TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa
Tanjungwangi, Kecamatan Muncang Kabupaten Lebak
Tahun Anggaran 2015, sebagaimana tersebut dalam
Lampiran Keputusan ini.
Ditetapkan di : Tanjungwangi
Pada tanggal : 03 Januari 2016
KEPALA DESA TANJUNGWANGI
H. JANIM
Tembusan :
1. Yth. Ibu Bupati Lebak
2. Yth. Bapak Camat Muncang
3. Yth. Ketua BPD Tanjungwangi
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan
PP Nomor 72/2005 tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, yang dimaksud Desa
adalah Kesatuan masyarakat Hukum yang memiliki batas- batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul
dan adat istiadat setempat yang diakui Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Desa Tanjungwangi yang merupakan pemekaran dari desa Karangcombangadalah
desa yang menghasilkan produk pertanian baik padi maupun dari hasil perkebunan,
tataguna tanah yang mayoritas lahan pesawahan sangat bagus untuk memacu
produktivitas padi karena di tunjang lahan dan pengairan yang mencukupi.
Dengan jumlah penduduk yang tercatat secara administratif yaitu 2.796 jiwa
dengan rincian penduduk berjenis kelamin laki-laki berjulah 1.415 jiwa, dan perempuan
berjumlah 1.381 jiwa. Dari total jumlah penduduk Desa Tanjungwangi tersebut, jumlah
laki-laki usia produktif lebih banyak dari jumlah perempuan sehingga dengan demikian
tenaga produktif cukup signifikan untuk mengembangkan usaha-usaha produktif yang
dapat dilakukan oleh perempuan.
Kegiatan Pemerintahan Desa berjalan dengan baik dan sesuai dengan Anggaran
yang telah tertuang dalam APBD. Kontrol pelaksanaan Penyelenggaraan Pemerintah Desa
dilakukan oleh Badan Permusyawaratan Desa dan masyarakat desa. Pertanggung jawaban
pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintah desa dilakukan setiap akhir tahun.
A.Dasar Hukum
Dasar hukum pembuatan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa
akhir tahun Anggaran adalah,
1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah Kabupaten
dalam Lingkungan Propinsi Banten;
2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Derah (Lembaran
Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
No. 4437), sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005
tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang Undang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4548);
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010)
4. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4438),
5. Peraturan Pemerintah Nomor 108 tahun 2000 tentang Tatacara Pertanggung
Jawaban Kepala Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor : 209, Tambahan
Lembaran Negara Nomor : 4027);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan Pengawasan
Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara 4090)
7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4587)
8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Penyelenggara Pemerintah
Desa.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah
10. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 7 Tahun 2006 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 2 Tahun 2004 tentang Rencana
Setrategis Kabupaten Lebak Tahun 2004-2009 (Lembaran Daerah Kabupaten
Lebak Tahun 2006 Nomor 5 Seri E ) ;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2007 Nomor 12 Seri E ) ;
12. Peraturan Bupati Nomor 2 Tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kabupaten Lebak.
Seperti terlihat dalam tabel diatas, tercatat jumlah total penduduk Desa
Tanjungwangi 2.796 jiwa, terdiri dari laki-laki 1.415 jiwa atau 50,29 % dari total
jumlah penduduk yang tercatat sementara perempuan 1.381 jiwa atau 49,71 % dari
total jumlah penduduk yang tercatat.
Dari hasil data sekunder dapat diketahui proporsi jumlah penduduk yang
berdiam di wilayah tingkat kampung maupun dusun.
Dikampung 1 Warunglame dan Tanjungwangi, proporsi jumlah penduduk yang
berdiam di wilayah tersebut sebanyak 980 jiwa atau 36% dari total
populasi penduduk yang tersurvei
Di Kampung 2 Cipeuyah, Babakan Cipeuyah, Cibangkong dan Cikuning proporsi jumlah
penduduk yang berdiam di wilayah tersebut sebanyak 1.235 jiwa atau
37% dari total populasi penduduk yang tersurvei
Di Kampung 3 Lebak Sawah, Cimuncaang, Wanasari, Kadu Ronyok dan Gunung Tugu
proporsi jumlah penduduk yang berdiam di wilayah tersebut sebanyak
581 jiwa atau 26% dari total populasi penduduk yang tersurvei.
Dimasing-masing kampung dapat diketahui prosentase terbesar populasi
penduduk berdiam. Agar dapat mendeskripsikan lebih lengkap tentang informasi
keadaan kependudukan di Desa Tanjungwangi di lakukan identifikasi jumlah
penduduk dengan menitik beratkan kepada klasifikasi usia dan jenis kelamin.
Sehingga akan di peroleh gambaran tentang kependudukan Desa Tanjungwangi yang
lebih konprehensif. Untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan deskripsi
tentang jumlah penduduk di Desa Tanjungwangi berdasarkan pada usia dan jenis
kelamin secara detail dapat dilihat dalam lampiran tabel 5 berikut:
Tabel 5
Jumlah penduduk berdasarkan struktur usia
No Kelompok usia Jumlah Prosentase
1 0-4 32 1,2
2 5-9 54 2
3 10-14 134 5
4 15-19 114 8
5 20-24 195 11
6 25-29 227 10
7 30-34 375 14
8 35-39 428 16
9 40-44 321 12
10 45-49 214 8
11 50-54 161 6
12 55-59 107 4
13 >60 TAHUN 75 2,8
JUMLAH 2.796 100%
Dari total jumlah penduduk Desa Tanjungwangi, yang dapat dikategorikan kelompok
rentan dari sisi kesehatan mengingat usia, yaitu penduduk usia 60 tahun keatas
sebanyak 75 atau 2,8%.
Penduduk usia produktif pada usia antara 20-49 tahun di Desa Tanjungwangi
jumlahnya cukup signifikan, yaitu 1.684 jiwa atau 70,98% dari total jumlah
penduduk.
Dari data tersebut diketahui bahwa jumlah laki-laki usia produktif lebih banyak
dari jumlah Perempuan. Dengan demikian sebenarnya laki-laki usia produktif di
Desa Tanjungwangi dapat menjadi tenaga produktif yang cukup signifikan untuk
mengembangkan usaha-usaha produktif dilakukan oleh perempuan. Pemberdayaaan
usaha perempuan usia produktif diharapkan semakin memperkuat ekonomi
masyarakat, sementara ini masih bertumpu kepada tenaga produktif dari pihak
laki-laki.
3. Kondisi Ekonomi
Mata Pencaharian
Secara umum mata pencaharian warga masyarakat Desa Tanjungwangi dapat
teridentifikasi kedalam beberapa bidang mata pencaharian, Petani, buruh tani,
PNS/TNI/Polri, Karyawan Swasta, Pedagang, Wirausaha, Pensiunan, buruh
bangunan, Peternak. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat
pada tabel 7.
Tabel 7.
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Desa Tanjungwangi Tahun 2015
Prosentase dari
No. Macam pekerjaan Jumlah total jml.Penduduk
( % )
1 Petani 232 8,66
2 Buruh tani 135 5,04
3 Buruh industri 162 6,04
4 Buruh bangunan 39 1,45
5 Dagang 69 2,57
6 PNS/ABRI/POLRI 6 0,22
7 Home industri 1 0,03
8 Peternak 12 0,44
9 Montir 5 0,00
10 Jasa 1 0,03
Jumlah 662 24,53
Data survey potensi ekonomi Desa Tanjungwangi tahun 2015
Berdasarkan tabulasi data tersebut teridentifikasi, di Desa Tanjungwangi
jumlah penduduk yang mempunyai mata pencaharian ada 24,53% dari jumlah
tersebut kehidupannya bergantung di sektor pertanian ada 8,66% dari total
jumlah penduduk.
Dengan demikian dari data tersebut menunjukan bahwa warga masyarakat
di desa Tanjungwangi memiliki alternatif pekerjaan selain sektor tani dan buruh
tani. Setidaknya karena kondisi lahan pertanian mereka sangat bergantung dengan
air irigasi. Disisi lain, air irigasi yan tidak dapat mencukupi untuk kebutuhan lahan
pertanian di Desa Tanjungwangi secara keseluruhan terutama ketika musim
kemarau. Sehingga merekapun dituntut untuk mencari alternatif pekerjaan lain.
BAB II
RENCANA PEMBENGUNAN JANGKA MENENGAH DESA
A. Visi dan Misi
Penyusunan RPJMDes Tanjungwangi sebagai pedoman program kerja
PemDes bersama lembaga-lembaga tingkat desa dan seluruh warga masyarakat
Desa Tanjungwangi maupun pihak yang berkepentingan. RPJMDes adalah pedoman
program kerja untuk masa 6 tahun. RPJMDes sebagai pedoman program kerja
untuk masa 6 tahun merupakan turunan dari sebuah cita-cita yang ingin dicapai di
masa depan oleh segenap warga masyarakat Desa Tanjungwangi. Cita-cita masa
depan sebagai tujuan jangka panjang yang ingin diraih Desa Tanjungwangi,
merupakan arah kebijakan dari RPJMDes yang dirumuskan setiap 6 tahun sekali.
Cita-cita masa depan Desa Tanjungwangi disebut juga sebagai Visi Desa
Tanjungwangi.
Visi Desa Tanjungwangi disusun dari rangkaian panjang diskusi-diskusi
formal maupun informal dengan segenap warga Tanjungwangi atau tokoh-tokoh
masyarakat sebagai representasi dari warga masyarakat Tanjungwangi. Visi Desa
Tanjungwangi semakin mendapatkan bentuknya bersamaan dengan terbentuknya
rangkaian kegiatan dan musyawarah yang dilakukan untuk kesempurnaan Review
RPJMDes tahun 2010-2016 dengan Metode Community Action Plan (CAP). Dalam
kegiatan ini, semakin mendekatkan visi Desa Tanjungwangi dengan kenyataan yang
ada di desa dan masyarakat. Kenyataan yang dimaksud baik merupakan potensi,
permasalahan maupun hambatan yang ada di desa dan masyarakatnya,yang ada
pada saat ini maupun kedepan.
1. Visi
Bersamaan dengan penetapan RPJMDes Tanjungwangi, dirumuskan dan
ditetapkan juga visi Desa Tanjungwangi :
TERWUJUDNYA KERJASAMA YANG BAIK ANTAR APARATUR DESA DAN
TERWUJUDNYA PEMBANGUNAN BERBASIS MASYARAKAT DAN
MEMEBERIKAN PELAYANAN PRIMA KEPADA MASYARAKAT YANG
DIDUKUNG TERTIB ADMINISTRASI DENGAN SUASANA AMAN DAN
RELEGIUS.
Visi tersebut mengandung pengertian bahwa cita-cita yang akan dituju dimasa
mendatang oleh segenap warga Desa Tanjungwangi untuk terus bekerja dan
menjadi Pusat Pemerintahan yang selalu kompak dan perekonomian yang
berbasis pada pertanian dan perkebunan guna meningkatkan pendidikan,
inprastruktur, sosial dan budaya dengan memberdayakan ekonomi kerakyatan
yang dijamin dengan kondusifitas sehingga terbuka untuk berinvestasi.
2. Misi
Misi Desa Tanjungwangi merupakan turunan dari visi Desa
Tanjungwangi. Misi merupakan tujuan jangka lebih pendek dari visi yang
menunjang keberhasilan tercapainya sebuah visi. Dengan kata lain misi Desa
Tanjungwangi merupakan penjabaran lebih operasional dari visi. Penjabaran
dari visi ini diharapkan dapat mengikuti dan mengantisifasi setiap terjadinya
perubahan lingkungan di masa yang akan datang dari usaha-usaha mencapai visi
Desa Tanjungwangi.
Dalam meraih misi Desa Tanjungwangi seperti yang sudah dijabarkan
diatas, dengan mempertimbangkan potensi dan hambatan baik internal maupun
eksternal. Maka disusunlah misi Desa Tanjungwangi :
a. Meningkatkan Kerjasama dan Disiplin Terhadap Afaratur Pemerintahan
Desa.
b. Menyelenggarakan Kegiatan Tertib Administrasi Pemerintahan Desa.
c. Membangun dan mendorong majunya bidang pembangunan fisik material
serta mental spiritual dengan membuka akses terhadap inpestor baik dari
dalam maupun luar.
d. Membangun dan mendorong terciptanya pendidikan yang menghasilkan insan
intelektual serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
e. Membangun kemandirian dalam usaha serta pemanfataan sumberdaya alam
yang ada dan tidak ketergantungan kepada pencarian lapangan kerja.
f. Membangun dan mendorong terciptanya sarana pendidikan umum dan agama
sehingga menghasilkan generasi penerus yang siap pakai.
g. Membangun dan mendorong majunya bidang pendidikan baik formal maupun
non formal serta pendidikan agama yang mudah dan murah.
c. Infrastruktur Jalan :
Panjang
No Jenis Jalan Keterangan
(Km)
I JALAN DESA 10 Hotmic dan Batu
1. Jalan Tanah/ 7 Jl. Usaha Tani dan Jl, Produksi
2. Jalan berbatu 3.5 Jln.desa rusak ringan
3. Jalan Aspal/Hotmic 3 Jln.Desa
II. JALAN LINGKUNGAN 10 Tanah ( Cimuncaang & Cipeuyah )
1. Jalan Batu 5 Kp. Cimuncaang_Lebak Sawah
2. Jalan Aspal 5 Rusak Ringan
3. Jln. Paving Blook 1,5 Baru
III. JALAN KABUPATEN
1. Aspal 0 -
2. Batu 0 -
3. Tanah 0 -
d. Penerangan/ Listrik
Instalasi listrik di Desa Tanjungwangi telah masuk sejak tahun 2006,
semenjak masih dalam Desa Leuwicoo. seiring dengan program listrik masuk
Desa (Prolisdes) sampai dengan saat ini kurang dari 35% masyarakat yang
belum dipasang penerangan listrik (KWH Elektrik) dari total jumlah KK 727.
e. Air Bersih
Sumber air bersih untuk kebutuhan rumah tangga masyarakat Desa
Tanjungwangi memanfaatkan sumber mata air yang ada sampai mencakup 1
dari 2 dusun dengan bantuan pemerintah (SAB) sampai mencakup 90% dan
sisanya menggunakan sumber mata air yang ada dan sumur gali dan kali.
Secara umum kondisi air bersih di Desa Tanjungwangi Kecamatan Muncang
sampai saat ini masih kurang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
secara keseluruhan.
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DESA
Anggaran Keterangan
No Uraian
(Rp) *) Sumber Dana
1 Pendapatan Transfer
- Dana Desa 276.074.354 APBN
- Alokasi Dana Desa 196.540.651 APBD
- Dana Bagi Hasil 40.574.051 DBH
J U M L A H 513.189.056 APBDes
S I L P A 19.200.000 APBDes
BAB IV
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DESA
1. Pelaksanaan Kegiatan
Program program pembangunan Desa dilakukan dengan Usulan-usulan dari
tingkat RT yang di musyawarahkan. Dan ditampung pada kegiatan Dusun. kemudian
antar usulan-usulan dari Dusun tersebut dibawa dalam Musrenbangdes. Semua
program kegiatan ini dijadikan Bank Data Kegiatan Pembangunan berkala.
(terlampir pada lampiran jenis kegiatan Pembangunan Desa Tanjungwangi).
Kegiatan pembangunan fisik untuk Desa Tanjungwangi masih sekitar sarana dan
prasarana yang mengacu pada Dokumen Musrenbangdes. Mengingat bahwa Desa
Tanjungwangi merupakan daerah Pemekaran dan penyangga Pangan maka kegiatan
sarana dan prasarana Perhubungan, Pertanian serta Pemerintahan masih menjadi
Prioritas ataupun Agenda Kegiatan Pembangunan Fisik Desa, Yang pelaksanaan
sepenuhnya oleh masyarakat itu sendiri. Dari Pemerintah Desa hanya
menampung/menjembatani kemudian usulan tersebut di masukan dalam Agenda
Pembangunan. Dan yang lebih penting lagi adalah melihat Keuangan yang ada.
Karena Faktor ini mendukung sepenuhnya dari berbagai kegiatan yang ada.Setelah
semua kegiatan sarana dan prasarana desa sukses dilaksanakan, barulah kegiatan
Non fisik dikerjakan. (tertuang dalam Dokumen Musrenbangdes). Semua Program
ini sukses sepenuhnya harus didukung dengan Profesional dan tidak melanggar
ketentuan. Karena semua kegiatan ini harus mendapatkan dukungan dari berbagai
pihak khususnya Masyarakat, instansi- instansi terkait yang ada serta Pemerintah
Kabupaten Lebak pada umumnya.
2. Tingkat Pencapaian
Keberhasilan suatu pembangunan didesa tidak lepas dari peran serta
masyarakat, Dengan dukungan swadaya pun belum mampu atau belum bisa diukur
berhasil apabila pelaksanaan pembangunan tersebut hanya mengandalkan swadaya.
Intinya harus ada kebersamaan, saling pengertian , saling percaya dan saling
mempunyai dan rasa memiliki. Di desa Tanjungwangi tingkat pencapain
pembangunannya yang paling menonjol adalah Pelaksanaan kegiatan dana-dana
APBDes tahun 2015.
n s
n b
2. Tingkat Pencapaian
Keberhasilan pelaksanaan program desa tidak lepas dari peran serta
masyarakat yang nyata. Di pekerjaan ini semua elemen masyarakat desa harus
besatu padu melaksanakan semua pelaksanaan program desa. Dalam hal
pelaksanaan pembangunan fisik maupun non fisik sebetulnya sudah dirasakan
berhasil. Adapun terdapat kekurangan merupakan hal yang biasa di dalam
pelaksanaan suatu program desa.
Pelaksanaan ADD di tahun 2014-2015 dana yang dianggarkan untuk program
pembangunan sepenuhnya diserahkan ke wilayah yang membutuhkan. Dari
Pemerintah Desa Tanjungwangi swadaya lebih ditekankan sekali mengingat
partisifasi mereka sangat dibutuhkan. Namun dalam pelaksanaanya hal tersebut
juga sering terhambat. Hal ini dikarenakan masih ada masyarakat yang kurang
pemahaman ataupun karena yang lainya. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi
masalah bagi pelaksanaan pemrogram pembangunan maupun program yang lainya.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Dengan memperhatikan dampak yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan, apabila dampak yang ditimbulkan bersifat lokal
maka urusan pemerintahan tersebut menjadi kewenangan pemerintahan daerah
kabupaten. Pelaksanaan kegiatan tersebut, di desa Tanjungwangi berpedoman
pada kebijakan Pemerintah Kabupaten. Karena pemerintahan desa melaksanakan
kegiatannya mengacu pada Peraturan perundangan Kabupaten Lebak. Sedangkan
dalam desa pelaksanaanya mengacu pada Peraturan Desa. Dalam melaksanakan
kegiatan Peraturan Desa kegiatanya tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.
4. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Dalam melaksanakan suatu Peraturan, permasalahan pasti timbul karena
dalam pelaksanaannya terkadang ada sebagian masyarakat yang belum mengerti
dan memahami peraturan tersebut. Pelaksanaan Kegiatan desa saat ini masih
difokuskan ke Infrastruktur/sarana dan prasarana masyarakat karena kegiatan
ini merupakan Skala prioritas desa. Setelah kegiatan sarana dan prasarana fisik
Desa dilaksanakan semua, barulah direncanakan kegiatan sektor Pertanian
terpadu, ekonomi masyarakat dan Lingkungan penduduk, kegiatan pemugaran
Rumah Tidak Layak Huni dan yang lainnya.
Dampak yang timbul dalam pelaksanaan Peraturan desa biasanya terjadi
dalam kelompok masyarakat diwilayah tersebut. Namun hal ini bisa diatasi dengan
pendekatan pada warga masyarakat dan diberi pengertian dan sebagainya. Dalam
pelaksanaan Program dan kegiatan desa, kontribusi masyarakat sangat
dibutuhkan dalam melaksanakan semua kegiatanya.
Pada akhir tahun Anggaran 2015, sumber dan pendapatan desa dalam
Anggaran Perhitungan tercatat sebesar Rp 513.189.056,-
Dari Realisasi Pendapatan diatas, masih banyak pekerjaan Fisik yang belum
dilaksanakan sehingga Realisasi kekurangan dalam Anggaran untuk belanja desa
mencapai Rp 19.200.000,-
BAB VI
PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN LAINNYA
2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi
Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
c. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4773);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan
Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539);
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 37);
j. Peraturan Kepala Lembaga KebijakanPengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa
di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 367);
k. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Pembentukan, Penataan, dan Perubahan Nama Desa-Desa di Wilayah
Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor 3
Seri D);
l. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pokok-
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak
Tahun 2006 Nomor 15);
m. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 14 Tahun 2006 tentang Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor 14) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 7 Tahun
2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 14
Tahun 2006 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2012
Nomor 7);
n. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 19 Tahun 2006 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Kabupaten dan Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor 19);
o. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Penataan, dan Perubahan Nama-nama Desa di Wilayah
Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2008 Nomor
1);
p. Peraturan Bupati Lebak Nomor 39 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2014 Nomor 39);
q. Peraturan Bupati Lebak Nomor 40 Tahun 2014 tentang Belanja Barang Jasa
Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2014 Nomor
40);
r. Peraturan Bupati Lebak Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
Anggran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2015 (Lembaran
Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2014 Nomor 41);
3. Bidang Kerjasama
Dalam kegiatan kerjasama antar desa sebetulnya banyak sekali kegiatan
yang telah direncanakan. Namun hal tersebut saat ini belum terlaksana. Karena
pelaksanaan APBDesa belum semuanya terlaksana.
4. Nama kegiatan
Untuk jenis pekerjaan tertentu akan diberi nama kegiatan sesuai dengan
jenis dan macam kerjasamanya diantara desa yang bersangkutan.
9. Hasil Kerjasama
Biasanya dari hasil kerjasama sebelumnya diadakan penanda tanganan
kerjasama (MoU). Didesa Tanjungwangi tahun ini belum melaksanakan satupun
kerjasama antar desa. Karena belum ada pekerjaan ataupun pelaksanaan kegiatan.
Kerjasama antar desa yang dilaksanakan saat ini sekitar permasalahan warga
masyarakat, perselisihan warga antar desa dan lain sebagainya.
2. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi
Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);
c. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5495);
d. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
e. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4773);
f. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan
Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);
g. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
i. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 37);
j. Peraturan Kepala Lembaga KebijakanPengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa
di Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 367);
k. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Pembentukan, Penataan, dan Perubahan Nama Desa-Desa di Wilayah
Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor
3 Seri D);
l. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 15 Tahun 2006 tentang Pokok-
Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak
Tahun 2006 Nomor 15);
m. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 14 Tahun 2006 tentang Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor 14) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 7 Tahun
2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor
14 Tahun 2006 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun
2012 Nomor 7);
n. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 19 Tahun 2006 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Kabupaten dan Desa (Lembaran
Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2006 Nomor 19);
o. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 1 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Penataan, dan Perubahan Nama-nama Desa di Wilayah
Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2008 Nomor
1);
p. Peraturan Bupati Lebak Nomor 39 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2014 Nomor
39);
q. Peraturan Bupati Lebak Nomor 40 Tahun 2014 tentang Belanja Barang
Jasa Pemerintahan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2014
Nomor 40);
r. Peraturan Bupati Lebak Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Anggran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2015
(Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2014 Nomor 41);
3. Bidang Kerjasama
Bidang kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain tergantung dengan
macam dan jenisnya. Diantaranya untuk pelaksanaan pekerjaan pembangunan
mengadakan Koordinasi dengan Toko Matrial dan terkadang kepada CV ataupun
orang- orang yang berkepentingan dengan pelaksanaan kegiatan tersebut. Baik
dalam bidang teknis maupun kekurangan alat ataupun bahan.Untuk kegiatan
Penyuluhan, pembinaan, pememberdayaan masyarakat maupun pelatihan dan
sebagainya, dari pihak desa mengadakan koordinasi dengan instansi yang
berkepentingan dalam bidangnya masing- masing. Bahkan kepada pihak Pemerintah
Kabupaten juga mengadakan koordinasi dalam rangka pelayanan pada masyarakat.
4. Nama kegiatan
Dalam pelaksanaan kerjasama diberbagai bidang, setiap kegiatan ada nama
dan jenis kegiatanya. Namun saat ini Pemerintah Desa Tanjungwangi belum
melaksanakan kegiatan tersebut. Yang biasa dilaksanakan adalah apabila disuatu
pekerjaan pembangunan kekurangan alat ataupun bahan, maka pihak Desa
mengadakan koordinasi dengan badan usaha tersebut maupun pemborong
bangunan. Desa Tanjungwangi melaksanakan kerjasama ini pelaksanaanya masih
disekitar penanganan permasalahan masyarakat atau warga yang bermasalah.
9. Hasil Kerjasama
Kerjasama yang dilaksanakan dengan pihak lain akan menumbuhkan rasa
saling membutuhkan. Bahwa suatu desa membutuhkan kepentingan tertentu
dengan desa lain. Hal ini sesuai dengan program PNPM-MD yang sedang
dilaksanakan saat ini. Terkadang dalam desa sendiri permasalahan juga ada.
Namun dengan adanya kerjasama bersama pihak lain maka permasalahan tersebut
berkurang.
C. BATAS DESA
1. Sengketa batas Desa
Dari awal berdirinya Desa Tanjungwangi sampai sekarang belum pernah
terjadi sengketa Batas Desa, walaupun masih banyak daerah yang kedudukannya
di dalam desa Tanjungwangi tetapi untuk Pembayaran PBB-nya masih ikut kedalam
desa Induk yaitu Desa Leuwicoo. Namun hal demikian tidak menjadikan sengketa
antar dua desa tersebut. Selain tidak ada permasalahan yang serius namun kami
selaku perangkat/pemerintahan Desa Tanjungwangi berupaya sekuat kemampuan
kami untuk menyelesaikannya.
2. Status Bencana
Pelaksanaan penanggulangan bencana di desa Tanjungwangi telah dibentuk
Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat ( FKDM ). Tim tersebut bertugas
mengkoordinir penanganan bencana alam dan sejenisnya dengan instansi yang
terkait. Anggota tim terdiri dari Perangkat Desa, Lembaga Desa, Bidan Desa dan
Tokoh Masyarakat. Koordinasi dilakukan dengan melihat jenis bencana yang
terjadi. Apabila bencana alam tersebut terjadi dan tidak bisa bisa diatasi oleh
pihak Tim Desa maka pihak desa berkoordinasi dengan pihak Kecamatan untuk
diteruskan ke Satuan Koordinasi Pelaksana Penanganan bencana di Kabupaten
Lebak. Penanganan bencana tersebut melihat Status Bencana dan serta bahaya dan
penanggulangannya. Dalam keadaan demikian Koordinasi dengan instansi terkait
sangat diperlukan.
3. Sumber dan Jumlah Anggaran
Dalam penanganan semua Bencana Alam memerlukan biaya, Di Desa
Tanjungwangi Anggaran untuk penanganan bencana dituangkan kedalam APBDesa
tetapi belum dianggarkan . Namun apabila terjadi bencana Pemerintah Desa akan
Mencairkan karena keadaan darurat, dana yang diambil sumbernya dari Pendapatan
Asli Desa. Dan apabila terjadi dan tingkat kerusakan bencana tersebut besar maka
biaya penanganan tersebut diserahkan pada Pihak Kabupaten.
4. Antisipasi Desa
Dalam mengantisipasi kejadian bencana alam FKDM desa Tanjungwangi
menyediakan alat tanda bahaya Kentongan dan peralatan sederhana lainya. Ketua
RT diwajibkan melapor apabila terjadi bencana alam maupun bencana yang lainya
kepada FKDM atau Aparat Desa setempat. Dan dilaporkan kepada Instansi terkait
dan yang berkepentingan.
H. JANIM