Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

Abses peritonsilar adalah infeksi profunda yang paling umum dari kepala dan leher yang terjadi
pada orang dewasa. Infeksi ini dimulai sebagai sebagai infeksi superfisial dan berkembang menjadi
selulitis tonsil. Abses peritonsil merupakan bentuk dari stadium yang sudah lanjut. Diagnosis abses yang
lebih awal memungkinkan pengobatan yang tepat untuk memulai sebelum abses menyebar ke dalam
struktur anatomi sekitarnya. Seorang dokter kleuarga yang telah mendapat pelatihan yang memadai
dapat mendiagnosa dan mengobati sebagian besar pasien dengan abses peritonsil.

Abses peritonsilar paling sering terjadi pada orang 20 sampai 40 tahun. Anak-anak jarang
terkena kecuali mereka mengalami gangguan system imun, tetapi infeksi bisa menyebabkan obstruksi
jalan nefas yang signifikan pada anak-anak. Infeksi ini mengenai pria dan wanita dengan prevalensi yang
sama. Bukti menunjukkan bahwa tonsillitis kronis atau percobaan beberapa antibiotik oral untuk
tonsillitis akut dapat mempengaruhi predisposisi pasien untuk berkembang dari tonsillitis menjadi abses
peritonsil.

Abses peritonsilar (PTA) merupakan kumpulan dari material purulen yang biasanya terbentuk
dari bagian luar kapsul tonsilar dekat dengan kutub superior. Material tersebut terbentuk paling sering
sebagai komplikasi dari tonsillitis akut, kertika infeksi menyebar dari kripta hingga jaringan ikat longgar
peritonsilar alveolar. Sebagian besar berada didaerah kutub bagian atas dan melibatkan palatum mole ,
material ini akan mendorong tonsil ke arah depan dan melewati garis tengah. Kondisi ini biasanya terjadi
unilateral dan sebagian besar menyerang laki-laki muda dengan perbandingan 2:1, selama 10 tahun
(1999-2009), rasio laki-laki muda dengan perbandingan 100:63, dengan mayoritas kasus yang berhasil
didiagnosa berada di usia antara 20 sampai 40 tahun.

Insiden abses peritonsil di Amerika Serikat sekitar 30 kasus per 100.000 orang penduduk
pertahunnya, dengan 45.000 kasus baru setiap tahunnya. Usia penderita bervariasi, antara 1-76 tahun,
dengan puncak usia 15-35 tahun.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi

Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus di
dalamnya Terdapat tiga macam tonsil yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina, dan tonsil lingual
yang ketiga-tiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin waldeyer.

Tonsil palatina adalah suatu masa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil pada kedua sudut
orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior ( otot palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus).

Tonsil berbentuk oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang
meluas kedalam jarinngan tonsil. Dibatasi oleh :

- Lateral : muskulus konstriktor faring superior


- Anterior : Muskulus Palatofaringeus
- Posterior : Muskulus palatofaringeus
- Superior : palatum mole
- Inferior : Tonsil lingual
Permukaan tonsil palatine ditutupi epitel berlapis gepeng yang juga melapisi invaginasi atau
kripti tonsila. Banyak limfanodulus terletak dibawah jaringan ikat dan tersebar sepanjang
kriptus. Limfonoduli terbenam didalam stroma jaringan ikat reticular dan jaringan limfatik difus.
Limfonoduli merupakan bagian penting mekanisme pertahanan tubuh yang tersebar di seluruh
tubuh sepanajng jalur pembuluh limfatik . Noduli sering saling menyatu dan umumnya
memperlihatkan pusat germinal.

Pendarahan

Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang arteri karotis eksterna, yaitu


1. Arteri maksilaris eksema (arteri fasialis) dengan cabangnya arteritonsilaris dan arteri
palatine asenden.
2. Arteri maksilaris interna dengan cabangnya arteri palatine desenden
3. Arteri lingualis dengan cabangnya arteri lingualis dorsal
4. Arteri faringeal asenden
Kutub bawah tonsil bagian anterior dipersarafi oleh arteri lingualis dorsal dan bagian posterior oleh
arteri palatine asenden, diantara kedua daerah tersebut diperdarahi oleh arteri tonsilaris. Kutub atas
tonsil diperdarahi oleh arteri faringeal asenden dan arteri palatina desenden. Vena-vena dari tonsil
membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari faring. Aliran balik melalui pleksus vena dii
sekitar kapsul tonsil, vena lidah dan pleksus faringeal.

Anda mungkin juga menyukai