Anda di halaman 1dari 5

1

Pemulihan Kualitas Air Limbah Laundry


dengan Reaktor Biofilter
Satria Pratama Putra Nasution, dan Prof. Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc.
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
(ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: nieke@enviro.its.ac.id

Abstrak Seiring banyaknya permintaan oleh oksigen sulit terlarut di dalam permukaan air karena deterjen
warga yang menginginkan jasa pencucian secara instan, mengandung surfaktan dan berbahan dasar organik sehingga
maka usaha laundry sangat berkembang di kota mengakibatkan perairan menjadi bersifat septik bau tidak
Surabaya. Karena kurangnya kesadaran dari pemilik sedap dan berubah warna kehitaman.
laundry hampir semua usaha Laundry membuang air Berdasarkan dari dampak yang sudah disebutkan diatas,
limbahnya langsung ke badan air, seperti sungai, maupun maka diperlukan suatu teknologi untuk mengolah limbah
selokan. Tujuan dari penelitian ini untuk menguji laundry sebelum limbah itu dibuang ke badan air. Teknologi
kemampuan Biofilter dan Slow Sand Filter dalam ini digunakan agar mencegah penurunan kualitas air dari
menurunkan konsentrasi Phosphat (PO ) dan kadar COD limbah laundry yang dibuang. Teknologi yang digunakan
4
pada air limbah laundry dengan menggunakan variabel adalah teknologi dengan memanfaatkan Biofilter.
diameter media. Pada penelitian ini akan digunakan suatu media filter
Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini berupa batu kali dengan tujuan dapat memperbaiki kualitas air
menggunakan reaktor Biofilter dengan mengambil air limbah laundry yang dibuang sehingga mengurangi penurunan
sampel dari Limbah Laundry di perumahan Semolowaru kualitas perairan atau lingkungan.
Elok. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kemampuan
Biofilter dalam menurunkan konsentrasi Phosphat (PO ) dan
Hasil yang didapat yaitu, removal COD dan kadar COD pada air limbah laundry dengan menggunakan
4

Phospat yang paling baik adalah dengan menggunakan variabel diameter media Biofilter.
reaktor Biofilter B (diameter media 2cm) adalah 34% dan
30%.
Kata Kunci Biofilter , Intermitten, Laundry. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 COD (Chemical Oxygen Demand)


I. PENDAHULUAN COD merupakan jumlah total oksigen yang dibutuhkan

L AUNDRY merupakan suatu usaha sangat berkembang di


kota Surabaya seiring banyaknya permintaan oleh warga
yang menginginkan jasa pencucian secara instan. Hal ini
untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi, baik yang
dapat didegradasi secara biologis maupun yang sukar
didegradasi secara biologis menjadi CO2 dan H2O.
menjadikan usaha Laundry kian menjamur di wilayah kota Pengukuran COD didasarkan pada kenyataan bahwa hampir
Surabaya. semua bahan organik dapat dioksidasi menjadi karbon
Proses kerja dari usaha laundry ini sangatlah konvensional dioksida dan air dengan bantuan oksidator kuat (kalium
yaitu mencampurkan air dengan deterjen yang mengandung dikromat/K2Cr2O7) dalam suasana asam. Dengan penggunaan
surfaktan karena deterjen memiliki kesadahan yang lebih baik dikromat sebagai oksidator, diperkirakan sekitar 95%-100%
daripada air sabun (Anonim, 2002). Detergen mengandung bahan organic dapat dioksidasi. Keuntungan utama uji COD
banyak sekali muatan zat natrium tripoly-phosphat yang adalah sedikitnya waktu yang dibutuhkan untuk
berfungsi sebagai surfaktan dan builder, sehingga air limbah mengevaluasi, 96% hasil uji COD yang dilakukan selama 10
dari usaha laundry ini mengandung phosphat (HERA, 2003). menit akan setara dengan hasil uji BOD selama 5 hari
Karena kurangnya kesadaran dari pemilik laundry hampir (Sukawati, 2008).
semua usaha Laundry membuang air limbahnya langsung ke
2.2 Phosphat
badan air, seperti sungai, maupun selokan, tanpa disadari
menyebabkan pencemaran air yang berakibat menurunnya Fosfat adalah bentuk persenyawaan fosfor yang berperan
kualitas perairan. Pencemaran tersebut dapat berakibat penting dalam menunjang kehidupan aquatik (Susana, 2008).
menurunnya daya dukung yang dimiliki oleh air. Fosfat merupakan salah satu unsur hara makro essensial dalam
Deterjen yang masuk dalam air juga dapat berakibat budidaya tanaman dan merupakan sumber utama unsur kalium
2

dan nitrogen. Fosfat dalam deterjen juga memiliki fungsi nutrient yang cukup dalam laju penanganan biologic yang
sebagai pencegah datangnya kotoran ke dalam pakaian yang tinggi adalah 100:10:1. Manfaatnya adalah untuk memperoleh
sudah dicuci kembali. Penggunaan deterjen tersebut pada kadar nitrogen dan fosfor yang rendah dalam efluen (Putu
akhirnya akan mempertambah konsentrasi fosfat dalam badan Evy. 1994).
air buangannya sehingga memicu pertumbuhan algae (Paytan
& McLaughin,2007). III. METODOLOGI PENELITIAN
2.3 Biofilter
3.1 Tahapan Penelitian
Biofilter adalah reaktor yang dikembangkan dengan prinsip
Tahapan penelitian meliputi studi literatur, penentuan
mikroba tumbuh dan berkembang pada suatu media filter dan
variabel dan parameter penelitian, persiapan peralatan dan
membentuk lapisan biofilm (attached growth) (Slamet dan
bahan, penelitian pendahuluan, pengoperasian reaktor, analisa
Masduqi, 2000).
parameter, analisa data, pembahasan dan kesimpulan.
Pengolahan air limbah dengan proses Biofilter dilakukan
Adapun kerangka penelitian dapat dilihat dalam gambar
dengan cara mengalirkan air limbah ke dalam reaktor biologis
berikut.
yang di dalamnya telah diisi dengan media penyangga yang
berguna sebagai pengembangbiakkan mikroorganisme.
Sedangkan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah,
misalnya senyawa organik (BOD, COD), amonia, fosfor, dan
lainnya akan terdifusi ke dalam lapisan biofilm yang melekat
pada permukaan media.

2.4 Media Biofilter


Media Biofilter yang digunakan secara umum dapat berupa
bahan material organik atau bahan materail anorganik. Untuk
media Biofilter dari bahan organik misalnya, dalam bentuk
tali, bentuk jaring, bentuk butiran tak teratur (random
packing), bentuk papan (plate), bentuk sarang tawon, dan lain-
lain. Sedangkan media dari bahan anorganik misalnya, batu
pecah (split), kerikil, batu marmer, batu tembikar, dan lain-
lain.
2.5 Biofilm
Biofilm didefinisikan sebagai material organik terdiri dari
mikroorganisme terlekat pada matriks polimer (materi polimer
ekstraseluler) yang dibuat oleh mikroorganisme itu sendiri,
dengan ketebalan lapisan biofilm berkisar antara 100 m-10
mm yang secara fisik dan mikrobiologis sangat kompleks
(Barros, 2000).
Lapisan biofilm yang sudah matang atau terbentuk
sempurna akan tersusun dalam tiga lapisan kelompok bakteri.
lapisan paling luar adalah sebagian besar berupa jamur,
lapisan tengah adalah jamur dan algae, dan lapisan paling
dalam adalah bakteri, jamur dan algae (Slamet dan Masduqi,
2000).
Biofilm dapat tumbuh dengan tersedianya unsur karbon
(C), Nitrogen (N), dan Fosfor (P).Unsur tersebut merupakan
nutrient utama yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
tumbuh.Akan tetapi, melalui penelitian jangka panjang, dapat Gambar.1 Kerangka Penelitian
disimpulkan bahwa fosfor merupakan elemen kunci diantara
semua nutrient tersebut. Meskipun demikian, agar lapisan 3.2 Kondisi Awal Penelitian
biofilter lebih cepat tumbuh, perlu kondisi yang memadai pada Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang
biofilter, dan langkah yang diambil adalah dengan digunakan untuk melihat efisiensi dari filter yang digunakan
penambahan zat yang kaya akan unsur karbonPertumbuhan yaitu Biofilter yang nanti hasilnya adalah nilai removal yang
lapisan biofilm dapat mencapai ketebalan yang berkisar antara diperoleh dari filter tersebut. Kemudian data yang telah
100 mikro meter sampai 10mm tergantung pada kondisi diperoleh tersebut dilakukan analisis untuk melihat adakah
tempat biofilm tumbuh (Metcalf dan Eddy, 2004). hubungan antara variabel yang dipakai dengan hasil yang
Perbandingan N dan P yang dirancang untuk menjamin
telah dicapai demi kesempurnaan tujuan dari penelitian ini.
3

Untuk media dipilih batu kali karena mudah untuk didapatkan penelitian yaitu memperoleh pengaruh variasi diameter media
serta diaplikasikan ke dalam reaktor. Limbah laundry pada efisiensi persen removal COD dan fosfat air limbah
dihasilkan dari rumah laundry di daerah Perumahan laundry, selain itu akan dianalisa efektifitas reaktor Biofilter
Semolowaru Elok. terhadap penurunan kadar COD dan fosfat air limbah laundry.
3.3 Pembuatan Reaktor
Reaktor Biofilter berbentuk persegi panjang dengan luas
alas sebesar 20 x 20 cm dengan tinggi media 80 cm (lihat pada IV. PEMBAHASAN
gambar 2). Dimensi tersebut didapatkan dari perhitungan debit
4.1 Data dan Analisis Efisiensi Penurunan Phosphat Pada Air
dikali td selama 8 jam. Hasil dibagi dengan tinggi media
Limbah Laundry di Reaktor Biofilter
sebesar 80cm. Pada pengolahan limbah air limbah laundry ini
digunakan aliran down flow dengan sistem intermitten. Pada Hasil analisa COD dan Phosphat pada air limbah Laundry
bagian inlet diberi ketinggian muka air dari media sebesar 5 di reaktor Biofilter A (diameter media 1,5cm) dan B (diameter
cm untuk menjaga agar pada bagian atas media tidak kering media 2,5cm) dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai dengan 4.4
sebagai berikut.
(Rustanto, 2012). Tabel 4.1
Hasil Analisa COD Pada Air Limbah Laundry di Reaktor Biofilter
A (diameter media 1,5cm)
hari Inlet Outlet persentase
no ke (mg/liter) (mg/liter) removal(%)
1 1 1057 824 22,04
2 2 968 734 24,17
3 3 1012 782 22,72
4 4 1100 831 24,45
5 5 965 719 25,49
6 6 877 649 25,97
7 7 934 685 26,65
8 8 903 661 26,79
9 9 1006 794 21,07
10 10 911 756 17,01

Tabel 4.2
Hasil Analisa Phosphat Pada Air Limbah Laundry di
Reaktor Biofilter A (diameter media 1,5cm)
hari Inlet Outlet persentase
no ke (mg/liter) (mg/liter) removal(%)
1 1 4,17 3,7 11,27
Gambar.2 Desain Biofilter (Rustanto, 2012) 2 2 4,05 3,54 12,59
3 3 3,93 3,61 8,14
3.4 Proses Aklimatisasi
4 4 4,1 3,18 22,43
Proses seeding/aklimatisasi dilakukan dengan merendam 5 5 4 3,09 23,13
media kerikil didalam reaktor Biofilter dengan air limbah 6 6 3,88 2,85 26,54
laundry didalam wadah yang dibiarkan mengalami kontak 7 7 3,96 2,9 26,76
langsung dengan udara untuk menumbuhkan bakteri aerob 8 8 4,11 3,12 24,08
pembentuk biofilm. Pertumbuhan biofilm diamati setelah 9 9 4,2 3,25 22,61
kurang lebih 8 sampai 14 hari dengan ditandai permukaan 10 10 3,9 3,3 15,38
media yang berubah menjadi agak licin bila dipegang (Rizki,
2012). Media yang telah ditumbuhi bakteri tersebut Tabel 4.3
Hasil Analisa COD Pada Air Limbah Laundry di
selanjutnya dipindahkan pada reaktor Biofilter.
Reaktor Biofilter B (diameter media 2,5cm)
3.5 Proses Running Inlet Outlet persentase
no harike (mg/liter) (mg/liter) removal(%)
Proses running ini dilakukan dengan proses intermitten 1 1 1057 846 19,96
yaitu pengambilan data per hari selama 10 hari.Dilakukan
2 2 968 745 23,03
pengambilan sample pada titik sampling yaitu outlet Dalam
3 3 1012 739 26,97
proses ini diukur dahulu inlet yang akan dimasukkan kedalam
4 4 1100 798 27,45
reaktor, setelah itu diukur kandungan Phosphat dan COD pada
5 5 965 686 28,91
outlet.
6 6 877 621 29,19
3.6 Analisis dan Pembahasan 7 7 934 615 34,15
Analisis dan pembahasan dilakukan berdasarkan tujuan dari 8 8 903 626 30,67
4

9 9 1006 784 22,06 merah) memiliki kemampuan lebih baik daripada reaktor
10 10 911 713 21,73 Biofilter A. hal ini menunjukkan bahwa variabel diameter
media sangat berpengaruh terhadap penurunan kadar COD
pada media. Namun keadaan mulai mengalami penurunan
pada hari ke 9 dikarenakan pada hari ke 9 ini lapisan biofilm
sudah mengalami pengelupasan karena ketebalan dari biofilm
sudah maksimal. Pada kondisi ini sumber makanan tidak bisa
Tabel 4.4 terdifusi sampai lapisan paling dalam oleh mikroorganisme.
Hasil Analisa Phosphat Pada Air Limbah Laundry di Akibatnya mikroorganisme memasuki fase endogeus, dimana
Reaktor Biofilter B (diameter media 2,5cm) pada fase ini bakteri akan kehilangan kemampuan menempel
Inlet Outlet persentase pada media sehingga akan terlepas dan terbawa keluar dari
no harike (mg/liter) (mg/liter) removal(%)
biofilter.
1 1 4,17 3,51 15,82
2 2 4,05 3,37 16,79
3 3 3,93 3,23 17,81
4 4 4,1 3,19 22,19 Berdasarkan Gambar 4 analisis yang dapat diambil adalah
5 5 4 3,01 25,12 pada gambar diatas terlihat bahwa persentase dari Biofilter B
6 6 3,88 2,8 27,83 dalam penurunan kadar Phospat (diwakili warna merah)
7 7 3,96 2,74 30,80 memiliki kemampuan lebih baik daripada reaktor Biofilter A.
8 8 4,11 2,89 29,68 hal ini menunjukkan bahwa variabel diameter media sangat
9 9 4,2 3,1 26,19
berpengaruh terhadap penurunan kadar COD pada media.
Fase Endogeus pada biofilm terjadi pada hari ke 9, hal ini
10 10 3,9 3,02 22,56
dapat dilihat dari menurunnya persentase removal yang
didapatkan.
Sedangkan Grafik hasil penurunan rata-rata nilai COD
dan Phosphat dapat dilihat pada gambar 3 dan 4 sebagai
berikut. 4.2 Penambahan Unsur N

Dari hasil removal yang dilakukan baik menggunakan


Biofilter, didapatkan hasil yang masih belum mencukupi
ambang batas untuk dibuang di dalam badan air. Oleh karena
itu perlu ditambahkan nutrisi ulang pada kedua reaktor
tersebut. Nutrisi ini ditambahkan sebagai peningkat kinerja
dari mikroorganisme dalam meremoval kandungan COD
dalam air limbah laundry. Dengan mengacu pada rasio C:N:P
100:10:1 maka nilai dari penambahan N yang diperlukan
dapat dilihat pada table 4.5 dan 4.6.

Tabel 4.5
Tabel Penambahan Unsur N yang dibutuhkan pada Reaktor Biofilter A
Gambar.3 Grafik Persentase Rata-rata Penurunan COD Pada Reaktor (diameter media 1,5cm)
Biofilter
faktorC:N:PpadaBiofilterArasio100:10:1(semuasatuandalammg/l)
hari outlet N yang outlet hasil C setelah
no
ke COD dibutuhkan P penambahan N
1 1 824 100 3.7 82.4
2 2 734 100 3.54 73.4
3 3 782 100 3.61 78.2
4 4 831 100 3.18 83.1
5 5 719 100 3.09 71.9
6 6 649 100 2.85 64.9
7 7 685 100 2.9 68.5
8 8 661 100 3.12 66.1
Gambar.4 Grafik Persentase Rata-rata Penurunan Phosphat Pada
Reaktor Biofilter 9 9 794 100 3.25 79.4
10 10 756 100 3.3 75.6
Berdasarkan Gambar 3, analisis yang dapat diambil
adalah pada gambar diatas terlihat bahwa persentase dari Tabel 4.6
Biofilter B dalam penurunan kadar COD (diwakili warna Tabel Penambahan Unsur N yang dibutuhkan pada Reaktor Biofilter B
5

(diameter media 2,5cm) telah banyak memberikan dukungan baik langsung maupun
dengan doa yang telah dipanjatkan kehadirat Allah SWT.
faktorC:N:PpadaBiofilterBrasio100:10:1
hari outlet N yang outlet hasil C setelah
no
ke COD dibutuhkan P penambahan N DAFTAR PUSTAKA
1 1 846 100 3.51 84.6 [1] Anonim. (2002). Keputusan Gubernur Nomor 45 Tahun 2002 tentang
2 2 745 100 3.37 74.5 Baku Mutu Limbah Cair bagi Industri atau Kegiatan Usaha Lainnya di
Jawa Timur.
3 3 739 100 3.23 73.9 [2] Barros, L.A.F., Leal Filho, L.S., dan Peres, A.E.C., (2000). Technical
4 4 798 100 3.19 79.8 Note Plant PracticeInnovations In A Phospate Concentrator. Dept of
5 5 686 100 3.01 68.6 Minning Engineering, USP, Brazil..
[3] Evy, Putu Ardiana. 1994. Penurunan Kandungan COD dalam Air
6 6 621 100 2.8 62.1 Limbah Buatan Dengan Sistem Biofilm Aerobik Pada Media Berbutir.
7 7 615 100 2.74 61.5 Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS.
[4] Logdon, G.S., Kohne, R., Abel, S., LaBonde, S., (2002). Slow Sand
8 8 626 100 2.89 62.6
Filter for Small for Small Water Systems, J. Environt. Engineering,
9 9 784 100 3.1 78.4 Canada.
10 10 713 100 3.02 71.3 [5] Metcalf & Eddy. 2004. Wastewater Engineering Treatment and Reuse
4th Edition. Singapore. Mc.Graw Hill.
[6] Paytan, A., dan McLaughin, K., (2007). Phosporus in Our Waters.
Berdasarkan tabel diatas, limbah yang diolah sudah Oceanography (20) 2:200-208.
memenuhi untuk dibuang ke badan air sesuai dengan [7] Puspitahati, Cony. 2012. Studi Kerja Biosand Filter Dalam Mengolah
Limbah Laundry Dengan Parameter Fosfat.Jurusan Teknik Lingkungan
Peraturan Gubenur Jawa Timur No. 45 Tahun 2002 yang FTSP ITS.
menyebutkan bahwa kadar maksimum air limbah untuk [8] Rizky, Ananda. 2012. Penurunan Kadar COD Air Limbah Pencucian
dibuang ke badan air sesuai dengan peruntukannya yaitu Motor dengan Biofilter. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS.
[9] Rustanto, Denny. 2012. Penurunan Kadar Phosphat Air Limbah
golongan 3 adalah untuk COD 300mg/l dan untuk Phosphat
Pencucian Mobil dengan Biofilter. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP
adalah 10mg/l. ITS.
[10] Slamet, A., dan Masduqi, A. 2000. Satuan Proses. Surabaya : Jurusan
Teknik Lingkungan FTSP ITS.
V. KESIMPULAN/RINGKASAN [11] SK Gubernur no.413., (1987). Standart Baku Mutu Limbah Cair Yang
Ditetapkan untuk BOD Dan COD.
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah: [12] SNI 3981:2008., (2008). Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat.
Reaktor Biofilter dengan media batu kali dengan Badan Standarisasi Nasional (BSN).
diameter media 2 cm (Biofilter B) mampu [13] S. Sukawati, T., (2008). Penurunan kadar Chemical Oxygen Demand
(COD) Pada Air Limbah Laundry Menggunakan Reaktor Biosand Filter
meremoval COD dan phospat lebih baik daripada dan Activated Carbon.Tugas Akhir Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
reaktor yang memiliki diameter media hanya 1,5 Sipil dan Perencanaan UII, Yogyakarta.
cm (Biofilter A). [14] Susana, T., dan Suyarso, (2008). Penyebaran Fosfat dan Deterjent di
Perairan Pesisir dan Laut di Cirebon Jawa Barat. Pusat Penelitian
Penambahan unsur N sesuai dengan rasio C:N:P Oseanografi LIPI, Bandung.
pada penelitian ini terbukti mampu menjadikan [15] Tri, Febriwahyudi Chandra. 2012. Resirkulasi Air Tambak Bandeng
limbah yang seharusnya tidak memenuhi baku dengan Slow Sand Filter. Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS.
[16] Yuniarto, A. 1999. Studi Kemampuan Batubara untuk Menurunkan
mutu menjadi layak buang sesuai dengan kriteria Konsentrasi Surfaktan dalam Larutan Deterjen dengan Proses Adsorpsi.
yang ditentukan dalam Peraturan Gubenur Jawa Surabaya: Tugas Akhir Teknik Lingkungan ITS.
Timur. [17] Wotton, R., Hirabayashi, K., (1998). Midge Larvae in Slow Sands Filter
Beds. Dept of Biology University College London, Great Britain.

Saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:


Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan cara
peninggian reaktor Biofilter agar media dan air
limbah yang ditampung dapat lebih banyak,
sehingga hasil removal yang dihasilkan dapat lebih
besar dari penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya. Dan peninggian reaktor juga dapat
menghemat area penempatan reaktor apabila
diletakkan di rumah Laundry.

UCAPAN TERIMA KASIH


Sebagai penutup dari jurnal ilmiah ini hendaknya penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Dosen
pembimbing, yaitu Prof. DR. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc.
atas segala bimbingan dan dukungan yang telah beliau berikan
kepada penulis. Serta Keluarga dan teman satu angkatan yang

Anda mungkin juga menyukai