TINJAUAN TEORI
A. Defenisi
Menurut Nurbaiti (2009), Otitis Media Supuratif Kronik ialah infeksi kronis
di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari
telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental,
Jadi Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) atau yang biasa disebut dengan
istilah sehari-hari congek. Dalam perjalanannya penyakit ini dapat berasal dari Otitis
Media Akut stadium perforasi yang berlanjut, sekret tetap keluar dari telinga tengah
dalam bentuk encer, bening ataupun mukopurulen. Proses hilang timbul atau terus
menerus lebih dari 2 minggu berturut-turut. Tetap terjadi perforasi pada membran
timpani. Perforasi yaitu membran timpani tidak intake / terdapat lubang pada
B. Klasifikasi
OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi
C. Etiologi
Otitis media supuratif kronik adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan
perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari tengah terus-menerus atau
hilang timbul dan sekretnya mungkin encer, kental, bening atau berupa nanah.
Pada otitis media kronis aktif tuba eustachius sering tersumbat oleh
edema tetapi apakah hal ini merupakan fenomena primer atau sekunder masih
belum diketahui. Pada telinga yang inaktif berbagai metode telah digunakan
yang cepat diatas sisi medial dari membran timpani. Proses ini juga
2. Infeksi
Bakteri yang diisolasi dari mukopus atau mukosa telinga tengah hampir
tidak bervariasi pada otitis media kronik yang aktif. Keadaan ini menunjukkan
bahwa metode kultur yang digunakan adalah tepat. Organisme yang terutama
SITI NUR AISYAH HAMID, S.Kep (70900116081)
Profesi Ners Angkatan XII UIN Alauddin Makassar
2
dijumpai adalah bakteri Gram (-), flora tipe usus, dan beberapa organisme
lainnya.
b. Sumbatan (secret,tumor,tampon)
Penderita alergi mempunyai insiden otitis media kronis yang lebih tinggi
penderita yang alergi terhadap antibiotik tetes telinga atau bakteri atau toksin-
toksinnya, namun hal ini belum terbukti kemungkinannya.
3. Autoimun
4. Lingkungan
Tetapi sudah hampir dipastikan hal ini berhubungan dengan kesehatan secara
umum, diet, dan tempat tinggal yang padat.
sehingga terbentuklah efusi. Efusi di liang telinga tengah dapat sembuh dengan
sendiri. Dapat juga terjadi otitis media efusi (OME) bila efusi tetap ada karena
tuba eustachius tetap terganggu tetapi tidak terdapat infeksi. Bila tuba eusthacius
tetap terganggu dan terdapat infeksi maka terjadi otitis media akut (OMA). Otitis
media akut dapat sembuh sendiri tetapi dapat juga terus berlanjut menjadi otitis
Pada anak, semakin sering terkena infeksi saluran napas, makin tinggi
resiko terkena OMA yang bila penanganannya dan terapinya terlambat dan tidak
adekuat dapat berlanjut menjadi OMSK. Pada bayi terjadinya otitis media
dipermudah karena tuba eustachiusnya yang pendek, lebar dan horizontal.
D. Patofisiologi
dengan proses irritasi dan inflamasi pada mukosa telinga tengah. Respon inflamasi
menyebabkan ulserasi pada mukosa dan kerusakan pada sel epitel. Penjamu akan
E. Manifestasi Klinik
Pasien mengeluh otore, vertigo, tinitus, rasa penuh ditelinga atau gangguan
pendengaran. Nyeri telinga atau tidak nyaman biasanya ringan dan seperti
merasakan adanya tekanan ditelinga. Gejala-gejala tersebut dapat terjadi secara terus
(Dhingra, 2007).
Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan
aktivitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak,
cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai
reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi.
disebabkan infeksi saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar
setelah mandi atau berenang. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adanya
sekret telinga. Sekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi
kecil, berwarna putih, mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan
sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa
secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan
granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang
mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah
kemungkinan tuberkulosis.
2. Gangguan pendengaran
karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan
efektif ke fenestra ovalis. Bila tidak dijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang
dari 20 db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. Kerusakan
telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat
karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom
melalui jendela bulat (foramen rotundum) atau fistel labirin tanpa terjadinya
labirinitis supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf
Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK, dan bila ada merupakan
suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya
drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan
ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin
lateralis.
4. Vertigo
erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat
perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif
keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani
yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu.
temuan yang serius, karena infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah
dan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan dari sana mungkin
berlanj ut menjadi meningitis. Uji fistula perlu dilakukan pada kasus OMSK
dengan riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan positif dan
b. Jaringan granulasi atau polip diliang telinga yang berasal dari kavum
timpani.
F. Pemeriksaan Penunjang
konduktif. Tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian
tergantung besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan dan
mobilitas.
4. Pemeriksaan Radiologi
lateral dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan
Akan tampak gambaran tulang- tulang pendengaran dan atik sehingga dapat
kolesteatom.
5. Bakteriologi
yang dijumpai pada OMSK E. Coli, Difteroid, Klebsiella, dan bakteri anaerob
G. Penatalaksanaan
1. OMSK Benigna :
a. Konservatif
seringnya dila ada otore. Dapat diajarkan kepada penderita atau orang
tua penderita.
ditimbulkan
2) Pengobatan Lokal
telinga tidak ada gunanya bila masih ada otore yang produktif. Oleh
dalam telinga yang sakit kemudian bersihkan dengan kapas lidi baru,
dimiringkan dan tragus ditekan tekan supaya obat tetes masuk ke dalam
3) Antibiotika yang adekuat oral atau parenteral. Ini diberikan apabila ada
b. Operatif :
1. OMSK Maligna
komplikasi abses retroaurikuler dan penderita jauh dari rumah sakit, maka harus
H. Komplikasi
ketulian.
2. Mastuiditis
3. Cholesteatoma
5. Paralisis wajah
6. Labirin titis
I. Prognosis
Biasanya OMC berespon terhadap terapi dapat terjadi dalam beberapa bulan.
tetapi dapat menyebabkan ketidak nyamanan dan dapat berakhir dengan komplikasi
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma
5. Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang
6. Riwayat spikososial
Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung
Selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek
d. Pola Persepsi dan konsep diri
menurun
e. Pola sensorik
8. Pemeriksaan Fisik
b. Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi
Data subyektif :
1) Observasi nafas :
frekwensinya, lamanya.
2) Sekret hidung :
3) Riwayat Sinusitis :
a) Kelemahan
Data Obyektif
- Pemeriksaan penunjung :
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
Mansjoer, Arif. dkk. (2010). Kapita Selwkta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta :
Parry, D.; Roland, P.S. 2005. Middle Ear, Chronic Suppurative Otitis, Medical