Anda di halaman 1dari 4

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH SENAM FANTASI TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK


KASAR ANAK USIA PRASEKOLAH

NI KOMANG ATIKA ADI WULANDARI

1302105005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

SEPTEMBER, 2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak usia prasekolah adalah anak yang berada pada rentang usia 3-6 tahun (Wong,
2008). Usia prasekolah disebut sebagai periode emas (Golden Age) karena pada
masa ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara pesat dalam
berbagai aspek (Martini, 2013). Pada masa ini keadaan fisik maupun segala
kemampuan anak sedang berkembang cepat misalnya kecepatan lari seorang anak
akan bertambah sesuai dengan pertambahan usianya. Salah satu kemampuan anak
yang berkembang sangat pesat adalah kemampuan fisik atau motoriknya
(Yusmarni, 2013).

Menurut Nevvy Haryustianne dalam Sujarwo (2015) kemampuan motorik


dibedakan menjadi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar. Motorik halus
adalah bagian dari aktivitas motorik yang melibatkan gerak otot-otot kecil, seperti
mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk, menggambar dan menulis.
Sedangkan motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup
keterampilan otot-otot besar, misalnya merangkak, tengkurap, mengangkat leher
dan duduk. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot
tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak (Sujiono, 2007).

Perkembangan motorik kasar merupakan hal yang sangat penting bagi anak TK
karena perkembangan motorik kasar mempengaruhi perkembangan yang lainnya.
Ketrampilan motorik anak, terutama motorik kasar sangat penting sebab apabila
anak tidak mampu melakukan gerakan fisik dengan baik akan menumbuhkan rasa
tidak percaya diri dan konsep diri negatif dalam melakukan gerakan fisik (Sukamti,
2007). Selain itu juga motorik kasar yang rendah akan menimbulkan masalah
perilaku dan emosi bagi anak (Papalia, 2009).

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak adalah
pemberian stimulasi. Pemberian stimulasi dapat mengoptimalkan perkembangan
motorik kasar pada anak sesuai dengan tahap perkembangannya (Nisnayeni, 2013).
Sejalan dengan perkembangan fisik yang terjadi, anak yang memasuki usia dini
memiliki banyak keuntungan dalam hal fisik motorik bila dilakukan lewat
permainan, senam, ataupun berolahraga. Setiap bentuk kegiatan tersebut
mempunyai nilai positif terhadap perkembangan perkembangan motorik khususnya
motorik kasar, meskipun perkembangan tersebut akan berbeda pada setiap anak,
namun hal ini sesuai dengan perkembangannya (Wijaya, 2009).

Daftar Pustaka

Awi Muhadi Wijaya (2009). Pentingnya Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak. Jakarta, Depdiknas.

Wong, Donna L., dkk. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1.
Jakarta: EGC.

Wong, Donna L (2008).Buku Ajar Keperawatan Pedeatrik Wong.Edisi 6.Jakarta:


EGC
Sujiono,Bambang. 2007. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas
Terbuka

Anda mungkin juga menyukai