Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah


Islam masuk ke Indonesia sejak zaman Khulafaur Rasyidin tepatnya pada masa
Khalifah Utsman bin Affan. Penyebaran Islam di Indonesia masuk melalui dua jalur
utama yaitu Jalur Selatan yang bermadzhab Syafii (Arab, Yaman, India, Pakistan,
Bangladesh, Malaka, Indonesia) dan Jalur Utara (Jalur Sutara) yang bermadzhab Hanafi
(Turki, persia, Kazakhstan, Uzbekistan, Afganistan, Cina, Malaka, Indonesia).
Penyebaran Islam semakin berhasil, khususnya di Pulau Jawa sejak abad ke-13 oleh Wali
Sanga. Dari murid murid Wali Sanga inilah kemudian secara turun temurun
menghasilkan Ulama ulama besar di wilayah Nusantara seperti Syaikhuna Khoil
Bangkalan (Madura), Syaikh Arsyad Al Banjari (Banjar, Kalimantan, Syaikh Yusuf
Sulawesi, dan lain lain.
Telaah terhadap Ahlussunnah Wal Jamaah ( Aswaja ) sebagai bagaian dari kajian
keislaman merupakan upaya yang mendudukkan aswaja secara proporsional, bukannya
semata-mata untuk mempertahankan sebuah aliran atau golongan tertentu yang mungkin
secara subyektif kita anggap baik karena rumusan dan konsep pemikiran teologis yang
diformulasikan oleh suatu aliran, sangat dipengaruhi oleh suatu problem teologis pada
masanya dan mempunyai sifat dan aktualisasinya tertentu.
Pemaksaan suatu aliran tertentu yang pernah berkembang di era tertentu untuk
kita yakini, sama halnya dengan aliran teologi sebagai dogma dan sekaligus mensucikan
pemikiran keagamaan tertentu. Padahal aliran teologi merupakan fenomena sejarah yang
senantiasa membutuhkan interpretasi sesuai dengan konteks zaman yang melingkupinya.
Jika hal ini mampu kita antisipasi berarti kita telah memelihara kemerdekaan (hurriyah);
yakni kebebasan berfikir (hurriyah al-rayi), kebebasan berusaha dan berinisiatif (hurriyah
al-irodah) serta kebebasan berkiprah dan beraktivitas (hurriyah al-harokah).
Selama kurun waktu berdirinya (1926) hingga sekitar tahun 1994, pengertian
Aswaja tersebut bertahan di tubuh Nahdlatul Ulama. Baru pada sekitar pertengahan
dekade 1990 tersebut, muncul gugatan yang mempertanyakan, tepatkah Aswaja dianut
sebagai madzhab, atau lebih tepat dipergunakan dengan cara lain.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian ahlussunnah wal jamaah?
2. Bagaiman sejarah ahlus sunnah wal jamaah?
3. Siapa tokoh-tokoh ahlussunnah wal jamaah ?
4. Bagaimana sifat dan karakter ahlus sunnah wal jamaah?
5. Bagaimana pendapat ahlus sunnah wal jamaah?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian ahlussunnah wal jamaah.
2. Mengetahui sejarah ahlussunnah wal jamaah.
3. Mengetahui tokoh-tokoh ahlussunnah wal jamaah.
4. Mengetahui sifat dan karakter ahlussunnah wal jamaah.
5. Mengetahui pendapat ahlussunnah wal jamaah.

1.4 Manfaat
Agar mahasiswa dapat Mengetahui sejarah ahlussunnah wal jamaah, tokoh-tokoh
ahlussunnah wal jamaah, sifat dan karakter ahlussunnah wal jamaah, pendapat
ahlussunnah wal jamaah

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ahlussunah waljamaah


Ahlussunah wal jamaah terdiri dari tiga kata, yaitu ahlun berarti keluarga atau
golongan. As-Sunnah dan, Al- Jamaah .
As-Sunnah secara bahasa berasal dari kata: "sanna yasinnu", dan "yasunnu sannan", dan
"masnuun" yaitu yang disunnahkan. Sedang "sanna amr" artinya menerangkan
(menjelaskan) perkara.
Menurut istilah As-sunnah yaitu petunjuk yang telah ditempuh oleh rasulullah
SAW dan para Sahabatnya baik berkenaan dengan ilmu, aqidah, perkataan, perbuatan
maupun ketetapan.
Sedangkan pengertian Jamaah secara bahasa yaitu Jama'ah diambil dari kata
"jama'a" artinya mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan sebagian
lain. Seperti kalimat "jama'tuhu" (saya telah mengumpulkannya); "fajtama'a" (maka
berkumpul).
Pengertian Jama'ah Secara Istilah (Terminologi): Yaitu kelompok kaum
muslimin ini, dan mereka adalah pendahulu ummat ini dari kalangan para sahabat, tabi'in
dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari kiamat, dimana
mereka berkumpul berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah dan mereka berjalan sesuai
dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW baik secara lahir maupun bathin.
Jadi Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah golongan umat Islam yang berpegang
teguh pada sunnah Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya dan orang-orang yang
mengikuti jejak dan jalan mereka, baik dalam hal aqidah, perkataan maupun perbuatan,
juga mereka yang istiqamah (konsisten) dalam ber-ittiba' (mengikuti Sunnah Nabi SAW)
dan menjauhi perbuatan bid'ah. Mereka itulah golongan yang tetap menang dan
senantiasa ditolong oleh Allah sampai hari Kiamat.
A. Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Secara Ringkas
Bahwa Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah suatu golongan yang telah
Rasulullah SAW janjikan akan selamat di antara golongan-golongan yang ada.
Landasan mereka bertumpu pada ittiba'us sunnah (mengikuti as-Sunnah) dan
menuruti apa yang dibawa oleh nabi baik dalam masalah aqidah, ibadah, petunjuk,
tingkah laku, akhlak dan selalu menyertai jama'ah kaum Muslimin. Dengan demikian,
maka definisi Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak keluar dari definisi Salaf. Dan
3
sebagaimana telah dikemukakan bahwa salaf ialah mereka yang mengenalkan Al-
Qur-an dan berpegang teguh dengan As-Sunnah. Jadi Salaf adalah Ahlus Sunnah yang
dimaksud oleh Nabi SAW. Dan ahlus sunnah adalah Salafush Shalih dan orang yang
mengikuti jejak mereka.
Pengertian Ahlussunah Wal Jamaah sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad
SAW. yaitu sesuai dengan maksud Hadits Nabi yang diriwayatkan olh Imam
Thabrani, yaitu:







Telah terpecah orangorang Yahudi menjadi tujuh puluh satu firqoh (golongan) dan
telah terpecah orang-orang Nashoro menjadi tujuh puluh dua firqoh dan
sesungguhnya umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firqoh semuanya dalam
neraka kecuali satu dan ia adalah Al-Jamaah.

2.2 Sejarah Ahlus Sunnah Wal Jamaah


Dahulu di zaman Rasulullaah SAW. kaum muslimin dikenal bersatu, tidak ada
golongan ini dan tidak ada golongan itu, tidak ada syiah ini dan tidak ada syiah itu,
semua dibawah pimpinan dan komando Rasulullah SAW.
Bila ada masalah atau beda pendapat antara para sahabat, mereka langsung datang
kepada Rasulullah SAW. itulah yang membuat para sahabat saat itu tidak sampai
terpecah belah, baik dalam masalah akidah, maupun dalam urusan duniawi.
Kemudian setelah Rasulullah SAW. wafat, benih-benih perpecahan mulai tampak
dan puncaknya terjadi saat Imam Ali kw. menjadi khalifah. Namun perpecahan tersebut
hanya bersifat politik, sedang akidah mereka tetap satu yaitu akidah Islamiyah, meskipun
saat itu benih-benih penyimpangan dalam akidah sudah mulai ditebarkan oleh Ibin
Saba, seorang yang dalam sejarah Islam dikenal sebagai pencetus faham Syiah
(Rawafid). Tapi setelah para sahabat wafat, benih-benih perpecahan dalam akidah
tersebut mulai membesar, sehingga timbullah faham-faham yang bermacam-macam yang
menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW.
Saat itu muslimin terpecah dalam dua bagian, satu bagian dikenal sebagai
golongan-golongan ahli bidah, atau kelompok-kelompok sempalan dalam Islam, seperti
Mutazilah, Syiah (Rawafid), Khowarij dan lain-lain. Sedang bagian yang satu lagi
adalah golongan terbesar, yaitu golongan orang-orang yang tetap berpegang teguh

4
kepada apa-apa yang dikerjakan dan diyakini oleh Rasulullah SAW. bersama sahabat-
sahabatnya.
Golongan yang terakhir inilah yang kemudian menamakan golongannya dan
akidahnya Ahlus Sunnah Waljamaah. Jadi golongan Ahlus Sunnah Waljamaah adalah
golongan yang mengikuti sunnah-sunnah nabi dan jamaatus shohabah. Hal ini sesuai
dengan hadist Rasulullah SAW : bahwa golongan yang selamat dan akan masuk surga
(al-Firqah an Najiyah) adalah golongan yang mengikuti apa-apa yang aku (Rasulullah
SAW) kerjakan bersama sahabat-sahabatku.
Dengan demikian akidah Ahlus Sunnah Waljamaah adalah akidah Islamiyah
yang dibawa oleh Rasulullah dan golongan Ahlus Sunnah Waljamaah adalah umat
Islam. Lebih jelasnya, Islam adalah Ahlus Sunnah Waljamaah dan Ahlus Sunnah
Waljamaah itulah Islam. Sedang golongan-golongan ahli bidah, seperti Mutazilah,
Syiah(Rawafid) dan lain-lain, adalah golongan yang menyimpang dari ajaran Rasulullah
SAW yang berarti menyimpang dari ajaran Islam.
Dengan demikian akidah Ahlus Sunnah Waljamaah itu sudah ada sebelum Allah
menciptakan Imam Ahmad, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Hambali. Begitu pula
sebelum timbulnya ahli bidah atau sebelum timbulnya kelompok-kelompok sempalan.
Akhirnya yang perlu diperhatikan adalah, bahwa kita sepakat bahwa Ahlul Bait adalah
orang-orang yang mengikuti sunnah Nabi SAW. dan mereka tidak menyimpang dari
ajaran nabi. Mereka tidak dari golongan ahli bidah, tapi dari golongan Ahlus Sunnah.
Pengenalan akan siapa sebenarnya Ahlus Sunnah Wal Jamaah telah ditekankan sejak
jauh-jauh hari oleh Rasulullah kepada para sahabatnya ketika beliau berkata kepada
mereka :









Telah terpecah orangorang Yahudi menjadi tujuh puluh satu firqoh (golongan) dan
telah terpecah orang-orang Nashoro menjadi tujuh puluh dua firqoh dan sesungguhnya
umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga firqoh semuanya dalam neraka kecuali
satu dan ia adalah Al-Jamaah. Hadits shohih dishohihkan oleh oleh Syaikh Al-Albany
dalam Dzilalil Jannah dan Syaikh Muqbil dalam Ash-Shohih Al-Musnad Mimma Laisa
Fi Ash-Shohihain -rahimahumullahu-.
Demikianlah umat ini akan terpecah, dan kebenaran sabda beliau telah kita
saksikan pada zaman ini yang mana hal tersebut merupakan suatu ketentuan yang telah
ditakdirkan oleh Allah Yang Maha Kuasa dan merupakan kehendak-Nya yang harus
5
terlaksana dan Allah Maha Mempunyai Hikmah dibelakang hal tersebut. Syaikh Sholeh
bin Fauzan Al-Fauzan -hafidzahullahu- menjelaskan hikmah terjadinya perpecahan dan
perselisihan tersebut dalam kitab Lumhatun Anil Firaq cet. Darus Salaf hal.23-24 beliau
berkata : (Perpecahan dan perselisihan-ed.) merupakan hikmah dari Allah guna menguji
hamba-hambaNya hingga nampaklah siapa yang mencari kebenaran dan siapa yang lebih
mementingkan hawa nafsu dan sikap fanatisme.
Allah berfirman :



3-1 ) (
Alif laam miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (begitu saja)
mengatakan : Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Sesungguhnya
Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sungguh Allah Maha
Mengetahui orang-orang yang benar dan sungguh Dia Maha Mengetahui orang-orang
yang dusta. (QS. Al-Ankabut : 29 / 1-3).

2.3 Tokoh-Tokoh Ahlus SunnahWal Jamaah


1. AL-ASYARI
a. Riwayat Singkat Al-Asyari
Nama lengkap Al-Asyari adalah Abu Al-Hasan Ali Bin Ismail bin Ishaq bin
Salim bin Ismail bin Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa Al-
Asyari. Menurut beberapa riwayat , Al-asyari lahir di Bashrah pada tahun 260
H/875 M. Ketika berusia lebih dari 40 tahun, ia hijrah ke kota Bagdad dan wafat di
sana pada ahun 324H/935M.
Menurut Ibn Asakir, ayah Al-Asyari adalah seorang yang berpaham
Ahlussnnah dan ahli Hadis. Ia wafat ketika Al-asyari masih kecil. Sebelum wafat,
ia berwasiat kepada sahabatnya yang bernama Zakaria bin Yahya As-Saji agar
mendidik Al-asyari. Ibu Al-Asyari sepeninggal ayahnya menikah lagi dengan
tokoh Mutazilah yang bernama Abu Ali Al-JubbaI (w.303 H/915 M) ayah
kandung Abu Hasyim Al-JubbaI (w. 321 H/932 M), Berkat didikan ayah tirinya
Al-Asyari kemudian menjadi tokoh Mutazilah. Ia sering menggantikan Al-JubbaI
dalam perdebatan menentang lawan-lawan Mutazilah selain itu, banyak menuls
buku yang membela alirannya.

6
Al-Asyari menganut faham Mutazilahhanya sampai ia berusia 40 tahun.
Setelah itu secara tiba-tiba ia mengumumkan di hadapan jamaah masjid Basrah
bahwa dirinya telah meninggalkan faham Mutazilah.
b. Pemikiran-pemikiran Al-Asy'ari antara lain:
1) Tuhan-tuhan dan sifat-sifatnya
2) Kebebasan dalam berkehendak
3) Akal dan wahyu dan kreteria baik dan buruk
4) Qadimnya Al-quran
5) Melihat allah
6) Keadilan
7) Kedudukan orang berdosa
2. AL-MATURIDI
a. Riwayat Singkat Al-Muturidi
Abu Manshur Al-Maturidi dilahirkan di Maturid, sebuah kota kecil di
Semarkand, wilayah Trmsoxiana di Asia Tenggara, daerah tersebut sekarang di sebut
Uzbekistan. Tahun kelahiranya tidak di ketahui pasti, hanya perkiraan sekitar
pertengahan abad ke 3H. Beliau wafat pada tahun 333H/944M.
Karir pndidikan Al-Maturidi lebih cenderung untuk menekuni bidang teologi
daripada fiqih. Ini di lakukan untuk memperkuat pengetahuan dalm menghadapi
faham-faham teologi yang banyak berkembang pada masyarakat islam, yang
dipandangnya tidak sesuai dengan pemikiran atau kaidah yang benar menurut akal
dan syara.
b. Doktrin-doktrin Teologi Al-Maturidi
1) Akal dan Wahyu
Dalam pemikiran teologinya, Maturidi mendasarkan pada Al-quran dan
akal. Dalam hal ini, ia sama dengan Asyari. Namun porsi yang di berikan
kepada akal lebih besar dari pada yang di berikan oleh Al-Asyari. Menurut Al-
Maturidi mengetahui tuhan dan kewajiban mengetahui tuhan dapat di ketahui
dengan akal. Kemammpuan akal dalam mengetahui dua hal tersebut sesuai
dengan ayat-ayat Al-Quran yang memerintahkan agar manusia menggunakan
akal dalam usaha memperoleh pengetahuan dan keimananya terhadap Allah
melalui pengamatan dan pemikiran yang mendalam tentang makhluk ciptaannya.
a) Pebuatan Manusia

7
Menurut Al-Maturidi perbuatan manusia adalah ciptaan tuhan karena
segala sesuatu dalam wujud ini adalah ciptaanya, Khususnya menngenai
perbuatan manusia, kebijakan dan keadilan kehendak tuhan mengharuskan
manusia memiliki kemampuan berbuat (ikhtiar) dan kebijakan.
b) Kekuasaan dan Kehendak Mutlak Allah
Telah diuraikan di atas bahwa perbuatan manusia dan segala sesuatu
dalam wujud ini, yang baik atau yang buruk adalah ciptaan Tuhan. Akan tetapi
pernyataan ini menurut Al-Maturidi bukan berarti bahwa tuhan berbuat dan
berkehendak dengan sewenang-wenang serta sekehendaknya semata. Hal ini
karena kodrat tuhan tidak sewenang-wenang (absolut), tetapi perbuatan dan
kehendak-Nya berlangsung sesuai dengan hikmah dan keadilan yang sudah
ditetapkan-Nya sendiri.
c) Sifat Tuhan
Berkaitan dengan masalah sifat tuhan, terhadap persamaan antara
pemikiran Al-Maturidi dan Al-Asyari. Keduanya berpendapat bahwa tuhan
mempunyai sifat-sifat, seperti sama, bashar,dan sebagainya. Pengertian AL-
Maturidi tentang sifat tuhan berbeda dengan Al-Asyari.
AL-Asyari mengartikan sifat tuhan sebagai sesuatu yang bukan dzat,
melainkan melekat dengan dzat itu sendiri, sedang Al-Maturidi berpendapat
bahwa sifat itu tidak di katakan sebagai esensi-Nya dan bukan pula lain dari
esensi-Nya.
d) Melihat Tuhan
AL-Maturidi lebih lanjut mengatakan bahwa Tuhan kelak di akhirat
dapat di lihat dengan mata, karena tuhan mempunyai wujud walaupu Ia
immaterial. Namun melihat tuhan ,kelak di khirat tidak dalam bentuknya (bila
kaifa), karena keadaan di akhirat tidak sama dengan keadaan di dunia.
e) Kalam Tuhan
Al-Maturidi membedakan antara kalam yang tersusun dengan huruf
dan bersuara dengan kalam nafsi (sabda yang sebenarnya atau makna abtrak).
KALAM NAFSI adalah sifat kadim bagi Allah, sedangkan kalam yang
tersusun dari huruf dan suara adalah baharu (hadis). AL-Quran dalm arti
kalam yang tersusun dari huruf dan kata-kata adalah baharu.( baharu ).kalam
nafsi tidak dapat di ketahui hakikitnya dan bagaimana Allah bersifat

8
dengannya (bila kaifa) tidak dapat kita ketahui ,kecuali dengan suatu peran
tara.
f) Perbuatan Tuhan
Tuhan tidak wajib berbuat ash-shalah wa al-ashlah (yang baik dan
terbaik bagi manusia). Setiap perbuatan Tuhan yang bersifat mencipta dan
kewajiban-kewajiban yang di bebankan kepada manusia tidak lepas dari
hikmah dan keadilan yang di kehendakinya.
g) Pengutusan Rosul
Pandangan Al-Maturidi ini tidak jauh berbeda dengan pandangan
Mutazilah yang berpendapat bahwa pengutusan rosul ke tengah-tengah
umatnya kewajiban Tuhan agar manusia dapat berbuat baik dan terbaik dalam
kehidupanya.
h) Pelaku Dosa Besar
Hal ini karena tuhan telah menjajikan akan memberikan balasan
kepada manusia sesuai dengan perbuatanya. Kekal di dalam neraka adalah
balasan untuk orang yang berbuat dosa syirik. Dengan demikian berbuat dosa
besar selain syirik tidak akan menyebabkan pelakunya kekal di dalam neraka.
Oleh karena itu, perbuatan dosa besar (selain syirik) tidaklah menjadikan
seseorang kafir atau murtad. Menurut Al-Maturidi, imam itu cukup dengan
tashdig dan iqrar, sedangkan amal adalah penyempurnaan imam. Oleh karena
itu, amal tidak akan menambah atau mengurangi esensi iman,kecuali hanya
menambah atau mengurai esensi iman, kecuali hanya menambah atau
mengurangi sifatnya saja.

2.4 Sifat Dan Karakter Ahlus SunnahWal Jamaah


Sifat dan karakter ahlus sunnah wal jamaah antara lain yaitu:
1. Mereka adalah pemegang tali Allah.
2. Mereka adalah suri tauladan yang baik dan penuntun jalan yang benar.
3. Mereka tidak menyebut dirinya dengan nama lain selain yang digunakan salafus-
saleh.
4. Mereka selalu mengikuti as-Sunnah dan tidak mengikuti bidah.
5. Mereka selalu membangkitkan semangat jihad dan mengajak kepada kebaikan serta
melarang kejahatan (Ihyaa faridlatul jihad wal munaafah).
6. Mereka adalah ahlul hadits, Riwayah dan Dlirayah.
9
7. Mereka orang yang selalu dirindukan.
8. Mereka selalu berada di tengah-tengah (al-wasath) teguh tanpa berlebihan
(Itidaal).
9. Sumber dari syariat mereka adalah Al-Quran dan As-Sunnah berdasarkan
pemahaman sahabat dalam setiap masalah agama.
10. Mereka tidak memuliakan seorang pria, wanita, malaikat, ataupun batu dengan
nama tertentu kecuali yang diberikan Rasulullah saja.
11. Mereka menolak takwil dan tunduk terhadap syariat berdasarkan pemahaman
sahabat.
12. Mereka mengedepankan wahyu sebelum akal.
13. Mereka bersatu karena kecerdasan tanpa bertemu atau mendeklarasikan diri
Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa kelompok Ahlus Sunnah wal
Jamaah berdiri atas dasar agama dan berpegang teguh terhadap sunnah, menolak
bidah, melawan bidah dan ahlul bidah. Mereka bersatu dalam kesatuan akidah
sepanjang masa dan bersuka cita atas persatuan kaum muslimiin karena kebenaran
(al-haq), serta menolak perpecahan umat karena perselisihan golongan dan
perbedaan.

2.5 Pendapat Ahlus Sunnah Wal Jamaah


Ada beberapa pendapat ahlus sunnah wal jamaah yaitu tentang:
1. At-Tauhid
Mereka meyakini bahwa at-Tauhid adalah Tunduk, taat, dan beribadah semata-mata
kepada Allah dan memiliki dua pilar berikut:
a. Kufur bith Thaghut, mengingkari atau tidak beriman kepada semua Tuhan yang
salah (Thaghut).
b. Iman Billah, menyatakan iman hanya kepada Allah swt.
Ahlus Sunnah wal Jamaah beriman semata-mata kepada Allah swt. Dalam seluruh
nama dan sifat-Nya tanpa mengalihkan sifat-sifat Allah swt. Kepada yang lain
2. At-Takfir
Mereka meyakini bahwa takfir adalah kebenaran dari Allah dan menciptakan
penyucian dan perlindungan tauhid seseorang. Takfir akan menjamin hukum-hukum
Allah terjaga dan terjamin serta batas-batas islam tidak dilanggar. Mereka membuat
takfir bagi siapa saja yang menyatakan kekufuran secara terang-terangan dan tidak
memiliki pencegahan terhadap takfir atas mereka.
10
3. Al-Qadar
Mereka meyakini bahwa perbuatan atau kita adalah ciptaan Allah swt. Kita percaya
bahwa manusia memiliki kehendak dan harapan untuk melakukan sesuatu atau tidak.
Allah memiliki kehendak dan tidak berharap apa-apa dari perbuatan manusia yang
dilakukan tanpa kehendak dan harapan Allah. Karena Allah telah berfirman Aku
mencitakanmu dan perbuatanmu
4. Al-Masaadarud Din (Dasar Agama)
Ahlus Sunnah wal Jamaah mengatakan bahwa sumber hukum dari Agama Islam
adalah Al-Quran dan As-Sunnah sesuai dengan pemahaman sahabat. Mereka juga
menyertakan ijma sahabat sebagai bukti.
5. Al-Quran
Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa Al-Quran itu adalah kalamullah yang
hakiki dalam kenyataan serta dapat didengar dan dibaca. Al-Quran adalah kakta-kata
dengan makna dan merupakan perkataan Allah.
6. Hadits
Mereka meyakini bahwa hadits shahih adalah hujjah (dalil) untuk seluruh persoalan
agama. Mereka tidak membedakan antara akidah dan syariat, dan mengatakan bahwa
seluruh persoalan agama dapat diambil dari hadits ahad maupun mutawatir.
7. Sahabat
Ahlus Sunnah wal Jamaah meyakini bahwa seluruh sahabat adalah orang yang dapat
dipercaya. Pendapat-pendapat mereka adalah hujjah yang menjadi panduan bagi kita,
mengikat kita dan kita tidak akan menyangkal baik itu perbedaan pendapat di antara
mereka karena semua dalam persoalan yang haq mmaupun ijtihad diantara mereka.
Ada banyak bukti baik itu di dalam Al-Quran maupun hadits (banyak hadits) yang
bersaksi atas sahabat, kekuatan iman mereka, serta kecintaan Allah swt pada mereka.
8. Tanda-tanda kerasulan
Ahlus Sunnah wal Jamah meyakini bahwa ada banyak kemukjizatan dan tanda-tanda
kerasulan selain Al-Qran.
9. Asy-Syahadah
Mereka tidak bersaksi bahwa seseorang masuk surga kecuali bagi mereka yang Allah
telah nyatakan bagi kita. Bagi mereka yang masih hidup, kita tidak bersaksi apakah
mereka masuk neraka atau surga. ketika mereka meninggal kita juga tidak bersaksi

11
bahwa mereka dijamin surga. Mereka tidak mengatakan Ini atau itu syahid. Akan
tetapi, kita mengatakan, InsyaAllah dia syahid.

10. Al-Istinaa (Gelar)


Mereka mengatakan Insya Allah, sebagai contoh, Dia syahid, Insya Allah atau Saya
seorang mukmin, insya Allah. Mereka tidak memuji diri sendiri atau orang lain
kecuali mereka yang dipuji oleh Allah.

12
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian Jama'ah Secara Istilah (Terminologi): Yaitu kelompok kaum muslimin
ini, dan mereka adalah pendahulu ummat ini dari kalangan para sahabat, tabi'in dan
orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari kiamat, dimana mereka
berkumpul berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah dan mereka berjalan sesuai dengan
yang telah ditempuh oleh Rasulullah SAW baik secara lahir maupun bathin. Adapun
aliran Ahlussunnah wal jamaah adalah Al-Asyari dan Al- Maturidi. Dari segi etosnya,
pergerakan tersebut memiliki semangat ortodoks. Aktualitas formulasinya jelas
menampakan sifat yang reaksionis terhadap Mutazilah , sebuah reaksi yang kullabiah.

3.2 Saran
Dengan tersusunnya makalah ini, kami mengharap semoga bermanfaat bagi
penulis khususnya, dan umumnya bagi pembaca. Penyusun menyadari bahwa masih
banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini, untuk itu kritik dan saran
demi perbaikan dan pengembangan makalah ini sangat kami harapkan. Tak terlepas
kurangan-kekurangan makalah ini,kami berharab teman-teman mengkritisi kekurangan
kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadikan amal saleh bagi
kami,amin,yaa Rabbal Alamin

13
DAFTAR PUSTAKA

Hammudah Gurabah Abu Hasan Al-Asyari, Al-Haiat Al-Ammah li syuun Al-Mathabi, AL-
Amariah ,kairo, 1973
Omar Bakri Muhammad Syekh, Ahlus-Sunnah Wal Jamaah, Jakarta, gema insane, 2005
Qasim mahmud, fi Ilm AL kalam , maktabah AL-anglo AL-misiriah,kairo,1969
http :// irfansyam. blogspot. com /2012 /05 /pemikiran- akhlusunnah-wal-jamaah.html.
http :// albayyinat. net /jwb4t. html.
http ://alislamu.com /aqidah /691- definisi- ahlu-sunnah-wal-jamaah. html.

14

Anda mungkin juga menyukai