Anda di halaman 1dari 1

Review Jurnal Teori Organisasi

Exploring the Relationship between Organisation Structure


and Perceived Innovation in the Manufacturing Sector of India

Dr Yamini Prakash
Institute of Management Technology, India

Dr Meenakshi Gupta
Indian Institute of Technology, Bombay, India

Inovasi mengacu pada penerapan perubahan kewenangan yang sudah mapan (Prasad, Shukla
dan Kumar, 1995). Inovasi tidak hanya mencakup pengembangan produk dan layanan baru, namun juga
praktik operasi (proses) baru, taktik manajerial, dan strategi bisnis. Struktur adalah faktor yang paling
signifikan yang dapat dimodifikasi untuk mempengaruhi inovasi di dalam suatu organisasi. Hal ini
secara langsung berada di bawah kendali pengambil keputusan organisasi untuk mempengaruhi inovasi.
Oleh karena itu, dengan mempelajari hubungan antara struktur organisasi dan inovasi akan membantu
memfasilitasi inovasi dan menerapkan kontrol yang lebih baik terhadap faktor-faktor yang menghambat
inovasi.
Berdasarkan penelitian terdahulu (Robbins, 1999; Vedamanickam, 2011; Leavitt, 2003;
Anderson, Dreu dan Njistad, 2004;Smith dan Ainsworth, 2005; Bartol dan Martin, 1991;Pavitt, 1994;
Srivastava,1991; Rothwell, 1992; dll) dapat disimpulkan enam komponen variabel independen (struktur
organisasi), yaitu kompleksitas vertikal dan horizontal, formalisasi, sentralisasi, konsentrasi otoritas,
dan partisipasi dalam pengambilan keputusan. Sedangkan variabel dependennya adalah perceived
innovation. Konseep perceived innovation ini sama dengan pengukuran tingkatan inovasi perusahaan
Bart (2004). Variabel tersebut mengukur persepsi karyawan tentang seberapa inovatif mereka
menganggap organisasinya, sejauh mana aktivitas dan proses dalam organisasi mereka positif dan
fasilitatif untuk inovasi. Ada sedikit sekali literatur yang mempelajari konsep perceived innovation,
oleh karena itu, ini bisa dianggap sebagai konsep baru dalam literatur inovasi.
Kuesioner untuk survei penelitian menggunakan tiga langkah yaitu, formalisasi, sentralisasi
(skala penilaian Liken tipe lima poin), dan yang ketiga dirancang oleh peneliti untuk mengukur
perceived innovation (skala penilaian lima tingkat Likert). Seluruh sampel terdiri dari 250 karyawan.
Setelah dilakukan pengujian One-Way ANOVA diketahui bahwa hubungan yang signifikan ditemukan
antara kompleksitas horizontal dan perceived innovation. Hubungan positif dan signifikan ditemukan
antara formalisasi dan perceived innovation, dan antara partisipasi dalam pengambilan keputusan dan
perceived innovation. Hubungan negatif dan signifikan ditemukan antara sentralisasi dan perceived
innovation.
Kesimpulan dari penelitian ini menyatakan bahwa desentralisasi memperbaiki pengambilan
keputusan yang demokratis dan mendorong karyawan untuk berinovasi. Kesadaran akan masalah dan
peluang di berbagai bidang juga dapat memicu gagasan kreatif, gagasan baru lebih cenderung muncul
saat keragaman pandangan ada. Selain itu, anggota tim yang saling berinteraksi untuk mengambil
keputusan akan meningkatkan kecepatan inovassi. Di sisi lain, masih ada perbedaan pendapat diantara
peneliti mengenai formalisasi yang berhubungan positif. Perbedaan tersebut didasari anggapan
formalisasi yang mungkin berhubungan positif dengan inovasi dalam kondisi tertentu, aspek-aspek
tertentu dari formalisasi dapat membantu untuk inovasi sementara yang lain mungkin tidak. Diharapkan
penelitian lebih lanjut dapat menguraikan hubungan ini.

Anda mungkin juga menyukai