Anda di halaman 1dari 2

APLIKATIF JURNAL PERBEDAAN PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN AIR

BIASA TERHADAP PENURUNAN SUHU PASIEN ANAK DI UGD SMC RS

TELOGOREJO SEMARANG

1. LATAR BELAKANG

Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh yang berhubungan dengan

ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun mengurangi produksi

panas. Hipertermi terjadi karena adanya ketidakmampuan mekanisme kehilangan

panas untuk mengimbangi produksi panas yang berlebihan sehingga terjadi

peningkatan suhu tubuh.Hipertermi tidak berbahaya jika dibawah 39oC.Selain adanya

tanda klinis, penentuan hipertermi juga didasarkan pada pembacaan suhu pada waktu

yang berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut

(Potter & Perry,2010)

Dampak yang ditimbulkan hipertermia dapat berupa penguapan cairan tubuh yang

berlebihan sehingga terjadi kekurangan cairan dan kejang(Alves & Almeida, 2008,

dalam Setiawati, 2009)

Perawat berperan penting untuk mengatasi hipertermia melalui peran mandiri maupun

kolaborasi.Untuk peran mandiri perawat dalam mengatasi hipertermia bisa dengan

melakukan kompres (Alves & Almeida,2008,dalam Setiawati,2009).Kompres adalah

salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh bila anak mengalami

demam.Selama ini kompres dingin atau es menjadi kebiasaan para ibu saat anaknya

demam.Selain itu, kompres alkohol juga dikenal sebagai bahan untuk

mengompres.Namun kompres menggunakan es sudah tidak dianjurkan karena pada


kenyataan demam tidak turun bahkan naik dan dapat menyebabkan anak menangis,

menggigil, dan kebiruan.Tindakan dengan memberikan es/air es ini dapat

menyebabkan vasokontriksi dan menggigil yang dapat memperburuk hipertermia

(Alpers,Ann, 2006). Metode kompres yang lebih baik adalah kompres tepid sponge

(Kolcaba,2007).

Anda mungkin juga menyukai