Latar Belakang
Kapal adalah suatu bangunan dengan bentuk dan konstruksi yang mampu mengapung di
atas air dengan kecepatan tertentu. Sebuah kapal dapat mengapung di atas air karena kapal
mendapat gaya tekan ke atas oleh air sebesar gaya tekan ke bawah yang ditimbulkan oleh berat
kapal persatuan luas. Hal inilah yang dapat menyebabkan kapal dapat mengapung di atas air.
Dalam proses pembuatan kapal, diperlukan perencanaan kostruksi, bentuk dan desain yang
sangat sempurna terlebih dahulu. Tujuannya agar kapal hasil rancangan dalam bekerja secara
optimal di atas media air tanpa mengalami kebocoran, trim, maupun oleng yang berlebihan.
Perencanaan konstruksi ini pula dapat menjadi salah satu faktor keselamatan kapal, penumpang
(muatan), dan awak. Perencanaan konstruksi merupakan elemen terpenting yang harus dimiliki
oleh setiap kapal. Karena selain faktor keselamatan, perencanaan konstruksi juga akan
membantu estimasi biaya produksi yang berhubungan dengan kebutuhan pelat. Mengingat
pentingnya peranan perencanaan konstruksi pada kapal, maka ditugaskanlah mahasiswa Teknik
Perkapalan angkatan 2012 untuk menggambar midship section dan bukaan kulit.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan laporan ini adalah :
Mengetahui teori dan gambar konstruksi kapal dalam bentuk midship section
Mengetahui teori dan gambar konstruksi kapal dalam bentuk bukaan kulit
Maksud dan tujuan
Maksud dan tujuan pembuatan laporan ini secara umum adalah agar :
1. Agar mahasiswa mengetahui kompartemen kontruksi kapal melalui gambar midship section
2. Agar mahasiswa mengetahui kebutuhan pelat dengan tebal lajur yang berbeda-beda sehingga
bisa mengestimasikan berapa biaya produksi yang dibutuhkan untuk pembuatan kulit kapal.
3. Agar mahasiswa mengetahui fungsi elemen konstruksi yang ada kaitannya dengan
keselamatan.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui posisi sambungan pelat kapal yang dapat terlihat pada
gambar bukaan kulit
Pengetian Konstruksi
Konstruksi kapal I merupakan dasar dan pengenalan tentang bentuk dan jenis konstruksi
kapal baik pada arah memanjang maupun melintang kapal. Konstruksi Midship adalah
konstruksi penampang melintang bagian tengah kapal dimana didalamnya menunjukkan
beberapa komponen konstruksi yang terpasang pada kapal.
Untuk dapat menggambar konstruksi midship maka diperlukan :
a) Ukuran utama pada kapal rancangan
b) Memahami bentuk penampang melintang kapal tak ditumpu
c) Memahami modulus, momen inersia, panjang tak ditumpu.
Lunas
Lunas adalah balok memanjang ditengah dasar kapal yang memanjang antara linggi haluan
dan linggi buritan. Lunas kapal merupakan tulang punggung dari lambung kapal atau kerangka
kapal, sehingga merupakan bagian konstruksi yang penting. Konstruksi yang mengikat pada
lunas bersama-sama menyalurkan beban secara merata keseluruh bagian kapal. Pada
pembangunan kapal, lunas adalah konstruksi yang paling utama yang harus dirakit dan
diletakkan pada balok-balok penyanggah.
Ada 5 macam lunas kapal :
1. Lunas Batang (Bar Keel); pada walnya lunas batang terbuat dari kayu sebagai penguat
yang terikat antara dua baja siku dan diikat pada badan kapal dari baja. Kemudian meningkat
dengan menggunakan satu batang baja atau baja cor dengan penampang segiempat pada pelat
pengikat yang selanjutnya diikat pada pelat dasar.
2. Lunas Lapis (Layer Keel); sejenis lunas batang, hanya konstruksinya terdiri dari beberapa
lapis pelat yang dikeling bersama-sama dengan pelat kulit. Ukurannya sama dengan lunas
abtang. Lapisan ditengah merupakan kelanjutan lunas dalam tengah. Lunas berlapis
mempermudah pembuatan lunas batang dan memperbaiki hubungan dengan pelat dasar dan
balok-baloknya.
3. Lunas Pipa (Duct Keel); ditempatkan mulai dari sekat kamar mesin bagian depan hingga ke
sekat tubrukan dan digunakan untuk penempatan pipa dan kabel, dapat pula difungsikan
sebagai tangki bahan bakar.
4. Lunas Pelat (Plate Keel); saat ini konstruksi lunas yang dipakai adalah pelat dengan
ketebalan yang lebih besar untuk menahan beban dan terutama pada saat docking. Pelat lunas
dipasang mulai dari linggi haluan ke linggi buritan. Tebal pelat lunas 30 50 % lebih tabal
dari pelat kulit dasar atau lebih tepatnya lihat BKI II tahun 2006.
5. Lunas Bilga (Bilge Keel); kebanyakan kapal mengikuti fungsi utama lunas bilga yakni
mencegah gerakan berputar dari kapal, mengurangi olengan kapal atau goncangan yang
keras ketika kapal berada di laut, tetapi tidak mempunyai pengaruh pada stabilitas kapal.
Selain itu menjaga bilga didasar dan menambah kekuatan membujur pada bilga. Lunas bilga
biasanya bekerja berlebihan pada posisi midship dikulit karena lunas bilga dipasang ditengah
kapal kurang lebih setengah atau dua pertiga panjang kapal (2/3 L). Secara umum lunas
bilga terdiri dari pelat rata dan pelat ganda (profil bulb) yang berbentuk V yang didalmnya
terisi kayu agar lunas bilga tersebut lebih keras dan mengurangi kemungkinan terjadinya
bengkok akibat benturan. Ter biasanya ditambahkan masuk kedalam lunas bilag untuk
memenuhi/mengisi setiap ruang kosong di mana air mungkin berkumpul dan marusak bagian
dalam lunas.
Pada perencanaan midship section kapal rancangan ini menggunakan Rangka Dasar
Tunggal Sistem rangka dasar tunggal (single bottom) terdiri dari balok melintang kapal (wrang)
diletakkan pada setiap gading-gading yang diberi flens pada bagian atasnya dan balok
memanjang (lunas dalam tengah) yang terletak pada bidang memanjang kapal (centre line)
disebut sebagai penumpu tengah (centre girder) dan lunas dalam samping (side keelson) atau
disebut penumpu samping (side girder) yang terletak antara lambung dan lunas dalam tengah.
Gambar 2. Konstruksi dasar tunggal
Tebal bilah hadap wrang 2 mm lebih tebal dari pelat vertikal dan pada daerah 0,2 L dari
linggi haluan, luas penampang bilah hadap diperbesar. Daerah haluan dan kamar mesin wrang
dan flens dipertebal 0,5 mm dari biasanya.
Tebal pelat vertikal tidak boleh kurang dari :
t = h/100 + 3 mm
Gading Utama
Gading-gading utama adalah gading yang membentang dari dasar sampai kegeladak
terendah dan jika kapal mempunyai lebih dari 3 geladak, maka sekurang-kurangnya sampai ke
geladak di atas geladak terbawah dan dalam arah memanjang dipasang disetiap jarak gading
normal.
Jika gading-gading oleh geladak yang dibuat dengan sistem gading-gading bujur, maka
gading-gading yang dipasang diantara gading besar harus dihubungkan dengan perantaraan pelat
siku yang ditentukan berdasarkan modulus penampang gading-gading. Salah satu variabel yang
berpengaruh terhadap penentuan modulus penampang gading-gading adalah panjang tak
ditumpu, di mana pengambilan nilainya seperti pada gambar berikut:
Beban luar yang berupa beban sisi kapal ditentukan berdasarkan elemen yang ditinjau,
yaitu:
a. Pusat beban berada di bawah LWL
b. Pusat beban berada di atas LWL
Gambar 6. Sketsa nilai Z1 dan Z2 untuk kapal dengan satu deck Besar modulus penampang
gading ditentukan berdasarkan peraturan BKI.
Gading Besar
Gading besar terdiri dari pelat web dan pelat bilah (face plate),di mana web sedapat
mungkin lebih besar dari gading utama dan ditempatkan disepanjang pelat sisi. Umumnya jarak
gading-gading besar tidak lebih dari 5 jarak gading utama dalam setiap deep tank yang
berbatasan dengan sekat tubrukan, serta pada tween deck di atas tangki tersebut. Dibagian
belakang after peak bulkhead disyaratkan penempatannya disetiap 4 jarak gading utama, di mana
dimaksudkan untuk menambah kekakuan melintang kapal. Di dalam kamar mesin untuk
mengimbangi getaran mesin utama dan mesin bantu juga harus dipasang gading besar yang
jaraknya menurut BKI, adalah :
- jika tinggi H = 4 m, jarak gading besar rata-rata 3,5 m
- jika tinggi H = 14m, jarak gading besar rata-rata 4,5 m.
Penempatan kamar mesin di bagian belakang kapal harus dipasang senta lambung (side
stringer) dengan jarak 2,6 m terhadap balok geladak atau sesamanya. Jika tinggi geladak
terbawah lebih besar dari 4 m, maka harus dipasang satu stringer.
Gading Utama
Pada ujung kapal, daerah 0,25 L dari linggi haluan jarak gading mengecil dan umumnya
tidak lebih dari 700 mm. Pada ceruk haluan dan ceruk buritan tidak lebih lebih dari 600 mm.
Perubahan jarak gading normal ditengah kapal berkurang keujung-ujung kapal sedikit demi
sedikit agar supaya beda jarak gading tidak lebih dari 50 mm dibitan kapal dan 25 mm dihaluan
kapal.
Besar modulus penampang gading dapat ditentukan berdasarkan rules yang ada terutama
BKI. Untuk kapal yang panjangnya lebih dari 30 m, maka modulus penampang gading-gading
ceruk harus sama dengan modulus penampang gading utama, tapi pada ceruk buritan dapat
diambil <15%.
Geladak
Geladak (deck) menyerupai struktur lantai di dalam sebuah rumah dan digunakan dalam
berbagai keperluan tergantung dari tempatnya di dalam kapal. Dengan fungsi yang berbeda,
yaitu
1) Geladak paling atas (upper deck) menambah kekuatan kapal bentuk dari penutup kedap air
dari lambung dan juga menyokong kekuatan dari aktivitasnya.
2) Geladak paling rendah berfungsi sebagai kerja panggung untuk pengoperasian dari mesin dan
pembongkaran barang-barang di atas kapal (loading cargo) dan juga menyediakan bagian
untuk tempat tinggal penumpang dan crew kapal (ABK).
3) Geladak pada tinggi kapal adalah geladak utama (main deck) yang berfungsi sebagai geladak
kekuatan dan konstruksinya tidak terpotong/menerus dari linggi haluan ke linggi buritan.
Geladak kekuatan ini, walaupun mempunyai bukaan tapi penutup dari bukaan tersebut harus
dijamin kekedapannya, karena geladak ini harus betul-betul kedap dan ukurannya juga
memegang peranan penting.
4) Di bawah geladak kekuatan adalah geladak yang laing seperti geladak antara dan lain-lain.
Geladak di bawah geladak kekuatan tidak selamanya menerus, tetapi terpotong di daerah
kamar mesin. Untuk kompensasi, disamping untuk menambah kekuatan setempat guna
mengatasi getaran mesin, maka dipasang senta-senta lambung. Pada kapal penumpang yang
besar jarak antara geladak yang normal adalah 2,4 m sampai 3,3 m atau kadang-kadang lebih
didaerah salon. Kapal penumpang yang lebih kecil atau kapal barang dan juga pada geladak akil
kapal penumpang besar, jaraknya berkisar antara 2,25 m sampai 2,4 m. Jarak antara geladak
diukur dari sisi bawah pelat geladak yang satu ke sisi bawah pelat geladak berikutnya.
Geladak umumnya mempunyai camber melintang, Derajat kelengkungan camber disebut
height of camber, pada balok geladak disebut Rounding Up. Ditengah-tengah kapal
besarnya camber diukur 1/50 B (B=lebar max kapal).
Secara memanjang juga melengkung, makin tinggi ke arah haluan dan buritan kapal.
Kelengkungan ini disebut Sheer line. Perbedaan tiap-titik pada satu geladak terhadap titik
terendahnya disebut sheer dari titik tersebut. Sheer geladak bagian depan besarnya dua sampai
empat kali tinggi sheer geladak bagian belakang.
a. Gunwale bar
b. Gunwale angle
c. Welded connection
d. Rounded deck edge
d
Gambar 11. Hubungan antara pelat alas dengan lajur tepi geladak (stringer plate)
Pada hubungan yang dilengkungkan antara geladak kekuatan dan pelat lajur atas, jari-jari
lengkungan sekurang-kurangnya 15 kali tebal pelat yang bersangkutan.
f. Pelat Sisi Dari Bangunan Atas
Bangunan atas yang berada pada daerah 0,4 L bagian tengah kapal dan panjang melebihi
0,15 L didefinisikan sebagai bangunan atas yang efektif dimana tebal pelat sisinya sama dengan
tebal pelat sisi kapal.Bangunan atas yang terletak diluar 0,4 bagian tengah kapal atau panjangnya
kurang dari 0,15 L atau kurang dari 12 m, diberlakukan sebagai bangunan atas yang tidak efektif.
g. Bulwark
Bulwark adalah pagar pada tepi geladak yang berfungsi menjaga keselamatan penumpang
dan awak kapal serta melindungi barang-barang di atas geladak agar tidak jatuh ke dalam laut
pada saat kapal mengalami olengan (rolling). Ada dua macam bulwarks yaitu terbuka dan
tertutup
Bulwark terbuka terdiri dari bilah-bilah pelat dan pipa pipa pagar atau rantai yang biasa
digunakan pada kapal tanker. Sedangkan bulwark tertutup terbuat dari pelat yang biasa dipakai
pada kapal barang dan penumpang.
Bulwark tidak menambah kekuatan kapal, kecuali kekuatan setempat seperti pada ujung-
ujung anjungan (bridge) karena terdiri dari pelat yang relatif tipis. Tinggi bulwark tidak boleh
kurang dari 1,0 m dan ditopang oleh stay di setiap gading. Stay ini dipasang di atas balok geladak
atau pelat penumpu (bracket) dan gading-gading.
Pada bulwark dilengkapi dengan lubang pembuangan freeing ports sepasang dikiri dan
kanan, didepan dan dibelakang geladak anjungan untuk menghindari pecahnya pelat bulwark jika
bulwarks di las menerus dari geladak akil sampai anjungan dan dari anjungan sampai kimbul.
h. Konstruksi Cantilever
Cantilever adalah suatu konstruksi yang ide awalanya demi untuk menggantikan
konstruksi penopang (pillar) pada ruangan-ruangan di kapal agar kondisi ruangan lebih leluasa
dan dari segi ergonominya juga dirasa lebih nyaman pandangannya. Ruangan-ruangan
yang menggunakan pillar dan diganti alternatif lain yaitu menggunakan cantilever antara lain
yaitu ruangan-ruangan palka, engine casing dan ruangan yang lain dimana terdapat lubang
bukaan di atasnya.
Untuk mempelajari cantilever, maka sebelumnya harus dipelajari dulu tentang penentuan
beban dan konstruksi pillar, terutama beban yang disangga atau beban yang ditumpu oleh pillar
yang ada di atasnya. Pada hakekatnya konstruksi cantilever fungsinya sama dengan pelintang
balok pada kapal yaitu gading besar di bagian sisi/lambung kapal yang dihubung balok geladak
besar oleh lutut (knee). Yang membedakan konstruksi cantilever dan pelintang penumpu geladak
kapal yaitu cara merencanakan dan bnetuk konstruksinya.
Dari segi proses bongkar muat di ruang palka kapal dengan adanya konstruksi cantilever
dan tidak adanya konstruksi pillar maka barang yang di atur di palka lebih mudah karena tidak
terhalang, lebih-lebih barang dalam ukuran yang besar.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
= 2.24 m
Penumpu Samping ( Side Girder )
( BKI Rules Volume II 2013, Section 8 B 8-4/13 )
Jumlah penumpu samping adalah dua. Karena setengah lebar kapal melebihi 8 m yaitu
8,14 m
Lebar Pelat Penunjang ( Bpp )
( BKI Rules Volume II 2013, Section 8 B 8-3/13 )
Bpp = 0.75 Hdb
= 0.75 1.1006 m
= 0.825 m
Lightening Hole ( LH )
LH = 12 Bp
1
= 0,825 m
2
= 0,4125 m
Man Hole
- Panjang Man Hole = 0.75 Hdb
= 0.75 1.1006 m
= 0.825 m
- Lebar Man Hole = 0.50 Hdb
= 0.50 1.1006 m
= 0.55 m
1 Hdb
- Jari-jari kelengkungan Man Hole =
31 1.1006 m
=3
= 0.183 m
Kelengkungan
1 Chamber (Rc)
Rc = B
50
1
= 16,68 m
50
= 0,3336 m
Beban Alas Kapal ( PB )
= 0,16
av = 0.16 x 1
= 0.16
Sehingga :
Pi = 9.81 x G/V x h ( 1 + av )
= 9.81 x (4681,744 /7211,42 ) x 7,04 ( 1 + 0.16 )
2
= 52,19 KN/m
- Modulus Penampang Gading Balik
( BKI Rules 2013 Volume II, Section 8, B 8-7/13 )
2
W = n c a l Pi k
Dimana :
a ( jarak antar gading ) = + 0.48
500
94,45
= + 0.48
500
= 0.67
k = 1 untuk baja normal
c = 0.60
2
l = 2.78 m
maka, modulus penampang gading alas adalah
2
W = n x c x a x l x Pi x k
2
= 0.55 0.60 0.67 (2.78) 52,19 1
3
= 89,18 cm
3
Modulus penampang gading alas yang ada di ANNEX BKI 2006 adalah 96 cm dengan
ukuran profil 100 65 11
- Konstruksi Gading
- Beban Sisi Kapal (PS)
Pusat beban berada di bawah garis air ( Ps )
( BKI Rules 2013 Volume II, Section 4, B 4-3/10 )
Ps = 10 x ( T Zz ) + Po x Cf ( 1 + Zz / T )
Dimana :
H = 9.41
T = 6,43 m
Hdb = 1.1 m
Cf =1
z = Jarak vertikal dari pusat beban konstruksi ke sarat kapal yaitu 1,81 m
Maka Pusat beban berada di bawah garis air ( Ps ) adalah
Ps = 10 ( T z ) + Po Cf ( 1 + Zz / T )
1,81
= 10 ( 6,43 1,81 ) + 12,54 1 ( 1 + 6,43 )
2
= 62,26 KN/m
- Tween Deck
- Tween Deck Pada Gading Utama
( BKI Rules 2013 Volume II, Section 9, A 9-2/12 )
2
W = 0,55 a l P Cr k
Dimana :
a = 0,67
l = 2,09 m
Cr = 0,75
k =1
b = 3,0 m
h = H Hdb = 7,04 m
PL= Pc ( 1+ av )
= 7h ( 1 + av )
= 7 7,04 ( 1 + 0,16 )
= 49,28 1,16
2
= 57,36 KN/m
2
P = 0,4 PL ( )
3 2
= 0,4 57,36 ( 2,09 )
2
= 47,503 KN/m
Sehingga modulus tween deck pada gading utama adalah
2
W = 0,55 a l P Cr k
2
= 0,55 0,67 (2,09) 47,503 0,75 1
3
= 57,35 cm
3
Maka profil tween deck pada gading utama yang ada di ANNEX BKI adalah 59 cm
dengan profil L adalah 100 50 8 dengan bracket 150 6,5
Perencanaan profil T
h = 120 mm = 12 cm
s = 12 mm = 1,2 cm
f = 0.05 e l pl k
= 0,05 2,01 2,09 57,36 1
2
= 12,05 cm
Tebal pelat geladak = (( 4.4 + ( 0.05 x LBP )) k
= (( 4,4 + ( 0,05 94,45 )) 1
= 9,12 mm = 0.912 cm
b = 40 S = 40 1,2 = 48 cm
fs = h s = 12 1,2 = 14,4 cm
f = b td = 48 0.912 = 43,79 cm
b` = f/s = 12,05 / 1,2 = 10,04
fs/F = 14,4 / 43,78 = 0,33 f/F
= 12,05 / 43,78 = 0.27 modulus
dari diagram W = 0,18
Wo =WxFxh
= 0,71 x 69,31 x 24
3
= 94,06 m
Wo W = memenuhi
Profilnya yaitu
Profil = 120 x 10 ( b`) x 12
= 120 x 100 x 19
Bracket = 300 x 10
Maka profil gading besar dibawah geladak antara yang ada di ANNEX BKI dengan
3
perencanaan profil T adalah 370 cm dengan profil T adalah 240 99 19 dengan bracket 300
10
Dimana :
Po = Beban Luas Dasar Dinamis
Po = 2.1 ( Cb + 0.71 ) Co Cl f Crw
= 2.1 ( 0.63 + 0.71 ) 7.98 1 1 v 0.75
2
= 12,54 KN/m
Cd = Faktor distribusi yaitu 1
Z = Jarak vertical dari pusat beban struktur dihitung dari garis datar
1
=H+( B)
50
1
= 8,14 + ( 50 16,68 )
= 8,47 m
16,68
16 ,68 2 50 2 0.5
= (( ) +( ) )
4 2
= 4,173 m
2
p = PD = 16,44 KN/m
Sehingga :
2
W =cal pk
2
= 0,60 0,67 (4,173) 16,44 1
3
= 143,68 cm
Sehingga profil dari balok pelintang geladak dengan profil L yaitu 150 75 9 dengan
bracket 220 8
- Penumpu dan Pelintang Geladak ( Transverse Deck Beam )
W = c e l Pd k
Dimana :
e = 3 ao
= 3 0.67
= 2,01
l = Panjang tak ditumpu yaitu 4,173 m
2
PD = Beban geladak cuaca yaitu 16,44 KN/m
k =1
c = 0,75
Sehingga :
W = c e l Pd k
2
= 0,75 2.01 4.173 16,44 1
3
= 431,75 m
Sehingga profil dari penumpu dan pelintang geladak dengan profil T adalah 250 12
dengan bracket 330 11
Perencanaan profil T
h = 250 = 25 cm
s = 12 = 1,2 cm
f = 0,05 e l p k
= 0,05 2,01 4,173 16,44 1
2
= 6,90 cm
Tebal pelat geladak (td) = (( 4.4 + ( 0.05 x LBP )) k
= (( 4,4 + ( 0,05 94,45 )) 1
= 9,12 mm = 0,912 cm
b = 40 s = 40 1,2 = 48 cm
fs = h s = 25 1,2 = 30 cm
F = b td = 48 0.912 = 52,63 cm
b` = f/s = 6,90 / 1,2 = 5,75
fs/F = 30 / 52,63 = 0,57 f/F =
6,90 / 52,63 = 0,13 modulus dari
diagram W = 0,43
Wo =WFh
= 0,43 52,63 25
3
= 565,77 m
Wo W = memenuhi
Profilnya yaitu
Profil = 250 10 ( b`) 12
= 250 58 12
Bracket = 330 11
- Ambang Palka
( BKI Rules 2013 Volume II, Section 17, A 17-1/10 )
Lubang palka yang ditutup dengan kain terpal harus mempunyai ambang yang tinggi
minimumnya di atas geladak sebagai berikut :
Pada posisi 1 : 600 mm
Pada posisi 2 : 450 mm
Pada perencanaan gambar midship ini, tinggi lubang palka yang digunakan adalah 600
mm.
- Balok Palka ( Hatcway Beam )
( BKI Rules 2013 Volume II, Section 17,
( B
17-
13/20
)
W
)
=
Dimana :
c = 1,0
l = 0,5 x B = 8,34 m
2
p = PD = 16,44 KN/m
Tb = Tegangan lengkungan yang di izinkan
= 0,68 Rch
= 0.68 265
= 180,2
a = Jarak antar gading yaitu 0,67
Sehingga :
( 125 x c x a x l 2 x p )
W=
( 125 x c x a x l 2 x p )
W=
2
( 125 x 1 x 0,67 x 8,34 x 16 ,44 )
=
180 ,
= 530,704 m 2
3
3
Maka profil balok palka yang ada di ANNEX BKI adalah 550 cm dengan profil L adalah
280 21
Perencanaan profil T
h = 280 = 28 cm
s = 21 = 2,1 cm
f = 0,05 e l p k
= 0,05 2,01 8,34 16,44 1
2
= 13,78 cm
Tebal pelat geladak (td) = (( 4.4 + ( 0.05 x LBP )) k
= (( 4,4 + ( 0,05 94,45 )) 1
= 9,12 mm = 0,912 cm
b = 40 s = 40 2,1 = 84 cm
fs = h s = 28 2,1 = 58,8 cm
F = b td = 84 0.912 = 76,6 cm
b` = f/s = 13,78 / 2,1 = 6,56
fs/F = 58,8 / 76,6 = 0,77 f/F =
13,78 / 76,6 = 0,18 modulus dari
diagram W = 0,36
Wo =WFh
= 0,36 76,6 28
3
= 772,21 m
Wo W = memenuhi
Profilnya yaitu
Profil = 280 10 ( b`) 21
= 280 66 21
- Tebal Pelat Ambang Palka
( BKI Rules 2013 Volume II, Section 17, C 17-15/20 )
t = 6 + (L/100) + tk ( tk marjin korosi yang nilainya sebesar 2,5 )
= 6 + (94,45/100) + 2,5
= 9,45 mm atau 9,5 mm
Dimana :
pl = 2 3 2 0,89
Dimana :
pl = 2 3 2 0,89
76 ,84 + 2,5
= 18,3 1 0,67
123 ,3
= 12,17 mm atau 12 mm
tSI = 1,21 a + tk ( mm )
Dimana :
a = jarak antar gading yaitu 0,67 m
2
p = beban sisi yaitu 62,26 KN/m
k = faktor bahan yaitu 1
tk = marjin korosi yaitu 2,5 mm
Sehingga :
t = 1,21 a + t
SI k
Sehingga :
untuk L < 9
t = 0,75
1000
94,45
= 0,75 1000
0
= 6,37 mm atau 6 mm
- Untuk tinggi bulwark tidak boleh kurang dari 1 meter. Dengan syarat yang lebih rendah dapat
disetujui jika disediakan perlindungan yang memadai.
- Modulus stay bulwark
Kubu-kubu harus ditumpu dengan penumpu kubu kubu yang dipasang pada setiap dua
jarak gading. Maka modulus penumpu kubu-kubu ( stay bulwark ) yang terhubung ke geladak
tidak boleh kurang dari :
W=
Dimana
2
p = beban geladak yaitu 16,44 KN/m
e = jarak antar stay
= 3 x ao
= 3 x 0,67
= 2.01 m
l = panjang stay yaitu 1 m
Sehingga,
W =
2
= 4 x 16,44 x 2,01 x 1
3
= 132,177 cm
Setelah mendapatkan hasil perhitungan modulus maka modulus yang tersedia pada
3
ANNEX BKI adalah 135 cm adalah 130 75 10