PENDAHULUAN
Pemeriksaan kehamilan adalah untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan fositif bagi ibu dan
bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-
komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan.
Asuhan antenatal penting untuk menjamin proses alamiah tetap berjalan normal selama kehamilan.
Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Sekarang ini secara
umum sudah diterima bahwa setiap kehamilan membawa resiko bagi ibu.
Menurut World health organizations (WHO) tahun 2008, menyatakan bahwa masih tingginya
mortalitas dan morbilitas pada ibu hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang.
di Negara miskin berkisar 25 30% kematian usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan
dengan kehamilan dan persalinan.
Kehamilan adalah rangkaian peristiwa yang baru terjadi bila ovum dibuahi dan pembuahan
ovum akhirnya berkembang sampai menjadi fetus yang aterm (Guyton, 1997). Sementara menurut
manuaba (2005), kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. menurut Federasi Obstetri Ginekologi
Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (sarwono, 2008).
Kematian ibu atau kematian maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam
waktu 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat atau usia kehamilan
(sarwono, 2008).
Menurut data umum IBI (Ikatan Bidan Indonesia) Harni Kusmo berdasarkan hasil survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, penyebab kematian ibu secara langsung
diantaranya perdarahan 30%, Eklampsia 25%, infeksi 12%, abortus 5%, Partus lama 5%, Emboli
obstetric 3%, komplikasi masa nifas 16%, penyebab lain 12% sedangkan penyebab tidak
langsungnya seperti terlambat mengenali tanda bahaya karena tidak mengeteahui tanda
kehamilannya dalam resiko tinggi, terlambat untuk mencapai fasilitas untuk persalinan dan
terlambat untuk mendapatkan pelayanan.
Karena latar belakang tersebutlah maka penulis tertarik untuk membahas kasus Ny.N
yang dalam makalah ini berjudul asuhan Kebidanan pada Ny.N hamil 37 minggu 6 hari di
Poliklinik KIA RSK.Dr.RIVAI ABDULLAH Palembang tahun 2011 dengan menggunakan
metode SOAP.
1.2 Tujuan
2.2.2 Tujuan
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat
penyakti secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan
trauma seminimal mungkin.
5. Mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
8. Menurut Depkes RI(1994) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa
kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat
Menurut Hanifa Wiknjosastro (1999) tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-
baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan, dan
masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi
juga mental.
Sedangkan menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan antenatal bertujuan
untuk:
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan, persalinan, dan
nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan, kala nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, kala nifas,
laktasi, dan aspek keluarga berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal
2.2.3 Perencanaan
Menurut saifudin (2002) seorang wanita hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan
kehamilan paling sedikit 4 kunjungan selam periode antenatal:
a. Satu kali kunjungan selam trimester I (sebelum usia kehamilan 14 minggu).
b. Satu kali kunjungan selam trimester II (usia kehamilan 14 28 minggu).
c. Dua kali selama trimester III (satu kali pada usia kehamilan ke 36 ). Kecuali jika ditemukan faktor
resiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering.
Walaupun demikian, disarankan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya
dengan jadwal sebagai berikut : sampai dengan kehamilan 28 minggu periksa empat minggu
sekali, kehamilan 28-36 minggu perlu pemeriksaan dua minggu sekali, kehamilan 36-40 minggu
satu minggu sekali (Salmah, 2006).
Sebaiknya tiap wanita hamil segera memeriksakan diri ketika haidnya terlambat sekurang-
kurangnya satu bulan. Pemeriksaan dilakukan tiap 4 minggu sampai kehamilan. sesudah itu,
pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu, dan sesudah 36 minggu (Sarwono, 1999).
2.2.4 Pemeriksaan pada ibu hamil
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan. Secara
umum meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refleks serta tanda-tanda
vital seperti tekanan darah, denyut nadi, suhu dan pernafasan. Pemeriksaan umum pada ibu hamil
bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi, tingkat kesadaran, serta ada tidaknya
kelainan bentuk badan. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
Pemeriksaan Kebidanan
1. Inspeksi
Dilakukan untuk menilai keadaan ada tidaknya Cloasma gravidarum pada muka / wajah, pucat
atau tidak pada selaput mata, dan tidaknya edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan
pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran kelenjar gondok atau kelenjar limfe.
Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada dan dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan
perut untuk menilai apakah perut membesar ke depan atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi
linea alba, serta ada tidaknya strie gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan
perineum, ada tidaknya tanda chadwick dan adanya flour. Kemudian pemeriksaan ekstremitas
untuk menilai ada tidaknya varises. (Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008).
2. Palpasi
Dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta
menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan
metode leopold, yakni :