Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Infark miokard adalah suatu keadan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen miokard sehingga jaringan miokard mengalami kematian. Infark
menyebabkan kematian jaringan yang ireversibel. Infark tidak statis dan dapat berkembang
secara progresif.
Infark miokard apabila tidak segera ditangani atau dirawat dengan cepat dan tepat
dapat menimbulkan komplikasi seperti CHF, disritmia, syok kardiogenik yang dapat
menyebabkan kematian, dan apabila sembuh akan terbentuk jaringan parut yang
menggantikan sel-sel miokardium yang mati. Apabila jaringan parut cukup luas maka
kontraktilitas jantung menurun secara permanent, jaringan parut tersebut lemah sehingga
terjadi ruptur miokardium atau anurisma, maka diperlukan tindakan medis dan tindakan
keperawatan yang cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
Hal ini dapat dicapai melalui pelayanan maupun perawatan yang cepat dan tepat.
Untuk memberikan pelayanan tersebut diperlukan pengetahuan serta keterampilan yang
khusus dalam mengkaji, dan mengevaluasi status kesehatan klien dan diwujudkan dengan
pemberian asuhan keperawatan tanpa melupakan usaha promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif.
Adapun gambaran distribusi, umur, geografi, jenis kelamin dan faktor resiko IMA
sesuai dengan angina pektoris atau Penyakit Jantung Koroner pada umumnya. IMA
merupakan penyebab kematian tersering di AS. Di Indonesia sejak sepuluh tahun terakhir
IMA lebih sering ditemukan, apalagi dengan adanya fasilitas diagnostik dan unit-unit
perawatan penyakit jantung koroner intensif yang semakin tersebar merata. Kemajuan
dalam pengobatan IMA di unit perawatan jantung koroner intensif yang semakin tersebar
merata. Kemajuan dalam pengobatan IMA di unit perawatan jantung koroner intensif
berhasil makin menurunkan angka kematian IMA.

1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien Infark Myocard ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Penulis mampu menyusun serta melakukan manajemen asuhan keperawatan
secara langsung pada klien dengan Infark Myocard.
b. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan Infark
Myocard.
2. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada klien dengan Infark Myocard.
3. Mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada klien dengan Infark
Myocard.
4. Mampu melakukan pelaksanaan keperawatan pada klien dengan Infark Myocard.
5. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan Infark Myocard.

1.4 Manfaat Penulisan


a. Bagi Peningkatan Kualitas Asuhan Keperawatan
Laporan studi asuhan keperawatan Asuhan Keperawatan Infark Myocard ini
diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam peningkatan kualitas asuhan
keperawatan serta perkembangan ilmu praktek keperawatan.

b. Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK )


Diharapkan dengan adanya laporan studi kasus Infark Myocard ini, diharapkan
dapat turut serta dalam meningkatkan perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan serta manajemen asuhan keperawatan dalam kasus ini.
c. Bagi Institusi Layanan Pendidikan
Sebagai tolak ukur tingkat kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi
dan proses keperawatan kasus Infark Myocard.

BAB II

2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Infark Miokard Akut (IMA) adalah terjadinya nekrosis miokard yang cepat
disebabkan oleh karena ketidakseimbangan yang kritis antara aliran darah dan kebutuhan
darah miokard. (M. Widiastuti Samekto, 13 : 2001)
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai
darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. (Smetzler Suzanne C &
Brenda G. Bare, 768 : 2002)
Infark Miokard Akut (IMA) adalah nekrosis miokard akibat aliran darah ke otot
jantung terganggu. (Noer H. M Sjaifullah, 1999 : 1008)
Infark myokardium merupakan blok total yang mendadak dari arteri koroner besar
atau cabang-cabangnya. Lamanya kerusakan myocardial bervariasi dan bergantung kepada
besar daerah yang diperfusi oleh arteri yang tersumbat. Infark myocardium dapat berakibat
nekrosis karena parut atau fibrosis, dan mendatangkan kematian mendadak. (Barbara C.
Long, 568 : 1996)
Acute Myocard Infark (AMI) adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran
darah ke otot jantung ( Kapita Selekta Kedokteran, 2000 : 437)
Acute Myocard Infark (AMI) adalah iskemia yang lebih berat, disertai kerusakan
sel (Brunner dan Sudarth)
Infark Miokard Akut adalah penurunan aliran darah melalui satu atau lebih arteri
koroner, mengakibatkan iskemia miokard dan nekrosis.( Doengoes, Moorhouse, Geissler,
1999 : 83 )
Infark Miocard Akut adalah kematian jaringan miokard diakibatkan oleh
kerusakan aliran darah koroner miokard (penyempitan atau sumbatan arteri koroner
diakibatkan oleh aterosklerosis atau penurunan aliran darah akibat syok atau perdarahan
(Carpenito L.J. , 2000)
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Akut Miokard
Infark (AMI) merupakan suatu keadaan dimana terjadi kerusakan atau kematian otot
jantung yang disebabkan oleh karena berkurangnya atau terhambatnya aliran darah

3
koroner secara tiba-tiba atau secara tiba-tiba kebutuhan oksigen meningkat tanpa disertai
perfusi arteri koroner yang cukup.

2.2 Etiologi

A. Faktor penyebab

a . Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor :

1. Faktor pembuluh darah :

- Aterosklerosis.

- Spasme

- Arteritis

2. Faktor sirkulasi :

- Hipotensi

- Stenosos aurta

- Insufisiensi

3. Faktor darah :

- Anemia

- Hipoksemia

- Polisitemia

b. Curah jantung yang meningkat :

- Aktifitas berlebihan

- Emosi

- Makan terlalu banyak

- Hypertiroidisme

4
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada :

- Kerusakan miocard

- Hypertropimiocard

- Hypertensi diastolic

B. Faktor predisposisi :

a. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi


Merupakan faktor resiko yang bisa dikendalikan sehingga dengan intervensi
tertentu sehingga bisadihilangkan. Termasuk dalam kelompok ini
diantaranya:
1) Merokok
Peran rokok dalam penyakit jantung koroner ini antara lain :
menimbulkan aterosklerosis; peningkatan trombogenesis dan
vasokontriksi; peningkatan tekanan darah; pemicu aritmia jantung,
meningkatkan kebutuhan oksigen jantung, dan penurunan kapasitas
pengangkutan oksigen. Merokok 20 batang rokok atau lebih dalam
sehari bisa meningkatkan resiko 2-3 kali dibanding yang tidak merokok.
2) Konsumsi alcohol
Meskipun ada dasar teori mengenai efek protektif alcohol dosis rendah
hingga moderat, dimana ia bisa meningkatkan trombolisis endogen,
mengurangi adhesi platelet, dan meningkatkan kadar HDL dalam
sirkulasi, akan tetapi semuanya masih controversial. Tidak semua
literature mendukung konsep ini, bahkan peningkatan dosis alcohol
dikaitkan dengan peningkatan mortalitas cardiovascular karena aritmia,
hipertensi sistemik dan kardiomiopati dilatasi.
3) Infeksi

5
Infeksi Chlamydia pneumoniae, organisme gram negative intraseluler
dan penyebab umum penyakit saluran pernafasan, tampaknya
berhubungan dengan penyakit koroner aterosklerotik.
4) Hipertensi sistemik
Hipertensi sistemik menyebabkan meningkatnya after load yang secara
tidak langsung akan meningkatkan beban kerja jantung. Kondisi seperti
ini akan memicu hipertropi ventrikel kiri sebagai kompensasi dari
meningkatnya after load yang pada akhirnya meningkatan kebutuhan
oksigen jantung.
5) Obesitas
Terdapat hubungan yang erat antara berat badan, peningkatan tekanan
darah, peningkatan kolesterol darah, DM tidak tergantung insulin, dan
tingkat aktivitas yang rendah.
6) Kurang olahraga
Aktivitas aerobic yang teratur akan menurunkan resiko terkena penyakit
jantung koroner, yaitu sebesar 20-40 %.
7) Penyakit Diabetes
Resiko terjadinya penyakit jantung koroner pada pasien dengan DM
sebesar 2-4 lebih tinggi dibandingkan orang biasa. Hal ini berkaitan
dengan adanya abnormalitas metabolisme lipid, obesitas, hipertensi
sistemik, peningkatan trombogenesis (peningkatan tingkat adhesi
platelet dan peningkatan trombogenesis).

b. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi


Merupakan factor resiko yang tidak bisa dirubah atau dikendalikan, yaitu di
antaranya:
1) Usia
Resiko meningkat pada pria datas 45 tahun dan wanita diatas 55 tahun
(umumnya setelah menopause).
2) Jenis Kelamin

6
Morbiditas akibat penyakit jantung koroner (PJK) pada laki-laki dua kali
lebih besar dibandingkan pada perempuan, hal ini berkaitan dengan
estrogen yang bersifat protective pada perempuan. Hal ini terbukti insidensi
PJK meningkat dengan cepat dan akhirnya setara dengan laki-laki pada
wanita setelah masa menopause.
3) Riwayat Keluarga
Riwayat anggota keluarga sedarah yang mengalami PJK sebelum usia 70
tahun merupakan factor resiko independent untuk terjadinya PJK. Agregasi
PJK keluarga menandakan adanya predisposisi genetic pada keadaan ini.
Terdapat bukti bahwa riwayat positif pada keluarga mempengaruhi onset
penderita PJK pada keluarga dekat.
4) Ras/Suku
Insidensi kematian akibat PJK pada orang Asia yang tinggal di Inggris lebih
tinggi dibandingkan dengan peduduk local, sedangkan angka yang rendah
terdapat pada RAS apro-karibia.
5) Geografi
Tingkat kematian akibat PJK lebih tinggi di Irlandia Utara, Skotlandia, dan
bagian Inggris Utara dan dapat merefleksikan perbedaan diet, kemurnian
air, merokok, struktur sosio-ekonomi, dan kehidupan urban.
6) Tipe kepribadian
Tipe kepribadian A yang memiliki sifat agresif, kompetitif, kasar, sinis, gila
hormat, ambisius, dan gampang marah sangat rentan untuk terkena PJK.
Terdapat hubungan antara stress dengan abnnormalitas metabolisme lipid.
7) Kelas sosial
Tingkat kematian akibat PJK tiga kali lebih tinggi pada pekerja kasar
laki-laki terlatih dibandingkan dengan kelompok pekerja profesi (misal
dokter, pengacara dll). Selain itu frekuensi istri pekerja kasar ternyata 2 kali
lebih besar untuk mengalami kematian dini akibat PJK dibandingkan istri
pekerja professional/non-manual. (Ilham, 2010).

2.3 Patofisiologi

7
Infark miokard akut sering terjadi pada orang yang memiliki satu atau lebih faktor
resiko seperti : obesitas, merokok, hipertensi dan lain-lain. Faktor-faktor ini disertai
dengan proses kimiawi terbentuknya lipoprotein di tunika intima yang dapat
menyebabkan interaksi fibrin dan patelet sehingga menimbulkan cedera endotel
pembuluh darah korner.Interaksi tersebut menyebabkan invasi dan akumulasi lipid yang
akan membentuk plak fibrosa. Timbunan plak menimbulkan lesi komplikata yang dapat
menimbulkan tekanan pada pembuluh darah dan apabila ruptur dapat terjadi thrombus.
Thrombus yang menyumbat pembuluh darah menyebabkan aliran darah berkurang,
sehingga suplay O2 yang diangkut dara ke jaringan miokardium berkurang yang anaerob
yang berakibat penumpukan asam laktat. Asam laktat yang meningkat menyebabkan
nyeri dan perubahan pH endokardium yang menyebabkan perubahan elektro fisiologi
endokardium, yang pada akhirnya menyebabkan perubahan sistem konduksi jantung
sehingga jantung mengalami disritmia.Iskemik yang berlangsung lebih dari 30 menit
menyebabkan kerusakan otot jantung yang ireversibel dan kematian otot jantung (infark).
Miokardium yang mengalami kerusakan otot jantung atau nekrosis tidak lagi dapat
memenuhi fungsi kontraksi dan menyebabkan keluarnya enzim dari intrasel ke pembuluh
darah yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium. Otot jantung yang infark
mengalami perubahan selama penyembuhan. Mula-mula otot jantung yang mengalami
infark tampak memar dan siarotik karena darah di daerah sel tersebut berhenti. Dalam
jangka waktu 2 4 jam timbul oedem sel-sel dan terjadi respon peradangan yang disertai
infiltrasi leukosit.Infark miokardium akan menyebabkan fungsi vertrikel terganggu
karena otot kehilangan daya kontraksi. sedang otot yang iskemik disekitarnya juga
mengalami gangguan dalam daya kontraksi secara fungsional infark miokardium akan
mengakibatkan perubahan-perubahan pada daya kontraksi, gerakan dinding abnormal,
penurunan stroke volume, pengurangan ejeksi peningkatan volume akhir sistolik dan
penurunan volume akhir diastolik vertrikel.Keadaan tersebut diatas menyebabkan
kegagalan jantung dalam memompa darah (jatuh dalam dekompensasi kordis) dan efek
jantung ke belakang adalah terjadinya akumulasi cairan yang menyebabkan terjadinya
oedem paru-paru dengan manifestasi sesak nafas. Sedangkan efek ke depan terjadinya
penurunan COP sehingga suplay darah dan oksigen sistemik tidak adekuat sehingga
menyebabkan kelelahan.

8
2.4 Klasifikasi
A. Berdasarkan lapisan otot yang terkena Akut Miokard Infark :

1. Akut Miokard Infark Transmural

Mengenai seluruh lapisan otot jantung (dinding ventrikel).

2. Akut Miokard Infark Non Transmural / Subendokardial Infark

Infark otot jantung bagian dalam (mengenai sepertiga miokardium).

B. Berdasarkan tempat oklusinya pada pembuluh darah koroner :

1. Akut Miokard Infark Anterior.

2. Akut Miokard Infark Posterior.

3. Akut Miokard Infark Inferior.

2.5 Manifestasi Klinis


Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :
1. Nyeri :
a. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda,
biasanya di atas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan
gejala utama.
b. Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak
tertahankan lagi.
c. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke
bahu dan terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
d. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan
emosional), menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan
bantuan istirahat atau nitrogliserin (NTG).
e. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.

9
f. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
g. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor
(mengumpulkan pengalaman nyeri).

2.6 Komplikasi

1) Gagal jantung kongesif

2) Syok kardiogenik

3) Disfungsi otot papilaris

4) Defek septum ventrikel

5) Ruptura jantung

6) Aneurisma ventrikel

7) Tromboembolisme

8) Perikarditis

9) Aritmia

2.7 Pemeriksaan

A. Pemeriksaan Enzim jantung :


CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam,
memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dan memakan waktu lama untuk kembali normal
AST/SGOT

10
Meningkat ( kurang nyata/khusus ) terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24
jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari

B. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan
simetris. Setelah ini terdapat elevasi segmen ST. Perubahan yang terjadi kemudian
ialah adanya gelombang Q/QS yang menandakan adanya nekrosis.
Skor nyeri menurut White :
0 = tidak mengalami nyeri

1 = nyeri pada satu sisi tanpa menggangu aktifitas

2 = nyeri lebih pada satu tempat dan mengakibatkan terganggunya aktifitas,


misalnya kesulitan bangun dari tempat tidur, sulit menekuk kepala dan
lainnya.

Pemeriksaan Penunjang :

Elektrolit : Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat


mempengaruhi kontraktilitas, contoh hipokalemia/hiperkalemia.

Sel darah putih : Leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari kedua
setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi.

Kecepatan sedimentasi : Meningkat pada hari kedua-ketiga setelah I,


menunjukkan inflamasi.

Kimia : Mungkin normal tergantung abnormalitas fungsi/perfusi organ


akut/kronis.

GDA/Oksimetri nadi : Dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit paru


akut/kronis.

Kolesterol/trigeliserida serum : Meningkat, menunjukkan arteriosklerosis


sebagai penyebab IM.

11
Foto dada : Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga
GJK atau aneurisma ventrikuler.

Ekokardiogram : Mungkin dilakukan untuk menentukan dimensi serambi,


gerakan katup/dinding ventrikuler, dan konfigurasi/fungsi katup.

Pemeriksaan pencitraan nuklir :

Thalium : mengevaluasi aliran darah miokardia dan status sel miokardia,


contoh lokasi/luasnya IM akut/sebelumnya.

Technetium : terkumpul dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik.

Pencitraan darah jantung/MUGA : Mengevaluasi penampilan ventrikel


khusus dan umum, gerakan dinding regional, dan fraksi ejeksi (aliran darah).

Angiografi koroner : Menggambarkan penyempitan/sumbatan arteri koroner


dan biasanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan serambi dan
mengkaji fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi). Prosedur tidak selalu dilakukan
pada fase akut IM kecuali mendekati bedah jantung angioplasti/emergensi.

Digital substraction angiography (DSA) : Teknik yang digunakan untuk


menggambarkan status penanaman arteri dan untuk mendeteksi penyakit arteri
perifer.

Nuclear magnetic resonance (NMR) : Memungkinkan visualisasi aliran darah,


serambi jantung/katup ventrikel, katup, lesi vaskuler, pembentukan plak, area
nekrosis/infark. Dan bekuan darah.

Tes stres olahraga : Menentukan respons kardiovaskuler terhadap aktivitas


(sering dilakukan sehubungan dengan pencitraan talium pada fase
penyembuhan).

2.8 Penatalaksanaan

1) Penatalaksanaan medis

12
a) Penanganan nyeri.

Berupa terapi farmakologi : morphin sulfat, nitrat, penghambat beta (beta


blockers)

Golongan utama terapi farmakologi yang diberikan :

(1) Antikoagulan (mencegah pembentukan bekuan darah).

(2) Trombolitik (penghancur bekuan darah, menyerang dan melarutkannya)

(3) Antilipemik (menurunkan konsentrasi lipid dalam darah)

(4) Vasodilator perifer (meningkatkan dilatasi pembuluh darah yang


menyempit karena vasospasme)

b) Batasi ukuran infark miokard

Dilakukan dengan upaya meningkatkan suplai darah dan oksigen ke jaringan

miokardium dan untuk memelihara, mempertahankan atau memulihkan

sirkulasi.

2) Penatalaksanaan Keperawatan

a) Pantau karakteristik nyeri catat laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan


respons hemodinamik (contoh: meringis, gelisah, berkeringat, mencengkram
dada, napas cepat, tekanan darah/frekuensi jantung berubah).

b) Berikan oksigen tambahan dengan kanul nasal atau masker sesuai indikasi.

c) Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas pada dasar nyeri atau respon


hemodinamik, berikan aktivitas senggang yang tidak berat.

d) Anjurkan pasien menghindari peningkatan tekanan abdomen, contoh


mengejan saat defekasi.

e) Pantau frekuensi jantung dan irama. Catat disritmia melalui telemetri.

f) Berikan makanan kecil/mudah dikunyah. Batasi asupan kafein, contoh: kopi,


coklat.

13
g) Lihat pucat, sianosis, belang, kulit dingin/lembab. Cacat kekuatan nadi
perifer.

h) Dorong latihan kaki aktif/pasif, hindari isometrik.

i) Pertahankan pemasukan total cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi


kardiovaskuler.

14
BAB III

PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN INFARK MIOKARD

3.1 Pengkajian

A. Wawancara

1) Identitas

Nama, umur, jenis kelamin, agama , suku dana kebangsaan, pendidikan,


pekerjaan, alamat, nomor register, tanggal Masuk Rumah Sakit , diagnosa
medis.
2) Keluhan utama
Nyeri dada dan perasaan sulit bernapas.
3) Riwayat penyakit saat ini
Mendukung keluhan utama dilakukan dengan mengajukan serangkaian
pertanyaan mengenai nyeri dada pada klien secara PQRST meliputi :

15
P = Provoking Incident : Nyeri setelah beraktivitas dan tidak berkurang
setelah istirahat dan setelah diberikan nitrogliserin.
Q = Quality of Pain : Seperti apa nyeri yang dirasakan klien. Sifat nyeri dapat
seperti tertekan, diperas atau diremas.
R = Region : Radiation, Relief : Lokasi nyeri di daerah substernal atau nyeri
di atas
perikardium.penyebaran nyeri sampai meluas hingga ke dada. Dapat terjadi
nyeri dan ketidakmampuan menggerakkan bahu dan tangan.
S = Severity (Scale) of Pain : Klien ditanya dengan menggunakan rentang
0-10 (visual analogue scale-VAS) dan klien akan menilai seberapa berat nyeri
yang dirasakan.
T = Time : Biasanya gejala nyeri timbul mendadak. Lama timbulnya
umumnya dikeluhkan > 15 mnt. Nyeri infark oleh miokardium dapat timbul
pada waktu istirahat, nyeri biasanya dirasakan semakin berat (progresif) dan
berlangsung lama.
15

4) Riwayat penyakit dahulu


Apakah sebelumnya klien pernah mengalami nyeri dada , hipertensi, diabetes
melitus
atau hiperlipidemia. Tanyakan mengenai obat-obat yang biasa diminum oleh
klien pada masa lalu yang masih relevan dengan obat-obatan antiangina
seperti nitrat dan
penghambat beta serta obat-obatan anti-hipertensi.tanyakan efek yang terjadi,
alergi obat dan reaksi alergi yang timbul.Sering klien menafsirkan efek alergi
sebagai efek samping obat.
5) Riwayat penyakit keluarga
Penyakit yang pernah dialami keluarga, anggota keluarga yang meninggal,
dan penyebab kematian.penyakit jantung iskemik pada orang tua yang
timbulnya pada usia muda merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit
jantung iskemik pada keturunannya.

16
6) Riwayat pekerjaan dan pola hidup
Perawat menanyakan situasi tempat bekerja dan lingkungan.Demikian pula
dengan kebiasaan sosial dengan menanyakan kebiasaan dan pola hidup
misalnya minum alkohol dan obat tertentu.Kebiasaan merokok dikaji dengan
menanyakan kebiasaan merokok sudah berapa lama, berapa batang per hari,
dan jenis rokok.
Dalam mengajukan pertanyaan pada klien IMA hendaknya diperhatikan
kondisi.Bila klien dalam keadaan kritis, maka pertanyaan yang diajukan
bukan pertanyaan yang terbuka tetapi pertanyaan yang tertutup, yaitu
pertanyaan yang jawabannya Ya atau Tidak.Atau pertanyaan yang bisa
dijawab dengan gerakan tubuh seperti mengangguk atau menggelengkan
kepala sehingga tidak memerlukan energi yang besar.
B. Pemeriksaan fisik
1) B1 (Breathing)
Inspeksi, klien sesak, RR meningkat, dispnea kardiak biasanya
ditemukan.Sesak terjadi akibat pengerahan tenaga dan disebabkan oleh
kenaikan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri yang meningkatkan
tekanan vena pulmonalis. Hal ini terjadi karena terdapat kegagalan
peningkatan curah darah oleh ventrikel kiri pada saat melakukan kegiatan
fisik
2) B2 (Blood)
Inspeksi : Adanya jaringan parut pada dada klien, nyeri pada daerah
substernal atau diatas perikardium lalu menyebar ke dada,
ketidakmampuan menggerakkan bahu dan tangan.
Palpasi : Denyut nadi perifer melemah, Thrill pada IMA
Auskultasi : Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan
sekuncup yang disebabkan IMA.
Perkusi : Batas jantung tidak mengalami pergeseran.
3) B3 (Brain)
Kesadaran biasanya CM.Pengkajian objektif klien yaitu wajah meringis,
perubahan postur tubuh, menangis, merintih, meregang, dan menggeliat

17
yang merupakan respon dari adanya nyeri dada akibat infark pada
miokard.
4) B4 (Bladder)
Pengukuran output urine berhubungan intake cairan klien.monitor adanya
oliguria pada klien yang merupakan tanda awal syok kardiogenik.
5) B5 (Bowel)
Klien biasanya mengalami mual dan muntah.Pada palpasi biasanya ada
rasa nyeri tekan pada keempat kuadran, penurunan paristaltik usus yang
merupakan tanda utama IMA.
6) B6 (bone)
Aktivitas klien biasanya mengalami perubahan.klien sering merasakan
kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur, pola hidup menetap dan jadwal
olahraga tak teratur.

C) Pengkajian Primer
1. Airways
a. Sumbatan atau penumpukan sekret
b. Wheezing atau krekles

2. Breathing

a. Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat

b. RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal

c. Ronchi, krekles

d. Ekspansi dada tidak penuh

. Penggunaan otot bantu nafas

18
3. Circulation

a. Nadi lemah , tidak teratur

b. Takikardi

c. TD meningkat / menurun

d. Edema

e. Gelisah

f. Akral dingin

g. Kulit pucat, sianosis

h. Output urine menurun

D) Pengkajian Sekunder

AKTIVITAS

Gejala : Kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur.

Pola hidup menetap, jadwal olahraga tak teratur.

Tanda : Takikardi, dispnea pada istirahat/aktivitas.

SIRKULASI

Gejala : Riwayat IM sebelumnya, penyakit arteri koroner, GJK,


masalah TD, diabetes melitus.

T anda : TD : dapat normal atau naik/turun; perubahan postural dicatat dari


tidur sampai duduk/berdiri.

Nadi : dapat normal; penuh/tak kuat, atau lemah/kuat kualitasnya

19
dengan pengisian kapiler lambat; tidak teratur (disritmia) mungkin
terjadi.

Bunyi jantung : bunyi jantung ekstra: S3/S4 mungkin


menunjukkan gagal jantung/penurunan kontraktilitas atau
komplain ventrikel.

Murmur : bila ada menunjukkan gagal katup atau disfungsi otot


papilar.

Friksi : dicurigai perikarditis.

Irama jantung : dapat teratur atau tak teratur.

Edema : distensi vena juguler, edema dependen/perifer, edema


umum, krekels mungkin ada dengan gagal jantung/ventrikel.

Warna : pucat atau sianosis/kulit abu-abu, kuku datar, pada


membran mukosa dan bibir.

19

INTEGRITAS EGO

Gejala : Menyangkal gejala penting/adanya kondisi.

Takut mati, perasaan ajal sudah dekat.

Marah pada penyakit/perawatan yang tak perlu.

Kuatir tentang keluarga, kerja, keuangan.

Tanda : Menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak mata.

Gelisah, marah, perilaku mnyerang.

Fokus pada diri sendiri/nyeri.

ELIMINASI

Gejala : Normal atau bunyi usus menurun.

20
MAKANAN/CAIRAN

Gejala : Mual, kehilangan nafsu makan, bersendawa, nyeri ulu


hati/terbakar.

Tanda : Penurunan turgor kulit; kulit kering/berkeringat, Muntah,


Perubahan berat badan.

HIGIENE

Gejala/Tanda : Kesulitan melakukan tugas perawatan.

NEUROSENSORI

Gejala : Pusing, berdenyut selama tidur atau saat bangun (duduk atau
istirahat).

Tanda : Perubahan mental.

20

Kelemahan.

NYERI/KETIDAKNYAMANAN

Gejala : Nyeri dada yang timbulnya mendadak (dapat/tak berhubungan


dengan

aktivitas), tidak hilang dengan istirahat atau nitrogliserin.


(meskipun

kebanyakan nyeri dalam dan viseral, 20% IM ada nyeri).

Lokasi : tipikal pada dada anterior , substernal, prekordia; dapat

menyebar ke tangan, rahang, wajah. Tidak tertentu


lokasinya seperti

epigastrium, siku, rahang, abdomen, punggung, leher.

Kualitas : chrusing, menyempit, berat, menetap, tertekan, seperti

21
dapat dilihat.

Intensitas : biasanya 10 pada skala 1-10; mungkin pengalaman


nyeri paling buruk yang pernah dialami.

Catatan : nyeri mungkin tak ada pada pasien pascaoperasi, dengan


diabetes melitus atau hipertensi atau lansia.

Tanda : Wajah meringis, perubahan postur tubuh.

Menangis, merintih, meregang, menggeliat.

Menarik diri, kehilangan kontak mata.

Respons otomatik : perubahan frekuensi /irama jantung, TD,

pernapasan, warna kulit/kelembaban, kesadaran.

PERNAPASAN

Gejala : Dispnea dengan/tanpa kerja, dispnea nokturnal.

21

Batuk dengan/tanpa produksi sputum.

Riwayat merokok, penyakit pernapasan kronis.

Tanda : Peningkatan frekuensi pernapasan, napas sesak/kuat.

Pucat atau sianosis.

Bunyi napas : bersih atau krekels/mengi.

Sputum : bersih, merah muda kental.

INTERAKSI SOSIAL

Gejala : Stres saat ini contoh kerja, keluarga.

Kesulitan koping dengan stresor yang ada, contoh penyakit,


perawatan di rumah sakit.

22
Tanda : Kesulitan istirahat dengan tenang, respons terlalu
emosi (marah terus

menerus, takut).

Menarik diri dari keluarga.

PENYULUHAN/PEMBELAJARAN

Gejala : Riwayat keluarga penyakit jantung/IM, diabetes,


stroke, hipertensi,

penyakit vaskuler perifer.

Penggunaan tembakau.

Pertimbangan DRG menunjukkan rerata lama dirawat :


7,3 hari : (2-4 hari/CCU)

Pemulangan : Bantuan pada persiapan makan, belanja,


transportasi, perawatan

rumah/memelihara tugas, susunan fisik rumah.

22

3.2 Diagnosa

1) Nyeri akut b/d iskemia miokard akibat sumbatan arteri koroner.


2) Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen miokard dengan
kebutuhan tubuh.
3) Kecemasan (uraikan tingkatannya) b/d ancaman/perubahan kesehatan-status
sosio-ekonomi; ancaman kematian.
4) (Risiko tinggi) Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi, irama dan
konduksi listrik jantung; penurunan preload/peningkatan tahanan vaskuler

23
sistemik; infark/diskinetik miokard, kerusakan struktuaral seperti aneurisma
ventrikel dan kerusakan septum.
5) (Risiko tinggi) Perubahan perfusi jaringan b/d penurunan/sumbatan aliran
darah koroner.
6) (Risiko tinggi) Kelebihan volume cairan b/d penurunan perfusi ginjal;
peningkatan natrium/retensi air; peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan
protein plasma.
7 ) Kurang pengetahuan (tentang kondisi dan kebutuhan terapi) b/d kurang
terpajan atau salah interpretasi terhadap informasi tentang fungsi jantung/implikasi
penyakit jantung dan perubahan status kesehatan yang akan datang.

24
3.3 Perencanaan

DIAGNOSA KEPERAWATAN : NYERI [AKUT]

Dapat dihubungkan dengan : Iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan

arteri koroner.

Kemungkinan dibuktikan oleh : Keluhan nyeri dada dengan/tanpa penyebaran.

Wajah meringis.

Gelisah, perubahan tingkat kesadaran.

Perubahan nadi, TD.

HASIL YANG DIHARAPKAN/ Menyatakan nyeri dada hilang/terkontrol.

KRITERIA EVALUASI Mendemonstrasisasikan penggunaan teknik

relaksasi.

PASIEN AKAN : Menunjukkan menurunnya tegangan, rileks,

mudah bergerak.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Pantau/catat karakteristik nyeri, catat Variasi penampilan dan perilaku pasien


laporan verbal, petunjuk nonverbal, dan karena nyeri terjadi sebagai temuan
respons hemodinamik (contoh, pengkajian.Kebanyakan pasien dengan IM
meningitis, menangis, gelisah, akut tampak sakit, distraksi, dan berfokus
berkeringat, mencengkeram dada, napas pada nyeri. Riwayat verbal dan
cepat, TD/frekuensi jantung berubah). penyelidikan lebih dalam terhadap faktor
pencetus harus ditunda sampai nyeri
hilang. Pernapasan mungkin meningkat
sebagai akibat nyeri dan berhubungan
dengan cemas, sementara hilangnya stres
menimbulkan katekolamin akan
meningkatkan kecepatan jantung dan TD.

25
Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri Nyeri sebagai pengalaman subjektif dan
dari pasien termasuk lokasi ; intensitas harus digambarkan oleh pasien. Bantu
(0-10); lamanya; kualitas pasien untuk menilai nyeri dengan
(dangkal/menyebar) dan penyebaran. membandingkannya dengan pengalaman
yang lain.

Kaji ulang riwayat angina sebelumnya, Dapat membandingkan nyeri yang ada
nyeri menyerupai angina, atau nyeri IM. daripada sebelumnya , sesuai dengan
Diskusikan riwayat keluarga. identifikasi komplikasi seperti meluasnya
infark, emboli paru, atau perikarditis.

Anjurkan pasien untuk melaporkan Penundaan pelaporan nyeri menghambat


nyeri dengan segera. peredaan nyeri/memerlukan peningkatan
dosis obat. Selain itu, nyeri berat dapat
menyebabkan syok dengan merangsang
sistem saraf simpatis , mengakibatkan
kerusakan lanjut dan mengganggu
diagnostik dan hilangnya nyeri.

Berikan lingkungan yang tenang, Menurunkan rangsang eksternal dimana


aktivitas perlahan, dan tindakan nyaman ansietas dan regangan jantung serta
(contoh sprei yang kering/tak keterbatasan kemampuan koping dan
terlipat,gosokan punggung). Pendekatan keputusan terhadap situasi saat ini.
pasien dengan tenang dan dengan
percaya.

Bantu melakukan teknik relaksasi, mis, Membantu dalam penurunan


napas dalam/perlahan, perilaku persepsi/respons nyeri. Memberikan
distraksi, visualisasi, bimbingan kontrol situasi, meningkatkan perilaku
imajinasi. positif.

Periksa tanda vital sebelum dan sesudah Hipotensi/depresi pernapasan dapat terjadi
obat narkotik. sebagai akibat pemberian narkotik.
Masalah ini dapat meningkatkan kerusakan
miokardia pada adanya kegagalan
ventrikel.

26
Kolaborasi

Berikan oksigen tambahan dengan Meningkatkan jumlah oksigen yang ada


kanula nasal atau masker sesuai untuk pemakaian miokardia dan juga
indikasi. mengurangi ketidaknyamanan sehubungan
dengan iskemia jaringan.

Berikan obat sesuai contoh:

Antiangina, contoh nitrogliserin Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan


(Nitro-Bid, Nitrostat, Nitro-Dur). efek vasodilatasi koroner, yang
meningkatkan aliran darah koroner dan
perfusi miokardia. Efek vasodilatasi perifer
menurunkan volume darah kembali ke
jantung (preload) sehingga menurunkan
kerja otot jantung dan kebutuhan oksigen.

Penyekat-, contoh atenolol (Tenormin); Agen penting kedua untuk mengontrol


pindolol (Visken); propanolol (Inderal) nyeri melalui efek hambatan rangsang
simpatis, dengan begitu menurunkan
FJ,TD sistolik, dan kebutuhan oksigen
miokard. Dapat diberikan sendiri atau
dengan nitrat. Catatan : Penyekat-
mungkin dikontraindikasikan bila
kontraktilitas miokardia sangat terganggu,
karena inotropik negatif dapat lebih
menurunkan kontraktilitas.

Analgesik, contoh morfin, meperidin Meskipun morfin IV adalah pilihan,


(Demerol) suntikan narkotik lain dapat dipakai pada
fase akut/nyeri dada berulang yang tak
hilang dengan nitrogliserin untuk
menurunkan nyeri hebat, memberikan
sedasi, dan mengurangi kerja miokard.
Hindari suntikan Imdapat mengganggu
indikator diaagnostik CPK dan tidak

27
diabsorpsi baik oleh jaringan kurang
perfusi.

Penyekat saluran kalsium, contoh Efek vasodilatasi dapat meningkatkan


verapamil (Calan); diltiazem aliran darah koroner, sirkulasi kolateral
(Prokardia). dan menurunkan preload dan kebutuhan
oksigen miokardia. Beberapa diantaranya
mempunyai properti antidisritmia.

Angioplasti PTCA juga disebut Prosedur ini untuk membuka sebagian


angioplasti balon. hambatan arteri koroner sebelum
terhambat secara total. Mekanisme
tampaknya merupakan kombinasi
regangan pembuluh dan tekanan plak.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : INTOLERAN AKTIVITAS

Dapat dihubungkan dengan : Ketidakseimbangan antara suplai oksigen

miokard dan kebutuhan.

Adanya iskemia/nekrotik jaringan miokard.

Efek obat depresan jantung (penyekat-,

antidisritmia).

Kemungkinan dibuktikan oleh : Gangguan frekuensi jantung dan TD dalam

aktivitas.

Terjadinya disritmia.

Perubahan warna kulit/kelembaban.

Angina karena kerja.

Kelemahan umum.

HASIL YANG DIHARAPKAN/ Mendemonstrasikan peningkatan toleransi

KRITERIA EVALUASI- aktivitas yang dapat diukur/maju dengan

28
PASIEN AKAN : frekuensi jantung/irama dan TD dalam batas

normal pasien dan kulit hangat, merah muda,

dan kering.

Melaporkan tak adanya angina terkontrol


dalam rentang waktu selama pemberian obat.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Catat/dokumentasi frekuensi jantung, Kecenderungan menentukan respons


irama, dan perubahan TD sebelum, pasien terhadap aktivitas dan dapat
selama, dan sesudah aktivitas sesuai mengindikasikan penurunan oksigen
indikasi. Hubungkan dengan laporan miokardia yang memerlukan penurunan
nyeri dada napas/pendek. tingkat aktivitas/kembali tirah baring,
perubahan program obat, penggunaan
oksigen tambahan.

Tingkatkan istirahat (tempat tidur/kursi). Menurunkan kerja miokardia/konsumsi


Batasi aktivitas pada dasar nyeri/respons oksigen, menurunkan risiko komplikasi
hemodinamik. Berikan aktivitas (contoh, perluasan IM).
senggang yang tidak berat.

Batasi pengunjung dan/kunjungan oleh Pembicaraan yang panjang sangat


pasien. mempengaruhi pasien; namun periode
kunjungan yang tenang bersifat terapeutik.

Anjurkan pasien menghindari Aktivitas yang memerlukan menahan


peningkatan tekanan abdomen, contoh napas dan menunduk (manuver Valsava)
mengejan saat defekasi. dapat mengakibatkan bradikardi, juga
menurunkan curah jantung, dan takikardi
dengan peningkatan TD.

Jelaskan pola peningkatan bertahap dari Aktivitas yang maju memberikan kontrol
tingkat aktivitas, contoh bangun dari jantung, meningkatkan regangan dan

29
kursi bila tak ada nyeri, ambulasi dan mencegah aktivitas berlebihan.
istirahat selama 1 jam setelah makan.

Kaji ukang tanda/gejala yang Palpitasi, nadi tak teratur, adanya nyeri
menunjukkan tidak toleran terhadap dada, atau dispnea dapat mengindikasikan
aktivitas atau memerlukan pelaporan kebutuhan perubahan program olahraga
pada perawat/dokter. atau obat.

Kolaborasi

Rujuk ke program rehabilitasi jantung. Memberikan dukungan/pengawasan


tambahan berlanjut dan partisipasi proses
penyembuhan dan kesejahteraan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : ANSIETAS/KETAKUTAN

Dapat dihubungkan dengan : Ancaman atau perubahan kesehatan dan


status sosio ekonomi.

Ancaman kehilangan/kematian.

Tidak sadar konflik tentang esensi nilai,

keyakinan dan tujuan hidup.

Transmisi interpersonal/penularan.

Kemungkinan dibuktikan oleh : Perilaku takut.

Ketakutam, peningkatan tegangan, gelisah,

wajah tegang.

Ragu ragu.

Perasaan tidak adekuat.

Keluhan somatik/rangsang simpatis.

30
Fokus pada diri sendiri,mengekspresikan

masalah tentang kejadiaan saat ini.

Perilaku menantang atau menghindar.

HASIL YANG DIHARAPKAN/ Mengenal perasaannya.

KRITERIA EVALUASI- Mengidentifikasi.

PASIEN AKAN : Penyebab, faktor yang mempengaruhi.

Menyatakan penurunan ansietas/takut.

Mendemonstrasikan keterampilan pemecahan

masalah positif.

Mengidentifikasi sumber secara tepat.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Identifikasi dan ketahui persepsi klien Koping terhadap nyeri dan trauma emosi
terhadap ancaman/situasi. Dorong IM sulit. Pasien dapat takut mati dan/atau
mengekspresikan dan jangan menolak cemas tentang lingkungan. Cemas
perasaan marah, kehilangan, takut, dll. berkelanjutan (sehubungan dengan masalah
tentang dampak serangan jantung pada pola
hidup selanjutnya, masih tak teratasi, dan
efek penyakit pada keluarga) mungkin
terjadi dalam berbagai derajat selama
beberapa waktu dan dapat dimanifestasikan
oleh gejala depresi.

Catat adanya kegelisahan, menolak, Penelitian terhadap frekuensi hidup antara


dan/menyangkal (efek tak tepat atau individu tipe A/tipe B dan dampak
menolak mengikuti program medis). penolakan telah berarti dua. Namun,
penelitian menunjukkan beberapa hubungan
antara derajat/ekspresi marah atau gelisah
dan peningkatan resiko IM.

31
Mempertahankan gaya percaya ( tanpa Pasien dan orang terdekat dapat dipengaruhi
keyakinan yang salah). oleh cemas/ketidaktenangan anggota tim
kesehatan. Penjelasan yang jujur dapat
menghilangkan kecemasan.

Kaji tanda verbal/non verbal Pasien mungkin tidak menunjukkan


kecemasan dan tinggal dengan pasien. masalah secara langsung, tetapi
Lakukan tindakan bila pasien kata-kata/tindakan dapat menunjukkan rasa
menunjukkan perilaku merusak. agitasi, marah, dan gelisah. Intervensi dapat
membantu pasien meningkatkan kontrol
terhadap perilakunya sendiri.

Terima tetapi jangan diberi penguatan Menyangkal dapat menguntungkan dalam


terhadap penggunaan penolakan. menurunkan cemas tetapi dapat menunda
Hindari konfontrasi. penerimaan terhadap kenyataan situasi saat
itu. Konfrontasi dapat meningkatkan rasa
marah dan meningkatkan penggunaaan
penyangkalan, menurunkan kerja sama, dan
kemungkinan memperlambat
penyembuhan.

Orientasikan pasien/orang terdekat Perkiraan dan informasi dapat menurunkan


terhadap prosedur rutin dan aktivitas kecemasan pasien.
yang diharapkan. Tingkatkan
partisipasi bila mungkin.

Jawab semua pertanyaan secara nyata. Informasi yang tepat tentang situasi
Berikan informasi konsisten, ulangi menurunkan takut, hubungan yang asing
sesuai indikasi antara perawat-pasien, dan membantu
pasien/orang terdekat untuk menerima
situasi secara nyata. Perhatian yang
diperlukanmungkin sedikit, dan

32
pengulangan informasi membantu
penyimpanan informasi.

Dorong pasien/orang terdekat untuk Berbagi informasi membentuk


mengkomunikasikan dengan seseorang, dukungan/kenyamanan dan dapat
berbagi pertanyaan dan masalah. menghilangkan tegangan terhadap
kekhawatiran yang tidak diekspresikan.

Berikan periode istirahat/waktu tidur Penyimpanan energi dan meningkatkan


tidak terputus, lingkungan tenang, kemampuan koping
dengan tipe kontrol pasien, jumlah
rangsang eksternal.

Dukung kenormalan proses kehilangan, Dapat memberikan keyakinan bahwa


melibatkan waktu yang perlu untuk perasaannya merupakan respon normal
penyelesaian. terhadap situasi/perubahan yang diterima.

Berikan privasi untuk pasien dan orang Memungkinkan waktu untuk


terdekat. mengekspresikan perasaan, menghilangkan
cemas, dan perilaku adaptasi.

Dorong kemandirian, perawatan Peningkatan kemandirian dari staf


sendiri, dan pembuatan keputusan meningkatkan kepercayaan diri dan
dalam rencana pengobatan. menurunkan rasa gagal yang dapat
menyertai pemindahan dari unit
koroner/pulang dari rumah sakit.

Dorong keputusan tentang harapan Membantu pasien/orang terdekat untuk


setelah pulang. mengidentifikasi tujuan nyata, juga
menurunkan resiko kegagalan menghadapi
kenyataan adanya keterbatasan
kondisi/memacu penyembuhan.

Kolaborasi

Berikan anticemas/hipnotik sesuai Meningkatkan relaksasi/istirahat dan


indikasi contoh, diazepam (Valium); menurunkan rasa cemas.
flurazepam (Dalmane); lorazepam

33
(Ativan)

DIAGNOSA KEPERAWATAN : CURAH JANTUNG MENURUN

Faktor resiko meliputi : Perubahan frekuensi, irama, konduksi

elektrikal.

Penurunan preload/peningkatan tahanan

vaskuler sistemik (TVS).

Otot infark/diskinetik, kerusakan

struktural,

contoh aneurisme ventrikuler, kerusakan

septal.

Kemungkinan dibuktikan oleh : [Tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda

dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual].

HASIL YANG DIHARAPKAN/ Mempertahankan stabilitas hemodinamik,

KRITERIA EVALUASI- contoh TD, curah jantung dalam rentang

normal,

PASIEN AKAN : haluaran urine adekuat, penurunan/tak adanya

disritmia.

Melaporkan penurunan episode dispnea,

angina.

Mendemonstrasikan peningkatan toleransi

34
terhadap aktivitas.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Auskultasi TD. Bandingkan kedua tangan Hipotensi dapat terjadi sehubungan


dan ukur dengan tidur, duduk, dan berdiri dengan disfungsi ventrikel, hipoperfusi
bila bisa. miokardia dan rangsang vagal. Namun,
hipertensi juga fenomena umum,
kemungkinan berhubungan dengan
nyeri, cemas, pengeluaran katekolamin,
dan/atau masalah vaskuler sebelumnya.
Hipotensi ortostatik (postural) mungkin
berhubungan dengan komplikasi infark,
contoh GJK.

Evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai Penurunan curah jantung


indikasi. mengakibatkan menurunnya kelemahan
atau kekuatan nadi. Ketidakteraturan
diduga disritmia, yang memerlukan
evaluasi lanjut atau pantau.

Catat terjadinya S3,S4. S3 biasanya dihubungkan dengan GJK


tetapi juga terlihat pada adanya gagal
mitral (regurgitasi) dan kelebihan kerja
ventrikel kiri yang disertai infark berat.
S4 mungkin berhubungan dengan
iskemia miokardia, kekakuan ventrikel,
dan hipertensi pulmonal atau sistemik.

Adanya murmur/gesekan. Menunjukkan gangguan aliran darah


normal dalam jantung, contoh katup tak
baik, kerusakan septum, atau fibrasi otot
papilar/korda tendinea (komplikasi IM).
Adanya gesekan dengan infark juga
berhubungan dengan inflamasi, contoh

35
efusi perikardial dan perikarditis.

Auskuktasi bunyi napas. Krekels menunjukkan kongesti paru


mungkin terjadi karena penurunan
fungsi miokardia.

Pantau frekuensi jantung dan irama. Catat Frekuensi dan irama jantung berespons
disritmia melalui telemetri. terhadap obat dan aktivitas sesuai
dengan terjadinya komplikasi/disritmia
(khusunsya kontraksi ventrikel prematur
atau blok jantung berlanjut), yang
mempengaruhi fungsi jantung atau
meningkatkan kerusakan iskemik.
Denyutan /fibrilasi akut atau kronis
mungkin terlihat pada arteri koroner
atau keterlibatan katup dan mungkin
atau tidak mungkin merupakan kondisi
patologi.

Catat respon terhadap aktivitas dan Kelebihan latihan meningkatkan


peningkatan istirahat dengan tepat. konsumsi/kebutuhan oksigen dan
mempengaruhi fungsi miokardia.

Berikan pispot di samping tempat tidur bila Mengupayakan penggunaan bedpan


tak mampu ke kamar mandi. dapat melelahkan dan secara fisiologis
penuh stress, juga meningkatkan
kebutuhan oksigen dan kerja jantung.

Berikan makanan kecil/mudah dikunyah. Makan besar dapat meningkatkan kerja


Batasi asupan kafein, contoh kopi, coklat, miokardia dan menyebabkan rangsang
cola. vagal mengakibatkan bradikardia
/denyut ektopik. Kafein adalah
perangsang langsung pada jantung yang
dapat meningkatkan frekuensi jantung.

Sediakan alat/obat darurat. Sumbatan koroner tiba-tiba, disritmia


letal, perluasan infark, atau nyeri adalah

36
situasi yang dapat mencetuskan henti
jantung, memerlukan terapi
penyelamatan hidup
segera/memindahkan ke unit perawatan
kritis.

Kolaborasi

Berikan oksigen tambahan, sesuai indikasi. Meningkatkan jumlah sediaan oksigen


untuk kebutuhan miokard, menurunkan
iskemia dan disritmia lanjut.

Pertahankan cara masuk IV/heparin-lok Jalur yang paten penting untuk


sesuai indikasi. pemberian obat darurat pada adanya
disritmia atau nyeri dada.

Kaji ulang seri EKG. Memberikan informasi sehubungan


dengan kemajuan/perbaikan infark,
status fungsi ventrikel, keseimbangan
elektrolit, dan efek terapi obat.

Kaji foto dada. Dapat menunjukkan edema paru


sehubungan dengan disfungsi ventrikel.

Pantau data laboratorium : contoh enzim Enzim memantau perbaikan/perluasan


jantung, GDA, elektrolit. infark. Adanya hipoksia menunjukkan
kebutuhan tambahan oksigen.
Keseimbangan elektrolit, contoh
hipokalemia/hiperkalemia sangat besar
berpengaruh irama
jantung/kontraktilitas.

Berikan obat antidisritmia sesuai indikasi. Disritmia biasanya pada secara


simtomatis kecuali untuk PVC, dimana
sering mengancam secara profilaksis.

Bantu pemasangan/mempertahankan pacu Pemacu mungkin tindakan dukungan


jantung bila digunakan. sementara selama fase

37
akut/penyembuhan atau mungkin
diperlukan secara permanen bila infark
sangat berat merusak sistem konduksi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : PERFUSI JARINGAN

Faktor resiko meliputi : Penurunan/penghentian aliran darah,

Contoh vasokonstriksi,

hipovelemia/kebocoran, dan

pembentukan tromboemboli.

Kemungkinan dibuktikan oleh : [Tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda

dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual].

HASIL YANG DIHARAPKAN/ Mendemonstrasikan perfusi adekuat secara

KRITERIA EVALUASI- individual, contoh kulit hangat dan kering, ada

PASIEN AKAN : nadi perifer/kuat, tanda vital dalam batas

normal, pasien sadar/berprientasi,


keseimbangan pemasukan, tak ada edema,
bebas nyeri/ketidaknyamanan.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Selidiki perubahan tiba-tiba atau Perfusi serebral secara langsung


gangguan mental kontinu contoh, sehubungan dengan curah jantung dan juga
cemas, bingung, letargi, pingsan. dipengaruhi oleh elektrolit/variasi asam
basa, hipoksia, atau emboli sistemik.

Lihat pucat, sianosis, belang, kulit Vasokonstriksi sistemik diakibatkan oleh


dinginn/lembab. Catat kekuatan nadi penurunan curah jantung mungkin
perifer. dibuktikan oleh penurunan perfusi kulit dan
penurunan nadi.

38
Kaji tanda Homan (nyeri pada betis Indikator trombosis vena dalam.
dengan posisi dorsofleksi), eritema,
edema.

Dorong latihan kaki aktif/pasif, Menurunkan stasis vena, meningkatkan


hindari latihan isometrik. aliran balik vena dan menurunkan resiko
tromboflebitis. Namun latihan isometrik
dapat sangat mempengaruhi curah jantung
dengan meningkatkan kerja miokardia dan
konsumsi oksigen.

Anjurkan pasien dalam melakukan Membatasi stasis vena, memperbaiki aliran


/melepas kaus kaki antiembolik bila balik vena dan menurunkan resiko
digunakan. tromboflebitis pada pasien yang terbatasi
aktivitasnya.

Pantau pernapasan, catat kerja Pompa jantung gagal dapat mencetuskan


pernapasan. distres pernapasan. Namun dispnea tia-tiba
/berlanjut menunjukkan komplikasi
tromboemboli paru.

Kaji fungsi GI, catat anoreksi, Penurunan aliran darah ke mesentri dapat
penurunan/tak ada bising usus , mengakibatkan disfungsi gastrointestinal,
mual/muntah, distensi abdomen, contoh kehilangan peristaltik. Masalah
konstipasi. potensial/aktual karena penggunaan
analgesik, penurunan aktivitas, an
perubahan diet.

Pantau pemasukan dan catat Penurunan pemasukan /mual terus menerus


perubahan haluaran urine. Catat berat dapat mengakibatkan penurunan volume
jenis sesuai indikasi. sirkulasi, yang berdampak negatif pada
perfusi dan fungsi organ. Berat jenis
mengukur status hidrasi dan fungsi ginjal.

Kolaborasi

Pantau data laboratorium, contoh Indikator perfusi/fungsi organ.

39
GDA, BUN,kreatinin, elektrolit.

Beri obat sesuai indikasi mis.

Heparin/Natrium warfarin Dosis rendah heparin mungkin diberikan


(Coumadin) secara profilaksis pada pasien resiko tinggi
dapat (contoh, fibrilasi atrial, kegemukan,
aneurisma ventrikel, atau riwayat
tromboflebitis) untuk menurunkan resiko
tromboflebitis atau pembentukan trombus
mural. Coumadin obat pilihan untuk terapi
antikoagulan jangka panjang/pascapulang.

Menurunkan atau menetralkan asam


lambung, mencegah ketidaknyamanan dan
iritasi gaster, khususnya adanya penurunan
Simetidin (Tagamet) ;ranitidin
sirkulasi mukosa.
(Zantac); antasida

Siapkan untuk membantu pemberian Pada terjadinya perluasan infark, atau IM


agen trombolitik, t-PA, streptokinase, baru, terapi tromboliti adalah pengobatan
memindahkan ke unit kritis, dan pilihan (bila diawali dalam 6 jam) untuk
tindakan lain sesuai indikasi. memecahkan bekuan (bila ini disebabkan
oleh IM) dan memperbaiki perfusi
miokardium.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : VOLUME CAIRAN

Faktor risiko meliputi : Penurunan perfusi organ (ginjal).

Peningkatan natrium/retensi air.

Peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan

protein plasma (menyerap cairan dalam area

interstisial/jaringan).

Kemungkinan dibuktikan oleh : [Tidak dapat diterapkan; adanya tanda-tanda

40
dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual].

HASIL YANG DIHARAPKAN/ Mempertahankan keseimbangan cairan


seperti dibuktikan oleh TD dalam batas
normal.

KRITERIA EVALUASI- Tak ada distensi vena perifer/vena dan


edema dependen.

PASIEN AKAN : Paru bersih dan berat badan stabil.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Auskultasi bunyi napas untuk adanya Dapat mengindikasikan edema paru


krekels. sekunder akibat dekompensasi jantung.

Catat DVJ, adanya edema dependen. Dicurigai adanya gagal


kongestif/kelebihan volume cairan.

Ukur masukan /haluaran, catat Penurunan curah jantug mengakibatkan


penurunan pengeluaran, sifat gangguan perfusi ginjal, retensi
konsentrasi. Hitung keseimbangan natrium/air, dan penurunan haluaran urine.
cairan. Keseimbangan cairan positif berulang
pada adanya gejala lain menunjukkan
kelebihan volume/gagal jantung.

Timbang berat badan tiap hari. Perubahan tiba-tiba pada berat badan
menunjukkan gangguan keseimbangan
cairan.

Pertahankan pemasukan total cairan Memenuhi kebutuhan cairan tubuh orang


2000ml/24 jam dalam toleransi dewasa tetapi memerlukan pembatasan
kardiovaskuler. pada adanya dekompensasi jantung.

Kolaborasi

Berikan diet natrium rendah/minuman. Natrium meningkatkan retensi cairan dan

41
harus dibatasi.

Berikan diuretik, contoh furosemid Mungkin perlu untuk memperbaiki


(Lazix); hidralazin (Apresoline); kelebihan cairan. Obat pilihan biasanya
spironolakton dengan hidronolakton tergantung gejala asli akut/kronis.
(Aldactone).

Pantau kalium sesuai indikasi. Hipokalemia dapat membatasi keefektifan


terapi dan dapat terjadi dengan
penggunaan diuretik penurun kalium.

DIAGNOSA KEPERAWATAN : KURANG PENGETAHUAN

Dapat dihubungkan dengan : Kurang informasi tentang fungsi

jantung/implikasi penyakit jantung dan

status kesehatan akan datang.

Kebutuhan perubahan pola hidup.

Tidak mengenal terapi pascaterapi


/kebutuhan perawatan diri.

Kemungkinan dibuktikan oleh : Pernyataan masalah /kesalahan konsep,

pertanyaan.

Terjadinya komplikasi yang dapat

dicegah.

HASIL YANG DIHARAPKAN/ Menyatakan pemahaman penyakit jantung

KRITERIA EVALUASI - sendiri, rencana pengobatan, tujuan

pengobatan,dan efek samping/reaksi

merugikan.

PASIEN AKAN : Menyebutkan gejala yang memerlukan

perhatian cepat.

42
Mengidentifikasi/merencanakan perubahan

pola hidup yang perlu.

TINDAKAN/INTERVENSI RASIONAL

Mandiri

Kaji tingkat pengetahuan pasien/orang Perlu untuk pembuatan rencana


terdekat dan kemampuan /keinginan untuk instruksi individu. Menguatkan
belajar. harapan bahwa ini akan menjadi
pengalaman belajar .
Mengidentifikasi secara verbal
kesalahpahaman dan memberikan
penjelasan.

Waspada terhadap tanda penghindaran, Mekanisme pertahanan alamiah sperti


contoh mengubah subjek dari informasi yang marah, menolak pentingnya situasi,
ada atau perilaku ekstrem (menolak/euforia). dapat menghambat belajar,
mempengaruhi respons pasien dan
kemampuan mengasimilasi informasi.
Perubahan untuk mengurangi
pola/struktur formal mungkin menjadi
lebih efektif sampai pasien/orang
terdekat siap untuk
menerima/memahami situasi tersebut.

Berikan informasi dalam bentuk belajar yang Penggunan metode belajar yang
bervariasi, contoh buku program, tip bermacam-macam meningkatkan
audio/visual, pertanyaan/jawaban, aktivitas penyerapan materi.
kelompok.

Beri penguatan penjelasan faktor risiko, Memberikan kesempatan pada pasien


pembatasan diet/aktivitas, obat, dan gejala untuk mencakup informasi dan
yang memerlukan perhatian medis cepat. mengasumsi kontrol/partisipasi dalam
program rehabilitasi.

Dorong mengidentifikasi /penurunan faktor Perilaku ini/kimia mempunyai efek

43
resiko individu, contoh merokok/konsumsi merugikan langsung pada fungsi
alkohol, kegemukan. kardiovaskuler dan dapat mengganggu
penyembuhan, meningkatkan resiko
terhadap komplikasi.

Peringatkan untuk menghindari aktivitas Aktivitas ini sangat meningkatkan


isometrik, manuver Valsalva, dan aktivitas kerja jantung/konsumsi oksigen
yang memerlukan tangan diposisikan di atas miokardia dan dapat merugikan
kepala. kontraktilitas/curah jantung.

Kaji ulang program meningkatkan tingkat Bertahap meningkatkan aktivitas


aktivitas. Didik pasien sehubungan dengan meningkatkan kekuatan dan mencegah
lanjutan aktivitas secara bertahap, contoh terlalu keras latihan, dapat
jalan,kerja, rekreasi, aktivitas seksual. meningkatkan sirkulasi kolateral dan
Berikan pesdoman untuk meningkatkan memungkinkan kembalinya pola hidup
aktivitas secara bertahap dan instruksi normal.
sehubungan dengan frekuensi nadi target dan
pengambilan nadi yang tepat.

Identifikasi alternatif aktivitas pada hari Memberikan program aktivitas


dengan cuaca buruk seperti jalan dalam berkelanjutan.
rumah atau berbelanja.

Kaji ulang tanda/gejala yang memerlukan Peningkatan nadi di atas batas yang
penurunan aktivitas dan pelaporan pada dibuat, terjadinya nyeri dada atau
pemberi perawatan kesehatan. dispnea memerlukan perubahan latihan
dan program obat.

Tekankan pentingnya mengikuti perawatan Memberi tekanan bahwa ini adalah


dan mengidentifikasi sumber di masalah kesehatan berlanjut dimana
masyarakat/kelompok pendukung, contoh dukungan/bantuan diperlukan setelah
program rehabilitsi jantung, kelompok pulang/
koroner klinik penghentian merokok.

Beri tekanan pentingnya menghubungi Evaluasi berkala/intervensi dapat


dokter bila nyeri dada, perubahan pola mencegah komplikasi.

44
angina, atau terjadi gejala lain.

Tekankan pentingnya melaporkan terjadinya Komplikasi pasca-IM dari inflamasi


demam sehubungan dengan nyeri dada perikardial (sindrom Dressler)
menyebar/tidak khas (pleural, perikardia) memerlukan evaluasi/intervensi medis
dan nyeri sendi. lanjut.

3.4 Evaluasi

Prioritas Keperawatan

1. Menghilangkan nyeri, cemas.

2. Menurunkan kerja miokard.

3. Mencegah/mendeteksi dan membantu pengobatan disritmia yang mengancam

hidup atau komplikasi.

4. Meningkatkan kesehatan jantung, perawatan diri.

Tujuan Pemulangan

1. Tak ada nyeri dada/terkontrol.

2. Kecepatan jantung/irama mampu mempertahankan curah jantung

adekuat/perfusi jaringan.

3. Meningkatkan tingkat aktivitas untuk perawatan diri dasar.

4. Ansietas berkurang /teratasi.

5. Proses penyakit, rencana pengobatan, dan prognosis dipahami.

45
46
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Akut Miokard Infark (AMI) merupakan suatu keadaan dimana terjadi


kerusakan atau kematian otot jantung yang disebabkan oleh karena
berkurangnya atau terhambatnya aliran darah koroner secara tiba-tiba atau
secara tiba-tiba kebutuhan oksigen meningkat tanpa disertai perfusi arteri
koroner yang cukup.

4.2 Saran

Pasien dengan kecurigaan adanya serangan jantung harus mendapatkan


diagnosis yang cepat, penyembuhan nyerinya, resusitasi dan terapi reperfusi
jika diperlukan. Pasien dengan kecurigaan atau telah didiagnosis infark
miokard harus dirawat oleh staf yang terlatih dan berpengalaman di unit
jantung yang modern. Mereka sebaiknya mempunyai akses untuk mendapat
metode diagnosis yang modern dan perawatan, baik itu di tempat perawatan
awal atau di tempat yang lebih khusus. Mereka harus mendapat informasi
yang cukup setelah pulang, rehabilitasi, dan pencegahan sekunder.

47
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, ME. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC

48
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Tn. K

DENGAN INFARK MIOKARD AKUT (IMA)

A. Pengkajian

1). Data Dasar / Biografi

49
Identitas Pasien

Nama : Tn. K

Umur : 52 Tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : Jl. Raya Jabon

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS

Suku : Jawa

Status : Kawin

Tanggal Kunjungan RS : 10 Maret 2017

Diagnosa Medis : Infark Miokard (IMA)

Identitas penanggung jawab

Nama : Ny. L

Umur : 49 tahun

Hubungan : Istri

Alamat : Jl. Raya Jabon

Suku : Jawa

2). Riwayat Kesehatan Saat Ini

Keluhan utama : Klien mengatakan nyeri dada seperti diberi beban berat,
nyeri menjalar ke bahu dan lengan kiri.

Alasan ke Rumah Sakit : Klien merasa nyeri semakin bertambah terasa


dada seperti terbakar, Mual (+), muntah (+),
sesak (+), Nyeri dada (+), GCS: 4-5-6

50
Riwayat penyakit :

P : ----------

Q : ---------

R : ----------

S : ----------

T : ----------

3). Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1. Penyakit yang pernah dialami

Klien pernah mengalami beberapa penyakit yang tidak terlalu serius


seperti flu, diare.

Klien jarang memeriksakan dirinya di RS sebelumnya.

Pasien tidak pernah mengalami nyeri dada seperti ini. Stroke, asma,
maag disangkal pasie

2. Riwayat alergi

Klien tidak mempunyai riwayat alergi

3. Riwayat kesehatan Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga : Pasien dan keluarga tidak memiliki


penyakit keturunan seperti DM

4). Pemeriksaan Fisik

a. status kesehatan umum

Keadaan umum : Lemah

51
Kesadaran : Komposmentis

Vital Sign :

TD = 140/70 mmHg,

S = 36.C,

RR = 30 X/menit,

N = 94X/menit

b. heat to to

Kepala

Normo cephalic, simetris, nyeri kepala dan trauma kepala tidak


ada.

Muka

Simetris, tidak ada udema, otot muka dan rahang simetris.

Mata

Alis mata, kelopak mata, konjuktiva tidak anemis, sclera tidak

ikterik, bola mata dalam batas


normal.

Telinga

Secret, serumen, membran timpani dalam batas normal

Hidung

Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada

Mulut dan faring

Lidah parese dan tremor tidak ada, mukosa lembab dalam batas
normal.

Leher

52
Simetris, dalam batas normal.

Kulit

Turgor kulit lembab, pucat, permukaan kulit lembab, rambut bersih,


hiperhidrosis, kuku dalam batas normal

Thoraks

Simetris, dada statis dan dinamis, pernapasan abdominal thorakal

Paru

[ Inspeksi : Bentuk simetris, terjadi penarikan pada saat


menghirup udara

[ Palpasi : Pergerakan simetris, ada sedikit gerakan yang


tertinggal pada bagian paru

[ Perkusi :

[ Auskultasi : suara tambahan, suara gerak pleura. Suara krekels

Abdomen

Lemas, nyeri tidak ada, membuncit, H/L sulit dinilai bising usus
dalam keadaaan normal. Tidak terdapat distensi kandung kemih.

Inguinal-Genitalia-Anus

Dalam batas normal

Ekstrimitas

Akral hangat

Tulang belakang

Dalam batas normal

c. Pengkajian Data Focus Sistem kardiovaskular

[ Inspeksi : Iktus tidak tampak, pulsasi tidak tampak

53
[ Palpasi : -------------

[ Perkusi : Batas kanan dan kiri tidak jelas karena pasien gemuk

[ Auskultasi : Bunyi jantung 1 dan 2 normal, terdengar murmur


tambahan

5). Pemeriksaan Diagnostik

EKG

Ditemukan ST elevasi

Enzim Jantung.

CPKMB, LDH, AST

Elektrolit.

Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas


terjadi hipokalemi, hiperkalemi.

Sel darah putih

Leukosit (15.000) tampak pada hari ke-2

Kimia

Tergantung abnormalitas fungsi atau perfusi organ akut atau kronis

GDA

Menunjukkan hypoksia atau proses penyakit paru akut atau kronis.

Kolesterol atau Trigliserida serum

Meningkat, menunjukkan arteriosklerosis sebagai penyebab IMA.

Foto dada

Menunjukkan pembesaran jantung.

6). Penatalaksanaan Medis

54
Vasodilator

Vasodilator pilihan untuk mengurangi nyeri jantung adalah


nitrogliserin (NTG) intravena. Nitrogiliserin menyebabkan dilatasi
arteri dan vena yang mengakibatkan pengumpulan darah diperifer,
sehingga menurunkan jumlah darah yang kembali ke jantung (perload)
dan mengurangi beban kerja (workload) jantung.Karena NTG juga
bekerja pada arteri, maka penurunan tekanan darah juga merupakan
hasil yang diharapkan, karena menyebabkan penurunan tekanan darah
sistemik (afterloud). Efek terapeutik nitrat juga menjelaskan efek
samping utama yaitu hipotensi klinis.

Antikoagulan

Heparin adalah antikoagulan pilihan untuk membantu


memepertahankan intergritas jantung.Heparin memperpanjang waktu
pembekuan darah, sehingga dapat menurunkan kemungkinan
pembentukan thrombus dan selanjutnya menurunkan aliran darah.

Trombolitik

- Streptokinase

Streptokinase bekerja secara sistemikpada mekanisme


pembekuan dalam tubuh. Meskipun obat ini efektif melarutkan
bekuan darah, namun ada resiko terjdi potensial perdarahan
sistemik. Streptokinase juga mempunyai resiko terjdi alergi dan
terbukti hanya efektif bila diinjeksikan langsung ke arteri coroner.

- Aktivator Plasminogen Tipe Jaringan

Berbeda dengan streptokinase, activator plasminogen tipe


jaringan mempunyai kerja spesifik dalam melarutkan bekuan darah
sehingga resiko perdarahan sistemik bisa dikurangi.Enzim t-PA
adalah enzim yang selalu ada dalam keadaan normal, sehingga
reaksi alergi dapat dikurangi.

- Anistreplase

55
Anistreplase, obat tombolitik spesifik bekuan darah,
mempunyai efektifitas yang sama dengan streptokinase dan t-PA.
Anistreplase semakin banyak diterima karena lebih mudah
diberikan dan lebih murah.

Obat ini hanya efektif bila diberikan dalam 6 jam awtan nyeri
dada, sebelum terjadi nekrosis jaringan transmural, sehingga
jumlah pasien yang mendapat manfaat obat ini sangat sedikit.
Bedah pintas arteri coroner tetap merupakan alternative untuk
revaskularisasi jantung pada pasien dengan bekuan darah yang
tidak dapat larut secara efektif atau kontra indikasi.

Pemberian oksigen

Terapi oksigen saat awitan nyeri. Oksigen yang dihirup akan


langsung meningkatkan saturasi darah. Efektifitas terapeutik oksigen
ditentukan dengan obsevasi kecepatan dan irama pertukaran
pernapasan, dan pasien mampu bernapas dengan mudah. Saturasi
oksigen dalam darah secara bersamaan diukur dengan pulsa oksimetri.

Analgetik

Pemberian analgetik dibatasi hanya untuk pasien yang tidak


efektifdi diobati dengan nitrat dan antikoagulan. Analgetik pilihan
masih tetap morfin sulfat yang diberikan secara intra vena dengan
dosis meningkat 1- 2 mg. Respon kadiovaskulerterhadap morfin
dipantau dengan cermat, khususnya tekanan darah, yang sewaktu-
waktu dapat turun. Tetapi karena morfin dapat menurunkan preloaddan
afterload dan merelaksasi bronkus sehingga oksigenasi meningkat,
maka tetap ada keuntungan terpeutik selain menghilangkan nyeri pada
pemberian obat ini.

7). Klasifikasi Data

a. Data Subjektif

56
Klien mengatakan nyeri dada seperti diberi beban berat , nyeri
menjalar ke bahu dan lengan kiri.

Klien mengatakan nyeri dirasakan semakin bertambah terasa dada


seperti terbakar

b. Data Objektif

Mual (+)

Muntah (+)

Sesak (+)

Nyeri dada (+)

Keadaan umum lemah

Kesadaran komposmentis

Turgor kulit lembab

Hiperhidrosis

pucat

Hasil EKG ST elevasi

GCS : 4-5-6

Vital Sign :

TD = 140/70 mmHg,

S = 36C,

RR = 30 X/menit,

N = 94 X/menit

10). Analisa data

57
No. DATA ETIOLOGI MASALAH

1 2 3 4

1 Data subjektif : Perubahan Nyeri


metabolisme dari
Klien mengatakan nyeri Aerob ke anaerob pd
dada seperti di beri miokard

beban beban berat

- Klien mengatakan nyeri


Merangsang reseptor
dirasakan semakin
nyeri di medula
bertambah terasa dada spinalis
seperti terbakar

Data objektif :
Spinotalamikus
KU Lemah

- EKG ST elevasi

-Tanda Vital : Korteks cerebri

TD : 140/70 mmHG
Nyeri dipersepsikan
N: 94x/menit

RR:30x/menit

T: 36c

-Mual (+)

-Muntah(+)

-Hiperhidrosis

-Pucat

2 Data subjektif : Edema Kerusakan


pertukaran
Klien mengatakan nyeri Penimbunan cairan
pada gas
dada seperti diberi
beban berat daerah pulmonal

58
Data objektif : Gangguan aliran
darah
Sesak (+)
ke alveoli
- KU Lemah
Gangguan paru dala
- Turgor kulit lembab proses oksigenasi
- Pucat

- Hiperhidrosis

- EKG ST elevasi

-Tanda Vital :

TD : 140/70 mmHG

N: 94x/menit

RR:30x/menit

T: 36c

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan


arteri.

2. Kerusakan pertukaran gas b/d gangguan aliran darah ke alveoli atau kegagalan
utama paru dan perubahan membran alveolar- kapiler.

59
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama : Tn. K
Ruang : Mawar Jingga B

No Reg : 100 45 44

Diagnosa Rencana Keperawatan


Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

Nyeri Setelah dilakukan Mandiri


berhubungan
asuhan keperawatan Pantau/catat karakteristik Variasi penampilan dan
dengan iskemia
selama 3 x 24 jam nyeri, catat laporan verbal, perilaku pasien karena nyeri
jaringan
petunjuk nonverbal, dan terjadi sebagai temuan
sekunder rasa nyeri berkurang
respons hemodinamik pengkajian.Kebanyakan pasien
terhadap
dengan Kriteria hasil : (contoh, meningitis, dengan IM akut tampak sakit,
sumbatan arteri.
menangis, gelisah, distraksi, dan berfokus pada
-Menyatakan nyeri
berkeringat, mencengkeram nyeri. Riwayat verbal dan
dada
dada, napas cepat, penyelidikan lebih dalam
hilang/terkontrol.
TD/frekuensi jantung terhadap faktor pencetus harus
-Mendemonstrasisasi berubah). ditunda sampai nyeri hilang.
kan penggunaan Pernapasan mungkin
teknik meningkat sebagai akibat nyeri
dan berhubungan dengan
relaksasi
cemas, sementara hilangnya
-Menunjukkan
stres menimbulkan
menurunnya
katekolamin akan
tegangan, rileks,
meningkatkan kecepatan
mudah bergerak.
jantung dan TD.

Ambil gambaran lengkap Nyeri sebagai pengalaman


terhadap nyeri dari pasien subjektif dan harus
termasuk lokasi ; intensitas digambarkan oleh pasien.
(0-10); lamanya; kualitas Bantu pasien untuk menilai

60
(dangkal/menyebar) dan nyeri dengan
penyebaran. membandingkannya dengan
pengalaman yang lain.

Kaji ulang riwayat angina Dapat membandingkan nyeri


sebelumnya, nyeri yang ada daripada
menyerupai angina, atau sebelumnya , sesuai dengan
nyeri IM. Diskusikan identifikasi komplikasi seperti
riwayat keluarga. meluasnya infark, emboli paru,
atau perikarditis.

Anjurkan pasien untuk Penundaan pelaporan nyeri


melaporkan nyeri dengan menghambat peredaan
segera. nyeri/memerlukan peningkatan
dosis obat. Selain itu, nyeri
berat dapat menyebabkan syok
dengan merangsang sistem
saraf simpatis , mengakibatkan
kerusakan lanjut dan
mengganggu diagnostik dan
hilangnya nyeri.

Berikan lingkungan yang Menurunkan rangsang


tenang, aktivitas perlahan, eksternal dimana ansietas dan
dan tindakan nyaman regangan jantung serta
(contoh sprei yang keterbatasan kemampuan
kering/tak terlipat,gosokan koping dan keputusan terhadap
punggung). Pendekatan situasi saat ini.
pasien dengan tenang dan
dengan percaya.

Bantu melakukan teknik Membantu dalam penurunan


relaksasi, mis, napas persepsi/respons nyeri.
dalam/perlahan, perilaku Memberikan kontrol situasi,
distraksi, visualisasi, meningkatkan perilaku positif.

61
bimbingan imajinasi.

Periksa tanda vital sebelum Hipotensi/depresi pernapasan


dan sesudah obat narkotik. dapat terjadi sebagai akibat
pemberian narkotik. Masalah
ini dapat meningkatkan
kerusakan miokardia pada
adanya kegagalan ventrikel.

Kolaborasi

Berikan oksigen tambahan Meningkatkan jumlah oksigen


dengan kanula nasal atau yang ada untuk pemakaian
masker sesuai indikasi. miokardia dan juga
mengurangi ketidaknyamanan
sehubungan dengan iskemia
jaringan.

Berikan obat sesuai contoh:

Antiangina, contoh Nitrat berguna untuk kontrol


nitrogliserin (Nitro-Bid, nyeri dengan efek vasodilatasi
Nitrostat, Nitro-Dur). koroner, yang meningkatkan
aliran darah koroner dan
perfusi miokardia. Efek
vasodilatasi perifer
menurunkan volume darah
kembali ke jantung (preload)
sehingga menurunkan kerja
otot jantung dan kebutuhan
oksigen.

Penyekat-, contoh atenolol Agen penting kedua untuk


(Tenormin); pindolol mengontrol nyeri melalui efek
(Visken); propanolol hambatan rangsang simpatis,
(Inderal) dengan begitu menurunkan
FJ,TD sistolik, dan kebutuhan

62
oksigen miokard. Dapat
diberikan sendiri atau dengan
nitrat. Catatan : Penyekat-
mungkin dikontraindikasikan
bila kontraktilitas miokardia
sangat terganggu, karena
inotropik negatif dapat lebih
menurunkan kontraktilitas.

Analgesik, contoh morfin, Meskipun morfin IV adalah


meperidin (Demerol) pilihan, suntikan narkotik lain
dapat dipakai pada fase
akut/nyeri dada berulang yang
tak hilang dengan nitrogliserin
untuk menurunkan nyeri hebat,
memberikan sedasi, dan
mengurangi kerja miokard.
Hindari suntikan Imdapat
mengganggu indikator
diaagnostik CPK dan tidak
diabsorpsi baik oleh jaringan
kurang perfusi.

Penyekat saluran kalsium, Efek vasodilatasi dapat


contoh verapamil (Calan); meningkatkan aliran darah
diltiazem (Prokardia). koroner, sirkulasi kolateral dan
menurunkan preload dan
kebutuhan oksigen miokardia.
Beberapa diantaranya
mempunyai properti
antidisritmia.

Angioplasti PTCA juga Prosedur ini untuk membuka


disebut angioplasti balon. sebagian hambatan arteri
koroner sebelum terhambat

63
secara total. Mekanisme
tampaknya merupakan
kombinasi regangan pembuluh
dan tekanan plak.

Diagnosa Rencana Keperawatan


Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

Kerusakan Setelah dilakukan 1. Posisikan pasien untuk 1. Posisi yang tepat


pertukaran gas memaksimalkan ventilasi menyebabkan berkurangnya
asuhan keperawatan
b/d gangguan tekanan diafragma ke atas
selama 3 x 24 jam 2. Pasang mayo bila perlu
aliran darah ke sehingga ekspresi paru
alveoli atau diharapkan 3. Lakukan fisioterapi dada maksimal sehingga klien dapat

kegagalan utama jika perlu bernafas dengan leluasa


pertukaran gas bisa
paru dan 4. Keluarkan batuk dengan 2. Untuk menjagah jalan nafas
terpenuhi dengan
perubahan batuk atau suction dengan baik
membran alveo Kriteria hasil :
5. Auskultasi suara nafas 3. Merilekskan dada untuk
lar- kapiler.
-Mendemonstrasikan dan catat adanya suara memperlancar pernafasan

penigkatan ventilasi tambahan


4. Mengeluarkan sekret yang
dan oksigen yang 6. Berikan bronkodilator
menghambat jalan pernafasan
adekuat
7. Pertahankan kepatenan 5. Mendeteksi adanya
-Memelihara jalan nafas gangguan nafas
kebersihan paru-paru
8. Atur intake untuk cairan 6. Memperlancar pernafasan
dan bebas dari
tanda-tanda distres 9. Monitor respirasi dan 7. Untuk membuat klien dapat

64
pernafasan status oksigen bernafas dengan baik tanpa
adanya gangguan
10. Catat perkembangan
dada dan amati kesimetrisan 8. Untuk mengetahui
keseimbangan cairan klien
11. Monitor suara dan pola
nafas 9. Mengetahui status respirasi
lancar ataukah ada gangguan
12. Monitor TTV
10. Mengecek adanya
13. Observasi sianosis
gangguan pernafasan
14. Auskultasi bunyi
11. Mendeteksi adanya
jantung
gangguan nafas

12. Mendeteksi adanya


gangguan respirasi dan
kardiovaskuler

13. Menegetahui kekurangan


oksigen pada pasien

14. Untuk mengetahui adanya


gangguan kardiovaskuler

65
66

Anda mungkin juga menyukai