Anda di halaman 1dari 12

PENGENALAN MESIN BOR DAN MACAM MACAM MATA BOR

( Laporan Praktikum Perbengkelan )

Oleh:

Ahmad Yudha Yuga Iswara


1414071003

LABORATORIUM DAYA ALAT DAN MESIN PERTANIAN


JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengeboran adalah hal yang sangat penting bagi industri maupu perbengkelan. Kegiatan
pengeboran sendiri mempunya banyak tujuan dan tidak hanya dilakukan di dalam industri saja.
Dalam pelaksanaanya pengeboran harus mematuhi standar keamanan yang sudah ada. Dalam
dunia perbengkelan pengeboran biasanya dilakukan pada besi sebagai lubang yang akan
digunakan untuk merakit suatu besi menjadi suatu rakitan.
Pada dasarnya pengeboran perlu dilakukan saat kita akan menggabungkan dua buah loganm
tanpa pengelasan agar lubang tersebut dapat disatukan menggunakan baut dan mur. Oleh karena
itu, pada praktikum kali ini kita akan melakukan pengeboran pada besi siku yang sudah
berbentuk rangkaian segi empat.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui teknik pengeboran besi.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengeboran besi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Dan Fungsi Mesin Bor


Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan
mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran
adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan
menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan memiliki fungsi untuk Membuat lubang,
Membuat lobang bertingkatm, Membesarkan lobang, Chamfer (Damar, 2006).

2.2 Bagian-Bagian Mesin Bor


a. Cekam Bor
Cekam bor digunakan untuk memegang mata bor bertangkai silindris. Biasanya cekam ini
mempunyai 2 atau 3 rahang penjepit. Ukuran cekam bor ditunjukkan oleh diameter terbesar
dari mata bor yang dapat dijepit.
b. Sarung Pengurung/Sarung Tirus
Mata bor yang bertangkai tirus dapat dipegang oleh sarung pengurung yang berlobang tirus.
Oleh karena tangkai dan sarung berbentuk tirus, maka pada saat mata bor ditekan, ia akan
saling mengunci. Lobang dan tangkai tirus dibuat menurut tirus morse, yaitu ketrirusan
menurut standar internasional (Daniel, 2012).

2.3 Pemegang dan Penjepit Benda Kerja


a) Ragum Tangan
Ragum tangan dapat dibuka dan dikunci dengan kekuatan tangan. Benda kerja yang dapat
dijepit oleh ragum tangan harus berukuran kecil dan terbatas sampai pada diameter 6 mm.
b) Ragum Mesin
Benda kerja yang besar tidak dapat dipegang oleh tangan karena gaya pemotongannya
semakin besar, maka digunakan ragum mesin.
c) Meja Mesin
Penjepitan benda kerja pada meja mesin umumnya dilakukan apabila benda kerja tidak
mungkin di jepit oleh ragum. Teknik penjepitan benda kerja menggunakan baut pengunci T
yang mana baut ini dimasukkan ke dalam alur meja mesin bor.
d) Tangan
Pemegangan benda kerja dengan tangan dapat dilakukan untuk benda kerja yang kecil dan
panjang serta lobang yang dibuat tidak dalam dan berdiameter kecil (Daniel, 2012).

2.4 Jenis-Jenis Mata Bor

1. Mata Bor Spiral


Disebut mata bor spiral karena mata bor ini mempunyai alur potong melingkar yang berbentuk
spiral sepanjang badan. Mata bor spiral mempunyai dua bagian utama yaitu mata potong dan
sudut pemotong. Mata bor spiral dibuat dari bahan baja karbon, baja campuran, baja kecepatan
tinggi dan karbida. Bentuk badan mata bor ini tidak silindris tetapi berbentuk tirus dari ujung
sampai batas tangkai dengan kenaikan 0,05 mmsetiap kenaikan panjang 100 mm. Mata bor spiral
terdapat dua macam bentuk tangkai, yaitu tangkai berbentuk silindris dan tangkai yang berbentuk
tirus. Alur spiral mempunyai sudut tatal dan dapat mempercepat keluarnya bram selama
pengeboran. Mata potong terdiri dari dua buah bibir pemotong. Tebal bor merupakan
tulang/punggung yang berbentuk spiral , bagian ini terdapat di kedua alur pemotong. Sisi
pemotong terdapat sepanjang alur pemotong dan ini dapat menentukan ukuran bor (Daniel,
2012).

2.5 Mata Pemotong

Mata potong terdiri dari dua bagian, yaitu bibir pemotong dan sisi pemotong. Bibir pemotong
mata bor terdapat dua buah yang terletak antara dua sisi pemotong yang saling berhadapan.
Kedua sisi pemotongan ini diasah hingga membentuk sudut yang bervariasi sesuai dengan bahan
yang di bor.
2.6 Kecepatan Potong Pengeboran

Kecepatan potong ditentukan dalam satuan panjang yang dihitung berdasarkan putaran mesin per
menit. Atau secara defenitif dapat dikatakan bahwa kecepatan potong adalah panjangnya bram
yang terpotong per satuan waktu. Setiap jenis logam mempunyai harga kecepatan potong tertentu
dan berbeda-beda. Dalam pengeboran putaran mesin perlu disesuaikan dengan kecepatan potong
logam. Bila kecepatan potongnya tidak tepat, mata bor cepat panas dan akibatnya mata bor cepat
tumpul atau bisa patah. Untuk mendapatkan putara mesin bor per menit ditentukan berdasarkan
keliling mata bor dalam satuan panjang . Kemudian kecepatan potong dalam meter per menit
dirubah menjadi milimeter per menit dengan perkalian 1000. akhirnya akan diperoleh kecepatan
potong pengeboran dalam harga milimeter per menit. Dalam satu putaran penuh, bibir mata bor
(Pe) akan menjalani jarak sepanjang garis lingkaran (U). Oleh karena itu, maka.
Dimana:
U = Keliling bibir mata potong bor
D = Diameter mata bor
P = 3.1
Jarak keliling pemotongan mata bor tergantung pada diameter mata bor. Waktu pemotongan
juga menentukan kecepatan pemotongan. Oleh karena itu jarak yang ditempuh oleh bibir
pemotong mata bor harus sesuai dengan kecepatan putar mata bor. Berdasarkan hal tersebut
maka jarak keliling bibir pemotongan mata bor (U) selama n putaran per menit dapat dihitung
dengan rumus U = p x d x n
Dimana:
U = keliling bibir potong mata bor
D = Diameter mata bor
N = putaran mata bor per menit
Biasanya kecepatan potong dilambangkan dengan huruf V dalam satuan meter per menit. Jarak
keliling yang ditempuh mata bor adalah sama dengan jarak atau panjangnya bram yang terpotong
dalam satuan panjang per satuan waktu. Berdasarkan hal tersebut maka jarak keliling yang
ditempuh mata potong bor (U) sama dengan panjangnya bram terpotong dalam satuan meter per
menit. Berarti kecepatan potong sama dengan jarak keliling pemotongan mata bor.
Maka:
V=U
V= p x d x n (m/menit)

2.7 Pemakanan Pengeboran

Pemakanan adalah jarak perpindahan mata potong bor ke dalam lobang/benda kerja dalam satu
kali putaran mata bor. Besarnya pemakanan dalam pengeboran dipilih berdasarkan jarak
pergeseran mata bor dalam satu putaran, sesuai dengan yang diinginkan. Pemakanan juga
tergantung pada bahan yang akan dibor, kualitas lubang yang dibuat, kekuatan mesin yang
ditentukan berdasarkan diameter mata bor (Daniel, 2012).
III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mata kuliah Perbengkelan dengan judul Pengeboran Besi Siku ini dilaksanakan
pada hari jumat tanggal 31 maret 2017 pukul 09.:00 10:30 WIB, di Laboratorium Daya
Alat dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan pada praktikum Perbengkelan yaitu mesin bor, pahat, palu,
ragum, mesin gerinda.
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum Perbengkelan yaitu besi siku.

3.3 Prosedur Praktikum

1. Dijelaskan tentang mesin bor.


2. Dijelaskan jenis jenis bor.
3. Dijelaskan fungsi mesin bor.
4. Dilakukan pemotongan besi oleh peraktikan.
5. Dilakukan penghalusan besi oleh perakikan.
6. Hasil
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No Nama alat Fungsi alat


1 Bor duduk Untuk melubangi besi pelat yang agak tebal.
2 Bor tangan Untuk melubangi besi pelat yang tipis.
3 Bor manual Untuk melubangi kayu.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hal Yang Perlu Dihindarai Saat Mengebor

Pada pengeboran sangat sering terjadi maslah pada hasil maupun keselamatan kita. Pada segi
hasil, sering hasil bor tidak sesuai keinginan karena lubang yang tidak sempurna. Itu
diakibatkan karena kecepatan putar bor tidak maksimum atau kurang cepat. Sehingga
berpengaruh pada permukaan lubang yang tidak merata atau kurang sempurna.
Pada segi kesehatan ini yang sangat diperlukan. Terutama pada mata. Hindari kontak
langsung mata pada saat mengebor. Kare chip hasil bor dapat meloncat kemana-mana dan
ditakutkan dapat meloncat kemata dan mengenai mata dan akibatnya dapat mengalami
kebutaan.

4.2.2 Definisi Mesin Bor


Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah
pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan
Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja
dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan memiliki fungsi untuk
membuat lubang, membuat lobang bertingkat, membesarkan lobang, chamfer.
4.2.3 Jenis-jenis Mesin Bor
Adapun jenis-jenis dari mesin bor antara lain:
a. Mesin Bor Meja
Mesin bor meja dalah mesin bor yang bekerjanya diletakkan di atas meja. Mesin ini
digunakan untuk membuat lubang berdiameter kecil sekitar 16 mm.
b. Mesin Bor Lantai
Mesin bor lantai yaitu mesin bor yang diletakkan dilantai. Pada kegunaannya mesin ini
untuk mengebor benda-banda berat dan besar.
c. Mesin Bor Radial
Mesin bor ini khusus dirancang untuk mengebor benda berat dan besar.
d. Mesin Bor Koordinat
Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin bor sebelumnya.
Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan posisi pengeboran. Mesin bor koordinat
digunakan untuk membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik pusat dan diameter
lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian yang tinggi.

4.2.4 Kecepatan Potong Pengeboran

Kecepatan potong ditentukan dalam satuan panjang yang dihitung berdasarkan putaran mesin
per menit. Atau secara defenitif dapat dikatakan bahwa kecepatan potong adalah panjangnya
bram yang terpotong per satuan waktu. Setiap jenis logam mempunyai harga kecepatan
potong tertentu dan berbeda-beda. Dalam pengeboran putaran mesin perlu disesuaikan
dengan kecepatan potong logam. Bila kecepatan potongnya tidak tepat, mata bor cepat panas
dan akibatnya mata bor cepat tumpul atau bisa patah.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil dari praktikum ini adalah:
1. Pengeboran berfungsi untuk membuat lubang agar dapat menyatukan dua buah besi.
2. Hal yang perlu diperhatikan saat mengebor adalah hindari kontaklangsung mata dengan
pengeboran atau menggunakan kaca mata.
3. Jenis-jenis bor adalah bor meja, bor lantai, bor koordinat, dan bor radial.
4. Kecepatan potong ditentukan dalam satuan panjang yang dihitung berdasarkan putaran
mesin per menit.
DAFTAR PUSTAKA

Daniel,dkk, 2012, Buku Ajar MK : Perbengkelan Pertanian, Universitas Hasanuddin :


Makassar.
Danar Susilo Wijayanto, Yuyun Estriyanto. 2006. Teknologi Mekanik Mesin
Perkakas. Surakarta: UPT Penerbitan dan percetakan UNS (UNS Press).
LAMPIRAN

MESIN BOR DUDUK

Anda mungkin juga menyukai