Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan
penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Guru yang telah
membimbing penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Daftar isi
Suku Dayak Bidayuh di Kecamatan Noyan, Sekayam, Kembayan, Sanggau, dan Beduai,
Jangkang
Suku Dayak Kerambay di sebagian Kecamatan Sekayam dan Entikong
Suku Dayak Mali di Kecamatan Balai, Tayan Hulu, Tayan Hilir, Teraju, Parindu, dan
Sanggau
Suku Dayak Desa di Kecamatan Toba, Sanggau
Suku Dayak Pandu di sebagian Kecamatan Parindu dan Kapuas
Suku Dayak Ribun di sebagian Kecamatan Tayan Hulu dan Meliau
Suku Dayak Iban di sebagian besar wilayah perbatasan dengan Serawak, Malaysia
Suku Tionghoa di sebagian besar wilayah Kabupaten Sanggau
Suku Melayu tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sanggau[rujukan?]
12. Penduduk
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk di Kabupaten Sanggau pada tahun 2010 tercatat sebanyak 407.989 jiwa
terdiri atas 211.304 Laki-laki dan 196.685 Perempuan (BPS 2010) dengan laju Pertumbuhan
sebesar 1,63 Persen per tahun. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Kapuas dengan
jumlah penduduk sebanyak 78.702 jiwa sedangkan jumlah penduduk yang terkecil terdapat di
Kecamatan Noyan dengan jumlah penduduk sebanyak 9.872 jiwa
Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Sanggau rata-rata 32 jiwa per km2, dengan jumlah kepadatan
penduduk terbesar adalah Kecamatan Kapuas yakni 57 jiwa per kilometer persegi dan paling
jarang penduduknya adalah kecamatan Toba sebesar 11 jiwa per kilometer persegi. Masalah
pokok dalam bidang kependudukan antara lain adalah jumlah penduduk yang besar, tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi, penyebaran penduduk yang belum merata, komposisi
penduduk yang tidak seimbang serta arus urbanisasi dari desa ke kota. Untuk mengetahui secara
jelas mengenai jumlah dan kepadatan penduduk di Kabupaten Sanggau pada tahun 2009 dapat
dilihat pada link Kabupaten Sanggau terkait.
13. Pemekaran daerah
Kabupaten Sekayam Raya
Kabupaten Tayan
Bab 2
1. Profil suku sunda
Suku Sunda adalah kelompok etnis yang berasal dari bagian barat pulau Jawa, Indonesia,
jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Kerena letaknya yang berdekatan dengan ibu kota
negara maka hampir seluruh suku bangsa yang ada di Indonesia terdapat di provinsi ini. 65%
penduduk Jawa Barat adalah Suku Sunda yang merupakan penduduk asli provinsi ini.
2. Kebudayaan suku sunda
Kebudayaan Sunda merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi
bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perlu dilestarikan. Kebudayaan- kebudayaan
tersebut akan dijabarkan sebagai berikut
3. Sistem kepercayaan
Hampir semua orang Sunda beragama Islam. Hanya sebagian kecil yang tidak beragama
Islam, Pada dasarnya seluruh kehidupan orang Sunda ditujukan untuk memelihara keseimbangan
alam semesta.
4. Mata pencaharian
Suku Sunda umumnya hidup bercocok tanam. Kebanyakan tidak suka merantau atau hidup
berpisah dengan orang-orang sekerabatnya. Kebutuhan orang Sunda terutama adalah hal
meningkatkan taraf hidup. Menurut data dari Bappenas (kliping Desember 1993) di Jawa Barat
terdapat 75% desa miskin. Secara umum kemiskinan di Jawa Barat disebabkan oleh kelangkaan
sumber daya manusia. Maka yang dibutuhkan adalah pengembangan sumber daya manusia yang
berupa pendidikan, pembinaan, dll.
5. Kesenian
KIRAB HELARAN
Kirap helaran atau yang disebut sisingaan adalah suatu jenis kesenian tradisional atau seni
pertunjukan rakyat yang dilakukan dengan arak-arakan dalam bentuk helaran. Pertunjukannya
biasa ditampilkan pada acara khitanan atau acara-acara khusus seperti ; menyambut tamu,
hiburan peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan harihari besar lainnya.
PENCAK SILAT CIKALONG
Pencak silat Cikalong tumbuh dikenal dan menyebar, penduduk tempatan menyebutnya
Maempo Cikalong. Khususnya di Jawa Barat dan di seluruh Nusantara pada umumnya, hampir
seluruh perguruan pencak silat melengkapi teknik perguruannya dengan aliran ini. Daerah
Cianjur sudah sejak dahulu terkenal sebagai daerah pengembangan kebudayaan Sunda seperti;
musik kecapi suling Cianjuran, klompen cianjuran, pakaian moda Cianjuran yang sampai kini
dipergunakan dll.
WAYANG GOLEK
adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan oleh seorang
sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang. Seorang Dalang.
6. KARYA SASTRA
Di bawah ini disajikan daftar karya sastra dalam bahasa Jawa yang berasal dari daerah
kebudayaan Sunda. Daftar ini tidak lengkap, apabila para pembaca mengenal karya sastra
lainnya dalam bahasa Jawa namun berasal dari daerah Sunda,
Babad Cerbon,Cariosan Prabu Siliwangi, Carita Ratu Galuh, Carita Purwaka Caruban Nagari,
Carita Waruga Guru, Kitab Waruga Jagat
7. Seni tari
yaitu : Tari jaipong, Tari merak, Tari topeng, Ketuk tilu, Kuda renggong
TARI JAIPONGAN
Tanah Sunda (Priangan) dikenal memiliki aneka budaya yang unik dan menarik, Jaipongan
adalah salah satu seni budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong
sebetulnya merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan modifikasi atau
pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu Ketuk Tilu. Tari Jaipong ini dibawakan
dengan iringan musik yang khas pula, yaitu Degung.
KETUK TILU
Ketuk Tilu adalah suatu tarian pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanya
diselenggarakan pada acara pesta perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau
diselenggrakan secara khusus di suatu tempat yang cukup luas.
TARI MERAK
Dalam sebuah pertunjukan, tari Merak umumnya dimainkan oleh seorang atau beberapa orang
penari wanita. Ketika pertunjukan, mereka mengenakan kostum yang penuh warna, seperti
merah, kuning, serta hijau. Konon, warna itu menggambarkan pesona warna dari burung merak.
8. Seni musik dan suara
Selain seni tari, tanah Sunda juga terkenal dengan seni suaranya dinamakan Sinden. Tidak
sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden karena nada dan ritme-nya
cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah satu musik/lagu daerah Sunda :
Bubuy Bulan , Es Lilin, Manuk Dadali , Tokecang Warung Pojok
9. Alat musik
yaitu : Kecapi ,suling, calung,Angklung
SULING
Alat musik ini adalah alat musik tiup terbuat dari bambu Tamiang, salah satu jenis bambu yang
tipis dan diameter kecil sehingga cocok untuk dibuat seruling, suling Sunda disebut "suling"
yang biasa menemani Kacapi, gamelan dan gamelan Tembang Sunda, suara yang dihasilkan
sangat unik dan membangkitkan jiwa pendengar, itu karena skala nada seruling.
10. Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh suku ini adalah bahasa Sunda. Bahasa Sunda adalah bahasa yang
diciptakan dan digunakan sebagai alat komunikasi oleh Suku Sunda, dan sebagai alat
pengembang serta pendukung kebudayaan Sunda itu sendiri. Selain itu bahasa Sunda merupakan
bagian dari budaya yang memberi karakter yang khas sebagai identitas Suku Sunda yang
merupakan salah satu Suku dari beberapa Suku yang ada di Indonesia
11. Keluarga
Sistem keluarga dalam suku Sunda bersifat parental, garis keturunan ditarik dari pihak ayah dan
ibu bersama. Dalam keluarga, ayah yang bertindak sebagai kepala keluarga. Ikatan kekeluargaan
yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh
sendi kehidupan suku Sunda. Dalam suku Sunda dikenal adanya pancakaki yaitu sebagai istilah-
istilah untuk menunjukkan hubungan kekerabatan.
12. Pernikahan
UPACARA ADAT PENGANTIN SUKU SUNDA merupakan salah satu pilihan calon
mempelai yang ingin merayakan pesta pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari
Sunda. Adapun rangkaian acaranya dapat dilihat berikut ini:
Sawer, Meuleum Harupat, Nincak Endog, Nincak Songsong, Meupeuskeun Kendi,
Buka Panto, Huap Lingkung
13. Masalah sosial dalam masyarakat
Berbagai unsur kebudayaan Sunda yang sebenarnya sangat potensial untuk
dikembangkan, bahkan untuk dijadikan model kebudayaan nasional dan kebudayaan dunia
tampak tidak mendapat sentuhan yang memadai. Ambillah contoh, berbagai makanan
tradisional yang dimiliki orang Sunda, mulai dari bajigur, bandrek, surabi, colenak, wajit,
borondong, kolontong, ranginang, opak, hingga ubi cilembu, apakah ada strategi besar dari
pemerintah untuk mengemasnya dengan lebih bertanggung jawab agar bisa diterima
komunitas yang lebih luas.
14. Stratifikasi
SUKU SUNDA Masyarakat Jawa Barat, yaitu masyarakat Sunda, mempunyai ikatan
keluarga yang sangat erat. Nilai individu sangat tergantung pada penilaian masyarakat.
Dengan demikian, dalam pengambilan keputusan, seperti terhadap perkawinan, pekerjaan,
dll., seseorang tidak dapat lepas dari keputusan yang ditentukan oleh kaum keluarganya
Arung Jeram adalah kegiatan yang membutuhkan kemampuan fisik dan mental karena
adanya tantangan alam. Tentu ada aspek rekreasi Rafting Adventure karena lokasinya berada di
daerah yang masih hijau dan asri. Anda bisa menikmati pemandangan dan suasana yang
tenang. Arung jeram juga biasanya dilakukan beramai-ramai.
Ketika melintasi jeram, Anda akan berteriak keras, seolah-olah terlepas dari semua
masalah. Anda pun akan merasa excited dan stres yang membebani pikiran akan hilang.
Bahkan, sekali mengarungi Wisata Arung Jeram, Anda pasti akan ketagihan. Mengapa? Seperti
olah raga lain, arung jeram bagus dari segi kesehatan. Berarung jeram dapat
meningkatkan kemampuan atau kapasitas jantung dan paru-paru, kekuatan dan daya tahan
otot, serta fleksibilitas sendi bahu dan pinggang. Manfaat Rafting Adventure, tubuh bisa merasa
lebih bugar
Arung Jeram sebagai Wisata Arung Jeram mulai dikenal di Indonesia pada pertengahan
dekade 90-an. Sebelumnya kegiatan ini lebih banyak dilakukan para pencinta alam. Tak ayal,
muncul kesan bahwa arung jeram hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah ahli dan
berpengalaman. Namun pada dasarnya olahraga arung jeram bisa dilakukan siapa saja tentu
saja dengan persyaratan tertentu yang tentu saja untuk menjaga keselamatan orang itu sendiri.
Tidak ada pakaian khusus, tapi jangan pakai jins karena akan memberatkan jika terkena air.
Pilih yang ringan, tidak menyerap air, dan tidak menyulitkan gerakan di air
Sepatu juga tidak perlu jenis khusus, tapi sebaiknya gunakan sandal gunung, atau sepatu kets
yang tidak licin dan ringan klik Arung Jeram Bandung
Makan dulu minimal dua jam sebelumnya. Jangan terlalu banyak karena bisa muntah jika
sering mengalami goncangan di perahu. Makan cukup kalori, supaya bertenaga
Sebelumnya lakukan peregangan otot bahu dan lengan untuk menghindari cedera otot atau
kram. Setengah jam cukup silakan anda kunjungi Arung Jeram Bandung
Setiap petunjuk harus dipahami dengan benar
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pariwisata pada saat ini merupakan suatu kebutuhan mutlak manusia, baik yang
melakukan perjalanan wisata maupun masyarakat sekitar daerah tujuan wisata. Wisatawan butuh
implikasi positif berupa peningkatan pendapatan dan kesejahteraan. Fenomena ini harus menjadi
kepariwisataan nasional diarahkan menjadi sektor andalan dan unggulan secara luas akan
diterjemahkan sebagai penghasilan devisa terbesar yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi,
pemerintah, salah satunya adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2004
2009, menjelaskan bahwa salah satu sasaran untuk meningkatkan sektor non migas adalah
dengan meningkatkan kontribusi pariwisata dalam perolehan devisa sehingga sektor pariwisata
diharapkan mampu menjadi salah satu penghasilan besar. Berdasarkan hal tersebut, maka
melalui kegiatan promosi dan pengembangan produk-produk wisata serta meningkatkan sinergi
mendorong kemajuan ekonomi bangsa dilakukan berbagai Negara, tak terkecuali Indonesia.
Program pengembangan pariwisata menjadi salah satu program pembangunan nasional di
Indonesia yang secara terus menerus menjadi perhatian pemerintah pusat dan pemerintah daerah
serta menjadi salah satu andalan Pemerintah dalam memulihkan dari kondisi krisis bangsa.
Pada saat ini, kedudukan sektor pariwisata menjadi salah satu sektor andalan yang dapat
meningkatkan devisa negara sebagai pendukung komoditi ekspor migas maupun non migas.
Pengembangan sektor pariwisata dilakukan karena mampu memberikan kontribusi yang cukup
besar bagi penerimaan devisa negara dan disamping itu kegiatan pariwisata merupakan hal yang
terkait erat dengan sumberdaya yang unik dari suatu tujuan wisata yaitu dalam bentuk daya tarik
Dalam upaya untuk melaksanakan program pembangunan pariwisata yang sedang giat-
meningkatkan citra positif daerah dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya atau potensi
Selain upaya pembangunan obyek dan daya tarik wisata dan kegiatan promosi untuk
mensukseskan program sektor pariwisata, diperlukan pula fasilitas pelayanan wisatawan diantara
sarana transpotasi, akomodasi yang nyaman, keamanan, kesehatan serta hal lain yang dianggap
perlu untuk menunjang program pengembangan pariwisata. pada dasarnya pengembangan sektor
pariwisata sangat di tentukan oleh pengembangan elemen-elemen nyata dan tidak nyata dari
produk wisata itu sendiri. Sebagai contohnya adalah pembangunan waterboom pada Kolam
Kawasan wisata ini merupakan perpaduan antara daya tarik budaya berupa percandian hindu
tertua di Indonesia yang dilengkapi dengan musium purbakala dan daya tarik berupa : Kawah
Sikidang, Kawah Sileri, Telaga Merdada, Kawah Candra dimuka dan Sumur Jala Tunda.
Berdasarkan peraturan daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 14 Tahun 2004 tentang rencana
induk pengembangan pariwisata Provinsi Jawa Tengah merupakan obyek wisata andalan di
Obyek wisata ini dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan dukungan
paguyuban Seruan Eling Banyumas (SERULINGMAS). Obyek wisata berada pada lembah
sungai serayu dengan daya tarik berupa Taman Marga Satwa, Taman rekreasi dan siphon
Bendungan ini merupakan bendungan terbesar di Asia Tenggara selain sebagai Pembangkit
Listrik Tenaga Air, Bendungan Pangsar Soedirman juga dikembangkan sebagai wisata air.
Obyek wisata ini memanfaatkan alur sungai serayu sebagai wisata Arung Jeram karena sungai
Serayu memiliki aksesibilitas yang mudah dijangkau dan jeram yang aman untuk wisatawan.
Obyek wisata ini memiliki daya tarik malam yang indah dan udara yang sejuk dikembangkan
Obyek wisata ini berupa air terjun yang bertingkat dengan tujuh tingkatan dengan didukung oleh
Kerajinan keramik Klampok sudah ada sejak jaman pemerintahan Belanda. Perkembangannya
saat ini sudah menjadi sebuah industri rakyat dengan pengemasan yang modern sehingga
menjadi salah satu tempat kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun
wisatawan nusantara.
Kerajinan Batik, Kerajinan Kerang dan Industri Tradisional berupa pembuatan peralatan dari
Otonomi daerah merupakan titik tolak bagi daerah dalam mengembangkan dan
mengelola aset-aset atau potensi sumberdaya yang dimilikinya bagi kepentingan pembangunan
ekonomi daerah. Untuk itu, daerah perlu mencermati sektor-sektor strategis yang memiliki
potensi kuat dalam menopang pembangunan di daerahnya. Salah satu sektor yang strategis yang
dimiliki oleh Kabupaten Banjarnegara adalah sektor pariwisata. Sektor pariwisata ini perlu
dikelola secara maksimal agar mampu untuk meningkatkan kunjungan wisata agar dapat
masyarakat, devisa Negara, memperluas pemerataan kesempatan berusaha dan lapangan kerja
pembangunan fisik semata seperti infrastruktur aksesibilitas, seperti jalan raya, pelabuhan,
kualitas individu pelaku kepariwisataan dan respon positif masyarakat disekitarnya. Pariwisata
sebagai salah satu kegiatan pembangunan diupayakan dapat sejalan dengan konsep dan prinsip
tidak hanya memanfaatkan tetapi sekaligus melestarikan obyek dan daya tarik wisata yang
memberikan manfaat secara adil bagi semua, 2) pembangunan pariwisata yang sesuai dengan
karakter wilayah, kondisi lingkungan, kontak sosial dan dinamika budaya, 3) penciptaan
keselarasan sinergis antara kebutuhan wisatawan dan penyediaan oleh masyarakat local, yang
memunculkan hubungan timbal balik dan saling menghargai, nilai, adat istiadat, kebiasaan,
lestarinya yang pengelolaannya secara eco-efficiency (Reduce, Reuse dan Recycle) sehingga
tanggap terhadap perubahan yang terjadi dari kedua sisi permintaan (pasar) dan penawaran
(produk).
Ada dua hal penting yang menyebabkan metode yang bersifat partisipatif dikembangkan
dalam rangka membantu memecahkan masalah masyarakat dan membantu merumuskan program
untuk memecahkan masalah. Pertama, selama ini masyarakat cenderung dijadikan obyek dan
kurang atau bahkan tidak terlibat dalam merumuskan masalah dan menyusun program
pembangunan bagi dirinya sendiri. Kedua, dalam penerapan kebijakan yang membangun mereka
masyarakat lebih banyak berlaku sebagai penerima dan bukan sebagai pelaku utama dari
pembangunan yang pada dasarnya dimaksudkan untuk mereka sendiri. Selama ini penentuan dan
perumusan masalah ditentukan oleh para ahli yang mengunakan metode survey yang berat
sebelah kearah peneliti, sehingga seringkali tidak sesuai dengan masalah yang sesungguhnya
dihadapi oleh masyarakat. Sehingga pada akhirnya justru tidak mendapatkan keuntungan apa-apa
dari program pembangunan diwilayahnya baik itu yang bersifat sosial-budaya dan peningkatan
pada taraf ekonomi. Demikian juga dengan halnya yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara,
selama ini masyarakat setempat kurang atau tidak diikut sertakan dalam menyusun program
terutama dalam konsep pengembangan pariwisata jangka panjang. Pariwisata memang belum
tergali secara optimal, padahal sektor ini mendapatkan banyak keuntungan, baik dari pasar
domestik maupun pasar internasional. Bermodal berbagai kondisi alam wilayah yang dimiliki
Indonesia, keragaman masyarakat dan berbudaya yang berkualitas, maka pengembangan sector
pariwisata berbasis masyarakat dianggap potensial untuk dikembangkan agar dapat menjadi
masyarakat dapat menjadi salah satu lokomotif perekonomian Indonesia. Sebab pengembangan
sektor ini memiliki keterkaiatan erat dengan sektor lainnya, serta menjangkau berbagai elemen
baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Sejalan dengan kondisi tersebut dan multiplier
effect ekonomi yang demikian besar, maka pemerintah daerah Kabupaten Banjarnegaratelah
membuat program pariwisata yang berisi kegiatan pokok yang secara bertahap harus
3. Memperluas diversifikasi dan meningkatkan daya saing daerah tujuan dan produk pariwisata
pengembangan wisata alam (arung jeram) dan budaya serta wisata sungai, pengelolaan industri
yang bertanggungjawab.
4. Memantapkan strategi pemasaran pariwisata termasuk pengembangan riset serta analisis pasar
wisata.
5. Mengembangkan dan memantapkan promosi pariwisata di dalam maupun di luar negeri melalui
berbagai media dan melalui kemitraan dengan berbagai lembaga didalam dan di luar negeri.
7. Mengembangkan sekaligus memantapkan koordinasi dan jaringan kerja antar sektor, instansi,
9. Meningkatkan peran serta masyarakat dan UKM dalam pembangunan industri wisata.
11. Pengembangan dan pembangunan sarana dan prasarana objek dan daya tarik wisata.
Berbagai program tersebut akan berjalan baik apabila masyarakat memiliki keterlibatan
secara langsung ataupun tidak dalam peningkatan prasaranan dan pemeliharaan prasarana. Upaya
peningkatan peran dan kualitas keterlibatan masyarakat dan stakeholders dalam pembangunan
pariwisata dengan pembentukan kelompok-kelompok sadar wisata sebagai motivator atau pelaku
utama dan pengembangan budaya sapta pesona pada masyarakat disekitar obyek dan daya tarik
wisata; membangun komunikasi antara masyarakat dan stakeholders dengan pihak-pihak terkait
guna mendorong tumbuhnya kemampuan masyarakat dapat mengetahui apa yang menjadi
permasalahannya dan bagaimana mengatasi masalah tersebut secara bersama-sama atau self
assessment sehingga dengan atau tanpa bantuan fasilitasi pemerintah dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah juga harus memperhatikan
masalah infrastruktur fisik yang tentu saja sangat penting untuk menunjang pertumbuhan dunia
Hal ini mengandung arti bahwa pemerintah daerah bias menyediakan jasa atau fasilitas
khusus untuk memenuhi keinginan duia usaha atau industri pariwisata, khusunya yang
Kabupaten Banjarnegara menetapkan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan yang
pariwisata dan jasa-jasa, dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat yang
secara langsung mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Untuk mencapai tujuan tersebut
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara melakukan pengembangan-pengembangan kawasan obyek
Untuk memasarkan obyek dan daya tarik wisata yang dimiliki, Pemerintah Kabupaten
Banjarnegara melakukan berbagai program promosi baik didalam negeri maupun di luar negeri
dengan bentuk roadshow, travel, dialog, dan aksesbilitas. Bentuk roadshow dilakukan oleh
sendiri maupun didaerah lain. Sedangkan travel yang dimaksud dalam skripsi ini adalah promosi
dalam bentuk fasilitas akomodasi yang menjanjikan bagi wisatawan. Akomodasi yang
memberikan kenyamanan tetapi dengan harga yang terjangkau. Untuk promosi dalam bentuk
dialog, biasany dilakukan oleh lembaga tertentu seperti dari pihak Dissparbud. Maksud dari
aksesbilitas disini adalah penyelenggaraan dan pengadaan fasilitas penunjang wisata yang
Kegiatan promosi ini telah menjadikan daerah ini dikunjungi oleh wisatawan baik
wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Namun kegiatan promosi tersebut akan
menjadi kurang berarti apabila masyarakat local itu sendiri tidak ikut berpartisipasi dalam sektor
membangun kerjasama antara pegawai pariwisata sebagai pembuat kebijakan dengan masyarakat
sebagai pendorong suksesnya kebijakan tersebut dalam rangka pengembangan pariwisata. Atas
BANJARNEGARA
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perumusan maka perumusan masalah yakni :
Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Banjarnegara
C. TUJUAN PENELITIAN
masyarakat.
D. KERANGKA TEORI
1. Pengembangan Pariwisata
1990 Tentang Kepariwisataan terutama Pasal 1 angka (1) sampai dengan (7) yang menyatakan
bahwa :
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.
3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan wisata, termasuk pengusaha obyek dan daya
5. Usaha pariwisata adalah usaha yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau
menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan
6. Obyek dan daya tari wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.
7. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan lias tertentu yang dibangun atau disediakan untuk
kepariwisataan dapat dipergunakan sebagai suatu alat untuk memperkecil kesenjangan saling
pengertian di antara negara-negara yang sudah berkembang yang biasanya adalah negara-negara
wisatawan atau negara Pengirim Wisatawan dengan negara-negara yang sedang berkembang
Pada dasarnya bagian-bagian dari gejala pariwisata terdiri dari 3 unsur yakni : Manusia
(unsur insani sebagai pelaku kegiatan pariwisata), Tempat (unsur fisik sebenarnya tercakup oleh
kegiatan itu sendiri), dan Waktu (unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu sendiri dan
selama berdiam di tempat tujuan). Inilah unsur-unsur yang menjadi persyaratan terjadinya gejala
pariwisata tersebut. Tetapi ada faktor kas lainnya yang dituntut untuk membedakan kegiatan
pariwisata dari suatu kegiatan jalan-jalan cuci mata atau makan angin pada suatu saat tertentu.
Selain itu, ada faktor-faktor khas yang dimaksud bepergian, sifat sementara bebergian
tersebut penggunaan fasilitas wisata dan yang dianggap paling penting yaitu faktor kenikmatan
dan perasaan yang rileks berkreasi. Dari faktor tersebut, bukanlah faktor kepariwisataan yang
mutlak, meskipun dalam beberapa hal kaidah kenikmatan dan rekreasi bukanlah tujuan utama
Segi lain pariwisata hendaknya dilihat dari sudut pandang negara penerima wisatawan.
Didalam konteks ini pariwisata hendaknya dipandang sebagai suatu industri yang turut memberi
andil dalam pembangunan sosial dan ekonomi, baik negara maju atau sedang berkembang, maka
badan usaha dan organisasi tersebut harus dianggap sebagai suatu kesatuan industri, diantaranya
: titik berat tulang punggung perekonomian dewasa ini sedang beralih dari industri klasik, zaman
: Revolusi Industri, ini mempunyai dimensi-dimensi dan persepesi-persepesi yang bervariasi
pula. Lagi pula pariwisata sebagai suatu sektor yang komplek, meliputi industri-industri dalam
arti yang klasik, seperti misalnya industri kerajinan tangan dan industri cendra mata. Begitu juga
Definisi klasik mengenai industri ini, sudah membuka jalan pendekatan secara lebih
modern menuju suatu batasan arti bahwa indutri sebagai suatu kelompok badan usaha yang
menghasilkan barang-barang secara lebih modern menuju suatu batasan arti bahwa industri
sebagai suatu kelompok badan usaha yang menghasilkan barang-barang tertentu. Suatu industri
dianggap oleh konsumen harus saling menunjang secara sempurna, walaupun secara fisik
industri itu mungkin berbeda. Definisi itu dapat juga diperluas pengertiannya sehingga mencakup
badan-badan usaha yang menghasilkan suatu jenis produksi melalui proses yang sama.
Apakah jasa-jasa termasuk pada kelompok pengertian industri atau tidak, pertanyaan ini
hanya masalah sematik (arti kata) istilah industri itu. Mendesaknya kebutuhan dalam kehidupan
ekonomi modern telah mengakibatkan begitu kompleksnya bidang produksi dan begitu
bervariasinya aktivitas produksi sehingga pengertian kita mengenai apa yang dimaksud dengan
istilah industri harus ditinjau kembali. Suatu produk apakah yang dapat dijamah atau tidak dapat
dijamah, jika memenuhi kebutuhan tertentu manusia, haruslah dianggap sebagai suatu produk
industri. Jika serangkaian suatu produk yang dihasilkan oleh berbagai badan usaha dan
organisasi kerja menunjukan secara khusus bahwa fungsi mereka secara menyeluruh ada kaitan
dan membuktikan kedudukan mereka di dalam kehidupan ekonomi, maka badan usaha dan
: wisatawan merupakan seorang pengunjung untuk sekurang-kurangnya satu malam tetapi tidak
lebih dari melaksanakan suatu kegiatan yang mendatangkan penghasilan dari negeri yang
dikunjungi.
1. Wisatawan Asing (Foreign Tourist) adalah orang asing yang melakukan perjalanan wisata yang
datang memasuki suatu Negara lain yang bukan merupakan Negara dimana ia biasanya tinggal.
Wisatawan asing disebut juga wisatawan mancanegara atau disebut wisman. Wisatawan asing
yang biasanya berkunjung ke Banjarnegara adalah wisatawan dari Malaysia, Singapore ataupun
2. Domestic Foreign Taurist adalah orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal disuatu
Negara karena tugas, dan melakukan perjalanan wisata diwilayah Negara dimana ia tinggal
misalnya, staf kedutaan Belanda, melakukan perjalanan wisata di Indonesia (tempat ia Bertugas).
Di Banjarnegara pada khususnya, biasanya terdapat domestic foreign tourist. Misalnya saja, pada
saat diselenggararan Australian rafting 2010 yang diselenggarakan di pusat rafting singomerto
Banjarnegara, maka terdapat beberapa domestic foreign tourist yang tinggal di Banjarnegara,
baik menjadi juri atau peserta lomba. Kegiatan tersebut dihadiri oleh berbagai negara seperti
2. Partisipasi masyarakat
Istilah partisipasi sering digunakan di dalam kajian tentang peranan anggota masyarakat
baik formal maupun non formal. Partisipasi merupakan keikutsertaan masyarakat dalam suatu
kegiatan. Jadi partisipasi adalah Keterlibatan sejumlah besar orang dalam usaha menigkatkan
kesejahteraan sosial (Joyomartono 1991: 63) Bahwa berhasilnya pembangunan nasional sebagai
pengamalan pancasila tergantung dari Partisipasi seluruh rakyat serta sikap mental, tekad dan
Suatu program yang menyangkut aspek sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat tidak
akan berhasil tanpa peran aktif masyarakat, baik kedudukannya sebagai obyek maupun subyek
dalam pengembangan hutan rakyat. Definisi partisipasi digunakan di dalam kontek yang
beragam baik secara khusus ataupun umum. Menurut Awang (1999), partisipasi adalah
keterlibatan aktif dan bermakna dari masa penduduk pada tingkatan berbeda seperti:
b. Pelaksanaan program-program dan proyek-proyek secara sukarela dan pembagian yang merata
Jadi partisipasi masyarakat disini merupakan partsipasi aktif baik dalam identifikasi
masalah, perencanaan, pelaksanaan, monitoring maupun evaluasi dalam suatu kegiatan atau
program pembangunan. Pemahaman arti partisipasi tidak cukup hanya pada pengertian secara
harfiah. Menurut Slamet (1989) memahami arti partisipasi dapat dilihat dari 3 pandangan,
a. Cara pandang dimana partisipasi merupakan kegiatan pembagian massal dari hasil-hasil
pembangunan
b. Cara pandang dimana masyarakat secara massal telah menyumbang jerih payah dalam
pembangunan
terakhir ini, istilah partisipasi menjadi sangat terkenal dalam kontek berbagai kegiatan
lanjut akan menyebabkan keterlibatan masyarakat dalam mengikuti perubahan yang lebih nyata.
Adanya perasaan ikut memiliki dan partisipasi masyarakat menunjukkan adanya interaksi antara
Masyarakat sebanyak mungkin ikut serta atau berperan aktif dengan pemerintah untuk
menjamin keberhasilan pembangunan. Partisipasi disini bisa berupa partisipasi buah pikiran atau
ide, partisipasi ketrampilan atau tenaga, partisipasi sosial dan partisipasi dalam pelaksanaan
program. Dari partisipasi ini banyak hal yang dapat diserap, diantaranya rasa kompetisi, rasa
Partisipasi dalam pengelolaan sumber daya alam nasional termasuk dalam pengembangan
pariwisata sangat penting dimasyarakatkan kepada semua pelaku yang terlibat. Partisipasi tidak
berarti hanya berasal dari rakyat dan masyarakat, atau hanya dari pemerintah saja, tetapi
partisipasi harus datang dari semua pihak baik rakyat atau masyarakat maupun pemerintah, pihak
swasta, dan lain-lain. Jadi jelas kiranya bahwa yang dimaksud dengan partisipasi adalah
kemampuan sistem pengelolaan sumber daya hutan nasional untuk membuka kesempatan seluas-
luasnya kepada semua pihak yang terlibat dalam pengeloaan untuk mengambil bagian secara
komisi kerja, organisasi kerja, dan atau kelompok-kelompok. Jadi tidak berbasis pada partisipasi
individu
Partisipasi rakyat dilihat dari apa yang telah diputuskan atau apa yang telah terjadi, informasi
dari administrator tanpa mau mendengar respon dari rakyat tentang keputusan atau informasi
tersebut. Informasi yang disampaikan hanya untuk orang-orang luar yang professional
Partisipasi rakyat dengan berkonsultasi atau menjawab pertanyaan. Orang dari luar
Proses konsultasi tersebut tidak ada pembagian dalam pengambilan keputusan, dan pandangan-
Partisipasi rakyat melalui dukungan berupa sumber daya, misalnya tenaga kerja, dukungan
pangan, pendapatan atau insentif material lainnya. Mungkin petani menyediakan lahan dan
Kelemahan dari model partisipasi ini adalah apabila insentif habis maka teknologi yang
Partisipasi dilihat dari lembaga eksternal sebagai suatu tujuan akhir untuk mencapai target
kelompok untuk menentukan tujuan yang terkait dengan proyek. Keterlibatan seperti itu
mungkin cukup menarik, dan mereka juga dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan,
tetapi cenderung keputusan tersebut diambil setelah keputusan utama ditetapkan oleh orang luar
Partisipasi rakyat dalam analisis bersama mengenai pengembangan perencanaan aksi dan
pembentukan atau penekanan lembaga lokal. Partisipasi dilihat sebagai suatu hak, tidak hanya
berarti satu cara untuk mencapai target proyek saja, tetapi melibatkan multi-disiplin metodologi
dan ada proses belajar terstruktur. Pengambilan keputusan bersifat lokal oleh kelompok dan
kelompok tersebut memiliki kekuasaan untuk menjaga potensi yang ada di lingkungannya
Partisipasi rakyat melalui pengambilan inisiatif secara indenpenden dari lembaga luar untuk
untuk advis mengenai sumber daya dan teknik yang mereka perlukan, tetapi juga mengawasi
bagaimana sumber daya tersebut digunakan. Hal ini dapat dikembangkan jika pemerintah dan
Untuk Kabupaten Banjarnegara itu sendiri, wujud partisipasi inisiatif tengah dilakukan.
Masyarakat beserta Pemerintah daerah bekerjasama mencari investor asing, khususnya jepang
dalam pengembagan sektor industri melalui dunia pariwisata. Dalam hal ini kegiatan rafting
yang sempat dilakukan di Banjarnegara juga merupakan satu bentuk promosi ke negara lain.
E. DEFINISI KONSEPSIONAL
1. Pengembangan Pariwisata
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Pengemabangan
pariwisata merupakan upaya yang dilaksanakan dan memberikan keuntungan bagi pemerintah
daerah dan masyarakat melalui berbagai wahana yang dimiliki pemerintah daerah sebagai aset
2. Partisipasi Masyarakat
Keterlibatan sejumlah besar orang dalam usaha menigkatkan kesejahteraan sosial (Joyomartono
1991: 63). Partisipasi yang dimaksud adalah keterlibatan masyarakat Banjarnegara dalam
mensukseskan dunia pariwisata di Banjarnegara, tidak hanya dalam hal penambahan prasarana
F. DEFINISI OPERASIONAL
Dari kerangka teori diatas, maka dapat ditarik indikator-indikator sebagai acuan dalam
G. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Bodgan dan Taylor
menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
Peneliti ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan alasan sebagai berikut:
a. Penelitian ini dilakukan pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan.
g. Penelitian ini menggunakan desain yang berubah-ubah disesuaikan dengan kenyataan lapangan.
2. Unit Analisis
a. Lokasi Penelitian
memiliki lokasi studi di Kabupaten Banjarnegara yang memiliki berbagai macam potensi
pariwisata
b. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan obyek penelitian adalah pengembangan pariwisata di
Banjarnegara
c. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang akan dijadikan subyek penelitian adalah masyarakat Banjarnegara
d. Informan
sampling dimana peneliti mengambil informan sesuai denngan kebutuhan penelitian. Adapun
informan penelitian ini adalah 2 orang perwakilan dari Dinas Pariwisata dan 6 orang dari
sekunder. Data primer berasal dari sumber utama dan dikumpulkan secara khusus untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Sedangkan data sekunder digunakan untuk mengisi kebutuhan
akan rujukan khusus pada beberapa hal. Adapun teknik pengambilan data yang digunakan dalam
a. Observasi
Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan secara integral yaitu parsitipasi dan non
partisipasi yang disesuaikan dengan obyek atau sasaran yang diamati. Adapun fokus yang akan
diamati adalah lokasi-lokasi pariwisata yang ada di Banjarnegara serta Dinas Pariwisata
Kabupaten Banjarnegara.
b. Wawancara
Teknik wawancara ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data primer yang dilakukan secara
mendalam dimana peneliti melakukan komunikasi timbal balik untuk memperoleh data atau
dalam pedoman wawancara. Hal-hal utama yang akan menjadi topik pembicaraan adalah:
c. Dokumentasi
banyaknya. Teknik ini merupakan tehnik awal atau lanjutan dalam penelitian sosial budaya.
Sebagai tehnik awal yang dimaksud dengan dokumentasi adalah mencari data-data seperti hasil
penelitian terdahulu, monografi, brosur-brosur data statistik setempat sebagai tehnik lanjutan
yaitu mencari data-data dan arsip-arsip atau sumber-sumber arsip lain dan perpustakaan lokal.
Dokumen digunakan sebagai dasar untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada dalam
penelitian ini seperti jumlah wistaman yang berkunjung, tingkat investasi pelaku usaha, dan
sebagainya.
Teknik analisa data yang digunakan peneliti adalah teknik kualitatif dimana peneliti
menggunakan kata-kata secara deskriptif untuk menjelaskan fakta yang diperoleh peneliti dalam
menyusun skripsi. Alwasilah (2001, h.169) menjelaskan bahwa uji keabsahan data dilakukan
supaya diperoleh kebenaran dan kejujuran dari sebuah deskripsi, kesimpulan, penjelasan,
tafsiran, dan segala jenis laporan. Pada penelitian ini, uji validitas meliputi :
a. Validitas deskripsi yaitu data yang terkumpul harus dideskripsikan secara benar dan jujur. Pada
penelitian ini untuk mendapatkan validitas deskripsi, peneliti melakukan : wawancara direkam
kemudian ditranskrip, sedangkan untuk observasi peneliti mencatat hasil pengamatan secara
rinci, lengkap, konkret dan kronologis (seperti mencantumkan tanggal, jam, tempat, apa yang
diamati)
b. Validitas interpretasi yaitu data ditafsirkan sebagaimana adanya. Pada penelitian ini untuk
benar sesuai kriteria penelitian, menggunakan pedoman wawancara dan observasi saat
melakukan wawancara dan observasi, melakukan konfirmasi ulang baik lewat subyek yang
c. Validitas teori dengan terbuka terhadap segala jenis data, memeriksa segala sesuatu yang ada di
luar, membuat pertentang dan perbandingan, memberi bobot, triangulasi. Pada penelitian ini
untuk mendapatkan validitas teori, peneliti melakukan : pengujian data-data yang diperoleh
Sedangkan teknik analisis data dilakukan dengan cara tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data penarikan kesimpulan atau verifikasi (Miles 1992:
16-19)
pengabstrakan, transformasi data kasar dari catatan-catatan tertulis dilapangan hingga laporan
c. Penarikan simpulan atau verifikasi yaitu berupa intisari dari penyajian data yang
merupakan hasil dari analisis yang dilakukan dalam penelitian. Penarikan simpulan adalah usaha
untuk mencari atau memahami makna atau arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab
akibat atau proposisi. Kesimpulan yang ditarik segera diverifikasi dengan cara melihat atau
mempertanyakan kembali sambil melihat catatan lapangan agar memperoleh pemahaman yang
lebih cepat.