Anda di halaman 1dari 21

Puskesmas SOP

Klecorejo PERSONAL HYGIENE


PROTAP No Dokumen
RAWAT JALAN No Dokumen No Revisi Halaman

Tanggal Terbit Disetujui Oleh,


Kepala Puskesmas Klecorejo

Dr. Haryo Saptono


NIP. 19750605 200501 1 009
Pengertian Memberikan tindakan pada vulva untuk menjaga kebersihannya

Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun


uterus
2. Untuk penyembuhan luka perineum/jahitan pada perineum
3. Untuk kebersihan perineum dan vulva
4. Memberikan rasa nyaman pasien

Kebijakan Dilakukan pada ibu setelah melahirkan

Pelaksana Bidan terlatih dan perawat terlatih

Waktu -
Penanggung Jawab Kepala Puskesmas

Alat dan Bahan 1. Oleum coccus yang hangat (direndam dalam air hangat)
2. Kapas
3. Handuk besar: 2 buah
4. Peniti: 2 buah
5. Air hangat dan dingin dalam baskom
6. Waslap: 2 buah
7. Bengkok

Prosedur A. Tahap Pra Interaksi


1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran/menjaga privacy
2. Memasang selimut mandi
3. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent
4. Memasang alas dan perlak dibawah pantat
5. Gurita dibuka, celana dan pembalut dilepas bersamaan dengan
pemasangan pispot, sambil memperhatikan lochea. Celana dan
pembalut dimasukkan dalam tas plastic yang berbeda
6. Pasien disuruh BAK/BAB
7. Perawat memakai sarung tangan kiri
8. Mengguyur vulva dengan air matang
9. Pispot diambil
10. Mendekatkan bengkok ke dekat pasien
11. Memakai sarung tangan kanan, kemudian mengambil kapas basah.
Membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk kiri
12. Membersihkan vulva mulai dari labia mayora kiri, labia mayora
kanan, labia minora kiri, labia minora kanan, vestibulum,
perineum. Arah dari atas ke bawah dengan kapas basah (1 kapas, 1
kali usap)
13. Perhatikan keadaan perineum. Bila ada jahitan, perhatikan apakah
lepas/longgar, bengkak/iritasi. Membersihkan luka jahitan dengan
kapas basah
14. Menutup luka dengan kassa yang telah diolesi salep/betadine
15. Memasang celana dalam dan pembalut
16. Mengambil alas, perlak dan bengkok
17. Merapikan pasien, mengambil selimut mandi dan memakaikan
selimut pasien

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Unit Terkait Ruang Bersalin


Puskesmas SOP
Klecorejo PEMASANGAN KATETER WANITA
PROTAP No Dokumen
RAWAT JALAN No Dokumen No Revisi Halaman

Tanggal Terbit Disetujui Oleh,


Kepala Puskesmas Klecorejo

Dr. Haryo Saptono


NIP. 19750605 200501 1 009
Pengertian Memasukkan selang karet atau plastik melalui uretra dan kedalam kandung
kemih pada wanita

Tujuan 1. Menghilangkan distensi kandung kemih


2. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap

Kebijakan Retensio urine

Pelaksana Bidan

Waktu -
Penanggung Jawab Kepala Puskesmas

Alat dan Bahan 1. Bak instrument steril berisis:


2. Pinset anatomis
3. Duk
4. Kassa
5. Kateter sesuai ukuran
6. Sarung tangan steril 2 pasang
7. Desinfektan dalam tempatnya
8. Spuit 20 cc
9. Pelumas
10. Urine bag
11. Plaster dan gunting
12. Selimut mandi
13. Perlak dan pengalas
14. Bak berisis air hangat, waslap, sabun, handuk
15. Bengkok
16. Pispot

Prosedur A. Tahap PraInteraksi


1. Melakukan pengecekan program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien

C. Tahap Kerja
1. Memasang sampiran dan menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien dalam posisi dorcal recumbanent dan
melepaskan pakaian bawah
3. Memasang perlak dan pengalas
4. Memasang pispot dibawah bokong pasien
5. Memakai sarung tangan
6. Mencuci area perineal dengan sabun dan air hangat
7. Mengganti sarung tangan steril, memasang duk steril
8. Membersihkan vulva dengan air hangat
9. Memberi pelumas 2,5 5 cm
10. Memasukkan kateter perlahan-lahan sedalam 5 7,5 cm atau
hingga urine keluar
11. Menyambungkan kateter dengan urine bag
12. Mengisis balon dengan Aquadest sesuai ukuran
13. Memfiksasi kateter kearah paha
14. Melepas duk, pengalas dan sarung tangan
D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Merapikan pasien dan lingkungan
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat semula
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

Unit Terkait Ruang Bersalin

Puskesmas SOP
Klecorejo RAWAT LUKA SECTIO CAESARIA
PROTAP No Dokumen
RAWAT JALAN No Dokumen No Revisi Halaman

Tanggal Terbit Disetujui Oleh,


Kepala Puskesmas Klecorejo

Dr. Haryo Saptono


NIP. 19750605 200501 1 009
Pengertian Luka sectio caesarea adalah luka akibat tindakan operasi pada persalinan
dengan tujuan untuk melahirkan bayi melalui tindakan operasi.

Tujuan 1. Membersihkan luka/menjaga kebersihan luka.


2. Mencegah terjadinya infeksi.
3. Mempercepat penyembuhan luka.
4. Mempertahankan rasa nyaman pada pasien.

Kebijakan
Pelaksana Bidan terlatih
Waktu -
Penanggung Jawab Kepala Puskesmas
Alat dan Bahan 1. Kasa steril
2. Kapas alcohol.
3. Betadine.
4. Plester dan gunting.
5. Cucing.
6. Baskom atau mangkuk.
7. Pinset anatomi.
8. Sarung tangan.
9. Tempat sampah.

Prosedur 1. Mencuci tangan pakai sabun di air yang mengalir sebelum melakukan
perawatan luka operasi (SC).
2. Tuang betadine secukupnya di dalam cucing.
3. Memakai sarung tangan.
4. Siapkan plester yang akan digunakan untuk menutup luka.
5. Lepas plester yang merekat,bila lengket pakai kapas alcohol.
Kemudian buka kasa luka op dan buang.
6. Amati daerah uka (periksa apakah ada tanda-tanda infeksi).
7. Basahi lkasa steril dengan betadine.
8. Bersihkan luka dengan menggunakan kasa steril yang sudah dibasahi
dengan betadine dengan sekali usap lalu buang.
9. Tekan samping kanan dan kiri luka dengan tangan kiri dan tangan
kanan menekan luka dengan menggunakan pinset anatomi yang
menjepit kasa untuk melihat apakah ada nanah yang keluar dari luka
lalu buang.
10. Lakukan ulang tindakan no. 7 dan no. 8.
11. Tutup luka dengan kasa steril dan rekatkan dengan plester yang sudah
disediakan.
12. Rapikan alat-alat dan cuci alat-alat hingga bersih.
13. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan pakai sabun di air yang
mengalir.

Unit Terkait Ruang Bersalin

Puskesmas SOP
Klecorejo PENGIRIMAN RUJUKAN
PROTAP No Dokumen
RAWAT JALAN No Dokumen No Revisi Halaman

Tanggal Terbit Disetujui Oleh,


Kepala Puskesmas Klecorejo

Dr. Haryo Saptono


NIP. 19750605 200501 1 009
Pengertian Pasien dirujuk adalah pasien yang atas pertimbangan dokter memerlukan
pelayanan di RS baik untuk diagnostik penunjang atau terapi.

Tujuan Sebagai acuan penatalaksanaan pengantaran rujukan sampai rumah sakit


tujuan dengan cepat dan aman

Kebijakan -
Pelaksana Bidan
Waktu -
Penanggung Jawab Kepala Puskesmas

Prosedur 1. Bidan melakukan pemeriksaan kepada pasien


2. Melaporkan hasil pemeriksaan kepada dokter
3. Dokter menyatakan pasien perlu di rujuk
4. Petugas menjelaskan dan meminta persetujuan kepada keluarga pasien
untuk dirujuk.
5. Keluarga pasien setuju.
6. Petugas membuat surat rujukan
7. Menghubungi Rumah Sakit yang dituju
8. Petugas membuat rincian biaya pasien pulang dan biaya penggunaan
ambulan (untuk pasien rawat inap yang sudah diberikab terapi, bagi
pasien yang tidak mendapat terapi cukup membayar biaya ambulan
saja) apabila pasien BPJS menyiapkan SPPD rujukan
9. Keluarga pasien membayar dan menerima kwitansi dan surat rujukan
10. Petugas mempersiapkan kesiapan pasien dan petugas yang lain segera
menghubungi sopir Ambulan.
11. Sopir menyiapkan ambulan (jika sudah siap sopir segera menghubungi
petugas bahwa ambulan sudah siap)
12. Petugas mendampingi dan mengantarkan pasien ke tempat tujuan
dengan ambulan.
13. Setelah selasai mengantarakan dan kembali ke Rumah Sakit Petugas
menulis laporan kegiatan pada buku kegiatan.

Unit Terkait Ruang Bersalin


Puskesmas Klecorejo SOP
PEMASANGAN INFUS
PROTAP No Dokumen
RAWAT JALAN No Dokumen No Revisi Halaman

Tanggal Terbit Disetujui Oleh,


Kepala Puskesmas Klecorejo

Dr. Haryo Saptono


NIP. 19750605 200501 1 009
Pengertian Pemasangan infus untuk memberikan obat/cairan melalui parenteral

Tujuan Dilakukan untuk pasien yang memerlukan masukan cairan melalui


intravena (Infus).
Kebijakan 1. Pasien Syok
2. Pasien yang mengalami pengeluaran cairan berlebih (dehidrasi)
3. Pasien yang membutuhkan pengobatan tertentu (obat tidak bisa lewat
oral)

Pelaksana Bidan terlatih

Waktu -
Penanggung Jawab Kepala Puskesmas

Alat dan Bahan A. Alat Steril


1. Bak instrument berisi hand scon dan kasa steril
2. Infus set steril
3. Jarum / wingnedle / abocath dengan nomer yang sesuai
4. Korentang dan tempatnya
5. Kom tutup berisi kapas alcohol
B. Alat tidak steril
1. Standart infus
2. Bidai dan pembalut jika perlu
3. Perlak dan alasnya
4. Pembendung (tourniquet)
5. Plester
6. Gunting verban
7. Bengkok
8. Jam tangan
C. Obat-obat
1. Alcohol 70%
2. Cairan sesuai advis dokter

Prosedur A. Persiapan Pasien


1. Memberitahukan dan menjelaskan tindakan dan tujuan yang akan
dilakukan
2. Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman

B. Pelaksanaan
1. Mengisi selang infus:
a. Mencuci tangan
b. Memeriksa etiket
c. Mencuci hama karet penutup botol
d. Menusukkan infus set ke dalam botol infus
e. Pengatur tetesan infus ditutup, jarak 24 cm dibawah tempat
tetesan
f. Menggantungkan botol infus
g. Ruang tetesan diisi setengah (Jangan sampai terendam)
h. Selang infus diisi cairan infus dikeluarkan udaranya
2. Melakukan vena punksi
a. Menentukan lokasi
b. Letakkan perlak kecil dan alasnya dibawah bagian yang akan
dipunksi
c. Melakukan pembendungan
d. Menghapus hama lokasi punksi (gunakan sarung tangan)
e. Menusukkan abocath ke dalam vena sedalam mungkin
f. Buka pembendung dan sambungkan dengan infus, kemudian
pengatur tetesan dibuka
g. Menilai ada atau tidaknya pembengkakan
h. Jarum ditambahkan dengan plester
i. Pasang bidai dan balit (kp)
j. Mengatur tetesan dalam satu menit sesuai intruksi
k. Merapikan pasien
l. Mencuci tangan
m. Mencatat: tanggal dan jam pemberian cairan, macam cairan
n. Mengobservasi reaksi pasien

C. Hasil
1. Reaksi pasien baik
2. Tetesan infus lancar
3. Tidak terjadi pembengkakan
4. Pasien nyaman

Unit Terkait Ruang Bersalin

Puskesmas SOP
Klecorejo PEMBERIAN OKSIGEN
PROTAP No Dokumen
RAWAT JALAN No Dokumen No Revisi Halaman

Tanggal Terbit Disetujui Oleh,


Kepala Puskesmas Klecorejo

Dr. Haryo Saptono


NIP. 19750605 200501 1 009
Pengertian Merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dengan
menggunakan alat bantu oksigen.
Pemberian oksigen pada klien dapat melalui tiga cara, yaitu: kateter nasal,
kanula nasal dan masker oksigen.
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan oksigen.
2. Mencegah terjadi hipoksia.

Kebijakan -
Pelaksana Bidan

Waktu -
Penanggung Jawab Kepala Puskesmas

Alat dan Bahan


1. Tabung oksigen atau outlet oksigen sentral dengan flowmeter dan
humidifier.

2. Kateter nasal, kanula nasal atau masker.

3. Vaselin / jely
Prosedur A. Menggunakan kateter nasa
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. Cuci tangan

3. Observasi humidifier dengan melihat jumlah air yang sdah


disiapkan sesuai level yang telah ditetapkan.

4. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan,


kemudian observasi humidifier pada tabung air dengan
menunjukkan adanya gelembung air.

5. Atur posisi dengan semi fowler.

6. Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga sampai ke hidung


dan berikan tanda.

7. Buka saluran udara dari flommeter oksigen.

8. Berikan minyak pelumas (vaselin/jely).

9. Masukkan ke dalam hidung sampai datas yang ditentukan.

10. Lakukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belum


dengan menekan lidah pasien dengan menggunakan spatel (akan
terlihat posisinya di bawah uvula).

11. Fiksasi pada daerah hidung.

12. Periksa kateter nasal setiap 6 8 jam.

13. Kaji cuping hidung, septum, mukosa hidung serta periksa


kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien.

14. Cuci tangan seterlah prosedur dilakukan.

B. Menggunakan kanula nasal


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. Cuci tangan

3. Observasi humidifier dengan melihat jumlah air yang sudah


disiapkan sesuai level yang telah ditetapkan.

4. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan,


kemudian observasi humidifier pada tabung air dengan
menunjukkan adanya gelembung air.

5. Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk


kenyamanan pasien.

6. Periksa kanula nasal setiap 6 8 jam.

7. Kaji cuping hidung, septum, mukosa hidung serta periksa


kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien.

8. Cuci tangan seterlah prosedur dilakukan

C. Menggunakan masker oksigen


1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.

2. Cuci tangan

3. Atur posisi semi fowler.

4. Observasi humidifier dengan melihat jumlah air yang sudah


disiapkan sesuai level yang telah ditetapkan.

5. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan,


kemudian observasi humidifier pada tabung air dengan
menunjukkan adanya gelembung air.

6. Tempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung pasien dan


atur pengikat untuk kenyamanan pasien.

7. Periksa kanula nasal setiap 6 8 jam.

8. Kaji cuping hidung, septum, mukosa hidung serta periksa


kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien.

9. Cuci tangan seterlah prosedur dilakukan.

1.
Unit Terkait Ruang Bersalin
Puskesmas SOP
Klecorejo TINDAKAN PEMBERIAN SUNTIKAN (INJEKSI)
PROTAP No Dokumen
RAWAT JALAN No Dokumen No Revisi Halaman

Tanggal Terbit Disetujui Oleh,


Kepala Puskesmas Klecorejo

Dr. Haryo Saptono


NIP. 19750605 200501 1 009
Pengertian Injeksi adalah mendorong obat ke dalam tubuh dengan menggunakan
jarum suntik. Injeksi bisa dilakukan ke dalam otot (intramuskular/IM), ke
dalam vena (intravena/IV) atau ke dalam jaringan lemak di bawah kulit
(subkutan/SC), atau dibawah permukaan kulit antebrachii bagian dalam
(intracutan/IC)

Tujuan Agar absorpsi obat lebih cepat

Kebijakan -
Pelaksana Bidan

Waktu -
Penanggung Jawab Kepala Puskesmas
Prosedur A. INJEKSI INTRA VENA
Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat kedalam
pembuluh darah vena

Injeksi intravena diberikan jika diperlukan reaksi obat yang cepat

Sudut penyuntikan 15-30 kemudian sejajar dengan vena

Tempat penyuntikan pada vena yang terlebih dahulu dicari vena


bagian distal kemudian ke bagian proksimal
a. Persiapan
1. Alat
a) Spuit dengan jarum no.22-25
b) Kapas alcohol
c) Obat dari ampul atau vial
d) Sarung tangan bersih
e) Catatan pengobatan
f) Tourniquet
g) Bak injeksi
h) Bengkok
i) Perlak
2. Pasien
a. Sapa pasien dengan senyum ramah
b. Jelaskan prosedur tindakan
b. Langkah kerja
1. Tutup tirai atau pintu

2. Cuci tangan

3. Ambil obat sesuai dosis

4. Pakai sarung tangan

5. Posisikan pasien nyaman dan rileks

6. Tentukan vena yang akan ditusuk ( vena basilika dan vena


chefalika), syarat vena: tidak bercabang, bukan bekas
tusukan, kulit tidak berbulu.

7. Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik

8. Bila vena sudah ditemukan ( misal vena basilika) atur


lengan lurus dan pasang tourniquet sampai vena benar-
benar dapat dilihat dan diraba

9. Siapkan spuit yang sudah berisi obat, bila masih terdapat


udara dalam spuit, maka udara harus dikeluarkan

10. Bila klien terpasang veinflon, bersihkan port penyuntikan


yang mengarah ke aliran iv yang utama dengan kapas
alkohol.

11. Buka aliran port i.v tersebut dan buka jarum spuit
kemudian masukkan spuit tanpa jarum ke dalam veinflon
dan suntikkan obat.

12. Tusukkan jarum ke dalam vena dengan posisi jarum sejajar


dengan vena dengan sudut 15-30

13. Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger spuit. Bila


darah sudah terhisap lepaskan tourniquet dan dorong obat
pelan-pelan ke dalam vena

14. Setelah obat masuk vena, segera tarik spuit, usap dengan
kapas alkohol dengan sedikit menekan

15. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.

16. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah
tersedia (sampah medis untuk benda tajam)

17. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan

18. Lepas sarung tangan dan cuci tangan

19. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis,


tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan
waspada)

20. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)

c. Terminasi
a. Berikan pujian pada klien
b. Ucapkan terima kasih
B. INJEKSI INTRA MUSCULAR
Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat pada jaringan otot

Vaskularisasi pada otot lebih baik daripada subcutan sehingga


absorbsi pada jaringan otot akan lebih cepat. Absorbsi obat cair
pada IM akan terjadi sekitar 10-30 menit, sedangkan secara SC
bisa mencapai hingga 30 menit.

Jarum yang digunakan adalah nomor 21-23, sedangkan untuk klien


kurus digunakan ukuran jarum lebih kecil dan pendek.

Sudut penyuntikan 90 dengan melewati lapisan SC hingga masuk


ke lapisan otot dalam

Injeksi IM lebih toleran terhadap jumlah volume lebih banyak


daripada secara SC sehingga bisa disuntikkan obat 4 cc atau lebih

Jika memberikan obat yang dapat mengiritasi, gunakan teknik Z-


track saat menyuntik yaitu dengan cara menghisapkan 0,5 ml udara
ke dalam spuit untuk membentuk sumbatan udara. Tarik kulit
dibawahnya dan jaringan subkutan 2,5 cm-3,5 cm ke arah lateral
ke samping. Tahan bagian belakang kulit dan suntikan jarum
dengan cepat.
a.Persiapan
1. Alat
a) Spuit dengan jarum no.22-25
b) Jarum ukuran diameter 20-30
c) Kapas alcohol
d) Obat dari ampul atau vial (0.5 mL)
e) Sarung tangan bersih
f) Catatan pengobatan
g) Bak injeksi
h) Bengkok
i) Perlak
2. Pasien
a) Sapa pasien dengan senyum ramah
b) Jelaskan prosedur tindakan
b. Langkah kerja
1. Tutup tirai atau pintu
2. Cuci tangan
3. Ambil obat sesuai dosis
4. Pakai sarung tangan
5. Kaji Area penyuntikan: tidak ada lesi, tidak terdapat infeksi,
tidak terdapat penonjolan tulang, tidak terdapat saraf dan
pembuluh darah
6. Posisikan pasien nyaman dan rileks disesuaikan dengan area
penyuntikan yang akan digunakan:
a) Ventro gluteal: posisi tengkurap atau miring dengan lutut
fleksi

b) Vastus lateralis: posisi flat, supine dengan lutut sedikit


fleksi

c) Dorso gluteal: posisi prone dengan lutut fleksi

d) Deltoid: posisi duduk atau berbaring dengan lengan


fleksi, rileks atau diletakkan diatas abdomen

7. Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik


8. Lakukan Z-track dengan tangan tidak dominan
9. Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan
mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm
10. Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka
tutup spuit dan pegang spuit pada tangan dominan (antara
ibu jari dan telunjuk)
11. Injeksikan jarum dengan sudut 90 (vastus latralis jarum
masuk dengan kedalaman 1,5-2,5 cm; ventro gluteal jarum
masuk dengan kedalaman: 1,25- 2,5 cm; dorso gluteal jarum
masuk dengan kedalaman: 1,25-3,75 cm; deltoid jarum
masuk dengan kedalaman: 1,25-2,5 cm)
12. Setelah jarum masuk ke dalam otot, pindahkan tangan non
dominan kebawah spuit ( untuk memfiksasi agar posisi
jarum tidak bergerak) dan tangan dominan pindah ke bagian
pengokang spuit untuk siap mengaspirasi
13. Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk
pembuluh darah, jika tidak terdapat darah injeksikan obat
tersebut dengan kecepatan 10 detik/mL. Jika terdapat darah
segera cabut spuit dan ganti pada posisi penyuntikan lainnya
14. Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit
menekan
15. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.
16. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah
tersedia (sampah medis untuk benda tajam)
17. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
18. Lepas sarung tangan masukkan kedalam larutan klorin dan
cuci tangan
19. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis,
tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan
waspada)
20. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)
c.Terminasi
1. Berikan pujian atas kerjasama klien
2. Ucapkan terima kasih

C. INJEKSI SUB CUTAN


Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat pada jaringan di
bawah kulit

Pada sub cutan terdapat sedikit sirkulasi darah sehingga obat akan
diabsorbsi secara lambat (tidak secepat jika diberikan secara IM)

Obat yang diberikan secara SC biasanya bersifat isotonic,


noniritatif, larut dalam air, dan dapat ditoleransi hingga 0,5-1 cc

Contoh obat yang diberikan secara SC adalah: insulin, TT (tetanus


toxoid), epineprin, obat-obat alergi dan heparin (dapat diabsorbsi
dengan baik melalui SC dan IM)

Lokasi penyuntikan SC: deltoid, abdomen, paha, area scapula,


ventral gluteal

Lokasi penyuntikan harus tidak terdapat lesi, tidak ada infeksi,


bukan pada penonjolan tulang dan jaringan dibawahnya tidak
terdapat syaraf dan pembuluh darah

Sudut penyuntikan 45. Untuk klien yang gemuk bisa dengan


sudut 90. Pada klien yang kurus sebaiknya di abdomen bagian
atas
a. Peralatan
1. Alat
a) Spuit dengan jarum no.22-25
b) Kapas alcohol
c) Obat dari ampul atau vial (0.5 mL)
d) Sarung tangan bersih
e) Catatan pengobatan
f) Bak injeksi
g) Bengkok
h) Perlak
2. Pasien
a) Sapa pasien dengan senyum ramah

b) Jelaskan prosedur tindakan

b. Langkah kerja
1. Tutup tirai atau pintu
2. Cuci tangan
3. Ambil obat sesuai dosis
4. Pilih tempat penyuntikan : deltoid, abdomen di tempat
yang tidak ada lesi, tidak terdapat infeksi, tidak terdapat
penonjolan tulang, tidak terdapat saraf dan pembuluh darah
5. Posisikan pasien nyaman dan rileks
6. Pasang perlak di bawah area yang akan disuntik
7. Pakai sarung tangan
8. Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol
dengan mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm
atau swab satu kali arah proksimal ke distal
9. Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka
tutup spuit dan pegang spuit pada tangan dominan ( antara
ibu jari dan telunjuk)
10. Dengan tangan non dominan cubit area deltoid
11. Injeksikan obat dengan sudut 45-90
12. Aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak menusuk
pembuluh darah, jika tidak terdapat darah injeksikan obat
tersebut. Jika terdapat darah segera cabut spuit dan ganti
pada posisi penyuntikan lainnya
13. Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol dengan sedikit
menekan
14. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman
15. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah
tersedia (sampah medis untuk benda tajam)
16. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
17. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
18. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis,
tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan
waspada)
19. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)
c. Terminasi
1. Berikan pujian pada klien atas kerjasamanya

2. Ucapkan terima kasih

D. INJEKSI INTRA DERMAL / INTRA CUTAN


Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat dibawah
permukaan kulit antebrachii bagian dalam
Digunakan untuk skin test atau tes tuberculin

Intradermal memiliki sirkulasi darah yang minimal dan obat obat


akan diabsorbsi secara perlahan (sangat lambat). Bermanfaat untuk
skin tes karena beberapa klien akan mengalami reaksi anafilaktik
jika obat masuk kedalam tubuh secara cepat

Menggunakan jarum ukuran kecil (1/4-1/2 inci) atau jarum khusus


tes tuberculin

Sudut penyuntikan 5-15o

Tempat penyuntikan: permukaan kulit yang terang, sedikit rambut,


tidak ada lesi dan oedem

Jumlah cairan yang disuntikkan 0,01-0,1 cc

Contoh: 1 gram ampicillin diencerkan 5 cc aquades. Ambil larutan


tersebut 0,1 cc kemudian diencerkan himgga 1 cc. Masukkan obat
secara intradermal/intracutan 0,01-0,1 cc
a. Persiapan
1. Alat
a) Spuit dengan jarum no.22-25
b) Kapas alkohol
c) Obat dari ampul atau vial (untuk usia <1 tahun:0.05mL,
untuk usia >1 tahun:0.10 mL)
d) Sarung tangan bersih
e) Catatan pengobatan
f) Pensil kulit
g) Bak injeksi
h) Bengkok
i) Perlak
2. Pasien
a) Sapa pasien dengan senyum ramah

b) Jelaskan prosedur tindakan

b. Kerja
1. Tutup tirai atau pintu
2. Cuci tangan
3. Ambil obat sesuai dosis
4. Pilih tempat penyuntikan ( permukaan kulit yang terang, sedikit
rambut, tidak ada lesi atau udem ) 3-4 jari dibawah ante kubital
5. Posisikan pasien nyaman dengan siku ekstensi dan letakkan
lengan diatas permukaan yang rata
6. Pakai sarung tangan
7. Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol dengan
mengusap secara sirkular arah keluar sekitar 5 cm atau swab
satu kali arah proksimal ke distal
8. Letakkan kapas alkohol pada tangan non dominan. Buka tutup
spuit dan pegang spuit pada tangan dominan ( antara ibu jari dan
telunjuk )
9. Dengan tangan non dominan regangkan permukaan kulit
10. Injeksikan obat dengan sudut 5-15, jarum masuk 3 mm.
Masuknya jarum bisa tampak dari permukaan kulit
11. Hasil yang tepat adalah terdapat undulasi pada tempat
penyuntikan
12. Tarik spuit, usap dengan kapas alkohol tetapi tidak boleh
ditekan
13. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman, berikan tanda
pada kulit dengan menggunakan pensil. Anjurkan klien untuk
tidak membasuh tempat penyuntikan tersebut
14. Tutup dan buang spuit, ampul / vial ditempat yang telah
tersedia (sampah medis untuk benda tajam)
15. Lepas sarung tangan dan cucu tangan
16. Evaluasi : hasil tes positif jika terdapat kemerahan, bengkak .
17. Dokumentasikan prosedur (5T+1W: Tepat obat, tepat dosis,
tepat pasien, tepat waktu, tepat cara pemberian dan waspada)
18. Observasi efek samping obat (kemerahan, nyeri dan panas)
c. Terminasi
1. Berikan pujian pada klien atas kerjasamanya

2. Ucapkan terima kasih

Unit Terkait Ruang Bersalin

Anda mungkin juga menyukai