilah Criteria


00 Mentah sekali Brondolan o%
0 Mentah Brondolan 1-12,5%

(buah luar membrondolan)


1 Kurang matang Brondolan 12,5-25%

(permukaan luar membrondol)


2 Matang I Brondolan 25-50%

(permukaan luar membrondol)


3 Matang II Brondolan 50-75%

(permukaan luar membrondol)


4 Lewat matang Brondolan 75-100%

(permukaan luar membrondol)

Sumber, PT Prakarsa Tani Sejati 2009

Berdasarkan table penggolongan kematang buah yang siap di panen adalah fraksi 1,2, dan 3.
Fraksi ini di tetapkan karena fraksi ini memiliki mutu minyak yang baik dengan tingkat
minyak ekstrasi yang optimal.

5. Kegiatan Di Parik Kelapa Sawit (PKS)

Kegiatan yang di lakukan di pabrik pengolahan kelapa sawit itu di antaranya adalah :

1. Stasiun jembatan timbang

Tandan buah yang telah di panen di angkut ke pabrik minyak kelapa sawit(PMKS) untuk di
olah kemudian di timbang terlebih dahulu di jembatan penimbangan agar di ketahui berapa
berat jenjang rata-rata(BJR)pertandan yang di angkut ke pabrik.Di stasiun jembatan
penimbangan ini aktifitas yang dilakukanantra lain:
1) Penimbangan tandan buah segar (TBS)

2) Penimbangan tandan kosong (TANKOS)

3) Penimbangan crude palm oil (CPO)

4) Penimbangan kernel

Tabel 14. Pengolahan Fraksi TBS Yang Di Terima Di Pabrik

Fraksi 00 0 I II III IV V
% Tandan 0 0 23 35 30 10 2

Sumber, PT Prakarsa Tani Sejati 2009

Penimbangan di lakukan dua tahap,untuk tandan buah segar di timbang bersamaan dengan
kendaraan yang mengangkutnya, setelah itu buah di masukan ke loding ramp dan kendaraan
ditimbang kembali.

2. Stasiun Loding ramp

Tempat ini merupakan untuk menampung tandan buah kelapa sawit dari kebun sebelum
dilakukan pemprosesan di pabrik.

3. Perebusan ( sterilizer)

Tandan buah segar yang telang ditimbang dimasukan kedalam lori melewati stadium
Loading Ramp sebelum dimasukan kelori perebusan. Setelah buah masuk ke lori kemudian
dimasukan kedalam sterilizer dengan kapasitas tiap lori adalah 3-4 ton. Proses perebusan ini
dimaksudkan bertujuan;

1) Agar buah mudah dilepaskan tandannya

2) Membunuh enzim penstimulir pembentukan asam lemak bebas, agar daging


buah menjadi lunak

3) Memudahkan terlepasnya inti dari cangkangnya ( shell ),

4) Menambah kelembaban didalam daging buah sehingga minyak lebih mudah


dikeluarkan (dipisahkan), dan

5) Mengkoagulasi protein sehingga proses pemurnian minyak lebih mudah.

Proses ini berlangsung selama 90-100 menit dengan menggunakan uap air yang berkekuatan
2,8-3,5 bar. Tandan buah yang sudah direbus dimasukan dalam treasure dengan
menggunakan Holisting Crane.

4. Perontokan buah dari tandan


Setelah kegiatan di perebusan tersebut, pada treasure ( alat untuk memisahkan buah dari
tandan )buah yang masih melekat dari tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan
prinsip bantingan sehingga buah tersebut lepas. Buah yang telah terlepas diangkut dengan
menggunakan stasiun Kompeyor menuju ke Ketel pengaduan atau mesin pelumat (Digester).

5. Pengolahan minyak dari daging buah

Buah yang diangkut ke digester dimaksudkan agar buah tersebut terlepas dari bijinya. Dalam
proses ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil. Setelah proses
pengadukan selesai kemudian dimasukan kedalam alat pengepresan ( Scewpress ) agar
minyak keluar dari cangkang dan sabut. Untuk proses pengepresan diperlukan tambahan
panas antara 10-15%, sehingga akan diperolah minyak kasar dan ampas serta biji.

Sebelum minyak kasar ditampung pada Crude Palm Oil Tank, harus dilakuakan pemisahan
kandungan selain dari minyak sawit pada santrap yang kemudian dilakukan penyaringan (
Vibrating Screen). Ampas dan biji yang mengandung minyak(Oil Sludge) dikirim
kepemisahan ampas dan biji ( Depericarper ). Dalam prose penyaringan kasar perlu
ditamabahkan air panas untuk melancarkan penyaringan minyak kasar. Minyak kasar
kemudian dipompakan kedalam Decenter guna memisahkan Solid dan Liquide. Fase yang
berupa minyak dan masa jenis ringan ditampung di Continous Setiling Tank, minyak
dialirkan ke Oil Tank, fase berat yang terdiri dari air dan padatan terlarut ditampung kedalam
Sludge Tank.

6. Proses pemisahan minyak

Minyak dari Oil Tank dialirkan kedalam Oil Purifer untuk memisahkan kotoran atau solid
yang mengandung kadar air. Selanjutnya minyak dialirkan ke vakum Drier untuk
memisahkan air sampai pada batas standar. Melalui sarvo Balance minyak sawit dipompakan
ketengki timbun ( Oil Storange Tank ).

7. Proses pengolahan inti sawit

Ampas kelapa yang terdiri dari bijikelapa dan sabut dimasukan ke Depericarper melalui
Cake Brake Conveyor. Ditempat ini ampas dipanaskan dengan uap air agar kandungan air
dapat diperkecil, sehingga press cuke terurai dan memudahkan proses pemisahan sabut dan
biji. Pemisahan ini terjadi akibat dari perbedaan berat dan gaya isap Blower. Hasil dari
pengepresan berupa biji (nui) dan serat (fiber) didistribusikan dengan Cake Breaker
Conveyor ( CBC ) untuk memisahkan biji dan serat dengan system hisapan Blower. Fiber
yang terhisap akan masuk ke Fibrecycone melalui air lock dan jatuh kedalam Conveyor
untuk didistribusikan ke stasiun Boiler sebagai bahan bakar.

Biji yang tidak terhisap oleh Blower masuk dan di polis di Depericaper ( polising drum )
untuk memisahkan kotoran dan sisa fibre yang masih melekat dan tercampur pada biji. Pada
Depericarver ini terdapat lubang untuk meloloskan biji yang akan diolah lebih lanjut,
sedangkan yang tidak terpolis akan keluar melalui kisi-kisi pada ujung drum. Selanjutnya biji
akan lolos di Depericarver melalui We Nut Elevator dimasukan ke dalam Nut Grading Drum
untuk disortirr berdasarkan ukurannya (kecilo, sedang dan besar). Sebelum bijindi pecahkan
dengan Ripple mill, sebelumnya biji di tampung di 3 (tiga) buah Nut silo dengan masing-
masing ukuranya.Agar biji tidak sekaligus masuk ke Rippler Mill, maka kecepatan
tumpahnya biji kedalam Rippler Mill harus di atur, dan apa bila tidak di atur maka Rippler
Mill akan mengalami trip (ketidak mampuan satunalat untuk menjalankan fungsinya).

Persortiran berdasarkan ukuran ini dimaksudkan agar ukuran biji disesuaikan dengan
spesifikasi Rippler Mill agar dapat dipecahkan. Setelah biji dipecahkan, maka kernel dengan
cangkang melalui Crakced Mixture Conveyor dan elevator di distribusikan ke Fractional
Sunction Blower 1 (fractional colum 1) untuk di pisahkan antara kernel dan shell dengan
menggunakan system hisapan blower, menuju air lock untuk ditanpung didalam shell hopper
dan selanjutnya dengan Conveyor di distribusikan ke stasiun boiler sebagai bahan bakar.

Proses pemisahan Kernel dan cangkang di lakukan 2 kali dengan menggunakan Fraktional
Sunction Blower II (fractional colum II) dan selanjutnya dilakukan proses yang sama dengan
fractional coloum I, dan pada pemisahan dengan fractional coloum ini tidak semua cangkang
yang terpisah maka di lakukan proses selanjutnya yaitu Clay Bath. Pada Clay Bath ini kernel
dan cangkang dipisahkan berdasarkan perbedaan berat jenis dengan menggunakan media
berupa larutan kaolin (calium carbonat), untuk mempermudah pemisahan cangkang dan
kernel (berdasarkan berat jenis), dengan larutan ini maka kernel akan mengapung sedangkan
cangkang (shell) mengendap ke bawah, selanjutnya dipisahkan. Kernel langsung di
distribusikan ke dalam kernel silo dengan temperatur yang berperiasi (tiga tingkat an suhu),
atas 60-C, tengah 70-80%C dan bawah 50-60%C.

Setelah ditampung dalam Kernel silo maka Kernel di distribusikan dengan dorongan angin
(fam) menuju ball Silo atau penimbunan akhir. Sedangkan shello yang berasal dari Fraktion
Coloum I,Fraktion coloum II dan Claybath yang ditanpung dalam shell hopper selanjutnya
juga akan di distribusikan ke stasiun boyler dengan menggunakan conveyor.

6. Kegiatan di Kantor

Selain memahami dan menguasai kegiatan dilapangan, mahasiswa juga diarahkan


pada kegiatan kantor sebagai pedoman dan pembelajaran administrasi serta manajemen
kebun yang dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu :

1. Kegiatan dikantor Divisi III PT. Prakarsa Tani Sejati

Kegiatan ini meliputi latihan administrasi kantor, pengumpulan data dan literatur yang
diperlukan untuk menyusun laporan praktek kerja lapangan dan kegiatan pendalaman materi
serta pelaksanaan ujian tertulis. Kegiatan ini dibimbing oleh kepala bagian administrasi
kantor, bahan materi yang diberikan meliputi materi yang terkait langsung dilapangan.

2. Kegiatan dikantor Kebun Central PT. Prakarsa Tani Sejati

Kegiatan ini meliputi pemberian materi mengenai budidaya tanaman kelapa sawit, akutansi
dan manajemen kebun. Kegiatan ini berkaitan langsung dengan perusahaan perkebunan PT.
PT. Prakarsa Tani Sejati.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Perencanaan dan Manajemen Pembibitan yang Kurang Tepat


Perkebunan kelapa sawit merupakan jenis usaha jangka panjang. Kelapa sawit
ditanam saat ini baru akan dipanen hasilnya beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu,
aspek-aspek manajemen dan teknik budidaya merupakan kunci keberhasilan utama dalam
pengembangan kelapa sawit guna mewujudkan visi dan misi perusahaan.

Pembibitan adalah salah satu kegiatan utama yang memegang peranan penting dalam
peningkatan kualitas dan produktivitas tanaman. Jika kegiatan pembibitan berjalan dengan
baik, maka kegiatan berikutnya akan berjalan dengan baik pula. Namun jika kegiatan di
pembibitan mengalami masalah, maka masalah itu akan berdampak buruk bagi kegiatan
budidaya tanaman kelapa sawit selanjutnya. Akan tetapi dalam pelaksanaanya dilapangan
masih dijumpai beberapa masalah yang bisa berdampak buruk bagi keberlangsungan
perusahaan itu sendiri, yaitu :

1. Terlambatnya pembukaan lahan diareal pengembangan

Terhambatnya pembukaan areal penanaman yang dilakasanakan oleh pengembang


menyebabkan bibit yang berada diareal tanaman pembibitan tidak bisa didistribusikan dengan
baik kelapangan yang akhirnya menyebabkan masalah baru diareal pembibitan. Masalah-
masalah yang timbul tersebut diantaranya adalah :

1. Serangan Penyakit

Serangan hama penyakit diakibatkan oleh tingginya tingkat kelembaban diareal pembibitan
karena jarak atau kerapatan tanam yang tidak sesuai dengan umur tanaman. Sehingga
penyakit mudah menginfeksi baik pada batang ataupun daun yang terlalu rimbun. Jenis
penyakit yang umumnya ditemukan seperti,

Drechslera halodes

Mula-mula timbul pada pupus atau daun pertama yang baru saja membuka, terbentuk becak
kecil hijau pucat, lalu menjadi hijau jernih yang dikelilingi halo lebar berwarna hijau
kekuningan dan tidak berbatas tegas. Ditengah bercak dapat dilihat satu titik berwarna coklat.
Bercak-bercak ini dapat bersatu dengan bentuk tidak teratur, berwarna hitam kelabu.

Helminthosporium
Cendawan ini menunjukkan gejala-gejala yang berbeda. Kadang-kadang
menghasilkan bercak kecil, berwarna coklat, tidak disertai dengan klorosis, dan
bercak tidak membesar. Bagaimanapun dia dapat juga menyebabkan bercak
memanjang.
Botryodiplodia
Bercak daun dimulai dari ujung daun. Becak-becak kecil dan transparan dan mudah
dimonitor dengan penembusan sinar matahari. Bagian tengah dari bercak menjadi
kelabu atau coklat gelap kertas dengan banyak titik hitam. mewakili tubuh buah
(picnidia) dari jamur tersebut.

Usaha menekan terjadinya intensitas serangan yang lebih berat akibat semua penyakit
tersebut, perlu diambil langkah-langkah pengendalian semakimal mungkin dengan cara
melakukan pengguntingan atau pemotongan bagian tanaman yang terkena penyakit,
mengisolasi atau memusnahkan tanaman yang terkena penyakit, serta memisahkan areal
tanaman prenursary dan mainursary dengan jarak yang berjauhan serta penjarangan atau
penambahan luas areal mainnursary. Adapun langkah-langkah yang telah dilakukan oleh
pihak perusahaan adalah melakukan penyemprotan dengan fungisida Dithane dan Daconil
0.2% ( 2 gr / liter air) dan fungisida Banlate 0.2% ( 2 gr / liter air).

Ketiga fungisida diatas dipakai secara bergantian dengan interval satu minggu pada daun
tanaman selama satu bulan. Jika serangan yang terjadi pada daun muda atau daun yang
belum membuka sudah menurun, maka interval penyemprotan dapat diturunkan menjadi 10
hari sekali. Pemberian fungisida harus dihentikan jika daun tombak atau daun yang baru
membuka sudah bebas dari pathogen-patogen. Keberhasilan pelaksanaan pengendalian
penyakit ini biasanya tergantung dari intensitas serangan atau daur penyakit yang
menjangkit tanaman.

2. Serangan Hama

Tanaman yang telah berumur lebih dari 12 bulan lebih rentan terkena serangan hama
dikarenakan susahnya pengawasan dan pengontrolan terhadap area tanaman akibat
populasi dan jarak tanam yang tidak sesuai dengan usia tanaman. Hama yang biasanya
menyerang tanaman diareal pembibitan yaitu :

1) Tikus

Tikus biasanya menyerang tanaman pada malam hari, biasanya tikus lebih menyukai
tanaman yang masih berada diareal prenursary dengan cara memakan dan merusak biji
bagian bawah anak bibit kelapa sawit yang baru tumbuh, keberadaan tikus diareal
mainursary biasanya untuk menambah populasi mereka dengan membuat sarang dan
berkembang biak diantara tanaman yang rimbun dan bersemak. Hal ini perrlu mendapat
perhatian yang serius, karena jika populasi mereka semakin banyak maka intensitas
serangan akan semakin meningkat. Cara mengendalikan hama tikus yaitu dengan cara
manual yaitu membersihkan areal pembibitan dari gulma dan melakukan pemangkasan pada
pelepah yang terlalu rimbun. Adapun cara selanjutnya adalah dengan memasang rodentisida
jenis klerat pada setiap sudut areal pembibitan.

2) Landak

Landak biasanya menyerang bagian bawah tanaman yang masih muda yaitu dengan cara
memakan umbut tanaman. Cara pengendalian sama halnya seperti pengendalian hama tikus
yaitu dengan memasang rodentisida jenis klerat.

3) Babi

Selain memakan umbut tanaman, babi juga merusak tanaman dengan cara merusak dan
merobohkan batang tanaman. Pengendalian hama babi dilakukan dengan menangkap dan
memasang penjebak serta membunuhnya. Cara lainnya adalah dengan cara memasang
pagar kawat yang mengelilingi areal pembibitan.

3. Etiolasi
Etiolasi diakibatkan oleh rapatnya populasi tanaman sehingga mengurangi intenitas
penyinaran matahari pada tanaman. Tanaman tumbuh memanjang tetapi memiliki perakaran
yang pendek. Tanaman yang mengalami etiolasi sudah tidak mungkin ditanam dilapangan
karena akan mengalami tingkat stress yang sangat tinggi akibat perubahan suhu yang dratis.

4. Bertambahnya anggaran perawatan

Kegiatan pemeliharaan di areal pembibitan tidak terlepas dari peran dan fungsi karyawan
tenaga borongan maupun karyawan tenaga harian. Jenis-jenis perawatan yang dilakukan
diareal pembibitan khususnya areal mainursary adalah pengendalian gulma, tarik kacangan,
pemangkaan, pemupukan dan penyiraman. Perawatan terhadap tanaman yang mengalami
keterlambatan penditribusian kelapangan tetap dilaksanakan sebagaimana biasanya. Hal ini
untuk menekan terjadinya kerugian perusahaan akibat kegagalan target penanaman.

Salah satu yang menjadikan alasan kuat terhambatnya pembukaan lahan untuk areal
penanaman adalah kurangnya alat-alat berat yang dimiliki perusahaan ataupun kerusakan
yang cenderung terjadi pada alat berat ketika melaksanakan kegiatan pengembangan lahan
perkebunan.

2. Keadaan Alam atau cuaca

Keadaan alam atau cuaca juga merupakan faktor penghambat pendistribusian bibit
keareal penanaman, iklim dilokasi perkebunan PT. Prakarsa Tani Sejati termasuk iklim
tropis. Hal ini ditandai dengan tingginya curah hujan pertahun pada lokasi tersebut, yaitu
rata-rata 3200 mm/th. Pembagian hujan setiap bulannya >150 mm perbulan. Jumlah hari
hujan rata- rata perbulan 16 hari. Umumnya musim hujan terjadi pada bulan oktober-april.
Bulan dengan curah hujan yang sedikit terjadi pada bulan mei-septermber.

1. Curah hujan tinggi

Curah hujan yang tinggi bisa mengakibatkan areal yang akan ditanami mengalami
penggenangan air, sehingga akan menyulitkan penggalian lubang tanam sehingga proses
penanaman terhambat dan bibit yang akan didistribusikan kelapangan tertahan diarea
pembibitan . Lahan yang mengalami penggenangan air adalah lahan yang memiliki topografi
rendah seperti rawa-rawa yang berada dibawah lereng dan bukit. Tanaman yang ditanam
diareal bertopografi rendah harus memperhatikan tingkat curah hujan didaerah tersebut.
Tanaman yang yang baru dipindahkan kelahan akan mengalami kematian jika intensitas
genangan bertahan atau bahkan meningkat sehingga menyebabkan pembusukan pada akar
tanaman.

2. Kekeringan

Perencanaan pembibitan yang tidak tepat juga bisa mengakibatkan jadwal penanaman yang
tidak sesuai dengan kondisi iklim dan cuaca seperti kekeringan. Kegiatan penanaman kelapa
sawit biasanya dilakukan pada awal musim hujan atau akan berakhirnya musim kemarau.
Jika usia bibit telah berakhir diareal pembibitan sedangkan musim sedang mengalami
kemarau maka pendistribusian bibit kelapangan akan tertunda sementara kegiatan
pemeliharaan diareal pembibitan akan terus berjalan.

3. Kerusakan Jalan
Kerusakan jalan juga merupakan salah satu masalah yang dapat menghambat kegiatan
penyaluran bibit kelapangan, adapun penyebab kerusakan jalan adalah akibat keadaan cuaca
yang estrim seperti hujan yang menyebabkan material jalan terbawa arus air dan mengalami
pengikisan, kurangnya pemeliharaan dan terlambatnya perbaikan akibat rusaknya alat berat.
Cara mengatasi kerusakan jalan yang dapat mengganggu kegiatan pendistribusian bibit
kelapangan antara lain :

1. Melakukan pemeliharaan ringan seperti penimbunan jalan yang berlubang, perataan


dan pengerasan pada tempat-tempat tertentu.
2. Melakukan pembuatan jalan alternatif selama jalan utama dalam perbaikan atau masih
dalam pemeliharaan.

4. Kegiatan Pemeliharaan yang Kurang Tepat Di areal Pemibitan

Kegiatan pemeliharaan tanaman muda di areal pembibitan terdiri dari berbagai jenis
kegiatan, seperti pengendalian hama penyakit, pengendalian gulma, pemupukan, penyiraman,
pembumbunan (toping) dan pengawasan serta penjagaan areal pembibitan. Kegiatan tersebut
terbagi menjadi dua item pekerjaan menurut tempat pelaksanaannya yaitu kegiatan
pemeliharaan diareal prenursary dan kegiatan pemeiharaan diareal mainursary.
Perbedaannya adalah cara atau penerapannya di kedua areal tersebut.

Pemeliharaan tanaman kelapa sawit diareal pembibitan merupakan kunci utama keberhasilah
budidaya tanaman kelapa sawit diareal TBM dan TM. Oleh karena itu, pemeliharaan harus
dilakukan secara intensif dengan menajemen dan pengawasan yang tepat. Pengawasan kerja,
teknik atau cara pemeliharaan, suplai biaya, tenaga kerja, ketersediaan bahan dan alat yang
mendukung dan memenuhi standar serta kriteria yang telah ditentukan. Fakta dilapangan
masih ditemukannya praktek atau cara pemeliharaan yang tidak sesuai dengan apa yang
ditentukan, seperti :

1. Aplikasi Pupuk

Masih adanya kegiatan pemupukan pada waktu yang tidak tepat yaitu diatas jam 10- jam 3
siang oleh pekerja harian. Hal ini sangat tidak efisien karena pupuk yang diterapkan akan
mengalami penguapan oleh sinar matahari dan sedikit sekali unsur hara yang bisa diserap
tanaman sehingga bisa menyebabkan terjadinya gejala kekurangan unsur hara pada tanaman.
Ciri-ciri tanaman yang mengalami gejala kekurangan unsur hara adalah, daun agak kekuning-
kuningan akibat kekurangan nitrogen, diameter batang kecil dan dan pertumbuhan lama
akibat kekurangan Phosfor, defisiensi kalium (Kcl) pada tanaman muda memang agak sulit
dikenali akan tetapi terkadang terjadi gejala bintik- bintik hitam diantara ruas daun.

Selain itu masih ada pupuk yang digunakan sudah mengalami perubahan bentuk karena
pupuk yang akan diaplikasikan ditumpuk diareal lapangan terbuka dan hanya ditutup oleh
terpal. Akibatnya pupuk yang diaplikasikan telah mencair dan mengalami penurunan kualitas
hara seperti Nitrogen (N), Phospor (P) dan Kalium (Kcl).

Cara pemupukan yang efektif untuk tanaman berusia diatas tiga bulan adalah dengan
menaburkan pupuk mengelilingi batang tanaman, waktu yang baik untuk kegiatan
pemupukan adalah pagi hari dan perlu dilakukan penyiraman pada sore harinya dengan
intensitas rendah.
2. Penyemprotan herbisida

Herbisida merupakan senyawa kimia yang mampu menekan pertumbuhan gulma di areal
pembibitan. Menurut aplikasinya, herbisida terbagi menjadi dua yaitu herbisida pratumbuh
(preemergence herbicide) dan herbisida purna tumbuh (postemergence herbicide). Cara yang
kedua digunakan pada areal pembibitan di mainursary dan jenis yang dipakai adalah adalah
gramoxon dengan bahan aktif Paraquat diklorida yang merupakan herbisida bersifat kontak,
non selektif dengan daya kerja yang cukup cepat (Syngenta, 2002). Oleh karena itu
penggunaan herbisida ini harus dilakukan dengan alat semprot yang selektif seperti pompa
gendong yang dilengkapi knap- sack sprayer CP-15 dengan nozel hijau agar pancaran air
merata kebawah. Fakta dilapangan berbeda jauh dengan apa yang telah direkomendasikan,
yaitu masih adanya penggunaan alat semprot dengan menggunakan nozel bulat dan
penggunaan herbisida tanpa dosis dan konsentrasi. Hal ini sangat membahayakan tanaman,
terbukti masih adanya tanaman yang mati akibat terkena percikan dan hembusan herbisida
atau tanaman yang mengalami keterlambatan pertumbuhan karena mengalami kerusakan
pada daun.

Tabel 15.

Srandar Alat Semprot yang digunakan di areal Pembibitan

Pengaturan Knapsack CDA


Tipe Nozzle AN 1.0 Herbi blue
Tekanan Rendah n/a
Ketinggian 0,4 0,4
Lebar 1 1,2
Kecepatan Alir 1,2/detik 1,7 ml/detik
Kecepatan Berjalan 1 m/detik 1 m/detik

3. Pembumbunan ( toping)

Pembumbunan dilakukan untuk menambah kembali debit tanah yang menurun didalam poly
bag tanaman. Tanah yang digunakan adalah tanah top soil yang masih banyak mengandung
humus untuk menambah kesuburan tanaman. Akan tetapi pemberian tanah yang terlalu
banyak pada poly bag tanaman menyebabkan masalah baru yaitu sulitnya melakukan
kegiatan pemupukan. Akibatnya pupuk yang diaplikasikan pada tanaman tidak merata dan
terbuang sia-sia.

4. Penyiraman

Penyiraman tanaman diareal pembibitan dilakukan pada pagi dan sore hari dengan lama 2
jam setiap penyiraman. Instalasi yang digunakan adalah mesin robin dengan vipa water pam
yang dilengkapi sprinkler sebagai penyiram. Air yang digunakan berasal dari sungai dan
penyiraman tergantung kepada kapasitas dan debit air sungai tersebut.

Tabel 16. Kebutuhan air menurut umur bibit

No Umur Bibit (Bulan) Kebutuhan air/hari


1 0-2 0,6 lt
2 2-4 0,7 lt
3 4-6 1,0 lt
4 >6 1,5 lt

Musim kemarau adalah kendala terbesar bagi pemeliharaan tanaman di areal pembibitan
debit air yang sangat menurun menyulitkan kegiatan penyiraman sehingga waktu dan
intensitas penyiraman dikurangi dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman terhambat.
Menampung adalah solusi terbaik untuk menjaga cadangan air untuk kegiatan penyiraman,
akan tetapi hanya kecil sekali yang bisa terlaksana berhubung anggaran yang diperlukan
tidaklah sedikit.

B. Manajemen Sumberdaya Manusia yang masih Rendah dan Kinerja Karyawan yang
Kurang Efektif.

1. Manajemen Sumber daya Manusia yang Masih Rendah

Manajemen Sumber daya Manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada
ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat
menunjang aktivitas perusahaan demi mencapai tujuan yang telah ditentukan

Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya
manusia dalam perusahaan. Tujuannya adalah memberikan kepada perusahaa satuan kerja
yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, manajemen personalia akan menunjukkan
bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan,
mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang
tepat.

Tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas
dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada
dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang
ada. Struktur organisasi di areal pengembangan khususnya pada areal pembibitan terdiri dari :

a) Estate manager yang merancang, menangani, melakukan perencanaan teknis


dilapangan, membuat dan menganalisa laporan-laporan yang meliputi anggaran pembiayaan
diareal pembibitan dan bertanggung jawab terhadap Regional controller.

b) Kepala divisi yang bertugas mengawasi, melaksanakan dan memberikan laporan-


laporan tentang kegiatan yang telah direncanakan kepada estate manager.

c) Kepala bagian lapangan yang mengontrol aktivitas langsung dilapangan, memberikan


laporan kepada kepala divisi dan memberikan arahan kepada pengawas lapangan tentang
kegiatan teknis dilapangan.

d) Pengawas Lapangan yang bertugas mengawasi semua kegiatan yang dilakukan oleh
para pekerja harian lepas atau pekerja borongan dan membuat laporan mengenai kegiatan
para pekerja dilapangan.
e) Pekerja harian lepas dan borongan yang berasal dari daerah setempat maupun yang
berasal dari luar daerah yang dipekerjakan melalui system kontrak.

UU RI No. 18 tahun 2004, pasal 4 menyebutkan bahwa perkebunan memiliki fungsi


ekonomi, yaitu :

1) Peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat

2) Penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional

3) Membuat lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat

Menurut perda No. 19 tahun 2009 yang mengatur dan memberikan izin pembukaan lahan
sawit yang berada dikabupaten ketapang, tercantum pasal yang mewajibkan bagi setiap
perusahaan sawit untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat setempat sekurang-
kurangnya 35% dari semua jumlah karyawan perusahaan.

Hal ini tentu saja menjadi tantangan berat bagi perusahaan karena tidak semua masyarakat
yang melamar diperusahaan memenuhi syarat dan ketentuan yang diinginkan sedangkan
masyarakat sangat berharap besar dapat ikut berpartisipasi dan bekerja di perkebunan yang
ada diwilayah mereka dengan jabatan dan posisi yang strategis. Demi keberlangsungan
kegiatan perusahaan, hal ini masih bisa ditolerir walaupun sebenarnya tidak memenuhi
kriteria secara manajemen. Oleh karenanya, perusahaan harus menerima konsekwensinya
seperti rendahnya kualitas hasil produksi akibat kurangnya pengetahuan dan manajemen
perencanaan pemeliharaan tanaman yang kerap kali terjadi kekeliruan.

Bidang pengembangan yang terdiri dari pembibitan dan pembukaan lahan memerlukan
orang-orang yang memiliki basic ilmu pengetahuan yang sesuai dengan latar belakang
pendidikan pertanian khususnya perkebunan. Sayangnya, dari sekian jumlah karyawan hanya
beberapa orang saja yang memenuhi kriteria tersebut sehingga kesalahan teknis dilapangan
masih sering ditemukan, seperti kesalahan waktu pemupukan yang seharusnya dilakukan
pada pagi hari tetapi masih dilakukan pada siang hari tanpa adanya teguran dari kepala
divisi, kepala bagian lapangan dan para pengawas.

Training atau pelatihan dan pengkaderan pada karyawan setingkat kepala divisi, kepala
bagian lapangan dan pengawas harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia di perusahaan, tetapi sayangnya hal ini tidak pernah dilakukan oleh pihak
perusahaan dengan alasan dana dan anggaran yang tidak memadai.

1. Kinerja Karyawan yang Kurang Efektif.

PT Prakarsa Tani Sejati yang berada jauh dan terisolir menyebabkan tumbuh suburnya
kesenjangan sosial antara pekerja buruh dengan pihak manajemen perusahaan. Hubungan
kerja yang cenderung eksploitatif menyebabkan etos kerja para karyawan kontrak semakin
memburuk. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kelancaran perusahaan dalam
melakukan kegiatan dilapangan seperti kegiatan diareal pembibitan, Pengembangan lahan
dan kegiatan teknis lainnya.

Selain itu, pihak perusahaan masih mempekerjakan BHL selama lebih dari 3 bulan berturut
pada pekerjaan yang sama tanpa ada peningkatan status buruh (pengangkatan golongan).
Pengangkatan golongan hanya berlaku bagi pihak manajemen perusahaan dan beberapa orang
pengawas lapangan atau mandor saja. Pada beberapa kasus sering terjadi konflik, dimana
buruh BHL menuntut kenaikan status dan kalau tidak dipenuhi mereka melakukan mogok
kerja. Hal ini menyebabkan kegiatan pemeliharaan diareal pembibitan menjadi terhambat dan
tanaman tidak terpelihara dengan baik. Jikalau mereka melakukan pekerjaan maka pekerjaan
itu tidak dilakukan secara maksimal karena tidak dilakukan sepenuh hati. Dampaknya aka
berujung kepada kegiatan pemeliharaan tanaman dipembibitan yang tidak baik dan sangat
merugikan pihak perusahaan itu sendiri.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman komoditi yang mempunyai priorotas


utama untuk dikembangkan di kalimantan barat, karena memiliki potensi yang sangat
besar mengingat ketersediaan lahan masih cukup luas dan kondisi lingkungan di
Kalimantan Barat yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa
sawit.
2. Kurangnya manajemen perencanaan awal menyebabkan semua kegiatan yang
berlangsung diareal pembibitan dan pembukaan lahan tidak berjalan secara seimbang
sehingga terjadi penumpukan bibit diarea pembibitan
3. Kegiatan pelaksanaan pembibitan tanaman kelapa sawit di perusahaan PT. Prakarsa
Tani Sejati Kecamatan Sungai Laur tidak terlepas dari hambatan-hambatan atau
masalah yang harus dihadapi, misalnya manajemen pembibitan yang kurang baik,
masih banyaknya jumlah bibit yang tidak bisa didistribusilan keareal penanaman,
pemupukan yang tidak tepat waktu, jenis dan cara, banyaknya tanaman yang terserang
hama penyakit dan anggaran pemeliharaan yang meningkat.
4. Salah satu permasalahan yang dihadapi perusahaan PT. Prakarsa Tani Sejati dalam
pengelolaan pembibitan adalah kegiatan pemeliharaan dimana dalam hal ini
perusahaan harus memprogramkan kegiatan penjarangan pada tanaman yang tidak
terdistribusikan ke areal penanaman untuk mengurangi intensitas kerugian akibat
serangan hama dan penyakit.
5. Banyaknya Tenaga kerja PT. Prakarsa Tani Sejati belum memenuhi standar atau
kemampuan dalam memanajemen kebun terutama pada bidang teknis budidaya
mengakibatkan menurunnya produksi yang dihasilkan.

B. Saran

1. Mengingat kurangnya perencanaan (planning) dan manajemen dalam pelaksanaan


kegiatan pembibitan tanaman kelapa sawit, sebaiknya aspek-aspek yang berkaitan
dengam permasalahan yang terjadi di lapangan perlu mendapat perhatian dan prioritas
utama dengan melakukan evaluasi yang mengarah pada peningkatan mutu kerja.
2. Kegiatan penjarangan sebaiknya cepat dilakukan sedini mungkin pada areal
pembibitan mengingat umur tanaman yang terus bertambah dan dikhawatirkan akan
memberikan dampak buruk yaitu semakin menurunnya kualitas bibit yang akan
ditanam dilapangan sehingga menyebabkan kesulitan kegiatan pemeliharaan
berikutnya.
3. Diharapkan perusahaan lebih perduli terhadap kesejahteraan karyawan guna
meningkatkan mutu dan etos kerja mereka sehingga akan berdampak baik terhadap
perkembangan perusahaan.

Tentang iklan-iklan ini

Terkait

POLIPLOIDISASI TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN


PERLAKUAN MUTAGEN COLCHICINEdalam "Contoh PKM"

Karakteristik Gambut yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kelapa Sawit

Bioteknologi dalam Pertaniandalam "Bioteknologi"

06/17/2011 - Posted by zaifbio | Uncategorized

12 Komentar
1. saya masih belum tau banyak tentang kelapa sawit -_-

Komentar oleh Anik Ariani | 10/15/2011

2. daftar pustakanya mana emgnya magang berapa bln

Komentar oleh fakultas pertanian untama p.bun | 12/25/2011

3. bisa kah anda memuat secara perinci tentang LC


di stu tdak ada tentang tumbang atau sejenis nya. yang lebih akurat

Komentar oleh hairul | 04/16/2012

4. trims atas materinya, banyak ngebantu tugasku.

Komentar oleh Wuland Elys | 06/22/2012

5. thank atas mtrinya krna sangat2 membntu sya untuk mnmbah ilmu pngetahuan sya
tntang klpa tnaman klpa swit

Komentar oleh Ibalsafai Nurfalisa Loveforyou | 10/28/2012

6. cost pembuatan teras bangku di lahan bertopografi berbukit untuk tanam kelapa
sawit,mohon infonya.tq

Komentar oleh darius | 01/02/2013


7. kegiatan proses pegolahan kelapa sawit higga menjadi CPO di pabrik, belum terlalu
terperinci.. mohon info selengkapya.. Trima kasih

Komentar oleh herna | 01/20/2013

8. Ijin Copas ya, utk referensi laporan ku ,,tks

Komentar oleh Angga Bayu Saputra | 05/04/2013

9. ini sgt mmbantu sy,thkz

Komentar oleh erick | 07/23/2013

10. [] Laporan praktek magang di kelapa sawit biologi online []

Ping balik oleh sejarah terbentuknya cpo minyak sawitReferensi Sejarah | Referensi
Sejarah | 12/07/2014

11. terima kasih, udah memberikan contoh laporan magang.

Komentar oleh ibram | 03/01/2015

12. trimahkasih ini sangat membantu sya untuk laporan magang sya di perkebunan kelapa
sawit luwu utara(lembo)

Komentar oleh melyn | 05/17/2015

Tinggalkan Balasan

Sebelumnya | Berikutnya

SINOPSIS
BLOG INI BERISI SEMUA MATERI TENTANG BIOLOGI DAN PENDIDIKAN YANG
DIBUAT OLEH ORANG YANG HAUS AKAN ILMU DAN BERCITA-CITA TINGGI
UNTUK MENJADI DOSEN DAN MEMAJUKAN ILMU PENGETAHUAN
DIMANAPUN DIA BERADA DAN MENGABDI

IKLAN
CV ZAIF ILMIAH (BIRO JASA PEMBUATAN PTK, KARYA ILMIAH, PPT
PEMBELAJARAN, RPP, SILABUS, DLL))

Ingin membuat PTK tapi merasa sulit???? Ingin membuat Karya Ilmiah tetapi kesusahan???
Ingin membuat presentasi powerpoint untu pembelajaran merasa sulit dan gaptek????? Ingin
membuat RPP dan silabus serta perangkat pembelajaran tetapi susah????? Kini tidak usah
bingung lagi ada Pak Zaif yang siap membantu berbagai kesulitan dan kesusahan yang anda
hadapi di bidang pendidikan di CV Zaif Ilmiah semua masalah anda di bidang pendidikan
akan dibantu, ingin membuat PTK saya bantu, membuat Karya Ilmiah saya bantu, membuat
berbagai perangkat pembelajaran saya bantu untuk info lebih lanjut hubungi Contact Person
081938633462 INSYA ALLAH semua kesulitan dan kesusahan anda akan ada solusinya
jangan lupa hubungi Pak Zaif di nomer 081938633462 ATAU lewat E-mail di
zaifbio@gmail.com. DIJAMIN PTK ATAU KARYA ILMIAHNYA BARU LANGSUNG
DIBIKINKAN BUKAN STOK LAMA ATAU COPY PASTE SEHINGGA DIJAMIN
ORIGINALITASNYA TERIMA KASIH DAN SALAM GURU SUKSES PAK ZAIF


PAKAR PEMBELAJARAN
KAOS KARTUN
BLOG INDONESIA

Kategori
o ANFISMAN
o Belajar Dan Pembelajaran
o BIOKIMIA
o Biologi Umum
o Bioteknologi
o BTR
o BTT
o CONTOH LKTM
o Contoh PKM
o Dasar-Dasar Ilmu Gizi
o Ekologi Hewan
o Ekologi Tumbuhan
o Evaluasi Pendidikan
o Evolusi Organik
o Fisiologi Hewan
o Fisiologi Tumbuhan
o Fitofarmaka
o Genetika Dasar
o KAOS BELAJAR
o KWD
o Metodologi Penelitian Biologi
o MIKROBIOLOGI
o MIKROTEKNIK
o Morfologi Tumbuhan
o PARASITOLOGI
o Pengetahuan Lingkungan
o PPD
o Profesi Kependidikan
o PTK
o SBB
o SBM
o TEKNIK ELEKTRO
o Uncategorized
o Vertebrata
Pos-pos Terbaru
o Metode Problem Solving
o bisnis sambil ngantor
o Tinjauan tentang Lesson Study Berbasis Sekolah
o 081938633462 JASA PEMBUATAN MAKALAH
o Pengukuran kepuasan pernikahan
Arsip
o Juni 2015
o Maret 2015
o Februari 2015
o Januari 2015
o Desember 2014
o November 2014
o Oktober 2014
o September 2014
o Agustus 2014
o Juli 2014
o Juni 2014
o Mei 2014
o April 2014
o Maret 2014
o Februari 2014
o Januari 2014
o Desember 2013
o November 2013
o September 2013
o Juli 2013
o Mei 2013
o April 2013
o Januari 2013
o Desember 2012
o November 2012
o Oktober 2012
o September 2012
o Agustus 2012
o Juli 2012
o Juni 2012
o April 2012
o Maret 2012
o Februari 2012
o Januari 2012
o Desember 2011
o November 2011
o Oktober 2011
o Juli 2011
o Juni 2011
o Mei 2011
o November 2010
o Agustus 2010
o Juni 2010
o Mei 2010
o April 2010
o Februari 2010
o Januari 2010
o Desember 2009
o November 2009
o Oktober 2009
o September 2009
o Juli 2009
o Juni 2009
o Maret 2009
o Februari 2009
o Januari 2009
Klik tertinggi
o zaifbio.files.wordpress.c
o zaifbio.files.wordpress.c
o zaifbio.files.wordpress.c
o id.wikipedia.org/wiki/Gen
o biology.arizona.edu/bioch
o wiley.com/legacy/college/
o gwu.edu/_mpb
o id.wikipedia.org/wiki/Sel
o zaifbio.files.wordpress.c
o indomedia.com
Tulisan Teratas
o RANAH PENILAIAN KOGNITIF, AFEKTIF, DAN PSIKOMOTORIK
o Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
o PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN BAHAN MAKANAN SERTA
PERMASALAHANNYA
o KARBOHIDRAT, LEMAK, DAN PROTEIN
o Sistem Respirasi Manusia
o Pertumbuhan dan Perkembangan
o MENJELASKAN TEORI, PRINSIP, DAN MEKANISME EVOLUSI
BIOLOGI
o EVOLUSI, TEORI EVOLUSI, DAN TEORI DARWIN
o PEMBELAHAN SEL
o FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI MIKROBA
Komentar Terbaru

jefry nanginz di BAKTERI

carrel sandrio di PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN

sistem respirasi | h di Sistem Respirasi Manusia

Mas mujib di METODE PEMBELAJARAN MIND

anju di SISTEM PERTAHANAN TUBUH

KAOS PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN


Lisensi Artikel dan Informasi
Copyleft 2012 Hak Cipta Hanyalah Milik Allah SWT

Juni 2011
S S R K J S M
Mei Jul
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30

Info Diri
Huzaifah Hamid
Saya adalah seorang pria yang dilahirkan di sebuah pulau yang terletak di Flores
Timur tepatnya di Desa Lohayong,lulusan S1 Universitas Muhammadiyah Malang
Jurusan Pendidikan Biologi tahun 2011 dengan Predikat Lulusan Terbaik Tingkat
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMM, bercita-cita tinggi untuk menjadi
seorang dosen dan membangun pendidikan doakan ya semoga berhasil, jika ingin
berkenalan hubungi 081938633462

Anda Pengunjung Ke

Rent a Minivan

Blog Stats
o 9,316,146 hits


Blogroll
o Biologi-online Blog Biologi 0
o WordPress.com 0
o WordPress.org 0

BIOLOGI ONLINE
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
qzr

Anda mungkin juga menyukai