Aerasi Menurunkan Cod Bod Tss Co2 Sungai Martapura PDF
Aerasi Menurunkan Cod Bod Tss Co2 Sungai Martapura PDF
Oktober 2010
Oleh : Agus Mirwan, Ulfia Wijaya, Ade Resty Ananda, Noor Wahidayanti
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A.Yani Km.36 Banjarbaru Kalimantan Selatan
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Kalimantan Selatan merupakan daerah yang dikelilingi banyak
sungai dengan kondisi airnya yang belum layak untuk dikonsumsi. Air
sungai tersebut mengandung zat-zat padat yang tersuspensi, berwarna
kecoklatan, mengandung pH yang agak rendah dan tingkat kekeruhan
(turbidity) yang sangat tinggi. Hal ini menyebabkan air bersih merupakan
masalah yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat di daerah
sekitar bantaran sungai yang biasanya digunakan untuk keperluan mandi,
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru menggunakan seperangkat
alat aerasi bertingkat seperti yang ditunjukan pada Gambar 1 dan sampel
air diambil dari air sungai Martapura di desa Dalam Pagar Kalimantan
Selatan pada bulan Desember 2008 dengan kondisi musim hujan dan
posisi pengambilannya ditepi badan sungai. Sampel air sungai yang
Tanki
penampung
Aliran Udara
1 2 3 4 5
dan CO2 di tiap kompartemen dengan waktu aerasi 10, 15, dan 20 menit
ditunjukkan dari Gambar 2 sampai 4
Tabel 2. Hasil analisis BOD, COD, TSS, dan CO2 pada setiap
kompartemen dengan variasi waktu aerasi 10, 15, dan 20 menit.
BOD (mg/L) 2 2,83 2,50 2,09 1,69 1,55 1,42 2,36 1,69 1,62 1,55 1,35 1,08 3,92 2,97 2,50 1,15 0,54 0,47
COD (mg/L) 10 245,22 175,94 151,03 137,79 109,77 90,31 259,24 125,34 112,88 96,53 79,41 68,51 298,16 115,22 93,42 84,08 75,51 63,84
TSS (mg/L) 50 0,05 0,04 0,04 0,04 0,02 0,04 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
CO2 (mg/L) - 8,80 7,20 6,40 5,60 4,00 4,00 5,60 3,20 3,20 3,20 3,20 3,20 8,80 4,80 3,20 2,40 1,60 1,60
Gambar 2. Hasil analisis BOD di tiap Gambar 3. Hasil analisis COD di tiap
kompartemen dengan variasi waktu kompartemen dengan variasi
aerasi 10, 15, dan 20 menit. waktu aerasi 10, 15, dan 20
menit.
10.00 10menit
15menit
8.00
CO2(mg/L)
6.00
4.00
2.00
0.00
0 1 2 3
Kompartemen 4 5
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu
teknologi tangki aerasi bertingkat dapat menurunkan kadar BOD, COD,
TSS dan CO2 sampel air sungai Martapura; makin banyak kompartemen
dan lama waktu aerasi yang digunakan maka kadar BOD, COD, TSS dan
CO2 makin rendah. Namun pada penelitian ini kadar COD, TSS dan CO2
yang diturunkan masih belum memenuhi standar dari Baku Mutu Kualitas
Air Sungai yang ditetapkan Gubernur Kalimantan Selatan dikarenakan
waktu aerasi yang singkat.
DAFTAR PUSTAKA
Arsawan M, dkk. 2007. Pemanfaatan Metode Dalam Pengolahan Limbah
Berminyak. Bali: Universitas Udayana.
Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (BAPEDALDA). 2007.
Kumpulan Peraturan Lingkungan Hidup Tentang Air.
Kalimantan Selatan: BAPEDALDA.
Ismail A.F, 2003. Pengolahan Limbah Cair dari Industri Biskuit Dengan
Proses Aerasi Bertingkat. Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia
Yogyakarta, ISBN 979-97893-0-3.
Metcalf, Eddy. 2004. Wastewater Engineering Treatment and Reuse
Fourth. Singapura: McGraw-Hill.
Moersidik S, dan Basuki H, 1999. Analisis Kualitas Air. Jakarta: Penerbit
Universitas Terbuka.
Novriana D, dan Septia M, 2003. Tinjauan BOD dan TSS Pada Pengolahan
Limbah Cair Industri Biskuit Dengan Proses Aerasi Bertingkat.
Laporan Penelitian Mahasiswa. Jurusan Teknik Kimia Universitas
Sriwijaya. Inderalaya.
Husnun U, dan Damayanti, 2003. Pengolahan Limbah Cair Industri Biskuit
Dengan Tinjauan COD dan DO. Laporan Penelitian Mahasiswa
Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sriwijaya Inderalaya.
Wardhana W.A, 2001. Dampak Pencemaran Lingkungan Edisi Revisi.
Yogyakarta: Penerbit Andi Yogyakarta.
Widari, R., dan I. Yuanita, 2000. Degradasi Fosfor Pada Multi Efek Aerator.
Laporan Penelitian Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia,
Universitas Sriwijaya, Indralaya