Anda di halaman 1dari 24

TUGAS EKOLOGIFISIOLOGI

Oleh : NOVIA ANUGRAH

161051301035

PROGRAM PASCA SARJANA


PENDIDIKAN BIOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
KAJIAN EKOLOGI

Ekologi dalam perkembangannya menjadi semakin dibutuhkan


kehadirannya hampir disetiap pemecahan permasalahan lingkungan dan
pembangunan. Kondisi ini sangat dimungkinkan karena ekologi menjadi dasar
yang harus dimiliki dalam menerapkan berbagai konsep, terutama penerapan
konsep lingkungan maupun konsep-konsep tentang manusia dan makhluk hidup
lain dalam hubungannya dnegan lingkungan.
Perkembangan akhir-akhir ini, konsep ekologi diterapkan dalam
managemen lingkungan yang leboh canggi dan semakin rumit, diantaranya dalam
kegiatan audit lingkungan dan sertifikat bagi pengakuan internasional dibidang
lingkungan misalnya, melalui ISO 14000, ekolabel, dan lain-lain. Pengkajian
terhadap permasalahan lingkungan ini menjadi semakin penting dan tidak bisa
dielakkan jika kita ingin bergaul dan berinteraksi di tingkat dunia. Sebuah produk
tidak akan diterima dipasaran yang sudah menerapkan konsep green consumer
(konsumen hijau) dimana negara atau penduduknya mensyaratkan bahwa seluruh
produk yang akan dikonsumsinya harus memenuhi syarat proses pengambilan dari
alam dan proses pengolahannya tidak merusak dan merugikan lingkungannya.
Manusia tertarik ada ekologi dalam cara yang praktis sejak awal
sejarahnya. Di dalam masyarakat yang primitif setiap individu, untuk hidupnya ,
perlu memiliki pengetahuan yang pasti tentang lingkungannya, yakni mengenai
tenaga-tenaga alam, dan mengenai serta mengenai tumbuhan dan hewan di
sekitarnya.
1. Sejarah Ekologi
Ilmu ekologi mempunyai perkembangan yang bertahap sepanjang sejarah.
Tulisan-tulisan Hipokrates, Aristotesles, dan ahli-ahli filsadat lainnya dari masa
yunani mengandung bahan-bahan yang jelas tentang sifat ekologi. Kata ekologi
merupakan ciptaan kata baru, yang pertama-tama diusulkan oleh ahli biologi
bangsa Jerman Ernest Heeckel pada tahun 1869. Sebagai bidang biologi yang
jelas dan diakui , ilmu ekologi bermula sekitar tahun 1900,dan baru dalam masa
dasarwasa yang lalu saja kata itu menjadi bagian dari perbendaharaan kata umum.
Sekarang setiap orang menyadari benar akan ilmu lingkungan sebagai sarana-
sarana yang sangat diperlukan untuk mencitalan dan memelihara mutu peradaban
manusia (Odum, 1994).
Ekologi diturunkan melalui tradisi sejarah secara alami dari jaman dahulu.
Apa yang disebut dengan proteoecology dalam tulisan Carolous Linneaus
(seorang ahli tumbuhan Swedia yang hidup pada abad ke 18), ia menulis tentang
interaksi antara tanaman dengan binatang, yang kemudian ia sebut sebagai The
Economi Mature.
Pada awal abad ke 19, seorang biogeographer Jerman, Alexander von
Humboldt, menstimulasi penelitian tentang distribusi tumbuhan-tumbuhan
sebagai suatu komunitas dari suatu lingkungan yang kemudian disusul sampai
abad ke 20 oelh beberapa ahli tumbuhan eropa seperti Oscar Drude dan Eugene
Hangat. Edward Forbes, seorang ahli biologi laut berasal Inggris mempelajari
ekosistem di laut pada awal abad ke 19 dan merupakan orang pertama yang
menggunakan metode kuantitatif untuk mengukur hubungan antara kedalaman air
dengan jumlah individu organisme.
Ahli lingkungan hidup memperlajari organisme hidup dengan cara atau
pendekatan berbeda. Seorang ahli ekologi mungkin mempelajari satu populasi
hewan yang bisa kawin (interbreed) satu sama lain; suatu komunitas yang terdiri
dari banyak spesies yang menghuni satu area atau satu ekosistem, satu komunitas
dari banyak organisme yang hidup bersama-sama dengan benda tidak hidup
dilingkungan mereka. Bagian-bagian tidak hidup, oleh ahli ilmu lingkungan hidup
dikenal sebagai komponen abiotic yaitu meliputi udara, air, tanah, dan cuaca
(Sukrsono, 2009).
Ahli ekologi populasi mempelajari apa yang membuat suatu populasi
punah, apa yang mengatur populasi berada pada kepadatan yang sedang
(intermediete), dan apa yang membuat suatu populasi mengalami peningkatan
yang sangat besar. Ahli ekologi komunitas mempelajari hubugan diantara spesies
berbeda; sebagai contoh, bagaimana kelompok suatu pemangsa dan yang
dimangsa saling mempengaruhi satu sama lain (Sukrsono, 2009).
Penelitian ekosistem menguji bagaimana bagian-bagain komponen
lingkungan saling sesuai satu sama lain. Sebagai contoh, karbon (C) dalam
atmosfir, diambil oleh tanaman selama fotosintetis, kemudian binatang memakan
tanaman kemudian menghembuskan karbon dalam bentuk karbondioksida. Siklus
karbon terjadi berawal dari jaringan tumbuhan dan hewan kemudian memasuki
atmosfer kemudia kembali ke bumi kembali. Contoh lain adalah kerang-kerangan
yang membuat kulit kerang mereka dari karbon. Kulit kerang luruh ke bagian
bawah samudera untuk kemudian membentuk sedimen tebal. Selama berjuta-juta
tahun kemdian, proses geologis terjadi mengangkat sedimen ini sebagai
pegunungan. Penelitian ekosistem adalaj penelitian yang sungguh-sungguh
dilakukan melalui pengkajian penelitian tentang kehidupan diatas permukaan
bumi (Sukrsono, 2009).

A. Pengertian Ekologi
Ekologi kemudian menjadi suatu ilmu pengetahuan internasional dibangun
oleh individu yang berbakat dan dengan minat yang sangat luas dari berbagai
disiplin ilmu pengetahuan yang turut menentukan arah ekologi, seperti ahli Kia
Justus von Liebig, seorang naturalis Charles Darwin, ahli matematika Pierre-
Franscois Verhulst, ahli botaniEugene warming, atau ahli ekologi Karl forbes.
Ilmu pengetahuan ini kemudian berkembang sebagai ilmu pengetahunan
kuantitatif fai akhir abad ke -19 (Mcnaughton dan Wolft, 1998).
Kata ekologi berasal dari bahasa yunani Oikos berarti rumah atau
temat untuk hidup. Secara harfiah , ekologi adalah pengkajian organisme-
organisme di rumah. Biasanya ekologi didefinisikan sebagai pengkajian
hubungan organisme-organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan
timbal balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi
memperhatikan terutama biologi golongan-golongan organisme dan dengan
proses-proses fungsional di daratan, di lautan, dan di perairan-perairan adalah
lebih tetap berhubungan dengan upaya mutkhir untuk mendefimisikan ekologi
sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah difahami bahwa manusia
merupakan bagian dari alam (Odum, 1994).
Ekologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan pada tahun 1890-an dan awal 1900-an
dikenal sebagai sebuah ilmu tentang campuran antara samudera dengan air tawar
(limnology), dan antara tumbuhan dengan hewan. Pada akhir tahun 1900-an
kemudian penekanan beralih ke oenelitian laboratorium terutama dalam bidang
ilmu faal (fisiologi) dan genetika kemudian disarankan untuk kembali ke
penekanan bidang sejarah alam. Ahli ekologi hewan Inggris Charles Elton
mendefenisikan ekologi sebagai sejarah alam yang ilmiah.
Di Amerika Serikat, ekologi dikaji dengan intensif terutama sekali di
Midwest. S. A Forbes Illinios Laboratory Natural History yang pada tahun 1880-
an memulai penelitian aliran (stream) pada danau. Pada 1890-an Edward A.
Bridge mempelopori penelitian danau di Universitas Wisconsin. Frederic
Clements Memulai penelitian tumbuhan-tumbuhan di Universitas Nebrasca
dengan ide-ide yang merumuskan tentang ekologis komunitas. Pada 1890-an
penelitian di Amerika didominasu oleh penelitian-penelitan ekologu selama kurun
waktu lima puluh tahun. Pada dekade yang sama, Henry C. Cowles, dari
Universitas Chicago, memepelajari tumbuhan-tumbuhan di bukit pasir di wilayah
Lake Michigan.
Clements dan Cowles, adalah dua orang yang melakukan penelitian lebih
maju dalam ekologi. Mereka menguji perubahan populasi spesies produsen
(tanaman), komunitas, dan kondisi lingkungannya dari waktu ke waktu, suatu
proses yang mereka sebut sebagai rangkaian perubahan dan adanya konsep
superorganisme. Konsep rangkaian perubahan Clements ini mendominasi konsep
ekologi sampai 1950-an. Ekologi menjadi melembaga di Inggris dan Masyarakat
Ekologi di Amerika secara berturut-turut pada tahun 1913 dan 1915.
Krebs pada tahun 1985 mendefenisikan ekologi sebagai ilmu pengethuan
yang mempelajari dan menelaah secara ilmiah hubungan yang menentukan
distribusi dan kelimpahan makhluk hidup (Smith, 1990., Desmukh, 1992). Dan
fenchel (1987)mendefenisikan ekologi sebagai suatu kajian tentang dasar yang
mengatur pola sebaran spasial dan temporal suatu organisme (Kumar, 1996).
Menurut kendeigh (1980), Ekologi adalah salah satu bagian utama dari
ilmu biologi selain morfologi dan fisiologi. Kajian morfologi dititik beratkan pada
penelaahan tentang bagaimana struktur tubuh makhluk hidup, sedangkan fisiologi
menjelaskan bagaimana makhluk hidup berfungsi dan ekologi mempelajari hal-
hal yang berkaitan dengan bagaimana organisme hidup dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
Ekologi sebagai bagian dari biologi secara taksonomi dapat dibagi menjadi
2 kelompok kajian utama, yaitu ekologi tumbuhan dan ekologi hewan. Jika
ekologi tumbuhan merupakan kajian ilmiah tentang interaksi antara tumbuhan dan
lingkungannya, maka ekologi hewan merupakan kajian ilmiah tentang interaksi
antara hewan dan lingkungannya (Kendeigh 1980., Soejipa, 1992., Shukla dan
chandel 1996., mcnaughton dan wolf, 1998).
Pendekatan kajian ekologi hewan dapat dilakukan pada tingkat komunitas
atau populasi da;am suatu sistem biologi. Jika pendekatan kajian ekologi hewan
berlangsung dalam tingkat komunitas atau maksyarakat hewan maka kajian
dinamakan ekologi komunitas atau sinekologi (synecology) dan jika berkaitan
dengan suatu jenis atau populasi hewan kajiannya disebut ekologi populasi atau
Autekologi (Autecology).
Ekology komunitas cenderung mempelajari distribusi hewan diberbagai
habitat, pengenalan atau pengetahuan dan komposisi jenis-jenis hewan sebagai
satuan/unit komunitas serta perkembangan dan suksesinya. Ekologi populasi
kajiannya lebih menitikberatkan pada kajian tentang ragan perilaku pertumbuhan,
strukur, pengaturan dan dinamika serta perkembangan populasi.
Cara yang paling baik untuk membatasi ekologi mutakhir adalah dengan
menganggap hal itu dipandang dari segi konsep tingkat tingkat organisasi yang
digambarkan sebagai spekrrum biologi. Komunitas, populasi, organisme, orgn,
sel, dan gen adalah istilah-istilah yang secara luas digunakan untuk berbagai
tingkat biotik utama, yang diperlihatkan dalam susunan hirarki ke yang besar ke
yang kecil. Interaksi dengan lingkungan fisik (eenergi dan bahan) pada setiap
tingkat mebghasilkan sistem-sistem fungsi yang khas. Yang dimaksudkan dengan
sisem adalah seperti yang didefenisikan dalam Websters Collegiete Dictionary
yaitu komponen yang secara teratutur berinteraksi dan saling ketergantungan
membentuk keseluruhan yang bersatu. Sistem-sistem yang mengandung
komponen hidup (sistem biologi atau biosistem) dapat disusun pada tingkat pada
tingkat hirarki atau pada kedudukan mana saja yang cocok untuk analisis (Odum,
1994).
Ekologi memperhatikan terutama bagian tingkat-tingkat sistem diatas
tingkat organisme. Di dalam ekologi istilah populasi, yang asalnya diciptakan
untuk menyatakan sekelmok manusia, diperluas meliputi golongan-golongan
individu dari suatu organisme apa saja. . demikian juga komunitas didalam arti
ekologi (kadang-kadang dimaksudkan sebagai komunitas abiotik) termasuk semua
populasi yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak
hidup, berfungsi bersama sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem.
Biocoenosis dan biogeocoenosis istilah yang sering digunakan dalam pustaka
eropa dan Rusia, secara kasar ,masing-masing setara dengan komunitas dan
ekosistem. Sistem biologi terbesar dan saling swasembada yang kita ketahui
acapkali dinyatakan sebagai biosfer atau ekosfer, yang meliputi semua organisme
hidup di bumi ini yang berinteraksi dengan lingkungan fisik sebagai keseluruhan
sedemikian rupa sehingga terpelihara suatu sistem mantap antara di dalam arus
energi diantara pemasukan energi tinggi dari matahari dan penampung panas
diangkasa (Odum, 1994).
B. Pembagian Ekologi
Mengingat luasnya cakupan kajian ekologi, maka ekologi dapat
dikelompokkan menurut bidang kajiannya antara lain berdasarkan atas komposisi
jenis organisme, berdasarkan atas habitatnya, dan berdasarkan atas taksonomi atau
sistematika makhluk hidup (Manan, 1978; Rososoedarmo, dkk., 1986).
Ekologi dibagi menjadi autekologi dan synekology. Autekologi membahas
pengkajian individu organisme atau spesises. Synekology membahas pengkajian
golongan atau kumpulan organisme-organisme yang berasosiasi bersama sebagai
satu satuan. Jadi jika diaadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis pohon
pasang atau jenis pohon seriawan pada umumnya terhadap lingkungan.
Pengkajian ini akan bersifat autekologi, apabila pengkajian ini memperhatikan
atau mengenai hutan dimana jenis pohon pasang atau pohon seriawan tadi
tumbuh, pendekatan bersifat synekologi (Odum, 1994).
Menurut Indriyanto (2008 ), Berdasarkan atas komposisi jenis organisme
yang dikaji, maka ekologi digolongkan menajdi dua sebagai berikut .
1. Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau
organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh
auekologi misalnya mempelajari sejarah hidu suati spesies organisme
(baiktumbuhan maupun binatang), perilaku dan adaptasinya terhadap
lingkungan. Jadi, jika kita mepelajari hubungan anatar pohon pinus merkusii
dengan lingkungannya, maka termasuk auekologi. Contoh lain adalah
mempelajari perilaku hidup siamang (Hylobatus syndacylatus) di habitat
aslinya, mempelajari kemampuan adaptasi badak jawa (Rhinocerus
sundaicus) di suatu taman nasional Pulau Sumatra, mempelajari kemampuan
adaptasi pohon mebau (Imtsia palembanica)di padang alang-alang, dan
sebagainya.
2. Sinekologi, yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang
tergabung dalam suatu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu.
Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesises tumbuhan di hutan
rawa, hutan gambut, atau di hutan ala, hutan wisata, suaka margasatwa, atau
di taman nasional, dan lain sebagainya.
Jadi, jika kita mengkaji /melakukan studi mengenai hubungan antara
hewan bekicot dengan lingkungannya, maka pengkajian tersbut lebih merupakan
pengkajian autekologi. Hal ini disebabkan pengkajiannya akan terfokus pada
bekicot yang merupakan bagian dari lingkungan dimana ia hidup, yang mengkaji
bagaimana bekicot bisa hidup di lingkungan tersebut. Sedangkan jika
pembahasannya dilakukan terhadap hutan dimana bekicot tersebut hidup, maka
pengkajian tersebut merupakan pengkajian sinekologi. Jadi lebih tegasnya dapat
dikatakan adalah kajian komunitas, dan autekologi adalah kajian spesies.
Jika kita mengkaji tentang spesies udang tertentu di sebuah muara sungai
diakitkan dnegan parameter fisik dan parameter kimia dilingkungan tersebut
tanpa memperhatikan makhluk lainnya, maka dapat disebut sebagai autekologi.
Sedangkan jika dalam kajian tersebut juga diperhatikan jenis tumbuhan serta
hewan lain maka dapat disebut sebagai syekologi.Pembagian ekologi menurut
makhluknya sebagi objek dapat menjadi ekologi tumbuhan dan ekologi hewan.
Lebih runci lagi ekologi hewan saja dapat dibedakan lagi menjadi ekologi
serangga, ekologi ikan, ekologi udang, ekologi burung akuatik, ekologi burung
parister dikulit manusia atau hewan, malahan sekarang ekologi manusia sudah
menjadi bahasan penting. Ekologi manusia dapat dipersempit lagi menjadi
beberapa macam mislanya ekologi nelayan, ekologi petani, ekologi masyarakat
primitif dan sebagainya. Pembahasan ekologi manusia sangat diperlukan oleh
orang-orang yang akan berinteraksi atau mempunyai kepentingan dengan orang-
orang atau manusia di suatu lokasi. Tanpa mempelajrinya, maka tidak mustahil
pekerjaan akan menjadi penuh dengan resiko kegagalan.
Menurut Indriyanto (2008 )Berdasarkan atas habitat suatu spesies atau
kelompok spesies organisme, maka ekologi dapat digolongkan sebagai berikut .
1. Ekologi daratan (teresterial), yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen
lingkungan yang ada diwilayah daratan. Contoh wilayah daratan adalah :
tegalan, kebun ladang, hutan lahan kering, padang rumput atau gurun.
2. Ekologi air tawar (freshwater), yaitu mempelajari hubungan timbal balik
antaraorganisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen
lingkungan yang ada di wilayah perairan air tawar. Contoh wilayah perairan
tawar adalahdanau, sungai, kolam, sumur, rawa atau sawah.
3. Ekologi bahari, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
dengan organisme lainnya serta dengan komponen lingkungan yang berada di
wilayah perairan asin atau lautan
4. Ekologi estuarin , yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang
ada di wilayah perairan payau. Contoh wilayah perairan payau adalah muara
sungai, daerah perairan pantai, teluk, dan laguna.
5. Ekologi hutan, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
dengan organisme lainnya serta dengan dengan semua komponen lingkungan
yang ada di ekosistem hutan.
6. Ekologi padang rumput, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen
lingkungan yang ada di ekosistem padang rumput.
Menurut (EKOLOGI HEWAN), ekologi bedasarkan habitatnya,
diebdakan kedalam ekologi perkotaan, ekologi pedesaan, ekologi pantai, ekologi
eustria, ekologi danau, ekologi laut dan sebagainya. Beberapa istilah dibawah ini
adalah istilah-istilah ekologi yang sekalihus menunjukan adanya pembagian
pembahasan ekologi yang spesifik di dalamnya :
1. Ekologi komunitas ialah kajian tentang penyebaran hewan dan tumbuhan di
berbagai habitat, komposisi komponen penyusun komunitas dan suksesinya
serta kajian dinamika komuniats tersebut, misalnya kajian tentang
pembentukan tanah, pendauran zat hara, arus energi dan produktivitas.
2. Ekologi populasi ialag kajian atas cara pertumbuhan populasi, struktur
populasi dan regulasi populasi.
3. Ekologi evolusioner, ialah kajian atas masalah pemisahan relung ekologi dan
terjadinya evolusi spesies.
4. Ekologi geografik ialah kajian tentang penyebaran makhluk, palaeo ekologi,
dan bioma.
5. Ekofisiologi adalah kajian tentang cara hewan atau tumbuhan memberikan
tanggapan dan menyesuaikan diri secara fisiologis terhadap berbagai faktor
fisik dan kimia lingkungan.
6. Ekologi sistem adalah kajian ekologi tentang kemungkinan menerjemahkan
konsep ekologi kedalam model matematika. Bidang baru ini dalam ekologi
menjadi dasar bagi dilakukannya pemodelan ekologi.
Menurut Indriyanto (2008), berdasarkan taksonomi atau sistematika
makhluk hidup maka cabang-cabang ekologi yang dapat berkembang di
antaranya sebagai berikut.
1. Ekologi tumbuhan, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara
tertumbuhan dengan komponen lingkungan yang ditempati.
2. Ekologi serangga, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara serangga
dengan semua komponen lingkungan yang ditemati.
3. Ekologi burung, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara burung
dengan semua komponen lingkungan yang ditempati.
4. Ekologi vertebrata, yaitu mempelajari hubungan timbal balik anata hewan
vertebrata dengan semua komponen lingkungan yang ditempati.
5. Ekologi Mikroba, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara hewan
jasad renik dengan semua kompoenn lingkungan yang ditempati.

C. Ekologi Masa Kini


Ekologi bersifat interdisiliner (lintas disilin ilmu) karena untuk mengetahui
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya, harus diperhatikan
beberapa pengertian dari berbagai sudut bidang keilmuan yang saling berkaitan.
Ekologi secara khusus terkait dengan fisiologi, evolusi, genetika dsb. Sehingga
para ekologi haruslah memanfaatkan berbagai informasi dari berbagai bidang
yang erat hubungannya dengan hal-hal yang dilakukan untuk memecahkan
masalah-masalah ekologis.
Ekologi dapat dibagi menurut garis-garis taksonomi misalnya ekologi
tumbuhan, ekologi serangga, ekologi jasad renik danekologi vertebrata. Orientasi
didalam golongan taksonomi yang terbatas adalah menguntungkan karena
perhatian dapat dipusatkan pada makhluk unik atau khusus dalam ekologi dari
golongan itu, demikian juga pada perkembangan metode yang terinci (Odum,
1994).
Tiga yang menjadi agenda untuk kajian masyarakat ekologi :
1. Asek akeologi dalam perubahan biosfer secara global
2. Konservasi ekosistem dan keanekaragaman hayati
3. Strategi pembangunan dengan sistem ekologi yang berkelanjutan
Terdapat dua hal yang mennetukan arah pengembangan ekologi sebagai
ilmu, yaitu :
1. Meningkatkan pengertian tentang fenomena eekologis dalam kaitannya dengan
proses evolusi
2. Meningkatkan disiplin ekologi secara ketat (scientific rigor) dan biomelekuler.
EKOLOGI SEBAGAI SUATU SISTEM

A. Ekologi sebagai Suatu Sistem


Menurut Resosoedarmo, dkk (1985), Makhluk hidup atau organisasi
memiliki tingkat organisasi yang berkisar dari tingkat organisasi paling
kompleks. Bila kita deretkan dalam pemahaman ekologi akan terlihat suatu
deretan organisasi biologi yang disebut spektrum biologi :
1. Protoplasma adalah zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa organik
yang kompleks seperti lemak, protein, dan sebangsanya.
2. Sel adalah satuan dasar suatau organisme dan terdiri atas protoplasma dan
inti yang terkandung dalam membran. Dialam bebas membran itu sendiri
menjadi pemisah dari satuan dasar lainnya.
3. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama
misalnya jaringan otot.
4. Organ atau alat tubuh merupakan bagian dari suatu organisme yang
mempunyai fungsi tertentu misalnya kaki atau telinga pada hewan, daun
atau akar pada tumbuhan.
5. Sistem organ adalah kerja sama antara struktural dan fungsional yang
harmonis, umpamanya kerja antara mata dan telinga, antara mata dan
tangan, dan lain sebagainya dalam tubuh.
6. Organisme adalah suatu benda hidup, jasad hidup, atau makhluk hidup.
7. Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan berbiak
pada suatu daerah tertentu. Umpamanya populasi manusia di Jakarta,
Populasi banteng di baluran.
8. Komunitas adalah semua populasi dan berbagai jenis yang menempati
suatu daerah tertentu. Di daerah itu, tiap populasi berinteraksi satu dengan
lainnya. Umpamanya populasi harimau berinteraksi dengan populasi gajah
di hutan sumatera selatan. Populasi rumput dapat berinteraksi dengan
populaasi kerinyuh, populasi ikan mas dengan populasi ikan mujair.
9. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan
hubungan timbal balik yang kompleks antara organisme dengan
lingkungannya baik yang hidup maupun tak hidup (tanah, air, udara; atau
kimia fisika) yang secara bersama-sama membentuk sebagai suatu sistem
ekologi.
10. Biosfer adalah lapisan bumi tempat ekosistem beroperasi. Lapisan biosfer
sangat tipis sekali, yaitu sampai 9000 meter diatas permukaan bumi,
beberapa meter dibawah permukaan tanah, dan beberapa ribu meter
dibawah permukaan laut, padahal diamter bumi kira-kira 12.000 kilometer.
Biosfer merupakan organisasi hayati yang paling kompleks. Menurut hasil
penelitian antariksa mutakhir, dalam tatasurya matahari kita yang memiliki
9 planet, hanya bumi satu-satunya yang memiliki biosfer. Planet lebih
dekat dari matahari terlalu panas sedangkan planet yang lebih jauh dari
matahari terlalu berat untuk mengemban kehidupan.

B. Ekologi dalam konsep ekologi hewan


Untuk bertahan hidup dan melakukan reproduksi, semua organisme
hidup harus melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya. Suatu
lingkunagan organisme meliputi segala sesuatu yang ada di sekeliling
mereka. Organisme akan mempengaruhi lingkungannya, demikian pula
semua unsur lingkungan akan mempengaruhi organisme yang bersangkutan.
Penyesuain antara organisme dengan lingkungannya merupakan bentuk
adaptasi biologi. Tanaman dan binatang telah menyesuaikan diri dengan alam
lingkungan secara genetis, fisiologis, tingkah laku, atau pengembangan
fleksibilitas mencakup perilaku intrinstik dan belajar.
Adaptasi mempunyai banyak dimensi karena sebagian besar organisme
harus menyesuaikan diri secara simultan dengan lingkunga mereka yang
berbeda-beda. Adaptasi tiadk hanya mencakup faktor fisik abiotik
lingkungan, (cahaya, temperatur, kelembapan, air, angin dan lain-lain)., akan
tetapi juga dengan lingkungan biotik (organisme lain seperti kawin,
kompetitor, parasit, pemangsa dan strategi jalan keluar dari pemangsa).
Kegiatan adaptasi merupakan usaha yang berlawanan dengan keinginan
organisme sekaligus sebagai usaha kompromi.
Penyesuaian dir dalam hal apapun memerlukan sejumlah energi tertentu
bahkan kemudian sampai tidak lagi memiliki energi untuk kegiatan adaptasi
lain. Kehadiran pesaing, sebagai contoh, satu jenis hewan memerlukan
kehati-hatian bahkan bisa saja harus meningkatkan efisiensi makanannya
karena kehadiran kompetitifnya.
Pohon, bagi seekor burung kecil adalah suatu lingkungan penting dari
hidupnya: pohon memberikan keteduhan seharian selama musim panas,
sebagai tempat untuk mecari serangga sebagai makanan, sebagai tempat
perlindungan dari hewan-hewan pemangsa, dan tempat yang aman untuk
membangun sarang dan membesarkan anak-anaknya kelak.
Bulu dan rumput atau ranting yang digunakan untuk membangun
sarang juga merupakan komponen lingkungan burung yang penting.
Sementara itu serangga sedikit demi sedikit dikumpulkan dari daun-daun
pohon sepanjang hari. Banyak burung mengatasi permasalahan musim yang
berubah dengan cara berpindah dari suatu tenpat ke tempat lebih hangat
digaris lintang yang lebih rendah dimana ada lebih banyak makanan.
Menurut Odum(2014), bagian-bagian yang merupakan ekosistem :
1. Senyawa-senyawa anorganik (C, N, CO2, H2O, dan sebagainya) yang
terlibat di dalam daur-daur bahan.
2. Senyawa- senyawa organik ( protein , karbohidrat, lemak, senyawa hunik
dam sebagainya) yang menghubungkan biotik dan abiotik.
3. Resim iklim (temperatur dan faktor-faktor fisik lainnya)
4. Produsen-produsen , organisme organisme autotrofik, sebagian besar
tumbuhan hijau, yang mampu membuat makanan dari senyawa-senyawa
anorganik yang sederhana
5. Makrokonsumen atau fagotrof-fagotrof organisme-organisme
heterotrofik, terutama binatang-binatang yang mencernakan organisme-
organisme lain atau butiran-butiran bahan organik.
6. Mikrokonsumen saprotrof-saprotrof (sapro-membusuk), atau osmotrof
(osmo= lewat melalui selaput, organisme heterotrofik, tereutama bakteri
dan cendawan, yang merombak senyawa-senyawa kompleks dari
protoplasma mati, mengisap sebagian dari hasil perombakan , dan
melepaskan bahan makanan anorganik yang dapat digunakan oleh
produsen bersama-sama dengan senyawa-senyawa organik yang
memberikan atau menyediakan sumber energi atau yang mungkin
menghambat atau merangsang kompone biotik lainnya dari ekosistem.
a. Ekosistem terbuka yaitu ekosistem yang memisahkan atau lebih masukan
dan keluran , misalnya biosfer yaitu suatu ekosistem terbesar di bumi.
b. Ekosistem tertutup yaitu suatu ekosistem yang dianggap tertutup dari
semua masukan karena sistem tersebut terisolasi secara lengkap.
C. Inteaksi dalam ekosistem
Menurut Brewer (1994), terdapat tiga macam interaksi :
1. Interaksi lingkungan fisik antara organisme yang akan menentukan hidup
matinya organisme yang disebut dengan aksi.
2. Hubungan timbal balik antara lingkungannya dinamakan reaksi.
3. Interaksi timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya
dinamakan simbiosis
Suatu organisme tidak hidup meyendiri, tetapi harus hidup bersama-sama
dengan organisme sejenis atau dengan yang tidak sejenis. Berbagai organisme
hidup disuatu tempat, baik yang besar mauopun yang kecil, tergabung dalam suatu
persekutuan yang disebut komunitas abiotik. Suatu komunitas biotik terikat
sebagai suatu unit oleh saling ketergantungan anggota-anggotanya.
Suatu komunitas adalah suatu unit fungsional dan mempunyai struktur
yang pasti. Tetapi struktur ini sangat variabel, karena jenis-jenis komponennya
dapat dipertukarkan menurut waktu dan ruang. Komunitas biotik terdiri atas
kelompok-kelompok kecil, yang anggota-anggotanya bersekutu lebih akrab lagi
satu sama lain, sehingga kelompok kecil itu merupakan unit yang kohesif.
Berbagai kelompok dalam komunitas biotik tersebut dinamakan populasi.
Secara umum populasi dapat dianggap sebagai suatu kelompok organisme yang
terdiri atas individu-individu yang tergolong dalam satu jenis, atau satu varietas,
satu ekotiv atau satu unit taksonomi lain yang terdapat pada suatu tempat.
Populasi dan komunitas mempunyai tingkat organisasi lebih tinggi daripada
individu dan juga merupakan suatu kesatuan yang nyata.
Sifat ekosistem yang universal, baik dalam ekosistem darat dan perairan,
ataupun ekosistem buatan seperti kebun dan sawah, semuanya merupakan
interaksi antara komponen autotrofik dengan heterotrofik. Ada dua hal yang
penting dalam sifat universal itu ialah :
Pertama, seringkali fungsi dan organisme yang menjalankan proses
interaksi, terpisahkan secara fisik, dalam arti bahwa berbagai organisme itu
tersusun dalam stratifikasi. Kedua, fungsi dasar umumnya terpisah oleh waktu,
sehingga terdapat tenggang waktu lama antara terbentuknya bahan yang
diproduksi oleh organisme autotrofik dengan pemanfaatan produk tersebut oleh
organisme heterotrofik.
Pembagian suatu ekosistem menjadi empat komponen yaitu produsen,
konsumen, pengurai, dan abiotik, seprti contoh ekosistem kolam, adalah
klasifikasi ekologi yang tepat. Tiga komponen abiotik tersebut, menurut Odum
(1966) merupakan : Three functional Kingdom of Nature, karena tiga komponen
itu dipisahkan berdasarkan tipe nutrisi dan sumber energi yang digunakannya.
Jadi pembagian itu berdasarkan fungsi ekologis, bukan berdasarkan spesies.
Organisme yang dinamakan pengurai memperoleh energi untuk hidupnya melalui
absorbsi hasil penguraian atau dekomposisi. Organisme semacam ini terdiri atas
organisme heterotrofik, seperti bakteri dan jamur yang relatif tidak bergerak,
ukurannya kecil sekali, hidup terbenam dalam bahan-bahan yang diuraikannya,
dan mempunyai kecepatan metabolik tinggi.
HEWAN DAN LINGKUNGANNYA

Organisme-organisme hidup dan lingkungan tidak hidupnya (abiotik)


behubungan erat tak tepisahkan dan saling pengaruh mempengauhi satu sama lain.
Satuan yang mencakup semua oganisme (yakni kominitas ) di dalam suatu daerah
yang saling mempengaruhi dengan lingungan fisiknya sehingga arus energi
mengarah ke struktur makanan, keanekaragaman biotik, dan daur-daur bahan
ynag jelas (yakni, pertukaran bahan-bahanyang jelas (yakni, pertukaran bahan-
bahan antara bagian-bagian yang hidup) di dalam sistem, merupakan sistem
ekologi atau ekosistem (Odum, 2014).
Dari segi makanan (throphe= makanan) ekosistem memiliki dua
komponen (yang biasanya secara sebagian-sebagian terpisah dalam waktu dan
ruang), komponen autotrofik(autotrofik= memberi makanan sendiri), dalam mana
pengikatan energi sinar, penggunaan senyawa-senyawa anorganik sederhana dan
membangun senyawa-senyawa kompleks yang menonjol, dan komponen-
komponen heterotrofik (hetereotrofik= memakan yang lainnya), dalam mana
pemakaian, pengaturan kembali, dan perombakan bahan-bahan yang komplekslah
yang menonjol (Odum, 2014).
Suatu kawasan alam yang di dalamanya tercakup unsur-unsur hayati
(organisme) dan unsur-unsur non hayati (zat-zat tak hidup) serta antara unsur-
unsur tersebut terjadi hubngan timbal balik disebut sistem ekologi atau sering
disebut dengan ekosistem.
Kalau kita melihat hanya dari fungsinya, suatu ekosistem itu terdiri atas
dua komponen yaitu :
1. Komponen autotrofik (autos = sendiri ; throphikos = menyediakan
makanan), yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensitesis
makanannya sendiri yang berupa bahan-bahan organik dari bahan-bahan
anorganik dengan bantuan energi matahari atau klorofil (zat hijau daun).
Oleh karena itu semua organisme yang mengandung klorofil disebut
organisme autotrofik.
2. Komponen heterotrofik (hetero = berbeda, lain) yaitu organisme yang
mampu memanfaatkan hanya bahan-bahan organik sebagai bahan
makannnya dan bahan tersebut disintesis dan di sediakan oleh organisme
lain. Hewan, jamur, jasad renik (mikroorganisme) termasuk ke dalam
kelompok ini.
Ekosistem dari segi penyusunnya, maka dapat dibedakan empat komponen,
yaitu :
1. Bahan tak hidup (abiotik, non hayati), yaitu komponen fisik dan kimia yang
terjadi diatas tanah, air, udara, sinar matahari, dan sebagainya dan merupakan
medium atau substrat untuk berlangsungnya kehidupan.
2. Produsen yaitu organisme autotrofik yang umumnya tumbuhan berklorofil,
yang mensintesis makanan dari bahan anorganik yag sederhana.
3. Konsumen yaitu organisme heterotrofik, misalnya hewan manusia yang
makan organisme lain.
4. Pengurai, perombak atau decomposer yaitu organisme heterotrofuik yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik
kompleks yang menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepas
bahan-bahan yang sederhana yang dapat dipakai oelh produsen. Bakteri dan
jamur termasuk ke dalam kelompok ini.
Ekosistem merupakan suatu fungsional dasar dalam ekologi, mengingat
bahwa di dalamnya tercakup organisme dan lingkungan abiotik yang satu
terhadap yang lainnya saling mempengaruh. Ekosistem merupakan benda nyata
dan mempunyai ukuran yang beraneka ragam, tergantung pada tingkat
organisasinya. Sebagai contoh suatu ekosistem memiliki empat komponen, kita
kaji ekosistem kolam. Komponen-komponen berikut :
1. Komponen abiotik berupa bahan organik dan anorganik seperti air,
karbondioksida, oksigen, kalsium, garam-garam nitrogen dan fosfor, asam-
asam amino dan humus, dan sebagainya. Hanya sebagian kecil saja hara
makanan penting dalam larutan yang tersedia bagi organisme. Sebagian besar
bahan lain ini masih tersimpan dalam zarah endapan dan dalam badan
organisme itu sendiri.
2. Organisme produsen
Dalam sebuah kolam, organisme produsen ini terdiri atas dua macam yaitu : 1)
tumbuhan yang terapung dan yang berakar di dasar pinggir kolam dan 2)
fitoplankton yang berupa tumbuhan mikroskopis, terapung di permukaan air,
tersebar secara vertikal samapai kedalaman yang dapat tembus cahaya. Bila
kondisi memungkinkan, fitoplankton terdapat dalam jumlah banyak mereka dapat
kita lihat lapisan berwarna hijau di permukaan kolam. Meskipun ukurannya
mikroskopis, namun fitoplankton ini merupakan produsen yang lebih penting
perannaya dari pada tumbuhan yang terapung.
3. Organisme Konsumen
Organisme konsumen yaitu hewan-hewan seperti larva, serangga, udang-udangan,
dan ikan. Konsumen primer yaitu herbivora atau pemakan tumbuhan langsung
makan tumbuhan hidup dan sisa tumbuhan. Hewan ini terdiri atas zooplankton
atau plankton hewan dan hewan lain yang terdapat pada dasar kolam. Konsumen
sekunder yaitu karnivora, makanan hewan konsumen primer dan sebagainya
4. Organisme perombak
Organisme perombak, berupa mikroorganisme yang terdiri atas bakteri dan jamur
akuatik hidup tersebar diseluruh bagian kolam terutama pada perbatasan antara air
dan dasar kolam. Pada perbatasan itulah tempat berkumpul bangkai hewan dan
tumbuhan. Bakteria dan jamur akuatik terdapat pula di mintakat fotosintesis yaitu
tempat tumbuh fitoplankton dan tumbuhan berakar. Organisme perombak terdapat
dalam jumlah yang besar sekali, jutaan individu per gram endapan lmpur,
sebagian perombak hanya makan bangkai tumbuhan dan hewan.
SELEKSI ALAM

Beribu-ribu tahun, seleksi alam telah menjadikan burung untuk mampu


menggunakan teknik yang paling efektif untuk mengahadapi berbagai
konsekuensi paling mengerikan dari musim dingin yang berlangsung secara terus
menerus, dapat diramalkan dan pasti menyebabkan kematian. Burung yang tidak
dapat menghindarkan diri dari musim dingin yang mengandung es akan mati
tanpa meninggalkan keturunan. Sedangkan burung yang mampu berpindah akan
dapat bertahan untuk mewariskan gen mereka.
Seleksi alam telah membekali burung dengan jam biologi yang built-in di
dalam tubuhnya. Jam ini memberi mereka kemampuan untuk membaca perubahan
panjangnya hari dan musim sehingga memberi mereka semacam kalender.
Perubahan panjangnya hari akan mempengaruhi satu kelenjar pituitari yang
dimiliki burung, kelenjar ini menyebabkan burung mengeluarkan hormon yang
mnegendalikan perilakunya.
Musim gugur yang singkat akan mendorong brung memiliki satu nafsu
untuk berkelana, yang pada akhirnya akan mendorong ke arah perilaku
berpindah. Eksperimen tentang perpindahan tempat burung didalam planet ini
telah mempetlihatkan bahwa otak kecil burung merupakan hard-wired
sedemikian rupa sehingga otak mereka memiliki semacam peta berisi peta
bintang-bintang.
Faktor-faktor kemampuan yang dimilki organisme untuk beradaptasi
sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya benar-benar telah
menyelamatkan mereka dari berbagai macam ancaman lingkungan, bahkan
kemmapuannya dapat meramalkan perubahan-perubahan lingkungan telah
menyelamatkan mereka dari kematian selama perubahan tersebut bukan
merupakan perubahan yang ekstrim.
Adaptasi terhadap suatu lingkungan yang tidak dapat diramalkan biasanya
lebih sulit dilakukan; mengadaptasikan diri kepada lingkungan yang benar-benar
tak menentu perubahannya bahkan dapat diramalkan sebagai hal yang mustahil
untuk dilakukan. Banyak organisme telah mengembangkan metode-metode tidur
yang mneyebabkan mereka mampu mempertahankan perubahan yang kurang
mendukung , baik perubahan yang dapat diramalkan maupun yang dapat
diramalkan. Beberapa perubahan ang terarah telah melahirkan kemampuan
pemilihan lingkungan yang baru, atau adaptasi. Perubahan dalam lingkungan
biotic (seperti efesiensi berburu suatu pemangsa)biasanya menjadi salah satu
berkurangnya kemampuan adaptasi.
Setiap individu adalah bagian/anggota dari suatu populasi, suatu spesies,
dan satu komunitas; oleh karena itu ia harus menyesuaikan diri dengan mengatasi
setiap perubahan dan tuntutan yang ada dalam lungkungan jenis, populasi dan
komunitas tersebut.
Kemampuan suatu individu untuk bergabung dalam jenis dapat diukur dari
kemampuannya untuk kawin dengan sesama jenisnya. Seekor hewan mungkin
saja bukan anggota dari suatu kelompoknya, namun jika ia bisa bereproduksi,
maka bisa jadi ia merupakan anggota baru yang dapat menghasilkan keturunan
lebih adaptif terhadap lingkungan yang baru.
Seekor hewan yang lebih mampu untuk lepas dari pemangsa kemungkinan
disebabkan karema mangsa memiliki kulit yang tebal, kemampuan berlari dengan
cepat, berpura-pura mati atau mengandung racun.
Evolusi makhluk hidup berlangsung dalam suatu proses yang anggota
populasi berubah karena mutasi atau seleksi alam waktu yang cukup lama, yang
akhirnya sampai pada dugaan akan adanya pembentukan suatu spesies baru.
Seleksi alam pertama-tama dinyatakan oleh Darwin Dan Wallace pada tahun
1859.
Dalam bukunya On The Origin of The Species by Natural Selection,
darwin menyatakan bahwa proses evolusi, jika dalam suatu populasi organisme
terdapat individu yang dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan,
maka individu tersebut tidak akan punah. Dia juga mengatakan bahwa seleksi
alam merupakan suatu perubahan yang diduga dialami oleh anggota populasi yang
berlangsung dalam jangka waktu lama melalui perubahan sifat-sifat dasar dan
perkembangan struktur tubuhnya (McNoughton and Wolk, 1998;Harminto
dkk.,2001).
McNoughton and Wolk (1998), mendefenisikan seleksi alam sebagai suatu
proses perubahan fenotf dan lingkungan yang menentukan output ketahanan hidup
dan reproduksi dari genetif suatu individu. Selain itu seleksi alam berarti pula
sebagai suatu proses interaksi antara fenotif dengan lingkungannya yang
menentukan kemampuan mempertahankan kehidupan dan hasil reproduktif dari
genotif individu.
Sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh Mendel pada tahun 1866
tentang penuruann sifat atau sifat herediter, seleksi alam merupakan faktor
penyebab perubahan yang mengarah pada kedaan lingkungan, atau frekuensi gen
dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal ini terdapat pengertian bahwa oleh seleksi
alam variasi spesies atau variabilitas yang terdapat pada suatu organisme dapat
menyebabkan timbulnyaperbedaan kemampuan individu untuk bertahan hidup
dan berkembang biak. Misalnya, oleh adanya perubahan keadaan lingkungan yang
mengarah terjadinya mutasi terdapat individu yang enzim tubuhnya berubah.
Perubahan ini yang dapat mempengaruhi karakteristik metabolisme dalam
mengatur efisiensi energetik yang dapat mengatur dan mempengaruhi kemampuan
reproduksi. Karena energi sangat penting untuk proses reproduksi maka apakah
perubahan tersebut akan berpengaruh atau tidak tentunya tergantung pada kondisi
lingkungannya.\ Pengertian seleksi alam dari Beberapa sumber
Menurut Darwin dan Wallace 1959 On The Origine of The Spesies by
Natural Selection mengatakan bahwa dalam proses evolusi, jika dalam suatu
populasi organisme terdapat individu yang dapat menyesuaikan diri terhadap
perubahan lingkungan maka individu tersebut tidak pindah.
Sebab terjadinya perubahan sifat dasar sebagai seleksi alam dalam evolusi
organisme adalah :
1. Makhluk hidup yang lebih dahulu ada dan makhluk hidup yang ada sekarang
diduga berkerabat satu sama lain
2. Faktor-faktor lingkungan yang memegang peranan penting dalam perkembangan
makhluk hidup.
3. Anggota populasi dari spesies yang sama akan memperlihatkan perubahan
struktur tubuh yang berbeda setelah terisolasi.
4. Makhluk hidup yang terdapat di sebuah pulau memperlihatkan kesamaan
strukutur tubuh dengan makhluk hidup yang terdapat di daratan dekat pulau
tersebut.
Macam-macam Proses Seleksi Alam
1. Seleksi terarah (Directional selection). Fenotif di salagh satu ujung kisaran
memiliki kesempatan terttinggi untuk mengalami seleksi. Contohnya adalah pada
sejenis burung bondol Darwin( Geozpiza fortis) di kepulauan Galapagos yang
mempunyai pariasi ukuran tubuh dan paruh yang cenderung lebih besar dan lebih
panjang karena memakan biji yang besar dan keras selama musim kering.
2. Seleksi penstabilan ( stabilizing selection ) . fenotif yang ekstrim tidak memiliki
kesempatan untuk terseleksi jika dibandingkan dengan menengah. Contohnya
adalah kematian bayu-bayi di Inggris yang cenderung lebih tinggi jika dilahirkan
dengan berat yang ekstrim (kurang dari 0,5 kg atau lebih berat dari 4,5 kg dari
berat rata-rata yang beratnya sekitar 3,4 kg).
3. Seleksi pemisahan atau penganekaragaman (Distructive atau Diversifiying
selection). Fenotif yang ekstrim memiliki kesempatan terseleksi jika
dibandingkan dengan menengah. Contohnya adalah kupu-kupu layang Eihtiophia
(Papilio dardanus) dalam populasi yang sama. Kupu-kupu betina yang berekor
lebih panjang dan tidak mempunyai siat mimikri akan hidup lenih lama daripada
kupu-kupu betina berekor pendek walaupun mempunyai sifat mimikri (mimikri
merupakan kesamaan konvergensi dua bentuk yang biasanya tampak pada
karakteristik morfologi atau tingkah laku).
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. Neil A., Ritche, Mitchel. 2012. Biologi Jilid III. Jakarta : Erlangga.

Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara

Kimba. Jhon W. 1994. Biologi Jilid II. Jakarta : Erlangga

Nurdin, Muhammad Suin. 2006. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara

Odum, Eugene P. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press

Rososoedarmo, dkk. 1985. Pengantar Ekologi. Jakarta: Fakultas pasca Sarjana


IKIP Jakarta

Anda mungkin juga menyukai