PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam undang-undang diupayakan seadil-adil mungkin dalam
pembuatannya dan juga penerapan undang-undang tersebut. Dan juga tidak di
kesampingkan hak dari pada terpidana. Ini jelas terlihat dari kesempatan yang
diberikan undang-undang dalam berbagai tingkatan. Misalnya saja seseorang yang
tidak puas dengan keputusan pengadilan maka dia mempunyai hak untuk
mengajukan kembali ketidaksetujuannya itu kepada pengadilan tinggi.
Namun semua itu ada syarat yang telah ditetapkan dalam UU, misalnya saja ada
bukti yang terbaru atau novum yang dapat meringankan atau bahkan
membebaskan si terdakwa dari putusan pengadilan pertama atau pengadilan
negeri. Untuk pengajuan banding itu ada batasan waktu yang jika melewati
batasan tersebut maka putusan pengadilan negeri atau pengadilan tingkat pertama
telah disetujui oleh pihak yang telah di dakwa oleh pengadilan.
Jika sebuah keputusan pada tingkat banding juga tidak memuaskan salah satu
pihak, maka pihak yang merasa tidak puas dengan keputusan tersebut dapat
mengajukan peninjauan kembali (PK) pada tingkatan Mahkamah Agung (MA)
dalam bentuk kasasi. .
Maka dalam makalah ini kami mencoba membahas tentang procedure atau
tatacara dalam pengajuan banding dan kasasi atau lebih tepastnya tentang Upaya-
upaya Hukum dalam undang-undang pengadilan di Indonesia serta perlawanan
pihak ketiga.
1
2. Rumusan Masalah
a. Seperti apa pengajuan upaya hukum?
b. Apakah yang dimaksud dengan perlawanan pihak ketiga dalam hukum
acara perdata?
3. Tujuan Penulisan
a. Untuk Mengetahui apa itu pengajuan upaya hukum.
b. Untuk Mengetahui apa dengan perlawanan pihak ketiga dalam hukum
acara perdata.
2
BAB II
PEMBAHASAN
KUHAP membedakan upaya hukum kepada dua macam, Upaya hukum biasa dan
upaya hukum luar biasa (istimewa). Upaya hukum biasa terdiri dari dua bagian,
bagian kesatu tentang pemeriksaan tingkat banding, dan bagian kedua adalah
pemeriksaan kasasi. Sedangkan uapaya hukum luar biasa adalah peninjauan
3
kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pada dasarnya segala putusan yang dikeluarkan oleh pengadilan mengenai hakim
tak luput dari kesalan, kelalaian, dan kekhilafan. Agar kesalahan dan kelalaian
tersebut tidak melekat pada putusan yang dijatuhkan, undang-undang memberikan
kesempatan untuk melakukan upaya hukum yang bertujuan untuk mengoreksi
kekeliruan yang ada dalam putusan tersebut koreksi atau perbaikan atas kesalahan
putusan tingkat pertama tersebut dibebankan kepada peradilan tingkat banding
dalam pemeriksaan tingkat banding. .
4
Untuk Menciptakan keseragaman Penerapan hukum .
Mengenai pemeriksaan tingkat banding dalam KUHAP dapat dilihat pada pasal
233 243, diantaranya dibahas antara lain mengenai :
Hal ini dapat dilihat dalam pasal 233 yang antara lain memuat :
5
- permohonan permintaan banding disampaikan kepada panitera pengadilan
negeri yang memutus perkara tersebut, dalam hal ini panitera wajib membuat akta
permintaan banding yang di tandatangani oleh pemohon.
- Yang berhak mengajukan permintaan banding antara lain terdakwa, orang yang
khusus dikuasakan terdakwa, petuntut umum, terdakwa dengan petuntut umum
yang sekaligus sama-sama mengajukan banding.
permintaan banding wajib diberitahukan kepada pihak lain agar mereka dapat
mempersiapkan diri. .
Tenggang waktu pengiriman berkas paling lambat 14 hari terhitung sejak
permohonan banding diajukan. .
Memori dan kontra memori banding adalah uraian atau risalah yang memuat
tanggapan keberatan terhadap putusan yang dijatuhkan pengadilan tingkat
pertama, hal ini diajukan oleh pemohon untuk mengemukakan kelemahan dan
ketidaktepatan penafsiran atau penerapan hukum yang terdapat dalam putusan
pengadilan tingkat pertama. Kontra memori banding ini merupakan hak kepada
pemohon, bukan kewajiban hukum jadi tanpa memori banding pun perkara tetap
diperiksa.
Pencabutan permohonan banding dapat dilakukan selama perkara banding
belum diputuskan oleh pengadilan tinggi, jadi apabila telah dicabut permintaan
banding keatas perkara tersebut tidak dapat diajukan lagi.
Pemeriksaan pada tingkat banding hanya berdasarkan berkas perkara yang
terdiri daripada : :
6
- semua surat yang timbul selama pemeriksaan sidang negeri sepanjang surat
tersebut berhubungan dengan perkara .
Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan oleh pengadilan negeri dan
pengadilan tinggi, terdakwa atau penuntut umum dapat mengajukan kasasi
7
permintaan pemeriksaan kasasi pada Mahkamah Agung, kecuali terhadap putusan
bebas. Upaya-upaya kasasi ini juga merupakan hak yang diberikan kepada
terdakwa maupun penuntut umum. .
Tujuan upaya kasasi antara lain adalah untuk mengoreksi kesalahan putusan
pengadilan bawahan, dapat juga putusan yang dikeluarkan oleh mahkamah agung
itu merupakan koreksi sekaligus menciptakan hukum baru dalam bentuk
yurisprudensi. Disamping itu juga kasasi dari mahkamah agung juga merupakan
bentuk pengawasan terciptanya keseragaman penegakan hukum.
Dalam buku yang dikarang oleh M.Yahya beliau menjelaskan setidak ada tiga alas
an yang dibenarkan oleh UU untuk mengajukan kasasi, di antaranya:
8
- Pemeriksaan kasasi dilakukan dengan sekurang-kurangnya tiga orang
hakim meliputi berkas perkara. Tetapi tidak menutup kemungkinan adanya
pemeriksaan tambahan. .
Pada dasarnya procedure pengajuan kasasi demi kepentingan hukum ini sama
halnya dengan beberapa upaya hukum yang telah dijelaskan diatas. Yakni,
permohonan nya disampaikan kepada panitera pengadilan tingkat pertama yang
selanjutnya oleh panitera disampaikan kepada pihak yang berkepentingan yang
dilampirkan dalam berkas perkara. .
9
Peninjauan Kembali (PK) putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum yang tetap .
Tata cara beracara pada peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum yang tetap (PK) dapat dirujuk pdalam KUHAP
pasal 263-269. .
Tetapi pada masa belakangan ini terutama sejak lahir putusan No. 55 PK/Pid/1996
yang menerima secara formal permintaan peninjaun kembali oleh penuntut umum
dalam kasus Muchktar Pak Pahan telah menimbulkna perdebatan diberbagai
kalangan dan menjadi preseden bagi penuntut umum untuk mengajukan PK.
Bahkan hingga saat ini ada beberapa permintaan PK yang terdaftar di Mahkamah
Agung yang diajukan oleh penuntut umum. .
Alasan pokok yang dapat dijadikan dasar permintaan PK ialah disebut didalam
pasal 263 ayat 2 adalah: :
Novum, yakni adanya keadaan baru yang mempunyai sifat dan kualitas untuk
meringankan terpidana. baik itu meringankan dari segi dia bisa bebas atau lepas
dari segala tuntutan hukum atau meringankan dari segi tuntutan penuntut umum
tidak dapat diterima atau bisa juga meringankan dari segi pidana yang dia terima.
Apabila terdapat pertentangan dalam berbagai putusan. misalnya adanya
pertentangan antara putusan perdata dengan putusan pidana. Sebagai contoh:
10
terdakwa yang berstatus sebagai direktur BPD dijatuhi pidana karena bersalah
melakukan kejahatan penggelapan dalam jabatan karena menjual tanah jaminan di
bawah tangan tanpa melalui PUPN (pasal 374 KUHP). Tetapi dalam perkara
perdata pengadilan perdata menyimpulkan bahwa penjualan dibawah tangan atas
barang jaminan yang dilakukan tersebut adalah sah dan tidak bertentangan dengan
cara yang ditentukan oleh UU. Nah, dalam kasus seperti ini terpidana dapat
menjadikannya sebagai alasan yang mendasari permintaan peninjauan kembali.
Apabila terdapat kekhilafan atau kekeliruan yang nyata dalam putusan.
Perlawanan pihak ketiga (derden verzet), diatur dalam Buku I. titel 10 dari
Reglemen Hukum Acara Perdata untuk Raad van Justitie dan Hooggerechtshof
(pasal 378 - 384).Pokoknya, ialah bahwa orang ketiga dapat mengajukan
keberatan terhadap sesuatu keputusan yang dapat merugikan haknya, jikalau baik
11
ia sendiri ataupun yang ia wakili, tidak pernah dipanggil di dalam perkaranya atau
tidak ikut serta sebagai pihak. .
Perlawanan yang dilakukan oleh pihak ketiga yang hak-haknya dirugikan kepada
hakim yang menjatuhkan putusan yang dilawan itu dengan menggugat para pihak
yang bersangkutan dengan cara biasa. .
Perlawanan pihak ketiga atas putusan pengadilan. Dimana pihak ketiga merasa
kepentingannya dilanggar atas putusan tersebut. Prinsipnya, kepentingan pihak
ketiga yang dilanggar itu harus dibuktikan dengan bukti otentik.
Apabila sita telah diletakkan atas harta kekayaan yang ditunjuk Penggugat,
kemudian hal itu dilawan oleh Tergugat berdasarkan alasan harta itu milik pihak
ketiga, dan dari hasil penelitian pengadilan memperoleh fakta, harta itu benar
milik pihak ketiga, tindakan yang mesti dilakukan hakim:
12
tanah atau kapal maka pengangkatan sita tersebut segera diberitahukan kepada
pejabat yang bersangkutan agar pengumuman sita dicabut dan objek sitaan
dipulihkan ke dalam keadaan tidak berada di bawah penyitaan.
Perlawanan pihak ketiga terhadap sita eksekusi atau sita jaminan tidak hanya
dapat diajukan atas dasar hak milik, tetapi juga dapat didasarkan pada hak-hak
lainnya, seperti hak pakai, HGB, HGU, hak tanggungan, hak sewa, dan lain-
lain".1
Pemegang hak harus dilindungi dari suatu (sita) eksekusi dimana pemegang hak
tersebut bukan sebagai pihak dalam perkara antara lain pemegang hak pakai. hak
guna bangunan, hak tanggungan, hak sewa dan lain-lain. .
Pemegang hak tanggungan, apabila tanah dan rumah yang dijaminkan kepadanya
dengan hak tanggungan disita, berdasarkan klausula yang terdapat dalam
perjanjian yang dibuat dengan debiturnya langsung dapat minta eksekusi kepada
Ketua Pengadilan Negeri atau Kepala PUPN. .
Perlawanan pihak ketiga yang diajukan oleh istri atau suami terhadap harta
13
bersama yang disita, tidak dibenarkan karena harta bersama selalu merupakan
jaminan untuk pembayaran hutang istri atau suami yang terjadi dalam
perkawinan, yang harus ditanggung bersama. .
Apabila yang disita adalah harta bawaan atau harta asal suami atau istri maka istri
atau suami dapat mengajukan perlawanan pihak ketiga dan perlawanannya dapat
diterima, kecuali: :
a. Suami istri tersebut menikah berdasarkan BW dengan persatuan harta atau
membuat perjanjian perkawinan berupa persatuan hasil dan pendapatan.
b. Suami atau istri tersebut telah ikut menandatangani surat perjanjian hutang,
sehingga harus ikut bertanggung jawab. .
Perlawanan pihak ketiga adalah upaya hukum luar biasa dan pada azasnya tidak
menangguhkan eksekusi. .
Eksekusi mutlak harus ditangguhkan oleh Ketua Pengadilan Negeri yang
memimpin eksekusi yang bersangkutan, apabila perlawanan benar-benar
beralasan, misalnya, apabila sertifikat tanah yang akan dilelang sejak semula jelas
tercatat atas nama orang lain, atau dari BPKB yang diajukan, jelas terbukti bahwa
mobil yang akan dilelang itu, sejak lama adalah milik pelawan. Harus
diperhatikan apabila tanah atau mobil tersebut baru saja tercatat atas nama
pelawan, karena ada kemungkinan tanah atau mobil itu diperoleh oleh pelawan,
setelah tanah atau mobil itu disita, sehingga perolehan barang tersebut tidak sah.2
Terhadap perkara perlawanan pihak ketiga ini, Ketua Majelis yang memeriksa
perkara tersebut, selalu harus melaporkan perkembangan perkara itu kepada
Ketua Pengadilan Negeri, karena laparan tersebut diperlukan oleh Ketua
Pengadilan Negeri untuk menentukan kebijaksanaan mengenai diteruskan atau
ditangguhkannya eksekusi yang dipimpinnya. .
14
Perlawanan pihak ketiga terhadap sita jaminan, yaitu sita conservatoir dan sita
revindicatoir, tidak diatur baik dalam HIR, RBg, atau Rv. Dalam praktek menurut
yurisprudensi putusan Mahkamah Agung tanggal 31-10-1962 No. 306 K/Sip/1962
dalam perkara: CV Sallas dkk melawan PT. Indonesian Far Eastern Pasific Line,
dinyatakan bahwa meskipun mengenai perlawanan terhadap pensitaan
conservatoir tidak diatur secara khusus dalam HIR, menurut yurisprudensi
perlawanan yang diajukan oleh pihak ketiga selalu pemilik barang yang disita
dapat diterima, juga dalam hal sita conservatoir, ini belum disahkan (van waarde
verklaard). Lihat putusan Mahkamah Agung tanggal 31-10-1962 No. 306
K/Sip/1962, dalam Rangkuman Yurisprudensi II halaman 370).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya hukum merupakan suatu tindakan yang diberikan atau hak yang
diberikan oleh undang-undang kepada para pihak yang tidak puas dengan
keputusan pengadilan diberbagai tingkatan pengadilan. .
Ada dua upaya hukum yaitu: :
Upaya hukum biasa; yantermasuk kedalam upaya hukum biasa adalah:
a. Upaya hukum banding .
b. Upaya hukum kasasi .
Upaya hukum luar biasa; yang termasuk kedalam upaya luar biasa adalah:
a. Kasasi demi kepentingan hukum .
b. Peninjauan kembali (PK) putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum yang tetap .
Semua upaya hukum ini mempunyai aturan dan tatacara dalam pengajuannya.
Dan juga merupakan hak dari setiap warga negara Indonesia yang tidak puas
dengan keputusan pengadilan.
1. Derden verzet merupakan upaya hukum luar biasa yang diajukan oleh pihak
ketiga karena merasa dirugikan atas putusan atau penetapan pengadilan.
2. Kompetensi relatif pengajuan perlawanan yang diatur oleh Pasal 195 ayat (6)
maupun Pasal 206 ayat (6) R. Bg. digantungkan kepada dimana eksekusi akan
dilaksanakan. Berbeda dengan yang ditentukan oleh Pasal 379 Rv, perlawanan
diajukan ke pengadilan yang menjatuhkan putusan.
3. Tenggang waktu pengajuan perlawanan limitasinya sampai eksekusi belum
selesai dilaksanakan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
legislasi.mahkamahagung.go.id/.../KOLONIAL_HERZIEN%20INLANDSCH%2
0REGLEMENT.pdf,ditelusuritanggal 17 Mei 2017
Harahap Yahya. Hukum Acara Perdata. 2005, Jakarta: PT. Sinar Grafika
http://peunebah.blogspot.com/2011/12/upaya-hukum.html, Diakses pada tanggal
17 Mei 2017
17