Menurut Grimes apa yang melegitimasi otoritas adalah promosi atau pengejaran
tujuan kolektif yang dihubungkan dengan konsensus kelompok. Sebaliknya kekuasaan
adalah pengejaran tujuan individu yang berhubungan dengan pencapaian kelompok.
Klasifikasi Kekuasaan
1. Kekuasaan Penghargaan
Sumber kekuasaan ini didasarkan pada kemampuan orang untuk mengontrol SDA
dan memberi penghargaan pada orang lain.
2. Kekuasaan Koersif
Orang dengan kekuasaan koersif mempunyai kemampuan untuk menimbulkan
konsekuensi hubungan atau aversif pada orang lain, atau paling tidak melakukan apa
yang diyakini orang lain akan menghasilkan hukuman atau hasil yang tidak diinginkan.
3. Kekuasaan Legitimasi
Kekuasaan Legitimasi hampir serupa dengan otoritas dan berhubungan dekat
dengan kekuasaan penghargaan dan koersif karena orang dengan legitimasi juga berada
dalam posisi memberi penghargaan dan menghukum.
1. Mengontrol sumber daya seperti anggaran, fasilitas fisik, dan posisi yang dapat
digunakan untuk memperkuat hubungan dan dukungan.
2. Mengontrol akses informasi yang ekstensif mengenai aktivitas organisasi, preferensi
atau penilaian pada orang lain, apa yang terjadi dan mengenai siapa yang
melakukannya.
3. Otoritas formal.
Terdapat beberapa dukungan penelitian untuk observasi tersebut, dan juga terdapat
beberapa penemuan penelitian yang menghasilkan kesimpulan kontingensi seperti
berikut ini :
1. Semakin besar orientasi profesional dari anggota kelompok, semakin besar kekuatan
relatif yang dimiliki kekuasaan referen dalam mempengaruhi anggota.
2. Semakin kecil usaha dan minat anggota berkedudukan tinggi untuk mengalokasikan
tugas, semakin mungkin anggota berkedudukan rendah untuk memperoleh
kekuasaan yang relefan dengan tugas ini.
Kemampuan Mempengaruhi Target Kekuasaan
Berikut ini karakteristik yang dinilai penting untuk kemampuan target untuk dapat
mempengaruhi :
1. Dependensi
2. Ketidakpastian
3. Kepribadian
4. Intelegensi
5. Gender
6. Umur
7. Budaya
Model Kontingensi Kekuasaan Keseluruhan
Beberapa variabel kontingensi dalam kekuasaan perilaku selain lewat target dapat
diduga melalui beberapa tipe kekuasaan seperti kredibilitas dan pengawasan. Model
kekuasaan memiliki pertimbangan relefan seperti bagaiamana dan dalam kondisi apa
penyelia dan manager memberi pengaruh kepada karyawannya. Mereka tidak memiliki
kredibilitas yang cukup, atau tidak memiliki keahlian atau kekuasaan legitimasi yang
memungkinkan terjadinya internalisasi. Internalisasi menjadi hal yang penting dalam
organisasi saat ini, yang ditandai dengan otonomi, struktur datar dengan budaya
keterbukaan , pemberdayaan dan kepercayaan.
Para agen harus mempunyai keahlian atau kekuasaan legitimasi (kredibilitas) dan,
lebih baik lagi jika relevan. Model kekuasaan ini memiliki pertimbangan elevan seperti
bagaimana dan dalam kondisi apa penyelia dan manager memberi pengaruh kepada
karyawannya. Riset kelman menunjukan bahwa internalisasi berdampak lama, tidak perlu
pengawasan dan menonjolkan diri. Secara umum kepemimpinan lebih berhubungan dengan
bagaimana mendapatkan perhatian orang bukan sekedar tunduk, tetapi juga mengetahui
maksud dan tujuan pemimpin, dan bahkan menginternalisasi apa yang di lakukan para
pemimpin saat mereka memberi pengaruh. Internalisasi menjadi hal yang penting dalam
organisasi saat ini, yang di tandai dengan otonomi, struktur datar dengan budaya
keterbukaan, dan kepercayaan.
Implikasi Inovasi
Pemberdayaan membawa inovasi karena kayawan mempunyai otoritas untuk
mencoba ide baru dan membuat keputusan yang menghasilkan sebuah cara baru untuk
melakukan banyak hal.
Akses Informasi
Ketika karyawan diberi akses informasi sebagai bagian vital dalam pemberdayaan,
mereka lebih bersedia bekerja sama. Hasil pengaksesan informasi adalah tim kerja sanggup
mengelola dan mengontrol pengoperasian menjadi lebih efektif dibanding dengan birokrasi
hierarkis dan segala sesuatu yang bersifat rahasia, hanya berdasarkan informasi yang perlu
diketahui saja. Dengan nilai budaya open book dan teknologi intranet, karyawan diberi
wewenang memiliki semua informasi (dan pengetahuan) organisasi yang tersedia untuk
melaksanakan tugas seefektif mungkin.
Mengimplementasikan Pemberdayaan
Beberapa cara yang dipakai manager untuk mengimplementasikan pemberdayaan
yaitu :
Walter Nord memberikan 4 dalil kekuasaan dalam oganisasi agar tetap terfokus pada
realitas politik :
1. Organisasi tersusun dari koalisi yang bersaing satu sama lain dalam sumber daya, energi,
dan pengaruh.
2. Koalisi yang berbeda-beda berusaha melindungi minat mereka terhadap posisi yang
berpengaruh
3. Ketidakseimbangan distribusi kekuasaan mempunyai efek terdapat penurunan derajat
kemanusiaan
4. Penggunaan kekuasaan dalam organisasi adalah salah satu aspek kursial dari
pembangunan kekuasaan dalam sistem sosial yang lebih luas.
Riset politik organisasi mengidentifikasi beberapa area yang relevan pada tingkat
tertentu apakah sebuah organisasi lebih politis daripada rasionalis. Area-area tersebut
adalah :
1. Sumber daya
2. Keputusan
3. Tujuan
4. Teknologi dan lingkungan eksternal
5. Perubahan
Implikasi etika kekuasaan dan politik jugga membawa efek disfungsional seperti
merdunya nilai moral, munculnya para pemenang dan korban dan terkurasnya energi
dan waktu karena menyusun rencana serangan atau serangan balasan, bukanya
berkonsentrasi kepada pekerjaan. Bukti politik perusahaan adalah permainan politik
seseorang dalam perencanaan bagi hasil, layaknya sebuah lonceng kematian. Bukti
pengamatan empiris terhadap para manajer yang menggunakan politik organiasi. Mereka
lebih memiliki kesempatan untuk di promosikan, tetapi relatif kurang efektif dalam
mengatasi masalah kepuasan karyawan, komitmen serta kinerja unitnya. Bukti penelitian
yang menunjukkan manufer politik untuk memajukan organisasi tetapi manufer tersebut
menurunkan kinerja efektif unit, dapat terjadi pada lintas budaya.
Dalam lingkungan sosial sekarang ini, banyak karyawan tertarik pada pekerjaan yang
memiliki nilai politik dan kekuasaan. Dengan kata lain, harapan anggota organisasi masa kini
terhadap kehidupan yang lebih baik dan lebih berarti di gantikan dengan pengajaran
kekuasaan.