Sri Fatmawati-Fitk PDF
Sri Fatmawati-Fitk PDF
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
Sri Fatmawati
NIM: 106011000184
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
SRI FATMAWATI
106011000184
Di bawah bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JAKARTA
1432 H/ 2011 M
LEMBAR PENGESAHAN
Penguji I
Dra. Djunaidatul Munawaroh, M.Ag . ...
NIP. 19580918198701 2 001
Penguji II
Dra. Eni Rosda Syarbaini, M.Psi ..
NIP. 19530813198003 2 001
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
SRI FATMAWATI
NIM. 106011000184
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Kiranya tiada kata yang lebih pantas untuk diucapkan selain Al-
hamdulillah, segala puji bagi Allah sebagai manifestasi rasa syukur kita kehadirat
Illahi Rabbi yang telah menghadiahkan anugerah yang begitu mahal harganya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Hubungan antara
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Akhlak Siswa (Studi Penelitian
siswa kelas VIII di SMP Negeri 03 Tangerang Selatan. Shalawat salam semoga
senantiasa tercurah pada baginda Nabi Muhammad saw yang dengan kecerdasan
dan kesabarannya mampu mendobrak kejahiliyahan manusia.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis sangat berterima kasih dan memberikan penghargaan yang
setinggi-tingginya atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari beberapa pihak.
Ucapan terima kasih dan penghargaan tersebut diajukan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Dekan FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Bahrissalim, M.Ag selaku Ketua Jurusan dan Bapak Drs.
Sapiudin Shidiq, MA selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Jakarta. Terima kasih atas waktu luang yang telah diberikan untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada kami selaku mahasiswa.
3. Ibu Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi selaku pembimbing I. Terima kasih tak
terkira untuk kesediaannya berbagi ilmu dan waktu, berbagi pengalaman
hidup sehingga penulis dapat mengambil hikmah dari semuanya.
4. Bapak Tanenji, M.A selaku pembimbing II. Terima kasih telah menjadi
pembimbing dalam berbagi ilmu kepada penulis. Semoga semuanya
dapat bermanfaat dikemudian hari. Amin.
ii
5. Kepala sekolah, Guru dan semua staf di SMP Negeri 03 Tangerang
Selatan, khususnya ibu Haerunnisa seorang guru agama yang dapat
memberikan arahan dan bimbingan hidup kepada penulis.
6. Kepada Bapak (H. Saman), Ema (Aliyah). Terima kasih atas
pengorbanan baik dari segi moril maupun materil yang telah engkau
berikan kepada anakmu ini, tanpa kalian aku bukan apa-apa.
7. Kakak serta adik-adikku tercinta (Maman Fathurrahman beserta istri,
Nur Latifah, Muhammad Kahfi, Fifih Lutfiyah, Ahmad Hafidz dan
keponakan ku M. Ezza Fathurrahman) yang selalu memberikan motivasi
bagi penulis untuk dapat menghadapi segala cobaan dengan hati yang
lapang dan yang selalu menghibur dikala sedih.
8. Sahabat-sahabat ku tercinta MIQISYA (Suhaimi, Siti Marqiyah n
Syaidah) Sahabat Sejati yang selalu menemaniku di setiap suka maupun
duka. Kehadiran kalian selama ini telah mewarnai hidupku.
9. Teman seperjuangan PAI E yang tidak disebutkan satu persatu. Terima
kasih atas bantuan dan keakraban selama masa perkuliahan yang kita
lalui selama ini.
10. Teman kosan (Aniah, Maryam n Yolan) terima kasih atas doa dan
dukungannya.
Pada akhirnya, tiada yang lebih berarti selain menjadi pribadi yang
berguna bagi orang lain. Khoirunnas Anfauhum linnas.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Jakarta, 26 Februari 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ..........................................................................7
D. Perumusan Masalah ...........................................................................7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian.......................................................................... 7
2. Manfaat Penelitian........................................................................ 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pembelajaran .............................................................. 8
2. Tekhnik Pembelajaran .................................................................. 9
3. Pengertian Pendidikan Agama Islam ........................................... 12
4. Ruang lingkup .............................................................................. 13
5. Tujuan Pendidikan Agama Islam ................................................. 14
6. Fungsi Pendidikan Agama Islam ................................................. 16
7. Standar kompetensi lulusan (SKL) .............................................. 17
8. Materi-materi Pendidikan Agama Islam ...................................... 19
B. Akhlak
1. Pengertian Akhlak ........................................................................ 21
2. Sumber dan Nilai-nilai Akhlak .................................................... 22
iv
3. Macam-macam Akhlak ................................................................. 23
4. Faktor-faktor Pembentukkan Akhlak ........................................... 27
5. Metode Pembinaan Akhlak .......................................................... 29
6. Manfaat Akhlak Yang Mulia ........................................................ 31
C. Kerangka Berfikir ............................................................................. 32
D. Pengajuan Hipotesis ......................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
UU RI No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Media Wacana
Press, 2003)Cet. 1 h.9
1
2
2
UUD RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional., h. 8
3
kecuali timbul dari akhlak yang mulia dan muamalah yang baik terhadap
Allah swt dan makhluknya.3
Masalah akhlak dan pembinaannya dalam kemajuan tekhnologi modern
ini semakin penting dan mendesak untuk dikaji dan diperlukan kumpulan
fakta-fakta yang menunjukkan bahwa kemajuan tekhnologi tersebut membawa
dampak negatif disamping membawa dampak positif terhadap peradaban
manusia.
Dengan kata lain, apabila seseorang akhlaknya baik maka akan baik pula
sifat dan perilakunya, sebaliknya jika rusak akhlaknya maka akan rusak pula
sikap dan perilakunya. Akhlak buruk menjadi musuh Islam yang utama karena
misi Islam pertama-tama untuk membimbing manusia agar berakhlak mulia.
Untuk itu Islam sangat memerangi akhlak yang buruk. Dan kedudukan akhlak
dalam kehidupan manusia mempunyai posisi yang sangat penting, baik
sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, jatuh bangunnya suatu
bangsa tergantung pada keadaan akhlak masyarakat atau warga negaranya,
dan juga sebaliknya jika akhlaknya buruk, maka rusaklah negara tersebut.
Kemerosotan akhlak tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, akan
tetapi pada anak-anak sampai tingkat remaja yang kemudian diharapkan dapat
menjadi penerus bangsa, pembela tanah air dan negaranya. Belakangan ini
banyak mendengar keluhan orang tua, ahli pendidikan, serta orang-orang yang
berkecimpung didalam dunia pendidikan agama dan sosial, tentang
kemerosotan akhlak anak didik.
Begitu pentingnya akhlak dalam Islam, sehingga masalah akhlak ini
dibahas begitu banyak dalam Al-Quran, baik dari segi teori maupun praktis,
dan diantaranya ayat yang mengatur dan membicarakan tentang akhlak adalah
terdapat dalam surat Al-Lukman ayat 19 yang berbunyi :
3
Umar Muhammad Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, alih bahasa oleh Dr. Hasan
Langgung, (Jakarta :Bulan Bintang, 1979), h. 312
4
Artinya : Dari Muhammad bin Ijlal dan Qoqo bin Hakim dari Abi Shaleh
dari Abi Hurairah r.a berkata : Sesungguhnya aku diutus ke dunia ini adalah
untuk menyempurnakan akhlak manusia. (H.R Ahmad)4
Hadis Nabi tersebut menggambarkan tentang pentingnya posisi akhlak
dalam agama Islam. Sehingga tidak aneh jika Fazlur Rahman seorang
cendekiawan muslim Pakistan mengatakan bahwa : Islam pada dasarnya
adalah agama akhlak (moral) sebelum kemudian menjadi agama fiqih (hukum)
dan agama lainnya.5
Pembahasan akhlak ini juga menjadi pembahasan penting dalam
pendidikan Islam, karena perubahan hasil belajar bukan hanya aspek
pengetahuan atau kognitif saja, melainkan juga aspek moral atau akhlak
(afektif). Perubahan yang dipandang sebagai unsur yang bersifat positif dalam
4
Imam Akhmad, Musnad Imam Akhmad, jilid II(Beirut : Dar al-Fikr, tth), h. 381
5
Ahmad Mahmud Subhi, Filsafat Etika: Tanggapan Kaum Rasionalis dan Intuisionalis
Islam, (Jakarta : Serambi, 2001), h. 30
5
6
Departemen Agama RI, Proses Belajar Mengajar untuk Siswa PGAN, jilid 1, (Jakarta :
Depag, tth), h. 10
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah, di antaranya sebagai berikut:
1. Pembelajaran pendidikan agama Islam belum terkait dengan pembentukan
akhlak siswa.
2. Pembelajaran pendidikan agama Islam dalam membentuk akhlak siswa
belum sepenuhnya diterapkan oleh pendidik dalam lingkungan sekolah.
8
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI), (Bandung : CV. Pustaka Setia, 1999), Cet.
II, h. 50
7
C. Pembatasan Masalah
Setelah mengidentifikasi berbagai permasalahan yang ada, maka penulis
membatasi permasalahan sebagai berikut:
1. Pembelajaran pendidikan agama Islam meliputi : Keimanan, Fiqh, Akhlak
dan Sejarah/Tarikh.
2. Akhlak siswa terdiri dari beberapa indikator, yaitu: Akhlak terhadap Allah
swt, akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap sesama, akhlak terhadap
orang tua, dan akhlak terhadap lingkungan.
D. Perumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah diidentifikasi dan
dibatasi di atas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Apakah ada Hubungan yang Signifikan antara Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam dengan Akhlak Siswa?
1
A. Tabrani Rusyan dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya,1994), h.78-79
9
10
2
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 57
3
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran.., h. 59
11
4
Dr.Armai Arief, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta:
Ciputat Pers, 2002)cet.1 h. 75
13
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (Q.S Al-
Imron: 104)
Artinya: Sebagaimana (Kami Telah menyempurnakan nikmat kami
kepadamu) kami Telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang
membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan
kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.(Q.S Al-Baqarah: 151)
5
Lihat Departemen Agama RI, Pedoman Umum Pendidikan Agama Islam, Sekolah
Umum dan Dasar, Jakarta: Direktorat Madrasah dan Pendidikan Agama, Tth. h. 3
6
Drs. M. Ngalim Purwanto, Pendidikan Teoritis Dan Praktek, (Bandung: Remaja Karya,
1985), h. 3
14
4. Ruang lingkup
Pendidikan agama Islam mencakup usaha untuk mewujudkan
keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara :
a. Hubungan manusia dengan Allah swt
b. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
7
Muhammad Nawawi al-Jawi, Tafsir Munir, (Indonesia: Dar Ihya al-Kutub al-Arabiyah,
Tth), Jil. 1, h. 40
15
8
Lihat Departemen Agama RI, Pedoman Umum Pendidikan Agama Islam, Sekolah
Umum dan Dasar , h. 6
16
9
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h.
135.
10
Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan
Agama Islam di Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. II, h. 78.
17
11
Lihat Departemen Agama RI, Pedoman Umum Pendidikan Agama Islam, Sekolah
Umum dan Dasar. Jakarta; op.cit., h. 4
12
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan agama Islam., h. 134-135
18
13
Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M, Pd., Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah), (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)cet.2. h.26
19
14
Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2007)h. 93
20
15
http://bangkok.org/news/download/kurikulum/skl-smp.pdf
16
Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Malang: IAIN Sunan
Ampel, 1983), h. 21.
21
17
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam.., h. 77
22
B. AKHLAK
1. Pengertian Akhlak
Akhlak secara bahasa berasal dari kata yang asal katanya yang
berarti perangai, tabiat, adat atau yang berarti kejadian, buatan, ciptaan.
Jadi secara etimologi akhlak berarti perangai, adat, tabiat atau sistem perilaku
yang dibuat.19
Sedangkan menurut Rachmat Djatnika dalam bukunya Sistem Ethika
Islami akhlaq yaitu budi pekerti yang merupakan perpaduan dari hasil ratio
dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia.20
Ada beberapa pengertian tentang akhlak yang dikemukakan oleh
beberapa tokoh, diantaranya:
18
Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan ., h.
83.
19
Zakiah Daradjat, et al, Dasar-dasar Agama Islam: Buku Teks Pendidikan Agama Islam
pada Perguruan Tinggi dan Umum, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. 10, h. 253.
20
Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami: Akhlak Mulia, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996),
Cet.2, h. 26.
23
21
Rachmat Djatnika, Sistem Ethika Islami..., h. 27.
22
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006)Cet. 5,. h. 3.
23
Zakiah Darajat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, (Jakarta: Ruhama, 1995),
Cet. 2, h. 10.
24
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat dan
Tasawuf, (Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005), Cet. 2, h. 30.
25
Novi Hardian, Tim ILNA, Super Mentoring: Panduan Keislaman untuk Remaja,
(Bandung: Syaamil Cipta Media, 2003), h. 156-157.
24
3. Macam-macam Akhlak
Akhlak terbagi menjadi dua macam, yaitu akhlak al-karimah dan akhlak
al-madzmumah.
1) Akhlak al-Karimah
Akhlak al-Karimah atau akhlak yang mulia amat banyak jumlahnya,
namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia
dengan manusia, akhlak yang mulia dapat dibagi menjadi 3 bagian, antara
lain:
a. Akhlak Terhadap Allah
Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran
bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Banyak alasan mengapa manusia
harus berakhlak baik terhadap Allah. Diantaranya adalah hal-hal
sebagai berikut:
Karena Allah telah menciptakan manusia dengan segala
keistimewaan dan kesempurnaannya. Sebagai yang diciptakan
sudah sepantasnya manusia berterima kasih kepada yang
menciptakannya.
Karena Allah telah memberikan perlengkapan panca indera, hati
nurani, dan naluri kepada manusia. Semua potensi jasmani dan
rohani ini amat tinggi nilainya, karena dengan potensi tersebut
manusia dapat melakukan berbagai aktifitas dalam berbagai bidang
kehidupan yang membawa kepada kejayaannya.
Karena Allah menyediakan berbagai bahan dan sarana kehidupan
yang terdapat di bumi, seperti tumbuh-tumbuhan, air, udara,
25
26
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-nilai Akhlak...,h. 49-52.
27
Supriadi, dkk., Buku Ajar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Grafika Karya Utama,
2001), Cet. 2 , h. 209.
28
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-nilai Akhlak..., h. 55.
29
Supriadi, dkk., Buku Ajar Pendidikan Agama..., h. 210.
26
30
Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf: Nilai-nilai Akhlak..., h. 57.
31
Haya binti Mubarak Al-Barik, Ensiklopedi Wanita Muslimah, (Jakarta: Darul Falah,
1998), Cet. 5 , h. 129-130.
27
Menepati janji.
Musyawarah.
Saling berwasiat kepada kebenaran dan kesabaran, dll.32
2) Akhlak al-Madzmumah
Akhlak al-Madzmumah adalah kebalikan dari akhlak al-Karimah yaitu
akhlak yang tercela dan harus dihindari. Adapun contoh akhlak al-
Madzmumah yaitu sebagai berikut:
a. Iri adalah sikap kurang senang melihat orang lain mendapat kebaikan
atau keberuntungan. Sikap ini kemudian menimbulkan prilaku yang
tidak baik terhadap orang lain, misalnya sikap tidak senang, sikap
tidak ramah terhadap orang yang kepadanya kita iri atau menyebarkan
isu-isu yang tidak baik.
b. Dengki artinya merasa tidak senang jika orang lain mendapatkan
kenikmatan dan berusaha agar kenikmatan tersebut cepat berakhir dan
berpindah kepada dirinya, serta merasa senang kalau orang lain
mendapat musibah. Perbuatan dalam bentuk kemarahan, permusuhan,
menjelek-jelekkan, menjatuhkan nama baik orang lain. Orang yang
terkena sifat ini bersikap serakah, rakus, dan zalim.
c. Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap
sesama. Menghasud adalah tindakan yang jahat dan menyesatkan,
karena mencemarkan nama baik dan merendahkan derajat seseorang
dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek yang sebenarnya harus
ditutupi.34
32
Supriadi, dkk., Buku Ajar Pendidikan Agama..., h. 210.
33
Supriadi, dkk., Buku Ajar Pendidikan Agama..., h. 211.
34
Muchtar M. Rani, Akhlak Mahmudah dan Akhlak Madzmumah , dari
http://3puspainspirasi.blogspot.com/2009/11/akhlak-mahmudah-dan-akhlak-madzmumah.html, 23
Desember 2010.
28
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (Q.S. An-Nahl: 78)36
35
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,, h. 166-167.
36
Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya, (Bandung: CV. Diponegoro, 2000),
Cet. 10, h. 220.
29
, ,
,
, .
..... ,
tidak ada anak yang dilahirkan, kecuali dalam keadaan fitrah
(kesucian) maka kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya
sebagai seorang Yahudi, Nasrani, atau Majusi, keluar dari pada suatu
binatang melata yang seluruhnya merayap, apakah kamu merasa
mengetahui yang ada di dalamnya yaitu dipotong hidungnya, kemudian
Abu Hurairah berkata: Allah mensucikan manusia yang telah disucikan
atasnya, tidaklah menggantikan segala apa yang diciptakan Allah, yang
demikian itu agama yang lurus (HR. Bukhari).37
37
Syaikh Abdul Aziz, Shahih Bukhari, (Beirut: Daar al-Fikr, tth), h. 118.
38
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf,, h. 168-169
30
,
Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia
(HR. Ibnu Hibban)40
Dalam pembinaan akhlak perlu diketahui tentang perbedaan psikologis
setiap individu antara anak-anak, remaja dan dewasa. Sehingga dalam proses
pembinaan akhlak dapat diberikan metode yang tepat.
Adapun metode-metode yang dapat dilakukan dalam proses pembinaan
akhlak diantaranya:
1) Pembiasaan secara kontinyu
Pembiasaan ini hendaknya dilakukan sejak kecil dan berlangsung secara
kontinyu. Berkenaan dengan ini Imam al-Ghazali mengatakan bahwa
kepribadian manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala usaha
pembentukan melalui pembiasaan. Jika manusia berbuat jahat, maka ia akan
menjadi orang jahat. Untuk ini al-Ghazali menganjurkan agar akhlak
diajarkan, yaitu dengan cara melatih jiwa kepada pekerjaan atau tingkah laku
39
Novi Hardian ,Tim ILNA, Super Mentoring: Panduan Keislaman, h. 157.
40
Ibnu Hibban, Al-Mustadrak Ala Sohihain, (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiah, 1990), Juz. 2,
h. 670.
31
Artinya: SesungguhnyaTelah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Q.S. Al-Ahzab:
21)41
4) Introspeksi Diri
Dalam hubungan ini Ibn Sina mengatakan jika seseorang menghendaki
dirinya berakhlak utama hendaknya lebih dahulu mengetahui kekurangan dan
41
Departemen Agama RI, Al-Quran dan..., h. 336.
32
cacat yang ada dalam dirinya, dan membatasi sejauh mungkin untuk tidak
berbuat kesalahan, sehingga kecacatannya tidak terwujud dalam kenyataan.42
Perbaikan tidak akan berhasil dengan masa bodoh terhadap segala
kekurangan dan tidak berusaha menutupnya karena kita membawa amanah
yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan semesta alam dan
pertanggungjawaban dihadapan sejarah yang tidak meninggalkan keburukan
dan kebaikan melainkan menuliskannya.43
5) Nasihat
Didalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh kata-kata
yang didengar. Pembawaan itu biasanya tidak tetap, dan oleh karenanya kata-
kata tersebut harus diulang-ulangi. Kata-kata ini biasanya berupa nasehat.
Namun nasehat saja tidaklah cukup jika tidak dibarengi dengan teladan dan
perantara yang memungkinkan teladan itu diikuti atau diteladani karena
didalam jiwa terdapat berbagai dorongan yang asasi yang terus-menerus
memerlukan pengarahan dan pembinaan.44
42
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 164-166.
43
Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, Bersama Para Pendidik Muslim, Terj. Maal
muallimin Oleh Ahmad Syaikhu, (Jakarta: Darul Haq, 2002), h. 76.
44
Muhammad Quthb, Terj. oleh Salman Harun, Sistem Pendidikan Islam, Terj. oleh Salman
Harun, (Bandung: PT. Al-Maarif, 1988), Cet. 2 , h. 334.
45
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h.171-173
33
C. Kerangka Berfikir
Pendidikan Agama Islam di sekolah menengah pertama merupakan mata
pelajaran yang wajib diberikan kepada peserta didik dalam upaya pencapaian
tujuan Pendidkan Nasional. Dengan diberikannya pembelajaran pendidikan
agama Islam hendaknya mampu mencetak siswa yang berilmu, beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
46
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h.173-175
34
D. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu preposisi atau anggapan yang
mungkin benar dan sering digunakan untuk dasar pembuatan keputusan dan
penelitian lebih lanjut. Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis
sebagai berikut: Semakin tinggi kualitas pembelajaran pendidikan agama
35
Islam maka akan semakin tinggi pula akhlak siswa. Berdasarkan hipotesis
tersebut maka hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho) dapat
dirumuskan. Adapun rumusan kedua hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
Ha: Terdapat hubungan yang signifikan antara pembelajaran pendidikan
agama Islam dengan pembentukan akhlak siswa.
Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara pembelajaran pendidikan
agama Islam dengan pembentukan akhlak siswa.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2007), Cet. 6, h. 105.
36
37
menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang
diteliti secara tepat. 2
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.3
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang dijadikan sebagai acuan
dalam pengamatan, guna memperoleh data dan kesimpulan empiris mengenai
Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Akhlak Siswa, yaitu:
1. Variabel bebas (Variabel Independent), yaitu Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (variabel X)
2. Variabel terikat (Variabel Dependent) yaitu Akhlak Siswa (variabel Y)
2
Sukardi , Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), Cet. 7, h. 157.
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), Cet. 13, hal. 118
4
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, .,h. 130
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian,., h. 131
38
6
Drs. Riduwan, M.B.A, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula, (Bandung : ALFA BETA, 2009) Cet. 6, h. 69
7
Anas Sudjiono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 1995), h. 76
39
8
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2006), Cet.2, hal. 238
40
Tabel 2
Kisi-Kisi Quisioner
Nomor Butir
No Variabel Dimensi Indikator
positif negatif Jumlah Item
1 Pembelajaran Ruang lingkup - Keimanan 1,2,3, 4
Pendidikan pembelajaran - Al-Quran/Hadits 5,6,8, 7
Agama Islam Pendidikan - Akhlak 9,10,11 12 20
Agama Islam - Fiqh/Ibadah 13,15,16 14
- Tarikh 17,18,19 20
2 Akhlak Siswa 1.Akhlak al- - Akhlak terhadap 1,2,4,6 3,5
Karimah Allah
- Akhlak terhadap diri 7,9,10,13,14 8,11,12
sendiri
- Akhlak terhadap 15,16,20,21 17,18,19
sesama
- Akhlak terhadap 22,23,24 25
lingkungan dan 50
alam
- Hasud
rit
xixt
xt xi
2 2
Keterangan:
rit = Angka indeks korelasi antara skor butir soal dengan skor total
xi = Jumlah kuadrat deviasi skor dari xi
xt = Jumlah kuadrat deviasi skor dari xt
Suatu instrumen dapat dikatakan valid apabila hasil perhitungan
didapat angka koefisien korelasi rit > rtab yang dikonsultasikan pada taraf
signifikansi 0,05.
Dapat juga perhitungan validitas tersebut dilakukan dalam program
Microsoft Office Excel dengan menggunakan rumus PEARSON yang
terdapat dalam formula excel.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang
mempunyai asal kata rely dan ability. Reliabilitas mempunyai berbagai arti
yaitu keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsisten dan
sebagainya.10 Dalam rangka menentukan apakah sebuah instrumen
memiliki daya keajegan mengukur (reliabilitas) yang tinggi atau belum,
9
Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta: UIN Jakarta
Press. 2009), hal. 32
10
Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswahal. 32
42
n Si
r11 1 2
n 1 St
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas tes
n = Banyaknya butir pernyataan
1 = Bilangan Konstan
St 2 = Varian total
1. Uji Korelasi
11
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996),
hal. 207-208.
43
Keterangan:
12
Coefficient of Determination atau koefisien penentu yang dalam hal ini
digunakan untuk lebih memudahkan pemberian interpretasi angka indeks
korelasi r product moment pada uji hipotesis di atas.
Rumus Coefficient of Determination yaitu:
KD = r x 100 %
Dimana:
KD = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi
t hitung = r
12
Drs. Riduwan, M.B.A, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula, (Bandung : ALFA BETA, 2009)Cet. 6, h. 139
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pada pengumpulan data pembelajaran pendidikan agama Islam, peneliti
menggunakan angket. Angket disusun berdasarkan indikator yang mengacu
pada teori Goleman. Diantaranya mengukur tentang ruang lingkup
pembelajaran pendidikan agama islam, seperti keimanan, al-Quran/hadits,
aqidah akhlak, fiqh dan sejarah/SKI .
Perhitungan statistik data pembelajaran pendidikan agama Islam
menggunakan Microsoft Office Excel dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4
Deskripsi Data Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Deskripsi Nilai
Nilai maksimum 80
Nilai minimum 60
Range 20
Mean 53
45
46
Median 69
Modus 71
Tabel 5
Penggolongan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
X < {29,475 - 1.0 (12,37)} Rendah X < 62
{29,475 - 1.0 (12,37)} X < {29,475+ 1.0 (12,37)} Sedang 64 X < 71
{29,475 + 1.0 (12,37)} X Tinggi 72 X
GAMBAR 1
Skor Angket Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
60
50
40 Rendah
Sedang
30
Tinggi
20
10
2. Akhlak Siswa
Pada pengumpulan data akhlak siswa peneliti menggunakan angket yang
disusun berdasarkan indikator yang mengacu pada teori yang terdapat pada
Bab II. Diantaranya mengukur tentang akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap
diri sendiri, akhlak terhadap orang tua, akhlak kepada guru, akhlak terhadap
teman dan akhlak terhadap lingkungan.
Perhitungan statistik data akhlak siswa menggunakan Microsoft Office
Excel dengan hasil sebagai berikut:
49
Tabel 7
Deskripsi Data Akhlak Siswa
Deskripsi Nilai
Nilai minimum 79
Range 29
Mean 101,91
Median 102
Modus 102,106,120
Tabel 8
Penggolongan Tingkat Kualitas Akhlak Siswa
X < {101,91 1,0 (10,59)} Rendah X < 94
{101,911,0 (10,59)} X <{101,91 + 1,0 (10,59)} Sedang 95 X < 108
{101,91 + 1,0 (10,59)} X Tinggi 109 X
Hasil dari penggolongan tingkat kualitas Akhlak siswa, dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 9
Skor Skala Akhlak Siswa
Kategori Skor Frekuensi Prosentase
Rendah 0 94 8 20 %
Sedang 95 108 22 55 %
Tinggi 109 120 10 25 %
GAMBAR 2
Skor Angket Akhlak Siswa
60
50
40
R endah
30 S edang
Tinggi
20
10
Tabel 10
Hasil Koefisien Korelasi
Correlations
VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .810(**)
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
VAR00002 Pearson Correlation .810(**) 1
Sig. (2-tailed) .000
N 40 40
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4. Interpretasi Data
Dari hasil analisa dan interpretasi data diperoleh kesimpulan bahwa
terdapat hubungan yang cukup signifikan antara pembelajaran pendidikan
agama Islam dengan akhlak siswa kelas VIII SMP Negeri 03 Tangerang
Selatan. Dengan kata lain akhlak siswa dapat ditingkatkan dengan
pembelajaran pendidikan agama Islam. Hal ini berarti siswa yang mempunyai
tingkat pembelajaran pendidikan agama Islam yang tinggi, memiliki akhlak
yang baik dan sebaliknya siswa yang mempunyai tingkat pembelajaran
53
pendidikan agama Islam yang rendah berarti memiliki akhlak yang kurang
baik atau jauh dari kata baik.
Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan skor pembelajaran pendidikan
agama Islam dimana 30 % siswa berada pada kategori tinggi, 57,5 % berada
pada kategori sedang dan 12,5 % berada dalam kategori rendah. Disandingkan
dengan hasil perhitungan skor akhlak siswa dimana 25 % siswa berada
kategori tinggi, 55 % siswa berada pada kategori sedang dan sisanya 20 %
berada pada kategori rendah.
Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi PPM:
No
Resp X Y XY X Y
A1 72 103 7416 5184 10609
A2 69 115 7935 4761 13225
A3 61 79 4819 3721 6241
A4 71 106 7526 5041 11236
A5 71 108 7668 5041 11664
A6 68 102 6936 4624 10404
A7 78 106 8268 6084 11236
A8 73 116 8468 5329 13456
A9 70 111 7770 4900 12321
A10 79 119 9401 6241 14161
A11 71 102 7242 5041 10404
A12 67 94 6298 4489 8836
A13 60 93 5580 3600 8649
A14 67 100 6700 4489 10000
A15 74 99 7326 5476 9801
A16 71 103 7313 5041 10609
A17 71 107 7597 5041 11449
A18 71 106 7526 5041 11236
A19 68 107 7276 4624 11449
A20 74 106 7844 5476 11236
A21 79 120 9480 6241 14400
A22 69 96 6624 4761 9216
A23 66 94 6204 4356 8836
A24 71 101 7171 5041 10201
A25 65 97 6305 4225 9409
A26 62 81 5022 3844 6561
A27 62 99 6138 3844 9801
54
rxy
N XY X Y
N X 2
X N Y Y
2 2 2
rxy
40 x 290754 2797 4133
40 x 196791 2797 40 x 430915 4133
2 2
11630160 11560001
rxy
7871640 7823209 17236600 17081689
55
70159
rxy
48431 154911
70159
rxy
86616 , 94
rxy 0 ,81
= 0,81
= 0,81
0,3439
Kaidah pengujian :
Jika t hitung t table, maka tolak Ho artinya signifikan dan
t hitung t table, maka Ho artinya tidak signifikan
Berdasarkan perhitungan t hitung, = 0,05 dan n = 40, uji satu pihak; dk =
n-2 = 40-2 = 38 sehingga diperoleh t table = 1,684
Ternyata t hitung lebih besar dari t tabel, atau 14,51 1,684, maka Ho ditolak,
artinya Ada Hubungan yang signifikan antara pembelajaran pendidikan agama
Islam terhadap akhlak siswa.
Apabila pembelajaran pendidikan agama Islam disandingkan dengan
akhlak maka akan memiliki jalur yang sejalan atau lurus. Hal ini disebabkan
karena kedua faktor tersebut baik itu pembelajaran pendidikan agama Islam
maupun akhlak sangat berkaitan erat dengan akhlak siswa sehingga
mengalami perubahan yang maksimal dari akhlak siswa tersebut.
Akhlak yang dimiliki oleh siswa merupakan interpretasi sehari-hari dari
indikator-indikator khusus ruang lingkup pendidikan agama Islam dalam
bentuk perilaku yang dapat dinilai baik dan buruk. Kita lihat dari indikator-
indikator pembelajaran pendidikan agama Islam tersebut diantaranya
keimanan, Al-Quran/hadits, akhlak, fiqh dan sejarah Islam adalah cerminan
yang tak terpisahkan dari kepribadian manusia khususnya dalam bidang
akhlak.
Dari data hasil wawancara yang telah dilakukan, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa di SMP Negeri 03 Tangerang Selatan ini telah
menerapkan beberapa metode yang secara langsung menunjukkan keterkaitan
antara pembinaan dan pengembangan pembentukan akhlak siswa dari seorang
siswa itu sendiri. Diantaranya adalah penerapan disiplin diri yang tercermin
dari sanksi bagi siswa-siswi yang terlambat masuk sekolah, membiasakan
memberi salam kepada guru dan teman, sholat berjamaah, tidak lupa
mengajarkan siswa untuk selalu menjaga kebersihan baik kebersihan jasmani
maupun rohani, sebelum memulai pelajaran siswa dibiasakan untuk selalu
57
berdoa dan membaca surat pendek, serta masih banyak lagi kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dalam rangka memupuk akhlak siswa.
Pembentukan akhlak siswa dapat diketahui bahwa akhlak terhadap Allah
berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
pendidikan agama Islam memberi arahan kepada siswa untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah, terutama dalam hal beribadah.
Akhlak terhadap diri sendiri berada pada kategori sangat baik. Hal ini
menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam
membawa dampak yang sangat positif terutama terhadap pembentukan
akhlak siswa terhadap diri sendiri. Akhlak ini tentunya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang telah disyariatkan oleh agama.
Akhlak terhadap sesama yaitu sikap terhadap orang tua dan guru berada
pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran
pendidikan agama Islam memberi penanaman sikap yang sangat baik kepada
siswa dalam bertingkah laku terhadap orang tua dan guru.
Kegiatan pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan suatu sistem
untuk membimbing dan mengarahkan anak didik dengan cara yang baik, agar
terbentuk jiwa yang suci, memahami dan memiliki ilmu pengetahuan serta
dapat mengamalkan ilmu yang telah dimiliki.
Walaupun sistem pendidikan yang diterapkan di SMP Negeri 03
Tangerang Selatan lebih berorientasi pada pengembangan pembentukan
akhlak siswa namun dalam pengembangan akhlak pun diikut sertakan dalam
proses pembelajaran. Dimana telah diterapkannya praktek Iman kepada Allah
sampai prilaku akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari dalam materi ajar.
Sehingga kemampuan hidup yang dialami siswa terbentuk dalam kehidupan
bermasyarakat yang berakhlakul karimah dan masyarakat pun dapat
memandang baik dari sikap yang kita perbuat selama di dunia.
Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar pendidikan agama Islam
harus selalu diterapkan kode etik dan penyampaian yang mudah diserap oleh
siswa dan tidak lupa memberikan dukungan yang membangun/positif
sehingga akan terbentuk siswa yang memiliki jiwa yang mulia dan menjadi
58
1
Wawancara dengan Ibu Hairunnisa S.Pd (guru PAI SMP Negeri 03), Jakarta 18 Januari
2011.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pembelajaran pendidikan agama Islam dengan akhlak siswa. Hal
ini dilandaskan atas:
1. Pembelajaran pendidikan agama Islam dengan akhlak siswa sangat berkaitan
erat dalam membentuk akhlak yang mulia. Sehingga memunculkan anggapan
bahwa akhlak siswa dapat ditingkatkan dengan adanya pembinaan akhlak dari
pendidik di sekolah dalam hal pembentukan akhlak al-karimah dan dapat
menjadikan siswa yang memiliki budi pekerti yang mulia baik di dunia
maupun di akhirat kelak.
2. Pembelajaran pendidikan agama Islam selalu diterapkan secara implisit oleh
instansi sekolah khususnya bagi seorang pendidik ketika proses pembelajaran
berlangsung dan sudah masuk bagian kurikulum sekolah tingkat umum.
Dalam pembinaan akhlak yang diterapkan di sekolah sangat besar
pengaruhnya terhadap akhlak siswa, seperti dalam mengikuti kegiatan ekstra
kurikuler rohis/keputrian yang diadakan di sekolah.
59
60
B. Saran
Dengan terdapatnya hubungan yang signifikan antara pembelajaran
pendidikan agama Islam dengan akhlak siswa, maka penulis memberikan
beberapa saran kepada semua pihak yang bersangkutan sebagai berikut:
1. Bagi Pendidik
a. Diharapkan dalam proses belajar mengajar pendidik memberikan pelajaran
serta pengetahuan bagi siswa tentang segala hal yang berhubungan
dengan kemampuan yang ada dalam diri termasuk pendidikan agama
Islam. Tidak hanya pengetahuan yang bersifat rasional saja yang harus
diberikan akan tetapi pengetahuan tentang ruang lingkup pendidikan
agama Islam yang menyangkut keimanan, al-Quran/hadits, akhlak, fiqh
dan sejarah Islam juga perlu diberikan kepada siswa guna membentuk
akhlak al-karimah.
b. Hendaknya pendidik menjadi suri tauladan yang baik bagi para siswanya.
Dengan demikian siswa akan dapat memilih seorang figur yang tepat dan
dapat mencerminkan akhlak yang baik serta menjadi pemimpin yang
amanah.
2. Bagi Siswa
a. Keberhasilan dan kesuksesan dalam hidup tidak dapat terpisahkan dari
anggapan seseorang tentang diri kita. Apabila akhlak yang kita cerminkan
adalah akhlak yang tidak baik maka masyarakat dapat menilai secara
menyeluruh dan akan berimbas pada keberhasilan yang kita peroleh dan
61
apabila akhlak yang baik dari segala aktifitas yang sudah kita lakukan
maka masyarakat akan menilai baik pula.
b. Jagalah selalu akhlak dalam bergaul di masyarakat, baik di rumah, di
sekolah dan di lingkungan sekitar. Biasakan berprilaku akhlakul karimah
dan mengikuti sunah Rasul.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, Imam, Musnad Imam Akhmad, jilid II, Beirut : Dar al-Fikr, tth
Al-Barik, Haya binti Mubarak, Ensiklopedi Wanita Muslimah, Jakarta: Darul
Falah, 1998, Cet. 5
Al-Hamd, Muhammad bin Ibrahim, Bersama Para Pendidik Muslim, Terj. Maal
muallimin Oleh Ahmad Syaikhu, Jakarta: Darul Haq, 2002
al-Jawi, Muhammad Nawawi, Tafsir Munir, Indonesia: Dar Ihya al-Kutub al-
Arabiyah, Tth, Jilid. 1
Al-Syaibani, Umar Muhammad, Filsafat Pendidikan Islam, alih bahasa oleh Dr.
Hasan Langgung, Jakarta :Bulan Bintang, 1979
al-Taumy, Omar Muhammad, Filsafat Pendidikan Islam, terjemahan Hasan
Langgulung, Jakarta :Bulan Bintang, 1979
Ardani, Moh., Akhlak Tasawuf: Nilai-nilai Akhlak/Budi Pekerti dalam Ibadat dan
Tasawuf, Jakarta: CV. Karya Mulia, 2005, Cet. 2
Arief, Dr.Armai, M.A, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,
Jakarta: Ciputat Pers, 2002, cet.1
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006, Cet. 13
________________ , Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1998
Aziz, Syaikh Abdul, Shahih Bukhari, Beirut: Daar al-Fikr, tth
Daradjat, Zakiah, et al, Dasar-dasar Agama Islam: Buku Teks Pendidikan Agama
Islam pada Perguruan Tinggi dan Umum, Jakarta: Bulan Bintang, 1996,
Cet. 10
_____________ , Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta:
Ruhama, 1995, Cet. 2
Djatnika, Rachmat, Sistem Ethika Islami: Akhlak Mulia, Jakarta: Pustaka
Panjimas, 1996, Cet.2
Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya, Bandung: CV. Diponegoro,
2000, Cet. 10
58
59