Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN PELAYANAN PENYAKIT

MALARIA
PUSKESMAS WONOSALAM

TAHUN 2016

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, Pedoman Pelayanan Penyakit Malaria
Puskesmas Wonosalam dapat kami selesaikan sebagai dasar acuan pelaksanaan pelayanan
penyakit malaria di Puskesmas Wonosalam.
Disadari bahwa mungkin masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemui dalam
pedoman ini, untuk itu sangat diharapkan saran-saran, masukan dan kritik yang
bermanfaat/ membangun demi kelengkapan dan kesempurnaan pedoman ini.
Akhirnya diucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah bekerja keras sejak penyusunan draf, uji coba sampai
ditetapkannya standar ini.

Wonosalam, Januari 2016

Koordinator UKM Koordinator Penyakit Malaria

drg. Uut Puspitasari Lilik Iswahyudi


NIP. 19821026 201412 2 001 NIP. 19750110199603 1 003

Mengetahui
Kepala Puskesmas Wonosalam

dr. M.Vidya Buana


NIP. 1973050920110120

2
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan, Sasaran dan Ruang Lingkup
1.3 Definisi Operasional

BAB.II STANDAR PENGORGANISASIAN DAN TATALAKSANA


2.1 Pengorganisasian & Tatalaksana
2.2 Dokumen Terkait

BAB III. STANDAR LAYANAN MALARIA


3.1 Jenis Layanan
3.2 Pencatatan dan Pelaporan
3.3 Dokumen Terkait

BAB IV. STANDAR SARANA DAN PRASARANA


4.1 Fasilitas
4.2 Peralatan
4.3 Dokumen Terkait

BAB V. PENGUKURAN, ANALISA DAN PERBAIKAN


5.1 Pengukuran dan Analisa
5.2 Perbaikan Berkelanjutan

BAB VI STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA


6.1 Kompetensi
6.2 Jumlah Tenaga
6.3 Uraian Tugas
6.4 Pendidikan dan Pelatihan
6.5 Dokumen Terkait

BAB VII. REFERENSI

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium
falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang
ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles)/, penyakit malaria dapat menyerang
semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur (dari
bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria
biasanya menyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai banyak genangan
air yang sesuai untuk tempat perkembangbiakan nyamuk malaria seperti
persawahan, pantai, perbukitan dan pinggiranhutan,(DepkesRI,2004).
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan berkembang
biak dalam sel darah merah manusia dan penyakit ini secara alami ditularkan
melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Penyakit malaria adalah salah satu
penyakit yang menular, penyakit parasit yang hidap dalam sel darah manusia
yang ditularkan melelui nyamuk malaria dari penderita malaria kepada orang lain,
penyakit malaria dapat menyerang kelompok umur dan semua jenis kelamin.
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh plasmodium dan ditularkan kepada
manusia melalui vector nyamuk anopheles. (Harijanto, 2000)

Malaria adalah suatu penyakit yang ditandai oleh rasa dingin dan badan
menggigil, suhu badan meningkat,dan,denyut,nadi,cepat,(Nadesul,1995)
Untuk itu, pada kesempatan ini saya akan membahas mengenai penyakit Malaria.
Dengan mengetahui penyakit Malaria diharapkan kita semua dapat berpartisipasi
dalam mencegah timbulnya penyakit ini.

Dari uraian diatas jelaslah bahwa upaya penangulangan penyakit malaria perlu terus
ditingkatkan untuk mencapai tingkat penyembuhan penderita sehingga dapat memutuskan
rantai penularan . Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, upaya
penanggulangan penyakit malaria dapat semakin efektif dan efisien dengan harapan dapat
memberikan penyembuhan yang nyata bagi masyarakat lainnya.

1.2. TUJUAN, SASARAN DAN RUANG LINGKUP


1.2.1 Tujuan :
1.2.1.1 Terselenggaranya Pelayanan Penanggulangan penyakit malaria
di Puskesmas Wonosalam yang aman, bermanfaat, bermutu,
berkesinambungan dan dapat dipertanggung jawabkan
1.2.1.2 Tersedianya standar penyelenggaraan Pelayanan
Penanggulangan Penyakit Malaria di Puskesmas Wonosalam

4
1.2.1.3 Tersedianya standar untuk melaksanakan pembinaan,
pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan Pelayanan
Penanggulangan Penyakit Malaria di Puskesmas Wonosalam
1.2.2 Sasaran :
Standar ini disusun untuk digunakan bagi Tenaga Pelaksana Penanggulangan
Penyakit Malaria di Puskesmas Wonosalam
1.2.3 Ruang lingkup
Standar ini meliputi:
- Prosedur Penyelenggaraan Pelayanan Penanggulangan Penyakit Malaria di
Puskesmas Wonosalam
- Pembinaan Administrasi Pelayanan Penanggulangan Penyakit Malaria di
Puskesmas Wonosalam
- Pengawasan dan Pengendalian Pelayanan Penanggulangan Penyakit Malaria di
Puskesmas Wonosalam

1.3 DEFINISI OPERASIONAL


Standar pelayanan adalah prasyarat minimal yang harus dipenuhi untuk mencapai
pelayanan kesehatan yang bermutu.
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax,
plasmodium falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat
dengan mikroskop yang ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles)/,
penyakit malaria dapat menyerang semua orang baik laki-laki maupun
perempuan, pada semua golongan umur (dari bayi, anak-anak, sampai
dewasa)
Malaria adalah suatu penyakit yang ditandai oleh rasa dingin dan badan
menggigil, suhu badan meningkat dan denyut nadi cepat (Nadesul, 1995
Penyelenggaraan Malaria adalah serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi kegiatan Malaria
Tipe Malaria yang sering ditemukan di wilayah Wonosalam Infeksi
campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi. Malaria yang disebabkan
oleh Plasmadium Vivax dan Plasmadium Malariae dapat kambuh jika tidak
diobati dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh spesies selain
Plasmadium Falciparum jarang berakibat fatal, namun menurunkan kondisi
tubuh lemah, menggigil dan demam yang biasanya berlangsung 10-14 hari.
Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium.
Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya
campuran Plasmodium falciparum dengan Plasmodium Vivax atau
Plasmodium Malariae.

5
Rekam Medik adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien di
sarana kesehatan.

BAB II
STANDAR PENGORGANISASIAN DAN TATA LAKSANA

Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan pengorganisasian


berdasarkan tugas pokok dan fungsi, serta tata laksana pelayanan malaria di Puskesmas

2.1 Pengorganisasian dan Tatalaksana


2.1.1 Pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pelayanan
Malaria dilakukan oleh Dinas Kesehatan
2.1.2 Struktur Organisasi Unit Malaria menjadi bagian dari Puskesmas
2.1.3 Pengelola dan Penanggung Jawab kegiatan adalah Koordinator Malaria
2.1.4 Pelaksanaan kegiatan Malaria terintegrasi dengan upaya kesehatan lainnya
2.1.5 Koordinator malaria bertugas :
1) Menyusun rencana kerja dan penganggaran serta kebijakan teknis
pelayanan Malaria
2) Menentukan pola dan tata cara kerja
3) Memimpin pelaksanaan kegiatan pelayanan Malaria
4) Merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi kegiatan untuk mencapai
pelayanan malaria yang bermutu.

b. Dokumen Terkait
- Keputusan Dinas Kesehatan tentang Penatalaksanaan Malaria
- Struktur Organisasi Puskesmas
- Standar Prosedur Operasional
SOP Malaria
1. Petugas menerima family folder dari petugas pendaftaran;
2. Petugas memanggil pasien;
3. Petugas melakukan penyuluhan kepada penderita
(menjelaskan kepada keluarga pasien tentang jenis penyakit malaria,
keluhan yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya);
4. Petugas melakukan pelacakan dan pemeriksaan sasaran;
5. Petugas memberikan pengobatan yang tepat secara aman.
6. Petugas meakukan pengambilaan sediaan darah penderita malaria.

6
7. Petugas melakukan penyuluhan pasca malaria
(menjelaskan kepada keluarga pasien tentang jadwal pengobatan
berikutnya dan kapan harus kembali);
8. Petugas melakukan pencatatan
(di regrister lab, register malaria dan family folder).
SOP Pemesanan Obat malaria (ACT)Ke Dinas
1. Petugas mendata keperluan obat malaria (ACT) yang dibutuhkan dan
mencatat di form permintaan obat malaria;
2. Petugas menyerahkan form permintaan obat ke petugas P2 malaria di
Dinas Kesehatan;
3. Petugas P2 malaria dinas mengambilkan obat sesuai kebutuhan yang
diminta.
4. Petugas P2 malaria dinas menyerahkan ke petugas malaria puskesmas;
5. Petugas malaria puskesmas membawa obat malaria dengan cepat dan
langsung menyerahkan pada petugas obat puskesmas di Puskesmas.
6. Petugas obat puskesmas menyerahkan obat malaria kepada pasien malaria.

7
BAB III
STANDAR PELAYANAN MALARIA

Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk menetapkan batasan kewenangan dan
kompetensi melaksanakan upaya pelayanan malaria di Puskesmas
3.1 Jenis Pelayanan
Berdasarkan sifat penyelenggaraannnya, pelayanan malaria disesuaikan dengan
jenis malaria sebagai berikut :
3.1.1 PENGOBATAN MALARIA TANPA KOMPLIKASI
3.1.1.1 Malaria falsiparum dan malaria vivaks
Pengobatan malaria falsiparum dan vivaks saat ini menggunakan
ACT di tambah primakuin.Dosis ACT untuk malaria falsiparum
sama dengan malaria vivaks 1 kali perhari selama 3 hari, Primakuin
untuk malaria falsiparum hanya diberikan pada hari pertama saj
dengan dosis 0,75 mg/kgBB,dan untuk malaria vivaks selama 14
hari dengan dosis 0,25 mg /kgBB. Pengobatan malaria falsiparum
dan malaria vivaks adalah seperti yang tertera dibawah ini :

Dihidroartemisinin-Piperakuin(DHP) atau Artesunat-


Amodiakuin + Primakuin
3.1.1.2 Pengobatan malaria vivaks yang relaps
Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) diberikan dengan
regimen ACT yang sama tapi dosis Primakuin ditingkatkan menjadi
0,5 mg/kgBB/hari.
3.1.1.3 Pengobatan malria ovale
Pengobatan malaria ovale saat ini menggunakan ACT yaitu DHP
atau kombinasi Artesunat + Amodiakuin. Dosis pemberian obatnya
sama dengan untuk malaria vivaks yaitu 1 kali perhari selama 3 hari.
3.1.1.4 Pengobatan malaria malariae
Pengobatan P. Malariae yaitu diberikan ACT 1 kali perhari selama 3
hari, dengan dosis sama dengan pengobatan malaria lainnya hanya
tidak diberikan primakuin.
3.1.1.5 Pengobatan infeksi campur P.falciparum + P.vivax/P.ovale

8
Pada penderita dengan infeksi campur diberikan ACT selama 3 hari
serta primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari.

3.1.2 PENGOBATAN MALARIA PADA IBU HAMIL


Pada prinsipnya pengobatan malaria ibu hamil sama dengan pengobatan
pada orang dewasa lainnya, perbedaan adalah pada pemberian obat malaria
berdasarkan umur kehamilan. Pada ibu hamil tidak diberikan Primakuin.
3.1.3 PENGOBATAN MALARIA BERAT
Semua penderita malria berat harus ditangani di Rumah Sakit (RS) atau
puskesmas perawatan. Bila fasilitas maupun tenaga kurang memadai,
misalnya jika dibutuhkan fasilitas dialsis, maka penderita harus dirujuk ke
RS denga fasilitas yang lebih lengkap. Prognosis malria berat tergantung
kecepatan dan ketepatan diagnosis serta pengobatan.
3.1.3.1 Pengobatan malaria berat di puskesmas/Klinik non Perawatan
Jika puskesmas/klinik tidak memiliki fasilitas rawt inap, pasien
malria berat harus langsung dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap.
Sebelum dirujuk berikan artemeter intramuskular dosis awal
(3,2mg/kgbb).
3.1.3.2 Pengobatan malaria berat di puskesmas/klink Perawatan atau Rumah
Sakit.
Artesuant intravena merupakan pilihan utama. Jika tidak tersedia
Dapat diberikan artemeter intramuskular atau kina drip. Pengobatan
malaria berat pada ibu hamil
3.1.3.3 Pengobatan malaria berat untuk ibu hamil dilakukan
dengan memberikan kina HCI drip intravena pada trimester 1 dan
Artesunat/artemeter injeksi untuk trimester 2 dan 3.

3.2 Pemantauan Pengobatan


3.2.1 Rawat Jalan
Pada penderita rawat jalan evaluasi pengobatan dilakukan pada hari ke
4,7,14,21 dan 28 dengan pemeriksanaan klinis dan sediaan darah
mikroskopis. Apabila terdapat perburukan gejala klinis selama masa
pengobatan dan evaluasi, penderita segera dianjurkan datang kembali tanpa
menunggu jadwal tersebut diatas.
3.2.2 Rawat Inap

9
Pada penderita rawat inap evaluasi pengobatan dilakukan setiap hari dengan
pemeriksaan klinis dan darah malaria hingga kliis membaik dan hasil
mikroskopis negatif. Evluasi pengobatan dilanjutkan pada hari ke 7,14,21
dan 28 dengan pemeriksaan klinis dan sediaan darah secara mikroskopis.

3.3 Pencatatan dan Pelaporan


3.3.1 Pencatatan
3.3.1.1 Rekam Medik
Rekam Medik menjelaskan keterangan/informasi yang akurat dan
lengkap tentang :

Identitas pasien

Tanggal & waktu

Hasil anamnesis : keluhan & riwayat penyakit

Hasil pemeriksaan fisik & penunjang medik

Diagnosis

Rencana penatalaksanaan

Pengobatan dan/atau tindakan

Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien

Rujukan bila diperlukan


3.3.1.2 Pencatatan kegiatan pelayanan malaria di luar gedung
Puskesmas

3.3.2 Pelaporan
3.3.2.1 Laporan Bulanan.
Setiap puskesmas harus membuat laporan malaria ke Kesehatan
Kab./Kota, bersamaan dengan laporan kegiatan Puskesmas lainnya
3.2.2.2 Laporan Tahunan
Pelaporan mengenai sumberdaya (sarana, prasarana, tenaga) kepada
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bersamaan dengan laporan
kegiatan Puskesmas lainnya

3.4 Dokumen Terkait


3.4.1 Family Folder / rekam medik
3.4.2 Buku register
3.4.3 Formulir laporan Puskesmas

10
3.4.4 Formulir rujukan
3.4.5 Standar Prosedur Operasional

BAB IV
STANDAR SARANA DAN PRASARANA

Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk menyiapkan sarana dan prasarana dalam
menyelenggarakan pelayanan imunisasi di Puskesmas
4.1 Fasilitas.
4.1.1 Ukuran Ruangan 6 x 4 m2
4.1.2 Setiap ruangan mempunyai ventilasi, penerangan / pencahayaan yang cukup
4.1.3 Tersedia air mengalir, listrik (termasuk penyediaan genset), pengolahan
limbah dan sanitasi yang baik.
4.2 Peralatan/bahan
a. Kapas Alkohol
b. Blood lancet
c. Kaca deglas
d. Spuit 3cc
e. Mikroscope binoculler
f. Cat giemsa
g. Aquadest
h. Metanol
i. Rak sediaan
j. Safety Box
k. Buku Register Malaria

Peralatan Non Medis


a. Kursi dan Meja
b. Bak cuci
c. Lap/handuk
d. Lemari Peralatan
e. Tempat sampah (medis & non medis)

4.3 Dokumen Terkait

11
Inventarisasi alat
Buku Register Pemeriksaan malaria

BAB V
PENILAIAN KINERJA

Standar ini digunakan sebagai pedoman untuk mengukur kinerja dalam kegiatan
pembinaan, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan pelayanan malaria di
Puskesmas agar sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

5.1 Pengukuran Kinerja


5.1.1 Pengukuran dapat dilakukan secara internal oleh sarana kesehatan itu sendiri
maupun secara eksternal oleh intitusi terkait sesuai dengan kewenangannya.
5.1.2 Cara pengukuran
1. Metode yang digunakan dapat dilakukan melalui Penilaian diri yaitu mengukur
tentang apa yang dilakukan telah memenuhi standar atau pedoman yang ditetapkan
dan survei kepuasan pasien ( Format Penilaian Kinerja Puskesmas )
2. Instrumen yang digunakan adalah daftar tilik pelayanan malaria dan survei
kepuasan pelanggan.
3. Proses pengukuran dilaksanakan dalam konteks dimana penemuan-penemuannya
dapat digunakan sebagai cara yang positif untuk meningkatkan kinerja.
4. Hasil pengukuran adalah jumlah kriteria yang terpenuhi dibagi jumlah kriteria yang
diamati (Standar yang ditetapkan) x 100 %.
5. Apabila ditemukan adanya ketidak sesuaian antara apa yang terjadi dengan
standar/pedoman yang telah ditetapkan, perlu dilakukan pengamatan secara cermat
apa penyebabnya.
6. Penilaian dapat dilakukan secara berkala sehingga peningkatan mutu yang terjadi
di sarana kesehatan tersebut dapat diketahui dengan cara membandingkan dengan
hasil sebelumnya.

5.2 Perbaikan Berkelanjutan


Peningkatkan mutu dilaksanakan sejalan dengan hasil yang ditemukan dari penilaian
diri. Bila dari hasil penilaian tersebut ditemukan adanya ketidak sesuaian antara apa
yang dilaksanakan oleh sarana kesehatan dan faktor penyebabnya dapat dikenali,

12
maka pelaksana penilai dapat memberikan intervensi yang ditujukan untuk
peningkatan tanggung jawab maupun pengetahuan dan keterampilan pelaksana.

5.2.1 Bentuk intervensi yang dapat dilakukan oleh sarana kesehatan itu sendiri
( internal ) antara lain:
5.2.1.1 Perbaikan perencanaan dan pengorganisasian.
5.2.1.2 Pembangunan sarana dan pengadaan peralatan.
5.2.1.3 Penyediaan ketenagaan.
5.2.1.4 Peningkatan pengetahuan dan keterampilan pelaksana.
5.2.2 Bentuk intervensi ini dapat dilakukan oleh pihak luar (eksternal) adalah dalam
bentuk pembinaan oleh Institusi terkait sesuai dengan kewenangannya antara lain :
5.2.2.1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
- Melakukan supervisi dan monev.
- Melaksanakan diseminasi. informasi program dan kebijakan
Pemerintah.
- Melaksanakan sistem informasi pelayanan. kesehatan yang
terintegrasi untuk pelayanan malaria.
5.2.2.2 Dinas Kesehatan Provinsi
-Melakukan supervisi dan monev ke Tingkat Kab./Kota
-Melaksanakan diseminasi. Informasi program dan
kebijakan Pemerintah.
-Melaksanakan sistem informasi pelayanan. kesehatan yang
terintegrasi untuk pelayanan malaria.
-Menindaklanjuti laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
5.2.2.3 Kementrian Kesehatan
- Membuat standar dan pedoman pelayanan malaria.
- Melakukan bimbingan teknis kepada daerah yang memerlukan.
- Melaksanakan fungsi regulasi bersama dengan Dinas Kesehatan
Provinsi

5.2.3 DOKUMEN TERKAIT.


5.2.3.1 Format Penilaian Diri.
5.2.3.2 Format Penilaian Kinerja.

13
BAB VI
STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA

Standar ini digunakan sebagai acuan untuk menetapkan penyediaan sumber daya
manusia yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan layanan malaria di Puskesmas
6.1 Kompetensi
6.1.1 Dokter
a. Mempunyai Surat Tanda Registrasi dan Surat Ijin Praktek
b. Mampu mengidentifikasi,merencanakan, memecahkan masalah dan
mengevaluasi program kesehatan gigi dan mulut
c. Mampu mengkoordininasi dan mengelola program malaria di wilayah
kerjanya
d. Mampu melaksanakan pelayanan malaria
6.1.2 Perawat
a. Mempunyai Surat Izin Kerja Perawat (SIKP).
b. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan tentang pelayanan malaria,
pelayanan promotif, preventif serta pencatatan dan pelaporan malaria

6.2 Jumlah Tenaga.


6.2.1 Dokter umum = minimal 1 orang
6.2.2 Bidan/ Pearwat = minimal 10 orang

6.3 Uraian Tugas


6.3.1 Dokter
Melaksanakan dan memberikan upaya pelayanan malaria dengan penuh
tanggung jawab sesuai kompetensi dan kewenangannya.
Melaksanakan pelayanan malaria sesuai standar prosedur operasional,
tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan
Puskesmas

14
Membuat rekam medik yang baik dan lengkap serta dapat
dipertanggung jawabkan.
Melaksanakan upaya pelayanan malaria sesuai standar profesi dan
mematuhi peraturan perundangan yang berlaku.
Melaksanakan dan meningkatkan mutu pelayanan malaria

6.3.2 Perawat

Menyusun rencana kerja malaria


Melaksanakan pelayanan malaria sesuai standart prosedur operasional,
SPM, tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas
Membuat catatan pelaporan dan rekam medik secara baik, lengkap serta
dapat dipertanggungjawabkan
Melaksanakna evaluasi kegiatan malaria
Meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas
Melaporkan pelaksanaan kegiatan malaria secara berkala kepada
penanggung jawab
Melaksanakan pelayanan malaria sesuai standar prosedur operasional,
tata kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan
Puskesmas

6.4 Pendidikan dan Pelatihan


Untuk peningkatan kualitas SDM maka pimpinan Puskesmas perlu memberikan
kesempatan untuk dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan.

6.5 Dokumen Terkait


6.5.1 Surat Izin Praktik/Kerja pelaksana
6.5.2 Pelatihan yang pernah diikuti.

15
BAB VIII
REFERENSI

a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 293/MENKES/SK/IV/ 2009


tentang Eliminasi Malaria;
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
c. Modul Pelatihan Parasitologi Bagi Petugas Puskesmas (Basic Health Worker`s
Training Module) Tahun 2001.

16
BAB VII
PENUTUP

Demikian Pedoman pelayanan Malaria, segala kritik dan saran akan kami terima sebagai
upaya perbaikan.

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai