Fraud mencakup semua kejutan, trik, kelicikan dan penyamaran, serta setiap cara yang
tidak adil di mana ada pihak lainnya yang tertipu. Fraud dalam laporan keuangan biasanya
berbentuk salah saji atau kelalaian yang disengaja baik dalam jumlah maupun pengungkapan
pos-pos dalam pelaporan keuangan untuk menyesatkan pemakai informasi laporan keuangan
tersebut. Kemampuan auditor eksternal dalam mendeteksi fraud, bergantung pula pada
kecanggihan pelaku fraud, frekuensi dari manipulasi, tingkat kolusi dan ukuran senioritas yang
dilibatkan. Fraud dapat terungkap, bila ada kerja sama antara beberapa pihak yang terkait dengan
entitas, seperti dewan direksi, pihak manajemen, akuntan publik dan internal auditor. Adanya
diskusi dengan pihak-pihak tersebut, saling memberi informasi dan memberi respon yang lebih
komprehensif dan dengan adanya dokumentasi yang lengkap, salah satu cara dalam mendeteksi
adanya fraud. Corporate governance yang diterapkan dalam perusahaan, akan membawa dampak
yang positif terhadap pengurangan resiko terjadinya fraud. Dalam penerapan corporate
governance harus dibarengi dengan suatu system manajemen yang efektif dan mengandung
pengendalian internal yang dijalankan oleh orang-orang yang profesional dan bertanggung
jawab.
Definisi Fraud International Standards on Auditing (ISA) seksi 240 The Auditors
Responcibility to Consider Fraud in an Audit of Financial Statements Paragraf 6 mendefinisikan
fraud sebagai .. tindakan yang disengaja oleh anggota manajemen perusahaan, pihak yang
berperan dalam governance perusahaan, karyawan atau pihak ketiga yang melakukan
pembohongan atau penipuan untuk memperoleh keuntungan yang tidak adil atau ilegal.
Sedangkan dalam Standar Auditing yang dikeluarkan Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen
Akuntan Publik (IAI- KAAP) fraud didefinisikan sebagai kecurangan. Dalam kaitannya dengan
pelaporan keuangan, auditor berkepentingan untuk menguji apakah suatu tindakan yang
mengandung fraud mengakibatkan salah-saji (misstatement) dalam pelaporan keuangan.
Kecurangan yang terjadi dalam laporan keuangan pada umumnya disebabkan oleh
lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Pengaruh lingkungan internal umumnya terkait
antara lain dengan lemahnya pengendalian internal, lemahnya perilaku etika manajemen atau
faktor likuiditas serta profitabilitas entitas yang bersangkutan. Sedangkan pengaruh lingkungan
eksternal umumnya terkait antara lain dengan kondisi entitas secara umum, lingkungan bisnis
secara umum, maupun pertimbangan hukum dan perundang-undangan.
Meskipun kecurangan atau fraud merupakan konsep hukum yang luas, kepentingan
auditor (independen) berkaitan secara khusus terhadap tindakan fraud yang berakibat terhadap
salah saji material di dalam laporan keuangan Berdasarkan sifatnya, fraud dapat dikategorikan
menjadi:
Ada beberapa factor utama yang merupakan penyebab timbulnya fraud yaitu antara lain :
Selain itu, pada umumnya juga fraud terjadi karena tiga hal yang mendasarinya terjadi
secara bersamaan, yaitu: 1. Insentif atau tekanan untuk melakukan fraud 2. Peluang untuk
melakukan fraud 3. Sikap atau rasionalisasi untuk membenarkan tindakan fraud Ketiga faktor
tersebut saling berkaitan atau dikatakan sebagai segitiga fraud.
1. Fraud Laporan Keuangan
Tujuan jangka pendek perusahaan adalah memaksimalkan laba, yaitu dengan cara
meningkatkan pendapatan atau menekan biaya/kewajiban. Atas dasar inilah perusahaan ingin
terlihat mempunyai kinerja yang baik. Kecurigaan fraud atas laporan keuangan dapat dibangun
dari dasar tersebut. Dengan kata lain, motif untuk melakukan fraud berasal dari internal
perusahaan. Menurut Ferdian & Naim (2006), kecurangan dalam laporan keuangan dapat
menyangkut tindakan yang disajikan berikut ini:
Fraud dalam pelaporan keuangan biasanya juga berbentuk salah saji atau kelalaian yang
disengaja baik dalam jumlah maupun pengungkapan pos-pos dalam pelaporan keuangan untuk
menyesatkan pemakai informasi laporan keuangan tersebut. Fraud laporan keuangan dapat
dibedakan antara yang sifatnya inklusif dan eksklusif (Dooley dan Skalak, 2006).
Fraud dianggap sebagai inklusif apabila laporan keuangan mengandung transaksi atau
nilai yang tidak benar. Sedangkan fraud yang dianggap eksklusif cenderung menghilangkan
transaksi yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan. Fraud yang inklusif lebih
banyak ditemukan dalam praktik . Contoh fraud yang inklusif adalah overstated dari piutang
dagang akan berdampak pada pos pendapatan.
Faktor yang membedakan antara fraud dan kekeliruan adalah baik faktor kesengajaan
maupun ketidaksengajaan yang berakibat keterjadian salah saji di dalam laporan keuangan. Ada
dua tipe salah saji yang relevan dengan pertimbangan auditor independen tentang fraud dalam
audit atas laporan keuangan, adalah sebagai berikut:
1. Salah saji yang timbul dari fraud (kecurangan) di dalam laporan keuangan, yaitu salah
saji atau penghilangan dengan sengaja jumlah satuan moneter atau pengungkapan di
dalam laporan keuangan untuk mengelabui pengguna laporan keuangan.
2. Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva
(penyalahgunaan /penggelapan) berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang
berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi umum
yang berlaku di Indonesia.
Istilah white collar crime sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai
kejahatan kerah putih ataupun kejahatan berdasi. ( I Wayan Landrawan ) White collar crime
ini pertama kali dikemukakan dan dikembangkan oleh seorang kriminolog Amerika Serikat yang
bernama Edwin Hardin Sutherland sekitar tahun 1939 didepan American sosiological society,
jenis kejahatan ini dipandang muncul bersamaan dengan terjadinya pengelompokan masyarakat
dalam kategori upper class dan lower class.
WWC adalah kejahatan yang dilakukan oleh seorang dari upper class (sosio, ekonomi
politik) yang berhubungan dengan pekerjaannya/ jabatannya baik dibidang ekonomi,
sosiopolitik, dan terutama pelanggaran atas kepercayaan masyarakat kepadanya ( I Wayan
Landrawan ). Kejahatan kerah putih (white collar crime) adalah istilah untuk menyebut berbagai
tindak kejahatan di lembaga pemerintahan yang terjadi, baik secara struktural yang melibatkan
sekelompok orang maupun secara individu. kejahatan kerah putih sebagai penyalahgunaan
jabatan yang legitim sebagaimana telah ditetapkan oleh hukum.Umumnya, skandal kejahatan
kerah putih sulit dilacak karena dilakukan pejabat yang punya kuasa untuk memproduksi hukum
dan membuat berbagai keputusan vital. Kejahatan kerah putih terjadi dalam lingkungan tertutup,
yang memungkinkan terjadinya sistem patronase. Kejahatan kerah putih sungguh memasung dan
membodohi rakyat. Rakyat yang tidak melek politik akhirnya pasrah, tetapi kepasrahan ini justru
Kian membuat para pejabat menggagahinya.
White collar crime dibedakan dari blue collar crime. Jika istilah white collar
crime ditujukan bagi aparat dan petinggi negara, blue collar crime dipakai untuk menyebut
semua skandal kejahatan yang terjadi di tingkat bawah dengan kualitas dan kuantitas rendah.
Namun, kita juga harus tahu, kejahatan di tingkat bawah juga sebuah trickle down effect. Maka,
jika kita mau memberantas berbagai kejahatan yang terjadi di instansi pemerintahan, kita harus
mulai dari white collar crime, bukan dari blue collar crime.
White collar crime identik dengan suatu kejahatan yang dilakukan bersamaan dengan
aktifitas pekerjaan / jabatanya / dilakukan oleh orang yang terhormat dalam instansi
pemerintahan.
Kejahatan kerah putih (white collar crime), sebagai salah satu contoh atau bentuk perilaku
menyimpang yg terkategorikan sebagai kejahatan (kriminal), di samping beberapa fakta lain,
seperti organized crime (kejahatan terorganisasi) dan crime without victim
(kejahatantanpakorban).
Selama ini dalam kejahatan konvensional, dikenal adanya dua jenis kejahatan sebagai berikut:
1. Cyberpiracy
Penggunaan teknologi computer untuk mencetak ulang software atau informasi, lalu
mendistribusikan informasi atau software tersebut lewat teknologi komputer.
2. Cybertrespass
Penggunaan teknologi computer untuk meningkatkan akses pada system computer suatu
organisasi atau indifidu.
3. Cybervandalism
Penggunaan teknologi computer untuk membuat program yang menganggu proses
transmisi elektronik, dan menghancurkan data dikomputer.
Jenis-jenis cyber crime berdasarkan motifnya dapat tebagi dalam beberapa hal :
Dimana orang yang melakukan kejahatan yang dilakukan secara di sengaja, dimana orang
tersebut secara sengaja dan terencana untuk melakukan pengrusakkan, pencurian, tindakan
anarkis, terhadap suatu system informasi atau system computer.
Dimana kejahatan ini tidak jelas antara kejahatan criminal atau bukan karena dia melakukan
pembobolan tetapi tidak merusak, mencuri atau melakukan perbuatan anarkis terhadap system
informasi atau system computer tersebut.
3. Cybercrime yang menyerang individu
Kejahatan yang dilakukan terhadap orang lain dengan motif dendam atau iseng yang
bertujuan untuk merusak nama baik, mencoba ataupun mempermaikan seseorang untuk
mendapatkan kepuasan pribadi. Contoh : Pornografi, cyberstalking, dll
Kejahatan yang dilakukan terhadap hasil karya seseorang dengan motif menggandakan,
memasarkan, mengubah yang bertujuan untuk kepentingan pribadi/umum ataupun demi
materi/nonmateri.
Kejahatan yang dilakukan dengan pemerintah sebagai objek dengan motif melakukan terror,
membajak ataupun merusak keamanan suatu pemerintahan yang bertujuan untuk mengacaukan
system pemerintahan, atau menghancurkan suatu Negara.
2. Illegal Contents
3. Data Forgery
4. Cyber Espionage
Kejahatan ini ditujukan terhadap Hak atas Kekayaan Intelektual yang dimiliki pihak lain
di internet. Sebagai contoh adalah peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang
lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia
dagang orang lain, dan sebagainya.
7. Infringements of Privacy
Kejahatan ini ditujukan terhadap informasi seseorang yang merupakan hal yang sangat
pribadi dan rahasia. Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang
yang tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized,yang apabila
diketahui oleh orang lain maka dapat merugikan korban secara materilmaupun immateril,
seperti nomor kartu kredit, nomor PIN ATM, cacat atau penyakittersembunyi dan
sebagainya.
8. Cracking
9. Carding
Dewasa ini kejahatan computer kian marak, ada beberapa hal yang menyebabkan makin
maraknya kejahatan computer atau cyber crime diantaranya:
Adapun jenis-jenis Kejahatan computer atau cyber crime banyak jenisnya tergantung
motivasidari pelaku tindak kejahatn computer tersebut, seperti pembobolan kartu ATM,kartu
kredit yang membuat nasabah menjadi was-was akan keamanan tabungan merka. Penyebaran
foto-foto syur pada jaringan internet ,dsb
Dengan disain Deklarasi ASEAN tanggal 20 Disember 1997 di manila adalah membahas
jenis-jenis kejahatan termasuk Cyber Crime yaitu :
Adalah sebagai serangan elektronik melalui jaringan computer yang menyerang prasarana yang
sangat penting dan berpotensi menimbulkan suatu akibat buruk bagi aktifitas social dan ekonomi
suatu Bangsa.
2. Cyber Pornography
Penyebaran abbscene materials termasuk pornografi, indecent exposure dan child pornography.
3. Cyber Harrasment
4. Cyber Stalking
5. Hacking
Carding muncul ketika otang yang bukan pemilik kartu kredit menggunakan kartu kredit tersebut
sebgai perbuatan melawan hukum. Jenis-jenis lain yang bias dikategorikan kejahatan computer
diantaranya:
a. Penipuan financial melalui perangkat computer atau media komunikasi digital
b. Sabotase terhadap perangkkat-perangkat digital,data-data milik orang lain dan jaringan
komunikasi data
c. Pencurian informaasi pribadi seseorang atau organisasi tertentu
d. Penetrasi terhadap system computer dan jaringan sehingga menyebbabkan privacy
terganggu atau gangguan pada computer yang digunakan
e. Para pengguna internal sebuah organisasi melakukan akses akses keserver tertentu atau
ke internet yang tidak diizinkan oleh peraturan organisasi
f. Menyebarkan virus,worm,backdoor dan Trojan
Itulah beberapa jenis kejahatan computer atau cyber crime tentunya harapan saya ketika kita
sudah mengetahui factor penyebab dan jenis-jenis ini untuk lebih berhati-hati sehingga mampu
menghindar dari pelaku-pelaku kejahatan computer.
Untuk menanggulangi kejahatan internet yang semakin meluas maka diperlukan suatu
kesadaran dari masing-masing negara akan bahaya penyalahgunaan internet. maka berikut adalah
langkah ataupun cara penanggulangan secara global :
Jadi Secara garis besar untuk penanggulangan secara global diperlukan kerja sama antara negara
dan penerapan standarisasi undang-undang Internasional untuk penanggulangan Cybercrime.
Akuntansi Forensik
Pengertian Akuntansi Forensik Forensik, jika kita mendengar istilah ini, maka asumsi
awal kita adalah ahli patologi yang memeriksa jenazah untuk menentukan penyebab dan waktu
kematian. Tidak salah, karena memang dalam ilmu kedokteran, forensik berarti ilmu bedah yang
berkaitan dengan penentuan identitas mayat. Lalu bagaimana dengan akuntansi forensik?, apakah
sebenarnya akuntansi forensik itu?.
Istilah akuntansi forensik merupakan terjemahan dari Forensic Accounting. Akuntansi
forensik adalah ilmu yang relatif baru. Bidang akuntansi yang satu ini mungkin jarang sekali kita
dengar. Bahkan mahasiswa jurusan akuntansi saja belum tentu mengerti sepenuhnya apa itu
akuntansi forensik.
Ada beberapa macam pengertian akuntansi forensik, antara lain sebagai berikut:
a. Menurut Larry Crumbley secara sederhana dapat dikatakan bahwa akuntansi forensic adalah
akuntansi pemeriksaan yang akurat untuk tujuan hukum.
b. Menurut Jack Bologna, akuntansi forensic dapat diartikan sebagai akuntansi yang berkenaan
dengan pengadilan atau berkenaan dengan penerapan pengetahuan ilmiah akuntansi pada
masalah hukum.
c. Sedangkan menurut Theodorus M Tuanakotta akuntansi forensik adalah penerapan sistem
akuntansi dalam bidang hukum terutama pada permasalahan kecurangan atau fraud.
Akuntansi forensik ini bertujuan untuk menerjemahkan transaksi keuangan yang
kompleks dari data, angka ke dalam bentuk yang dapat dimengerti secara umum. Serta
memahami apa yang ada di balik laporan keuangan. Hal ini tentu saja, dimaksudkan agar segala
sesuatu dapat dilakukan pendeteksian sejak dini, sehingga bisa segera diketahui ada yang tidak
beres dalam data-data keuangan yang disajikan. Misalkan dalam suatu proses akuntansi, jumlah
akun tertentu dapat dinyatakan sebagai sesuatu yang mencurigakan, jika berlebihan atau kurang
dari perkiraan dan kisaran normal, atau tanda lain yang menyebabkan pertanyaan secara
akuntansi. Maka akun tersebut akan ditandaiuntuk dipelajari dan dianalisis lebih lanjut. Hal di
atas akan membuat akuntan bertanya apa yang menyebabkan terjadi kejadian seperti itu.
Beberapa akuntan forensik menyebut monitor seperti itu sebagai Red Flags (sinyal
kecurangan). Dengan kata lain, Angka-angka tersebut mungkin dapat membuktikan kecurangan
tertentu yang disembunyikan atau disamarkan, atau bahkan ditutup-tutupi.
FOSA dan COSA
Akuntansi Forensik secara sistem terbagi dua tipe yaitu:
a. FOSA atau Fraud Oriented system audit, adalah akuntansi forensik yang menangani
masalahmasalah fraud dalam 2 fokus kajian yaitu Pengambilan asset secara illegal berupa
Skimming (Penjarahan), Lapping (Pencurian), Kitting (Penggelapan dana), serta
Kecurangan laporan keuangan berupa salah saji material dan data keuangan palsu.
Dengan demikian untuk mengidentifikasi fraud secara umum, digunakan FOSA.
b. COSA atau Corruption Oriented system audit adalah akuntansi forensik yang menangani
masalah fraud dalam fokus kajian yaitu korupsi. Jadi COSA digunakan untuk identifikasi
fraud secara spesifik yaitu korupsi.
Fraud atau kecurangan adalah berbagai macam cara kecerdikan manusia yang
direncanakan dan dilakukan secara individual ataupun berkelompok untuk memperoleh manfaat
atau keuntungan dari pihak lain dengan penyajian yang palsu. Dari sudut pandang akuntansi,
sesuatu kegiatan dikategorikan sebagai suatu kecurangan jika ada keuntungan bagi diri sendiri,
merugikan orang lain, serta cara yang tidak benar, Ilegal atau perbuatan melawan hukum
Hakekatnya kejahatan akuntansi bermuara pada pelaporan keuangan yang menyesatkan
bagi penggunanya, termasuk aktivitas yang tidak benar atau ilegal pada proses pengidentifikasian
dan pengukuran transaksi-transaksi keuangan
White collar crime merupakan suatu bentuk kejahatan yang tersembunyi, sulit dideteksi
karena white collar crime ini biasanya dilakukan oleh para pejabat kelas atas / orang terhormat
didalam pemerintahan yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Selain white collar
crimeada juga Blue collar crime , biasanya sebutan untuk kejahatan yang pelakunya kelas
bawah / lingkungan pejabat dibawah. Factor penyebab utamanya disebabkan karena alasan
ekonomi dan untuk memperkaya diri atau orang tertentu dan kelompoknya. Sehingga sedikit ada
kesempatan yang unvisibility akan digunakan untuk melakukan kejahatan. Akibat yang
ditimbulkan pun secara langsung terhadap kehidupan ekonomi masyarakat ( korban), social,
budaya, dan politik yang tidak sehat.
Cyber crime merupakan kejahatan yang timbul dari dampak negative perkembangan
aplikasi internet.Sarana yang dipakai tidak hanya komputer melainkan juga teknologi, sehingga
yang melakukan kejahatan ini perlu proses belajar, motif melakukan kejahatan ini disamping
karena uang juga iseng. Kejahatan ini juga bisa timbul dikarenakan ketidakmampuan hukum
termasuk aparat dalam menjangkaunya. Kejahatan ini bersifat maya dimana si pelaku tidak
tampak secara fisik.
Adapun akuntansi forensik adalah penggunaan keahlian akuntansi yang dipadu dengan
kemampuan investigatif untuk memecahkan suatu masalah/sengketa keuangan atau dugaan
fraud.