Rangkuman EkoFisiologi
Rangkuman EkoFisiologi
161051301035
A. Pengertian Ekologi
Ekologi kemudian menjadi suatu ilmu pengetahuan internasional dibangun
oleh individu yang berbakat dan dengan minat yang sangat luas dari berbagai
disiplin ilmu pengetahuan yang turut menentukan arah ekologi, seperti ahli Kia
Justus von Liebig, seorang naturalis Charles Darwin, ahli matematika Pierre-
Franscois Verhulst, ahli botaniEugene warming, atau ahli ekologi Karl forbes.
Ilmu pengetahuan ini kemudian berkembang sebagai ilmu pengetahunan
kuantitatif fai akhir abad ke -19 (Mcnaughton dan Wolft, 1998).
Kata ekologi berasal dari bahasa yunani Oikos berarti rumah atau
temat untuk hidup. Secara harfiah , ekologi adalah pengkajian organisme-
organisme di rumah. Biasanya ekologi didefinisikan sebagai pengkajian
hubungan organisme-organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan
timbal balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi
memperhatikan terutama biologi golongan-golongan organisme dan dengan
proses-proses fungsional di daratan, di lautan, dan di perairan-perairan adalah
lebih tetap berhubungan dengan upaya mutkhir untuk mendefimisikan ekologi
sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah difahami bahwa manusia
merupakan bagian dari alam (Odum, 1994).
Ekologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan pada tahun 1890-an dan awal 1900-an
dikenal sebagai sebuah ilmu tentang campuran antara samudera dengan air tawar
(limnology), dan antara tumbuhan dengan hewan. Pada akhir tahun 1900-an
kemudian penekanan beralih ke oenelitian laboratorium terutama dalam bidang
ilmu faal (fisiologi) dan genetika kemudian disarankan untuk kembali ke
penekanan bidang sejarah alam. Ahli ekologi hewan Inggris Charles Elton
mendefenisikan ekologi sebagai sejarah alam yang ilmiah.
Di Amerika Serikat, ekologi dikaji dengan intensif terutama sekali di
Midwest. S. A Forbes Illinios Laboratory Natural History yang pada tahun 1880-
an memulai penelitian aliran (stream) pada danau. Pada 1890-an Edward A.
Bridge mempelopori penelitian danau di Universitas Wisconsin. Frederic
Clements Memulai penelitian tumbuhan-tumbuhan di Universitas Nebrasca
dengan ide-ide yang merumuskan tentang ekologis komunitas. Pada 1890-an
penelitian di Amerika didominasu oleh penelitian-penelitan ekologu selama kurun
waktu lima puluh tahun. Pada dekade yang sama, Henry C. Cowles, dari
Universitas Chicago, memepelajari tumbuhan-tumbuhan di bukit pasir di wilayah
Lake Michigan.
Clements dan Cowles, adalah dua orang yang melakukan penelitian lebih
maju dalam ekologi. Mereka menguji perubahan populasi spesies produsen
(tanaman), komunitas, dan kondisi lingkungannya dari waktu ke waktu, suatu
proses yang mereka sebut sebagai rangkaian perubahan dan adanya konsep
superorganisme. Konsep rangkaian perubahan Clements ini mendominasi konsep
ekologi sampai 1950-an. Ekologi menjadi melembaga di Inggris dan Masyarakat
Ekologi di Amerika secara berturut-turut pada tahun 1913 dan 1915.
Krebs pada tahun 1985 mendefenisikan ekologi sebagai ilmu pengethuan
yang mempelajari dan menelaah secara ilmiah hubungan yang menentukan
distribusi dan kelimpahan makhluk hidup (Smith, 1990., Desmukh, 1992). Dan
fenchel (1987)mendefenisikan ekologi sebagai suatu kajian tentang dasar yang
mengatur pola sebaran spasial dan temporal suatu organisme (Kumar, 1996).
Menurut kendeigh (1980), Ekologi adalah salah satu bagian utama dari
ilmu biologi selain morfologi dan fisiologi. Kajian morfologi dititik beratkan pada
penelaahan tentang bagaimana struktur tubuh makhluk hidup, sedangkan fisiologi
menjelaskan bagaimana makhluk hidup berfungsi dan ekologi mempelajari hal-
hal yang berkaitan dengan bagaimana organisme hidup dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
Ekologi sebagai bagian dari biologi secara taksonomi dapat dibagi menjadi
2 kelompok kajian utama, yaitu ekologi tumbuhan dan ekologi hewan. Jika
ekologi tumbuhan merupakan kajian ilmiah tentang interaksi antara tumbuhan dan
lingkungannya, maka ekologi hewan merupakan kajian ilmiah tentang interaksi
antara hewan dan lingkungannya (Kendeigh 1980., Soejipa, 1992., Shukla dan
chandel 1996., mcnaughton dan wolf, 1998).
Pendekatan kajian ekologi hewan dapat dilakukan pada tingkat komunitas
atau populasi da;am suatu sistem biologi. Jika pendekatan kajian ekologi hewan
berlangsung dalam tingkat komunitas atau maksyarakat hewan maka kajian
dinamakan ekologi komunitas atau sinekologi (synecology) dan jika berkaitan
dengan suatu jenis atau populasi hewan kajiannya disebut ekologi populasi atau
Autekologi (Autecology).
Ekology komunitas cenderung mempelajari distribusi hewan diberbagai
habitat, pengenalan atau pengetahuan dan komposisi jenis-jenis hewan sebagai
satuan/unit komunitas serta perkembangan dan suksesinya. Ekologi populasi
kajiannya lebih menitikberatkan pada kajian tentang ragan perilaku pertumbuhan,
strukur, pengaturan dan dinamika serta perkembangan populasi.
Cara yang paling baik untuk membatasi ekologi mutakhir adalah dengan
menganggap hal itu dipandang dari segi konsep tingkat tingkat organisasi yang
digambarkan sebagai spekrrum biologi. Komunitas, populasi, organisme, orgn,
sel, dan gen adalah istilah-istilah yang secara luas digunakan untuk berbagai
tingkat biotik utama, yang diperlihatkan dalam susunan hirarki ke yang besar ke
yang kecil. Interaksi dengan lingkungan fisik (eenergi dan bahan) pada setiap
tingkat mebghasilkan sistem-sistem fungsi yang khas. Yang dimaksudkan dengan
sisem adalah seperti yang didefenisikan dalam Websters Collegiete Dictionary
yaitu komponen yang secara teratutur berinteraksi dan saling ketergantungan
membentuk keseluruhan yang bersatu. Sistem-sistem yang mengandung
komponen hidup (sistem biologi atau biosistem) dapat disusun pada tingkat pada
tingkat hirarki atau pada kedudukan mana saja yang cocok untuk analisis (Odum,
1994).
Ekologi memperhatikan terutama bagian tingkat-tingkat sistem diatas
tingkat organisme. Di dalam ekologi istilah populasi, yang asalnya diciptakan
untuk menyatakan sekelmok manusia, diperluas meliputi golongan-golongan
individu dari suatu organisme apa saja. . demikian juga komunitas didalam arti
ekologi (kadang-kadang dimaksudkan sebagai komunitas abiotik) termasuk semua
populasi yang menduduki daerah tertentu. Komunitas dan lingkungan yang tidak
hidup, berfungsi bersama sebagai suatu sistem ekologi atau ekosistem.
Biocoenosis dan biogeocoenosis istilah yang sering digunakan dalam pustaka
eropa dan Rusia, secara kasar ,masing-masing setara dengan komunitas dan
ekosistem. Sistem biologi terbesar dan saling swasembada yang kita ketahui
acapkali dinyatakan sebagai biosfer atau ekosfer, yang meliputi semua organisme
hidup di bumi ini yang berinteraksi dengan lingkungan fisik sebagai keseluruhan
sedemikian rupa sehingga terpelihara suatu sistem mantap antara di dalam arus
energi diantara pemasukan energi tinggi dari matahari dan penampung panas
diangkasa (Odum, 1994).
B. Pembagian Ekologi
Mengingat luasnya cakupan kajian ekologi, maka ekologi dapat
dikelompokkan menurut bidang kajiannya antara lain berdasarkan atas komposisi
jenis organisme, berdasarkan atas habitatnya, dan berdasarkan atas taksonomi atau
sistematika makhluk hidup (Manan, 1978; Rososoedarmo, dkk., 1986).
Ekologi dibagi menjadi autekologi dan synekology. Autekologi membahas
pengkajian individu organisme atau spesises. Synekology membahas pengkajian
golongan atau kumpulan organisme-organisme yang berasosiasi bersama sebagai
satu satuan. Jadi jika diaadakan suatu studi mengenai hubungan suatu jenis pohon
pasang atau jenis pohon seriawan pada umumnya terhadap lingkungan.
Pengkajian ini akan bersifat autekologi, apabila pengkajian ini memperhatikan
atau mengenai hutan dimana jenis pohon pasang atau pohon seriawan tadi
tumbuh, pendekatan bersifat synekologi (Odum, 1994).
Menurut Indriyanto (2008 ), Berdasarkan atas komposisi jenis organisme
yang dikaji, maka ekologi digolongkan menajdi dua sebagai berikut .
1. Autekologi, yaitu ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme atau
organisme secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya. Contoh
auekologi misalnya mempelajari sejarah hidu suati spesies organisme
(baiktumbuhan maupun binatang), perilaku dan adaptasinya terhadap
lingkungan. Jadi, jika kita mepelajari hubungan anatar pohon pinus merkusii
dengan lingkungannya, maka termasuk auekologi. Contoh lain adalah
mempelajari perilaku hidup siamang (Hylobatus syndacylatus) di habitat
aslinya, mempelajari kemampuan adaptasi badak jawa (Rhinocerus
sundaicus) di suatu taman nasional Pulau Sumatra, mempelajari kemampuan
adaptasi pohon mebau (Imtsia palembanica)di padang alang-alang, dan
sebagainya.
2. Sinekologi, yaitu ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang
tergabung dalam suatu kesatuan dan saling berinteraksi dalam daerah tertentu.
Misalnya mempelajari struktur dan komposisi spesises tumbuhan di hutan
rawa, hutan gambut, atau di hutan ala, hutan wisata, suaka margasatwa, atau
di taman nasional, dan lain sebagainya.
Jadi, jika kita mengkaji /melakukan studi mengenai hubungan antara
hewan bekicot dengan lingkungannya, maka pengkajian tersbut lebih merupakan
pengkajian autekologi. Hal ini disebabkan pengkajiannya akan terfokus pada
bekicot yang merupakan bagian dari lingkungan dimana ia hidup, yang mengkaji
bagaimana bekicot bisa hidup di lingkungan tersebut. Sedangkan jika
pembahasannya dilakukan terhadap hutan dimana bekicot tersebut hidup, maka
pengkajian tersebut merupakan pengkajian sinekologi. Jadi lebih tegasnya dapat
dikatakan adalah kajian komunitas, dan autekologi adalah kajian spesies.
Jika kita mengkaji tentang spesies udang tertentu di sebuah muara sungai
diakitkan dnegan parameter fisik dan parameter kimia dilingkungan tersebut
tanpa memperhatikan makhluk lainnya, maka dapat disebut sebagai autekologi.
Sedangkan jika dalam kajian tersebut juga diperhatikan jenis tumbuhan serta
hewan lain maka dapat disebut sebagai syekologi.Pembagian ekologi menurut
makhluknya sebagi objek dapat menjadi ekologi tumbuhan dan ekologi hewan.
Lebih runci lagi ekologi hewan saja dapat dibedakan lagi menjadi ekologi
serangga, ekologi ikan, ekologi udang, ekologi burung akuatik, ekologi burung
parister dikulit manusia atau hewan, malahan sekarang ekologi manusia sudah
menjadi bahasan penting. Ekologi manusia dapat dipersempit lagi menjadi
beberapa macam mislanya ekologi nelayan, ekologi petani, ekologi masyarakat
primitif dan sebagainya. Pembahasan ekologi manusia sangat diperlukan oleh
orang-orang yang akan berinteraksi atau mempunyai kepentingan dengan orang-
orang atau manusia di suatu lokasi. Tanpa mempelajrinya, maka tidak mustahil
pekerjaan akan menjadi penuh dengan resiko kegagalan.
Menurut Indriyanto (2008 )Berdasarkan atas habitat suatu spesies atau
kelompok spesies organisme, maka ekologi dapat digolongkan sebagai berikut .
1. Ekologi daratan (teresterial), yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen
lingkungan yang ada diwilayah daratan. Contoh wilayah daratan adalah :
tegalan, kebun ladang, hutan lahan kering, padang rumput atau gurun.
2. Ekologi air tawar (freshwater), yaitu mempelajari hubungan timbal balik
antaraorganisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen
lingkungan yang ada di wilayah perairan air tawar. Contoh wilayah perairan
tawar adalahdanau, sungai, kolam, sumur, rawa atau sawah.
3. Ekologi bahari, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
dengan organisme lainnya serta dengan komponen lingkungan yang berada di
wilayah perairan asin atau lautan
4. Ekologi estuarin , yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen lingkungan yang
ada di wilayah perairan payau. Contoh wilayah perairan payau adalah muara
sungai, daerah perairan pantai, teluk, dan laguna.
5. Ekologi hutan, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
dengan organisme lainnya serta dengan dengan semua komponen lingkungan
yang ada di ekosistem hutan.
6. Ekologi padang rumput, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara
organisme dengan organisme lainnya serta dengan semua komponen
lingkungan yang ada di ekosistem padang rumput.
Menurut (EKOLOGI HEWAN), ekologi bedasarkan habitatnya,
diebdakan kedalam ekologi perkotaan, ekologi pedesaan, ekologi pantai, ekologi
eustria, ekologi danau, ekologi laut dan sebagainya. Beberapa istilah dibawah ini
adalah istilah-istilah ekologi yang sekalihus menunjukan adanya pembagian
pembahasan ekologi yang spesifik di dalamnya :
1. Ekologi komunitas ialah kajian tentang penyebaran hewan dan tumbuhan di
berbagai habitat, komposisi komponen penyusun komunitas dan suksesinya
serta kajian dinamika komuniats tersebut, misalnya kajian tentang
pembentukan tanah, pendauran zat hara, arus energi dan produktivitas.
2. Ekologi populasi ialag kajian atas cara pertumbuhan populasi, struktur
populasi dan regulasi populasi.
3. Ekologi evolusioner, ialah kajian atas masalah pemisahan relung ekologi dan
terjadinya evolusi spesies.
4. Ekologi geografik ialah kajian tentang penyebaran makhluk, palaeo ekologi,
dan bioma.
5. Ekofisiologi adalah kajian tentang cara hewan atau tumbuhan memberikan
tanggapan dan menyesuaikan diri secara fisiologis terhadap berbagai faktor
fisik dan kimia lingkungan.
6. Ekologi sistem adalah kajian ekologi tentang kemungkinan menerjemahkan
konsep ekologi kedalam model matematika. Bidang baru ini dalam ekologi
menjadi dasar bagi dilakukannya pemodelan ekologi.
Menurut Indriyanto (2008), berdasarkan taksonomi atau sistematika
makhluk hidup maka cabang-cabang ekologi yang dapat berkembang di
antaranya sebagai berikut.
1. Ekologi tumbuhan, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara
tertumbuhan dengan komponen lingkungan yang ditempati.
2. Ekologi serangga, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara serangga
dengan semua komponen lingkungan yang ditemati.
3. Ekologi burung, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara burung
dengan semua komponen lingkungan yang ditempati.
4. Ekologi vertebrata, yaitu mempelajari hubungan timbal balik anata hewan
vertebrata dengan semua komponen lingkungan yang ditempati.
5. Ekologi Mikroba, yaitu mempelajari hubungan timbal balik antara hewan
jasad renik dengan semua kompoenn lingkungan yang ditempati.
Campbell. Neil A., Ritche, Mitchel. 2012. Biologi Jilid III. Jakarta : Erlangga.
Nurdin, Muhammad Suin. 2006. Ekologi Hewan Tanah. Jakarta: Bumi Aksara