Anda di halaman 1dari 7

SINOPSIS

MATA KULIAH : STUDI KASUS HUKUM PIDANA


SKS :2
WAKTU PERTEMUAN : 2 X 50 MENIT

Studi kasus merupakan suatu metode penelitian yang sama sama


memusatkan perhatian pada penelaahan di seputar suatu kejadian. (Adelman et
el, 1997, pp 139 150). Pengertian yang lebih singkat yakni suatu penyelidikan
sistematis atas suatu kejadian khusus. Dalam studi kasus data-data dikumpulkan
dengan beraneka ragam teknik yang meliputi pengamatan, wawancara,
pemeriksaan dokumen, atau catatan-catatan dan lain-lain. Oleh sebab itu asas
dasar dari suatu studi kasus adalah pemeriksaan silang temuan-temuan dari suatu
wawancara dengan temuan-temuan dari wawancara lain, atau pemeriksaan
kebeneran hasil wawancara dengan membandingkannya dengan isi dokumen
atau sebaliknya.

Suatu studi kasus hukum (hukum pidana) pada hakekatnya mendasarkan


diri pada pengertian diatas dengan beberapa kekhususan yang mendasarkan
meliputi metode yang digunakan, kasus yang akan diteliti, dan solusi yang
diharapkan. Kasus adalah pemaparan sejumlah fakta, hubungan-hubungan
dan kejadian-kejadian yang didalamnya tersembunyi satu atau lebih
masalah yuridis.

Proses penyelesaian suatu kasus bersifat kompleks. proses ini dapat dibuat
menjadi jelas dengan cara menguraikan dan membagi proses tersebut kedalam
tahap atau langkah. tentang hal itu, harus disadari bahwa langkah-langkah
tersebut tidak dapat digunakan secara kaku, seringkali langkah-langkah tersebut
tidak ditempuh sacara berurutan.

Langkah-langkah tersebut meliputi :


a. memaparkan duduk perkara dari sebuah kasus
b. menterjemahkan kasus dalam peristilahan yuridis (mengkualifikasi)
c. seleksi aturan-aturan yang relevan
d. analisis dan penafsiran (interpretasi) terhadap aturan
e. penerapan aturan hukum pada kasus
f. mengevaluasi dan menimbang argumen-argumen dan penyelesaian, dan
g. perumusan (formulasi) penyelesaian.

Pada tataran praktis, penerapan langkah-langkah tersebut diatas tergantung


pada pada siapa yang melakukan. setiap penegak hukum tentu saja mempunyai
pandangan yang berbeda dalam melihat suatu kasus. Antara Penuntut Umum dan
Penasihat Hukum mempunyai penafsiran yang berbeda dalam
mengimplementasikan langkah-langkah tersebut. Penuntut Umum
mengimplementasikan dalam bentuk Surat dakwaan, sedang Penasihat Hukum
dalam Pledoi (pembelaan). Demikian juga dengan Hakim dalam
Vonis/Putusannya.
STUDI KASUS HUKUM (PEDANA) SEBAGAI SALAH SATU METODE
DALAM PENELITIAN HUKUM.

PENELITIAN HUKUM UNTUK KEPERLUAN PRAKTIS DAN UNTUK


KAJIAN AKADEMIS ( TESIS, ARTIKEL )

KEPERLUAN PRAKTIS PENDAPAT HUKUM

( LEGAL OPINION )

DIMULAI

IDENTIFIKASI MASALAH HUKUM

SUATU KASUS KADANG KELIHATAN MENGANDUNG


MASALAH HUKUM, PADAHAL BUKAN MASALAH HUKUM.

TERDAPAT MASALAH HUKUM, KALAU DIDALAMNYA SETIDAK-


TIDAKNYA TERSANGKUT PENGERTIAN HUKUM ATAU SETIDAK-
TIDAKNYA DI DALAM FAKTA ITU TERSANGKUT KETENTUAN
HUKUM YANG RELEVAN DENGAN FAKTA YANG DIHADAPI.

METODE PENAFSIRAN

GRAMATIKAL, HUKUM TERIKAT PADA BAHASA


HISTORIS, LATAR BELAKANG SEJARAH : MENGAPA DIBUAT
SISTEMATIS, KETERKAITAN DENGAN UU LAINNYA
TELECLOGIS/SOSIOLOGIS, TUJUAN KEMASYARAKATAN
EKSTENSIF, MEMPERLUAS MAKNA UU
ANALOGI

MASALAH HUKUM :
1. Pembaruan Undang-Undang Investasi dalam kerangka meningkatkan
penanaman modal
2. peranan Lembaga Bantuan Hukum di dalam mengawasi penegakan hukum
di Indonesia
3. Efektifitas Peraturan mengenai BPPN dalam mengatasi persoalan kresit
macet di Indonesia
4. Tinjauan atas Undang-Undang Perimbangan keuangan Pusat dan Daerah
dalam kerangka Otonomi Daerah.
5. Azas Praduga Tak Bersalah dalam Budaya Hukum Indonesia
6. Restitusi dan pemulihan sebagai bentuk penyelesaian sengketa alternatif
7. Due Proscess of Law dalam proses peradilan di Indonesia
8. Pembaruan Undang-Undang Investasi dalam kerangka penyelesian dengan
TRIMs Agreement
9. Reorientasi prinsip-prinsip Hukum Agraria Indonesia terhadap World
Trade Organization
10. Tanggung jawab pidana Badan Hukum menurut Hukum Indonesia

keterangan :

1. Masalah nomor 1 s/d 4 bukan masalah hukum karena sasaran penelitian


tersebut adalah peraturan dan institusi
2. Masalah no 5 dan 6 dapat dikatakan sebagai masalah hukum tetapi dalam
hal ini harus dilakukan penelitian empirik
3. Masalah no 7 s/d 10 merupakan masalah hukum (karena kalimat pertama
dan kedua mengandung pengertian/konsep hukum.

Dalam suatu masalah hukum harus terdapat hubungan dua pengertian,


konsep atau azas hukum
KEKUATAN DAN KELEMAHAN STUDI KASUS

Kekuatan :

1. Hasilnya lebih mudah dipahami

2. Memberikan saran-saran untuk secara arif menafsirkan kasus-kasus lain yang


serupa

3. sesuai bagi penelitian perseorangan

Kelemahan :

1. Hasil-hasilnya tidak mudah digeneralisasi, kecuali dengan pertimbangan

intuitif bahwa kasus tersebut serupa

2. Cenderung subjektif
PENYELESAIAN KASUS

Proses penyelesian suatu kasus bersifat relatif kompleks. Proses ini dapat dibuat
menjadi jelas dengan cara menguraikan / menjabarkan dan membagi proses
tersebut ke daam 7 langkah :

1. Pemaparan singkat duduk perkara


Langkah ini berkenaan dengan penataan sekelompok fakta dan kejadian
kejadian hingga mewujudkan suatu keseluruhan yang jelas dan
berkerangka umum atau suatu gambaran umum.

2. Penterjemahan kasus ke dalam peristilahan yuridis.


Fakta-fakta dan kejadian yang telah tertata itu sebaiknya harus
diterjemahkan ke dalam peristilahan yuridis (langkah ini disebut
mengkualifikasi). Pada tahap ini yang dilakukan adalah meletakkan
hubungan antara fakta- fakta dan aturan- aturan hukum.

3. Seleksi aturan-aturan hk yang relevan


Setelah langkah 1 dan 2, berdasarkan fakta- fakta dan kasus yang telah
diterjemahkan ke dalam peristilahan hukum dan yang telah dikulifikasi,
harus ditemukan aturan-aturan yang dapat diterapkan.

4. Analasis dan interpretasi aturan hk


Terhadap aturan hukum, jangan hanya fokus pada aturan hukum yang
tercantum dalam pasal UU, tetapi juga aturan yang tidak tertulis yang di
bentuk dan dikembangkan oleh peradilan.

5. Penerapan aturan-aturan hukum pada kasus.


Jika arti dari suatu aturan hukum dan akibat-akibat yang terkait pada
aturan hukum itu melalui penelaahan, analisis, dan interpretasi telah
ditetapkan, maka apa yang telah ditemukan itu harus diterapkan pada
kasus yang tengah dihadapi.

6. Mengevaluasi dan menimbang argumentasi dan penyelesaian


Sering terjadi, terhadap 1 aturan hukum dapat diberikan lebih dari 1
interpretasi. Untuk masing-masing interpretasi itu diajukan argumen-
argumen untuk mendukungnya. Pada umumnya dimungkinkan bahwa
interpretasi itu telah turut diberikan oleh konsekuensi-konsekuensi yang
terkait padanya bagi pihak-pihak dalam kasus tersebut.

7. Formulasi penyelesaian
Setelah menjalani berbagai fase, akhirnya penyelesaian kasus ditemukan
dan penyelesaian itu harus dipaparkan dalam bahasa yang jelas dan dapat
dipahami, yang disertai dengan suatu susunan yang berkerangka umum
dan pembagian serta penangan butir demi butir dari kasus itu.

KERANGKA SKRIPSI

Bab 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Metode Penelitian
Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab 3 PEMBAHASAN
Bab 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

Daftar Bacaan/ Daftar Pustaka


Lampiran

Anda mungkin juga menyukai