(ISSN) 30-83-1-PB Issn PDF
(ISSN) 30-83-1-PB Issn PDF
INTISARI
Drainase merupakan bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan atau membuang
kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Diurut dari
hulunya, bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima, saluran pengumpul, saluran pembawa,
saluran induk dan badan air penerima. Untuk menjaga keseimbangan antara aliran permukaan (Run Off)
dengan peresapan (hifiltrasi) akibat perubahan tata guna lahan serta drainase yang ada terabaikan, maka
penampang drainase yang tidak mampu lagi menampung besarnya debit banjir sehingga luapan air ke
daerah-daerah perkampungan tidak dapat dihindari lagi. Dengan demikian untuk mengatasi permasalahan
diatas, maka Penulis sangat tertarik membahas masalah ini sebagai tugas akhir dengan judul Perencanaan
Teknis Drainase Kawasan Kasang Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman.
Adapun maksud dari perencanaan teknis drainase kawasan Kasang ini adalah untuk membuat rencana rinci
saluran drainase sekunder dan tersier kawasan kasang serta meningkatkan daerah kawasan dalam
pengembangan pembangunan wilayah. Sedangkan tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran
perencanaan yang konkrit dan lengkap, dengan kapasitas penampang saluran yang mampu mengalirkan
debit banjir rencana agar kawasan kasang aman dari bahaya banjir sehingga perekonomian menjadi lancar
dan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat.
86
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
87
86
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
Metode Isohyet terdiri dari beberapa langkah Dalam ilmu stastik dikenal beberapa macam
sebagai berikut : distribusi frekuensi dan empat jenis distribusi
yang banyak digunakan dalam bidang hidrologi
Plot data kedalaman air hujan untuk tiap- adalah :
tiap pos penakar hujab pada peta 1) Distribusi normal
2) Distribusi Log Normal
Gambar kontur kedalaman air hujan dengan 3) Distribusi Log Person III
menghubungkan titik-titik yang mempunyai 4) Distribusi Gumbel
kedalaman air yang sama. Interval isohyet
yang umum dipaki adalah 10 mm Uji Kecocokan
Hitung luas area antara dua garis isohyet Pengujian parameter yang sering dipakai adalah
dengan menggunakan planimeter. kalikan 1) Uji Chi Kuadrat
masing-masing luas areal dengan rata-rata K
( Ef Of )
X2
hujan antara dua isohyet yang berdekatan.
i 1 Ef
X = Harga chi- kuadrat
88
87
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
Ef = Frekuensi yang diharapkan untuk kelas i saluran diisi oleh air. Pada aliran tertutup
Of = Frekuensi terbaca pada kelas i permukaan air secara langsung tidak dipengaruhi
K = Banyaknya kelas. oleh tekanan udara luar, kecuali hanya oleh
tekanan hidraulik yang ada dalam aliran saja.
Analisis Intensitas Hujan
Intensitas hujan adalah tinggi atau
kedalaman air hujan per satuan waktu.Sifat Flow Chart Perencanaan Saluran Drainase
umum hujan adalah makin singkat hujan
berlangsung intensitasnya cenderung makin
tinggi dan makin besar periode ulangnya makin
tinggi pula intensitasnya
89
88
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
X = X =
3924
= 196,20 mm
n 20
Deviasi standar :
X X
2
S =
n 1
62.975,20
= 20 1
90
89
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
Koefisien kemencengan :
n X X
3
Cs =
n 1n 2 S 3
20 4.034.016,72
=
19 18 57,572
3
80.680.334.40
= = 1,236
65.261.951,50
Koefisien ketajaman :
n 2 X X
4
Ck =
n 1n 2 n 3S 4
20 2 563.182.296,54
= 4
19 18 17 57,572
Analisa Hidrolika
` = 3.53
= 0,278 . c . I . A
Penampang saluran trapesium
Untuk daerah kawasan kasang pengunaan
lahan analisis debit banjir puncak adalah
berdasarkan tabel 4.7, sedangkan untuk daerah
yang diteliti adalah sebagai berikut :
Luas Area (A) = 0,1800 km2
Koefesien pengaliran (c) = 0.70 (tabel 4.6)
Intensitas (I) = 113.88 mm/jam (perhitungan
sebelumnya)
91
90
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
Q.2 = 0,278 c . I . A
Dimana :
Koefesien pengaliran (c) = 0,70
Intensitas hujan (I) = 113,88 mm/jam
Luas area pengaliran (A) = 0.1050 km
Maka debit rencana pada saluran type II
adalah
Q.2 = 0.278 x 0.70 x 113.88 x 0.1000
= 2,216 m3/det
Luas penampang saluran (A) yang dibutuhkan
Kekasaran manning (n) : 0,012 adalah :
Kemiringan dasar saluran (s) : 0.003 Q 2, 216
A 1,454 m 2
Kecepatan aliran (V) : 1,524 V 1,524
Maka luas penampang saluran adalah : h 0 ,76 A
Q 3,989 h 0 ,76 1,454
A
V 1.5 h = 0,916 m 0,95 m
A 2 , 659 m 2 (luas penampang saluran) b 0,877 A
b 0 ,877 1, 454
Untuk = 600,
b = 1,058 m 1,10 m
h 0,76 A 0 , 76 2 , 659
Dengan demikian didapatkan data dimensi
h = 1,239 1,25 m saluran adalah sebagai berikut :
Debit banjir rencana (Q.2) = 2,216 m3/det
b 0,877 A 0 ,877 2 , 659 Lebar saluran (b) = 1,10 m
b = 1,43 1,45 m Tinggi saluran (h) = 0,95 m
Tinggi jagaan (w) = 0,25 m
Tinggi total saluran (H) = 1,20 m
A 2,5h 2 Kecepatan aliran (V) = 1,524 m/det.
R 0,543h
P 4,606h Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003.
R 0,543h
Untuk penampang saluran type III :
R 0,543 x1,25
Q3 = Q.1 + Q.2
R 0,68 = 2,571 + 2,216
Dengan demikian didapatkan data dimensi = 4,787 m3/det
saluran adalah sebagai berikut : V = 1,524.
Debit banjir rencana (Q)= 2,571 m3/det Luas penampang saluran (A) yang dibutuhkan
Lebar saluran (b) = 1,15 m adalah :
Tinggi saluran (h) = 1,00 m Q 4,787
Tinggi jagaan (w) = 0,25 m A 3,141 m 2
Tinggi total saluran (H) = 1,25 m V 1,524
Kecepatan aliran (V) = 1,524 m/det h 0 ,76 A h 0,76 3,141
Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003 h = 1,347 m 1,40 m
b 0,877 A b 0 ,877 3,141
92
91
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
Kemiringan dasar saluran (S) = 0,003. (hasil Penampang saluran sekunder type V,
analisis) sepanjang 881 meter
Perencanaan Dimensi Saluran
94
93
Vol.14 No.1. Februari 2013 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X
95
94