Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN

PENYUSUNAN DOKUMEN 1, 2, DAN 3


KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA SMK
(DOKUMEN KTSP 2013)

A. BUKU I
Isi buku KTSP secara garis besar terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian muka,
bagian isi dari bagian lampiran. Berikut komponen-komponen yang harus ada pada
tiap bagian sebagai berikut:
Isi:
1. Bagian muka
Pada bagian ini minimal terdapat hal-hal sebagai berikut :halaman sampul,
Kata pengantar ,lembur pengesahan,daftar isi ,daftar table ,daftar gambar ,dan
daftar lampiran serta dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan.
a. Halaman sampul terdiri dari: logo SMK ,judul dokumen , nama instansi ,nama
kota dan tahun. Contoh dapat dilihat pada lampiran 1
b. Kata pengantar yang berisi ungkapan tentang rasa syukur , tujuan penyusunan
dokumen, serta ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yg dirasakan
membantu penyelesain dokumen. Kata pengantar dibuat secara singkat dan di
tandatangani oleh kepala SMK.
c. Lembar pengesahan adalah lembaran yang berisi keberlakukan dokumen yg
berisi kata-kata pengesahan dan keberlakuan dokumen deangan dilengkapi
tempat di tetapkannya,tanggal pada lembar pengesahan, yaitu kepala
SMK,ketua komite SMK,ketua yayasan (bagi SMK swasta),pengawas SMK dan
penjabat yg berwenang.contoh dapat dilihat lampiran 2
d. Daftar isi, yaitu berisi bagian-bagian dokumen serta penunjukan halaman.
Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang isi
dokumen. Sebelah kanan atas ditulis kata halaman. Angka-angka petunjuk
halaman ditempatkan sedemikian rupa sehingga membentuk garis lurus vertikal
sejajar dengan huruf ndari katahalaman
e. Daftar tabel.daftar tabel dibuat bila ada yg berisi nomer urut tabel, judu tabel,
dan nomor halaman tempat pemuatan setiap tabel. Penomoran tabel
menunjukan bab dan nomor urut tabel dalam bab. Missal tabel 2.1 jumlah guru
dan tingkat pendidikanny. Artinya, tabel yg di makasud berada pada bab 2
nomor 1
f. Daftar gambar. Daftar gambar (bila ada) berisi nomor urut gambar , judul
gambar , dan nomor halaman tempat pemuatan setiap gambar. Penomoran
gambar menunjukan bab dan nomor urut bab misal gambar 2.1 jumlah guru
dan tingkat pendidikannya. Artinya , gambar yang dimaksud berada pada bab 2
nomor 1
g. Daftar lampiran, yaitu memuat nomor, judul, halaman, dan tempat lampiran itu
berada. Judul lampiran yg lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal.

2. Bagian isi
Pada bagian ini terdiri dari beberapa bab, di antaranya:bab 1 pendahuluan, bab 2
tujuan, visi dan misi SMK, bab 3 muatan kurikuler, bab 4 pengaturan beban
belajar, bab 5 kalender pendidikan dan bab 6 penutup. Bagia-bagian isi ini akan di
jelaskan di bawah ini ;

a. Bab I pendahuluan
Pada bagian ini terdiri dari latar belakang, landasan hukum, tujuan penyusunan
kurikulum, prisip penyusunan kurikulum, acuan konseptual dan kondisi objektif
SMK.
1) Latar belakang. Pada bagian ini dituliskan tentang alasan penyusunan KTSP
minimal mencakup: tuntutan terhadap adanya dokumen kurikulum, kondisi
objektif SMK dan kebutuhan SMK terhadap kurikulum
2) Landasan hukum. Pada bagian ini disebutkan peraturan dan perundangan
yang berkaitan dengan kurikulum 2013, kurikulum 2006 dan kelembagaan
SMK.
3) Tujuan penyusunan. Pada bagian ini diuraikan tujuan penyusunan KTSP
secara oprasional.
4) Prinsip-prinsip penyusunan KTSP. Pada bagian ini diuraikan prinsip
penyusunan kurikulum sesuai dengan permendikbud no.61 tahun 2014,
kemudian di oprasionalkan dalam program pendidikan di SMK yg di
dasarkan pada kondisi dan tuntutan lingkungan, dengan mencantumkan
sumber rujukan (referensi) yg dapat di percaya.
5) Acuan operasional KTSP.pada bagian ini diuraikan acuan konseptual
kurikulum sesuai dengan permendikbud no.61 tahun 2014 dan PMA no 117
tahun 2014, kemudian dioprasionlkan dalam program pendidikan di SMK yg
di dasarkan yg di dasarkan pada kondisi dan tuntutan lingkungan, dengan
mencantumkan sumber rujukan (referensi)yg dapat dipercaya.
6) Kondisi SMK
a) Analisis lingkungan internal merupakan urain kondisi SMK yang
mencerminkan kekuatan dan kelemahan SMK, meliputi:
(1) Identitas SMK (kode registrasi SMK, nama resmi SMK, SK
pendirian, akreditasi;
(2) SMK, alamat lengkap SMK, identitas kepala SMK,komite SMK,
rekening bank, dll)
(3) Data kepemilikan lahan,bangunan dan sarana prasarana
(4) Rekapitulasi data siswa (3 tahun terakhir)
(5) Profil pendidik dan tenaga kependidikan
(6) Rekapitulasi data orang tua siswa meliputi pekerjaan, pendidikan,
penghasilan
(7) Data tamatan (3 tahun tetakhir)
(8) Prestasi SMK (3 tahun terakhir)
(9) Struktur organisasi

b) Analisis lingkungan eksternal merupakan uraian kondisi SMK yang


mencerminkan peluang dan tantangan SMK. Analisis lingkungan
eksternal meliputi analisis terhadap :
(1) Kondisi Geografis
(2) Kondisi Sosiologis
(3) Kondisi Demografi

b. Bab II Visi, Misi, dan Tujuan


Pada bagian ini di tuliskan tujuan pendidikan nasional dan kelembagaan, visi
misi SMK dan tujuan SMK.
1) Visi SMK adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga
satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh
warga satuan pendidikan.Visi SMK:
(a) Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;
(b) Mampu memberikan inpirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga
satuan pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan;
(c) Dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga satuan pendidikan
dan pihak-pihak yg berkepentingan, selaras dengan visi institusi di
atasnya serta visi pendidikan nasional;
(d) Diputuskan oleh rapat dewan guru yg di pimpin oleh kepala
sekolah/SMK dengan memperhatikan masukan komite sekolah/SMK;
(e) Disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak
yg berkepentingan;
(f) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan di masyarakat.
2) Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan sebagai
penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu tertentu untuk
menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka pendek, menengah, dan
jangka, dengan berdasarkan masukan dari seluruh warga SMK.
(a) Memberikan arah dalam mewujudkan visi satuan pendidikan sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional;
(b) Merupakan tujuan yg akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;
(c) Menjadi dasar program pokok satuan pendidikan;
(d) Menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yg
diharapkan oleh satuan pendididikan;
(e) Memuat peryataan umum dan khusus yg berkaitan dengan program
satuan pendidikan;
(f) Memberikan keluwesan dan ruang gerak penyusunan kegiatan satuan-
satuan unit satuan pendidikan yg terlibat;
(g) Dirumuskan berdasarkan masukan dri segenap pihak yg
berkepentingan termasuk komite SMK dan diputuskan oleh rapat
dewan guru yuru g di pimpin oleh kepala SMK;
(h) Disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak
yg berkepentingan;
(i) Ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan
perkembangan dan tantangan dimasyarakat.
3) Tujuan SMK. Pada bagian ini dituliskan tujuan khusus madasah sebagai
penyelenggara pendidikan. Bagi SMK swasta tujuan SMK dapat
disesuaikan dengan tujuan yayasan.tujuan SMK:
(a) menggambarkan tingkat kualitas kualitas yg perlu dicapai dalam jangka
menengah (empat tahunan);
(b) memcu pada visi, misi , dan tujuan pendidikan nasional serta relaven
dengan kebutuhan masyarakat;
(c) mengacu pada standar kompetensi lulusan yg sudah ditetapkan oleh
satuan pendidikan dan pemerintahan;
(d) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yg berkepentingan
termasuk komite SMK dan diputuskan oleh rapat dewan guru yg di
pimpin oleh kepala SMK;
(e) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan segenap pihak
yg berkepentingan.

c. Bab III Muatan Kulikuler.


Pada bagian ini dijelaskan tentang struktur kurikulum dan muatan kurikulum.
Secara operasional dijelaskan sebagai berikut:
a. Struktur kurikulum.pada bagian ini dituliskan struktur kurikulum yg berisi
mata pelajaran dan alokasi waktunya. Setiap satuan pendidikan boleh
menambah jam belajar per minggu berdsarkan pertimbangan kebutuhan
belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik,social, budaya, dan
faktor lain yg dianggap penting.didalamnya memuat stuktur kurikulum 2013
dan kurikulum 2006 sesuai dengan kelas pada setiap jenis dan jenjang
SMK yg memberlakukannya.
b. Muatan kurikulum. Pada bagian ini berisi minimal tentang mata pelajran,
muatan lokal,ekstrakurikuler,ketuntasan belajar, kenaikan kelas dan
kelulusan serta perminatan/penjurusan.
1) Mata pelajaran.pada bagian ini dituliskan kelompok-kelompok mata
pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan
pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum dan dijelaskan mata
pelajaran yg muatan lokal dan kekhasan tersebut.
2) Muatan lokal.pada bagian ini satuan pendidikan harus mengembangkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk stiap jenis muatan
lokal yg diselenggarakan.satuan pendidikan dapat meyelenggarakan
dua mata pelajaran muatan lokal. Muatan lokal dapat menyesuaikan
dengan:
(a) Bagian mata pelajaran kelompok B yg berdiri sendiri pada struktur
kurikulum muatan lokal untuk struktur 2006;
(b) Bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau mata pelajaran yg
berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata pelajaran muatan
lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan
3) Pengembangan diri. Pada bagian ini satuan pendidikan
menyelenggarakan kegaiatan yg bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan
kondisi sekolah, kegiatan penembangan diri dapat dilakukan antara lain
melalui;
a) Kegiatan pelayanan konseling yg berkenaan dengan masalah diri
pribadi, kehidupan sosial,belajar, dan pengembangan karir peserta
didik;
b) Kegiatan ekstrakurikuler.pada bagian ini dituliskan kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler yg dilaksanakn di SMK sesuai dapat diantaranya
dapat berbentuk pramuka, osis,olimpiade/lomba mapel, KIR,olah
raga, kesenian, keagamaan islam, paskibra, pecinta alam, jurnalistik
dan kewirausahaan.(jenis kegiatan mengacu pada KMA 103 tahun
2015 tentang penetapan beban kerja pendidikan bersertifikat di
SMK)
c) Pembiasaan atau kegitaan yg sudah menjadi pembiasaan setiap
hari sebelum dan atau sesudah kegiatan pembelajaran
4) Ketuntasan belajar. Pada bagaian ini dituliskan ketuntasan belajar di
SMK. Dalam menentukan ketuntasan belajar harus merujuk pada
regulasi yg berlaku, di antaranya kepada peraturan pemerintahan nomer
32 tahun 2013, permendikbud nomor 66 tahun 2013 dan nomor 104
tahun 2014. Satuan pendidikan menetapkan ketuntasan belajar setiap
indikator yg telah di tetapkan dalam suatu kompetensi dasar berkisar
antara 0-100%. kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indicator
75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan sumber daya
pendukung dalam peyelenggarakan pembelajaran. Satuan pendidikan
diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus
menerus umtuk mencapai kriteria ketuntasan ideal;
5) Kenaikan kelas dan kelulusan.pada bagian ini dituliskan tentang
prosedur dan mekanisme kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir
tahun ajaran. kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing
direktorat teknis terkait. Sesuai dengan regulasi yg berlaku,di antaranya
kepada peraturan pemerintah nomer 32 tahun 2013,permendikbud
nomor 66 tahun 2013, nomor 104 tahun 2014 dan permendikbud nomor
114 tahun 2014;
6) Peminatan dan atau penjurusan. Bagian ini hanya untuk SMK
aliyah.penjelasan tentang peminatan merujuk kepada permendikbud
nomor 64 tahun 2014. Dijelaskan juga jenis peminatan yg
diselenggarakan di SMK serta prosedur penentuan penentuan
peminatan siswa;
7) Pendidikan kecakapan hidup
a) Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,
SMK/MAK dapat memasukan pendidikan kecakapan hidup, yg
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,kecakapan
akademik dan/atau kecakapan vokasional;
b) Pendidikan pecakapan hidup dapat merupakan integrar dari
pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yg
direncanakan secara khusus;
c) Pendidikan kecakapan hidup dapat di peroleh peserta didik dari
satuan pendidikan yg bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan
formal lain dan/atau nonformal.
8) Pendidikan berbasisi keunggulan lokal dan global
a) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan
yg memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing
global dalam aspek ekonomi,budaya,bahasa,teknologi informasi dan
komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yg semuanya bermanfaat bagi
penyusunan kompetensi peserta didik;
b) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan berbasis
keunggulan lokal dan global;
c) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan
bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata
pelajaran muatan lokal;
d) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik
dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yg sudah
memperoleh akreditasi.

d. Bab IV pengaturan beban belajar


Pada bagian ini berisi tentang pengaturan beban belajar meliputi beban
belajar dan beban belajar tambahan yg dilaksanakan di SMK.
a) Beban belajar. Dalam menetapkan beban belajar SMK hendaknya
menjelaskan beban belajar yg diterapkan berkenaan dengan system paket
atau system kredit semester, sebagaimana diatur dalam permendikbud
nomor 61 tahun 2014
b) Beban belajar tambahan. Dalam menetapkan beban belajar tambahan,
hendaknya dijelaskan beban belajar tambahan yg diterapkan SMK dengan
perpedoman pada permendikbud nomor 61 tahun 2014

e. Bab V kalender pendidikan


Pada bagian kalender pendidikan SMK ini dicantumkan rincian pengaturan
waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun
pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran. Hal tersebut
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Kalender pendidikan SMK mengacu pada
pedoman penyusunan kalender pendidikan yg diterbitkan 0leh kementerian
agama kantor wilayah jawa barat.
Beberapa aspek penting yg menjadi pertimbangan dalam meyusun kalender
pendidikan sebagai berikut:
a) Permulan tahun pelajaran. Permulaan tahun ajaran adalah waktu
dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran pada setiap
satuan pendidikan
b) Pengaturan waktu belajar efektif
1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
setiap satuan ajaran pada setiap satuan pendidikan,
2) Waktu pembelajaran aktif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu yg meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
lain yg dianggap penting oleh satuan pendidikan, yg pengaturannya di
sesuaikan dengan kedaan dan kondisi daerah.
c) Pengaturan waktu libur. Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu
pada ketentuan yg berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah.
Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester,
libur akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus. Alokasi waktu minggu efektif
belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada tabel berikut :

NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN


1. Minggu efektif belajar Tuliskan jumlah Digunakan untuk
setiap tahun (Kelas I- minggu efektif kegiatan
V, VII-VIII, X-XI) minimal 36 minggu pembelajaran
2. Minggu efektif Tuliskan jumlah efektif pada setiap
semester ganjil tahun minggu efektif SMK
terakhir setiap SMK minimal 18 minggu
(kelas VI, IX, dan XII)
3. Minggu efektif Tuliskan jumlah
semester genap minggu efektif
tahun terakhir setiap minimal 14 minggu
SMK (kelas VI, IX,
dan XII)
4. Jeda tengah semester Tuliskan jeda tengah Satu minggu setiap
semester maksimal semester
2 minggu
5. Jeda antar semester Tuliskan jeda antar Antara semester I
semester maksimal dan II
2 minggu
6. Libur akhir tahun Tuliskan libur akhir Digunakan untuk
ajaran tahun ajaran penyiapan kegiatan
maksimal 3 minggu dan administrasi
akhir dan awal
tahun ajaran
7. Hari libur keagamaan Tuliskan hari libur Daerah khusus
keagamaan yang memerlukan
maksimal 4 minggu libur keagamaan
lebih panjang dapat
mengaturnya
sendiri tanpa
mengurangi jumlah
minggu efektif
belajar dan waktu
pembelajaran
efektif
8. Hari libur Tuliskan hari libur Peraturan
umum/nasional umum/nasional Pemerintah
9. Hari libur khusus Tuliskan hari libur Untuk SMK sesuai
khusus maksimal 1 dengan cirri
minggu kekhususan
masing-masing
10. Kegiatan khusus SMK Tuliskan kegiatan Digunakan untuk
khusus SMK kegiatan yang
maksimal 3 minggu diprogramkan
secara khusus oleh
SMK tanpa
mengurangi jumlah
minggu efektif
belajar dan waktu
pembelajaran
efektif

f. Bab VI penutup
Pada bagian ini satuan pendidikan mengemukakan harapan-harapan dalam
penyusunan KTSP sekaligus permalahan yg dihadapi serta solusinya dalam
renagka rencana tindak lanjuti pendidikan di SMK.

g. Bagian lampiran-lampiran
Bagian ini dilampirkan berbagai dokumen yg berhubungan dengan dokumen
KTSP, misalnya III serta dokumen lainnya yg harus dilampirkan seperti SK
TPKM, SK penetapan mulok beerta SK/KD atau KI/KD-nya, SK penetapan
ketuntasan belajar,SK. Penetapan kegiatan ekstrakurikuler, berita acara
masing-masing kegiatan penyusunan KTSP, daftar hadir kegiatan,dan
dokumen lainnya yg dianggap perlu)

B. BUKU II PENGEMBANGAN SILABUS


1. Definisi Operasional
a) Silabus adalah acuan atau kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian
mata pelajaran.
b) Standar kompetensi (SK) merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta
didik yg menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap,dan keterampilan
yg diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata
pelajaran.
c) Kompetensi inti (KI) adalah tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yg harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat
kelas atau program.
d) Kompetensi dasar (KD) adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi inti
(KI) yg harus diperoleh peserta didik melalui pembelajaran.
2. Prinsip pengembangan silabus
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yg menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
b. Relevan
Cukupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam
silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,sosial,
emosional, dan spritual peserta didik.
c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan yg kosisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan
sistem penilaian.
e. Memadai
Cukupan indikator, materi pembelajaran kegiatan pembelajaran, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi
dasar.
f. Aktual dan kontekstual
Cakupan indikator, materi pembelajaran kegiatan pembelajaran, sumber
belajar, dan system penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yg terjadi.
g. Fleksibel
Keseluruhan `komponen silabus dapat mengakomodasikan keragaman
peserta didik , pendidik, serta dinamika perubahan yg terjadi di sekolah dan
kebutuhan masyarakat.
h. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).

3. Unit waktu silabus


a. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yg
dsediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggara pendidikan di tingkat
satuan pendidikan.
b. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yg disediakan per
semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yg sekelompok.
c. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus
sesuai dengan standar kompetensi dan kompeensi dasar untuk mata
pelajaran dengan alokasi waktu yg tersedia pada struktur kurikulum. Khusus
untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus berdasarkan satuan
kompetensi.

4. Pengembangan silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah/SMK atau beberapa sekolah/SMK, kelompok
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)pada atau pusat kegiatan guru (PKG),
dan dinas pendidikan/kemenag.
a. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yg bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah/SMK dan lingkungannya;
b. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembang silabus secara mandiri, maka pihak sekolah/SMK dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yg akan digunakan oleh sekolah tersebut;
c. Di SD/MI semua guru kelas, dai kelas I samai kelas VI. Menyusun silabus
secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu
disusuan secara bersama. Oleh guru yg terkait;
d. Sekolah/SMK yg belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri,
sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum
MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yg akan
digunakn oleh sekolah/SMK dalam lingkup MGMP/PKG setempat;
e. Dinas pendidikan/kemenag setempat dapat memfasilitaskan penyusunan
silabus dengan membentuk sebuah tim yg terdiri dari para guru
berpengalaman di bidangnya masing-masing

5. Langkah-langkah pengembangan silabus


a. Mengkaji standar kompetensi ( SK )/ kometensi inti (KI) dan kompetensi
dasar (KD)
Mengkaji SK/KI dan KD mata pelajaran sebagaimana tercantum pada standar
isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tdk harus selalu sesuai dengan urutan yg ada di SI;
2) Kertarikan antara SK/KI dan KD dalam mata pelajaran;
3) Ketertarikan antar SK/KI dan KD antar mata pelajaran
b. Mengidentifikasi materi pembelajaran
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetansi dasar dengan mempertimbangkan:
1) Potensi peserta didik;
2) Relevansi dengan karakteristik daerah,
3) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik;
4) Kebermanfaatan bagi peserta didik;
5) Struktur keilmuan;
6) Aktualisasi, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
7) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
8) Alokasi waktu.
c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
kegiatan pembelajarn dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yg
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yg dimaksud
dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yg bervariasi
dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan
hidup yg perlu dikuasai peserta didik. Hal-hal yg harus diperhatikan dalam
mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut.
1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksakan proses pembelajaran
secara professional;
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yg hrus dilakukan
oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar;
3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki
konsep materi pembelajarn;
4) Rumusan peryataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung
dua unsur yg mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta
didik, yaitu kegiatan peserta didik dan materi.
d. Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yg ditandai oleh
perubahan perilaku yg dapat diukur mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja oprasional yg terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan
sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
Kata kerja operasional (KKO) indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah
ke sukar, sederhana ke kompleks, deket ke jauh,dan dari konkri ke abstrak
(bukan sebaliknya).
Kata kerja operasional pada KD benar-benar terwakili dan teruji akurasinya
pada deskripsi yg ada di kata kerja operasional indicator.

e. Penentuan jenis penilaian


Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memproleh, menganalisis
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yg
dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yg bermakna dalam mengambil keputusan.
Hal-hal yg perlu diperhatikan dalam penilaian.
1) penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi;
2) penilaian menggunakan acuan kriteria;yaitu berdasarkan apa yg bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya;
3) system yang direncanakan adalah system penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indicator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan
yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa;
4) hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedy bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah criteria
ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah
memenuhi kriteria ketuntasan;
5) system penilaan harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yg di
tempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran
menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus
diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk
berupa hasil melakukan observasi lapangan.
f. Menentukan alokasi waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yg di
cantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai
kompetensi dasar yg dibutuhkan oleh peserta didik yg beragam.
g. Menentukan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yg digunakan utuk
kegiatan pembelajaran, yg berupa media cetak dan elektronoik, narasumber,
serta lingkungan fisik,alam, sosial, budaya.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,dan
indicator pencapaian kompetensi.

6. Komponen Buku II KTSP


1. Bagian muka
a) Halaman sampul
b) Pengesahan(komite/yayasan, kepala, pengawas SMK, kankemenag)
c) Daftar isi
d) Kata pengantar
2. Bagian isi
a. Standar kompetensi (untuk kurikulum 2016)/kompetensi inti
(kurikulum2013) dan kompetensi dasar mata pelajaran
b. Silabus mata pelajaran
3. Lampiran-lampiran ( dokumen lainnya yang harus dilampirkn seperti surat
keputusan tim pengembangan kurikulum, berita acara penyusunan buku II
KTSP, notulasi rapat, daftar hadir dll)
Dalam buku II KTSP berisi tentang silabus mata pelajaran yg dapat
dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan RPP. Mata pelajaran yg
masih menggunakan kurikulum 2006 dan mata pelajaran muatan lokal yg
masih dikembangkan di SMK masing-masing, maka dapat menyusun
silabus dengan komponen identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,
SK(2006)/KI,KD,materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus dikembangkan oleh SMK berdasarkan standar isi (SI) dan
standar kompetensi lulusan (SKL), serta pedoman penyusunan kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Dalam pelaksannanya, pengembangan silabus dapat dilakukan oleh
para guru secara mandiri atau berkelompok di SMK atau beberapa SMK,
kelompok musyawarah guru makta pelajaran(MGMP)atau pusat kegiatan
guru (PKG), dan kemenag. Pengembangan silabus disusun di bawah
supervisi kepala seksi pendidikan SMK dan atau penjabat terkait lainnya.

7. Standar kompetensi (2006) / kompetensi inti dan kompetensi dasar mata


pelajaran
Pada bagian ini disebutkan standar kopetensi (2006)/kopetensi inti dan
kompetensi dasar mata pelajaran ciri khas SMK (muatan lokal)yg akan
menjadi acuan penyusunan silabus mata pelajaran tersebut, sedangkan untuk
mata pelajaran yg K dan KD nya sudah tersedia tidak perlu menyusun bagian
ini.teknik penulissannya, dibuat 2 kolom menggunakan ketentuan buku
penulisan yg berisi standar kompetensi (2006)/kompetensi inti dan
kompetensi dasar mata pelajaran tersebut. Jenis huruf yg digunakkan adalah
time new roman ukuran 12 dengan 1 spasi, marjin atas dan kiri 4 cm
sedangkan marjin bawah dan kanan 3 cm dengan bentuk/posisi portrait.
Contoh penyusunan standar kompetensi (2006) dan kompetensi dasar mata
pelajaran penyusunan silabus berdasarkan kurikulum 2006 sebagai berikut:

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR


1. 1.1. .
1.2. .
1.3. Dst.
2. .. 2.1. ..
2.2. ..
2.3. Dst.
3. Dst. 3.1. Dst.

Contoh penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran


penyusunan silabus berdasarkan kurikulum 2013 sebagai berikut :
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
1. 1.1. ..
1.2. .
1.3. Dst
2. 2.1.
2.2.
2.3. Dst
3. 3.1. Dst

8. Silabus mata pelajaran


Pada bagian ini disebutkan identitas mata pelajaran, KD, materi
pembelajaran,kegiatan pembelajaran,penilaian, alokasi waktu,sumber beajar.
Teknik penulisannya,dibuat 6 kolom dengan judul kolom memakai huruf
capital dan dicetak tebal sedangkan isi kolom menggunakan ketentuan buku
penulisan yg berisi KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Jenis huruf yg digunakan adalah
arial narrow ukuran 12 dengan 1 spasi, marjin atas dan kiri 4 cm sedangkan
marjin bawah dan kanan 3 cm dengan bentuk/posisi landscap.komponen-
komponen diatas dapat tergambar sebagaimana dalam contoh format di
bawah ini:

Nama SMK :.
Mata pelajaran :..
Kelas :.
Semester :.
Kompetensi inti :..
KI 1 :
KI 2 :
KI 3 :
KI 4

ALOKA SUMB
MATERI KEGIATAN
KOMPETE SI ER
PEMBELAJ PEMBELAJ PENILAIAN
NSI DASAR WAKT BELAJ
ARAN ARAN
U AR

,,20.
Mengetahui
Kepala SMK, Guru mata pelajaran,

.
NIP NIP

Catatan/ penjelasan:
a. Kolom kompetensi dasar dengan memindahkan dari kolom KD di atas yg
sudah susun.
b. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yg releven,dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan KD.
c. Kegiatan pembelajaran memuat deskripsi umum proses pembelajaran yg
akan dilakukan dengan menggunakan model/metode pembelajaran yg
diintegrasikan dengan pendekatan saintifik (mengamati, menannya,
mengumpulkan informasi

C. BUKU III PENGEMBANGAN RPP


1. Pendahuluan
a) Latar belakang
Berdasarkan undang-undang republik Indonesia nomor 20 tahun 2003
tentang sisitem pendidikan nasional dan peraturan pemerintah (PP) nomor 19
tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan (SNP), pemerintah melalui
dapartemen pendidikan nasional, berkewajiban menetapkan berbagai
peraturan tentang standar penyelenggaraan pendidikan di seluruh wilayah
Negara kesatuan repubik Indonesia (NKRI). Standar nasional pendidikan yg
dimaksud meliputi (1) standar isi, (2) standar kompetensi lulusan,(3) standar
proses, (4) standar pendidikan dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana
dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8)
standar penilaian pendidikan.
Dalam pencapaian standar isi (SI) yg memuat standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) yg harus dicapai oleh peserta didik setelah melalui
pembelajaran dalam jenjang dan waktu tertentu, sehingga pada gilirannya
mencapai standar kompetensi lulusan (SKL) setelah menyelesaikan
pembelajaran pada satuan pendidikan tertentu secara tuntas. Agar peserta
didik dapat mencapai SK, KD, maupun SKL secara optimal, perlu didukung
oleh berbagai standar lainnya dalam sebuah system yg utuh. Salah satu
standar tersebut adalah standar proses.
PP nomor 19 tahun 2005 yg berkaitan dengan standar proses
mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan
perencanaan pembelajaran, yg kemudian dipertegas melalui peraturan
menteri pendidikan nasional (permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang
standar proses, yg antar lain mengatur tentang perencanaan proses
pembelajaran yg mensyaratkan bagi pendidikan pada satuan pendidikan
untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
khususnya pada jenjang pedidikan dasar dan menengah jalur formal, baik yg
menerapkan system paket maupun system kredit semester (SKS).
Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, meyenangkan, menantang,memotivasi peserta didik untuk
berpatisipasi aktif, serta memberikan ruang yg cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik.
Selain itu, pada lampiran permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang
standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, juga diatur tentang
berbagai kompetensi yg harus dimiliki oleh pendidik, baik yg bersifat
kompetensi inti maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan
pendidikan jenjang SMK aliyah (MA), baik dalam tuntutan kompetensi
pedagogik maupun kompetensi professional, berkaitan erat dengan
kemampuan guru dalam mengembangkan perencannaan pembelajaran
secara memadai.

b) Tujuan
Penyusunan panduan ini bertujuan :
a. Menjelaskan penertian RPP;
b. Arti penting proses perencanaan pembelajaran dalam proses pencapaian
kompetensi siswa.
c. Menjelaskan komponen RPP
d. Menjelaskan prinsip-prinsip penyusunan RPP
e. Menjelaskan langkah-langkah penyusan RPP

c) Manfaat
Perencanaan pembelajaran merupakan bagian penting dalam pelaksanaan
pendidikan di SMK. Melalui perencanan pembelajaran yg baik, guru akan
lebih mudah dalam belajar. Perencannaan pembelajaraan dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik,SMK,mata
pelajaran,dsb.
Buku ini disusun dengan harapan bermanfaat bagi semua pihak yg
berkepentingan dengan pengembangan perencanaan pembelajaran, seperti
kepala sekolah,guru,pengawas SMK atas maupun Pembina pendidikan
lainnya. Bagi kepala SMK panduan ini dapat dijadikan bahan pembinaan
terhadap guru sebagai bagian dari tugasnya dalam melakukan supervise
tehadap proses perencanaan pembelajaran.
Bagi guru, panduan ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu referensi
untuk meningkatkan kompetensi dalam pengembangan perencanaan
pembelajaran. Sehingga akan menghasilkan satu kegiatan pembelajaran yg
berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan,menantang,memotivasi peserta didik untuk berpatsipasi aktif,
serta memberikan ruang yg cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian
sesuai dengan bakat,minat, dan perkembangan fisik serta psikolpogis peserta
didik.
Bagi pengawas SMK atau para Pembina pendidikan lainnya keberadaan
panduan juga diharapkan mendatangkan manfaat dalam melakukan supervisi
dan memberikan layanan professional,berupa bimbingan teknis dan
pendampingan secara terprogram dan berkelanjutan.

2. Definisi operasional
Berdasarkan pp 19 tahun 2005 pasal 20 dinyatakan bahwa: perencaan
proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yg
memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode
pengejaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Sesuai dengan permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses
dijelaskan bahwa RPP di jabarkan dari silabus untuk mengarakan kegiatan
belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan
pendididkan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,menyenangkan,
menantang,memotivasi peserta didik untuk berpatisipasi aktif, serta memberikan
ruang yg cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian, sesuai dengan
bakat,minat,dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

3. Prinsip-prinsip penyusunan RPP


a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan
awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecapatan belajar,latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
b. Mendorong partisipasi aktif peserta didik
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusatpada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar.
c. Mengembangkan budaya membaca dan menulis proses pembelajaran
dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman
beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
d. Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, dan remedy.
e. Keterkaitan dan keterpaduan
RPP di susun dengan memperhatikan keterkaitan dan kertepaduan antara
SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian
kompetensi, penilaian,dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
pembelajaran. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran
tematik, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan
keragaman budaya.
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komonikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif. sesuai dengan situasi
dan kondisi.

4. Langkah-langkah penyusunan RPP


Langkah-langkah minimal dari penyusunan rencana peaksanaan pembelajaran
(RPP), dimulai dari mencantumkan identitas RPP, tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan penilaian. Setiap komponen mempunyai arah
pengembangan masing-masing, namun semua merupakan satu kesatuan.
Penjelasan tiap-tiap komponen adalah sebagi berikut :
a. Mencantumkan identitas
Terdiri dari:nama sekolah, mata pelajaran, kelas, semester, standar
kompetensi,kompeensi dasar,indicator dan alokasi waktu.
Hal yg perlu diperhatikan adalah:
1) RPP bpleh disusun untuk satu kompetensi dasar.
2) Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator dikutip dalam
silabus.(standar kompetensi-kompetensi dasar-indikator adalah suatu alur
pikir yg saling terkait tidak dapat dipisahkan)
3) Indicator merupakan:
a) cari perilaku(bukti terukur)yg dapat memberikan gambaran bahwa
peserta didik tela mencapai kompetensi dasar
b) penanda pencapaian kompetensi dasar yg ditandai oleh perubahan
perilaku yg dapat diukur yg mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampiln.
c) Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,satuan
pendidikan, dan potensi daerah
d) Rumusannya menggunakan kerja opersional yg terukur dan/atau
dapat diobservasi.
e) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
4) Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar
dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2 x
45 menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar
dapat diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan
bergantung pada kompetensi dasarnya.

b. merumuskan tujuan pembelajaran


Output (hasil langsung) dari satu paket kegiatan pembelajaran.
Misalnya: kegiatan pembelajaran: mendapat informasi tentang system
Peredaran darah pada manusia.
Tujuan pembelajaran,boleh salah satu atau keseluruhan tujuan
pembelajaran, misalnya pesert didik dapat:
1) Mendeskripsikan mekanisme peredaran darah pada manusia.
2) Menyebutkan bagian-bagian jantung.
3) Merespon dengan baik pertanyaan-pertanyaan yg diajukan oleh teman-
teman sekelasnya.
4) Mengulang kembali informasi tentang peredaran darah yg telah
disampaikan oleh guru.

Bila pembelajaran dilakukan lebih dari 1 (satu) pertemuan, ada baiknya


tujuan pembelajaran juga dibedakan menurut waktu pertemuan, sehingga
tiap pertemuan dapat memberikan hasil.

c. menentukan materi pembelajaran


Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari
indikator.
Contoh:
Indikator : peserta didik dapat menyebutkan ciri-ciri kehidupan.
Materi pembelajaran:
Ciri-ciri kehidupan:
Nutrisi, bergerak, bereproduksi, regulasi, iritabilitas, bernapas, dan ekskresi.

d. menentukan metode pembelajaran


Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula
diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada
karakteristik pendekatan dan/atau strategi yg dipilih.
Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan metode
yg diintegrasikan dalam satu kegiatan pembelajaran peserta didik:
1) Pendekatan pembelajaran yg digunakan, msalnya: pendekatan
proses,kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan masalah, dan
sebagainya.
2) Metode-metode yg digunakan, misalnya: ceramah,inkuiri, observasi,Tanya
jawab,e-learning dan sebagainya.

e. menetapkan kegiatan pembelajaran


1) untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-
langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah
kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan/pembuka, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Langkah-langkah minimal yg harus dipenuhi pada
setiap unsure kegiatan pembelajaran adalah sebagi berikut:
a) kegiatan pendahuluan
i. orientasi: memusatkan perhatian peserta didik pada material yg
akan di belajarkan, dengan cara menunjukan benda yg menarik,
memberikan ilustrasi, membaca berita dri surat kabar,
menampilkan slide animasi dan sebagainya.
ii. apersepsi: memberikan persepsi awal kepada peserta didik
tentang materi yg akan di ajarkan.
iii. motivasi: guru memberikan gambaran manfaat mempelajari
gempa bumi, bidang-bidang pekerjaan berkaitan dengan gempa
bumi,dsb.
iv. pemberian acuan: biasanya berkaitan dengan kajian ilmu yg
akan dipelajari. Acuan dapat berupa penjelasan materi pokok
dan uraian materi pembelajaran secara garis besar.
v. pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme
pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana
dengan rencana langkah-langkah pembelajaran).

b) kegiatan inti
berisi langkah-langkah sistematis yg dilalui peserta didik untuk dapat
mengkonstruksi ilmu sesuai dengan schemata (frame work) masing-
masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar
peserta didik dapat menunjukan perubahan perilaku ebagai
dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indicator. Untuk
memudahkan, biasanya kegiatan inti dilengkapi dengan lembaran
kerja siswa (LKS), baik yg berjenis cetak atau noncetak. Khusus untuk
pembelajaran berbasis ICT yg online dengan koneksi internet,
langkah-langkah kerja peserta didik harus dirumuskan detail mengenai
waktu akses dan alamat website yg jelas. Termasuk alternatif yg harus
di tempuh jika koneksi mengalami kegagalan.

c) Kegiatan penutup
1) Guru mengarahkan peserta didik untuk membuat
rangkuman/simpulan;
2) Guru memeriksa hasil belajar peserta didik. Dapat dengan
memberikan tes tertulis atau meminta peserta didik untuk
mengulang kembali simpulan yg telah di susun atau dalam bentuk
Tanya jawab dengan mengambil + 25% peserta didik sebagai
sempelnya;
3) Memberikan arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa
kegiatan diluar kelas, dirumah atau tugas sebagai bagian
remedial/pengayaan.

f. memilih sumber belajar


Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yg ada dalam silabus yg
dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkunga, media,
narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih
operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yg digunakan.
Misalnya, sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP
harus dicantumkan bahan ajar yg sebenarnya.
Jika menggunakan buku, maka harus ditulis judul buku teks
tersebut,pengarang,dan halaman yg diacu.
Jika menggunakan bahan ajar berbasis ICT, maka harus dtulis nama
file,folder penyimpanan, dan bagian atau link file yg digunakan, atau alamat
website yg digunakan sebagai acuan pembelajaran.
g. menentukan penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen
yg dipakai.

Contoh Minimal Format Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

A. Identitas
Nama SMK :
Mata pelajaran :
Kelas/semester :
Standar kompetensi :
Kompetensi dasar :
Indicator :
Alokasi waktu :x menit ( pertemuan)

B. Tujuan pembelajaran
C. Materi pembelajaran
D. Metode pembelajaran
E. Kegiatan pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran :
Pertemuan 1
Kegiatan awal
Kegiatan inti
Kegiatan penutup
Pertemuan 2. dst
F. Sumber belajar
G. Penilaian
.,20.

Mengetahui
Kepala SMK., Guru Mata Pelajaran

. ..
NIP. NIP.
KETENTUAN PENULISAN

A. Format pengetikan
1. Kertas
Kertas yg digunakan adalah jenis HVS putih, ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm) tebal
kertas 80 gram.
2. Bidang pengetikan
Bidang pengetikan berjarak masing-masing dari tepi kiri, atas, kanan, bawah adalah
4,4,3,3 cm (lihat lampiran 11 contoh ukuran bidang pengetikan). Hasil pengetikan
adalah tepi kanan rata(full justificational).
3. Awal paragraf
Awal paragraph dimulai 1,2 cm (7 ketukan) dari tepi kiri bidang pengetikan sesudah
tanda baca titik,koma,titik dua,dan titik koma hendaknya diberi jarak satu ketukan
kosong.
4. Penomoran halaman
Bagian awal dokumen diberi nomor halaman menggunakan angka romawi (misalnya
i,ii,iii,iv) di tengah bagian bawah halaman.nomor halaman pada bagian inti dan
bagaian penutup dokumen menggunakan angka arab melanjutkan nomor halaman
sebelumnya.
5. Jenis huruf dan ukuran
Dokumen hendaknya diketik dengan computer menggunakan program windows
dengan jenis huruf(font) resmi. Dalam hal menulis dokumen ini digunakan jenis huruf
times new roman ukuran 12 point. Jenis huruf ini disebut huruf operasional karena
jarak antarhuruf bergantung pada besar kecilnya huruf. Misalnya huruf M berukuran
leih besar dri huruf i, sehingga jarak antara dua huruf selalu rapat.
6. Modus huruf
Penggunaan huruf normal,miring (italic), dan tebal (bold) diatur sebagai berikut:
a. Normal. Jenis huruf normal digunakan untuk:1) teks induk,2) tabel,3) gambar,4)
bagan,5) catatan dan 6) lampiran;
b. Miring(italic). Jenis huruf miring digunakan untuk:1) kata nonbahasa Indonesia yg
masih asing,2) kata berasal dari bahasa daerah,3 istilah belum lazim dan 4)
bagian penting (untuk bagian penting tidak boleh digunakan bold-normal,tetapi
boleh bold-miring);
c. Tebal (bold).jenis huruf tebal digunakan untuk :1)judul bab,2) judul subbab dan 3)
bagian penting dari suatu contoh dicetak bold-italic;
7. Spasi
Antar baris dalam dokumen diketik dengan spasi 1,5. Jarak antara akhir judul bab
dengan awal teks adalah 3 spasi. Jarak antara akhir teks dengan subjudul adalah 3
spasi. Jarak antara subjudul dengan awal teks berikutnya adalah 1,5 spasi.spasi
antar kata tidak boleh terlalu renggang dalam teks. Contoh jarak antarbaris dan
pengetikan teks sebagai tersebut dibawah ini
Contoh salah:
Bidang pengetikan berjarak masing- masing dari tepi kiri,atas, kanan,
bawah adalah 4,4,3,3 cm (lihat lampiran 10 contoh ukuran bidang
pengetikan). Hasil pengetikan adalah tepi kanan rata (full justification).
Meskipun demikian, harap diupayakan spasi antar kata cukup rapat.

Contoh benar:
Bidang pengetikan berjarak masing-masing dari tepi kiri, atas, kanan, bawah
adalah 4, 4, 3, 3 cm (lihat lampiran 10 Contoh Ukuran Bidang Pengetikan).
Hasil pengetikan adalah tepi kanan rata (full justification). Meskipun demikian,
harap diupayakan spasi antarkata cukup rapat.
PENUTUP
Pedoman ini disusun dengan harapan pihak terkaiat dapat menjadikan pedoman ini
dalam giatan penyusunan dan pengembangan dokumen 1,2,3 ktsp di SMK dilingkungan
kementerian provinsi jawa barat.hal-hal yg belum diatur dalam pedoman ini akan diatur
kemudian sesuai dengan perkembangan peraturan dan tuntutan kebutuhan. Semoga
dokumen KTSP pada SMK yg tersusun dapat lebih baik dan berkualitas sesuai dengan
tuntutan regulasi dan kebutuhan.
CONTOH HALAMAN SAMPUL :

LOGO SMK/PROVINSI

BUKU I DOKUMEN
KURIKULUM SMK .
TAHUN PELAJARAN .

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


Alamat lengkap SMK
Nama kab/kota
Tahun ..

LOGO SMK/PROVINSI

BUKU II
PENGEMBANGAN SILABUS
KURIKULUM MADRASAH
TAHUN PELAJARAN .

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


Alamat lengkap SMK
Nama kab/kota
Tahun ..
Tahun ..
LOGO SMK/PROVINSI

BUKU III
PENGEMBANGAN RPP
KURIKULUM SMK .
TAHUN PELAJARAN .

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


Alamat lengkap SMK
Nama kab/kota
Tahun ..
CONTOH LEMBAR PENGESAHAN :

KOP SURAT SMK

LEMBAR PENGESAHAN

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT setelah mendapatkan masukan
serta pertimbangan dari Tim Pengembang Kurikulum dan Komite SMK dengan ini
dinyatakan bahwa Dokumen I, II, dan III Kurikulum SMK ..
Tahun Pelajaran . ditetapkan pemberlakuannya pada tanggal . Juli 20.
Selanjutnya KTSP ini akan dievaluasi dan dikembangkan penggunaannya serta dijadikan
bahan pertimbangan sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan pendidikan SMK dalam
rangka penyusunan dan pengembangan kurikulum pada tahun pelajaran berikutnya.

Ditetapkan di : ..
pada tanggal : ..

Mengetahui, Kepala Sekolah


Komite SMK ..

. .
NIP

Kepala Dinas Pendidikan Kab. Karawang Pengawas SMK

Nomor Registrasi : ..
Tanggal : ..

Mengetahui dan Mengesahkan;


a.n. Kepala
Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat
Kepala Bid. Kurikulum Dinas Provinsi Jawa Barat

.
NIP
CONTOH DAFTAR ISI :

Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Landasan Hukum
C. Tujuan Penyusunan
D. Prinsip-prinsip Penyusunan KTSP
E. Acuan Operasional KTSP
F. Kondisi SMK
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN
A. Tujuan Pendidikan Nasional
B. Visi SMK
C. Misi SMK
D. Tujuan SMK
BAB III MUATAN KURIKULER
A. Struktur Kurikulum
B. Muatan Kurikulum
1. Mata Pelajaran
2. Muatan Lokal
3. Pengembangan Diri
a) Kegiatan Pelayanan Konseling;
b) Kegiatan Ekstrakurikuler
c) Pembiasaan
4. Ketuntasan Belajar
5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
6. Peminatan dan atau Penjurusan
7. Pendidikan Kecakapan Hidup
8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
BAB IV PENGATURAN BEBAN BELAJAR
A. Beban Belajar
B. Beban Belajar Tambahan
BAB V KALENDER PENDIDIKAN
A. Permulaan Tahun Pelajaran
B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
C. Pengaturan Waktu Libur
BAB VI PENUTUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. SK Susunan Tim Pengembang Kurikulum
2. Daftar Hadir dan Berita Acara Kegiatan Workshop/Raker/Lokakarya KTSP
3. Daftar Hadir dan Berita Acara Kegiatan Penetapan Mulok dilengkapi beserta
SK/KI/KD nya
4. SK Penetapan Ketuntasan Belajar/KKM
5. SK Penetapan Kegiatan Ko Kurikuler dan Ekstrakurikuler dilengkapi dengan program,
nama Pembina, waktu dan tempat kegiatan berlangsung
6. Dan lain-lain yang sesuai keperluan

Anda mungkin juga menyukai