Anda di halaman 1dari 3

Akademi_Ilmu_Pengetahuan_Indonesia

Sejarah

Pada tahun 1956 melalui Undang-undang Nomor 6 Tahun 1956 dibentuklah Majelis Ilmu Pengetahuan
Indonesia (MIPI) dengan salah satu tugas mempersiapkan diri untuk ditingkatkan untuk menjadi
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Naskah akademis dari rancangan Undang-undang telah disiapkan
bersama Departemen Kehakiman dan diserahkan pada Pemerintah pada awal tahun 1962.

Berbagai perubahan dalam kelembagaan pemerintah berlangsung. Departemen Urusan Research


Nasional didirikan pada akhir tahun 1962. MIPI dimasukkan dalam lingkungannya. Pada tahun 1966,
Departemen Urusan Research Nasional diubah menjadi Lembaga Research Nasional, dan akhirnya pada
tahun 1967 diintegrasikan Lembaga Research Nasional dan Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia menjadi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Salah satu tugas pokok LIPI adalah mempersiapkan pembentukan Akademi Ilmu Pengetahuan. LIPI
membentuk sebuah Panitia yang terdiri dari beberapa unsur ilmuwan dan menyelesaikannya pada
tahun 1969 dengan diserahkannya Memorandum Pembentukan Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
pada Pemerintah.

Pada tahun 1983, Menteri Negara Riset dan Teknologi mengangkat kembali masalah Akademi Ilmu
Pengetahuan Indonesia (AIPI). Sebuah Panitia disusun untuk mengkaji ulang dan mempersiapkan
Rancangan Undang-Undang tentang Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia. Rancangan Undang-undang
tersebut diajukan Pemerintah dan dibahas bersama DPR. Undang-undang tersebut berhasil ditetapkan
dan disahkan pada tanggal 13 Oktober 1990 oleh Presiden RI sebagai Undang-undang Nomor 8 Tahun
1990 tentang Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Pendiri

B.J. Habibie
Samaun Samadikun
Fuad Hassan

Keanggotaan

Keanggotaan AIPI didasarkan atas pilihan dan merupakan pengakuan kehormatan tertinggi dalam
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Selain syarat umum yang lazim berlaku bagi setiap
jabatan, maka anggota AIPI dipilih berdasarkan syarat khusus yakhi

ahli dan mempunyai kemampuan serta berprestasi di salah satu bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang diakui oleh masyarakat ilmiah;
keahlian dan kemampuan serta prestasi tersebut mempunyai dampak positif bagi perkembangan
pembangunan bangsa.

Keanggotaan AIPI terdiri atas anggota biasa dan anggota kehormatan. Ilmuwan asing yang berjasa bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia dapat diangkat menjadi mitra AIPI. Calon anggota
diajukan dan didukung oleh anggota AIPI atau organisasi profesi keilmuwan serta diangkat oleh Sidang
Paripurna AIPI.
Komisi Bidang Ilmu Pengetahuan
Di dalam AIPI dibentuk komisi bidang ilmu pengetahuan yang jumlahnya dapat ditetapkan sesuai dengan
tahap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Komisi bidang ilmu pengetahuan dibentuk sebagai
kelengkapan organisasi AIPI. Komisi bidang ilmu pengetahuan memprakarsai terbentuknya akademi
untuk mewadahi ilmuwan dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Dengan Keputusan Presiden RI
Nomor 179/M Tahun 1991 tanggal 19 Juli 1991 dibentuk :
Komisi Ilmu Rekayasa

Florentinus Gregorius Winarno (Ketua Komisi Ilmu Rekayasa)


Satryo S. Brodjonegoro (Wakil Ketua AIPI)
Budhi M. Suyitno (Sekretaris Jenderal AIPI)
Mohamad Sahari Besari
Antonius Suwanto
Ary Mochtar Pedju
I Ketut Aria Pria Utama
M. Aman Wirakartakusumah
Mardjono Siswosuwarno
Masyhur Irsyam
Muljowidodo Kartidjo
Purwiyatno Hariyadi
Saswinadi Sasmojo
Tatang Hernas Soerawidjaja

Komisi Ilmu Kedokteran

Sangkot Marzuki (Ketua AIPI)


R. Sjamsuhidajat (Ketua Komisi Ilmu Kedokteran)
Akmal Taher
Herawati Sudoyo
Irawan Yusuf
Jusuf Hanafiah
Sofia Mubarika
Sultana M.H. Faradz
Tjahjono Darminto Gondhowiardjo

Komisi Ilmu Sosial

Taufik Abdullah (Ketua Komisi Ilmu Sosial)


Armida Salsiah Alisjahbana
Dewi Fortuna Anwar
Emil Salim
Hasjim Djalal
Ichlasul Amal
Juwono Sudarsono
Maria S.W. Sumardjono
Mayling Oey-Gardiner
Mely G. Tan
Mochtar Kusumaatmadja
Ramlan Surbakti
Sediono M.P. Tjondronegoro
Sofian Effendi

Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar

Mien A. Rifai (Ketua Komisi Ilmu Pengetahuan Dasar)


Bambang Hidayat
Daniel Murdiyarso
Djoko Tjahjono Iskandar
Djokowoerjo Sastradipradja
Endang Sukara
Hendra Gunawan
Indrawati Gandjar
Jatna Supriatna
Muladno
Rosari Saleh
Sri Widiyantoro
Susanto Imam Rahayu
Terry Mart
Umar Anggara Jenie

Komisi Kebudayaan

M. Amin Abdullah (Ketua Komisi Kebudayaan)


Azyumardi Azra
Edi Sedyawati
Franz Magnis-Suseno
H.A.R. Tilaar
Koento Wibisono Siswomihardjo
M. Sastrapratedja
Siti Musdah Mulia
Tamrin Amal Tomagola
Toeti Heraty Noerhadi
Yudi Latif
Yunita T. Winarto

Anda mungkin juga menyukai