i
PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR ON THE JOB LEARNING (OJL)
PENYIAPAN KEPALA SEKOLAH
KOTA BAUBAUPROVINSI JAWA BARAT
Disusun oleh:
Disahkan
Di :
Tanggal :
Pembina Utama .........
NIP
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,segala puji bagi Allah SWT. Berkat curahan rahmat dan kasih
sayang-Nya,sehingga laporan akhir kegiatan On The Job Learning (OJL) pada Pendidikan
dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah yang berjudul: Upaya Peningkatan Kepemimpinan
Diri dan Kemampuan Guru Dalam Pemanfaatan IT Sebagai Media Pembelajaran
Melalui Workshop Tersupervisiini dapat diselesaikan dengan baik.
Laporan ini berisikan pelaksanaan tentang rencana tindak kepemimpinan peserta
diklat Calon Kepala Sekolah,supervisi guru yunior dan bagaimana guru menyusun
perangkat pembelajaran. Dalam laporan ini juga dijelaskan kondisi obyektif di SDN
Paligimata sebagai tempat magang 1 dan SDN Wantiro1 sebagai tempat magang 2 yang
sudah ditentukan oleh Dinas Pendidikan Kota Baubau.
Di SDN Paligimatadan di SDN Wantiro1 penulis mengkaji 8 Standar Nasional
Pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Penulis menemukan kesenjangan dalam pelaksanaannya, namun
penulis berusaha memberikan sumbangan pemikiran bagaimana alternatif pemecahannya.
Upaya meningkatkan AKPK di SDN Paligimata, penulis melakukan supervisi
yang berhubungan dengan peningkatan supervisi. Hal ini dilakukan sesuai dengan nilai
terendah dari AKPK tentang kompetensi Supervisi.
Proses penyusunan hingga penyelesaian laporan ini ,merupakan pengalaman
perjalanan dan pelajaran yang sangat berharga bagi penulis untuk dijadikan bekal nanti
jika penulis diamanati sebagai kepala sekolah. Laporan ini selesai berkat bimbingan dari
berbagai pihak khususnya Bapak dan Ibu Master Trainer (MT) pendamping kegiatan
diklat. Laporan kegiatan On The Job Learning (OJL) ini dapat terselesaikan dengan tepat
waktu oleh karena selain ridha Allah S.W.T, juga karena bantuan dari berbagai pihak .
Untuk itu penulis merasa terpanggil menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus
kepada:
1. Prof. Dr Siswandari . M Stat, selaku kepala LPPKS Indonesia Karang Anyar Solo
Jawa Tengah.
2. Drs. H. Masri,M.Pd, selaku Kepala Dinas Pendidikan Kota Baubau
3. Drs. I Nyoman RudiKurniawan, MT selaku penanggung jawab Diklat Calon Kepala
Sekolah.
iii
4. Drs.La Ode Mane Mbeu, M.Pd selaku Master Training / Nara Sumber / Fasilitator
Diklat Calon Kepala Sekolah.
5. H.Gunaro,S.Pd.I , selaku Kepala Sekolah SDN Paligimata.
6. Hj.Sudarmi, SP.d, selaku Kepala Sekolah SDN Wantiro I.
7. Sri Sudarmiyanti Guru SDN Paligimata yang bersedia diobservasi oleh calon kepala
sekolah.
8. Segenap tenaga pendidik dan tenaga kependidikan SDN Paligimata.
9. SDN Wantiro I. yang telah banyak membantu memberikan data dan informasi kepada
penulis dalam melaksanakan kajian kajian dan rencana pelaksanaan tindak
kepemimpinancalon kepala sekolah.
10. Teman - teman peserta diklat Cakep Kota Baubau atas kerjasama yang baik dan
sumbangsih pemikirannya selama Diklat.
11. Suami ( alm ) dan anak anak serta semua keluarga tercinta, yang telah mendukung
dan memberikan motivasi untuk kelancaran penulisan laporan ini.
Semoga laporan kegiatan OJL ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dunia
pendidikan dan semoga segala bantuan, pengorbanan dan dorongan yang diberikan oleh
berbagai pihak, mendapat balasan dari ALLAH SWT, Amin.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ............................................................................................................ i
Halaman Pengesahan ................................................................................................. ii
Kata Pengantar ........................................................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................................... iv
Daftar Tabel ............................................................................................................... vi
Daftar Gambar ........................................................................................................... viii
Daftar Lampiran ......................................................................................................... Xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................. 4
C. Hasil yang Diharapkan..................................................................... 5
v
D. Pengkajian Aspek Managerial ........................................................ 53
1. Rencana Kerja Sekolah ............................................................ 53
2. Pengelolaan Keuangan Sampah ............................................... 55
3. Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan .................... 59
4. Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah ........................................ 65
5. Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah .................................... 67
6. Pengelolaan Kurikulum ............................................................ 74
7. Pengelolaan Peserta Didik ........................................................ 77
8. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran .................................... 85
9. Monitoring dan Evaluasi .......................................................... 90
E. Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK
yang Kurang di Sekolah Kedua ............................................... 93
1. Persiapan .......................................................................... 93
2. Pelaksanaan ...................................................................... 93
3. Hasil ................................................................................. 93
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 95
B. Saran-saran ...................................................................................... 95
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
Tabel 3.16 Kualifikasi Pendidik Tenaga Kependidikan SD Negeri
Paligimata.. .......... 189
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 3.1 Grafik Keterampilan Pembuatan Power pointpada Guru-guru
SD Negeri Paligimata dampingan .... 57
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Matrik Rencana Tindak Lanjut (RTL).isi halmn
2. Jadwal Rencana Tindak Lanjut (RTL)isi halmn
3. Matrik Rencana Tindak Kepemimpinan (RTK)dst..
4. Jurnal Kegiatan OJL di SD Negeri Paligimata dan SD Negeri Wantiro I
5. Lampiran Rencana Tindak Kepemimpinan
a. Daftar Hadir Pendampingan Siklus I
b. Rekapitulasi Penilaian Diri Awal Pendampingan
c. Rekapitulasi Penilaian Diri Akhir Siklus I
d. Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Membuat Power point Melalui
Pendampingan Siklus I
e. Rekapitulasi Penilaian Tindak Kepemimpinan pada Siklus I
6. Lampiran Rencana Tindak Kepemimpinan
a. Daftar Hadir Pendampingan Siklus II
b. Rekapitulasi Penilaian Diri Akhir Siklus II
c. Rekapitulasi Penilaian Keterampilan Membuat Power Point Melalui
Pendampingan Siklus II
d. Rekapitulasi Penilaian Tindak Kepemimpinan pada Siklus II
7. Lampiran Supervisi Guru Kelas III Tahap 1
a. SK Kepala Sekolah Tentang Penugasan untuk melakukan Supervisi
Pembelajaran
b. Penilain Silabus
c. Penilaian RPP
d. Penilaian Observasi Kelas
e. Silabus dan RPP (Sri Sudarmiyanti )
8. Lampiran Supervisi Guru Kelas III Tahap 2
a. Penilain Silabus
b. Penilaian RPP
c. Penilaian Observasi Kelas
d. Silabus dan RPP ( Sri Sudarmiyanti)
9. Pengkajian Rencana Kerja Sekolah di SD Negeri Paligimata
10. Pengkajian Pengelolaan keuangan Sekolah di SD Negeri Paligimata
x
11. Pengkajian Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Pendidik di SD Negeri Paligimata
12. Pengkajian Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah di SD Negeri Paligimata
13. Pengkajian Pengelolaan Sarana Dan Prasaranad di SD Negeri Paligimata
14. Pengkajian Pengelolaan Kurikulum di SD Negeri Paligimata
15. Pengkajian Peserta Didik di SD Negeri Paligimata
16. Pengkajian Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran di SD Negeri Sindangsar
17. Pengkajian Monitoring dan Evaluasi di SD Negeri Paligimata
18. Pengkajian Rencana Kerja Sekolah di SD Negeri Wantiro I
19. Pengkajian Pengelolaan keuangan Sekolah di SD Negeri Wantiro I
20. Pengkajian Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Pendidik di SDN. Wantiro I
21. Pengkajian Pengelolaan Ketatausahaan Sekolah di SDN. Wantiro I
22. Pengkajian Pengelolaan Sarana Dan Prasaranad di SDN.Wantiro I
23. Pengkajian Pengelolaan Kurikulum di SD Negeri Wantiro I
24. Pengkajian Peserta Didik di SDN. Wantiro I
25. Pengkajian Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran di SDN.Wantiro I
26. Pengkajian Monitoring dan Evaluasi di SDN.Wantiro I
27. Peningkatan Kompetensi berdasarkan AKPK
28. Dokumentasi
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia memang masih tergolong
rendah jika dibandingkan dengan kualitas sumber daya manusia Negara tetangga
seperti Singapura dan Malasia. Pemerintah menyadari hal tsb sehingga terus
melakukan upaya untuk memperbaikinya secara bertahap dan berkesinambungan.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia, adalah dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 13 tahun 2007 tentang kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala
sekolah yang meliputi: dimensi kompetensi kepribadian, dimensi kompetensi
manajerial, dimensi kompetensi kewirausahaan, dimensi kompetensi supervisi dan
dimensi kompetensi sosial. Hal ini menunjukkan bahwa untuk memperbaiki kualitas
sumber daya manusia pendidikan khususnya dan sumber daya manusia bangsa
Indonesia pada umumnya, harus dimulai dari sekolah dan lebih khusus lagi pada
kepala sekolah atau mereka yang akan mendapat amanat sebagai kepala sekolah yang
berperan sebagai pemimpin dan manajer sekaligus.
Pemerintah juga mengeluarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
28 Tahun 2010 tentang penugasan guru sebagai kepala sekolah / Madrasah yang
mulai diberlakukan di seluruh Indonesia sejak tahun 2011 meskipun belum
sepenuhnya efektif. Peraturan ini mengamanatkan bahwa pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten / kota atau penyelenggara sekolah /
madrasah wajib melaksanakan program penyiapan calon kepala sekolah / madrasah
yang dimulai dengan seleksi administrasi, seleksi akademik, diklat in service learning
1, on the job learning, in service learning 2 hingga keluar Nomor Unik Kepala
Sekolah yang disingkat NUKS.Langkah seperti ini sangatlah strategis sebab generasi
emas dan sumber daya manusia yang unggul hanya bisa lahir dari para pemimpin
yang siap dan dipersiapkan secara baik dan benar. Karena itulah maka pnyiapan calon
kepala sekolah menjadi sesuatu yang sangat urgen dan tidak dapat ditawar tawar.
Terkait dengan pengimplementasikan permendiknas tersebut, Kementerian
Pendidkan dan Kebudayaan melalui Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan
Kepala Sekolah ( LPPCKS ) bekerja sama dengan pemerintah Kota Baubau
12
melakukan kegiatan menyiapancalon kepala sekolah. Bahan pembelajarannya sesuai
dengan materi standar yang dibutuhkan oleh calon kepala sekolah. Calon kepala
sekolah diwajibkan untuk mengikuti pendidikan dan latihan yang berupa in service
learning 1 dengan pola 70 jam pelajaran , on the job learning dengan pola 200 jam
pelajaran dan in service learning 2 dengan pola 30 jam pelajaran. Kegatan tsb
dikenal dengan istilah IN ON IN. Calon kepala sekolah diwajibkan untuk magang
di sekolah sendiri dan sekolah lain yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan setempat yang lebih dikenal dengan sekolah magang 1 (sekolah sendiri)
dan sekolah magang 2 (sekolah lain yang sejenjang).
Melalui kegiatan On the Job Learning (OJL) diharapkan calon kepala sekolah
memahami permasalahan yang ada di sekolah dengan menumbuh kembangkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada dimensi kompetensi kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial, dengan berakhirnya kegiatan OJL
diwajibkan untuk membuat laporan.
B. Tujuan
Tujuan kegiatanOn the Job Learning (OJL) adalah memfasilitasi calon kepala
sekolah untuk berlatih mengimplementasikan seluruh pengetahuan yang telah
didapatkan pada in service learning 1, sehingga peserta tidak hanya memiliki
pemahaman secara teori saja tetapi juga dapat meningkatkan kompetensinya baik
kepribadian, sosial, kewirausahaan, manajerial maupun supervisi di samping hal-hal
yang terkait dengan kajian terhadap 9 aspek manajerial.
13
Pendidikan Kota Baubau. Terkait dengan kegiatan OJLini, penulis mendapat tugas di
SD NegeriPaligimata selama 150 JP dan di SD Negeri1 Wantiroselama 50 JP.
Unsur yang terlibat dalam kegiatan On The Job Learning(OJL) diklat calon
kepala sekolah ini adalah :1. Dinas pendidikan Kota Baubau terkait;2. Lembaga
penyelenggara diklat(LPPKS); 3. Master trainer; Penanggungjawab akademik diklat
calon kepala sekolah; 4. Pengawas sekolah; 5. Kepala Sekolah mentor 1 dan 2;6.
Calon kepala sekolah; 7. Guru junior dan guru guru yang lain.
Program kegiatan yang dilakukan calon kepala sekolah sekaligus penulis pada
on the job learning calon kepala sekolah, baik di sekolah sendiri maupun di sekolah
mgang 2, adalah sebagai berikut
ALOKASI WAKTU
KEGIATAN DAN JENIS TAGIHAN SDN
NO SDN
PADA OJL WANTIR JUMLAH
PALIGIMATA
O1
1 Rencana Tindak Kepemimpinan 40 40
2 Observasi pembelajaran guru junior 20 20
3 Penyusunan perangkat pembelajaran 40 40
4 Tugas mandiri/Kajian
4.1 Mengkaji RKS 8 4 12
4.2 Mengkaji pengelolaan kurikulum 8 4 12
Mengkaji pengelolaan Pendidik
4.3 4 2 6
dan tenaga kependidikan
4.4 Mengkaji Pengelolaan Sarpras 4 2 6
Mengkaji pengelolaan peserta
4.5 4 2 6
didik
4.6 Mengkaji pengelolaan keuangan 4 2 6
Mengkaji pengelolaan tenaga
4.7 4 2 6
Administrasi
14
4.8 Mengkaji TIK dalam pembelajaran 2 1 3
Mengkaji pelaksanaan Monitoring
4.9 2 1 3
dan Evaluasi
Upaya peningkatan kompetensi di sekolah
5 - 20 20
magang berdasarkan hasil AKPK
6 Penyusunan portofolio 10 10 10
Jumlah 150 JP 50 JP 200 JP
15
Pengkajian minimal mencakup aspek kondisi ideal, kondisi nyata yang terjadi
di sekolah kemudian menemukan kesenjangan dan mencari alternatif solusi
pemecahannya. Hasil kajian kemudian dikonfirmasikan pada sekolah magang.
Upaya peningkatan kompetensi berbasis AKPK di sekolah lain adalah kegiatan calon
kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensinya berdasarkan kebutuhan individu
dengan belajar dari kepala sekolah mentor.
Penyusunan portofolio sebagai laporan hasil OJL dilengkapi bahan presentasi.
Presentasi dilakukan melalui penyajian bahan tayang laporan dalam bentukPower
Pointyang diestimasikan 15-30 menit per peserta dan dilaksanakan pada saat diklat
In- Service Learning 2.
Ada empat tahapan pada pelaksanaan On The Job Learning, yaitu:
1. Penyusunan rencana tindak kepemimpinan, yang penyusunannnya dilakukan
pada akhir pelatihan In Service Learning 1 dibawah bimbingan Master
Trainer/narasumber.
2. Implementasi rencana tindak kepemimpinan di sekolah magang pertama, yaitu
SD Negeri Paligimata di bawah bimbingan Master Trainer/narasumber yang
ditunjuk oleh LPPKS .
3. Pendampingan terhadap calon kepala sekolah pada saat On The Job Learning
dilakukan sebanyak 3 kali.
4. Penyusunan laporan implementasi tindak kepemimpinan, kajian manajerial
sekolah, dan upaya peningkatan kompetensi calon kepala sekolah berdasarkan
hasil AKPK di sekolah magang kedua. Adapun tahap kegiatannya sebagai
berikut :
16
TAHAP URAIAN KEGIATAN
Pelaksanaan 1 Membangun komitmen di sekolah masing-masing dan di sekolah
Program magang dengan menerapkan strategi 4 M (mempengaruhi,
menggerakkan, mengembangkan, dan memberdayakan)
2 Mencermati best practice yang dilakukan kepala sekolah (jika ada).
3 Pelaksanaan RTK di SD Negeri Sidangsari
4 Observasi guru junior di SD Negeri Sidangsari
5 Penyusunan perangkat pembelajaran
Melaksanakan kajian-kajjian/tugas mandiri di SD Negeri Sidangsari
6
dan SD Negeri Wantiro 1
Upaya peningkatan kompetensi di SD Negeri Wantiro 1 berdasarkan
7
hasil AKPK
8 Refleksi
Penyusunan
9 Penyusunan portofolio
Laporan
17
Pada akhir kegiatan On-the Job Learning (OJL) kepala sekolah mentor
memberikan penilaian sikap kepada peserta diklat yang melaksanakan OJL di
sekolahnya. Hasil penilaian disampaikan dalam amplop tertutup dan diserahkan
kepada lembaga penyelenggara diklat pada saat diklat In-Service Learning 2.
Penilaian dilakukan oleh kepala sekolah mentor dengan menggunakan instrumen
penilaian yang telah ditetapkan dalam petunjuk teknis penilaian. Di samping itu,
penilaian proses pelaksanaan program OJL juga dilakukan oleh master trainer terkait
dengan:
1. kegiatan pembelajaran sebagai pemimpin melalui praktik langsung di sekolah
berupa paradigma, pendekatan dan teknik kepemimpinan.
2. pelaksanakan Rencana Tindakan Kepemimpinan yang telah disusun pada waktu
in service learning 1.
3. pelaksanakan penugasan dari materi in service learning 1.
18
BAB II
KONDISI NYATA SEKOLAH MAGANG
19
Lingkungan Hidup.Untuk mewujudkan hal itu SD Negeri Paligimata mengelola
sekolah dengan berpedoman pada Visi dan Misi Sekolah.
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
2.1. Visi SD Negeri Paligimata
Visi SDN Kecamatan Baubau Utara Kota Baubau yaitu Terwujudnya
Sekolah Dasar yang Unggul dalam Prestasi, Imtak,Iptek, dan Berwawasan
Lingkungan Sekolah Sehat
2.2. Misi SD Negeri Paligimata
Membentuk Generasi yang beriman , Cerdas , Kreatif , Inovatif, dan Peduli
terhadap Lingkungan
2.3. Tujuan SD Negeri Paligimata
1) Meningkatkan Keimanan dan Ketakwaan
2) Meningkatkan Profesionalisme Guru
3) Meningkatkan Disiplin warga Sekolah
4) Meningkatkan Proses Belajar Mengajar
5) Mengembangkan bakat dan Kreatifitas siswa
6) Mewujudkan Sekolah bersih dan Sehat
1. Standar Isi
Sekolah Dasar NegeriPaligimata sudah memiliki kurikulum sendiri yang
penyusunan struktur kurikulum kelas I s/d VI didasarkan atas standar isi yang
telah ditetapkan dalam Permendikbud No 69 Tahun 2013 tentang Kerangka
Dasar dan struktur Kurikulum SD, serta Permendikbud No 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan, sedangkan untuk kelas VI didasarkan
atas standar isi yang telah ditetapkan dalam Permendiknas No 22 tahun 2006 dan
Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Permendiknas No. 23 tahun 2006 serta standar kompetensi mata pelajaran yang
telah ditetapkan oleh BSNP.
Struktur kurikulum SD meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan
Kelas VI. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap
20
satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum.
Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan
pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Namun Sekolah belum melakukan review untuk setiap tahunnya
Sekolah dan tetapi sekolah memperhatikan keterbatasan sarana belajar serta
minat peserta didik, menetapkan pengelolaan kelas sebagai berikut :
a. Peserta didik mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang telah
diprogramkan dalam struktur kurikulum.
b. Rombongan belajar berjumlah 20 (dua puluh) rombongan,kelas I dan
kelas II masing-masing dua rombongan masuk pagi pada pukul 07.00 s/d
09.30,untuk yang rombongan ke dua masuk pukul 09.30 s/d pukul 12.15
,untuk kelas III,V,VI masuk pukul 07.00 s/d 12.10 .
Adapun struktur kurikulum yang dimiliki oleh SD Negeri Paligimata,
Kurikulum Kelas I s/d VI terdiri atas 10 mata pelajaran . Program pengembangan
diri (dikembangkan lewat ekstrakurikuler wajib yaitu Pramuka dan ekstrakurikuler
pilihan ).
Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana
tertera dalam struktur kurikulum (Penambahan jam disesuaikan kebutuhan), alokasi
waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit, jumlah beban pelajaran kelas I dan
kelas II 34 jam per minggu, kls III, IV,V,VI, 39 jam per minggupelajaran diluar
Pengembangan Diri
2. Standar Proses
21
Kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam silabus sudah dalam bentuk
tatap muka (TM), penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
(KMTT).
22
menggambarkan adanya peningkatan pencapaian kompetensi siswa artinya siswa
sudah memperlihatkan kemajuan yang lebih baik dalam mencapai target yang
ditetapkan SKL.
Jumlah guru kelas 18 orang,guru olah raga 3 orang, guru agama 2 orang,
Pembina pramuka putra 1 orang, Pembina putri 1 orang, tenaga administrasi
sekolah 2 orang, Penjaga Sekolah 2 orang. Petugas Kebersihan 1 orang,Satpam 1
orang.Guru Ekstrakurikuler 8 0rang,Guru yang sudah berkualifikasi minimal S1
sebanyak 23 orang.
Permasalahan guru di SD Negeri adaPaligimata belum semua mahir
menggunakan media pembelajaran berbasis TIK,baru beberapa orang yang mahir
menggunakan komputer.
23
Ruang guru berukuran (8 7) m2 memuat 20 pasang meja dan kursi guru,1
papan white board,1 lemari buku, 1 TV, 1 buah jam dinding,foto presiden,wakil
presiden,gambar garuda,dispenser,1 kulkas, 1 Loker .
Ruang kepala sekolah bersatu dengan 2 ruang Tata Usaha,di ruang Kepala
Sekolah terdapat 5 lemari buku dan piala, 1meja dan kursi kepala sekolah.
Sarana dan prasana sekolah lainnya adalah musola lengkap dengan alat
shalat,perpustakaan , kantin, gudang, 6 jamban siswa, 1 jamban guru, 1 rumah
dinas Penjaga Sekolah, 1 ruang dapur, ruang kesenian dilengkapi alat alat
kesenian seperti 5 set Angklung, 12 kecapi, 1 set degung ,1 keyboard, 2 piano, 1set
rebana dll.
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan
24
Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah berupa
dana BOS APBN,pendamping BOS dari pemerintah kota Baubau,Sumbangan dari
Orang Tua.Penyusunan rencana keuangan sekolah belum sepenuhnya dilakukan
secara transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya ditujukan
kepada pemerintah sebagai pemberi dana.
Guru kelas dan guru mata pelajaran sudah menyusun perencanaan penilaian
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. KKM yang telah ditetapkan
oleh masing-masing guru kelas dan guru mata pelajaran diinformasikan oleh sebagian
guru kepada siswa diawal pertemuan tatap muka dan sebagiannya menginformasikan
KKM sebelum pelaksanaan setiap ulangan harian.
25
a. Mengembangkan budi pekerti yang luhur
b. Membiasakan dengan sesama bersikap dan berperilaku sopan santun serta
tanggung jawab.
c. Memberi pengetahuan dan keterampilan dasar sebagai bekal ke jenjang
pendidikan berikutnya.
d. Membimbing dan melatih siswa secara berkala agar terampil dan mandiri.
3. Tujuan SD Negeri Wantiro I
a. Menjadi kawan warga sekolah berperilaku sesuai ajaran agama yang
dianutnya.
b. Menjadikan anak didik yang berbudi dan berperilaku positif.
c. Mengembangkan sikap dan kemampuan anak berdikari dan penuh rasa
tanggung jawab.
d. Meningkatkan kemampuan dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebuh tinggi.
e. Meningkatkan peran serta orang tua dan stakeholder untuk berpartisipasi
aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengadaan sarana prasarana.
Kinerja SD Negeri Wantiro I pencapaian delapan standar pendidikan dapat diuraikan
sebagai berikut.
1. Standar Isi
Alokasi waktu 1 jam pelajaran 35 menit, dengan beban belajar pada kelas
I dan II 36 jam pelajaran (termasuk jam tambahan masing-masing 2 jam
pelajaran).
Alokasi waktu satu jam pelajaran 35 menit, dengan beban belajar 41 jam
perminggu untuk kelas III,IV,V,VI.
26
mengikuti ulangan perbaikan. Pembelajaran remedial dan pengayaan
dilaksanakan diluar jam pelajaran.Hal ini dilakukan untuk memastikan
tercapainya pelayanan kepada siswa yang memerlukan penjelasan ulang tentang
kompetensi yang belum dikuasai ataupun yang ingin dikembangkan.
2. Standar Proses
27
Jumlah buku paket sudah sesuai dengan jumlah siswa, pengadaan buku
paket yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat ataupun daerah.
28
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan
29
Sumber keuangan sekolah masih tergantung pada bantuan pemerintah
berupa dana BOS APBN dan dana pendidikan dari pemerintah Kota Baubau.
Sekolah belum mampu untuk mencari sumber keuangan lain misalnya dengan
membangun kerja sama yang saling menguntungkan dengan dunia usaha dan
industri.Penyusunan rencana keuangan sekolah belum dilakukan secara
transparan, efisien dan akuntabel. Laporan keuangan sekolah hanya ditujukan
kepada pemerintah sebagai pemberi dana.
30
BAB III
PELAKSANAAN RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
31
1. Siklus Pertama
a. Persiapan Tindakan Siklus I
Pada tahap rancangan tindakan siklus I, dilakukan penyusunan program
kerja dan instrumen-instrumen yang digunakan pada tahap pelaksanaan
siklus I. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan
adalah sebagai berikut:
1) Mengadakan sosialisasi pada guru-guru tentang media pembelajaran
berbasis TIK tentang pembuatan power point.
2) Menyusun TIM pelaksana kegiatan pelatihan tentang media pelajaran
berbasis TIK pembuatan power point.
3) Untuk mengefektifkan pelaksanaan pendampingan, penulis menyusun
jadwal pendampingan
4) Menyusun Instrumen Penilaian diri untuk guru-guru dalam pemahaman
pembuatan power point
5) Berkoordinasi aktif dengan kepala sekolah tentang pelaksanaan
pelatihan yang akan dilaksanakan.
6) Berkoordinasi dengan nara sumber yang akan memberikan materi
pelatihan
7) Menyiapkan materi yang akan disajikan pada kegiatan pelatihan
8) Mengumumkan waktu pelaksanaan pelatihan kepada guru-guru serta
mengintruksikan alat yang harus dibawa pada waktu pelaksanaan
pelatihan.
9) Menetapkan indikator kinerja atau kriteria keberhasilan tindakan secara
rerata sebesar 75%
32
power point. Pada kesempatan ini juga memaparkan program yang akan
dilaksanakan dalam kegiatan pelatihan power point.
Sesuai jadwal yang disetujui oleh kepala sekolah, penulis
memberitahukan guru-guru untuk hadir pada kegiatan pelatihan power point.
Pada saat ini sebagai penyegaran materi penulis terlebih dahulu memberikan
kuesioner penilaian diri pada guru-guru mengenai pemahaman pembuatan
power point, sebagai penilaian awal dengan hasil sebagai berikut.
2 Kurang paham
33
Kategori kualifikasi hasil penilaian
A. Sangat Baik : 86-100
B. Baik : 76 - 85
C. Cukup : 56 -75
D. Kurang : < 55
34
Tingkat Pemahaman JMLH JMLH
NO Uraian Kegiatan
4 3 2 1 RESP SKOR
terlihat tampilan gambar
mikrosoft power point
4 Guru mampu 6 8 8 22 52
menyimpan sementara
slide presentasi agar
tidak hilang melalui
workshop Tersupervisi
Jumlah 254
Nilai 72,15
Keterangan: JMLH = jumlah
RESP = responden
3 Cukup paham
2 Kurang paham
1 Tidak paham sama sekali
Kategori kualifikasi hasil penilaian
Sangat Baik : 86-100
Baik : 76- 85
Cukup : 56-75
Kurang : <55
35
Tabel 3.3.Rekapitulasi Penilaian Diri dalam Pembuatan Power Point Guru-guru
SD Negeri Paligimata melalui Workshop Tersupervisipada Akhir Siklus
Pertama
Tingkat Pemahaman JMLH JMLH
NO Uraian Kegiatan
4 3 2 1 RESP SKOR
1 Guru dapat menjelaskan manfaat
teknologi informasi yang dapat
11 4 6 21 68
meningkatkan kreatiftas peserta
didik
2 Guru dapat menjelaskan cara
12 7 2 21 73
membuat power point
3 Guru dapat membuat power
10 9 2 21 71
point sederhana
4 Guru dapat menggunakan power
point sebagaimedia pembelajaran 10 9 2 21 71
melalui melalui workshop
Jumlah 283
Nilai 84,22
Keterangan: JMLH = jumlah
RESP = responden
Nilai =
100%
3 Cukup paham
2 Kurang paham
1 Tidak paham sama sekali
Kategori kualifikasi hasil penilaian
B. Sangat Baik : 86-100
C. Baik : 76- 85
D. Cukup : 56-75
36
E. Kurang : <55
37
Selain melakukan penilaian diri bagi guru-guru SD Negeri Paligimata
mengenai pemahaman pembuatan power point setelah melakukan workshop
pada siklus pertama, penulis bersama-sama guru menilai hasil karya pembuatan
power point berdasarkan instrument penilaian keterampilan pembuatan power
point. Setelah di analisis pada siklus pertama didapatkan hasil sebagai berikut.
Sesuai dengan tabel 3.2, dan 3.3 diperoleh rata-rata perolehan skor
keterampilan pembuatan power point pada guru-guru SD Negeri Paligimata
dengan kualifikasi C (Cukup ). Walaupun kualifikasinya cukup namun hasil ini
mengalami sudah peningkatan dari kemampuan awal berdasarkan penilaian diri
pada tabel 3,1 dengan rata-rata . Jadi mengalami peningkatan sebesar . Dari hasil
tersebut dapat dijelaskan bahwa keterampilan guru- guru SD Negeri Paligimata
dalam membuat power point masih kurang .
Dalam rangka memperoleh gambaran mengenai tindakan kepemimpinan
yang dilakukan oleh penulis dalam rangka pelaksanaan Tindakan Kepemimpinan
memlalui workshop pada kegiatan Upaya Peningkatan Kepemimpinan Diri dan
kemampuan Guru Dalam pemanfaatan IT Sebagai media Pembelajaran melalui
Workshop Tersupervisi di SD Negeri Paligimata Tahun 2015 maka pada akhir
siklus pertama disebarkaninstrumen penilaian pada guru-guru (terlampir). Hasil
dari pengisisan instrumen tersebut direkap dan dianalisis berdasarkan interval
kategori tindakan kepemimpinan sebagai berikut.
NO INTERVAL KATEGORI
1 TK < 55% KURANG
2 55%< TK< 75% CUKUP
3 76%< TK< 85% BAIK
4 85%< TK< 100% AMAT BAIK
Rekapitulasi hasil penilaian tindakan kepemimpinan kami sajikan pada tabel 3.4
berikut
38
Tabel 3.5
Rekapitulasi Penilaian Tindakan Kepemimpinan melalui Workshop
pada Siklus Pertama
Dimensi
No Penilaian Skor
Kewirausahaan sosial Supervisi
1 Sangat Setuju 4 336 132 124
2 Setuju 3 432 180 219
3 Kurang Setuju 2 26 32 14
4 Tidak Setuju 1 - - -
Jumlah Skor 794 344 357
Nilai Rata-rata 72 68,8 71,4
Kualifikasi Cukup Cukup Cukup
Grafik 1
Rekapitulasi Penilaian Tindakan Kepemimpinan melalui Workshop
pada Siklus Pertama
800
600
400
200
Kewirausahaan
Sosial
Supervisi
39
Sesuai dengan tabel 3.4 diperoleh hasil penilaian tindakan kepemimpinan dari 22
guru sebagai responden, untuk dimensi Kewirausahaan mendapat skor rata-rata
72 berada pada interval tindakan kepemimpinan Cukup, dan dimensi sosial
mendapat skor rata-rata 68,8 berada pada interval tindakan kepemimpinan
Cukup, dan dimensi supervisi mendapat skor rata-rata 71,4 berada pada interval
tindakan kepemimpinan Cukup.
2. Siklus Kedua
a. Persiapan Siklus Kedua
Berdasarkan hasil pelaksanaan pendampingan pada siklus I terutama pada
keterampilan pembuatan power point masih kurang. Adapun kegiatan yang
dilakukan menyusun program pendampingan diskusi kelompok dalam
penyempurnaan pembuatan power point, meminta guru-guru yang sudah
memiliki kemampuan amat baik dalam membuat power point untuk turut
memberikan bimbingan pada guru-guru
b. Pelaksanaan Siklus Kedua
Melaksanakan pendampingan dalam membuat power point pada
siklus kedua dilakukan seperti pada siklus pertama dengan memfokuskan
pembinaan pada bagian cara pembuatan power point.
40
Pembimbingan dilakukan bersama-sama dengan guru yang sudah
amat baik dalam pembuatan power point sebanyak dua kali pembimbingan.
Pelaksanaan bimbingan juga dilakukan di waktu luang tenaga pembimbing
atau saat jam istirahat. Lama pembimbingan setiap pertemuan tergantung
dari waktu luang yang dimiliki oleh pembimbing. Kisaran waktu luang
yang dapat digunakan untuk pembimbingan kurang lebih 20 menit.
Nilai = 100%
3.Cukup paham
3.Kurang paham
1.Tidak paham sama sekali
Kategori kualifikasi hasil penilaian
41
a. Sangat Baik : 86-100
b. Baik : 76- 85
c. Cukup : 56-75
d. Kurang : <55
Dimensi
No Penilaian Skor
Kewirausahaan sosial Supervisi
1 Sangat Setuju 4 445 164 319
2 Setuju 3 450 180 214
3 Kurang Setuju 2 -
4 Tidak Setuju 1 - - -
Jumlah Skor 895 344 532
Nilai Rata-rata 83,27 74,2 84,4
Kualifikasi baik Cukup baik
42
Tabel 3.8.Rekapitulasi Perbandingan Hasil Tindakan pada Siklus I dan II
tentang Penilaian Diri Responden(Guru) Mengenai Pemahaman
dan Keterampilannya Membuat Power Point pada SD Negeri
Paligimata pada Akhir Siklus 2
Siklus Kewirausahaan Sosial Supervisi
Siklus I 72 68,8 71,4
Siklus II 83,27 74,2 84,4
Peningkatan 11,27 5,4 13
Grafik 2
Rekapitulasi Diri Pemahaman Membuat Power Point
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Kewirausahaan Sosial Supervisi
43
Sebelum pelaksanaan supervise akademik dilakukan terhadap guru
junior, penulis terlebih dahulu menyusun program kegiatan supervisi.
Program kegiatan supervise ini penulis kaitkan dengan tugas penulis sebagai
Tim Penilai Kinerja Guru. Adapun program kegiatan yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
Tabel 3.10 Kegiatan Supervisi Guru Junior
No KEGIATAN SASARAN TANGGAL WAKTU INSTRUMEN
1 Mengadakan Guru kelas III 28- 9- 2015 20 menit Instrumen
pertemuan/perjanjia penilaian silabus
n dengan guru yang Tahap I dan RPP,
akan disupervisi Instrumen
Observasi Kelas
2 Menilai Silabus dan 29-9-2015 100 menit Instrumen
Perencanaan RPP penilaian silabus
Kegiatan Tahap I dan RPP
Pembelajaran
3 Mengadakan RPP, Silabus. 30-9-2015 90 menit Instrumen
supervise akademik Guru,Siswa Tahap I supervise kelas ,
Instrumen
tindak lanjut
4 Mengadakan tindak Guru kelas 01-10-2015 10 menit Instrumen
lanjut dengan yang Tahap I ke- setelah
melakukan disupervisi Tahap II observasi
pertemuan pribadi
5 Menindaklanjuti Guru yang 03-10-2015 10 menit Instrumen
hasil supervisi disupervisi Tahap II setelah
observasi
44
2. Pelaksanaan
a. Pra-Observasi
Sebelum supervisi dilakukan,terlebih dahulu dilakukan kegiatan
tukar pendapat (sharing idea) dan menilai persiapan perencanaan
pembelajaran berupa silabus dengan komponen silabus dan RPP yang
meliputi:Identitas mata pelajaran, SK,KD, materi pelajaran, kegiatan
pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar
dengan menggunakan penilaian silabus yang mengacu pada permen 41
tahun 2007 (hasil terlampir).
Penilaian persiapan perencanaan kegiatan pembelajaran terhadap
guru kelas, penulis lakukan 2 kali sesuai jadwal dengan hasil rekapitulasi
sebagai berikut
Tabel 3.11 Rekapitulai Hasil Pra Observasi Supervisi Kelas Guru Kelas III
TAHAP I TAHAP II PERUBAHAN
NO NAMA/NIP
SILABUS RPP SILABUS RPP SILABUS RPP
1 Sri Sudarmiyanti 75% 84% 78 % 88,63% 4% 4,63
( Baik ) (baik ) (baik ) (sangat %
baik)
45
80
70
60
50
40 siklus I
30 siklus II
20
10 .
0 siklus II
siklus I siklus I
siklus II
100
80
siklus I
60
siklus II
40
.
20
0 .
siklus I siklus II
siklus II siklus I
46
pengajaran, (5) ketepatan penggunaan metode dengan materi, (6) reaksi
mental para siswa dalam proses belajar mengajar. Hasil pengamatan
dicatat dalam catatan kejadian dan mengisi instrument observasi
pembelajaran. Catatan kejadian dijadikan sebagai bahan diskusi
sekaligus bahan evaluasi pada saat kegiatan refleksi pembelajaran. Untuk
memperoleh bukti pelaksanaan pembelajaran tersebut supervisor menilai
kegiatan pembelajaran dengan instrumen proses pembelajaran dan
mendokumentasikannya dalam bentuk foto
Observasi Tahap
Pada pertemuan pertama untuk Ibu Sri Sudarmiyanti merupakan
guru yunior mengajar Kelas 3 Tematik, mengawali pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan dijawab oleh semua peserta didik. Dilanjutkan
dengan mengabsen siswa. Guru melakukan menyampaikan tujuan
pembelajaran, dan memotivasi siswa.Guru mengadakan tanya tanya
jawab. Dilanjutkan dengan menampilkan materi melalui LCD. Guru
kurang mampu menggunakan metode variatif dalam pembelajaran. Siswa
tampak saling bertanya dengan teman disebelahnya. Guru kurang
membantu mengatasikesulitan peserta didik yang belum memahami
materi yang diajarkan. Peserta didik kurang berpartisipasi aktif dalam
pembelajaran. Guru menugaskan siswa untuk mengelompokkan
produksi masa lalu dan masa sekarang. Pada penutup guru kurang
membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. Dan diakhiri dengan tes
tertulis. dan ditutup dengan salam yang dijawab oleh seluruh peserta
didik.Perkembangan belajar siswa kurang optimal.
Oservasi Tahap 2
Observasi tahap 2 pada Ibu Sri Sudarmiyanti melakukan dengan
pembelajaran di dalam kelas, Pada pembelajaran tahap 2 guru masih
menyampaikan tujuan yang sama tetapi ada penambahan materi pelajaran
. Pembelajaran dimulai dengan menyiapkan alat peraga lebih lengkap dan
47
konkrit ,guru lebih variatif dalam menggunakan metoda pembelajaran ,
guru memberikan nilai pada proses pembelajaran dan diakhir
pembelajaran, guru melakukan analisis hasil belajar dan melakukan
remedial pada siswa yang nilainya di bawah KKM.
Tabel 3.12 Rekapitulasi Penilaian Observasi Kelas pada Guru Kelas III
No Nama Siklus I Siklus II Perubahan
1 Sri Sudarmiyanti 76,47% 82,35% 5,88 %
98
96
94
92 siklus 2
90
siklus 1
88
86
84
82
siklus 1 siklus 2
c. Pasca Observasi
Setelah selesai melakukan observasi pembelajaran penulis, selaku
pengamat menghitung skor perolehan dalam pengamatan selanjutnya
disampaikan pada guru yang diobservasi. Guru yang diobservasi mengisi
daftar pertanyaan setelah diobservasi yang disediakan oleh penulis.
48
3. Tindak Lanjut
Untuk menindak lanjuti hasil supervisi dilakukan pertemuan pribadi
dengan guru yang diobservasi setelah pelaksanaan proses belajar
mengajar dengan rincian kegiatan, meminta guru untuk mengemukakan
kesulitan-kesulitan dan memberi dorongan untuk memcahkan kesulitan,
menunjukkan kelebihan-kelebihan guru dalam pembelajaran yang perlu
dipertahankan, menunjukkan kekurangan guru dan meberi solusi
pemecahan masalahnya dalam suasana yang menyenangkan.
Menciptakan suasana yang menyenangkan, memberi kesempatan kepada
guru mengutarakan permasalahan yang berhubungan dengan PBM,
membuat catatan bersama hasil pertemuan, memberi pengarahan
pengertian agar menyadari kekurangan/kelemahan, dan memberi
penghargaan atas prestasi yang dicapai. Terakhir ditekankan kelebihan
yang perlu dipertahankan dan kekurangan yang perlu dihilangkan.
4. Hasil
Hasil supervisi pelaksanaan pembelajaran di kelas yang dicatat pada
instrumen observasi, penulis analisa dengan menggunakan kategori
kemampuan guru berikut.
49
3 76%< KG< 85% BAIK
4 85%< KG< 100% AMAT BAIK
50
sajikan dalam grafik kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran
pada gambar 3.6 berikut.
90
85
80
75
70
65
Silabus RPP Pembelajaran Rerata
51
Permendikbud No 81A/2013, RPP mencakup: (1) data sekolah, mata
pelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi
waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian
kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6)
media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan
pembelajaran; dan (7) penilaian.
Mekanisme pengembanagan RPP, setiap guru di setiap
satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk
matapelajaran yang diampu. Pengembangan RPP dapat dilakukan
pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan
maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap
awal pelaksanaan pembelajaran.
Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau
secara berkelompok. Pengembangan RPP yang dilakukan oleh
guru secara mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui
kelompok kerja guru ( KKG) di dalam suatu sekolah tertentu
difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang
ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang dilakukan
oleh guru secara berkelompok melalui KKG antarsekolah atau
antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi oleh pengawas atau
dinas pendidikan.
Prinsip- prinsip dalam pengembangan RPP dapat
mengakomodasi perbedaan individu peserta didik, dapat mendorong
partisipasi aktif peserta didik, berpusat pada peserta didik,
mengembangkan budaya membaca dan menulis, memberikan umpan
balik dan tindak lanjut, mengakomodasi keterkaitan dan keterpaduan,
menerapkan teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan
pengetahuan tersebut diatas penulis pada laporan ini menyusun RPP
sesuai dengan tugas yang diampu sebagai guru kelas sebagai berikut.
(RPP terlampir).
52
h. Pengkajian Aspek Managerial
1. Pengkajian Rencana Kerja Sekolah
Peraturan menteri pendidikan nasional (permendiknas) nomor
19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan menyatakan
bahwa sekolah harus membuat rencana kerja sekolah (RKS) yang
terdiri dari rencana kerja jangka menengah (RKJM) dan rencana kerja
tahunan (RKT). RKJM menggambarkan tujuan sekolah yang akan
dicapai dalam \kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu
lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan, sedangkan RKT dicapai dalam kurun
waktu satu tahunan. Permendiknas tersebut juga menyatakan bahwa
RKT adalah rencana kerja tahunan. Seorang calon kepala sekolah
diharapkan dapat memahami cara penyusunan rencana kerja sekolah
baik rencana kerja jangka menengah ataupun jangka pendek
(tahunan). Mengkaji RKS dan RKJM sekolah tempat magang pada
kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon
kepala sekolah mengembangkan dimensi kompetensi manajerial
khususnya kompetensi: 1) menyusun perencanaan sekolah untuk
berbagai tingkatan perencanaan. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen kajian RKS dan wawancara dengan kepala sekolah serta
wakil kepala sekolah, berikut kami sajikan deskripsi hasil kajian RKS
sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan sekolah lain.
a. SD Negeri Paligimata
Dokumen RKS di SD Negeri Paligimata sudah ada ,tetapi masih
revisi.Kesenjangan yang terjadi disarankan untuk segera
menyelesaikan dokumen RKS. Dokumen EDS di SD Negeri
Paligimata disusun merujuk pada SPM dan SNP dengan
menganalisis bukti-bukti yang pengumpulannya melibatkan
seluruh warga sekolah. EDS yamg tersusun sudah dilaporkan ke
Disdik Kota Baubau untuk diverifikasi. Dari rekomendasi EDS
53
tersebut kepala sekolah membentuk TIM menyusun program
kerja jangka pendek. Untuk Anggota TPS terdiri dari unsur
guru, orang tua siswa, Sebelum TPS bekerja oleh kepala sekolah
dikumpulkan diberi arahan dan pemahaman mengenai tata cara
penyusunan RKS. TPS menyusun RKS beracuan dari EDS ,
Untuk memaksimalkan hasil RKS kepala sekolah membentuk
TIM kerja untuk menyusun rencana pada masing-masing bidang
meliputi kesiswaan, kurikulum, tendik, sarana prasaran,
keuangan dan pembiayaannya peningkatan mutu sekolah pada
pengembangan seni dan budaya. RKS sudah disosialisasikan
pada komite sekolah dan warga sekolah melalui rapat,pada awal
tahun ajaran. Kajian RKS dilakukan dengan cara wawancara
dengan kepala sekolah .
54
Peraturan menteri pendidikan nasional (permendiknas)
nomor 19 tahun 2007 tentang standar pengelolaan pendidikan
menyatakan bahwa sekolah harus membuat rencana kerja
sekolah (RKS) yang terdiri dari rencana kerja jangka menengah
(RKJM) dan rencana kerja tahunan (RKT). RKJM
menggambarkan tujuan sekolah yang akan dicapai dalam kurun
waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang
ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan, sedangkan RKT dicapai dalam kurun
waktu satu tahunan. Permendiknas tersebut juga menyatakan
bahwa RKT adalah rencana kerja tahunan yang berdasar pada
RKJM dan dinyatakan dalam rencana kegiatan anggaran sekolah
(RKAS).
Dasar hukum lain yang mendukung penyusunan program
kegiatan sekolah adalah peraturan pemerintah nomor 17 tahun
2010 tentang pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan.
Pasal 51 peraturan pemerintah ini menyatakan bahwa satuan
pendidikan harus membuat kebijakan tentang perencanaan
program dan pelaksanaannya secara transparan dan akuntabel.
Kebijakan pendidikan sebagaimana dimaksud pasal 51 oleh
satuan pendidikan dituangkan dalam: a) rencana kerja tahunan
satuan pendidikan, b) anggaran pendapatan dan belanja tahunan
satuan pendidikan, dan c) peraturan satuan atau program
pendidikan.
Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat
memahami cara penyusunan rencana kerja sekolah baik rencana
kerja jangka menengah ataupun jangka pendek (tahunan).
Mengkaji RKS dan RKJM sekolah tempat magang pada kegiatan
on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala
sekolah mengembangkan dimensi kompetensi manajerial
khususnya kompetensi: 1) menyusun perencanaan sekolah untuk
berbagai tingkatan perencanaan, dan 2) mengelola keuangan
55
sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,
transparan, dan efisien.
Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian
Pengeloalaan Keuangan berpedoman pada Permendiknas No. 19
tahun 2007 mengenai Standar Pengelolaan dan Permendiknas
NO 69 tentang Standar Biaya Non Personalia dan wawancara
dengan kepala sekolah dan pengisian matriks kajian Pengelolaan
Keuangan berikut kami sajikan deskripsi hasil kajian
pengelolaan keuangan sekolah tempat magang di sekolah sendiri
dan sekolah lain.
Dalam penyusunan pengelolaan keuangan (RKAS) SD
Negeri Wantiro 1, sudah melibatkan seluruh guru,penyusunan
RKAS dilakukan oleh kepala sekolah,bendahara sekolah dan
TU/operator sekolah .Tetapi penyusunan RKAS memperhatikan
pedoman pengelolaan biaya menurut sumber dana (Dana BOS
APBN, Dana BOS APBD). Dalam RKAS sudah tercantum
semua sumber dana dalam setahun, dan penggunaan dana selalu
beracuan pada RKAS, RKAS disetujui oleh komite disahkan
oleh Disdik Kota Baubau. Pembiayaan dalam setahun
disosialisasikan kepada seluruh warga sekolah. Adapun jenis
jenis yang dibiayai dalam ATK, ATS, Biaya bahan habis pakai,
biaya alat habis pakai, biaya pemeliharaan sapras, biaya daya dan
jasa, biaya kegiatan ekstrakurikuler, biaya transport untuk
perjalanan, konsumsi untuk rapat, dan biaya pelaporan .
Belum memilki sponsor dalam penggalangan dana Dan
pengelolaan keuangan belum mengalokasikan dana untuk
asuransi jiwa bagi Tendik dan peserta didik Dalam penataan
pengelolaan kegiatan sekolah kedepan, dan berdasarkan
masukan-masukan kami, kini kepala sekolah mempunyai
keinginan untuk melakukan hal tersebut Pembiayaan yang sudah
dianggarkan dalam pembiayaan.
56
2)Sekolah Dasar NegeriWantiro I
Pengelolaan keuangan di SD Negeri Wantiro I dengan
memperhatikan pedoman pengelolaan kepala sekolah sudah
membentuk tim penyusun RKAS yang melibatkan beberapa guru
dan pegawai sekolah yang dibentuk secara resmi berdasarkan
surat keputusan kepala sekolah. Dengan memperhatikan pedoman
pengelolaan biaya menurut sumber dana (Dana BOS reguler,
Dana BOS Pendamping ). Dalam RKAS sudah tercantum semua
sumber dana dalam setahun, dan penggunaan dana selalu
beracuan pada RKAS, RKAS disetujui oleh komite disahkan oleh
Disdik Kota Baubau. Pembiayaan dalam setahun disosialisasikn
kepada seluruh warga sekolah. Adapun jenis jenis yang dibiayai
dalam ATK, ATS, Biaya bahan habis pakai, biaya alat habis
pakai, biaya pemeliharaan sapras, biaya daya dan jasa, biaya
kegiatan ekstrakurikuler, biaya transport untuk perjalanan,
konsumsi untuk rapat, dan biaya pelaporan semua kegiatan
tersebut menunjang SNP
Kesenjangan yang terjadi di SD Negeri Wantiro I belum
memilkik sponsor dalam penggalangan dana Dan pengelolaan
keuangan belum mengalokasikan dana untuk asuransi jiwa bagi
Tendik dan peserta didik Dalam penataan pengelolaan kegiatan
sekolah kedepan, dan berdasarkan masukan-masukan kami, kini
kepala sekolah mempunyai keinginan untuk melakukan hal
tersebut . Sama dengan SD Negeri Paligimata, Pembiayaan yang
sudah dianggarkan dalam pembiayaan tak selamanya dapat
terlaksana 100%. Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan
RKAS tersebut hanya dibicarakan kepada orang-orang tertentu di
sekolah. Adanya kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tidak
berdasarkan RKAS disebabkan karena kegiatan tersebut adalah
kegiatan tiba-tiba dan harus diikuti atau karena penyusunan
program sekolah belum melakukan analisis kebutuhan prioritas.
57
2. Pengkajian Pengelolaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar-
mengajar sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di
antaranya adalah tersedianya pendidik dan tenaga kependidikan yang
memadai disertai pemanfaatan dan pengelolaannya secara optimal.
Pendidik dan tenaga kependidikan merupakan salah satu sumber daya
yang penting dan utama dalam menunjang proses pembelajaran di
sekolah, untuk itu perlu dilakukan peningkatan dalam pendayagunaan
dan pengelolaannya agar tujuan sekolah dapat tercapai secara
maksimal.
Pendidik dan tenaga kependidikan yang dapat melaksanakan
tugas dan fungsinya masing-masing secara baik sangat terkait dengan
kompetensi yang mereka miliki. Peraturan menteri pendidikan
nasional (permendiknas) yang mengatur tentang standar pendidik dan
tenaga kependidikan adalah nomor 12 tahun 2007 tentang standar
pengawas sekolah, nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala
sekolah, nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik
dan kompetensi guru, nomor 24 tahun 2008 tentang standar tenaga
administrasi sekolah, nomor 25 tahun 2008 tentang tenaga
perpustakaan, nomor 26 tahun 2008 tentang standar tenaga
laboratorium sekolah dan nomor 27 tahun 2008 tentang standar
kualifikasi dan kompetensi konselor.
Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami
dan menguasai untuk mengelola pendidik dan tenaga kependidikan
sekolah. Mengkaji pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan
sekolah tempat magang pada kegiatan on the job learning (OJL)
bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah mengembangkan
dimensi kompetensi manajerial khususnya kompetensi mengelola guru
dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara
optimal.
58
Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian pengelolan
pendidik dan tenaga kependidikan, wawancara dengan kepala sekolah,
TU,dan matriks kajian pengelolan pendidik dan tenaga kependidikan,
berikut kami sajikan deskripsi hasil kajian pengelolan pendidik dan
tenaga kependidikan sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan
sekolah lain.
1) Sekolah Dasar Negeri Paligimata
a) Pendidik (Guru)
Sekolah Dasar Negeri Paligimata kini dipimpin oleh H.
Gunarto, S.Pd.I sebagai Kepala Sekolah sejak bulan Januari
tahun 2013. Beliau adalah lulusan program sarjana dan
memiliki akta IV yang diperolehnya pada tahun 1983.
Jumlah guru yang dimiliki sebanyak 17 orang guru PNS dan
9 guru Non PNS.
59
Tabel 3.15 : Kualifikasi Pendidikan Guru di SD Negeri Paligimata
b) Tenaga Kependidikan
60
Tabel 3.16 Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kependidikan SD Negeri
Paligimata
TINGKAT PNS NON PNS
NO. TOTAL
IJAZAH LK PR JML LK PR JML
1 SMP 1 0 1 1 1 2 3
SMA/SMK 0 0 0 1 1 2 2
6 S-1 0 0 0 1 0 1 1
JUMLAH 0 0 0 3 2 5 5
a) Pendidik (Guru)
Sekolah Dasar Negeri Wantiro I kini dipimpin oleh
TH.Maryati,S.Pd sebagai kepala sekolah mulai bulan Desember
tahun 2006. Pendidikan terakhir beliau adalah sarjana pendidikan
sekolah dasar S1. Jumlah guru yang dimiliki sebanyak 9 orang
yang terdiri dari guru PNS dan 3 guru non PNS. . Kualifikasi
pendidikan guru SD Negeri Wantiro I dapat dilihat pada Tabel
3.17 berikut.
61
Tabel 3.17 : Kualifikasi Pendidikan Guru SD Negeri Wantiro1
TINGKAT PNS NON PNS TO-
NO.
IJAZAH LK PR JML LK PR JML TAL
1 S3/S2 0 0 0 0 0 0 0
2 S-1 2 6 8 2 1 3 11
3 D II 0 1 1 0 1 1 2
4 SGO/PGA 1 0 1 0 1 1 2
JUMLAH 3 7 10 2 3 5 15
b) Tenaga Kependidikan
Tenaga kependidikan sekolah terbagi menjadi tenaga administrasi
sekolah, tenaga perpustakaan dan penjaga sekolah. Kualifikasi
pendidikan tenaga kependidikan SD Negeri Wantiro I dapat
dilihat pada Tabel 3.18 berikut.
62
Tabel 3.18: Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kependidikan SD Negeri
Wantiro I
TINGKAT PNS NON PNS
NO. TO-TAL
IJAZAH LK PR JML LK PR JML
1 SMA/SMK 0 0 0 2 0 2 2
2 Diploma 0 0 0 0 0 0 0
3 S-1 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 2 0 2 2
63
Ketersediaan tenaga administrasi merupakan modal sumber daya
yang harus dikelola secara optimal oleh kepala sekolah. Sebagai seorang
manajer, kepala sekolah harus mampu mengelola TAS dan ketatausahaan
dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah yang sudah ditetapkan.
Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan
menguasai untuk mengelola tenaga administrasi sekolah. Mengkaji
pengelolaan tenaga administrasi sekolah tempat magang pada kegiatan
on the job learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah
mengembangkan dimensi kompetensi manajerial khususnya kompetensi
mengelola administrasi sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber
daya manusia secara optimal.
Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian pengelolan Tenaga
Administrasi Sekolah yang mengkaji secara khusus mengenai
kompetensi tenaga administrasi sekolah, melalui wawancara dengan
kepala sekolah, dan pengisian matriks kajian pengelolan ketatausahaan,
berikut kami sajikan deskripsi hasil kajian pengelolan tenaga
administrasi sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan sekolah lain.
1) Sekolah Dasar Negeri Paligimata
a) Tenaga Administrasi Sekolah
Tenaga Administrasi sekolah pelaksana urusan dan petugas
layanan khusus. Tenaga administrasi SD Negeri Paligimata
berkualifikasi SMK jurusan administrasi perkantoran sehingga
relevan dengan tugasnya.
Pelaksana urusan tenaga administrasi rata-rata sudah memiliki
kompetensi yang memadai pada kompetensi keperibadian,
kompetensi sosial, kompetensi teksnis.
2). Sekolah Dasar Negeri Wantiro I
a) Tenaga Administrasi Sekolah
Tenaga Administrasi sekolah pelaksana urusan arsip
kepegawaian,arsip kesiswaan. Tenaga administrasi sekolah SD
Negeri Wantiro1 memiliki kualifikasi pendidikan SMA .
Pelaksana urusan tenaga administrasi sudah memiliki kompetensi
keperibadian, kompetensi sosial, kompetensi teknis yang memadai
di bidang pemanfaatan TIK.
64
4. Pengkajian Pengelolaan Sarana Prasarana Sekolah
Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar mengajar sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu di antaranya adalah tersedianya
sarana dan prasarana pendidikan yang memadai disertai pemanfaatan dan
pengelolaan secara optimal. Kepala sekolah selaku administratur diharapkan
dapat memberikan layanan secara profesional dalam bidang perlengkapan atau
fasilitas kerja bagi personel sekolah. Dengan pengelolaan yang efektif dan
efisien diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja personel
sekolah.
Berdasarkan Permendiknas No 15 tahun 2010 tentang standar pelayanan
minimal dan Permendiknas Nomor 24 tahun 2007 untuk sekolah tingkat
SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki kelengkapan sarana dan prasarana
sekolah berupa:ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang
pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah, ruang konseling,
ruang UKS, ruang organisasi kesiswaan, jamban, gudang, ruang sirkulasi,
tempat bermain/berolahraga.
Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian pengelolaan sarana dan
prasarana sekolah, wawancara dengan kepala sekolah, urusan sarana dan
prasarana dan matriks kajian pengelolaan sarana dan prasarana, berikut kami
sajikan deskripsi hasil kajian pengelolaan sarana dan prasarana sekolah tempat
magang di sekolah sendiri dan sekolah lain.
i. SD Negeri Paligimata
Sarana dan prasarana sekolah yang diidentifikasi dimiliki SD Negeri
Paligimata saat ini diuraikan sebagai berikut.
Lahan yang dimiliki sekolah seluas 3.000 m2 yang terdiri dari lahan
terbangun dan lahan terbuka. Status kepemilikan lahan merupakan milik
pemerintah yang dilengkapi dengan bukti kepemilikan yang sah berupa
akta. Lokasi lahan memenuhi kondisi keamanan karena lahan juga dibatasi
dengan pembangunan pagar setinggi 2,5 meter.
65
Bangunan berupa gedung yang dimiliki berjumlah 29 ruang yang
terdiri berlantai dua. Penghubung antara dua gedung dilengkapi dengan
ruang sirkulasi yang memudahkan untuk menjangkau setiap gedung.
Ruang Pendidikan berupa ruang kelas/teori berjumlah 19 ruangan
yang terbagi menjadi masing-masing ruang kelas 1 ABCD, 2 ABC, 3
ABC, 4 ABCD, 5 ABCD, 6 ABCD.
Jumlah ruang kelas belum memenuhi standar ideal. Setiap kelas terdiri
dari rata-rata 36 siswa per ruang kelas. Setiap ruang kelas masing-masing
berukuran 56 m2. Setiap ruangan berisi 1 meja/kursi guru, meja/kursi
peserta didik sesuai isi rombel, gambar lambang negara, papan
administrasi kelas, papan mading, pelangkiran. Ruangan kelas memiliki
pencahayaan dan ventilasi yang baik.
Ruangan tambahan berupa ruang perpustakaan terdiri dari 1 unit yang
berukuran (78) m2, terletak ditempat strategis mudah dijangkau oleh
siswa dengan keadaan ruangan belum memadai beserta perlengkapannya
seperti komputer, lemari katalog, lemari referensi, rak buku, meja baca,
lesehan tempat baca, papan struktur pengurus Perpustakaan, papan
petunjuk, slogan yang bermakna pendidikan, dan dilengkapi dengan kipas
angin. Keadaan ruangan beserta buku-buku keperluan siswa sudah diatur
sesuai dengan ketentuan.
Ruang kepala sekolah berukuran (7 8) m2dengan peralatan yang ada
berupa mejadan kursi untuk kepala sekolah dilengkapi dengan komputer,
foto presiden dan wakil presiden,gambar garuda,bendera merah
putih,bendera pramuka, lemari penyekat.
Ruang guru berukuran (8 8) m2 dengan fasilitas berupa meja dan
kursi sejumlah guru, dilengkapi dengan kotak listrik, printer satu buah.
Ruangan guru merupakan ruangan yang presentatif sangat mendukung
aktivitas guru. Dilengkapi dengan kipas angin, AC dan tempat untuk
membuat minuman untuk guru keseharian.
66
Ruang tata usaha bersatu dengan kepala sekolah, sesuai bidang tugas
tenaga administrasi, rak kaca,lemari 5 buah untuk tempat file data guru
dan pegawai.
Ruang beribadah berukuran (66) m2 digunakan tempat sembahyang
dan kegiatan keagamaan lainnya.
Ruang UKS berukuran (69) m2. Ruang koperasi berukuran (129)
m2 berada di belakang bangunan sekolah. Ruangan Koperasi dilengkapi
dengan rak penyimpanan barang dan meja petugas koperasi
Jamban tersedia dan terdiri dari 1 jamban untuk guru dan kepala
sekolah,6 jamban untuk siswa, masing-masing berukuran (1 1,5) m2.
Dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana, berdasarkan
keterangan kepala sekolah urusan sarana dan prasarana sekolah bahwa
perencanaan pengadaan sarana dan prasarana disusun berdasarkan analisis
kebutuhan sekolah.
Pemeliharaan sarana dan prasarana diupayakan berupa dalam
bentuk pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah dituangkan dalam tata
tertib siswa yang melarang merusak atau mencoret dinding bangunan,
pagar sekolah, perabot dan peralatan sekolah lainnya. Sarana dan
prasarana yang masuk dalam kondisi rusak ringan atau rusak berat jika
masih memungkinkan maka dilakukan perbaikan atau pembaruan.
Inventarisasi sarana dan prasarana dilakukan untuk mengetahui
jumlah sarana dan prasarana yang menjadi kekayaan sekolah, maka
urusan sarana dan prasarana melakukan inventarisasi barang. Guna
memperlancar kegiatan inventarisasi, wakil kepala sekolah dibantu oleh
tenaga administrasi urusan administrasi sarana dan prasarana, wali-wali
kelas, tenaga perpustakaan serta pengelola alat- alat laboratorium.
67
2)Sekolah Dasar Negeri Wantiro I
Sarana dan prasarana sekolah yang diidentifikasi dimiliki SD
Negeri Wantiro I saat ini diuraikan sebagai berikut:
Lahan yang dimiliki sekolah seluas 1750 m2 yang terdiri dari lahan
terbangun dan lahan terbuka.. Status kepemilikan lahan adalah hak guna
pakai yang merupakan milik pemerintah yang dilengkapi dengan bukti
kepemilikan yang sah berupa akta dan sertifikat.
Bangunan SD Negeri Wantiro I memiliki luas + Gedung 719 m
,tempat ibadah 42 m , kantin 2 m . Bangunan yang ada terdiri dari ruang
Pendidikan meliputi ruang kelas atau ruang teori berjumlah 7 ruangan
masing-masing berukuran 60 m2. Setiap ruangan ditempati rata-rata 35
orang siswa setiap ruangan. Setiap kelas dilengkapi dengan peralatan
pembelajaran, papan tulis white board, alat tulis (spidol, pemghapus,
penggarais berbagai macam), foto lambang negara, presiden dan wakil
presiden, papan administrasi kelas, papan mading kelas, serta motto. Meja
dan kursi sesuai jumlah peserta didik, juga ada meja dan kursi untuk guru.
Ruang perpustakaan 1 unit berukuran 20 m2. Dilengkapi dengan
meja baca panjang dan kursi panjang, rak buku sesuai kode, kotak katalog,
komputer untuk akses internet, media pembelajaran berupa CD interaktif,
dan dilengkapi dengan kipas angin.. Di dinding terpasang papan struktur,
papan statistik data perpustakaan. Perlengkapan perpustakaan lainnya yang
tersedia berupa rak koran, rak majalah, lemari refrence, buku untuk siswa
dengan rasio 1:1. Ruangan perpustakaan memiliki pencahayaan yang
memadai sebagai tempat baca, dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
Ruang laboratorium di kelas masing-masing.
Ruang UKS berukuran 12 m2 dalam tahap penyelesaian.
Ruang Administrasi merupakan satu bangunan terdiri dari ruangan
kepala sekolah berukuran 35 m2, ruangan tata usaha bersatu dengan ruang
kepala sekolah dan ruangan tamu. Ruangan ini dilengkapi dengan kipas
angin dan disekat dengan lemari administrasi. Diruangan kepala sekolah
68
terdapat almari tempat penyimpanan piala yang diraih sekolah dan siswa,
terdapat sofa dan meja untuk penerimaan tamu.
Ruangan kepala sekolah berada berada diantara ruang kelas dan
ruang UKS.
Perlengkapan di ruang tata usaha terdapat papan ststistik sekolah,
papan struktur kepemimpinan di sekolah, lemari kaca tempat penyimpanan
arsip, meja dan kursi pegawai. Perlengkapan lainn berupa jam dinding dan
1 komputer di ruangan pegawai dengan sambungan internet, 1 lemari
tempat penyimpanan arsip, dan 1 kotak kabinet.
Ruang guru berukuran 49 m2 ditempati oleh 13 orang guru dengan
perlengkapan meja/kursi sejumlah guru dan ruangan ini memiliki
pencahayaan dan ventilasi yang baik. Diserambi ruangan guru terdapat
sepasang meja/kursi sebagai meja piket yang melakukan pelayanan
terhadapa keperluan siswa dalam proses pembelajaran keseharian.
Dibelakang ruangan guru terdapat WC untuk guru terpisah menjadi WC
perempuan dan laki-laki..
Ruangan penunjang lainnya jamban terbagi 1 yaitu jamban (WC)
untuk pimpinan, guru/pegawai dan siswa, WC guru dua unit masing-
masing berukuran 2 m2 , dan WC siswa sebanyak 14 unit masing-masing
berukuran 2 m2.Ruangan ini tersedia sudah memenuhi rasio peserta didik
Gudang sebanyak 1 unit masing-masing berukuran + 18 m2
merupakan tempat penyimpanan peralatan yang tidak layak pakai sebelum
dilakukan penghapusan. Barang-barang di dalam gudang diletakan
berdasarkan tahun rusak untuk memudahkan pada waktu penghapusan
barang.
Perencanaan pengadaan sarana dan prasarana,berdasarkan
keterangan kepala sekolah urusan sarana dan prasarana sekolah bahwa
perencanaan pengadaan sarana dan prasarana disusun berdasarkan analisis
kebutuhan sekolah.
69
Pemeliharaan sarana dan prasarana yang masuk dalam kondisi
rusak ringan atau rusak berat jika masih memungkinkan maka dilakukan
perbaikan atau pembaruan.
Inventarisasi sarana dan prasarana, dilakukan untuk mengetahui
jumlah sarana dan prasarana yang menjadi kekayaan sekolah maka urusan
sarana dan prasarana melakukan inventarisasi barang.
70
berasal dari hasil pemikiran sendiri namun sebahagian masih mencontoh
silabus dari sekolah-sekolah lain dengan beberapa perbaikan-perbaikan.
71
dan dokumen 2. Silabus dan RPP sebagai lampiran kurikulum masih
terpisah-pisah permata pelajaran.
72
6. Pengelolaan Peserta Didik
Pengelolaan peserta didik (kesiswaaan) termasuk salah satu
substansi pengelolaan pendidikan dan menduduki posisi strategis karena
ini merupakan pusat layanan pendidikan. Berbagai macam kegiatan, baik
yang berada di dalam maupun di luar latar institusi persekolahan, tertuju
kepada peserta didik. Semua kegiatan pendidikan, yaitu yang berkenaan
dengan manajemen akademik, layanan pendukung akademik, sumber daya
manusia, sumber daya keuangan, sarana prasarana dan hubungan sekolah
dengan masyarakat, senantiasa diupayakan agar menjadi layanan
pendidikan yang andal bagi peserta didik.
Pengelolaan peserta didik adalah suatu pengaturan terhadap peserta
didik di sekolah, sejak peserta didik masuk sampai dengan peserta didik
lulus, bahkan setelah menjadi alumni. Oleh karena itu, kegiatan
pengelolaan peserta didik meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perencanaan peserta didik;
2. Penerimaan peserta didik;
3. Orientasi peserta didik baru;
4. Mengatur kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik di sekolah;
5. Mengatur evaluasi peserta didik;
6. Mengatur kenaikan tingkat peserta didik, mutasi dan drop out.
7. Mengatur kode etik, pengadilan dan peningkatan disiplin peserta
didik.
8. Mengatur layanan peserta didik yang meliputi: layanan kepenasehatan
akademik dan administratif, layanan bimbingan dan konseling peserta
didik.
Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami
pengelolaan peserta didik. Mengkaji pengelolaan peserta didik sekolah
tempat magang pada kegiatan on the job learning (OJL) bertujuan untuk
melatih calon kepala sekolah mengembangkan dimensi kompetensi
manajerial khususnya kompetensi mengelola peserta didik dalam rangka
penerimaan peserta didik baru dan pengembangan kapasitas peserta didik.
73
Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian pengelolaan peserta didik,
wawancara dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan
matriks kajian pengelolaan peserta didik, berikut kami sajikan deskripsi hasil
kajian pengelolaan peserta didik sekolah tempat magang di sekolah sendiri dan
sekolah lain.
74
b) Formulir yang telah diisi lengkap dikembalikan ke panitia dengan
melampirkan syarat-syarat, dan tata tertib sekolah yang sudah
ditandatangani orang tua/wali siswa;
c) Mengikuti seleksi usia
d) Pengumuman lulus;
e) Pendaftaran ulang;
f) Pembagian kelas.
75
pengembangan diri yang disiapkan oleh sekolah. Jenis-jenis kegiatan
pengembangan diri siswa ditentukan berdasarkan kemampuan dan kesiapan
sekolah dalam pembinaan dan pengembangan bakat tersebut.
Kegiatan pengembangan diri siswa yang dibina sekolah berdasarkan
kondisi obyektif sekolah adalah :
a. Pencak Silat Bertujuan untuk memiliki prestasi seni bela diri
b. Kegiatan tari
c. Angklung
d. Komputer
e. Kepramukaan
1) Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi
2) Melatih siswa untuk trampil dan mandiri
3) Melatih siswa untuk mempertahankan hidup
4) Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain
5) Memiliki sikap kerjasama kelompok
6) Dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat
Kegiatan pembinaan peserta didik sebagaimana diatur dalam permendiknas
nomor 39 tahun 2008 juga sudah dilaksanakan di SD Negeri Paligimata. Jenis
kegiatan pembinaan dimaksud adalah:
1. Pembinaan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
dilakukan antara lain melalui kegiatan kuliah tjuh menit setiap hari
Jumat.
2. Pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia, antara lain
a. Melaksanakan tata tertib sekolah;
b. Melaksanakan gotong royong dan kerja bakti (bakti sosial);
c. Melaksanakan norma-norma yang berlaku dan tatakrama pergaulan;
d. Menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap
sesama;
e. Menumbuhkembangkan sikap hormat dan menghargai warga sekolah;
76
f. Melaksanakan kegiatan 9K (Keamanan, kebersihan, ketertiban,
keindahan, kekeluargaan, kedamaian, kerindangan, kesehatan dan
kenyamanan ).
3. Pembinaan kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara,
antara lain :
a. Melaksanakan upacara bendera setiap hari senin, serta hari-hari besar
nasional;
b. Menyanyikan lagu-lagu nasional (Mars dan Hymne);
4. Pembinaan prestasi akademik, seni, dan/atau olahraga sesuai bakat dan
minat, antar lain mengadakan lomba mata pelajaran.
Sekolah juga dapat membuat web atau blog yang dapat diakses
oleh alumni-alumni .
77
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas
yang diikuti.
b) Maksimal memiliki 3 (tiga) mata pelajaran yang nilainya dibawah nilai
KKM.
c) Memiliki nilai minimalBaik untuk aspek kepribadian, kelakuan, dan
kerajinan pada tingkatan kelas yang ikuti.
Kegiatan pengembangan diri siswa yang dibina di SDN adalah :SD Negeri
Wantiro1
a) Kegiatan pengembangan pribadi dan kreatifitas siswa dilaksanakan
melalui kegiatan ekstrakurikuler dengan kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
Kegiatan pengembangan diri siswa yang dibina sekolah berdasarkan kondisi
obyektif sekolah adalah :
f. Pencak Silat Bertujuan untuk memiliki prestasi seni bela diri
g. Qasidah
h. Angklung
i. Kepramukaan
1) Sebagai wahana siswa untuk berlatih berorganisasi
2) Melatih siswa untuk trampil dan mandiri
3) Melatih siswa untuk mempertahankan hidup
4) Memiliki jiwa sosial dan peduli kepada orang lain
5) Memiliki sikap kerjasama kelompok
6) Dapat menyelesaikan permasalahan dengan tepat
78
9. Pemanfaatan TIK dalam Pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami
perkembangan yang sangat signifikan dalam belasan tahun terakhir ini.
Berbagai bidang mulai mengadopsi teknologi ini dengan berbagai alasan.
Bidang pendidikan pun tidak lepas dari hal ini. Saat ini TIK banyak
digunakan untuk menunjang proses pembelajaran.
TIK dapat didefinisikan sebagai teknologi (hasil rekayasa manusia)
yang memungkinkan proses penyampaian informasi dan proses komunikasi
dapat dilakukan secara lebih optimal dan efisien. Pada umumnya alasan
orang menggunakan TIK pada suatu bidang adalah mengenai masalah
efisiensi dan optimisasi. Peningkatan produktifitas adalah alasan utama
mengapa orang pada umumnya menggunakan TIK. Dengan menggunakan
TIK, pekerjaan yang memerlukan waktu lama jika diproses secara manual
(oleh manusia) bisa dikerjakan lebih cepat oleh mesin (komputer).
Seorang calon kepala sekolah diharapkan dapat memahami dan
menguasai pemanfaatan TIK dalam pembelajaran yang dimaksudkan untuk
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Mengkaji pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran sekolah tempat magang pada kegiatan on the job
learning (OJL) bertujuan untuk melatih calon kepala sekolah
mengembangkan pemahaman tentang TIK sekaligus dapat mengidentifikasi
guru-guru di sekolah magang yang memanfaatkan TIK dalam
pembelajarannya.
Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian Pemanfaatan TIK
dalam pembelajaran, wawancara dengan operator dan matriks kajian
pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, berikut kami sajikan deskripsi hasil
kajian pemanfaatan TIK dalam pembelajaran sekolah tempat magang di
sekolah sendiri dan sekolah lain.
79
a. Sekolah Dasar Negeri Paligimata
Guru-guru SD Negeri Paligimatamelaksanakan proses pembelajaran
sehari-hari telah memanfaatkan TIK dalam pembelajaran sejak lama.
Televisi adalah salah satu teknologi informasi dan komunikasi yang
tetap di gunakan dalam pembelajaran di SD Negeri Paligimata
Guru-guru sebagian menggunakan komputer dalam
pembelajaran karena komputer sangat banyak membantu guru dalam
menampilkan macam-macam peragaan yang sulit dilakukan guru
dengan alat lainnya. Guru-guru dapat menganalisis hasil ulangan dengan
cepat dengan menggunakan pasilitas pengolah angka pada
komputer..Guru SD Negeri Paligimata sudah memiliki komputer pribadi
atau laptop dan sekitar 60% sudah mampu mengoperasikan komputer
dasar. Semua perangkat pembelajaran guru sudah diketik dengan
menggunakan komputer, artinya tidak ada lagi silabus atau RPP yang
diketik dengan menggunakan mesin ketik atau ditulis tangan.
Kemampuan guru dalam mengoperasikan komputer secara
umum sudah menguasai beberapa program komputer misalnya MS
Word, MS Excel dan Power Point. Jaringan internet menjadi salah satu
sunber belajar bagi guru guru dan siswa SD Negeri Paligimata
2) SD Negeri Wantiro 1
Guru guru SD Negeri Wantiro 1 pun banyak memanfaatkan TIK
dalam pembelajarannya.Salah satu alat TIK yang sering digunakan
dalam pembelajaran akhir-akhir ini adalah komputer dan LCD.
Semua guru SD Negeri Paligimatamampu/menguasai komputer
sebagai salah satu alat TIK. Perangkat pembelajaran guru-guru (Silabus,
RPP, bahan ajar, penilaian dan lain-lain) masing-masing diketik sendiri
dengan menggunakan komputer. Sebagai peserta Diklat Cakep pada
kegiatan OJL.
80
Kepala Sekolah dalam menjalankan tugasnya di sekolah berfungsi
sebagai administrator, manajer, pengawas, dan pemimpin. Dalam
melaksanakan tugas kepengawasan di sekolah salah satu kemampuan yang
harus dikuasai oleh seorang kepala sekolah adalah kemampuan pengendalian
program. Pengendalian program kegiatan sekolah sangat penting bagi
kelancaran dan peningkatan kualitas pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Kepala sekolah harus memahami fungsi perencanaan, pelaksanaan dan tindak
lanjut dari monitoring, evaluasi, dan pelaporan salah satu kegiatan program
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengisian instrumen kajian monitoring dan evaluasi,
yang berpedoman pada Permendiknas No. 19 Tahun 2007 mengenai Standar
Pengelolaan Pendidikan, melalui wawancara dengan kepala sekolah dan
matriks kajiankajian monitoring dan evaluasi, berikut kami sajikan deskripsi
hasil kajian monitoring dan evaluasi sekolah tempat magang di sekolah sendiri
dan sekolah lain.
81
Untuk itu, melalui diskusi kami dengan kepala sekolah dan wakil-
wakilnya memberikan saran-saran agar kegiatan monev program sekolah
yang telah disusun dilaksanakan dengan baik sesuai dengan jadwal karena
monev adalah kegiatan pemberian estimasi terhadap keberhasilan sekolah
atau kepala sekolah dalam melaksanakan tugas fungsinya sebagai
administrator dan supervisor.
b) Sekolah Dasar Negeri Wantiro 1
Di SD Negeri Wantiro 1 program monev juga disusun oleh kepala
sekolah dan guru kelas yang ditunjuk, dan sudah disosialisasikan kepada
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah.Dalam pelaksanaan
sudah konsisten.
Rencana program kegiatan monev program sekolah yang telah
ditetapkan sekolah dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan program
yang telah disusun, karena kepala sekolah dan petugas monev sudah
memahami arti penting dan tujuan daripada monev program sekolah
Dari pengkajian aspek magerial tersebut dapat penulis simpulkan
untuk di SD Negeri Wantiro 1 secara umum dalam 9 aspek magerial sudah
memadai namun perlu lebih ditingkatkan lagi pada standar proses untuk
penyusunan RPP bagi guru-guru agar memperhatikan karakteristik peserta
didik, Pada sarana prasarana perlu diadakan perlengkapan alat peraga dan
komputer, menyediakan tempat ibadah yang memadai pada bagian
pengelolaan peserta didik perlu mengembangkan dan menambah pelayanan
pada siswa agar peserta didik mampu memliki kecakapan hidup kegiatan
kepanitian dalam ajang lomba.Untuk pengkajian di SDN seSD Negeri
Wantiro 1 cara umum 9 aspek mangerial sudah berjalan dengan baik, tetapi
masih ada sarana dan prasarana yang kurang memadai.
82
Upaya Peningkatan Dimensi kewirausahaan di SD Negeri Paligimata berupa
Koperasi Sekolah dan Warung Sekolah Adiwiyata Kota Baubau.
Sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab, maka disekolah harus melakukan pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi kewirausahaan dari seluruh warga
sekolah.
Koperasi sekolah SD Negeri Paligimata berdiri pada tahun 2011modal awal
1 juta rupiah barang yang dijual di koperasi diantarana : alat alat tulis, baju
seragam olah raga, baju batik ,sampai sekarang modalnya bertambah menjadi 2
juta ,seelain koperasi sekolah di SD Negeri Paligimata ada juga yang dijual
makanan ,minuman, dan buah- buahan.Warung sekolah disewakan pada salah
seorang warga dengan menyetorkan hasil usaha warung setiap minggu sebesar
10.000 rupiah kepada petugas koperasi sekolah.Hasil usaha koperasi sekolah dan
warung sekolah dikumpulkan untuk menambah kesejahteraan guru.
Kompetensi kewirausahaan tersebut berupa kemampuan untuk berkomunikasi
dan berinteraksi secara efektif dan efisien, baik dengan peserta didik, guru ,orang
tua/wali, dan masyarakat sekitar. Seseorang yang memiliki kompetensi
kewirausahaan akan nampak menarik, empati, kolaboratif, suka menolong,
menjadi panutan, komunikatif, dan kooperatif.
Pada kontek persekolahan seorang kepala sekolah dituntut memiliki
kompetensi kewirausahaan dalam menjalankan tugasnya. Peran penting
kompetensi kewirausahaan ini terletak pada dua hal yakni pertama, terletak pada
peran pribadi kepala sekolah yang hidup ditengah masyarakat untuk berbaur
dengan masyarakat. Untuk itu seorang kepala sekolah perlu memiliki kemampuan
untuk berbaur dengan masyarakat, kemampuan ini meliputi kemampuan berbaur
secara santun, luwes dengan masyarakat, dapat melalui kegiatan olah raga,
keagamaan, dan kepemudaan, kesenian dan budaya. Keluwesan bergaul harus
dimiliki oleh kepala sekolah selain sebagai kepala maupun sebagai guru.
83
Ketrampilan hubungan manusiawi adalah kecekatan untuk menempatkan diri
di dalam kelompok kerja. Juga, ketrampilan menjalin komunikasi yang mampu
menciptakan kepuasan kerja pada kedua belah pihak. Hubungan manusiawi
melahirkan suasana kooperatif dan menciptakan kontak manusiawi antar pihak
yang terlibat. Kepala atau manajer sekolah, disamping disamping berhadapan
dengan benda, konsep-konsep dan situasi, juga manusianya. Berkaitan dengan
pembudayaan nilai-nilai ini Sudibyo (2008) menjelaskan bahwa pendidikan
hakikatnya merupakan proses pelembagaan nilai-nilai budaya nasional, termasuk
dalam hal ini adalah budaya daerah. Banyak nilai budaya lokal atau daerah yang
mempunyai keberlakuan secara nasional.
Bertolak pada penjelasan diatas dapat kita pahami betapa kompetensi
kewirausahaan merupakan hal yang tidak hanya penting bagi kepala
sekolah secara individu tetapi juga penting bagi institusi sekolah yang dikelola
dan bagi masyarakat sekitarnya. Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin
dituntut memiliki kualitas dan daya saing, serta mampu menciptakan sikap-sikap
dan tingkah laku sesuai dengan ajaran agama yang dipraktekkan dalam kehidupan
sehari-hari baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga dan
masyarakat. Kepala sekolah merupakan motor penggerak bagi sumber daya
sekolah terutama guru-guru dan karyawan sekolah. Sehingga dapat dikatakan
bahwa sukses tidaknya kegiatan di sekolah di tentukan oleh kepala sekolah itu
sendiri. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada
kepemimpinan kepala sekolah karena merupakan pemimpin di lembaganya, maka
ia harus mampu melakukan perubahan dan inovasi, pengembangan, Iptek,
Kualitas, dan Kompetensi lembaga kearah tercapainya tujuan yang ditetapkan, ia
harus mampu melihat adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam
kehidupan global yang lebih baik.
Berdasarkan paparan tersebut penulis selaku peserta diklat pada kegiatan
On The Job Learning (OJL) diSD Negeri Paligimata, penulis melakukan Analisis
Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) pada bidang Dimensi Supervisi
untuk mengasah diri dalam meningkatkan kompetensi sosial. Berdasarkan profil
sekolah penulis tertarik pada kegiatan sekolah berwawasan lingkungan, karena itu
84
pada kesempatan ini penulis membahas Upaya Peningkatan Dimensi Supervisi
di SD Negeri Paligimata berupa penilaian Administrasi Guru
Dalam usaha meningkatkan diri dalam kompetensi kewirausahaan, penulis
menyusun perencanaan pengembangan diri melalui observasi dan wawancara
pada stakeholder yang berkompeten di lingkungan SD Negeri Paligimata,
bertujuan untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan di sekolah
untukMensupervisi dari mulai perencanaan pembelajaran sampai peniaian .
1. Persiapan
Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan tersebut , penulis menyusun
jadwal kegiatan pengumpulan data, menyusun instrumen berupa daftar
pertanyaan yang dipakai dalam wawancara dengan kepala sekolah.
(instrumen terlampir).
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan penulis bertemu dengan kepala
sekolah SD Negeri Paligimatapada hari Jumat tanggal 01 September 2015
pukul 08.00 sd 10.00 di ruang kepala sekolah untuk mengajukan beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan dimensi sosial dan menanyakan kegiatan
apa saja yang sudah berjalan yang menjalin kerja sama dengan pihak yang
peduli dan terkait dengan masalah meningkatkan hubungan dengan supervisi.
3. Hasil
Dari wawancara dan observasi yang penulis lakukan dalam pelaksanaan
pengembangan AKPK, penulis dapat paparkan sebagai berikut.
SDNegeriPaligimata adalah salah satu sekolah yang mampu
mengembangkan potensi usaha bersama dengan menghasilkan :
1. Administrasi Kelas
2. Admistrasi Perencanaan Pembelajaran
3. Administrasi pelaksanaan Pembelajaran
4. Administrasi Penilaian
Dari kegiatan pengembangan AKPK yang penulis lakukan di SD Negeri
Paligimata, banyak manfaat yang penulis dapatkan. Penulis mendapatkan
pembelajaran dan latihan sebagian peran dan fungsi seorang kepala sekolah.
Penulis menyadari ternyata melakoni peran kepala sekolah bukanlah hal yang
85
mudah. Semoga pembelajaran dan latihan yang penulis dapatkan bermanfaat
untuk peningkatan mutu pendidikan di masa mendatang.
86
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
kewirausahaan, supervisi , dan sosial yang harus dimiliki oleh seorang kepala
sekolah
B. Saran
1. Program Diklat Penyiapan Calon Kepala Sekolah sangat bermutu seperti ini,
harus tetap dilakukan sehingga para kepala sekolah kelak dapat menambah
lebih intens.
87
88