LAPORAN
KEGIATAN PENELITIAN MANDIRI
Ketua Tim:
Cut Suciatina Silvia, S.T.,M.T.
NIDT: 05919820605 201202 02
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
2015
Halaman Pengesahan
Pelaksana
Nama Lengkap : Cut Suciatina Silvia, S.T.,M.T
NIDT : 05919820605 201202 02
Program Studi : Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Teuku Umar
Telepon/email :0821 6860 1424 /coetsilvia@gmail.com
Lokasi pelaksanaan
a. Kecamatan : Johan Pahlawan
b. Kabupaten : Aceh Barat
Mitra Pelaksanaan
PDAM Tirta Meulaboh
Lama penelitian
5 bulan, Juni-November 2015
Menyetujui,
Plt. Ketua lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan
Mutu Pendidikan
DAFTAR ISI
iiv
RINGKASAN
Air bersih merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia oleh karena itu pemanfaatan kebutu-
han air pun tidak terbatas. PDAM Tirta Meulaboh sebagai perusahaan daerah pengelola air
bersih belum mampu memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat, dimana tingkat pe-
layanan yang dihasilkan belum berjalan dengan baik dan optimal. Untuk itu perlu dilakukan
studi terkait dengan kinerja sistem pelayanan distribusi air bersih, dimana studi ini dilakukan
untuk melihat kondisi nyata dari kinerja jaringan distribusi air bersih dan permasalahan
kehilangan air yang terjadi pada PDAM Tirta Meulaboh. Metode yang digunakan pada
penelitian ini adalah metode survei dan kuantitatif yang didukung oleh data primer dan data
sekunder. Berdasarkan hasil analisis didapat debit pemakaian rata-rata yang dihasilkan hanya
106,93 liter/orang/hari, dimana kekurangan kebutuhan air bersih rata-rata setiap pelanggan
>23 liter/orang/hari. Analisis dari tingkat kehilangan air pada tahun 2013, didapat kehilangan
air mencapai 35,07% dengan kehilangan air 783.967,00 m3/tahun. Berdasarkan hasil analisis
program NRW dengan metode ILI didapat nilai ILI sebesar 38,5, dimana menurut Tabel
Matriks Target disimpulkan bahwa kebocoran atau kehilangan air di zona layanan PDAM
Tirta Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan termasuk ke dalam golongan D dengan ILI >16
dengan tingkat kebocoran >200 liter/sambungan/hari. Dari kondisi tersebut maka didapat
kehilangan air yang tidak dapat diuangkan adalah sebesar 403.106 m3/tahun atau sebesar
51,42%.
Kata Kunci : Kinerja jaringan distribusi, Kehilangan Air, Non Revenued Water
ii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN .......... i
RINGKASAN........................... ii
DAFTAR ISI ............................ iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2
1.3 Maksud Penelitian ......................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 2
1.5 Metodologi dan Ruang Lingkup Penelitian ................................ 4
1.6 Hasil Penelitian dan Manfaat Hasil Penelitian ............................ 4
iii
4.2.3 Hasil analisis tingkat kehilangan air .............................. 41
4.2.4 Hasil analisis neraca air .................................................. 43
4.2.5 Hasil analisis NRW (Non Revenued Water) .................. 44
4.3 Hasil Analisis Kinerja Jaringan Distribusi Air Bersih .............. 46
LAMPIRAN
iv
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Tingkat pelayanan jaringan distribusi air bersih yang dihasilkan oleh PDAM Tirta
Meulaboh terhadap pelanggan di wilayah Kecamatan Johan Pahlawan belum berjalan
dengan baik dan optimal (Syahputra, 2005). Tingkat pelayanan kebutuhan air bersih san-
gat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pertumbuhan penduduk, karakteristik masya-
rakat, pola penggunaan air serta terjadinya tingkat kehilangan air yang cukup tinggi.
Kehilangan air merupakan tidak sampainya air yang diproduksi kepada
pelanggan dimana batasan dari faktor kehilangan air yang diperbolehkan tidak
melebihi angka toleransi sebesar 20% dari kapasitas debit produksi (Fitriadi,
2013). Kehilangan air merupakan permasalahan yang paling sering dihadapi oleh setiap
PDAM.
Berdasarkan faktor tersebut di atas, maka perlu dilakukan studi menyangkut
dengan kajian tingkat kehilangan air. Studi ini dilakukan agar didapatkan kondisi nyata
terkait kondisi dari penyediaan air bersih dan permasalahan tentang kehilangan air yang
terjadi pada wilayah layanan PDAM Tirta Meulaboh. Untuk mengurangi dan
meminimalkan tingkat kehilangan air tersebut digunakan metode pengendalian NRW
(Non Revenued Water).
NRW dapat didefinisikan sebagai air yang hilang dan dapat diukur serta diketahui
besarnya, namun tidak dapat direkeningkan atau tidak dapat menjadi penghasilan, namun
dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui
besarnya NRW adalah metode ILI (Infrastructure Leakage Index). Dari hasil kajian serta
analisa dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi kontribusi bagi PDAM Tirta
Meulaboh terhadap peningkatan pelayanannya bagi pelanggan.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
1.5 Metodologi dan Ruang Lingkup Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dan
kualitatif, dengan jenis metode surveri lapangan yang didukung oleh data primer
dan data sekunder. Data yang sudah terkumpul dianalisis untuk mengetahui
analisa kinerja jaringan air bersih PDAM Tirta Meulaboh dalam hal pemenuhan
layanan kebutuhan air bersih. Penelitian ini dibatasi hanya pada lingkup zona
Kecamatan Johan Pahlawan, dikarenakan selain cakupan layanan yang cukup
luas, wilayah Kecamatan Johan Pahlawan memiliki jumlah pelanggan yang cukup
besar dibandingkan dengan zona layanan lainnya.
Ruang lingkup penelitian ini meliputi:
1. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi sistem distribusi air bersih
dengan melihat debit aliran, kondisi tekanan, kontinuitas aliran dan
fluktuasi kebutuhan air bersih.
2. Analisis tingkat kehilangan air pada PDAM Tirta Meulaboh dengan
menggunakan metode pengendalian NRW (Non Revenued water)
3
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Umum
Pn Po (1 r ) n (2.1)
P 1/ t
(2.2)
r t 1 x100%
Po
4
dimana : Pn = Jumlah penduduk pada proyeksi tahun ke- n
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun data
Pt = Jumlah penduduk pada akhir tahun data
r = laju pertumbuhan penduduk (%)
t = Selang waktu tahun data
n = Jumlah tahun proyeksi
Sistem jaringan air bersih merupakan struktur yang sangat vital bagi
masyarakat. Terganggunya sistem ini menimbulkan keresahan masyarakat dalam
jangka waktu yang dekat, dimana masyarakat tidak percaya pada kinerja
perusahaan air minum, dan dalam jangka panjangnya adalah menurunnya
kesehatan masyarakat (Ardiansyah, 2012). Kinerja penyediaan air bersih untuk
setiap daerah yang dilayani oleh PDAM belum tentu memiliki kualitas dan
kuantitas yang sama dengan daerah lainnya. Beberapa acuan dari kriteria teknis
dalam pelayanan dan penyediaan air bersih dengan sistem perpipaan seperti
(Agustina, 2007) : 1) Air tersedia secara terus menerus selama 24 jam; 2) Tekanan
di ujung pipa minimal 1 2 atm; 3) kualitas air harus memenuhi standar yang
ditetapkan. Persyaratan dalam penyediaan air bersih dapat dilihat dalam beberapa
hal yaitu:
5
Tabel 2.1 Kebutuhan Air Domestik
6
Kebutuhan air domestik yang dimaksud adalah kebutuhan air bersih yang
digunakan untuk keperluan rumah tangga yang dilakukan melalui Sambungan
Rumah (SR) dan kebutuhan umum yang disediakan melalui fasilitas Hidran
Umum (HU). Kebutuhan air domestik dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan
laju pertumbuhan penduduk yang ada pada suatu daerah/wilayah yang menjadi
daerah layanan . Sedangkan kebutuhan air non domestik merupakan kebutuhan air
bersih yang dibutuhkan untuk berbagai fasilitas sosial dan komersial seperti
rumah sakit, sekolah dan lain-lain. Besarnya pemakaian air untuk kebutuhan non
domestik 20% dari kebutuhan domestik (Fitriadi, 2013). Untuk cakupan layanan
minimal akan kebutuhan air bersih bagi masyarakat untuk mendukung program
MDGs sampai dengan tahun 2015 yaitu minimal 60%. Dalam rancangan RPJMN
2015-2019, bidang Cipta Karya menargetkan yang dikenal dengan 100%-0%-
100%. Indikator 100% yang dimaksud ialah, Indonesia bisa memenuhi 85% Stan-
dart Pelayaan Minumum (SPM) dan 15% memenuhi kebutuhan dasar. Dalam
memenuhi SPM di sektor air minum setidaknya setiap warga bisa mendapatkan
akses sebanyak 60 liter/orang/detik.
7
maka dapat diketahui bahwa pelanggan sangat membutuhkan air paling tidak
dengan harapan air mengalir minimal selama 12 jam sehari yaitu pada pukul
06:00 sampai dengan pukul 18:00, sedangkan menurut PDAM pengaliran air
dikatakan baik apabila standar minimal 8 jam sehari terpenuhi (Suhardi, 2007)
Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran
tertentu, dimana kecepatan pipa tidak boleh melebihi 0,6-1,2 m/det. Ukuran pipa
tidak boleh melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem
jaringan harus terpenuhi. Setiap aliran air di dalam pipa harus memenuhi azas
kontinuitas, dimana debit yang masuk dalam sisi 1 sama dengan debit yang keluar
pada sisi 2 yaitu Q1=Q2, dengan persamaan debit seperti di bawah ini
(Triatmodjo, 2013):
Q = V. A (2.3)
dimana:
Q = Debit (m3/det);
V = Kecepatan Aliran (m/det);
A = Luas Penampang Pipa (m2).
8
plambing dan jika tekanannya terlalu rendah, maka akan menyebabkan terjadinya
kontaminasi air selama mengalir dalam pipa distribusi.
Air yang mengalir dalam pipa memiliki beberapa macam energi, yaitu
energi kinetik, energi potensial dan kehilangan energi. Dari ketiga energi tersebut,
dapat dinyatakan dalam sebuah persamaan Hukum Bernoulli seperti di bawah ini
(Triatmodjo, 2013):
dimana:
P = Tekanan (atm atau mka);
g = Gravitasi (m/det2);
V = Kecepatan aliran (m/det)
h = Elevasi (m);
= Berat jenis air (kg/m3).
9
Qmax = Fmax x Qav (2.6)
Q peak (2.7)
Fpeak
Qmax
dimana :
Qmax = Kebutuhan air harian maksimum (ltr/det);
Fmax = Faktor harian maksimum ( 1<Fmax hour<1,5);
Qav = Kebutuhan air rata-rata harian (ltr/det).
Kebutuhan air jam puncak (Qpeak) merupakan jumlah air terbanyak yan
dibutuhkan pada jam-jam tertentu. Faktor fluktuasi kebutuhan air jam maksimum
dapat dilihat pada persamaan di bawah ini (Rosadi, 2011):
Qpeak = Fpeak x Qmax ( 2.8)
Q max (2.9)
Fmax
Qav
dimana :
Fpeak = Faktor jam puncak ( 1,5-2,5);
Qpeak = Kebutuhan air jam puncak (ltr/det).
10
kesalahan dalam pencatatan hasil meteran air, serta kesalahan membaca angka
yang ditunjukkan oleh meter air berkurang akibat adanya aliran udara dari rumah
konsumen ke pipa distribusi meter air (Putrabahar, 2010).
Tingkat kehilangan air dihitung persentasenya berdasarkan selisih antara
jumlah air yang didistribusikan (m3) dengan jumlah air yang tercatat dalam
rekening. Djamal, dkk (2009) dalam Fitriadi (2013), menyatakan besarnya tingkat
kehilangan air adalah persentase perbandingan antara kehilangan air dengan
jumlah air yang dipasok ke dalam jaringan perpipaan air, yang dinyatakan dalam
persamaan 2.10 di bawah ini:
kehilangan air
Tingkat kehilangan air x100% (2.10)
Jumlah air yang dipasok
Dalam suatu penyediaan air minum tidak seluruhnya air yang diproduksi
oleh instalasi sampai kepada pelanggan, diakibatkan oleh adanya kebocoran yang
disebut dengan kehilangan air. Untuk menghitung persentase nilai kehilangan air
dari setiap meter pelanggan dapat digunakan persamaaan 2.11 di bawah ini:
11
yang digunakan berdarkan usulan neraca air internasional atau International
Water Associations (IWA) pada konferensi di Berlin tahun 2001 seperti yang
diperlihatkan pada Tabel 2.3 di bawah ini:
12
Dalam suatu penyediaan air minum tidak seluruhnya air yang diproduksi
oleh instalasi sampai kepada pelanggan, diakibatkan oleh adanya kebocoran yang
disebut dengan kehilangan air. Untuk mengurangi dan meminimalkan tingkat
kehilangan air tersebut digunakan metode pengendalian NRW (Non Revenued
Water). NRW dapat didefinisikan sebagai air yang hilang dan dapat diukur serta
diketahui besarnya, namun tidak dapat direkeningkan atau tidak dapat menjadi
penghasilan, namun dapat dipertanggungjawabkan. Salah satu metode yang
digunakan untuk mengetahui besarnya NRW adalah metode ILI (Infrastructure
Leakage Index). Nilai ILI yang dihasilkan dibandingkan kebocoran berdasarkan
nilai tekanan seperti yang diperlihatkan pada Tabel 2.4 Matriks Target di bawah
ini:
50 - 100 - 125 -
B 2-4 75 - 150
100 200 250
Negara Maju
100 - 150 - 200 - 250 -
C 4-8
200 300 400 500
A 2-4 < 50 < 100 < 150 < 200 < 250
13
Untuk dapat menghitung nilai NRW dapat menggunakan persamaan ILI
seperti diperlihatkan pada persamaan 2.12, dan untuk menghitung MAAPL dapat
dilihat pada persamaan 2.13 seperti di bawah ini (Siregar, 2014):
CAPL (2.12)
ILI
dimana: MAAPL
ILI = Infrastructure Leakage Index;
CAPL = Current Annual Physical Losses (sama dengan kehilangan saat ini)
(liter/tahun);
MAAPL = Minimum Achhievable Annual Physical Losses (kehilangan fisik
tahunan yang dapat dicapai secara minimal) (liter/hari).
(2.13)
MAAPL ((18xLM ) (0,8xNC ) (25xLP)) xP
dimana:
LM = Panjang pipa induk (m);
NC = Jumlah sambungan rumah
LP = Panjang pipa dinas dari batas persil ke meter pelanggan dikalikan
dengan jumlah SR (m);
P = Tekanan rata-rata (m)
15
14
luas, dan pengambilan sampelnya juga didasarkan pada daerah populasi yang
telah ditetapkan secara acak.
Berdasarkan jumlah pelanggan di wilayah studi yaitu di Kecamatan Johan
Pahlawan Kabupaten Aceh Barat tahun 2013 yaitu sebanyak 5.522 pelanggan.
Pelanggan tersebut terbagi atas 3 zona layanan. Untuk menentukan ukuran sampel
data pelanggan pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin,
dikarenakan jumlah populasi/jumlah pelanggannya sudah diketahui seperti terlihat
pada persamaan 2.14 di bawah ini (Idris, 2012) :
N (2.14)
n
1 Nxe 2
dimana:
n = Jumlah sampel;
N = Ukuran populasi;
e = Nilai kritis/batas ketelitian ( biasa digunakan 10%)
15
2. Mochamad Analisa Hidrolis Survei Hasil perhitungan
Ibrahim Pada Komponen dan Waternet berupa analisa
Sistem Distribusi analisis dan kebutuhan air bersih
Air Bersih dengan data Watercad pada jaringan pipa air
Waternet dan versi 8 bersih untuk wilayah
Watercad versi 8 studi dan melihat
(studi kasus perbandingan nilai
Kampung kehilangan energi
Digiouwa, yang diakibatkan oleh
Kampung Mawa gesekan dengan pipa
dan Kampung pada pipa jenis PE
Ikebo, Distrik dan pipa Galvanis
Kamu, Kabupaten
Dogiyai)
3. Fakhrurrazi Analisa Kinerja Survei Epanet 2.0 Hasil dari penelitian
Idris (2012) Jaringan Distribusi dan ini:
Air Bersih di analisis - faktor penyebab
Perumnas Lingke data yang mempengaruhi
Kecamatan Syiah sistem distribusi air
Kuala Kota Banda bersih
Aceh - Analisa kinerja
jaringan berupa
keandalan,
kelentingan dan
kerawanan di wilayah
studi.
- analisa kinerja
jaringan distribusi
menggunakan Epanet
2.0
4. Fitriadi Rancangan Survei - - Hasil dari penelitia ini
(2013) Strategi dan berupa rencana
Peningkatan analisis peningkatan
Kapasitas Produksi data kapasitas produksi
Pada Sistem PDAM Tirta
Produksi Air Meulaboh sampai
PDAM Tirta tahun 2021 serta
Meulaboh perancangan strategi
Kabupaten Aceh yang direncanakan
Barat dalam mendukung
peningkatan
kapasitas produksi
pada PDAM Tirta
Meulaboh
5. Nikmad Evaluasi Survei - - Hasil dari penelitian
Arsad Kehilangan Air dan berupa tingkat
Siregar (Water Losses) analisis ehilangan air pada
(2014) PDAM Tirtanadi data PDAM Tirtanadi
Padangsidimpuan Padangsisimpuan
Di Kecamatan menggunakan tabel
Padangsidimpuan matriks target
Selatan
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini disajikan secara sistematis bahasan dari metodologi penelitian
tentang Kajian Tingkat Kehilangan Air dengan Metode NRW Pada PDAM Tirta
Meulaboh. Bahasan yang dibahas pada bab ini meliputi:
1. Lokasi yang menjadi studi dan jenis penelitian;
2. Metode pengumpulan data yaitu sumber data dan jenis data penelitian;
3. Prosedur penelitian;
4. Proses pengolahan dan analisis data penelitian berdasarkan data primer
dan data sekunder.
Lokasi penelitian ini dibatasi dan dilakukan hanya pada wilayah layanan
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat unit WTP Lapang dengan luas
wilayah 44,91 km2, dikarenakan wilayah layanan Kecamatan Johan Pahlawan
memiliki jumlah pelanggan yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah
layanan Meureubo dan Kaway XVI. Peta lokasi instalasi pengolahan air bersih
PDAM Tirta Meulaboh dan peta lokasi intake PDAM Tirta Meulaboh yang
berada di Dusun Pasie Mesjid di perlihatkan pada Lampiran A Gambar A.3.1 dan
Gambar A.3.2. Sedangkan peta jaringan distribusi wilayah studi Kecamatan Johan
Pahlawan dapat dilihat pada Lampiran A Gambar A.3.3. Pada penelitian tentang
Analisa Kinerja Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Tirta Meulaboh Terhadap
Pemenuhan Layanan Kebutuhan Air Bersih Pada Zona Layanan Wilayah Keca-
matan Johan Pahlawan in. Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian
dengan survei dan analisa data secara kuantitatif.
17
3.2 Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, metode pengumpulan data meliputi sumber data dan
jenis data yang digunakan. Sumber dan jenis data yang digunakan adalah data
primer yang diperoleh melalui observasi lapangan dan data sekunder yang
diperoleh dari PDAM Tirta Meulaboh. Data primer maupun data sekunder
membutuhkan jumlah data dari sampling pelanggan yang ada di wilayah layanan
Kecamatan Johan Pahlawan.
18
21
ini dilakukan sebanyak 5 kali selama seminggu yaitu pada pukul 06:00, 10:00,
14:00, 18:00 dan pukul 22.00.
Pada saat melakukan pencatatan debit pemakaian air pada waktu-waktu
tersebut, maka dilakukan juga pencatatan data tekanan, mengingat tekanan aliran
air sangat dipengaruhi juga oleh frekuensi pemakaian air. Data debit air dan
tekanan air ini digunakan untuk melihat perilaku atau pola penggunanaan air oleh
masyarakat.
19
Mulai
Pengumpulan Data
Pembahasan
Rekomendasi
Selesai
20
3.4 Proses Pengolahan dan Analisis Data Penelitian
21
24
Sedangkan pengamatan pada 3 minggu berikutnya dilakukan pada intake
yang ada di Dusun Pasie Mesjid yang menyatakan air dalam satu hari
mengalir selama 24 jam atau tidak.
4. Analisa fluktuasi kebutuhan air bersih
Untuk menganalisa fluktuasi kebutuhan air bersih pada wilayah studi, maka
tolak ukur data yang dibutuhkan adalah kebutuhan air harian maksimum
(Qav) dan kebutuhan air jam puncak (Qpeak) pada wilayah studi. Data pola
pemakain air dilakukan pada 3 sampel pelanggan yang ada di 3 zona
layanan berbeda selama 24 jam dalam seminggu. Dari data tersebut, dapat
dilihat kebutuhan air harian maksium dan kebutuhan air jam maksium
kemudian dapat dihitung nilai faktor harian maksimum dan nilai faktor jam
puncak dengan menggunakan persamaan 2.7 dan 2.9. Data fluktuasi
pemakaian air dari sampel 3 pelanggan selama seminggu di 3 zona layanan
Kecamatan Johan Pahlawan dapat dilihat pada Lampiran B.
22
24
Tabel 3.1 Perbandingan Jumlah Penduduk dan Cakupan Pelayanan
Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat
Jumlah Jumlah %
Jumlah Demand
No Tahun penduduk penduduk penduduk
pelanggan (liter/detik)
(jiwa) terlayani terlayani
1 2009 56.223 6.252 39.580 69 78,61
2 2010 57.035 6.406 40.504 72 83,54
3 2011 65.473 8.858 55.028 75 102,29
4 2012 72.984 7.114 45.222 62 86,36
5 2013 75473 5.522 35.832 47 73,90
Sumber: PDAM Tirta Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013
2. Data laporan produksi, distribusi dan jumlah air terjual pada tahun 2013.
Data-data produksi air, distribusi air dan jumlah air terjual selama tahun
2013 diperlihatkan pada tabel 3.2 di bawah ini. Data ini digunakan untuk
menghitung tingkat kehilangan air yang terjadi pada tahun 2013.
Tabel 3.2 Data Jumlah Air Produksi dan Air Distribusi PDAM Tirta
Meulaboh pada tahun 2013
Air Yang Air Yang
Air Yang Air Yang
No Bulan Diproduksi Didistribusikan
Terjual (m3) hilang (m3)
(m3) (m3)
1 Januari 197.172,00 175.860,00 120.959,00 54.901,00
2 Februari 237.221,67 160.710,00 118.852,00 41.858,00
3 Maret 200.060,00 182.250,00 121.611,00 60.639,00
23
3. Analisis tingkat kehilangan air.
Analisis tingkat kehilangan air mengacu pada jumlah air yang
didistribusikan dengan jumlah air yang dikonsumsi. Tingkat kehilangan air
dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.10 .
4. Analisis perhitungan neraca air.
Neraca air dilakukan untuk melakukan monitoring laju kehilangan air
dengan menggunakan data-data seperti data debit yang masuk selama
tahun 2013, data konsumsi bermeter berekening, ketidak akuratan
pembacaan pada meter pelanggan, kehilangan air yang terjadi selama
tahun 2013 dan kehilangan fisik air. Analisa perhitungan neraca air yang
digunakan berdasarkan usulan neraca air internasional atau International
Water Associations (IWA) pada konferensi di Berlin tahun 2001, seperti
yang diperlihatkan pada Tabel 2.3.
5. Analisis NRW (Non Revenued Water)
Analisis NRW (air tak berekening) digunakan untuk meminimalkan
tingkat kehilangan air yang terjadi akibat air hasil produksi PDAM yang
tidak mendatangkan income sehinffa PDA merugi. Besarnya nilai NRW
didapatkan dengan menggunakan metode ILI (Infrastructure Leakage
Index) dan MAAPL (Minimum Achievable Annual Physical Losses)
seperti yang terlihat pada persamaan 2.12 dan 2.13 pada halaman 15.
Data-data yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai NRW dengan
menggunakan metode ILI adalah: data panjang pipa induk (LM), jumlah
sambungan rumah (NC), tinggi tekanan rata-rata (P), panjang rata-rata
pipa dinas ke meter pelanggan (LP) yang dikalikan dengan jumlah
sambungan rumah.
27 24
BAB IV
2537
pukul 14:00, pukul 18:00 dan pukul 22:00, untuk melihat kondisi pemakaian air
oleh pelanggan.
Hasil analisis data debit pemakaian air dari 99 sampel pelanggan yang ada
di zona layanan Kecamatan Johan Pahlawan menunjukkan bahwa debit yang
sampai kepada pelanggan sangat berhubungan dengan kondisi jaringan distribusi
air bersih. Data pemakaian air dari sampel pelanggan disetiap zona layanan untuk
melihat kondisi nyata debit yang dihasilkan di lapangan seperti yang diperlihatkan
pada Lampiran B Tabel B.3.7 halaman 81 sampai dengan Tabel B.3.9 halaman 83.
Berdasarkan hasil analisis data debit pemakaian air dari kondisi nyata di lapangan,
didapatkan volume pemakaian air rata-rata yang sampai kepada pelanggan pada 3
zona layanan PDAM Kecamatan Johan Pahlawan diperlihatkan pada Tabel 4.1
dan Grafik 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1 Hasil Analisis Pemakaian Air Rata-Rata Pada Zona Layanan
Kecamatan Johan Pahlawan
Grafik 4.1 Grafik Debit Air Rata-Rata Pada Zona Layanan Kecamatan
Johan Pahlawan
26
Grafik pola pemakaian air di atas menunjukkan kondisi real pemakaian air
rata-rata selama satu minggu pengamatan di lapangan zona layanan Kecamatan
Johan Pahlawan, dimana pemakaian air harian antara hari satu dengan hari lainnya
berbeda untuk setiap lokasi pengamatan/lokasi studi. Dari grafik di atas terlihat
jelas bahwa volume pemakaian air pada zona layanan Kecamatan Johan Pahlawan
yang tertinggi adalah pada zona layanan 1, dimana zona layanan 1 ini lebih dekat
dengan WTP yang berada di Lapang, sehingga debit air yang mengalir pada
pelanggan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 2 zona layanan lainnya. Volume
pemakaian air rata-rata di zona layanan 1 sebesar 0,130 m3/orang, zona layanan 2
sebesar 0,099 m3/orang dan pada zona layanan 3 sebesar 0,092 m3/orang.
Data pemakaian air 99 sampel pelanggan di lapangan memperlihatkan
adanya debit pemakaian 0 m3 dari waktu-waktu pengamatan, dimana pemakaian 0
m3 dapat disimpulkan kemungkinan tidak adanya air dalam jaringan pipa sehingga
tidak mampu melayani kebutuhan air pelanggan, kemungkinan adanya kebocoran,
dan kerusakan serta penyempitan pada pipa distribusi di lokasi pengamatan
sampel pelanggan.
Secara keseluruhan dapat diambil kesimpulan bahwa debit rata-rata yang
sampai ke pelanggan atau volume pemakaian air rata-rata selama waktu
pengamatan untuk Kecamatan Johan Pahlawan sebesar 0,107 m3/jiwa atau sebesar
106,92 liter/orang/hari. Ini berarti konsumsi kebutuhan air bersih nyata dari
sampel pelanggan rata-rata sebesar 106,92 liter/orang/hari tersebut kurang dari
130 liter/orang/hari konsumsi unit sambungan rumah menurut kriteria pemakaian
air bersih setiap kota/kabupaten. Sehingga dengan kondisi tersebut maka PDAM
Tirta Meulaboh belum mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, dimana
kekurangan kebutuhan air bersih rata-rata setiap pelanggan > 23 liter/orang/hari.
27
31
penyediaan air bersih terhadap tekanan dirancang untuk dapat melayani pelanggan
hingga yang terjauh adalah minimal 1 atm.
Dengan kondisi tersebut, maka analisa terhadap tekanan air dilakukan
dengan menampung air pada sebuah wadah 1 liter yang mengalir pada pipa
pelanggan berdiameter 1/2 inchi dengan mencatat waktu air mengalir disamping
stand meter. Hasil dari kecepatan aliran tersebut kemudian dikonversikan ke
dalam perhitungan tekanan dari persamaan 2.4 dan 2.5. Hasil analisis dari data
tekanan air disetiap sampel pelanggan yang ada di Kecamatan Johan Pahlawan ini
untuk melihat kondisi nyata tekanan air yang terjadi di lapangan baik tekanan
maksimum dan tekanan minimum, seperti yang di bawah ini.
28
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pola tekanan air di tiap zona
layanan sangatlah beragam, dimana tekanan tersebut menunjukkan perbedaan
antara waktu yang satu dengan waktu lainnya dan perbedaan antara hari yang satu
dengan hari lainnya. Dari tabel dan grafik di atas dapat disimpulkan bahwa tinggi
tekanan air maksimum tertinggi di zona layanan 1 adalah pada hari selasa dan
kamis dengan tinggi tekanan 0,032 m, sedangkan tinggi tekanan air minimum
adalah pada hari rabu dan jumat dengan tinggi tekanan 0,026 m. Untuk zona
layanan 2, tekanan air maksimum tertinggi di hari Jumat dengan tekanan
maksimum 0,015 m dan tinggi tekanan air minimum pada hari sabtu dengan
0,010 m. Sedangkan pada zona layanan 3, tekanan air maksimum tertinggi di hari
kamis dan minggu dengan tekanan maksimum 0,008 m dan tinggi tekanan air
minimum pada hari rabu dengan 0,006 m. Ini menyatakan bahwa selama
pengamatan dalam 1 hari untuk 5 kali pengamatan, air dinyatakan bertekanan dan
ada air mengalir pada waktu tersebut.
Analisis dari tekanan air yang dihasilkan ini belum mencapai persyaratan
tekanan air untuk sampai ke pelanggan sebesar 1 atm, dimana tinggi tekanan air
rata-rata maksimum untuk Kecamatan Johan Pahlawan sebesar 0,03 m. Ini
diakibatkan karena kapasitas pipa yang digunakan tidak memadai, sehingga
menyebabkan pelanggan tidak memperoleh air dalam tekanan yang cukup.
Penggunaan pompa air oleh pelanggan sekitarnya mengakibatkan terjadinya
penarikan tekanan disetiap titik, sehingga pada titik lain menjadi hilang.
29
4.1.4 Hasil analisis fluktuasi kebutuhan air bersih
Untuk analisis fluktuasi kebutuhan air bersih dilakukan random 1 sampel
pelanggan yang ada disetiap zona layanan PDAM Kecamatan Johan Pahlawan.
Data kebutuhan air harian maksimum, kebutuhan air pada jam puncak dan
kebutuhan air rata-rata dari sampel 3 pelanggan selama seminggu di 3 zona
layanan Kecamatan Johan Pahlawan dapat dilihat pada Lampiran C.
Dari hasil analisis terlihat bahwa pada zona layanan 1, memiliki nilai
faktor harian maksimum dan faktor jam puncaknya lebih tinggi dibandingkan
dengan 2 zona layanan lainnya. Pada zona layanan 1, fluktuasi kebutuhan
pemakaian air harian maksimum sebesar 0,810 m3/jam dengan nilai kebutuhan air
harian rata-rata sebesar 0,682 m3/jam, sehingga nilai faktor harian maksimum
sebesar 1,19. Sedangkan untuk besarnya nilai kebutuhan air jam puncak
berdasarkan hasil analisa pengamatan di lapangan, didapat nilai rata-rata
kebutuhan air jam puncak terbesar pada pukul 09.00-10.00 yaitu sebesar
103.714,29 liter/detik dengan nilai faktor jam puncak sebesar 1,59. Dimana nilai
faktor jam puncak 1,59 dan faktor harian maksimum 1,19 telah sesuai dengan
kriteria pemakaian air menurut BPPDU untuk wilayah perkotaan.
Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pola pemakaian air
dan keseragaman aktivitas penggunanan air disetiap zona layanan sangat
mempengaruhi besarnya nilai faktor pemakaian air seperti diperlihatkan pada
Tabel 4.3 di bawah ini:
Total
Pemakaian Air (liter/detik) selama seminggu Pemakaian Air
No Jam
Rata-Rata
Zona 1 Zona 2 Zona 3 Liter/detik
1 10.00-11.00 113.142,86 77.142,86 51.428,57 80.571,43
2 11.00-12.00 113.142,86 77.142,86 51.428,57 80.571,43
3 12.00-13.00 105.428,57 51.428,57 0 52.285,71
4 13.00-14.00 113.142,86 72.000,00 51.428,57 78.857,14
5 14.00-15.00 128.571,43 77.142,86 36.000,00 80.571,43
6 15.00-16.00 102.000,00 77.142,86 51.428,57 76.857,14
30
7 16.00-17.00 113.142,86 77.142,86 36.000,00 75.428,57
8 17.00-18.00 128.571,43 77.142,86 46.285,71 84.000,00
9 18.00-19.00 128.571,43 77.142,86 51.428,57 85.714,29
10 19.00-20.00 132.000,00 77.142,86 46.285,71 85.142,86
11 20.00-21.00 102.857,14 51.428,57 61.714,29 72.000,00
12 21.00-22.00 128.571,43 77.142,86 51.428,57 85.714,29
13 22.00-23.00 102.857,14 51.428,57 46.285,71 66.857,14
14 23.00-00.00 87.428,57 77.142,86 46.285,71 70.285,71
15 00.00-01.00 72.000,00 77.142,86 56.571,43 68.571,43
16 01.00-02.00 0 0 61.714,29 20.571,43
17 02.00-03.00 102.857,14 51.428,57 51.428,57 68.571,43
18 03.00-04.00 0 51.428,57 36.000,00 29.142,86
19 04.00-05.00 128.571,43 0 0 42.857,14
20 05.00-06.00 138.857,14 87.428,57 46.285,71 90.857,14
21 06.00-07.00 128.571,43 77.142,86 61.714,29 89.142,86
22 07.00-08.00 77.142,86 51.428,57 56.571,43 61.714,29
23 08.00-09.00 77.142,86 77.142,86 46.285,71 66.857,14
24 09.00-10.00 164.571,43 51.428,57 51.428,57 89.142,86
Kebutuhan Air Harian
Maksimum 164.571,43 87.428,57 61.714,29 70.928,57
(liter/detik)
Kebutuhan Air Harian
103.714,29 63.428,57 45.642,86
Rata-Rata (liter/detik)
Grafik 4.3 Grafik Pola Pemakaian Air Rata-Rata Pada Zona Layanan
Hasil analisis data sekunder ini mencakup analisis kehilangan air dengan
analisis NRW menggunakan metode ILI dan analisis kinerja sistem distribusi air
bersih berdasarkan keandalan, kelentingan dan kerawanan.
31
4.2.1 Hasil analisis proyeksi jumlah penduduk
32
36
tersebut, kebutuhan air domestik dilihat terhadap konsumsi unit sambungan rumah
(SR) pada tahun tersebut sebesar 150 liter/orang/hari atau sebesar 27 m3/bulan.
Hasil perhitungan cakupan pelayanan kebutuhan air bersih yang terlayani oleh
Sambungan Rumah dan Hidran Umum diperlihatkan pada Tabel 4.5 di bawah.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Cakupan Pelayanan Kebutuhan Air Bersih dari
Tahun 2014 Sampai 2032
33
Tabel 4.6 Kebutuhan Air Bersih Domestik dan Non Domestik Tahun 2014
Sampai 2032
34
Tabel 4.7 Kebutuhan Air Bersih Rata-Rata Tahun 2014 Sampai 2032
Kebutuhan
Kebutuhan Kebutuhan Air Rata-Rata (Qr)
Air Non
Air Domestik
Domestik
no Tahun (Qd) =
(Qnd) =20%. Qd Qnd Qr total
SR+HU
Qd
Liter/hari Liter/hari Liter/detik Liter/detik Liter/hari
1 2014 6.839.917 1.367.983 79,17 15,83 8.207.900
2 2015 8.805.162 1.761.032 101,91 20,38 10.566.194
3 2016 9.068.049 1.813.610 104,95 20,99 10.881.659
4 2017 9.338.785 1.867.757 108,09 21,62 11.206.542
5 2018 9.617.604 1.923.521 111,31 22,26 11.541.125
6 2019 9.904.748 1.980.950 114,64 22,93 11.885.697
7 2020 10.200.464 2.040.093 118,06 23,61 12.240.557
8 2021 10.505.010 2.101.002 121,59 24,32 12.606.012
9 2022 10.818.648 2.163.730 125,22 25,04 12.982.378
10 2023 12.762.254 2.552.451 147,71 29,54 15.314.704
11 2024 13.143.284 2.628.657 152,12 30,42 15.771.941
12 2025 13.535.690 2.707.138 156,66 31,33 16.242.828
13 2026 13.939.812 2.787.962 161,34 32,27 16.727.775
14 2027 14.356.000 2.871.200 166,16 33,23 17.227.200
15 2028 14.784.613 2.956.923 171,12 34,22 17.741.536
16 2029 15.226.023 3.045.205 176,23 35,25 18.271.228
17 2030 15.680.612 3.136.122 181,49 36,30 18.816.735
18 2031 16.148.773 3.229.755 186,91 37,38 19.378.528
19 2032 16.630.912 3.326.182 192,49 38,50 19.957.094
35
40
duk, sehingga akan mempengaruhi pula terhadap kebutuhan (demand) akan laya-
nan air bersih sampai 20 tahun mendatang. Untuk itu PDAM Tirta meulaboh ha-
rus meninjau kembali kondisi kapasitas produksi dari WTP Lapang yang ada saat
ini, dan harus merencanakan kembali peningkatan kapasitas produksi air bersih
di WTP Lapang, dimana nantinya mampu melayani kebutuhan air bersih dimasa
mendatang untuk wilayah Kecamatan Johan Pahlawan. Jika melihat dari tahun
perencanaan sampai tahun 2032, terlihat jelas bahwa kapasitas produksi dari WTP
Lapang harus ditingkatkan menjadi 2 (dua) unit dimana akan mampu memenuhi
permintaan rata-rata kebutuhan air bersih mencapai lebih dari 170 liter per detik.
Tabel 3.2 tersebut memperlihatkan bahwa pada tahun 2013 debit air yang
diproduksi oleh WTP Lapang untuk zona layanan Kecamatan Johan Pahlawan
sebesar 2.522.800 m/tahun. Namun yang mampu didistribusikan kepada
pelanggan hanya sebesar 2.235.470 m/tahun dan air yang terjual pada tahun 2013
hanya sebesar 1.451.503 m/tahun. Data tersebut di atas memperlihatkan bahwa
terjadi kehilangan air yang cukup besar pada tahun 2013 yaitu sebesar 783.967
m/tahun, maka tingkat kehilangan air yang terjadi selama tahun 2013 dengan
menggunakan persamaan 2.10 halaman 13 pada zona layanan Kecamatan Johan
Pahlawan adalah sebesar 35,07%. Besarnya nilai kehilangan air tersebut melebihi
dari batas angka toleransi kehilangan air sebesar 20%, sehingga dengan tingginya
angka kehilangan air ini menyebabkan kinerja PDAM Tirta Meulaboh belum
mampu berjalan secara optimal dalam pemenuhan layanan kebutuhan bagi
masyarakat dan PDAM akan terus merugi dari tahun ke tahun.
Kehilangan air tersebut disebabkan oleh kehilangan air akibat faktor teknis
maupun non teknis. Kehilangan air yang cukup tinggi ini disebabkan jaringan pipa
yang sudah berumur tua dan belum pernah digantikan semenjak PDAM Tirta
Meulaboh ini beroperasi dari tahun 1983 dan setelah terjadinya Tsunami tahun
2004. Selain kondisi pipa yang sudah usang, kondisi meteran pelanggan yang
tidak akurat atau tidak berfungsi juga mempengaruhi kehilangan air, dimana
konsumsi pelanggan jauh lebih kecil dari pada yang tercatat ataupun sebaliknya.
36
Tabel 4.8 Jumlah Tingkat Kehilangan Air dan Kebocoran Yang Terjadi
Pada Tahun 2013
Jumlah Air yang
Jumlah Air yang Jumlah Air Tingkat Kebocoran
Tercatat Dalam
Didistribusikan Yang Hilang Kehilangan Yang Terjadi
Rekening Tagihan
(M/tahun ) (M/tahun) Air (%) (M/hari)
(M/tahun)
1 2 3 4 =3/1 5
Analisis total kehilangan air pada PDAM Tirta Meulaboh yang terjadi
selama tahun 2013 di wilayah Kecamatan Johan Pahlawan dapat dilihat pada
Tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9 Analisis Kehilangan Air Pada Tahun 2013
Neraca air dilihat berdasarkan data-data seperti data debit yang masuk se-
lama tahun 2013, data konsumsi bermeter berekening, ketidak akuratan pemba-
caan pada meter pelanggan, kehilangan air yang terjadi selama tahun 2013 dan
kehilangan fisik air. Hasil dari analisis terhadap neraca air dapat dilihat pada
Tabel 4.10 di bawah ini :
37
Tabel 4.10 Analisis Neraca Air Pada Tahun 2013
Berdasarkan data debit yang masuk dengan air yang terjual/debit konsumsi
bermeter rekening selama tahun 2013, didapat kehilangan air yang terjadi sebesar
783.967 m3/tahun. Nilai kehilangan fisik merupakan nilai kehilangan air dengan
kehilangan non teknis akibat ketidakakuratan meter pelanggan. Dari Tabel di atas,
didapat kehilangan fisik air sebesar 762.741,33m3/tahun. Sebagai bahan untuk
audit/laju kontrol kehilangan air, maka pada Tabel 4.11 di bawah ini menunjukkan
perhitungan untuk neraca air.
Neraca air ini sangat diperlukan sebagai laju kontrol dalam menghitung
kehilangan air baik kehilangan fisik maupun kehilangan non fisik. Namun dari
Tabel neraca air di bawah menunjukkan bahwa, ada beberapa data dari besarnya
air tak berekening (ATR) belum ada seperti konsumsi tak bermeter berekening
termasuk di dalamnya estimasi meter pelanggan rusak dan estimasi pemakaian
pada instansi tertentu, pemakaian ilegal, kebocoran pada pipa transmisi dan pipa
induk serta kebocoran dan limpahan pada tanki reservoir. Ini dikarenakan pihak
PDAM tidak memiliki data rekapitulasi hasil survei jumlah dan alokasi
ketidakakuratan meter air pelanggan. Ketidakakuratan meter pelanggan dapat
menyumbang kehilangan air dan menyebabkan pendapatan PDAM hilang.
4338
Tabel 4.11 Perhitungan Neraca Air
8. Konsumsi bermeter
4. bermeter berekening = 1.451.503
berekening = m/tahun
1.451.503 9. Konsumsi bermeter tak
2. Konsumsi m/tahun berekening = estimasi meter
resmi pelanggan rusak
berekening = 10. Konsumsi bermeter tak
1.451.503 berekening = pemakaian pada
m/tahun 5. Konsumsi instansi tertentu
bermeter tak 11. Konsumsi tak bermeter tak
berekening berekening = penggunaan air
1. Volume oleh pemadam kebakaran dan
suplai input pencucian pipa
ke dalam
6. 12. Konsumsi tak resmi =
sistem =
Kehilangan pemakaian ilegal
2.235.470
non teknis/
m/tahun 13. Ketidak akuratan meter
komersial =
pelanggan dan kesalahan
21.225.67
penanganan data = 21.225.67
m/tahun
3. Kehilangan m/tahun
air = 783.967 14. Kebocoran pada pipa
m/tahun transmisi dan pipa induk
7.
15. Kebocoran dan limpahan
Kehilangan
pada tanki reservoir
fisik/teknis =
16. Kebocoran pada pipa dinas
762.741,33
hingga meter pelanggan =
m/tahun
762.741,33 m3/tahun x 10% =
76.274,13 m3/tahun
39
Analisis NRW menggunakan metode metode ILI (Infrastructure Leakage
Index ) atau menganalisa seberapa besar indikator kehilangan fisik, seperti yang
sudah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya.
Data di wilayah studi Kecamatan Johan Pahlawan:
Panjang pipa induk (LM) = 39 km= 39.000 m
Jumlah sambungan rumah (NC) = 5.522 SR
Tekanan air rata-rata (P) = 0,03 m
Panjang rata-rata pipa dinas (LP) = 8 m x 5.522 SR = 44.176 m
Setelah mendapatkan nilai CAPL dan nilai MAAPL, maka nilai ILI
berdasarkan persamaan 2.11 halaman 14 didapat sebesar:
Dari analisis besarnya nilai ILI yang dihasilkan 38,5 dan dibandingkan dengan
tekanan rata-rata hanya 0,03 m, maka berdasarkan Tabel 3.3 Matriks Target
halaman 15 pada bab 2, dapat disimpulkan bahwa kebocoran atau kehilangan air
di zona layanan PDAM Tirta Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan termasuk ke
dalam golongan D dengan nilai ILI >16 dan tingkat kebocoran >200
liter/sambungan/hari. Jika dibandingkan dengan kehilangan air sebesar 783.967
m3/tahun, maka berdasarkan analisis NRW dengan metode ILI didapat kehilangan
air adalah di atas 403.106 m3/tahun atau di atas 51,42% air yang hilang namun
dapat diukur dan dipertanggung jawabkan, tapi tidak dapat diuangkan.
40
4.3 Hasil Analisis Kinerja Jaringan Distribusi Air Bersih
41
61
BAB V
5.1 Kesimpulan
42
hanya 0,03 m didapat nilai ILI sebesar 38,5. Menurut Tabel Matriks
Target disimpulkan bahwa kebocoran atau kehilangan air di zona layanan
PDAM Tirta Meulaboh Kecamatan Johan Pahlawan termasuk ke dalam
golongan D dengan ILI >16 dan tingkat kebocoran >200
liter/sambungan/hari. Berdasarkan analisis NRW dengan metode ILI
didapat kehilangan air yang tidak dapat diuangkan adalah di atas 403.106
m3/tahun atau di atas 51,42% dari total kehilangan air 783.967 m3/tahun.
Diharapkan dengan upaya pengendalian NRW untuk Kabupaten Aceh Barat
dapat mengurangi kebocoran dari kelas D ke kelas A.
5.2 Saran
1. PDAM harus melakukan kajian dan perencanaan ulang terhadap kondisi
jaringan distribusi air bersih saat ini dengan melakukan upaya
pengendalian NRW dengan metode Step Test dan Sounding untuk mencari
titik-titik kebocoran, agar pihak PDAM dapat dengan segera melakukan
perbaikan pada jaringan-jaringan yang mengalami kebocoran secara
berkala.
2. Adanya tim penurunan NRW atau ATR yang turun ke lapangan secara
berkala untuk mendata jumlah dan lokasi meter air yang rusak yang
menyebabkan ketidak akuratan meter air pelanggan sebagai upaya
pengendalian kehilangan air non teknis.
4043
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, D.V., 2007, Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih PDAM
Kecamatan Banyumanik di Perumnas Banyumanik (Studi Kasus)
Perumnas Banyumanik Kel. Srondol Wetan), Tesisi, Program Pasca
Sarjana Magister Teknik Sipil Universitas Diponegoro Semarang.
Ardiansyah, 2012, Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih Pada PDAM Di
Kota Ternate, Volume 3, Nomor 2, Desember 2012, Halaman 211-220
Badan penelitian dan Pengembangan Departemen PU 2006, Pedoman /Petunjuk
Teknik dan Manual,Bagian: 6 Volume VI Petunjuk Teknik Air Minum
Perkotaan, Departemen PU, Jakarta.
Damanhuri, E., 1989, Pendekatan Sistem Dalam Pengendalian dan
Pengoperasian Sistem Jaringan Distribusi Air Minum, Jurusan Teknik
Lingkungan ITB, Bandung.
Fitriadi, 2013, Rancangan Strategi Peningkatan Kapasitas Produksi Pada Sistem
Distribusi Produksi Air PDAM Tirta Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat,
Magister Teknik Industri Universitas Sumatera Utara, Medan.
Ibrahim, M., Analisa Hidrolis Pada Komponen Sistem Distribusi Air Bersih
Dengan Waternet dan Watercad Versi 8 (Studi Kasus Kampung Digiouwa,
Kampung Mawa dan Kampung Ikebo, Distrik Kamu Kabupaten Dogiyai),
Magister Teknik Pengairan Universitas Brawijaya, Malang.
Idris, F., 2012, Analisa Kinerja Jaringan Distribusi Air Bersih Di Perumnas
Lingke Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh, Magister Teknik Sipil
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Maisimin dan Ariff, Z.A., 2012 , An Overview of Water Supply Provision for the
City of Banda Aceh, Proceedings of Water Supply Management System
And Social Capital, Volume 3, PP. 205-213.
Nugraha, W.D, 2010, Studi Kehilangan Air Akibat Kebocoran Pipa Pada Jalur
Distriusi PDAM Kota Magelang (Studi Kasus: Perumahan Armada Estate
44
Dan Depkes, Kramat Utara, Kecamatan Magelang Utara, Volume 7, No.
2, September 2010, ISSN 1907-187X.
Putrabahar, A., 2010, Teori dan Konsep Sistem Penyaluran Air Minum, Jurusan
Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Teknologi Sepuluh Nopember,Surabaya.
Restu, A., 2003, Analisa Pelayanan Air Bersih PDAM di Kampung Pejaten
Kelurahan Rejomulyo Semarang, Jurnal Tesis, Program Magister Teknik
Sipil Universitas Diponegoro, Semarang.
Rosadi, M.I., 2011, Perencanaan Pengembangan Sistem Jaringan Distribusi
PDAM IKK Durenan Kabupaten Trenggalek, Jurnal Tesis, Teknik Sipil
Institut teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Siregar, N.A., 2014, Evaluasi Kehilangan Air (Water Losses) PDAM Tirtanadi
Padangsidimpuan Di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Fakultas
Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara, Medan.
Suhardi, 2007, Kajian Spasial Tingkat Pelayanan Air Bersih di Perumahan
Limbangan Baru Kabupaten Banjar Negara, Tesis, Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Syahputra, B., 2005, Pengaruh Penambahan Debit Kebutuhan Pada Zona
Layanan Air Bersih Di PDAM Tirta Meulaboh, Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Lingkungan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.
Triadmaja R., 2008, Studi Beberapa Kriteria Hydraulic Critical Index (Link
Importance) Pada Jaringan Pipa, Magister Pengelolaan Sumberdaya Air
Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta.
Triatmodjo, B 2003, Hidraulika I dan II, Edisi Ketiga, Beta Offset, Jakarta.
45
LAMPIRAN A
Gambar A.3.1 Peta Lokasi Instalasi Pengolahan Air Bersih PDAM Tirta Meulaboh
LAMPIRAN A
Gambar A.3.2 Peta Lokasi Intake PDAM Tirta Meulaboh untuk WTP Lapang di
Dusun Pasie Mesjid
PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT
D:\DA TA RENCA NA P ENGE MB ANGA N SR\222.jpg
LAMPIRAN A
RENCA NA G OR
DES A LE UHAN
LEGEND AND NOTES
300 mm L = 2471 M
250 mm L = 876 M
200 mm L = 2292 M
160 mm L = 5555 M
110 mm L = 3617 M
90 mm L = 65750 M
Gang
Jo
mblo
RENCA NA G OR
REVISIONS
DATE NO DESCRIPTION
ZONA II
KRUENG MERBOW
Jln.
N asional
SCALE 1:20.000
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000 M
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 CM
SAB-SAS
ZONA III
J ln . Te uk u Umar
J ln . Ch ik Ali Akbar
J ln .
Te uk
u Umar
L r.
elati
lr. M
H. Hamdah
L r.
k elinci
g Kalak
Ujun g pulo
J ln .
. Blan
J ln
L r.
gkung
Tomat
L r. Kan
J ln .
ak Arif
J ln .
Te uk
J ln . Ny
Dipo negoro
u Umar
L r. Bayam
L r. I ntan
L r.
Sawi
L r. Be rlian
Kacang
L r.
Selada
Lr.
ngan
L r. Ba id uri L r.Sena
id uri
L r. Ba J ln . Me sjid
ata
L r.Perm
J ln . Su dirman
J ln. Cu
tn
yak di
J ln. Me rdeka
en
J ln
. Dipo
negoro
Dahlan
. Ahm ad
J ln . K. H
J ln . Ch ik
Dit iro
J ln . D
r . Sutomo
J ln
. Pa
cut
Ba
ren
J ln
.Kes
atria
DRAWING TITLE
J l. Dau d Da riyah
007/PMS/SPK/XII/2005 RJP-LP-LO-01
DATE BRANCH.
Gambar A.3.3 Peta Jaringan Distribusi Air Bersih PDAM Tirta Meulaboh
LAMPIRAN A
LAMPIRAN A
Tabel B.3.1 Data Jumlah 99 Sampel Pelanggan Yang Berada Di Zona Layanan Kecamatan Johan Pahlawan
LAMPIRAN B
Total Pemakaian
0,811 0,776 0,778 0,765 0,781 0,778 0,781 0,790
Air Harian
Volume
Pemakaian 0,187 0,173 0,170 0,166 0,172 0,169 0,171 0,168
Maksimum
Volume
Pemakaian 0,141 0,141 0,140 0,140 0,141 0,139 0,140 0,147
Minimum
LAMPIRAN B
LAMPIRAN B
Volume
Pemakaian
0,101 0,105 0,102 0,073 0,098 0,104 0,000 0,100
Minimum
LAMPIRAN B
Total Pemakaian
0,508 0,586 0,544 0,548 0,599 0,564 0,552 0,557
Air Harian
Volume
Pemakaian
0,124 0,162 0,126 0,135 0,137 0,160 0,124 0,133
Maksimum
Volume
Pemakaian
0,084 0,096 0,095 0,078 0,100 0,093 0,088 0,102
Minimum
LAMPIRAN B
83
LAMPIRAN B
Total
Pemakaian Air (m3/jam) selama seminggu Pemakaian Air
No Jam Rata-Rata
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu m3/jam
1 10.00-11.00 0,1 0 0 0,02 0,05 0,05 0 0,031
2 11.00-12.00 0 0 0,1 0,05 0 0,02 0,05 0,031
3 12.00-13.00 0,005 0 0,05 0,05 0 0 0,1 0,029
4 13.00-14.00 0 0,1 0 0 0,02 0,05 0,05 0,031
5 14.00-15.00 0,05 0,05 0,1 0 0 0,05 0 0,036
6 15.00-16.00 0,1 0 0,05 0 0,02 0 0,028
7 16.00-17.00 0,1 0,02 0 0 0 0,1 0 0,031
8 17.00-18.00 0,05 0 0,05 0 0,05 0 0,1 0,036
9 18.00-19.00 0 0 0,1 0,05 0 0 0,1 0,036
10 19.00-20.00 0,1 0 0 0,02 0,1 0 0,037
11 20.00-21.00 0 0 0 0,05 0,05 0 0,1 0,029
12 21.00-22.00 0,1 0 0,1 0 0,05 0 0 0,036
13 22.00-23.00 0 0,15 0 0 0 0,05 0 0,029
14 23.00-00.00 0 0 0,1 0 0 0,05 0 0,021
15 00.00-01.00 0 0 0 0,02 0 0,1 0 0,017
16 01.00-02.00 0 0 0 0 0 0 0 0,000
17 02.00-03.00 0 0 0 0 0,1 0,1 0 0,029
18 03.00-04.00 0 0 0 0 0 0 0 0,000
19 04.00-05.00 0 0,15 0,05 0 0 0,05 0 0,036
20 05.00-06.00 0 0 0 0,1 0,02 0 0,15 0,039
21 06.00-07.00 0 0 0 0,1 0,05 0 0,1 0,036
22 07.00-08.00 0 0 0 0,05 0 0,1 0 0,021
23 08.00-09.00 0,1 0 0 0 0,05 0 0 0,021
24 09.00-10.00 0,1 0,05 0 0,1 0,05 0 0 0,043
Total pemakaian
0,705 0,620 0,650 0,660 0,590 0,740 0,750 0,674
air (m3/jam)
LAMPIRAN B
Total
Pemakaian Air (m3/jam) selama seminggu Pemakaian Air
No Jam Rata-Rata
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu m3/jam
1 10.00-11.00 0,05 0 0 0 0,05 0,05 0 0,021
2 11.00-12.00 0 0,05 0 0 0,05 0 0,05 0,021
3 12.00-13.00 0 0 0,05 0 0,05 0 0 0,014
4 13.00-14.00 0,05 0 0,02 0 0 0,02 0,05 0,020
5 14.00-15.00 0 0,05 0 0,05 0 0,05 0 0,021
6 15.00-16.00 0 0,1 0 0 0 0 0,05 0,021
7 16.00-17.00 0 0,05 0 0,05 0 0,05 0 0,021
8 17.00-18.00 0 0 0 0,05 0 0 0,1 0,021
9 18.00-19.00 0,05 0 0 0 0,05 0,05 0 0,021
10 19.00-20.00 0 0 0,1 0 0 0 0,05 0,021
11 20.00-21.00 0 0 0,05 0 0 0,05 0 0,014
12 21.00-22.00 0,1 0 0,05 0 0 0 0 0,021
13 22.00-23.00 0 0 0 0,05 0 0,05 0 0,014
14 23.00-00.00 0 0 0 0,05 0,1 0 0 0,021
15 00.00-01.00 0 0,15 0 0 0 0 0 0,021
16 01.00-02.00 0 0 0 0 0 0 0 0,000
17 02.00-03.00 0 0 0 0,05 0 0,05 0 0,014
18 03.00-04.00 0 0 0 0 0 0 0,1 0,014
19 04.00-05.00 0 0 0 0 0 0 0 0,000
20 05.00-06.00 0 0 0,1 0 0,05 0 0,02 0,024
21 06.00-07.00 0,1 0,05 0 0 0 0 0 0,021
22 07.00-08.00 0,05 0 0 0,05 0 0 0 0,014
23 08.00-09.00 0 0 0 0 0,05 0,1 0 0,021
24 09.00-10.00 0,05 0 0 0 0,05 0 0 0,014
Total pemakaian
0,450 0,450 0,370 0,350 0,450 0,470 0,420 0,423
air (m3/jam)
LAMPIRAN B
Total
Pemakaian Air (m3/jam) selama seminggu Pemakaian Air
No Jam Rata-Rata
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Minggu m3/jam
1 10.00-11.00 0,05 0 0 0 0 0,05 0 0,014
2 11.00-12.00 0,05 0 0 0 0 0,05 0 0,014
3 12.00-13.00 0 0 0 0 0 0 0 0,000
4 13.00-14.00 0 0 0 0,05 0,05 0 0 0,014
5 14.00-15.00 0 0,05 0 0 0,02 0 0 0,010
6 15.00-16.00 0 0,05 0 0,05 0 0 0 0,014
7 16.00-17.00 0,05 0 0 0 0,02 0 0 0,010
8 17.00-18.00 0,02 0 0 0,02 0 0,05 0 0,013
9 18.00-19.00 0 0,05 0 0 0 0,05 0 0,014
10 19.00-20.00 0 0 0,02 0 0 0,02 0,05 0,013
11 20.00-21.00 0 0,05 0 0,05 0,02 0 0 0,017
12 21.00-22.00 0 0 0,05 0 0,05 0 0 0,014
13 22.00-23.00 0,05 0 0 0 0,02 0 0,02 0,013
14 23.00-00.00 0 0,02 0,02 0 0 0 0,05 0,013
15 00.00-01.00 0 0 0,02 0,02 0 0,02 0,05 0,016
16 01.00-02.00 0 0 0,05 0 0,02 0 0,05 0,017
17 02.00-03.00 0 0,1 0 0 0 0 0 0,014
18 03.00-04.00 0 0,02 0 0,05 0 0 0 0,010
19 04.00-05.00 0 0 0 0 0 0 0 0,000
20 05.00-06.00 0 0 0 0 0,05 0,02 0,02 0,013
21 06.00-07.00 0,05 0 0,02 0,05 0 0 0 0,017
22 07.00-08.00 0,05 0 0 0,01 0,05 0 0 0,016
23 08.00-09.00 0,02 0 0,05 0,02 0 0 0 0,013
24 09.00-10.00 0 0 0,05 0 0 0,05 0 0,014
92
LAMPIRAN C
Tabel C.4.4 Kebutuhan Sarana dan Prasarana Berdasarkan Jumlah Penduduk Kecamatan Johan Pahlawan 2014 - 2032
No Uraia n Satuan 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032
4 Pelayanan SR % 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
5 Jumlah Jiwa Jiwa 49.745 57.634 65.949 67.918 69.946 72.035 74.185 76.400 78.681 81.030 83.450 85.941 88.506 91.150 93.870 96.673 99.559 102.532 105.593
6 Jumlah Jiwa/ SR Jiwa/ Unit 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
7 Jumlah SR Unit 8.291 9.606 10.992 11.320 11.658 12.006 12.364 12.733 13.113 13.505 13.908 14.323 14.751 15.192 15.645 16.112 16.593 17.089 17.599
Liter/Orang
8 Pemakaian Air 130 130 130 130 130 130 130 130 130 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150
/ Hari
9 Jumlah Kebutuhan Air Liter/ Detik 74,85 86,72 99,23 102,19 105,24 108,39 111,62 114,95 118,39 140,68 144,88 149,20 153,66 158,25 162,97 167,83 172,85 178,01 183,32
10 Pelayanan Umun % 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
11 Jumlah Jiwa Jiwa 12.436 14.408 16.487 16.980 17.487 18.009 18.546 19.100 19.670 20.258 20.862 21.485 22.127 22.787 23.468 24.168 24.890 25.633 26.398
12 Jumlah Jiwa/ HU Jiwa/ Unit 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
13 Jumlah HU Unit 124,36 144,08 164,87 169,80 174,87 180,09 185,46 191,00 196,70 202,58 208,62 214,85 221,27 227,87 234,68 241,68 248,90 256,33 263,98
Liter/Orang
14 Pemakaian Air 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
/ Hari
15 Jumlah Kebutuhan Air Liter/ Detik 4,32 5,00 5,72 5,90 6,07 6,25 6,44 6,63 6,83 7,03 7,24 7,46 7,68 7,91 8,15 8,39 8,64 8,90 9,17
Total Kebutuhan Dosmes-
16 Liter/ Detik 79,17 91,72 104,95 108,09 111,31 114,64 118,06 121,59 125,22 147,71 152,12 156,66 161,34 166,16 171,12 176,23 181,49 186,91 192,49
tik
% Kebutuhan Non Dos-
17 % 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
mestik
Total Kebutuhan Non
18 Liter/ Detik 15,83 18,34 20,99 21,62 22,26 22,93 23,61 24,32 25,04 29,54 30,42 31,33 32,27 33,23 34,22 35,25 36,30 37,38 38,50
Dosmestik
19 Jumlah Kebutuhan Air Liter/ Detik 95,00 110,06 125,95 129,71 133,58 137,57 141,67 145,90 150,26 177,25 182,55 188,00 193,61 199,39 205,34 211,47 217,79 224,29 230,98
20 % Kehilangan Air % 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
21 Kehilangan Air Liter/ Detik 33,25 38,52 44,08 45,40 46,75 48,15 49,59 51,07 52,59 62,04 63,89 65,80 67,76 69,79 71,87 74,02 76,23 78,50 80,84
Kebutuhan Air Rata
22 Liter/ Detik 128,25 148,59 170,03 175,10 180,33 185,71 191,26 196,97 202,85 239,29 246,44 253,79 261,37 269,18 277,21 285,49 294,01 302,79 311,83
Rata
23 Faktor Harian Maximum Faktor 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,19 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18 1,18
Kebutuhan Air Harian
24 Liter/ Detik 152,62 176,82 202,33 208,37 214,59 221,00 227,60 234,39 241,39 282,37 290,80 299,48 308,42 317,63 327,11 336,87 346,93 357,29 367,96
Maximum
25 Faktor Jam Puncak Faktor 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,59 1,53 1,53 1,53 1,53 1,53 1,53 1,53 1,53 1,53 1,53
Kebutuhan Air Jam
26 Liter/ Detik 203,92 236,25 270,34 278,41 286,72 295,29 304,10 313,18 322,53 366,12 377,05 388,30 399,90 411,84 424,13 436,79 449,84 463,27 477,10
Puncak
RENCANA PENGGUNAAN DANA PENELITIAN
NO PENGGUNAAN DANA VOLUME SATUAN ANGGARAN TOTAL ANGGARAN
1 Honor tim pelaksana
Ketua 120 jam 25.000 3.000.000
2 Makan minum 60 hari 20.000 1.200.000
3 Catridge 3 bh 250.000 750.000
4 printer dan tinta 1 paket 600.000 600.000
5 pasang infus printer 1 paket 250.000 250.000
6 kertas A4 4 rim 35.000 140.000
7 ATK 100 bh 10.000 1.000.000
Menyetujui,
Plt. Ketua lembaga Penelitian dan Meulaboh, Maret 2016
Pengabdian Masyarakat, dan Penjaminan Ketua,
Mutu Pendidikan