PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
Banyak cerita rakyat yang mengisahkan pemanfaatan ekstrak tanaman untuk
penyembuhan berbagai penyakit. Contoh-contoh penggunaannya sebagai bahan yang
dapat mematikan adalah mulai dari kacang calabar dan tanaman yang bernama
hemlock sebagai racun yang digunakan untuk menghukum mati sampai curare, racun
anak panah yang digunakan oleh penduduk asli di Amerika Selatan untuk berburu.
Pada jaman modern senyawa organik yang diisolasi dari kultur mikrorganisme, seperti
halnya dari tanaman, telah banyak digunakan untuk mengobati berbagai penyakit
(misalnya antibiotika penisilin dan tetrasiklin). Senyawa-senyawa organik yang
berasal dari sumber-sumber alami ini menyusun suatu kelompok besar yang disebut
produk-produk alami (natural products), atau yang lebih dikenal sebagai metabolit
sekunder. Pengetahuan tentang metabolisme yang sifatnya fundamental dan vital bagi
makhluk hidup telah mengantarkan ke suatu tingkat pemahaman yang mendalam
tentang proses-proses yang berkaitan.
Zat kimia yang menjadi salah satu pertahanan yang dimiliki tumbuhan adalah
metabolit sekunder. Metabolit sekunder merupakan hasil metabolisme yang
dikeluarkan tanaman. Selain pertahanan metabolit sekunder juga dapat digunakan
untuk keperluan manusia seperti obat, pewarna, pengharum, serta bumbu masak.
Senyawa metabolit sekunder memiliki struktur yang lebih komplek dan sulit disintesa,
jarang dijumpai di pasaran karena masih sedikit (15%) yang telah berhasil diisolasi
sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi (mahal harganya).
2
Salah satu tumbuhan yang memiliki pertahanan diri menggunakan
metabolisme sekunder adalah serai. Akibat metabolisme yang dikandung oleh
serai,beberapa serangga mengalami gangguan jika terkena atau menghirup metabolit
yang dikandung oleh serai karena memungkinkan terjadinya gangguan fsiologis bagi
serangga. Ketidaksukaan serangga terhadap metabolit sekunder pertahanan serai
menjadikannya salah satu bahan yang digunakan sebagai pengusir serangga.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
metabolisme sekunder.
3
BAB II
METABOLISME SEKUNDER
4
b. Jalur asam sikimat
Jalur asam sikimat merupakan jafur alternatif menuju senyawa aromatik,
utamanya L-fenilalanin. L-tirosina. dan Ltriptofan. Jalur ini berlangsung dalam
mikroorganisme dan tumbuhan, tetapi tidak berlangsung dalam hewan, sehingga
asam amino aromatik merupakan asam amino esensial yang harus terdapat dalam
diet manusia maupun hewan.
Antara pusat adalah asam sikimat, suatu asam yang ditemukan dalam
tanaman Illicium sp. beberapa tahun sebelum perannya dalam metabolisme
ditemukan. Asam ini juga terbentuk dalam mutan tertentu dari Escherichia coli.
c. Jalur asam mevalonat
Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar
dalam produk alami yang diturunkan dan unit isoprena (C5) yang bergandengan
dalam model kepala ke ekor (head-to-tail), sedangkan unit isoprena diturunkan
dari metabolisme asam asetat oleh jalur asam mevalona (mevalonic acid :
MVA). Adapun reaksinya adalah sebagai berikut.
Penelitian bahan alam biasanya dimulai dari ekstraksi, isolasi dengan metode
kromatografi sehingga diperoleh senyawa murni, identifikasi unsur dari
senyawa murni yang diperoleh dengan metode spektroskopi, dilanjutkan dengan
uji aktivitas biologi baik dari senyawa murni ataupun ekstrak kasar. Setelah
diketahui struktur molekulnya biasanya dilanjutkan dengan modifikasi
struktur untuk mendapatkan senyawa dengan aktivitas dan kestabilan yang
diinginkan. Disamping itu dengan kemajuan bidang bioteknologi, dapat juga
dilakukan peningkatan kualitas tumbuhan atau organisme melalui kultur jaringan
atau pembentukan menjadi tumbuhan transgenik yang tentunya juga akan
menghasilkan berbagai jenis senyawa metabolit sekunder baru yang
beranekaragam dan mungkin juga dengan struktur molekul yang berbeda
dengan yang ditemukan dari tumbuhan awalnya. Dengan demikian peluang
penelitian dalam bidang bahan alam adalah juga tidak terbatas. Peranan senyawa
bahan alam bagi manusia tidak terlepas dari tinjauan sejarah kajian riset kimia
bahan alam itu sendiri, yang telah sejak lama dilakukan oleh manusia.
Karl Wilhelm Schele (1742-1786) merupakan ahli kimia pertama yang
berhasil melakukan pemisahan (isolasi) senyawa kimia dari bahan alam seperti
gliserol, asam-asam oksalat, laktat, tartarat dan sitrat. Selanjutnya diikuti
Frederich W. Serturner (1783-1841) yang memisahkan morfina dari opium
5
dan Pelletier serta caventon yang berhasil memisahkan strihina, brusina,
kuinin,sinkonina, dan kafein lima belas tahun kemudian. Untuk pemisahan
beribu-ribu senyawa kimia yang lain dari bahan alam segera menyusul dan
terus berjalan sampai sekarang. Senyawa-senyawa metabolit sekunder yang
telah berhasil diisolasi oleh manusia selanjutnya didayagunakan sebagai bahan
obat seperti morfin sebagai obat nyeri, kuinin sebagai obat malaria, reserpin
sebagai obat penyakit tekanan darah tinggi dan vinkristin serta vinblastin
sebagai obat kanker. Selain sebagai bahan obat, senyawa metabolit sekunder
juga didayagunakan oleh manusia untuk menunjang kepentingan industri
seperti industri kosmetik dan industri pembuatan pestisida dan insektisida.
Untuk di Indonesia, pemanfaatan senyawa bahan alam yang ditemukan para
peneliti Indonesia sebagai bahan baku obat antara lain Itebein sebagai anti tumor,
Artoindonesianin sebagai anti malaria, Diptoindonesin, Indonesiol serta banyak
lagi. Sedangkan potensi lain yang sedang dikembangkan peneliti Indonesia
untuk menunjang kepentingan industri adalah potensi bahan alam sebagai
penghasil minyak atsiri.
Metabolisme primer berlangsung dalam suatu daur atau siklus (misalnyasiklus
asam sitrat). Senyawa organik dari metabolisme primer merupakan pusatnya
dan senyawa-senyawa metabolisme sekunder merupakan cabang-cabangnya.
Metabolisme sekunder dapat dibedakan secara akurat dari metabolit primer
berdasarkan kriteria berikut: penyebarannya lebih terbatas, terdapat terutama
pada tumbuhan dan mikroorganisme serta memiliki karakteristik untuk tiap
genera, spesies atau strain tertentu.
Metabolit ini dibentuk melalui alur (pathway) yang khusus dari metabolit
primer. Sebaliknya, metabolit primer sebarannya luas, pada semua benda hidup
dan sangat erat terlibat dalam proses- proses kehidupan yang esensial.
Metabolit sekunder tidaklah bersifat esensial untuk kehidupan, meski penting
bagi organisme yang menghasilkannya. Hal yang menarik untuk diperhatikan
ialah bahwa metabolit sekunder dibiosintesis terutama dari banyak metabolit-
metabolit primer: asam amino, asetilcoenzim-A, asam mevalonat, dan zat antara
(intermediate) dari jalur shikimat (shikimic acid). Ini merupakan titik awal
elaborasi metabolit sekunder yang mengarah ke klasifikasi serta bahasannya
sebagai kelompok-kelompok yang bersifat diskrit.
6
C. Klasifikasi Senyawa Metabolit Sekunder
Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama,yaitu:
1. Terpenoid (Sebagian besar senyawa terpenoid mengandung karbon
dan hidrogen serta disintesis melalui jalur metabolisme asam mevalonat).
Contohnya monoterpena, seskuiterepena, diterpena, triterpena, dan
polimer terpena.
2. Fenolik (Senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki cincin benzena,
3. hidrogen,danoksigendalam struktur kimianya). Contohnya asam fenolat,
kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin.
4. Senyawa yang mengandung nitrogen.Contohnya alkaloid dan glukosinolat.
a. Golongan Fenolat/Fenol
1. Fenol Monovalent
Suatu senyawa fenol yang jika satu atom H pasa inti aromatic diganti
oleh 1gugus OH.
2. Fenol Divalent
Suatu senyawa fenol yang jika dua atom H pada inti aromatic diganti
oleh 2gugus OH dan merupakan fenol bermartabat dua.
3. Fenol Trivalent
Suatu senyawa fenol yang jika tiga atom H pada inti aromatok diganti
oleh 3gugus OH.
b. Golongan Flafonoid
7
Flavonoid adalah senyawa polifenol yang banyak terdapat di alam.Flavonoid
merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak
merupakan sebagai pigmen tumbuhan. Flavonoid terdapat padagrup-grup dari
unsur-unsur polifenol yang terdapat pada kebanyakan tumbuhan, biji, kulit buah
atau kulit, kulit kayu, dan bunga. Sejumlah besar tumbuhan obat mengandung
flavonoid. Flavonoid digolongkan berdasarkan struktur kimianya, menjadi
falvonol, flavon, flavanon, isoflavon,anthocyanidin, dan khalkon.
Saat ini lebih dari 6.000 senyawa yang berbedamasuk ke dalam golongan
flavonoid. Menurut perkiraan 2% dari seluruhkarbon yang difotosintesis oleh
tumbuhan atau + 1x 10 9 ton/tahun karbondiubah menjadi flavonoid atau
senyawa yang berkaitan erat dengannya .Kebanyakan flavonoid terdapat dalam
buah, sayuran, dan minuman (teh, kopi, bir, anggur, dan minumam buah). Di
alam, senyawa fenolik kerap dijumpai terikat pada protein, alkaloid, dan terdapat
di antara terpenoid. Flavonoid mengacu pada hasil metabolit sekunder dari
tumbuhan yang mempunyai struktur phenylbenzopyrone, biasa dikenal dari
aktivitas antioksidannya. Senyawa flavonoida adalah suatu kelompok senyawa
fenol yang terbesar yang ditemukan dialam. Senyawa-senyawa ini merupakan zat
warna merah,ungu dan biru dan sebagai zat warna kuning yang ditemuykan
dalam tumbuh-tumbuhan.
Flavonoid merupakan sejenis senyawa fenol terbesar yang ada, senyawa ini
terdiri dari lebih dari 15 atom karbon yang sebagian besar bisa ditemukan dalam
kandungan tumbuhan. Flavonoid juga dikenal sebagai vitamin P dancitrin dan
merupakan pigmen yang diproduksi oleh sejumlah tanaman sebagai warna pada
bunga yang dihasilkan.Spektrum IR yang direkam pada spektrometer IR-470
Shimadzu. 1H dan13C-NMR spektra tercatat sebesar 300 dan 75 MHz, masing-
masing, pada instrumen AM Bruker 300 dan TMS digunakan sebagai internal.
8
Standar 1Hdan 13C NMR spektrum diperoleh dalam campuran CDCl3 dan
CD3ODsebagai pelarut. Flavonoid diperoleh dalam bentuk padatan amorf.
c. Golongan Saponin
Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada pada banyak macam
tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi
pada bagian-bagian tertentu dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan
tahap pertumbuhan.
Sifat-sifat saponin adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai rasa pahit
2. Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3. Menghemolisa eritrosit
4. Racun kuat untuk ikan dan amfibi
5. Membentuk persenyawaan dengan kolestrol dan hidroksisteroid lainnya
6. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
7. Berat molekul relatif tinggi dan analisis hanya menghasilkan
formulaempiris yang mendekati.
Minyak atsiri atau dikenal juga sebagai minyak eterik (aetheric oil ), minyak
esensial (essential oil ), minyak terbang (volatile oil ), serta minyak aromatik (
aromatic oil ), adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental
pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikanaroma yang khas.
Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok
(untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, hasi lsulingan (destilasi) minyak
atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Para ahli biologi menganggap minyak atsiri sebagai metabolit sekunder yang
biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan
(hama) ataupun sebagai agensia untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat
9
alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang
juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang
berbau menyengat dari beberapa kepik ), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai
minyak atsiri. Minyak atsiri bersifat mudah menguap karenatitik uapnya rendah.
Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia
(terutama dihidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap
senyawa penyusun memiliki efek tersendiri dan campurannya dapat menghasilkan
rasa yang berbeda.
Karena pengaruh psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting
dalam aroma terapi atau kegiatan-kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga
atau ayurveda. Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut
dalam air dan pelarut polar lainnya. Dalam parfum, pelarut yang digunakan biasanya
alkohol. Dalam tradisi timur, pelarut yang digunakan biasanya minyak yang mudah
diperoleh, seperti minyak kelapa. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari
campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya
bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri
termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut
dalam minyak (lipofil). Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam bahan alam
(daun, batang, akar, biji) untuk minyak atsiri dibagi menjadi dua kelompok yakni
kelompok pertama; minyak atsiri yang komponen-komponennya mudah dipisahkan
yang kemudian menjadi bahan awal sintesis (minyak sereh, minyak daun cengkeh,
minyak permen, dan minyak terpentin) dan kelompok kedua ;minyak atsiri yang
komponen-komponennya tidak mudah dipisah (minyak akar wangi, minyak nilam,
minyak cendana, minyak kenanga) dimana minyak atsiri ini dapat langsung
digunakan.
F. Golongan Alkoloid
10
sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya
kuinin, morfin dan stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan mempunyai efek
sifiologis dan psikologis. Alakaloida dapat ditemukan dalam berbagai bagian
tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit batang. Alakloida umumnya
ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa
yang rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan. Alkaloida tidak mempunyai
tatanama sistematik, oleh karena itu suatu alkaloida dinyatakan dengan nama trivial
misalnya kuinin, morfin dan stiknin. Hampir semua nama trivial ini berakhiran in
yang mencirikan alkaloida.
G. Golongan Steroid
H. Golongan Tanin
Tanin merupakan suatu substansi yang banyak dan tersebar, sehingga sering
ditemukan dalam tanaman. Tanin diketahui mempunyai beberapa khasiat, yaitu
sebagai astringen, anti diare, anti bakteri dan anti oksidan. Istilah tanin sendiri
berasal dari bahasa Perancis, yaitu tanning. Pada mulanya senyawa tannin lebih
dikenal sebagai tanning substance dalam proses penyamakan kulit hewan
untuk dibuat sebagai kerajinan tangan. Pada umumnya tanin merupakan senyawa
polifenol yang memiliki berat molekul (BM) yang cukup tinggi (lebih dari 1000)
dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Berdasarkan strukturnya, tanin
diklasifikasikan menjadi dua kelas yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi.
1. Tanin Terhidrolisis
11
Tanin terhidrolisis biasanya berikatan dengan karbohidrat yang dapat
membentuk jembatan oksigen, sehingga dapat dihidrolisis dengan
menggunakan asam sulfat atau asam klorida. Gallotanin merupakan salah
satu contoh tanin terhidrolisis, di mana gallotanin ini merupakan
senyawa berupa gabungan dari karbohidrat dan asam galat. Selain itu,
contoh lainnya adalah ellagitanin (tersusun dari asam
heksahidroksidifenil). Secara singkat, apabila tanin mengalami hidrolisis,
akan terbentuk fenol polihidroksi yang sederhana, misalnya piragalol,
yang merupakan hasil dari terurainya asam gallat dan katekol yang
merupakan hasil dari hidrolisis asam protokatekuat.
Tanin terhidrolisis akan biasanya berupa senyawa amorf, higroskopis,
berwarna cokelat kuning yang larut dalam air (terutama air panas)
membentuk larutan koloid bukan larutan sebenarnya.
2. Tanin Terkondensasi
Tanin terkondensasi biasanya tidak dapat dihidrolisis, melainkan
terkondensasi di mana menghasilkan asam klorida. Tanin terkondensasi
kebanyakan terdiri dari polimer flavonoid. Tanin jenis ini dikenal dengan
nama Proanthocyanidin yang merupakan polimer dari flavonoid
yangdihubungan dengan melalui C 8 dengan C4, contohnya
Sorghum procyanidin yang tersusun dari catechin dan
epiccatechin.Klasifikasi Tanin berdasarkan warna dari garam ferri (FeCl3)
dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
a. Katekol Berwarna hijau dengan 2 gugus fenol. Misalnya :
Flobatanin danPirokatekol. Memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a) Apabila dipanaskan akan menghasilkan katekol
b) Apabila didihkan dengan HCl akan menghasilkan flobapin
yang berwarnamerah.
c) Apabila ditambahkan FeCl3akan berwarna hijau.
d) Apabila ditambahkan larutan Br akan terbentuk
endapan.Contoh Katekol : Asam kirotamat (pada kina) dan
asam katekotanat (padagambir)
b. Pirogalatanin (pirogalol)Berwarna biru dengan FeCl3dengan 3
gugus fenol. Memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
12
a) Apabila dipanaskan akan terurai menjadi pirogalol.
b) Apabila dididihkan dengan HCl akan dihasilkan Asam gallat
dan Asamellag.
c) Apabila ditambahkan dengan FeCl3akan berwarna biru.
d) Apabila ditambahkan brom tidak akan terbentuk
endapan.Contoh Pirogalatanin : Gallotanin (pada gallae) dan
Ellagitanin (pada Granati cortex)
3. Sifat-sifat Tanin
Untuk membedakan tanin dengan senyawa metabolit sekunder
lainnya,dapat dilihat dari sifat-sifat dari tanin itu sendiri. Sifat-sifat tanin,
antara lain :1.Sifat Fisika.Sifat fisika dari tanin adalah sebagai berikut :
a) Apabila dilarutkan ke dalam air, tanin akan membentuk koloid dan
akanmemiliki rasa asam dan sepat.
b) Apabila dicampur dengan alkaloid dan glatin, maka akan
terbentuk endapan.
c) Tanin tidak dapat mengkristal.
d) Tanin dapat mengendapkan protein dari larutannya dan
bersenyawadengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi
oleh enzim protiolitik.2.Sifat KimiaSifat kimia dari tanin adalah
sebagai berikut :Tanin merupakan senyawa kompleks yang
memiliki bentuk campuran polifenol yang Sulit untuk dipisahkan
sehingga sulit membetuk kristal.Tanin dapat diidentifikasi dengan
menggunakan kromotografi Senyawa
4. Manfaat Tanin
Sebagai senyawa metabolit sekunder, tanin memiliki banyak
I. Golongan Kumarin
14
Fabaceae. Beberapa kumarin merupakan senyawa fitoaleksin dan disintesis secarade
novo oleh tanaman setelah diinfeksi oleh bakteri atau fungi.
Sebagian besar senyawa fitoaleksin bersifat antimikroba. Sebagai contoh,
kentang (Solanumtuberosum) mensintesis skopolatin jika diinfeksi fungi.Sudah sejak
lama diketahui bahwa hewan yang diberi makan semanggimanis ( Melilotus
officinale Fabaceae) akan mati akibat hemoragi. Senyawa beracun yang
menyebabkan efek samping ini adalah bishidroksikumarin(drimer kumarin
terhidroksilasi) dikumarol.
Senyawa psoralen adalah kumarin yang memiliki cincin furan dankadang-
kadang disebut furokumarin atau furanokumarinkarena adanya cincinini. Contoh
senyawa ini antaralain psoralen, bergapten, xantotoksindan isopimpinelin.Karena
memiliki banyak gugus kromofor, senyawa ini mudahmengabsorb cahaya dan
berfluoresensi biru/kuning dibawah cahaya ultravioletdengan panjang gelombang
320-380 nm. Senyawa ini mungkin diproduksi olehtanaman sebagai mekanisme
perlindungan terhadap dosis tinggi cahayamatahari. Beberapa kumarin dibuat
menjadi sediaan tabir surya dan kosmetik untuk tujuan ini. Senyawa psoralen adalah
senyawa khas family jeruk (Rutaceae) dan seledri (Apiaceae). Beberapa tanaman
golongan ini dikenalsebagai semak pembakar karena kandungan psoralennya
diketahuimenyebabkan fototoksisitas.Mekanisme fototoksisitas ini belum
sepenuhnya dimengerti, tetapidiketahui bahwa senyawa psoralen bersifat
karsinogenik dan mutagenik akibatterbentuknya aduksi dengan basa pirimidin DNA,
seperti timin, melalui sikloadisi .
Reaksi ini dapat terjadi dengan satu (monoaduksi) atau dua(diaduksi) basa
piriidin dan mengakibatkan tautan-silang DNA. Sediaan yang menggunakan
tanaman Apiaceae dan Rutaceae yang mengandung seyawa psoralen telah lama
digunakan unuk meningkatkan pigmentasi kulit pada penyakit vitiligo, suatu
penyakit yang umum di derita diTimur Tengah dan terjadi akibat bagian kulit yang
kekurangan pigmen melanin. Xantotoksin murni digunakan untuk mengobati
vitiligo yang parah dan psoriasis serta diberikan secara oral dalam kombinasi
denagn UV-A. Hasil pengobatan ini timbul pewarnaan dan pigmentasi pada
daerah kulit yang tidak berpigmen serta perbikan kulit psroriasis dengan cara
mengurangi proliferasisel. Pengobatan ini bukannya tanpa resiko dan memerlukan
peraturan yang sekasama untuk mencegah kanker kulit atau pembekakan katarak.
15
Terapi ini disebut PUVA (psoralen + UV-A) atau terapi fotodinamik yakni
suatu obat diaktivasi dengan bantuan sinar UV. Kumarin Merupakan kelompok
senyawa fenol yang umumnya berasal dari tumbuhan tinggi dan jarang
ditemukan pada mikroorganisme, kumarin ini mempunyai kerangka C6-C3.
Senyawa kumarin dibagi empat kelompok :1.Kumarin sederhana dan turunannya
yang berupa hasil hidroksidasi alkoksida, glikosida. Contohnya : suberosin.
2.Furano kumarin jenis linear dan anguler, dimana terdapat subtitusi pada posisi
benzoid. Contohnya : angelicin.3.Pyranokumarin analog dengan furano kumarin tapi
memiliki cincinenzim pada subtituennya.
Fungsi Kumarin sebagai salah satu jenis kumarin yaitu preosen yang
diisolasi pada tahun 1976 dari tumbuhan. Ageratum houstanianum menyebabkan
metamorfosis dini pada beberapa spesies serangga dengan turunnya tingkat hormon
pemudaan serangga sehingga menyebabkan pembentukkan feromon oleh serangga
jantan sehingga daya tarik seksual terhadap serangga betina berkurang. Dengan
kemampuan seperti itu, preosen memiliki potensi sebagai insektisida
yang berpengaruh hanya terhadap spesies sasaran. Struktur Kumarin Penentuan
struktur kumarin dengan spektrum.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
17
18