KATARAK SENILIS
Oleh
0818011057
Preceptor:
KEPANITERAAN KLINIK
DESEMBER 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat
kedua-duanya. Katarak senil adalah kekeruhan lensa dengan nukleus yang
mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari 60
tahun.2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk memenuhi tugas
kepanitraan klinik dokter muda di RSUD Jenderal Ahmad Yani, kota Metro.
2
BAB II
CASE REPORT
3
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit seperti ini. Riwayat
keluarga dengan kencing manis dan darah tinggi disangkal pasien.
Status Present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 180/90 mmHg
Nadi : 68 x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Status Generalis
Kepala
Bentuk : normochepal
Mata : lihat status oftalmologi
Hidung : tidak ada kelainan
Telinga : tidak ada kelainan
Mulut : tidak ada kelainan
4
Status Oftamologi
1.5 Penatalaksanaan
Medikamentosa
Thiazid : Hidroklorthiazid 2x12,5 mg
5
ACEI : Captopril 2 x 12,5 mg
Non-medikamentosa
Edukasi : menggunakan kaca mata hitam
mengurangi konsumsi garam, maksimal 2 gr/hari
Operasi : konsul dokter Sp.M
1.6 Anjuran
Pemeriksaan Slit lamp
Pemeriksaan Funduskopi
Pemeriksaan Tonometri
Pemeriksaan lab : Darah lengkap, GDS, CT, BT
1.7 Prognosis
Quo ad Vitam : ad Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad Bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Mata
6
Gambar 1. Potongan melintang bola mata4
7
ujung ke ujung berbentuk ( Y ) bila dilihat dengan slitlamp. Bentuk ( Y ) ini tegak
di anterior dan terbalik di posterior. Lensa ditahan ditempatnya oleh ligamen yang
dikenal zonula zinii, yang tersusun dari banyak fibril dari permukaan korpus
siliaris dan menyisip ke dalam ekuator lensa.2
Lensa terdiri atas 65% air dan 35% protein (kandungan tertinggi diantara
jaringan-jaringan tubuh), dan sedikit sekali mineral yang biasa berada di dalam
jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada
dikebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk
teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau saraf di
lensa.
8
berlangsung perlahan-perlahan sampai dewasa dan setelah ini proses bertambah
cepat, dimana nukleus menjadi besar dan korteks bertambah tipis. Pada orang tua
lensa lebih besar, lebih gepeng, warnanya kekuningan, kurang jernih dan tampak
seperti gray reflek atau senil reflek, yang sering disangka katarak. Karna
proses sklerosis ini lensa menjadi kurang elastis dan daya akomodasinya
berkurang. Keadaan ini disebut presbiopia, dimana pada orang Indonesia dimulai
pada usia 40 tahun.6
Pemeriksaan Lensa
Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (sodium dan
kalium). Kedua kation berasal dari humor aqueus dan vitreus. Kadar kalium
dibagian anterior lensa lebih tinggi dibandingkan posterior, sedangkan kadar
Natrium lebih tinggi dibagian posterior lensa. Ion kalium bergerak ke bagian
posterior dan keluar ke humor aqueus, dari luar ion natrium masuk secara difusi
bergerak ke bagian anterior untuk menggantikan ion kalium dan keluar melalui
pompa aktif Na-K ATPase, sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan didalam
oleh Ca-ATPase.2
Metabolisme lensa melalui glikolisis anaerob (95%) dan HMP-shunt (5%). Jalur
HMP-shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga
untuk aktivitas glutation reduktase dan aldose reduktase. Aldose reduktase adalah
enzim yang merubah glukosa menjadi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi
fruktosa oleh enzim sorbitol dehidrogenase.2
C. Definisi Katarak
9
penyakit lain, infeksi maternal, herediter, penyakit metabolik (diabetes mellitus),
dan infeksi yang biasanya didapatkan karena trauma pada mata.2
D. Etiologi
Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya usia
seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas.
Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus
pada saat hamil muda. 2
Penyebab katarak lainnya meliputi:1,3,5
E. Gejala Klinis
F. Pembagian Katarak
10
1. Katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di bawah 1 tahun.
2. Katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun dan di bawah
40 tahun.
3. Katarak presenil, katarak sesudah usia 30 - 40 tahun.
4. Katarak senil, katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.2
G. Katarak Senilis
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut,
yaitu usia di atas 50 tahun kadang-kadang pada usia 40 tahun. Perubahan yang
tampak ialah bertambah tebalnya nukleus dengan berkembangnya lapisan korteks
lensa. Secara klinis, proses ketuaan lensa sudah tampak sejak terjadi pengurangan
kekuatan akomodasi lensa akibat mulai terjadinya sklerosis lensa yang timbul
pada usia dekade 4 dalam bentuk keluhan presbiopia.4
1. Stadium insipient
Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk gerigi
dengan dasar di perifer dan daerah jernih diantaranya. Kekeruhan biasanya
terletak di korteks anterior atau posterior. Kekeruhan ini pada permulaan
hanya tampak bila pupil dilebarkan. Bila dilakukan tes bayangan iris (shadow
test) akan negatif. 3,6
2. Stadium imatur
Pada stadium yang lebih lanjut ini maka akan terjadi kekeruhan yang lebih
tebal tetapi tidak atau belum mengenai seluruh lensa sehingga masih terdapat
bagian-bagian jernih pada lensa. Pada stadium ini terjadi hidrasi korteks yang
mengakibatkan lensa menjadi bertambah cembung. Pencembungan lensa ini
akan memberikan perubahan indeks refraksi dimana mata akan menjadi
miopia. Kecembungan ini akan mengakibatkan pendorongan iris ke depan
sehingga bilik mata depan dan sudut bilik mata depan akan lebih sempit. Pada
stadium ini akan mudah terjadi glaucoma sebagai penyulit. Stadium imatur
11
dimana terjadi pencembungan lensa akibat menyerap air disebut stadium
intumesent. Shadow test pada keadaan ini positif. 3,6
3. Stadium matur
Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi pengeluaran air
bersama-sama hasil desintegritas melalui kapsul. Di dalam stadium ini lensa
akan berukuran normal kembali. Sehingga iris tidak terdorong ke depan dan
bilik mata depan akan mempunyai kedalaman normal kembali. Kadang pada
stadium ini terlihat lensa berwarna sangat putih akibat perkapuran menyeluruh
karena deposit kalsium. Bila dilakukan tes bayangan iris akan terlihat
negatif.3,6
4. Stadium hipermatur
Merupakan proses degenerasi lanjut lensa sehingga korteks lensa mencair dan
dapat keluar melalui kapsul lensa. Lensa mengeriput dan berwarna kuning.
Akibat pengeriputan lensa dan mencairnya korteks nucleus lensa tenggelam
ke arah bawah (katarak Morgagni). Lensa yang mengecil akan mengakibatkan
bilik mata menjadi dalam. Shadow test memberi gambaran pseudopositip.
Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat timbul penyulit
berupa uveitis fakotoksik atau glaucoma fakolitik. 3,6
12
Penyulit - Glaukoma - Uveitis +
Glaukoma
Gambar 3.
Katarak
insipien (kiri), katarak imatur (kanan)
H. Pemeriksaan Katarak
I. Komplikasi Katarak
13
Komplikasi katarak antara lain3:
1. Glaukoma
2. Uveitis
3. Dislokasi Lensa
J. Penatalaksanaan
Tidak ada obat-obatan yang dapat menyembuhkan katarak. Katarak hanya dapat
disembuhkan dengan pembedahan. Ada dua teknik pembedahan katarak, yaitu2:
1. Intra-Capsular Cataract Extraction (ICCE)
Pengambilan lensa dilakukan secara in toto sebagai satu potongan utuh,
dimana nukleus dan korteks diangkat didalam kapsul lensa dengan
menyisakan vitreus dan membrana Hyaloidea. Kapsula posterior juga
diangkat sehingga IOL (intra ocular lens) tidak dapat diletakkan di bilik mata
posterior. IOL dapat diletakkan di bilik mata anterior dengan risiko infeksi
kornea. Selain itu tidak ada lagi batasan antara segmen anterior dan posterior
yang dapat meningkatkan kemungkinan komplikasi lainnya seperti vitreus
loss, cystoid macular edema, dan endophtalmitis. Teknik ini digunakan dalam
kasus tertentu antara lain bila terjadi subluksasio lensa atau dislokasi lensa. 4
14
Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik pembedahan kecil. Teknik ini dipandang lebih
15
Terdapat beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah pembedahan.
K. Prognosis
16
L. Pencegahan
BAB IV
DISKUSI KASUS
Pada laporan kasus ini, laki-laki usia 68 tahun, pekerjaan petani, datang dengan
keluhan penglihatan mata kiri kabur (seperti melihat di belakang asap) disertai
dengan silau jika melihat cahaya. Pasien mengaku tidak ada riwayat trauma pada
mata. Pada pemeriksaan fisik mata didapatkan bahwa lensa mata kiri mengalami
kekeruhan merata dan lensa mata kanan mengalami kekeruhan sebagian, refleks pupil
positif. Dari gejala yang timbul tersebut, diagnosis mengarah ke katarak senilis matur
okuli sinistra dan katarak senilis imatur okuli dextra.
Normalnya lensa merupakan struktur yang bening dan transparan. 4 Pada pasien
penglihatan kabur (seperti melihat di belakang asap) disebabkan oleh karena adanya
kekeruhan pada lensa yang menyebabkan terganggunya refraksi mata. Mata tidak
17
dapat melewati media refraksi secara normal karena terhalang oleh lensa yang
mengeruh. Kekeruhan lensa juga menyebabkan terjadinya pembiasan yang tidak
teratur sehingga pasien akan mengeluhkan silau jika melihat cahaya.
Pada pemeriksaan visus didapatkan VOD: 6/20 dan VOS: 1/300. Pada mata kiri,
pasien hanya dapat melihat gerakan tangan pada jarak 1 meter. Pada mata kanan,
pasien dapat melihat huruf pada jarak 6 meter yang seharusnya dapat dilihat pada
jarak 20 meter pada mata orang normal, hal ini disebabkan karena kekeruhan pada
lensa. Penyakit katarak pada pasien ini dapat diduga disebabkan karena proses
degeneratif.
Pada pasien ini diberikan hidroklorthiazid dan captopril serta pembatasan konsumsi
garam untuk mengontrol tekanan darahnya. Sedangkan terapi untuk katarak yaitu
pembedahan. Pembedahan (EKIK, EKEK, Fakoemulsifikasi) serta mengganti lensa
dengan menggunakan IOL, kacamata afakia maupun dapat berupa softlens.
Pembedahan dilakukan pada katarak matur untuk mencegah berlanjutnya katarak ke
tahap hipermatur yang dapat menimbulkan komplikasi glaukoma fakolitik dan
uveitis fakotoksik. Sedangkan pada katarak imatur, tindakan operatif dapat ditunda
sampai katarak menjadi matur mengingat komplikasinya yaitu glaukoma sekunder.
Untuk mengurangi silau, os dapat menggunakan kaca mata hitam.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
6. Zuhri A., 2008. FK UGM Gelar Operasi Gratis Katarak. Diunduh dari
http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=160711.
(Diakses 8 Oktober 2012).
20