Anda di halaman 1dari 122

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Monitoring air mempunyai peranan sangat penting dalam kelangsungan

kehidupan makhluk hidup di bumi. Air akan sangat bermanfaat bagi

kehidupan di bumi dalam jumlah yang proporsional. Manusia memanfaatkan

air untuk berbagai kebutuhan pada rumah tangga misalnya untuk dikonsumsi,

mandi, mencuci, dan sebagainya. Selain itu air juga digunakan pada industri

untuk pembangkit listrik tenaga air, transportasi, irigasi, dan lain-lain. Jumlah

air yang kurang atau berlebihan (overflow) dapat berdampak berbagai hal.

Contoh pada industri-industri yang membutuhkan pengaturan volume air

pada tandon (reservoir), apabila ada perubahan laju aliran masukan pada pipa

saluran, maka akan mengakibatkan perubahan debit masukan yang membuat

volume air berubah-ubah. Masalah yang timbul ketika volume air dalam

tandon penampung tidak diketahui maka dimungkinkan terjadi keadaan

tandon yang meluap atau kosong. Hal itu dikarenakan kurangnya pengawasan

terhadap tangki penampung. (Fuadi, 2012)

Dalam penerapan mengenai pengolahan volume air pada suatu

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) selama ini terdapat beberapa

masalah yang ditimbulkan. Pengisian air pada bak penampungan air

1
2

(reservoir) dilakukan dengan menggunakan mesin pompa air yang berfungsi

menghisap air untuk dimasukan ke dalam bak penampungan air. Sistem kerja

pengisian air ini masih menbutuhkan pengawasan penuh. Pompa air harus

dihidupkan bila bak penampungan air kosong dan juga sebaliknya pompa

harus dimatikan bila bak penampungan air sudah penuh. Hal ini cukup

merepotkan karena bila lupa mematikan pompa air, maka volume air yang

ada di dalam bak penampungan terlalu penuh hingga meluap dan ini akan

mendapatkan kerugian. (Prihantoro, 2010) Sedangkan aliran air dari reservoir

PDAM pada salah satu daerah di Pontianak juga sering tidak stabil. Besarnya

debit air yang mengalir keluar sangat sedikit antara pagi sampai sore, tapi

sangat deras pada malam hari. Hal ini tentu menyulitkan bagi individu atau

keluarga yang memiliki banyak aktifitas pada waktu tertentu. (Permana,

2015)

Di Kabupaten Pati, salah satu PDAM melakukan monitoring dan

pendataan dengan cara manual. Hal ini menyebabkan ketidak efisienan, yaitu

dalam pemonitoringan air masih menggunakan alat berupa kayu yang diberi

paku dan operator harus melakukan pengukuran setiap hari menggunakan alat

ukur manual tersebut. Pengukuran dengan cara tersebut memiliki beberapa

kendala bagi operator pihak PDAM, salah satunya ketika jauhnya jarak bak

pengukuran air dengan ruang pencatatan yang menyebabkan lamanya waktu,

belum lagi resiko pada saat proses pemonitoringan. (Valentino, 2012)

Berdasarkan permasalahan yang timbul tersebut perlu dibuat alat

menggunakan sensor ultrasonik dan water flow sensor yang dapat mengukur
3

debit dan volume air secara otomatis. Interface sistem ini menggunakan LCD

dan PC yang dikoneksikan dengan bluetooth. LCD difungsikan sebagai

perangkat untuk menampilkan volume dan debit air dalam bentuk angka.

Sedangkan PC difungsikan sebagai perangkat untuk menampilkan debit dan

volume air dalam bentuk grafik. Data pengukuran debit, volume, dan tinggi air

tersebut akan disimpan di dalam SD card. PC juga akan mengolah data

tersebut untuk ditampilkan pada software Visual Basic berupa grafik.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara merancang alat untuk memonitoring volume air pada

reservoir PDAM menggunakan sensor ultrasonik.

2. Bagaimana cara merancang alat untuk memonitoring debit air pada pipa

distribusi PDAM menggunakan sensor water flow.

3. Bagaimana cara mengontrol pompa air agar air dalam reservoir PDAM

mempunyai volume sesuai standart yang ditentukan.

4. Bagaimana cara menampilkan data monitoring volume dan debit air pada

reservoir PDAM berupa grafik pada PC.

1.3 Batasan Masalah

Untuk memperjelas, menyederhanakan dan menghindari meluasnya masalah

maka diberi batasan-batasan sebagai berikut:

1. Alat yang dibuat hanya berupa prototype (miniatur).


4

2. Pada alat ini reservoir harus berbentuk persegi

3. Alat yang dibuat hanya mampu mendeteksi level air minimal 10 cm dan

maksimal 25 cm

4. Alat ini mampu mengirim data monitoring melalui Bluetooth dengan

jarak maksimal sebesar 9 meter.

1.4 Tujuan Pembuatan Alat

1. Merancang alat untuk memonitoring volume air pada reservoir PDAM

menggunakan sensor ultrasonik.

2. Merancang alat untuk memonitoring debit air pada pipa distribusi PDAM

menggunakan sensor water flow.

3. Mengontrol pompa air agar air dalam reservoir PDAM mempunyai

volume sesuai standart yang ditentukan.

4. Menampilkan data monitoring volume dan debit air pada reservoir

PDAM berupa grafik pada PC.

1.5 Manfaat

1. Dapat mengetahui bagaimana cara kerja sensor ultrasonik dalam

pengukuran tinggi dan volume air.

2. Membantu PDAM dalam memonitoring volume dan debit air pada tandon

(reservoir) dengan ketelitian pengukuran yang baik.

3. Sebagai media perekap data otomatis sehingga dapat mempermudah petugas

PDAM dalam merekap data volume dan debit air pada resevoir.
5

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis

membuat sistematika pembahasan bagaimana Sistem Monitoring Volume dan

Debit Air pada Reservoir PDAM Via Bluetooth, sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan mengenai latar belakang, tujuan penulisan,

rumusan masalah, batasan masalah, sistematika penulisan, serta luaran yang

dihasilkan.

BAB II: LANDASAN TEORI

Dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan

untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian. Teori pendukung tersebut

antara lain tentang Monitoring, Debit, Arduino, Sensor Ultrasonik, Sensor

Water Flow, LCD, Modul Bluetooth, Modul SD card, Pompa dan

Pemrogaman yang digunakan dalam pembuatan alat tersebut.

BAB III: PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Dalam bab ini akan dijelaskan perancangan dari alat yaitu diagram blok

dari rangkaian dan skematik dari masing-masing rangkaian.

BAB IV: ANALISA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas hasil analisa dari rangkaian dan sistem

kerja alat dan juga pemrogaman.


6

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi mengena kesimpulan yang di dapat setelah merakit

proyek ini dan saran yang diberikan demi kesempurnaan alat yang dibuat

pada masa mendatang.

1.7 Luaran LA

Luaran dari laporan akhir ini berupa sebuah alat Sistem Monitoring

Volume dan Debit Air pada Reservoir PDAM Via Bluetooth. Dengan

adanya alat ini diharapkan bisa mempermudah petugas dalam

memonitoring volume dan debit air pada reservoir PDAM dan juga dalam

perekapan data.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Monitoring

Sistem monitoring merupakan suatu proses untuk mengumpulkan data

dari berbagai sumber daya. Biasanya data yang dikumpulkan merupakan data

yang real time. Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring

terbagi ke dalam tiga proses besar, yaitu:

1. Proses di dalam pengumpulan data monitoring

2. Proses di dalam analisis data monitoring

3. Proses di dalam menampilkan data hasil montoring

Aksi yang terjadi di antara proses-proses dalam sebuah sistem monitoring

adalah berbentuk service, yaitu suatu proses yang terus-menerus berjalan

pada interval waktu tertentu. Proses-proses yang terjadi pada suatu sistem

monitoring dimulai dari pengumpulan data yang kemudian data tersebut dianalisis

pada proses analisis data dan pada akhirnya data tersebut akan ditampilkan.

(Ohara, 2005).

2.2 Volume

Volume dapat digunakan sebagai kapasitas suatu wadah, namun dapat

juga digunakan untuk ukuran suatu bangun ruang (Walle,2008:26).

Penentuan volume dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode filling

(mengisi) dan packaging (membungkus) (Curry dan Outhred, 2005: 270-

7
8

271). Metode filling yaitu metode menentukan volume suatu bangun ruang

dengan cara mengisi bangun ruang tersebut menggunakan suatu zat cair

hingga penuh. Pada metode packaging, penentuan volume dilakukan dengan

menyusun kubus-kubus satuan secara berulang hingga membentuk bangun

tiga-dimensi.

Dalam matematika, isi dikenal dengan volume. Volume sebuah benda

adalah banyaknya ruang yang diisi. Menurut Kamus Bahasa Indonesia Tim

Reality, Volume adalah isi atau besarnya benda dalam ruang. Volume sebuah

benda adalah banyak ruang yang diisi. Cara menghitung Volume balok dan

kubus ada 2 cara yaitu :

1. Dengan kubus Satuan

Dengan menghitung volume bangun ruang digunakan digunakan

kubus satuan yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk bangun

ruang. Cara menghitung volumenya dengan cara membilang jumlah kubus

satuan yang diperlukan untuk menyusun bangun tersebut. Yang dapat

dilihat pada Gambar 2.1.


9

Gambar 2.1 Kubus dan Balok dengan Kubus satuan

Gambar (1) terdapat 8 kubus satuan, ini berarti volume 8 satuan

Gambar (2) terdapat 6 kubus satuan, ini berarti volume 6 satuan

2. Rumus

a) Volume Kubus

Jika diperhatikan pada gambar 1, maka nilai 8 satuan juga bisa didapat

dengan cara mengalikan 2 x 2 x 2 satuan. Karena kubus adalah suatu

balok yang mempunyai p, l , t yang sama yang disebut rusuk maka

rumus kubus adalah

= =

dimana r adalah rusuk.


10

b) Volume Balok

Jika diperhatikan pada gambar 2, nilai 6 didapat dengan mengalikan 3 x

2 x 1 satuan. Jadi dapat ditarik rumus:

Dimana p = panjang

l = lebar

t = tinggi

2.3 Debit

Debit aliran merupakan jumlah volume air yang mengalir dalam waktu

tertentu melalui suatu penampang air, sungai, saluran, pipa atau kran. Aliran air

dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tidak dapat dimanfaatkan dan

berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada gerakan air tersebut

memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan

gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi. (Sari, 2015)

Laju aliran permukaan adalah jumlah atau volume air yang mengalir

pada suatu titik per detik atau per jam, dinyatakan dalam m3 per detik atau

m3 per jam seperti yang ditunjukan pada tabel 2.1. Laju aliran permukaan

dikenal juga dengan istilah debit. Besarnya debit ditentukan oleh luas

penampang air dan kecepatan alirannya, yang dinyatakan pada persamaan

2.3.
11

Tabel 2.1 Konversi Volume dan Waktu Debit Air

Satuan Waktu Satuan Volume


1 Jam = 60 Menit 1 Liter = 1 dm3 = 1.000 mm3 =0,001m3
1 Menit = 60 Detik 1cc = 1Ml = 1 cm3

(sumber : Sari, 2015)

Untuk menentukan debit air jika pengukurannya menggunakan current

meter adalah sebagai berikut:

Mencari nilai diameter pipa

Mencari jari-jari pipa


Jari-jari pipa = .............................................................. (2.1)
2

Mencari Luas Penampang Pipa berbentuk lingkaran

A = x r2 .......................................................................................... (2.2)

Mencari nilai debit

D = A x VCM ..................................................................................... (2.3)

Keterangan:

22
= Konstanta Lingkaran (3,14 atau )
7

R = Jari-Jari Penampang Pipa

D = Debit Air (cm3/s)

A = Luas Penampang aliran (cm2)

VCM = Kecepatan Aliran (cm/s)


12

2.4 Sensor Ultrasonik HC-SR04

Gelombang ultrasonik merupakan gelombang akustik yang memiliki

frekuensi mulai 20 kHz hingga sekitar 20 MHz. Frekuensi kerja yang

digunakan dalam gelombang ultrasonik bervariasi tergantung pada medium

yang dilalui, mulai dari kerapatan rendah pada fasa gas, cair hingga padat. Jika

gelombang ultrasonik berjalan melalui sebuah medium. Secara sistematis

besarnya jarak dapat dihitung sebagai berikut:

s = v.t/2 ............................................................................ (2.4)

dimana s adalah jarak dalam satuan meter, v adalah kecepatan suara yaitu

344 m/detik dan t adalah waktu tempuh dalam satuan detik. Ketika

gelombang ultrasonik menumbuk suatu penghalang maka sebagian gelombang

tersebut akan dipantulkan sebagian diserap dan sebagian yang lain akan

diteruskan.

Sensor Ultrasonik merupakan sensor yang bekerja berdasarkan prinsip

pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu

objek tertentu di depannya. (Setiawan, 2012) Sensor ini adalah tranceiver,

bertindak sebagai pengirim sekaligus sebagai penerima. Cara kerjanya mirip

kelelawar, yaitu dengan menembakkan sinyal ultrasonik lalu setelah terpantul

benda didepannya, sinyal tersebut akan diterima kelelawar untuk menentukan

jarak antara dirinya dengan benda didepannya. Untuk menghubungkan HC-SR04

dengan Arduino sangat mudah tanpa perlu komponen lainnya seperti resistor

atau kapasitor. (Kusumayadi, 2014)


13

HC-SR04 memiliki 4 pin seperti yang terlihat pada gambar 2.2 yaitu pin

VCC, TRIG, ECHO dan GND. VCC dihubungkan dengan 5V dari Arduino dan

GND dengan GND pada Arduino. TRIG terhubung pada pin digital 12 dan

ECHO dihubungkan dengan pin digital 13. (Yulias, 2011)

Gambar 2.2 Sensor Ultrasonik HC-SR04

(Sumber: Kusumayadi, 2014)

2.5 Sensor Water Flow YF-S201

Water Flow merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air

secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan

unit sensor, unit penghitung, dan unit indikator pengukur untuk menyatakan

volume air yang lewat. Sedangkan badan meter air merupakan bagian utama

yang ditengahnya merupakan ruang untuk menempatkan alat hitung dan

mempunyai saluran masuk dan saluran keluar pada sisi yang berlawanan.

(SNI 2547:2008)
14

Prinsip Kerja Sensor Water Flow adalah baling-baling warna putih yang

akan berputar jika ada aliran air. Pada baling-baling putih tersebut ada magnet

yang ikut berputar. Gerakan magnet ini dideteksi oleh sensor Hall Effect yang

ada di bagian bawah. Sensor ini terhubung ke 3 buah kabel warna hitam, kuning

dan merah seperti yang terlihat pada gambar 2.3. Kabel hitam untuk GND,

kabel merah untuk VCC, kabel kuning untuk output pulsa.

Gambar 2.3 Water Flow Sensor YF-S201

Pada gambar 2.3 adalah sensor water flow tipe YF-S201. Untuk spesifikasi

dari water flow sensor tipe YF-S201 tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Spesifikasi Water Flow Sensor

Max working current 15Ma (DC 5 V)


Working voltage 5V 24 V
Flow rate range 1 30 L/min
Operating temperature 0C 80C
Liquid temperature < 120C
Operating humidity 35% - 90% RH O
15

Water pressure 1.2Mpa


Storage temperature -25C - +80C
Weight 43 g

(Sumber: Sari, 2015)

2.6 Arduino Uno

Arduino Uno adalah sebuah board mikrokontroler yang berbasis

Atmega328. Arduino memiliki 14 pin input/output yang mana 6 pin dapat

digunakan sebagai output PWM, 6 analog input, crystal osilator 16 MHz,

koneksi USB, jack power, kepala ICSP, dan tombol reset seperti yang

terlihat pada gambar 2.4. Arduino mampu men-support mikrokontroller,

dapat dikoneksikan dengan komputer menggunakan kabel USB. Untuk

spesifikasi dari Arduino Uno tersebut dapat dilihat pada tabel 2.3.

Gambar 2.4 Board Arduino Uno

(Sumber : Taufik, 2014)


16

Arduino memiliki kelebihan tersendiri dibanding board mikrokontroler

yang lain selain bersifat open source. Arduino juga mempunyai bahasa

pemrogramanya sendiri yang berupa bahasa C. Selain itu dalam board Arduino

sendiri sudah terdapat loader yang berupa USB sehingga memudahkan pengguna

ketika memprogram mikrokontroler di dalam Arduino. Sedangkan pada

kebanyakan board mikrokontroler yang lain yang masih membutuhkan rangkaian

loader terpisah untuk memasukkan program ketika memprogram

mikrokontroler. Port USB tersebut selain untuk loader ketika memprogram,

dapat juga difungsikan sebagai port komunikasi serial.

Arduino menyediakan 20 pin I/O, yang terdiri dari 6 pin input analog

dan 14 pin digital input/output. Untuk 6 pin analog dapat difungsikan sebagai

output digital jika diperlukan output digital tambahan selain 14 pin yang sudah

tersedia. Untuk mengubah pin analog menjadi digital cukup mengubah

konfigurasi pin pada program. Dalam board bisa dilihat pin digital diberi

keterangan 0-13. Jadi untuk menggunakan pin analog menjadi output digital, pin

analog yang pada keterangan board 0-5 ubah menjadi pin 14-19. Dengan

kata lain pin analog 0-5 berfungsi sebagai pin output digital 14-16. (Taufik,

2014).

Tabel 2.3 Spesifikasi Arduino Uno

Mikrokontroller ATMega 328

Tegangan Pengoperasian 5V
Tegangan Input yang disarankan 7 12 V
Batas Tegangan Input 6 20 V
17

Jumlah pin I/O digital 14 pin digital (6 diantaranya

menyediakan keluaran PWM)


Jumlah pin Input Analog 6keluaran
pin PWM)
Arus DC tiap pin I/O 40 Ma
Arus DC untuk pin 3,3 V 50 Ma
Memory Flash 32 KB (ATMega 328) sekitar 0,5 KB

digunakan oleh bootloader


SRAM 2 KB (ATMega 328)
EPROM 1 KB (ATMega 328)
Clock Speed 16 MHz

2.7 Modul Bluetooth HC-05

Bluetooth HC-05 adalah modul Bluetooth untuk komunikasi nirkabel

(wireless) via bluetooth. Ada banyak varian Bluetooth module, baik HC-05,

HC-06 dan lain-lain. Bluetooth HC-05 mempunyai kelebihan dibandingkan

dengan Bluetooth HC-06 yaitu bisa memilih mode antara master atau slave

dan setiap Bluetooth mempunyai password defaultnya yaitu 1234.

(Yulianto, 2016)

Untuk media komunikasi antara alat dan PC maka perlu digunakan

bluetooth yang terpasang pada alat sehingga instruksi yang dikirimkan

smartphone dapat sampai kepada alat. Dalam rancangan penelitian ini modul yang

digunakan sebagai penerima instruksi adalah modul bluetooth HC-05 seperti

gambar yang ditunjukan pada gambar 2.5. Untuk deskripsi dari Pin modul

bluetooth HC-05 dapat dilihat pada tabel 2.4.


18

Tabel 2.4 Deskripsi Pin Modul Bluetooth HC-05

Pin 1 UART_TXD, PIN Bluetooth serial untuk mengirim atau

instruksi

Pin 2 UART_RXD, Bluetooth seri sinyal menerima PIN, tidak ada

resistor pull-up di PIN ini. Namun perlu ditambahkan sebuah

eternal pull-up resistor

Pin 11 PIN Reset

Pin 12 VCC, Pin untuk memberi tegangan pada modul, jangka

tegangan yang dapat digunakan adalah 3.0 V 4.2 V

Pin 13 Ground

Pin 31 LED 1, indikator modus kerja. Pin ini memiliki 3 mode; Ketika

modul diberikan daya dan PIN 34 input high, PIN 31 akan

mengeluarkan 1 Hz gelombang untuk membuat LED berkedip

perlahan. Hal ini menunjukkan bahwa modul ada pada AT, dan

baudrate adalah 38400; Ketika modul diberikan daya dan PIN 34

input low, PIN 31 akan mengeluarkan 2 Hz gelombang untuk

membuat LED berkedip dengan cepat. Hal ini menunjukkan

bahwa modul berada pada modus pairable. Jika PIN 34 diberi

input high akan masuk ke mode AT, tapi output dari PIN 31

masih 2 Hz. Setelah komunikasi, PIN 31 akan mengeluarkan

frekuensi sebesar 2 Hz.

Pin 32 Terminal output. Sebelum terkoneksi, pin ini mengeluarkan


19

low-level bit. Setelah koneksi terbangun, pin ini

mengeluarkan high-level bit.

Pin 34 Input switch mode. Jika di input low, maka modul sedang dalam

mode komunikasi. Jika input high, modul akan masuk ke mode

AT. Meskipun modul sedang berkomunikasi, modul dapat masuk

ke mode AT jika pin 34 di input high. Lalu akan kembali

berkomunikasi jika input nya kembali low

(Sumber: Erlangga, 2015)

Gambar 2.5 Modul Bluetooth HC-05

(Sumber: Erlangga, 2015)


20

2.8 LCD (Liquid Crystal Display)

LCD (Liquid Crystal Display) adalah salah satu jenis display elektronik

yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja dengan tidak

menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya

terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid

Crystal Display) berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter,

huruf, angka ataupun grafik.

Liquid Crystal Display (LCD) merupakan sebuah teknologi layar digital

yang menghasilkan citra pada sebuah permukaan yang rata (flat) dengan

memberi sinar pada kristal cair dan filter berwarna, yang mempunyai struktur

molekul polar, diapit antara dua elektroda yang transparan. (Setiawan,2012)

Gambar 2.6 adalah bentuk dari LCD 16x2. Untuk konfigurasi dari pinpin LCD

16x2 tersebut dapat dilihat pada tabel 2.5.

Gambar 2.6 LCD 16x2 (Sumber: Setiawan, 2012)


21

Tabel 2.5 Konfigurasi pin-pin LCD (Liquid Crystal Display)

No. Pin Nama Keterangan

1 GND Ground

2 VCC +5V

3 VEE Contras

4 RS Register Select

5 RW Read/write

6 E Enable

7-14 D0-D7 Data bit 0-7

15 A Anoda (back light)

16 K Katoda (back light)

(Sumber: Prehan, 2013 )

2.9 Pompa Akuarium

Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan

cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

dengan cara menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung

secara terus menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat

perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar

(discharge).

Pompa berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu sumber tenaga

(penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk
22

mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran.

Contoh pompa dalam kehidupan sehari-hari antara lain pompa air, pompa diesel,

pompa hydram, pompa bahan bakar dan lain-lain. Dari sekian banyak pompa

yang ada tentunya mempunyai prinsip kerja dan kegunaan yang berbeda-beda,

walaupun pada akhirnya pompa adalah alat yang digunakan untuk memberikan

tekanan yang tinggi pada fluida. (Purnomo, 2013). Pompa yang digunakan pada

alat ini adalah pompa air aquarium yang ditunjukan pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Pompa Akuarium

(Sumber : Gifari, 2016)

2.10 MicroSD

Memory Card atau kartu memori merupakan sebuah alat (card) yang

berfungsi sebagai tempat penyimpanan data digital (seperti gambar, audio dan

video) pada sebuah gadget seperti kamera digital, PDA dan Handphone.

Keluarga microSD yang lain terbagi menjadi SDSC yang kapasitas

maksimum resminya sekitar 2GB, meskipun beberapa ada yang sampai 4GB.

SDHC (High Capacity) memiliki kapasitas dari 4Gb sampai 32GB. Dan
23

SDXC (Extend Capacity) kapasitasnya diatas 32GB hingga maksimum 2TB.

Keberagaman kapasitas seringkali membuat kebingungan karena masing-

masing protocol komunikasi sedikit berbeda. Gambar 2.8 menunjukkan

gambar dari Sdcard SDXC berkapasitas 64GB.

Gambar 2.8 San Disk SD Card

(Sumber : www.sandisk.com)

SD atau Secure Digital, adalah generasi penerus CF. Tujuan dibuatnya

SD adalah agar ukuran kartu memory lebih kecil dan lebih ringan. Kata

Secure dalam SD yang berarti aman merupakan alasan lain dibuatnya SD

hal ini dengan menggunakan mekanisme lock (write protect) yang sama

seperti disket floppy pada bagian samping kirinya, juga dengan

mengimplementasikan sistim CPRM (Content Protection for Recordable

Media) yang menjaga agar file audio/video yang di copyright tidak dapat

ditransfer atau di- copy. SD berukuran 24 x 32 x 2.1 mm (sedikit lebih tebal dari

MMC) dan memiliki 9 pin. (Nugraha, 2010).


BAB III

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Perancangan dan pembuatan alat meliputi diagram blok alat, prinsip kerja,

spesifikasi alat, dan pembuatan rangkaian elektronika. Sistem ini memiliki

beberapa rangkaian untuk membentuk suatu alat yang sesuai dengan kriteria yang

diinginkan. Rangkaian tersebut adalah rangkaian kontrol berupa minimum sistem

Arduino, sensor ultrasonik HC-SR04, sensor waterflow, LCD, driver pompa,

modul bluetooth HC05, dan modul MicroSD.

3.1 Diagram Blok

Diagram blok merupakan salah satu hal penting dalam perancangan

pembuatan alat. Hal ini karena melalui blok diagram ini dapat diketahui cara

kerja rangkaian secara keseluruhan. Di dalam blok diagram ini akan

dihasilkan suatu sistem yang dapat bekerja sesuai dengan perencanaan. Pada

gambar 3.1 berikut merupakan blok diagram dari sistem monitoring debit dan

volume air.

1
2

Power
Supply

INPUT PROSES OUTPUT

Sensor LCD
Ultrasonik

Driver Pompa Pompa


In
Arduino Uno

Driver Pompa Pompa


Out
Sensor Water
Flow SD Card

Bluetooth

Bluetooth PC

Gambar 3.1 Blok Diagram Rangkaian

Penjelasan Diagram Blok:

1. Bagian input

1) Sensor Ultrasonik HC-SR04

Pada bagian input terdapat sensor ultrasonik HC-SR04 yang

berfungsi mendeteksi jarak tinggi permukaan air yang dimonitoring.

Jarak hasil deteksi tersebut kemudian diolah oleh minimum sistem

Arduino untuk dilakukan proses perhitungan sehingga dapat diketahui


3

volumenya. Gambar 3.2 berikut merupakan perencanaan peletakan

sensor pada alat yang akan dibuat.

Air Tandon Air

Gambar 3.2 Perencanaan Peletakan Sensor Ultrasonic

2) Sensor Waterflow

Pada bagian input terdapat sensor waterflow dalam rangkaian ini

digunakan untuk mengukur besarnya debit air yang dikeluarkan dari

pompa distribusi.

2. Bagian Proses

1) Arduino Uno

Di bagian proses terdapat minimum sistem Arduino yang

berfungsi sebagai pengendali proses input output. Dalam hal ini

Arduino berperan melakukan perhitungan output yang dikirimkan oleh


4

sensor ultrasonik dan waterflow sensor agar menjadi data berupa nilai

volume dan debit.

2) Modul Bluetooth HC05

Proses pengiriman data dari Arduino ke PC sehingga dapat

ditampilkan secara grafik diolah di dalam modul bluetooth HC05.

Dengan demikian modul bluetooth merupakan sarana komunikasi

antara Arduino dan PC.

3. Bagian Output

1) Pompa

Pompa digunakan sebagai awal masuknya air dari treatment filtrasi

untuk mengisi air pada reservoir dan juga digunakan untuk

mendistribusikan air bersih.

2) LCD

LCD berfungsi untuk menampilkan hasil pengukuran debit dan volume

air berupa angka.

3) MicroSD

MicroSD berfungsi sebagai media perekap data dan penyimpanan hasil

pengukuran debit dan volume air.

4) PC

PC digunakan untuk menampilkan data hasil pengukuran debit dan

volume air dalam bentuk grafik.


5

3.2 Prinsip Kerja

Pada alat ini terpasang sensor ultasonik HC-SR04 yang diletakkan

diatas permukaan air untuk menentukan level ketinggian air. Ketika reservoir

dalam kedalaman atau volume tertentu maka sensor ultrasonik akan

mendeteksi keadaan tersebut dan kemudian mengirimkan sinyal sehingga

pompa menyala untuk mengisi reservoir. Selama proses pengisian reservoir,

sensor ultrasonik akan menerima pantulan gelombang dari permukaan air

tersebut dan mengitung jarak yang dihasilkan sehingga volume dapat

diketahui. Sedangkan debit air diperoleh dari hasil pengukuran waterflow

dengan cara mendeteksi kecepatan laju aliran air yang keluar dari pompa

distribusi. Hasil dari pengukuran debit dan volume air pada reservoir akan

dikirimkan ke LCD dan PC. LCD akan menampilkan hasil pengukuran

berupa angka, sedangkan PC akan menampilkan hasil pengukuran berupa

grafik visual. Untuk menampilkan hasil pengukuran Arduino ke PC

digunakan media kemunikasi bluetooth. Air yang telah mencapai permukaan

akan dideteksi oleh sensor ultrasonik dan menyebabkan pompa yang mengisi

reservoir mati.

3.3 Spesifikasi Alat

Dalam pembuatan alat monitoring volume dan debit air dengan rekap

data otomatis ini dilengkapi microSD sebagai media penyimpanan data dan

ditampilkan pada PC berupa grafik visual. Pada alat ini membutuhkan


6

perangkat yang saling terhubung dan tersinkronisasi menjadi satu hingga

dapat berfungsi dengan maksimal.

Dalam alat ini terdapat dua bagian utama yaitu elektronik dan mekanik.

Pada bagian sistem elektronik sendiri terdapat hardware dan software.

1. Spesifikasi Elektronik

- Volume reservoir maksimal 27 liter

- Output tampilan berupa Alphanumeric LCD disiplay 16x2

- Sensor ultrasonik HC-SR04 sebagai pengukur jarak tinggi

permukaan air dengan jarak pembacaan 10 cm 25 cm

- Sensor Waterflow YF-S201 sebagai pengukur besar debit air pada

pompa distribusi dengan rentang 1 30 L/min

- Modul Bluetooth HC05 sebagai media sarana komunikasi antara

Arduino dan PC dengan jarak pengiriman maksimal 9 meter

- Media penyimpanan data berupa microSD dengan kapasitas 8 GB

- Pompa Air DC ANSELF tipe DC30D dengan tegangan 12VDC

- Power supply 12 VDC

- Konsumsi arus 1,7 Ampere

- Konsumsi daya 19,02 Watt

2. Spesifikasi Mekanik

- Alat ini memiliki spesifikasi ukuran sebagai berikut:

Panjang : 60 cm

Lebar : 30 cm

Tinggi : 30 cm
7

- Spesifikasi Selang Air

Panjang : 120 cm

Ukuran : 9 mm

3.4 Perancangan dan Pembuatan Rangkaian Elektronika

Perancangan pada alat ini terdapat 6 blok rangkaian yaitu blok

rangkaian sensor ultrasonik, blok rangkaian sensor waterflow, blok rangkaian

driver pompa, blok rangkaian LCD, blok rangkaian modul bluetooth, dan

blok rangkaian modul microSD.

Perencanaan blok rangkaian dibuat dengan menggunakan software

aplikasi proteus. Tiap tiap blok diagram akan dijelaskan secara rinci pada sub

bab berikut ini.

3.4.1 Rangkaian Sensor Ultrasonik HC-SR04

Pada bagian input terdapat sensor ultrasonik yang berfungsi mendeteksi

jarak tinggi permukaan air yang dimonitoring. Dalam alat ini menggunakan

sensor ultrasonik tipe HC-SR04. Sensor ultrasonik bekerja dengan cara

menembakkan gelombang ultrasonik yang dibangkitkan oleh transimitter

yang terletak pada pin Trigger menuju suatu target. Setelah gelombang

tersebut menyentuh permukaan target, maka gelombang tersebut akan

terpantulkan kembali. Pantulan gelombang tersebut akan diterima oleh

receiver yang terletak pada pin Echo kemudian jarak yang dihasilkan akan di
8

proses oleh arduino. Gambar 3.4 berikut merupakan rangkaian dari sensor

ultrasonik.

Gambar 3.4 Rangkaian Sensor Ultrasonik

Jarak hasil deteksi tersebut kemudian diolah oleh minimum sistem

Arduino untuk dilakukan proses perhitungan sehingga dapat diketahui

volumenya. Setiap pin yang tedapat pada arduino memiliki fungsi masing-

masing. Pin-pin tersebut akan berfungsi dengan baik jika benar dalam

penyambungannya dengan sensor ultrasonik. Untuk koneksi pin ultrasonik ke

arduino dapat dilihat pada tabel 3.1.


9

Tabel 3.1 Koneksi Pin Ultrasonik ke Arduino

PIN HC-SR04 KONEKSI KE ARDUINO

5V Tegangan 5 Vdc

Trigger Pin 4

Echo Pin 3

Gnd Ground

Perancangan Sensor Ultrasonik HC-SR04

Sensor ultrasonik merupakan sensor yang bekerja berdasarkan prinsip

pantulan gelombang suara dan digunakan untuk mendeteksi keberadaan suatu

objek tertentu di depannya. Output yang dihasilkan oleh sensor ultrasonik

berupa frekuensi. Sensor ultrasonik pada alat ini digunakan untuk mendeteksi

jarak yang dihasilkan ketika tandon air diisi oleh air.

Pada sensor ultrasonik terdapat 4 pin/kaki yaitu Pin Trig (Trigger), Pin

Echo, Pin Vcc, dan Pin Gnd. Pin Trig berfungsi sebagai pemicu sehingga

harus diberi sinyal HIGH atau LOW. Begitu mendapat trigger, sensor

ultrasonik (bagian pemancar) akan memancarkan gelombang ultrasonik

sebanyak 8 siklus dengan frekuensi 40 kHz dengan kecepatan 344 m/s.

Selama gelombang ultrasonik masih merambat (belum mengenai

penghalang/dinding) logika pin Echo adalah HIGH. Namun jika sudah

mengenai penghalang, sebagian gemombang akan diteruskan ke media yang

ditabrak dan sebagian lagi memantul kembali menuju sensor. Dengan


10

demikian maka pin Echo akan berubah menjadi LOW. Lebar pulsa atau

lamanya pin Echo berlogika HIGH sama dengan waktu tempuh ultrasonik.

Diketahui bahwa kecepatan (cepat rambat) gelombang ultrasonik di

udara sebesar 344 m/s, artinya untuk menempuh jarak 1 m butuh waktu 1/344

m/s atu 0.0029 s. Jika menempuh jarak 1 cm (1 cm = 0.01 m) maka butuh

waktu 0.01 x 0.0029 = 0.000029 s (29 s). Dikarenakan sensor ultrasonik

melakukan perjalanan pergi pulang (pancar-terima) maka waktu yang

dibutuhkan menjadi 2x. Sehingga untuk menempuh jarak 1 cm diperlukan

waktu 29 s x 2 = 58 s. Dengan kata lain untuk menghitung jarak tempuh

dalam satuan cm ialah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


() = ;
58

Keterangan :

Jarak = panjang lintasan yang ditempuh oleh gelombang (cm)

Durasi = banyaknya sinyal trigger yang HIGH

58 = waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak 1 cm (s)


11

3.4.2 Rangkaian Sensor Waterflow

Sensor waterflow dalam rangkaian ini digunakan untuk mengukur

besarnya debit air yang akan dikirimkan ke pompa distribusi. Dalam alat ini

menggunakan sensor waterflow tipe YF-S201. Sensor waterflow bekerja

apabila mendapatkan aliran air. Ketika air mengalir baling-baling yang

terdapat di dalamnya akan berputar sehingga menghasilkan sinyal berupa

pulsa atau frekuensi. Berikut merupakan rangkaian sensor waterflow yang

ditunjukkan pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Waterflow

Metode pengiriman pulsa dari sensor waterflow yaitu melalui pin 2

pada interrupts arduino uno yang merupakan digital input. Hal ini

dikarenakan output sinyal dari sensor waterflow berupa logika 0 dan 1. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2.


12

Tabel 3.2 Koneksi Pin WaterFlow ke Arduino

PIN WATERFLOW KONEKSI KE ARDUINO

5V Tegangan 5 Vdc

Signal Output Pin 2

Gnd Ground

Perancangan Sensor Waterflow

Sensor Water Flow merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

laju aliran atau volume dari liquid. Tipe sensor waterflow yang digunakan

pada alat ini yakni model YF-S201. Di dalam sensor waterflow terdapat pulse

frequency (HZ) dengan nilai 7,5Q dimana Q merupakan flow rate yang

mempunyai satuan L/min atau mL/sec. Sensor waterflow bekerja apabila

mendapatkan aliran air. Ketika air mengalir baling-baling yang terdapat

didalamnya akan berputar sehingga menghasilkan sinyal berupa pulsa.

Metode pengiriman pulsa melalui pin 2 pada interrupts arduino uno yang

merupakan digital input. Hal ini dikarenakan output sinyal dari sensor

waterflow berupa logika 0 dan logika 1.


13

Sinyal pulsa yang dihasilkan oleh sensor waterflow sama dengan

frekuensi. Jadi cara menghitung banyaknya frekuensi adalah dengan cara

sebagai berikut:


=
7.5

Keterangan :

Liter = Banyaknya Laju Aliran

Menit = Konstanta waktu yang ditentukan dalam 1 menit

7,5 = Pulsa Frequency (Hz)

3.4.3 Rangkaian Driver Pompa

Pada alat ini pompa yang digunakan memiliki tegangan sebesar 12 volt

DC. Arus yang dihasilkan oleh Arduino sangat kecil yaitu sebesar 40Ma.

Berdasarkan hal tersebut untuk perancangan driver pompa digunakan driver

mosfet IRF540. Pemilihan rangkaian driver mosfet ini dikarenakan

rangkaiannya yang sederhana dan cocok digunakan untuk driver motor DC

ketika diberi beban. Hal ini karena tegangan maksimal dari mosfet tipe

IRF540 adalah 100 volt dan arus ke anoda sebesar 33 A.

IRF540 memiliki tegangan Gate-Source (VGS) antara 2V sampai 4V dan

IGSS max 100Na. Jadi syarat mosfet ON adalah VGS > 2V. Pada rangkaian ini

nilai VGS = VR1, sehingga dapat dihitung nilai minimal dan nilai maksimal

pada rangkaian ini.


14

Berdasarkan datasheet arduino, tegangan output pada saat HIGH

(VOH)= 5V, sedangkan arus I/O (II/O) = 40Ma. Maka:

VOH 5V
R minimal = I I/O = = 125
40Ma

VGS min 2V
R maksimal = = = 20K
IGSS 100Na

Berdasarkan perhitungan di atas, maka untuk rangkaian driver ini

dipilih R1 dengan nilai 1K karena masih berada pada range 100 sampai

20K. Dengan demikian maka ketika gate mosfet mendapat logika 1 dari

arduino maka mosfet akan ON. Arus akan lebih banyak melewati gate,

sehingga kaki drain mosfet akan ON dan mengakibatkan motor berputar.

Ketika gate mosfet mendapatkan logika 0, karena sifat mosfet yang

menyimpan muatan, maka arus mosfet akan dibuang melalui resistor 1 K.

Dengan demikian maka pelan-pelan gate mosfet akan berlogika 0 kembali.

Untuk rangkaian driver Pompa DC dapat dilihat pada gambar 3.6.


15

Gambar 3.6 Rangkaian Driver Pompa Input DC

Gambar 3.7 Rangkaian Driver Pompa Output DC


16

Dalam rangkaian driver ini jika menggunakan R yang terlalu besar

maka waktu untuk pembuangan arus akan semakin lama sehingga driver

mosfet tidak bisa bekerja dengan baik. Oleh karena itu digunakan R yang

bernilai 1 K. Koneksi pin antara driver pompa DC dengan arduino dapat

dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Koneksi Pin Driver Pompa DC ke Arduino

PIN DRIVER POMPA DC KONEKSI KE ARDUINO

5V Tegangan 5 Vdc

R 2K2 Pin 5

Gnd Ground

3.4.4 Rangkaian LCD

Rangkaian LCD ini menggunakan tipe LMB162ADC yang terdiri dari

dua line. Line pertama merupakan panel LCD sebaga media penampil

informasi dalam bentuk karakter dua baris dan masing-masing baris

menampung 16 karakter, sehingga dengan demikian LCD ini mampu

menampilkan karakter dengan jumlah maksimal 32 digit. Line kedua

merupakan sebuah sistem yang dibentuk dengan mikrokontroler yang

ditempel dibalik LCD dan berfungsi untuk mengatur tampilan LCD. Pada

rangkaian LCD ini terdapat komponen pendukung berupa sebuah potensio

(varistor) yang bernilai 5 kOhm dan berfungsi untuk mengatur kecerahan

karakter pada LCD. Gambar rangkaian LCD dapat ditunjukkan pada gambar

3.8.
17

Gambar 3.8 Rangkaian LCD

Agar LCD dapat berfungsi sebagai mana mestinya maka perlu

dihubungkan dengan pin-pin pada arduino. Display karakter pada LCD diatur

oleh pin EN (Enable), RS (Register Select), dan RW (Read/Write). Koneksi

pin LCD dengan pin arduino dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Koneksi Pin LCD ke Arduino

PIN LCD KONEKSI KE ARDUINO

Pin 4 Pin 9

Pin 6 Pin 8

Pin 12 Pin 7

Pin 13 Pin 6

Pin 14 Pin A4

Pin 15 Pin A3
18

3.4.5 Rangkaian Modul MicroSD

MicroSD digunakan sebagai perekap data dengan format data volume

dan debit air. Untuk satu kali record data terdapat 51 karakter dengan 1

karakter = 1 byte sehingga dalam 1 kali record data membutuhkan 51 byte.

Kapasitas microSD yang digunakan sebesar 8 GB yang dapat menyimpan

sekitar 16 kali data, apabila data diambil tiap jam maka dalam 1 hari akan

menyimpan 24 data sehingga microSD akan penuh dalam kurun waktu 185

abad. Berikut merupakan rangkaian modul microSD yang ditunjukkan pada

gambar 3.9.

Gambar 3.9 Rangkaian Modul MicroSD


19

Bentuk komunikasi antara arduino dengan microSD melibatkan pin CS,

DI, DO, dan CLK dan menggunakan daya tegangan sebesar 3.3 V.

Komunikasi serial yang digunakan pada microSD adalah jenis komunikasi

SPI (Serial Peripheral Interface) dengan kecepatan data sebesar 38,4 kbps.

Melalui komunikasi ini data dapat saling dikirimkan baik antara arduino

maupun arduino dengan peripheral lain diluar arduino. Koneksi pin modul

microSD dengan arduino dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Koneksi Pin Modul MicroSD ke Arduino

PIN MICROSD KONEKSI KE ARDUINO

CS PIN 10

DI PIN 12

DO PIN 11

CLK PIN 13

3.4.6 Rangkaian Komunikasi Data Personal Komputer menggunakan Modul

Bluetooth HC-05

Perancangan dan pembuatan komunikasi data personal komputer server

dengan arduino UNO melalui bluetooth berfungsi untuk mengirimkan data

yang telah diolah oleh arduino serta menampilkan data tersebut pada layar

monitor personal komputer. Perancangan ini terdiri dari tiga komponen yaitu

arduino yang berfungsi sebagai pengirim data, modul bluetooth HC-05, dan
20

personal komputer sebagai layar penampil hasil data yang telah dikirim.

Modul bluetooth berfungsi untuk mengirimkan data yang akan dikirim ke

arduino. Bentuk modul bluetooth HC-05 dan konfigurasi pin kaki dapat lihat

pada gambar 3.10.

Gambar 3.10 Rangkaian Modul Bluetooth HC-05

Arduino UNO terhubung dengan modul bluetooth HC-05 melalui 4 pin

kaki yaitu VCC, DND, TXD, dan RXD. Pin kaki VCC dan GND berfungsi

untuk menghubungkan sumber tegangan pada arduino agar modul bluetooth

HC-05 dapat bekerja. Pin TXD pada modul bluetooth HC-05 terhubung

dengan pin RXD pada arduino yang berfungsi untuk jalannya proses

pengiriman data dari bluetooth ke arduino. Sedangkan pin RXD pada modul

bluetooth terhubung dengan pin TXD pada arduino yang berfungsi untuk
21

jalannya proses pengiriman data dari arduino ke modul bluetooth HC-05.

Koneksi pin antara modul bluetooth HC-05 dengan arduino dapat dilihat pada

tabel 3.6.

Tabel 3.6 Koneksi Pin Bluetooth HC-05 ke Arduino

PIN BLUETOOTH KONEKSI KE ARDUINO

5V Tegangan 5 Vdc

Tx Pin 0

Rx Pin 1

Gnd Ground

Pada personal komputer terdapat dua bagian yaitu bluetooth devices

yang berfungsi untuk menerima data yang dikirim oleh modul bluetooth HC-

05, selanjutnya yaitu aplikasi Delphi 7.0 yang berfungsi untuk mengolah data

yang diterima kemudian ditampilkan dalam bentuk grafik dan disimpan

dalam bentuk tabel pada Microsoft excel.

Proses pembuatan komunikasi data personal komputer dengan arduino

melalui bluetooth meliputi pemasangan arduino dengan modul bluetooth HC-

05 dan penginstalan aplikasi Delphi 7.0 serta pemrograman Delphi 0.6 yang
22

bertujuan untuk menampilkan data dalam bentuk grafik dan untuk

menyimpan data hasil informasi dalam bentuk tabel pada Microsoft excel.

Hasil dari pemrograman Delphi 7.0 berupa grafik dan tabel hasil data

informasi tinggi, volume dan debit air yang terdiri dari beberapa kolom yaitu

kolom tinggi dalam satuan cm, kolom volume dalam satuan liter, dan kolom

debit dalam satuan mililiter per detik. Grafik dan tabel hasil pemrograman

tersebut dapat dilihat pada gambar 3.9.

Gambar 3.11 Hasil Pemrograman Delphi 7.0 Berupa Grafik Informasi

Tinggi, Volume dan Debit Air


23

Gambar 3.12 Hasil Pemrograman Delphi 7.0 Berupa Tabel Informasi

Tinggi, Volume dan Debit Air

3.5 Perhitungan Konsumsi Daya

Daya listrik adalah jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam

sebuah sirkuit/rangkaian. Sumber energi seperti tegangan listrik akan

menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung dengannya akan

menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, daya listrik adalah tingkat

konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Semakin tinggi

nilai Watt-nya maka semakin tinggi pula daya listrik yang dikonsumsinya.

Tabel 3.7 Konsumsi Daya Pada Masing-masing Blok Diagram


24

NO Pengukuran Alat Tegangan Arus (I) Daya (V.I)

(Vin)

1 Arduino 5V 0.04 A 0.2 Watt

2 Sensor Ultrasonik 5V 0.015 A 0.075 Watt

3 Sensor Waterflow 5V 0.015 A 0.075 Watt

4 LCD 16x2 5V 0.003 A 0.015 Watt

5 Modul MicroSD 5V 0.1 A 0.5 Watt

6 Modul Bluetooth 5V 0.03 A 0.15 Watt

7 Pompa Air DC 12 V 0.75 A 9 Watt

8 Pompa Air DC 12 V 0.75 A 9 Watt

Total 1.703 A 19.015 Watt

Pada alat ini agar dapat menjalankan sistem maka harus ada daya yang

memadai pada masing-masing blok diagram, sehingga untuk mengetahui

daya yang dibutuhkan masing-masing blok diagram tersebut adalah dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

P=VxI

Di mana :

P = Daya (Watt)
25

V = Tegangan (Volt)

I = Arus (Ampere)

Untuk rumus daya dari masing-masing blok :

Arduino = 5 Volt x 0,04 A = 0,2 Watt

Sensor Ultrasonik = 5 Volt x 0,015 A = 0,075 Watt

Sensor Waterflow = 5 Volt x 0,015 A = 0,075 Watt

LCD 16x2 = 5 Volt x 0,003 A = 0,015 Watt

Modul MicroSD = 5 Volt x 0,1 A = 0,5 Watt

Modul Bluetooth = 5 Volt x 0,03 A = 0,15 Watt

Pompa Air DC = 12 Volt x 0,75 A = 9 Watt

Pompa Air DC = 12 Volt x 0,75 A = 9 Watt

Jadi jumlah total daya dihasilkan dari masing-masing blok adalah :

0,2 Watt + 0,075 Watt + 0,075 Watt + 0,015 Watt + 0,5 Watt + 0,15 Watt

+ 9 Watt + 9 Watt = 19,015 Watt

3.6 Perancangan PCB

Pembuatan jalur di PCB menggunakan software Proteus. Pada

perancangan PCB ini bertujuan untuk menyambung jalur-jalur agar terlihat

bagus dan rapi. Setelah perancangan jalur komponen, maka gambar layout

tersebut diprint di kertas. Selanjutnya difotokopi di kertas mika yang

kemudian hasilnya akan digunakan sebagai bahan penyablonan.


26

C E
A
B

F G

Gambar 3.13 Layout PCB rangkaian keseluruhan

Keterangan Gambar:
A = Arduino Uno
B = Modul Bluetooth
C = Terminal LCD 16x2
D = Modul SDcard
E = Driver Pompa Input dan Output
F = Terminal Tegangan Sumber 12Vdc dan Terminal Pompa
G = Terminal Sensor Waterflow dan Ultrasonik
27

3.5.1 Pembuatan Jalur Pengawatan/ Layout PCB

Langkah yang dilakukan dalam penyablonan yaitu pertama menyiapkan

kertas mika hasil print layout, PCB polos yang sebelumnya telah dibersihkan

dengan detergen, dan sebuah setrika. Langkah selanjutnya yaitu melakukan

proses setrika kertas mika yang diletakkan diatas PCB. Proses penyetrikaan

dilakukan kurang lebih 10-15 menit sampai tinta benar-benar menempel pada

tembaga PCB.

Setelah itu PCB didinginkan dan kemudian kertas dipisahkan secara

perlahan dari PCB. Periksa dan pastikan jalur tidak ada yang terpotong. Jika

ada yang terpotong dapat disambungkan dengan bolpoin permanen.

PCB yang sudah diperiksa kemudian dilarutkan dengan campuran

fericlorida dan air atau dengan cairan HCL, H2O, dan H2O2 dengan

perbandingan 1:10:3 hingga yang tersisa bagian tembaga yang terkena tinta.

Bagian yang tidak terkena tinta akan larut, kemudian tinta dan cat pada PCB

dibersihkan dengan cairan pembersih cat (tiner) kemudian dibersihkan

dengan sabun dan dibilas dengan air lalu dikeringkan.

3.5.2 Pengeboran

Setelah PCB selesai di etching, maka langkah berikutnya adalah

pengeboran jalur PCB guna penempatan kakk-kaki komponen. Pengeboran

dilakukan dengan menggunakan bor khusus PCB.

Untuk komponen yang memiliki kaki-kaki kecil dibor dengan

menggunakan mata bor ukuran diameter 0.3 - 1 mm. Jika semua kaki PCB
28

telah dibor maka dapat dilakukan proses selanjutnya yaitu pelapisan timah

(penyolderan).

3.5.3 Pelapisan Timah (Penyolderan)

Sebelum dilakukan pelapisan timah (penyolderan) terlebih dahulu

komponen-komponen telah dipasang dengan benar pada PCB sesuai tata

letaknya. Pelapisan timah (penyolderan) dilakukan pada kaki-kaki komponen

yang telah tertancap pada PCB.

Pelapisan timah dilakukan untuk merekatkan kaki komponen pada jalur

PCB dengan dibantu oleh solder sebagai pemanas untuk mencairkan timah.

Hal ini dilakukan agar kaki-kaki komponen yang terhubung akan tersambung

sesai jalurnya dan terbentuklah sebuah rangkaian yang siap pakai.

3.7 Perancangan Mekanik

Perancangan mekanik alat ini meliputi desain alat. Alat ini berbentuk

prototype sehingga direncanakan untuk menggunakan miniature yang terbuat

dari bahan kaca untuk pembuatan reservoir dan bahan akrilik untuk

perancangan box panel elektik. Desain perancangan box panel elektik dengan

ukuran yang tertera dapat dilihat pada gambar 3.13 sedangkan untuk desain

keseluruhan alat dapat dilihat pada gambar 3.14.


29

cm
18
20 cm6 cm

C
20 cm
6 cm
2.5 cm

18 cm
7.1 cm
18 cm

18 cm

E B
A

6 cm 20 cm 20 cm
6 cm

D
20 cm

Gambar 3.13 Desain perancangan box panel elektik

Keterangan Gambar:
A = Tampak Depan
B = Tampak Belakang
30

C = Tampak Atas
D = Tampak Bawah
E = Tampak Samping Kanan
F = Tampak Samping Kiri

Gambar 3.14 Desain perancangan alat secara keseluruhan


31

3.8 Perancangan Software

Untuk mendukung kerja sistem Arduino guna mengontrol kinerja dari

hardware yang telah didesain maka diperlukan suatu software. Software

disini merupakan perintah/program di dalam memori yang harus dilaksanakan

oleh mikrokontroler.

Memori merupakan fasilitas utama dalam suatu mikrokontroler karena

di dalam memori tersimpan perintah-perintah yang harus dijalankan. Memori

di sini dapat dibedakan menurut fungsinya yaitu memori program dan

memori data. Memori program adalah tempat menyimpan memori program

dan memori data adalah tempat menyimpan data. Data itu bisa dibaca,

ditambah, atau diganti.

Langkah pertama dalam pembuatan progam adalah dengan membuat

flowchart dari sistem alat yang akan dibuat. Berikut ini adalah gambar

flowchart dari sistem alat ukur yang akan dibuat.

3.8.1 Flowchart Pengukuran Volume dan Tinggi Air

Gambar 3.14 berikut menunjukkan proses pengukuran volume dan tinggi air

pada reservoir dengan mengaktifkan bluetooth terlebih dahulu, jika Bluetooth

dalam keadaan masih dalam keadaan off (unconnect), maka program akan

kembali untuk mengatur Bluetooth sehingga dapat on. Jika Bluetooth dalam

keadaan on, maka sensor ultrasonik mulai membaca data jarak untuk diolah

menjadi besaran volume dan tinggi air. Data tersebut akan ditampilkan pada

LCD dan data akan dikirim menggunakan bluetooth. Apabila tinggi air kurang dari
32

setpoint, maka pompa akan menyala, sedangkan jika tinggi air lebih dari

setpoint, maka pompa akan mati. Selanjutnya data dari hasil pengukuran volume

dan tinggi air akan disimpan pada SD Card.

Start

Inisialisasi

Set Bluetooth
33

Gambar 3.14 Flowchart Proses Pengukuran Volume dan Tinggi Air

3.8.2 Flowchart Pengukuran Debit Air

Gambar 3.15 di bawah ini adalah proses pengukuran debit air pada

reservoir dengan mengaktifkan bluetooth terlebih dahulu, jika bluetooth masih


34

dalam keadaan off (unconnect), maka program akan kembali untuk mengatur

bluetooth sehingga dapat on. Jika bluetooth dalam keadaan on, maka water

flow sensor mulai membaca data debit air. Data tersebut ditampilkan pada LCD

dan data akan dikirim menggunakan bluetooth. Jika ketinggian air kurang dari

setpoint, maka debit output pompa rendah. Jika ketinggian air lebih dari

setpoint, maka debit output pompa tinggi. Data pengukuran debit air

disimpan pada SD Card

Start

Inisialisasi

Set Bluetooth

T
Bluetooth
On?
35

Gambar 3.15 Flowchart Proses Pengukuran Debit Air

3.8.3 Flowchart Pembacaan Pengukuran Air

Gambar 3.16 di bawah ini menunjukkan proses pembacaan debit, volume,

dan tinggi air pada reservoir dengan menggunakan sensor ultrasonik. Pembacaan

debit, volume, dan tinggi air akan ditampilkan berupa plot grafik dengan
36

menerima data dari hasil pengukuran melalui koneksi bluetooth yang

kemudian ditampilkan pada PC. Data dari hasil pengukuran debit, volume, dan

tinggi air akan disimpan pada Ms. Excel.

Start

Inisialisasi

Set Bluetooth

Bluetooth
37

Gambar 3.16 Flowchart Proses Pembacaan Debit, Volume, dan Tinggi Air

Berupa Grafik

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

4.1 Tujuan Pengujian


38

Pengujian berguna untuk menghasilakan suatu data-data spesifikasi alat

atau untuk mendapatkan titik-titik pengukuran pada alat yang dibuat,

sehingga pada saat terjadi kesalahan atau kerusakan dapat dianalisa dengan

tepat dan mudah dalam perbaikannya. Tujuan dari pengujian alat adalah

sebagai berikut:

1. Memastikan bahwa alat tersebut dapat bekerja untuk menjalankan atau

mengaktifkan sensor ultrasonik HC-SR04 dan sensor waterflow

2. Memastikan bahwa alat tersebut dapat bekerja untuk mengaktifkan

pompa pengisian dan pompa distribusi air

3. Memastikan bahwa alat tersebut dapat bekerja untuk mengatifkan LCD

sehingga dapat menampilkan volume dan debit air

4. Memastikan bahwa alat tersebut dapat bekerja mengaktifkan dan

mengolah bluetooth sehingga dapat dikirimkan ke PC

5. Memastikan bawa alat tersebut dapat bekerja untuk menyimpan data

pada microSD

4.2 Alat dan Bahan


39

Untuk mendapatkan data hasil pengujian yang akurat dan juga untuk

mempermudah dalam pengujian maka dibutuhkan beberapa alat untuk

menunjang dalam pengujian. Alat-alat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Board Arduino UNO R3

2. LCD 16x2

3. Sensor ultrasonik HC-SR04

4. Sensor waterflow

5. Driver pompa

6. Pompa Air

7. Modul bluetooth HC-05

8. Modul microSD

9. Power supply

4.3 Pengujian Fungsi Alat

Untuk kehandalan suatu alat diperlukan pengujian dan analisa terhadap

alat itu sendiri. Pengujian alat ini meliputi beberapa bagian diantaranya:

1. Board Arduino Uno R3

2. LCD 16x2

3. Sensor Ultrasonik

4. Sensor Water Flow

5. Modul microSD

4.3.1 Pengujian Board Arduino Uno R3


40

Pengujian Board arduino Uno R3 dilakukan untuk mengetahui apakah

board/ Modul Mikrokontroler arduino UNO R3 dapat bekerja sesuai dengan

yang diharapkan. Pengujian dilakukan dengan cara membuat listing progam

lalu ditanamkan pada board mikrokontroler arduino R3, lalu dilakukan

pengecekan tegangan pada pin arduino R3, sebagai tanda kalau board / modul

mikrokontroler dapat bekerja dengan baik atau tidak. Pada pengujian

mikrokontroler arduino R3 ini menggunakan progam sederhana yaitu berupa

LED yang menyala berkedip (Blink), dan diamati pada output pin 13 Arduino

uno akan memberikan tanggapan sesuai dengan progam yang ditanamkan

atau tidak.

Peralatan Pengujian :

1. Arduino

2. LED

3. Kabel USB tipe B (Downloder)

4. PC / Laptop

5. Power Supply

Prosedur Pengujian :

1. Rangkai keseluruhan blok rangkaian yang dirancang, seperti yang

tertera pada gambar 4.1.

Laptop / USB Board LED


PC Downloader Arduino Uno
41

Gambar 4.1 Blok Rangkaian Pengujian Board Arduino Uno

2. Membuat progam sederhana menyalakan LED Blink seperti

ditunjukkan pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Progam untuk Menguji Board Arduino Uno

3. Hubungkan Power Supply ke dalam sistem

4. Amati LED yang terhubung pada Board Arduino Uno, apakah respon

yang diberikan sesuai dengan progam yang ditanam atau tidak.


42

Hasil Pengujian dan Analisa

Gambar 4.3 Tampilan LED pengujian pada Board Arduino Uno

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil data

pengujian bahwa board arduino uno R3 dengan output berupa LED

memberikan respon sesuai dengan penanaman progam, yaitu LED menyala

berkedip/blink. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa board arduino uno

R3 berjalan dengan baik. Untuk gambar hasil pengujian bisa dilihat seperti

pada gambar 4.3.

4.3.2 Pengujian LCD

Pengujian LCD 16x2 dilakukan untuk mengetahui dan memastikan

apakah LCD dapat bekerja dengan baik atau tidak, artinya LCD dapat

menampilkan output dari proses sistem pada alat ini. Pengujian dilakukan

dengan cara menghubungkan LCD 16x2 ke board arduino uno R3, dan

menanam progam sederhana untuk penampilan pada LCD yang ditanamkan

ke board arduino uno R3.


43

Peralatan Pengujian :

1. Arduino

2. LCD 16x2

3. Power Supply

Prosedur Pengujian :

1. Rangkai keseluruhan blok rangkaian yang dirancang seperti yang tertera

pada gambar 4.4.

ARDUINO LCD

Gambar 4.4 Blok Rangkaian pengujian LCD

2. Membuat Progam sederhana yang akan ditanam pada board arduino

untuk menguji LCD dengan software arduino IDE. Seperti yang terlihat

pada gambar 4.5.


44

Gambar 4.5 Progam untuk menguji LCD 16x2

3. Hubungkan Power Supply

4. Amati yang terjadi pada LCD, apakah penanaman progam berhasil

menampilkan output berupa karakter pada tampilan LCD

Hasil Pengujian dan Analisa

Gambar 4.6 Tampilan LCD


45

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengujian

yang dapat dilihat pada gambar 4.6 bahwa penanaman progam sederhana

pengujian LCD 16x2 berhasil menampilkan karakter yang dimasukan dalam

progam yang ditanam pada board arduino R3. Jadi kesimpulannya LCD 16x2

yang digunakan dapat bekerja dengan baik.

4.3.3 Pengujian Sensor Ultrasonik HC-SR04

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sensor ultrasonik

HC-SR04 dapat bekerja dengan baik atau tidak, artinya sensor ultrasonik

dapat mengukur jarak dan ditampilkan pada LCD. Pengujian dilakukan

dengan cara menghubungkan sensor ultrasonik ke board Arduino UNO R3

dan menanamkan progam untuk menampilkan hasil jarak yang dideteksi oleh

sensor ultrasonik sehingga dapat ditampilkan pada LCD.

Peralatan pengujian:

1. Arduino UNO

2. Sensor Ultrasonik HC-SR04

3. LCD 16x2

4. Penggaris

5. Power supply

Prosedur pengujian:

1. Merangkai keseluruhan blok diagram yang telah dirancang, seperti yang

tertera pada gambar 4.7.


46

Ultrasonik ARDUINO LCD


HCSR04

Gambar 4.7 Blok Rangkaian Pengujian Sensor Ultrasonik HC-SR04

2. Membuat program sederhana yang akan ditanam pada board arduino

untuk menguji sensor ultrasonik dengan software Arduino IDE seperti

yang terlihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Progam untuk menguji Sensor Ultasonik HC-SR04

3. Menghubungkan power supply ke dalam sistem tersebut

4. Mengamati antara hasil perhitungan penggaris dengan sensor dan

sensitivitas sensor
47

Hasil Pengujian dan Analisa

Gambar 4.9 Tampilan LCD Pengujian Sensor Ultrasonik HC-SR04

Tabel 4.1 Pengujian Sensor Ultrasonik HC-SR04

PERHITUNGAN PERHITUNGAN ERROR

PENGGARIS SENSOR (%)

0 cm 0 cm 0%

3 cm 3.3 cm 9.09 %
48

6 cm 6.2 cm 3.22 %

9 cm 9.2 cm 2.17 %

12 cm 12.1 cm 0.82 %

15 cm 15.0 cm 0%

18 cm 17.9 cm 0.5 %

21 cm 20.9 cm 0.4 %

RATA-RATA ERROR 2.02 %

Dari data tabel 4.1 dapat diketahui bahwa sesnor ultrasonik dapat bekerja

dengan baik dan ditemukan error sebesar 2.02%.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengujian

yang dapat dilihat pada gambar 4.3 dan tabel 4.1 bahwa penanaman program

sederhana pada pengujian sensor Ultrasonik HC-SR04 berhasil mendeteksi

jarak dan ditampilkan pada LCD yang dimasukan dalam progam yang

ditanam pada board arduino Uno R3. Kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu

sensor Ultrasonik HC-SR04 yang digunakan dapat bekerja dengan baik.

4.3.4 Pengujian Sensor Water Flow

Pengujian sensor water flow meter ini dilakukan untuk mengetahui

berapa banyak pulsa dalam 1 liter air yang keluar dan hasilnya akan

ditampilkan pada LCD 16x2. Untuk mengetahui banyaknya frekuensi dalam

1 liter air adalah dengan menggunakan rumus:


49


=
7.5

Keterangan :

Liter = Banyaknya Laju Aliran

Menit = Konstanta waktu yang ditentukan dalam 1 menit

7,5 = Pulsa Frequency (Hz)

Tujuan Pengujian sensor water flow ini untuk memastikan kepresisian

antara air yang keluar dan hasil yang didapatkan, sehingga jumlah debit air

yang dihasilkan akan sama dengan hasil yang ditampilkan pada LCD.

Pengujian ini dilakukan dengan cara menghubungkan sensor water flow

menuju ke pin minimum sistem dan LCD menggunakan kabel. Progam untuk

pengujian dibuat dengan aplikasi arduino dan dikompilasi kemudian

didownload dan dijalankan.

Peralatan Pengujian :

1. Arduino

2. Sensor Water Flow

3. Power Supply

4. PC
50

Prosedur Pengujian :

1. Rangkai keseluruhan blok rangkaian yang dirancang

Sensor Arduino UNO PC


Water Flow

Gambar 4.10 Blok Rangkaian Pengujian Sensor Water Flow

2. Membuat program sederhana yang akan ditanam pada board arduino

untuk menguji sensor waterflow dengan software Arduino IDE seperti

yang terlihat pada gambar 4.11

3. Hubungkan Power Supply ke dalam sistem

4. Amati data tampilan pada Serial monitor PC

5. Mencatat dan simpan hasil data yang terdapat pada serial monitor

arduino dan osiloskop


51

Hasil Pengujian dan Analisa

1. Percobaan dalam 1 Liter

T/Div = 25 ms

Frekuensi = 18.18 Hz

Waktu = 22.9 s


=
7.5

22.9
18.18 60
= = 0.925 L
7.5

Gambar 4.11 Tampilan data percobaan dalam 1 Liter pada Serial

Monitor Arduino
52

Gambar 4.12 Tampilan bentuk sinyal dalam 1 Liter pada osiloskop

2. Percobaan dalam 3 Liter

T/Div = 25 ms

Frekuensi = 18.66 Hz

Waktu = 74.4 s


=
7.5

74.4
18.66 60
= = 3.085 L
7.5
53

Gambar 4.13 Tampilan data percobaan dalam 3 Liter pada Serial

Monitor Arduino

Gambar 4.14 Tampilan bentuk sinyal dalam 3 Liter pada osiloskop


54

3. Percobaan dalam 5 Liter

T/Div = 25ms

Frekuensi = 18.45 Hz

Waktu = 125 s


=
7.5

125
18.45
= 60 = 5.124 L
7.5

Gambar 4.13 Tampilan data percobaan dalam 5 Liter pada Serial

Monitor Arduino
55

Gambar 4.14 Tampilan bentuk sinyal dalam 5 Liter pada osiloskop

Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian Sensor Waterflow

PEMBACAAN
PENGUKURAN
VOLUME OLEH ERROR
VOLUME
SENSOR

1L 0.993 L 0.70%

2L 2.001 L 0.05%

3L 3.020L 0.66%

4L 3.985L 0.37%

5L 4.962L 0.76%

6L 5.906L 1.59%

7L 6.901L 1.43%
56

8L 7.916L 1.06%

9L 8.925L 0.84%

10 L 9.900L 1.01%

ERROR RATA-RATA 0.847%

Dari data tabel 4.11 dapat diketahui bahwa sensor water flow dapat bekerja

dengan baik dan ditemukan error sebesar 0.847 %.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan, diperoleh hasil pengujian

yang dapat dilihat pada gambar 4.11 dan tabel 4.2 bahwa penanaman program

sederhana pada pengujian sensor Water Flow YF-S201 berhasil mengukur

volume dan ditampilkan pada serial monitor komputer. Kesimpulan yang

dapat diperoleh yaitu sensor Water Flow YF-S201 yang digunakan dapat

bekerja dengan baik.

4.3.5 Pengujian Driver Pompa

Pengujian rangkaian driver pompa DC ini dilakukan dengan cara

mengubah-ubah nilai PWM yang dikeluarkan Arduino mulai dari minimal

PWM yaitu 0 hingga maksimal dari PWM yaitu 255 dan pompa DC diberi

tegangan sebesar 12VDC.

Peralatan Pengujian :

1. PC

2. Arduino UNO

3. Driver pompa

4. Pompa DC
57

Prosedur Pengujian :

1. Rangkai keseluruhan blok rangkaian yang dirancang

PC Arduino Driver Pompa DC


UNO Pompa DC

Gambar 4.12 Blok Rangkaian pengujian Driver Pompa

2. Membuat program sederhana yang akan ditanam pada board arduino

untuk menguji driver pompa dengan memberi nilai PWM pada software

Arduino IDE seperti yang terlihat pada gambar 4.13

Gambar 4.13 Progam untuk menguji driver pompa DC dengan PWM

3. Ubah-ubah nilai PWM yang keluar dari Arduino UNO

4. Amati perubahan yang terjadi pada pompa

5. Mencatat hasil data yang terdapat pada driver input maupun driver

output pada pompa


58

Hasil Pengujian dan Analisa

Gambar 4.14 Pengujian driver pompa DC tanpa beban

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Driver Pompa DC Tanpa Beban Pompa

PWM Pompa Driver Output (Volt)

0 0

25 1,5

50 2,6

75 3,8

100 5

125 6,4

150 7,5

175 8,6

200 10

225 10,5
59

255 11,2

Dari hasil pengujian pompa pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa

perubahan nilai PWM yang diberikan berpengaruh terhadap tegangan

keluaran Arduino Uno dan tengangan keluaran driver pompa. Terlihat jelas

bahwa naiknya nilai PWM mengakibatkan peningkatan tegangan pada driver

pompa DC. Namun pompa DC tidak melakukan pergerakan saat diberi PWM

0 hingga 25 karena saat nilai PWM pada range tersebut tegangan pompa DC

yang terdeteksi adalah 0 hingga 1,5 Volt .

Gambar 4.15 Pengujian driver pompa DC dengan beban pompa


60

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Driver Pompa DC Dengan Beban Pompa

PWM Pompa Driver Output (Volt)

0 0

25 1,5

50 2,8

75 4

100 5,2

125 6,6

150 7,7

175 8,9

200 10,3

225 11

255 11,5

Dari hasil pengujian driver pompa pada tabel 4.4 di atas, dapat

diketahui bahwa perubahan nilai PWM berpengaruh terhadap tegangan

keluaran Arduino Uno dan tengangan keluaran driver pompa. Seperti halnya

dengan pengujian PWM terhadap kecepatan pompa DC, naiknya nilai PWM

Arduino Uno menyebabkan naiknya nilai tegangan keluaran Arduino dan

tegangan driver pompa. Hal ini menyebkan peningkatan kecepatan pompa

DC karena tegangan driver pompa berbanding lurus dengan kecepatan pompa

DC.
61

4.3.6 Pengujian MicroSD

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah microSD dapat

bekerja untuk menyimpan data.

Peralatan Pengujian :

1. Arduino

2. Sensor Ultrasonik HC-SR04

3. Sensor Water Flow

4. LCD 16x2

5. PC/ Laptop

6. MicroSD

7. Power Supply

Prosedur Pengujian :

1. Rangkai keseluruhan blok rangkaian yang dirancang

Sensor PC
Ultrasonik
HC-SR04
Arduino LCD

MicroSD
Water Flow

Gambar 4.16 Blok Rangkaian pengujian MicroSD


62

2. Membuat program sederhana yang akan ditanam pada board arduino

untuk menguji modul MicroSD dengan software Arduino IDE seperti

yang terlihat pada gambar 4.19


63

Gambar 4.19 Progam untuk menguji MicroSD

3. Hubungkan Power Supply ke dalam sistem

4. Amati data tampilan pada MicroSD

5. Mencatat dan simpan hasil data yang terdapat pada LCD 16x2 dan

Notepad yang terdapat dalam modul microSD


64

Hasil Pengujian dan Analisa

Gambar... Tampilan data pada LCD 16x2


65

Gambar..... Tampilan data notepad yang terdapat pada modul

microSD

Berdasarkan pengujian microSD yang telah dilakukan, data yang

ditampilkan pada LCD 16x2 sama dengan data yang disimpan pada microSD.

Seperti yang terlihat pada gambar 1, data pada T=27.0, V=23.4 L dan

D=805.0 Ml/sec. Nilai itu semua sama dengan data yang ditampilkan pada

Notepad yang tertera pada baris ke 5. Data yang ditampilkan pada LCD sama

dengan data yang ditampilkan pada Notepad.


66

4.3.7 Pengujian Modul Bluetooth

Pengujian komunikasi data personal komputer server dengan Arduino

UNO melalui modul bluetooth ini dilakukan untuk mengetahui jarak

maksimal komunikasi data antara arduino uno dengan personal komputer

server.

Peralatan Pengujian :

1. Komputer Server

2. Modul Bluetooth

3. Arduino UNO

Prosedur Pengujian :

1. Rangkai keseluruhan blok rangkaian yang dirancang

Arduino Komputer
Modul
UNO Bluetooth Server

Gambar 4.18 Blok Rangkaian Pengujian Komunikasi Data Personal

Komputer Server menggunakan Modul Bluetooth

2. Mempersiapkan peralatan pengujian

3. Meletakkan alat dan personal komputer dengan jarak 1 meter

4. Menghidupkan alat

5. Mencatat hasil pengiriman data dan meletakkan pengujian ulang dengan

menambah jarak 1 meter antara alat dan personal komputer


67

Hasil Pengujian dan Analisa

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Modul Bluetooth tanpa Penghalang

No. Jarak Alat dengan Personal Komputer (m) Hasil Pengiriman Data

1. 1 Terkirim

2. 2 Terkirim

3. 3 Terkirim

4. 4 Terkirim

5. 5 Terkirim

6. 6 Terkirim

7 7 Terkirim

8 8 Terkirim

9. 9 Terkirim

10. 10 Tidak Terkirim

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Modul Bluetooth dengan Penghalang

No. Jarak Alat dengan Personal Komputer (m) Hasil Pengiriman Data

1. 1 Terkirim

2. 2 Terkirim

3. 3 Terkirim

4. 4 Terkirim

5. 5 Tidak Terkirim

6. 6 Tidak Terkirim
68

7 7 Tidak Terkirim

8 8 Tidak Terkirim

9. 9 Tidak Terkirim

10. 10 Tidak Terkirim

Dari hasil pengujian jarak bluetooth dapat diketahui bahwa bluetooth

mampu mengirim data dengan jarak maksimal 9 meter. Pada datasheet jarak

maksimum yang tertera yaitu 10 meter, namun hasil pengujian modul

bluetooth hanya mampu mendeteksi maksimal jarak 9 meter. Hal ini

kemungkinan dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi seperti

dinding.

4.3.8 Pengujian Tampilan dan Penyimpanan informasi data pada Aplikasi

Delphi 7.0

Pengujian tampilan dan penyimpanan data pada aplikasi Delphi 7.0

bertujuan untuk mengetahui kemampuan aplikasi Delphi 7.0 dalam

menampilkan data dalam bentuk grafik dan menyimpan data pada aplikasi

miscrosoft excel dalam bentuk tabel.

Peralatan Pengujian :

1. Satu set alat untuk mengukur tinggi, volume dan debit air beserta arduino

yang terkoneksi ke personal komputer via bluetooth

2. Personal komputer yang dilengkapi dengan software Delphi dan

Microsoft excel
69

Prosedur Pengujian :

1. Rangkai keseluruhan blok rangkaian yang dirancang

Satu Set Alat


Ukur Tinggi, Modul Komputer
Volume dan Bluetooth Server
Debit Air

Gambar 4.18 Blok Rangkaian Pengujian Data pada Aplikasi

Microsoft Delphi 7.0

2. Mempersiapkan peralatan pengujian

3. Hubungkan Power Supply ke dalam sistem

4. Koneksikan modul bluetooh dengan komputer server atau laptop

5. Melakukan pengukuran tinggi, volume dan debit air

6. Mencatat dan simpan hasil pengiriman data serta tampilan grafik pada

aplikasi Delphi
70

Hasil Pengujian dan Analisa

Gambar .... Hasil Tampilan Delphi 7.0 Berupa Grafik Informasi Tinggi,

Volume dan Debit Air


71

Gambar ... Hasil Penyimpanan Delphi 7.0 Berupa Tabel Informasi

Tinggi, Volume dan Debit Air pada Microsoft Excel

Dari hasil pengujian tampilan dan penyimpanan pada program aplikasi

Delphi 7.0 dapat diketahui bahwa program Delphi 7.0 tersebut mampu

menampilkan grafik hasil Monitoring tinggi, volume dan debit air pada

reservoir dan pada program Delphi 7.0 tersebut juga dapat menyimpan hasil

data Monitoring tinggi, volume, dan debit air dalam bentuk tabel pada

program aplikasi Microsoft excel melalu modul bluetooth HC-05.

Kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu program aplikasi Delphi 7.0 yang

digunakan dapat bekerja dengan baik.

4.3.9 Pengujian Sistem Alat Keseluruhan

Pengujian Alat secara keseluruhan ini bertujuan untuk mengetahui apakah

alat dapat bekerja sesuai yang diharapkan atau sesuai dengan prinsip kerja

yang telah direncanakan .

Pengujian ini dilakukan dengan cara menghubungkan semua komponen

input maupun output sesuai dengan gambar rangkaian keseluruhan yang telah

dirancang, gambar tersebut dapat dilihat pada lampiran blok rangkaian

keseluruhan alat. Progam untuk pengujian alat keseluruhan dibuat dengan

aplikasi arduino IDE dan aplikasi Delphi 7.0 .


72

Peralatan Pengujian :

1. Arduino

2. Sensor Ultrasonik HC-SR04

3. Sensor Water Flow

4. LCD 16x2

5. PC/ Laptop

6. MicroSD

7. Modul Bluetooth HC-05

8. Power Supply

Prosedur Pengujian :

1. Rangkai keseluruhan blok rangkaian yang dirancang

Sensor
Ultrasonik LCD
HC-SR04
Arduino
MicroSD
Water Flow

Bluetooth

Bluetooth PC

Gambar 4.16 Blok Rangkaian pengujian alat keseluruhan


73

2. Membuat program sesuai dengan prinsip kerja yang direncanakan pada

arduino dan Delphi 7.0 untuk menguji alat secara keseluruhan. Program

tersebut dapat dilihat pada lampiran program arduino dan Delphi 7.0

3. Mempersiapkan peralatan pengujian

4. Hubungkan Power Supply ke dalam sistem

5. Koneksikan modul bluetooh dengan komputer server atau laptop

6. Amati data tampilan pada LCD 16x2 dan grafik pada PC

7. Mencatat dan simpan hasil pengiriman data pada LCD 16x2, modul

microSD serta tampilan grafik pada aplikasi Delphi maupun hasil data

tabel pada aplikasi Microsoft excel.

Gambar .... Hasil Tampilan pada LCD 16x2


74

Gambar .... Hasil Tampilan Delphi 7.0 Berupa Grafik

Gambar ... Hasil Penyimpanan Delphi 7.0 Berupa Tabel Informasi Data

pada Microsoft Excel


75

Gambar .... Hasil Tampilan notepad yang terdapat pada modul

microSD

Dari hasil pengujian sistem alat secara keseluruhan diatas dapat

diketahui bahwa sistem alat tesebut mampu bekerja sesuai dengan prinsip

kerja yang telah direncanakan yaitu dapat memonitoring volume dan debit air

pada reservoir dan ditampilkan pada LCD 16x2 kemudian data hasil

Monitoring tersebut dikirimkan via bluetooth untuk ditampilkan pada Delphi

7.0 dalam bentuk grafik dan disimpan pada aplikasi Microsoft excel selain itu

data hasil Monitoring tersebut disimpan pada modul microSD. Dari pengujian

diatas dapat dilihat bahwa data hasil yang ditampilkan pada LCD 16x2,

aplikasi Delphi 7.0, Microsoft excel, dan notepad pada microSD

menghasilkan nilai data yang mempunyai perbedaan yang sedikit, perbedaan

tersebut dikarenakan program yang terdapat pada arduino uno dan delphi 7.0

kurang tersinkronisasi sehingga membuat nilai data informasi pada aplikasi

Delphi 7.0 mempunyai delay yang lebih lama daripada di board arduino uno.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa

kesimpulan, antara lain:

1. Sistem monitoring pada alat ini bekerja dengan menggunakan Arduino

Uno sebagai kontroler dan sensor ultrasonik HC-SR04 sebagai pengukur

volume air serta sensor waterflow YF-S201 sebagai pengukur debit air.

Pengkomunikasian alat ini menggunakan modul bluetooth HC-05 dengan

bantuan aplikasi Delphi 7.0 untuk tampilan berupa grafik pada komputer

server dan data yang dihasilkan akan disimpan pada MicroSD.

2. Sistem monitoring pada alat ini sensor ultrasonik dalam pengujiannya

memiliki error rata-rata sebesar 2.02%, sedangkan sensor waterflow

memiliki error rata-rata sebesar 0.847%.

3. Sistem monitoring pada alat ini menggunakan modul bluetooth HC-05

yang dapat mengirim data dengan maksimal jarak 9 m tanpa halangan.

4. Dengan menggunakan aplikasi Delphi 7.0 alat ini mampu menyimpan data

yang telah dikirim pada personal komputer dan juga dapat menampilkan

grafik informasi data monitoring tinggi, volume dan debit air pada

reservoir PDAM.

24
25

5.2 Saran

Perancangan alat yang telah dibuat ini masih perlu adanya

pengembangan agar dapat bekerja lebih . Ada beberapa hal yang

direkomendasikan untuk pengembangan lebih lanjut:

1. Perancangan alat ini masih berupa prototype yang diharapkan untuk

kedepannya dapat direalisasikan menjadi alat yang sebenarnya sehingga

dapat diterapkan pada PDAM

2. Untuk penelitian selanjutnya dapat lebih dikembangkan terutama pada

penggunaan jenis atau tipe sensor sehingga lebih presisi dan menghasilkan

error yang lebih rendah

3. Untuk media penyampaian data yang dihasilkan dari pengukuran dapat

dikembangkan dengan menggunakan internet sehingga jarak

jangkauannya tidak terbatas


26

DAFTAR PUSTAKA

M Miftakh jaza M, M.Azizi Arifqi, Sistem monitoring tinggi permukaan


air dengan rekap data otomatis pada DAM sengkaling berbasis
arduino, Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Malang , 2015

Nine Shela, Sistem monitoring air pada reservoir PDAM jember


menggunakan sensor ultrasonik dan waterflow, Jurusan Teknik
Elektro Universitas Negeri Jember, 2016

Ohara, Gheyb Jhuana. 2005. Aplikasi Sistem Monitoring Berbasis Web


Untuk Open Cluster, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, 10
Desember 2015

Erlangga, Riandy. 2015. Perhitungan Detak Jantung Dengan Menggunakan


Smartphone Android Melalui Media Bluetooth Pada RS Sari Asih.
Skripsi Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer STMIK
Raharja, 20 Desember 2015.

Fuadi, Masrur. 2012. Sistem Monitoring Tinggi Muka Air Tandon Berbasis
Sensor Ultrasonik, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Yogyakarta, 10 Desember 2015.

Pramana, Saidul Rozeff. 2014. Pengontrolan Ph Air Secara Otomatis Pada


Kolam Pembenihan Ikan Kerapu Macan Berbasis Arduino.
Universitas Maritim Raja Ali Haji, 10 Desember 2015.

Sari, Adinda Permata. 2015. Perancangan Alat Pengukuran Debit Air


Menggunakan Water Flow Sensor G1/2 Berbasis Mikrokontroler
Atmega 8535. Universitas Sumatra Utara, 27 Januari 2016.

Setiawan, Arif. 2012. Sistem Monitoring Level Tangki SPBU dan Detector
Kadar Air Dalam Tangki Bahan Bakar Secara Telemetri. Skripsi S1
Teknik Elektro, 20 Desember 2015.
27

LAMPIRAN

Lampiran 1 Blok Rangkaian Keseluruhan Alat


28

Lampiran 2 Gambar Alat


29

Lampiran 3 Listing Program Arduino Uno

#include <LiquidCrystal.h>

#include <SPI.h>

#include <SD.h>
30

LiquidCrystal lcd(9, 8, 7, 6, A4, A3);

const int chipSelect = 10;

byte sensorInterrupt = 0;

byte sensorPin = 2;

const int pompaIn = A2;

const int pompaOut = 5;

const int echo = 3;

const int trigg = 4;

float mav[100];

int i;

long duration;

float distance;

float volumeAir;

float tinggiAir;

float calibrationFactor = 6.5;

volatile byte pulseCount;

float flowRate;

unsigned int flowMilliLitres;

unsigned long totalMilliLitres;

unsigned long oldTime;

int koma1, koma2, nilai1, nilai2;


31

void setup() {

lcd.begin(16, 2);

Serial.begin(9600);

pinMode(sensorPin, INPUT_PULLUP);

pinMode(pompaIn, OUTPUT);

pinMode(pompaOut, OUTPUT);

pinMode(trigg, OUTPUT);

pinMode(echo, INPUT);

pinMode(chipSelect, OUTPUT);

pulseCount = 0;

flowRate = 0.0;

flowMilliLitres = 0;

totalMilliLitres = 0;

oldTime = 0;

while (!Serial) {

; // wait for serial port to connect. Needed for native USB port only

Serial.print("Initializing SD card...");

// see if the card is present and can be initialized:

if (!SD.begin(chipSelect)) {

Serial.println("Card failed,or not present");


32

// don't do anything more:

return;

Serial.println("card initialized.");

delay(1000);

attachInterrupt(sensorInterrupt, pulseCounter, FALLING);

void flowmeter() {

if ((millis() - oldTime) > 1000) // Only process counters once per

second

detachInterrupt(sensorInterrupt);

flowRate = ((1000.0 / (millis() - oldTime)) * pulseCount) /

calibrationFactor; oldTime = millis();

flowMilliLitres = (flowRate / 60) * 1000;

totalMilliLitres += flowMilliLitres;

unsigned int frac;

frac = (flowRate - int(flowRate)) * 10;

pulseCount = 0;

tampil_kirim();
33

attachInterrupt(sensorInterrupt, pulseCounter, FALLING);

void pulseCounter()

// Increment the pulse counter

pulseCount++;

void ultrasonik() {

digitalWrite(trigg, LOW);

delayMicroseconds(2);

digitalWrite(trigg, HIGH);

delayMicroseconds(10);

digitalWrite(trigg, LOW);

duration = pulseIn(echo, HIGH);

distance = (float)(duration / 2.0) / 29.1;

if (distance > 31.0) {

distance = 31.0;

tinggiAir = 31.0 - distance;


34

volumeAir = (tinggiAir * 30 * 30) / 1000;

//volume=tinggi*lebar*panjang

delay(1000);

void tampil_kirim() {

String dataString = "";

dataString += "Tinggi :";

dataString += String(tinggiAir, 1);

dataString += ", Volume :";

dataString += String(volumeAir, 1);

dataString += ", Debit :";

dataString += String(mav[i]);

File dataFile = SD.open("datalog.txt", FILE_WRITE);

if (dataFile) {

dataFile.println(dataString);

dataFile.close();

else {

Serial.println("error opening datalog.txt");

nilai1 = (tinggiAir - ((int)tinggiAir)) * 10;

nilai2 = (volumeAir - ((int)volumeAir)) * 10;


35

//mav

if (i = 100) {

i = 0;

mav[0] = flowMilliLitres;

mav[1] = flowMilliLitres;

mav[2] = flowMilliLitres;

mav[3] = flowMilliLitres;

mav[4] = flowMilliLitres;

mav[5] = flowMilliLitres;

mav[6] = flowMilliLitres;

mav[7] = flowMilliLitres;

mav[8] = flowMilliLitres;

mav[9] = flowMilliLitres;

mav[i] = (mav[i - 8] + mav[i - 7] + mav[i - 6] + mav[i - 5] + mav[i - 4]

+ mav[i - 3] + mav[i - 2] + mav[i - 1] + mav[i]) / 8;

i++;

Serial.print("#");

Serial.print(tinggiAir, 0);

Serial.print(".");

Serial.print(nilai1);

Serial.print("#");
36

Serial.print(volumeAir, 0);

Serial.print(".");

Serial.print(nilai2);

Serial.print("#");

Serial.print(mav[i], 0);

Serial.print("\r\n");

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print("T:");

lcd.print(tinggiAir, 1);

lcd.print(" ");

lcd.setCursor(0, 1);

lcd.print("D:");

lcd.print(mav[i], 1);

lcd.print(" mL/Sec ");

lcd.setCursor(8, 0);

lcd.print("V:");

lcd.print(volumeAir, 1);

lcd.print(" L ");

void loop() {

flowmeter();
37

ultrasonik();

if (tinggiAir >= 0.0 && tinggiAir < 10.0) {

digitalWrite(pompaIn, HIGH);

analogWrite(pompaOut, 150);

else if (tinggiAir >= 10.0 && tinggiAir < 20.0) {

digitalWrite(pompaIn, HIGH);

analogWrite(pompaOut, 200);

else if (tinggiAir >= 20.0 && tinggiAir <= 27.0) {

digitalWrite(pompaIn, HIGH);

analogWrite(pompaOut, 255);

else {

digitalWrite(pompaIn, LOW);

analogWrite(pompaOut, 255);

Lampiran 4 Listing Program Aplikasi Delphi 7.0

unit Unit1;

interface

uses
38

Windows, Messages, SysUtils, Variants, Classes, Graphics, Controls,

Forms,

Dialogs, TeEngine, Series, TeeProcs, Chart, ExtCtrls, SUIForm,

SUIImagePanel, SUIButton, StdCtrls, SUIEdit, ComCtrls, Synaser,

Spin,comobj,ShellAPI,Math,

Grids;

type

TForm1 = class(TForm)

suiForm1: TsuiForm;

grafik: TChart;

Series2: TLineSeries;

Series3: TLineSeries;

suiImagePanel1: TsuiImagePanel;

Label1: TLabel;

Label3: TLabel;

Ecom: TsuiEdit;

Ebautrate: TsuiEdit;

btnconec: TsuiButton;

suiImagePanel2: TsuiImagePanel;

suiImagePanel3: TsuiImagePanel;

suiImagePanel4: TsuiImagePanel;

Timer1: TTimer;

ListBox1: TListBox;
39

Label2: TLabel;

Label4: TLabel;

Label5: TLabel;

ltgi: TLabel;

lvlm: TLabel;

ldbt: TLabel;

enmexel: TsuiEdit;

btexel: TsuiButton;

od: TOpenDialog;

Edit1: TEdit;

StringGrid1: TStringGrid;

Edit2: TEdit;

Edit3: TEdit;

Edit4: TEdit;

suiButton1: TsuiButton;

Series1: TLineSeries;

procedure btnconecClick(Sender: TObject);

procedure pisahkata;

procedure Timer1Timer(Sender: TObject);

procedure btexelClick(Sender: TObject);

procedure isistring;

procedure bkexcel;
40

procedure suiButton1Click(Sender: TObject);

procedure FormCreate(Sender: TObject);

private

{ Private declarations }

XlApp, XlBook, XlSheet, XlSheets, Range,chat : Variant; // Excel

WApp, Word : Variant;

public

{ Public declarations }

end;

var

Form1: TForm1;

implementation

{$R *.dfm}

var ser: TBlockSerial;

XLApp: OLEVariant;

path: variant;

x,y,d,k:integer;

//fungsi untuk ngecek angka

function StrIsReal(AString: string): Boolean;

var

j: Extended;
41

Code: Integer;

begin

Val(AString, j, Code);

Result := Code = 0;

end;

procedure Split

(const Delimiter: Char; // delimiter charachter

Input: string; // input string

const Strings: TStrings) ; // list of string result

begin

Assert(Assigned(Strings)) ;

Strings.Clear;

Strings.Delimiter := Delimiter;

Strings.DelimitedText := Input;

end;

procedure TForm1.pisahkata;

var

A: TStringList;

tgi,vlm,dbt:real;

i:integer;

begin

A := TStringList.Create;

try
42

Split(' ', edit1.Text, A) ;

if A.Count >=4then

begin

ltgi.Caption :=a[1]+' Cm';

edit2.Text:=a[1];

lvlm.Caption:=a[2]+' Lt';

edit3.Text:=a[2];

ldbt.Caption:=a[3]+' ml/sc';

edit4.Text:=a[3];

end;

finally

A.Free;

end;

if (StrIsReal(edit2.Text))and (StrIsReal(edit3.Text)) and

(StrIsReal(edit3.Text)) then

begin

tgi:=StrToFloat(edit2.Text);

vlm:=StrToFloat(edit3.Text);

dbt:=StrToFloat(edit4.Text);

grafik.Series[0].Add(tgi,'',clFuchsia);

grafik.Series[1].Add(vlm,'',clLime);

grafik.Series[2].Add(dbt,'',clYellow);

isistring;
43

end ;

end;

procedure TForm1.btnconecClick(Sender: TObject);

begin

begin

if BtnConec.Caption='&Connect' then

begin

ser:=TBlockSerial.Create;

ser.Connect(ecom.Text);

Application.ProcessMessages;

Ser.RTS:=False;

Timer1.Enabled:=True;

BtnConec.Caption:='&Disconnect';

end else

begin

BtnConec.Caption:='&Connect';

Timer1.Enabled:=false;

ser.CloseSocket;

bkexcel;

end ;

end;

end;
44

procedure TForm1.Timer1Timer(Sender: TObject);

var

s:shortstring;

begin

s:=ser.Recvstring(1);

IF Length(s)>1 then

begin

edit1.Text:=s;

ListBox1.Items.Add(s);

pisahkata;

end;

end;

procedure TForm1.btexelClick(Sender: TObject);

begin

od.Execute;

enmexel.Text:=od.FileName;

x:=1;

end;

procedure TForm1.isistring;

begin

inc(y);

stringgrid1.Cells[1,y] := Edit2.Text;

stringgrid1.Cells[0,y] := inttostr (y);


45

stringgrid1.Cells[2,y] := Edit3.Text ;

stringgrid1.Cells[3,y] := Edit4.Text ;

StringGrid1.RowCount:=StringGrid1.RowCount+1;

end;

procedure TForm1.bkexcel;

var k,l:integer;

begin

// buka excel

XlApp := CreateOleObject('Excel.Application');

// tambahkan workbook

XlBook := XlApp.WorkBooks.Add;

// tambahkan worksheet

XlSheet := XlBook.worksheets.add;

//cetak header field dari dbgrid

for k:=1 to StringGrid1.RowCount do

begin

for l:=1 to StringGrid1.ColCount do

begin

XlSheet.cells[k,l].value:=StringGrid1.Cells[l-1,k-1] ;

end;

end;

XlApp.visible:=true;

end;
46

procedure TForm1.suiButton1Click(Sender: TObject);

begin

btnconec.Click;

close;

end;

procedure TForm1.FormCreate(Sender: TObject);

begin

stringgrid1.ColCount := 4;

stringgrid1.Cells[0,0] := 'No.';

stringgrid1.Cells[1,0] := 'Tinggi (CM)';

stringgrid1.Cells[2,0] := 'Volume (Lt)';

stringgrid1.Cells[3,0] := 'Debit (ml/sc)';

y := 0;

end;

end.
52

Anda mungkin juga menyukai