Anda di halaman 1dari 14

TUGAS E-COMMERCE

Rangkuman Materi

Manajemen C 2014
Kelompok 8:
1) Anggi Rifki M.S (Ketua) 8215145217
2) Rio Julianto 8215145262
3) Faishal Abdan Syakura 8215145218
4) Trisepta Raula Putri K 8215141597
5) Fathurrahman Harris 8215145287

E-Commerce Model

I. Pengertian E-Commerce
Electronic commerce (EC) merupakan konsep baru yang bisa digambarkan sebagai proses
jual beli barang atau jasa pada World Wide Web Internet (Shim, Qureshi, Siegel, Siegel, 2000)
atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan informasi
termasuk Internet (Turban, Lee, King, Chung, 2000). Kalakota dan Whinston (1997)
mendefinisikan EC dari beberapa perespektif berikut:
a. Dari perspektif komunikasi, EC merupakan pengiriman informasi, produk/layanan, atau
pembayaran melalui lini telepon, jaringan komputer atau sarana elektronik lainnya.
b. Dari perspektif proses bisnis, EC merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi
dan aliran kerja perusahaan.
c. Dari perspektif layanan, EC merupakan satu alat yang memenuhi keinginan perusahaan,
konsumen, dan manajemen dalam memangkas service cost ketika meningkatkan mutu barang
dan kecepatan pelayanan.
d. Dari perspektif online, EC kepasitas jual beli produk dan informasi di Internet dan jasa online
lainnya.
II. Klasifikasi E-Commerce
Dalam E-commerce dapat diklasifikasikan ke dalam pure e-commerce dan partial e-
commerce. Suatu e-commerce dikategorikan pure atau partial berdasarkan pada tingkat digitasi
dari suatu produk yang diperdagangkan, proses, dan agen pengirimannya. Apabila segala aspek
dalam sistem e-commerce itu digital maka dapat dikategorikan sebagai pure e-commerce. Selain
itu, ciri lain dari pure e-commerce adalah organisasi penyelenggara benar-benar organisasi online,
menggunakan model bisnis new-economy organization, dan menjual produk atau jasanya hanya
secara online. Sedangkan, partial e-commerce dicirikan dengan penggabungan antara aspek digital
dan tradisional/fisik, penggunaan model bisnis click-and-mortar organization (penggabungan
antara offline dan online), serta melakukan kegiatan-kegiatan bisnis utamanya di dunia nyata.
E-Commerce dapat dibagi menjadi beberapa klasifikasi yang memiliki karakteristik
berbeda-beda, antara lain:

1. Business to Business (B2B)


B2B menyatakan bentuk jual-beli produk atau jasa yang melibatkan dua atau beberapa
perusahaan dan dilakukan secara elektronis. Dalam hal ini, baik pembeli maupun penjual adalah
sebuah perusahaan dan bukan perorangan. Biasanya transaksi ini dilakukan karena mereka telah
saling mengetahui satu sama lain dan transaksi jual beli tersebut dilakukan untuk menjalin
kerjasama antara perusahaan itu. Keuntungan yang didapatkan :
a. Mempercepat transaksi antara penjual dan pembeli.
b. Menurunkan biaya transaksi kedua belah pihak.
c. Menciptakan pasar baru tanpa dibatasi oleh wilayah geografis.
d. Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara penjual dan pembeli.

Business to Business E-Commerce memiliki karakteristik:


a. Trading partners yang sudah diketahui dan umumnya memiliki hubungan
(relationship) yang cukup lama. Informasi hanya dipertukarkan dengan partner tersebut.
Dikarenakan sudah mengenal lawan komunikasi, maka jenis informasi yang dikirimkan
dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
b. Pertukaran data (data exchange) berlangsung berulang-ulang dan secara berkala,
misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan kata
lain, servis yang digunakan sudah tertentu. Hal ini memudahkan pertukaran data untuk
dua entiti yang menggunakan standar yang sama.
c. Salah satu pelaku dapat melakukan inisiatif untuk mengirimkan data, tidak harus
menunggu partnernya.
d. Model yang umum digunakan adalah peer-to-peer, dimana processing intelligence
dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

2. Business to Consumer (B2C)


B2C adalah bentuk jual-beli produk yang melibatkan perusahaan penjual dan konsumen
akhir yang dilakukan secara elektronis.
Business to Consumer e-Commerce memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
b. Servis yang diberikan bersifat umum (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan
oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem web sudah umum digunakan maka
servis diberikan dengan menggunakan basis web.
c. Servis diberikan berdasarkan permohonan (on demand). Konsumer melakukan inisiatif dan
produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan.
d. Pendekatan client/server sering digunakan dimana diambil asumsi client (consumer)
menggunakan sistem yang minimal (berbasis Web) dan processing (business procedure)
diletakkan di sisi server.

3. Consumen to consumen (C2C)


Consumen to consumen (C2C) merupakan model perdagangan yang melibatkan konsumen
dengan konsumen, yang dilakukan secara elektronis. Berikut merupakan bentuk atau macam dari
Consumen to consumen (C2C) :
a. Lelang C2C
Dalam lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C dalam situs lelang sangat banyak.
Kebanyakan lelang dilakukan oleh perantara, seperti eBay.com, auctionanything.com; para
pelanggan juga dapat menggunakan situs khusus seperti buyit.com atau bid2bid.com. Selain itu
banyak pelanggan yang melakukan lelangnya sendiri seperti greatshop.com menyediakan piranti
lunak untuk menciptakan komunitas lelang terbalik C2C online.
b. Iklan Kecik
Orang menjual ke orang lainnya setiap hari melalui iklan kecik (classified ad) di koran
dan majalah. Iklan kecik berbasis internet memiliki satu keunggulan besar daripada berbagai
jenis iklan kecik yang lebih tradisional. Iklan ini menawarkan pembaca nasional bukan hanya
lokal. Iklan kecik tersedia melalui penyedia layanan internet seperti AOL, MSN, dll.
c. Layanan Personal
Banyak layanan personal (pengacara, tukang, pembuat laporan pajak, penasehat
investasi, layanan kencan) tersedia di internet. Beberapa diantaranya tersedia dalam iklan kecik,
tetapi lainnya dicantumkan dalam situs web serta direktory khusus. Beberapa gratis dan ada juga
yang berbayar

4. Comsumen to Business(C2B)
C2B merupakan transaksi jual beli yang terjadi antara individu sebagai penjual dengan sebuah
perusahaan sebagai pembelinya. Beberapa situs telah berinisiasi untuk mendukung bisnis yang
berbasiskan konsumen ke pebisnis (Consumer-to-business atau C2B). Dalam C2B konsumen
memberitahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu dan pemasok bersaing untuk
menyediakan produk atau jasa tersebut ke konsumen.

5. Collaborative Commerce (C Commerce)


Dalam C-Commerce, partner bisnis saling bekerjasama secara elektronik. Kerjasama ini
biasanya terjadi sepanjang rantai produksi suatu barang atau jasa, misalnya produsen dengan
distrbutornya.

6. Perdagangan Intrabisnis (Intraorganisasional)


Dalam situasi ini perusahaan menggunakan e-commerce secara internal untuk
memperbaiki operasinya. Kondisi khusus dalam hal ini disebut sebagai e-commerce
B2E(business to its employees).

7. Pemerintah ke Warga (Goverment to CitizenG2C)


Dalam kondisi ini sebuah entitas (unit) pemerintah menyediakan layanan ke para
warganya melalui teknologi E-commerce. Unit-unit pemerintah dapat melakukan bisnis dengan
berbagai unit pemerintah lainnya serta dengan berbagai perusahaan (G2B). E-goverment yaitu
penggunaan teknologi internet secara umum dan e-commerce secara khusus untuk mengirimkan
informasi dan layanan publik ke warga, mitra bisnis, dan pemasok entitas pemerintah, serta
mereka yang bekerja di sektor publik.
E-goverment dapat dibagi menjadi tiga kategori :
a. Pemerintah ke Warga (Goverment to Citizen). Lembaga pemerintah makin banyak yang
menggunakan internet untuk menyediakan layanan pada warga.
b. Pemerintah ke Perusahaan (Goverment to Business). Pemerintah menggunakan internet
untuk menjual dan membeli dari perusahaan.
c. Pemerintah ke Pemerintah (Goverment to Government). Meliputi e-commerce
intrapemerintah (transaksi antar pemerintah yang berbeda) serta berbagai layanan antar
lembaga pemerintah yang berbeda.

Online Marketing

I. Pengertian Online Marketing


Online marketing adalah sistem pemasaran yang menggunakan media internet sebagai alat
dalam aktivitas marketnya. Awalnya pengguna internet menggunakan halaman yang berformat
HTML untuk mengakses Internet. Lalu lahirlah konsep website, dengan menampilkan profile dan
promosi perusahannya kepada target market-nya di seluruh dunia. Selanjutnya online marketing
berkembang tidak hanya menggunakan sarana website dalam aktifitasnya. Email marketing dan
social media marketing adalah beberapa contoh jenis online marketing yang sekarang ramai
digunakan. Dalam perjalanannya online marketing terus mengalami kemajuan, tidak hanya
menggunakan website tapi juga Email dan aplikasi lain yang telah di aplikasikan pada Internet.

Definisi menurut para ahli :

E-Marketing menurut Armstrong dan Kottler (2004:74)


E-Marketing is the marketing side of E-Commerce, it consists of company efforts to
communicate abaout, promote and sell products and services over the internet. E-Marketing adalah
sisi pemasaran dari E-Commerce , yang merupakan kerja dari perusahaan untuk
mengkomunikasikan sesuatu, mempromosikan, dan menjual barang dan jasa melalui internet.
Menurut Boone dan Kurtz (2005)
eMarketing adalah salah satu komponen dalam e-commerce dengan kepentingan khusus
oleh marketer, yakni strategi proses pembuatan, pendistribusian, promosi, dan penetapan harga
barang dan jasa kepada pangsa pasar internet atau melalui peralatan digital lain.

Ada beberapa hal yang di lakukan untuk menjadi bagian dari marketing agar bisa di
kerjakan dengan system online marketing, melalui internet salah satunya adalah online advertising.
Saat ini Periklanan online menjadi hal menarik untuk di lakukan dalam dunia usaha. Media
konvensional seperti televisi, majalah, dan surat kabar awalnya adalah alat yang biasa di gunkan
untuk beriklan, namun dengan maraknya online marketing yang terjadi saat ini periklanan dengan
media tadi dikonversi kedalam website dengan memanfaatkan media internet dalam aktivitasnya.
Dalam hal ini internet dijadikan sebagai bagian dari marketing mix dengan pendekatan yang
berbeda, dari karakteristik media dan audiens yang dijadikan tagetnya. Langkah yang biasanya di
gunakan dalam beriklan di internet adalah dengan memasang banner. Namun langkah tersebut
sekarang ini kurang efektif, karena tuntutan komunikasi dalam strategi pemasaran semakin
beragam. Untuk itulah maka dibutuhkan strategi, kreatifitas, dan pengukuran dengan ke akurasian
tinggi. Sebagai contoh menggunakan strategi viral melalui email marketing, membangun situs
khusus dari produk yang terpisah dengan corporate site-nya, merancang webtorial pages, membuat
advert gaming, online survey dan strategi lainnya. Online marketing dapat juga menggunakan
teknik advertise yang lebih mudah dan murah, yaitu dengan menggunakan Search Engine
Optimization (SEO). Saat ini sudah banyak para pengguna internet yang memanfaatkan SEO,
hampir 80 % pengunjungnya melakukan awal pencarian data dengan memanfaatkan mesin pencari
ini.

II. Manfaat online marketing

A. Melakukan perubahan dengan cepat.


Kita dapat langsung memperbaiki atau mengubah baik grafis maupun katakata
ketika terjadi kesalahan pemasangan iklan atau segala kegiatan pemasaran yang tidak
bekerja dengan baik, dan melakukan itu semua dengan cepat dan tanpa ada masalah

B. Menentukan sasaran demografis tertentu


Pemasaran online memungkinkan untuk menargetkan demografis tertentu seperti
halnya gender, usia, dan lokasi. Kita bahkan dapat menargetkan tingkat pendapatan
tertentu, tingkat pendidikan dan pekerjaan.

C. Banyak media pilihan.


Begitu banyak media pilihan ketika memutuskan untuk melakukan pemasaran
online, dapat menggunakan audio, video, blogging, email, media sosial dan newsletter
yang sedang berlangsung.
D. Penghubung yang efektif antara pemasar dengan konsumen
Dalam hal ini ada dua pihak yang diuntungkan, yaitu pihak konsumen dan pihak
pemasar (baik penjual produk maupun produsennya langsung). Keuntungan dari pihak
konsumen adalah kemudahan dalam memperoleh informasi mengenai produk yang mereka
cari. Hanya dengan mengetikkan kata kunci tertentu di kolom mesin pencari di internet
yang berkaitan dengan produk yang dicari, maka mereka akan disajikan banyak informasi,
baik mengenai product knowledge-nya maupun tentang cara mendapatkan produk tersebut,
baik dari produsen langsung maupun melalui penjualnya, seperti supplier, grosir, toko dan
sebagainya. Keuntungan dari pihak pemasar mereka dengan mudah didatangi oleh orang-
orang yang memang sedang mencari dan membutuhkan produknya.

E. Kemampuan Konversi Instan


Kita memiliki kemampuan untuk mengubah pelanggan secara instan. Ketika kita
memasarkan online, kita tidak hanya menjaring informasi pelanggan potensial, tetapi kita
dapat mengambil penjualan seketika dengan melakukan beberapa klik mouse.

III. Keuntungan online marketing

1. Organisasi Lebih Mudah dan Sederhana


Kita tidak perlu memajang barang secara fisik, cukup menyediakan katalog atau
daftar barang serta deskripsi singkat mengenai masing-masing barang tersebut. Kita juga
tidak perlu memiliki banyak karyawan penjual, kita hanya perlu karyawan yang menangai
pemesanan secara online dan karyawan yang menangani pengiriman barang.

2. Kemudahan Mengelola Barang


Jika kita menjual barang secara online dengan menggunakan website sendiri,
sistem manajemen situs menyediakan sistem pengelolaan barang dan pergudangan. Kita
dapat dengan mudah melihat stok barang. Kita juga dapat menjual barang berdasarkan
pesanan. Hal ini akan mempermudah kita mengelola barang dagangan.

3. Pelayanan Lebih Fokus


Kita tidak perlu khawatir bahwa banyak pelanggan yang tidak terlayani. Sistem
komputer akan menampung semua pesanan. Kita hanya perlu melayani pelanggan yang
akan melakukan pembelian.

4. Riset Pasar Lebih Mudah


Berjualan melalui situs online membantu kita melakukan riset pasar mengenai
produk-produk yang banyak diminati misalnya dengan melihat kata kunci yang mereka
cari di situs anda. Hal ini akan membantu anda merencanakan strategi yang tepat untuk
meningkatkan penjualan.

5. Biaya Pemasaran Murah


Biaya pemasaran di internet relatif sangat murah. Pemasaran dapat dilakukan
dengan memajang produk di website sendiri atau di website pihak lain melalui agen
pemasaran online. Kita bahkan bisa memanfaatkan website atau blog secara gratis di situs-
situs tertentu.

6. Kemudahan Memilih Target Pasar


Kita dapat memawarkan produk kepada komunitas tertentu melalui forum atau atau
media sosial. Kita juga dapat memasang iklan secara gratis atau berbayar dengan kata kunci
tertentu. Hal ini membantu kita memilih target pasar yang potensial.

7. Tidak Terbatas Ruang dan Waktu


Internet tersedia untuk diakses setiap saat. Pelanggan dapat mengunjungi situs
tempat kita memasarkan produk anda kapanpun dan dimanapun selama mereka
mendapatkan akses internet.

Internet marketing mencakup bagian-bagian besar berikut ini:


1. General Internet Marketing (GIM)
o Search Engine Optimization (SEO)
o Social Media Marketing (SMM) & Social Media Optimization (SMO)
o Email Marketing
o Content Marketing
2. Search Engine Marketing (SEM)
o Pay-Per-Click (PPC)
o Cost-Per-Impression
o Search Analytics
o Web Analytics
3. Display Advertising (DA)
4. Affiliate Marketing (AM)
5. Mobile Advertising (MA)

Bagian-bagian dari internet marketing tersebut bisa disingkat GSDAM (General, Search,
Display, Affiliate, dan Mobile). Jangan kuatir kalau sekarang belum hafal, nanti lama-kelamaan
akan hafal dengan sendirinya kalau sudah mulai menyelami dan memahami apa itu internet
marketing.

Jadi, istilah dengan kata-kata kita sendiri, apa itu internet marketing adalah:
mempromosikan, memasarkan, dan mengiklankan sesuatu dengan menggunakan media
internet (GSDAM).

Selain itu dengan menggunakan online marketing, di harapkan target market campaign anda, yang
dilakukan dengan pendekatan secara efektif dan efisien akan tercapai.
Online Customer Behaviour

I. Pengertian Online Customer Behaviour

Istilah konsumen sering diartikan sebagai dua jenis konsumen, yaitu konsumen individu
dan konsumen organisasi. Barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen individu dapat digunakan
untuk diri sendiri, anggota keluarga atau diberikan pada orang lain sebagai hadiah. Dalam
konteks barang dan jasa yang dibeli kemudian digunakan langsung oleh individu maka individu
tersebut dinamakan pemakai akhir atau konsumen akhir. Konsumen organisasi meliputi
organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintah dan lembaga lainnya yang
membeli produk, peralatan dan jasa untuk menjalankan organisasinya.
Terdapat beberapa definisi perilaku konsumen. Definisi perilaku konsumen menurut
Engel, et al. (1993:4) adalah sebagai berikut: "Consumer behavior as those activities directly
involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision
processes that precede and follow these actions". Schiffman dan Kanuk (1994:7),
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut: "The term consumer behavior refers to the
behavior that consumers display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing
of products and services that they expect will satisfy their needs". Wilkie (1990:12),
mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut: "The activities that people engage in when
selecting, purchasing, and using product and services so as to satisfy needs and desires. Such
activities involve mental and emotional processes, in addition to physical actions".
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen
online adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan barang secara online,
menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan.
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh pengaruh eksternal dan internal (Schiffman &
Kanuk, 2000:443-445). Pengaruh eksternal terdiri dari usaha pemasaran yaitu produk, promosi,
harga dan distribusi serta lingkungan sosial budaya yang terdiri dari keluarga, sumber informasi,
sumber non komersial yang lain, kelas sosial, subbudaya dan budaya. Pengaruh internal yaitu
psikologi konsumen yang terdiri dari motivasi, persepsi, belajar, kepribadian dan sikap.
II. Online Shopping
Online shopping merupakan suatu bentuk transaksi elektronik yang memungkinkan
konsumen untuk langsung membeli barang atau jasa dari penjual melalui internet menggunakan
browser web. Orang cukup duduk didepan komputer, laptop, atau smart gadget dan memesan
barang kesukaannya. Dibandingkan dengan toko offline, toko online lebih banyak memiliki
keuntungan. Ada beberapa alasan kenapa konsumen lebih memilih belanja online daripada
belanja offline (Ollie,2008) yaitu:

1) Waktu
Konsumen lebih memilih belanja online dikarenakan waktu yang dipakai relatif
sedikit daripada belanja secara offline yang membutuhkan waktu yang relatif lama dan
ditoko online barang yang dijual biasanya sudah disertakan spesifikasi barang yang
sangat lengkap.

2) Ketersediaan barang dipasaran


Ada kalanya sebuah barang yang konsumen cari sangat sulit didapatkan di tempat
tinggal konsumen.

3) Harga
Di beberapa toko onilne, harga bisa lebih murah dibandingkan harga yang ada di
toko offline.

IV. e-Consumer Behavior

Menurut Charles Dennis, Bill Merrilees, Chanaka Jayawardhena, dan Len Tiu Wright
(2007) awal penelitian e-Consumer Behavior menunjukan bahwa pembeli cenderung prihatin
dengan pertimbangan fungsional dan utilitarian. Mereka cenderung lebih terdidik status sosial-
ekonomi yang lebih tinggi, usia lebih muda dari rata-rata dan lebih mungkin untuk laki-laki. Hal
ini menunjukkan bahwa e-Consumer cenderung berbeda dari konsumen tradisonal.
V. Faktor-faktor yang mempengaruhi e-consumer behavior

Pada penelitian mengenai perilaku konsumen online yang dilakukan oleh Mohammad
Hossein Moshref Javadi, Hossein Rezaei Dolatabadi, Mojtaba Nourbakhsh, Amir Poursaeedi1
&Ahmad Reza Asadollahi (2012) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen secara online, adalah sebagai berikut:

a) Resiko yang dirasakan.


Resiko dianggap mengacu pada sifat dan jumlah resiko yang dirasakan oleh
konsumen dalam merenungkan keputusan pembelian tertentu. Sebelum membeli produk,
konsumen mempertimbangkan berbagai resiko yang terkait dengan pembelian. berbagai
jenis resiko yang disebut resiko yang dirasakan atau diantisipasi. Penelitian menunjukkan
bahwa konsumen umumnya lebih memilih untuk menggunakan perdagangan elektronik
untuk membeli produk yang tidak memerlukan pemeriksaan fisik. Semakin tinggi
pengalaman resiko yang dirasakan, konsumen akan beralih ke toko offline untuk
pembelian produk. Padahal semakin rendah resiko yang dirasakan semakin tinggi
kecenderungan untuk belanja online. Resiko dirasakan atau nyata, ada karena kegagalan
teknologi (misalnya pelanggaran sistem) atau kesalahan manusia (misalnya kesalahan
entri data). Resiko yang paling sering dikutip terkait dengan belanja online adalah resiko
keuangan (misalnya, apakah informasi kartu kredit konsumen aman?), resiko produk
(misalnya, apakah kualitas produk sama dengan yang terlihat di layar?), kenyamanan
(misalnya, apakah konsumen mengerti cara pemesanan dan mengembalikan barang
dagangan?), dan resiko non-pengiriman (misalnya, bagaimana jika produk tersebut tidak
disampaikan?). Tingkat ketidakpastian seputar proses pembelian online mempengaruhi
persepsi kosumen mengenai resiko yang dirasakan (Bhatnagar et al., 2000).

b) Sikap (attitude)
Menurut model perubahan sikap dan perilaku, sikap konsumen dipengaruhi oleh
niat. Ketika niat diterapkan untuk perilaku belanja online, penelitian dapat memeriksa
hasil dari transaksi pembelian. sikap merupakan konsep multi-dimensi. Salah satu
dimensi tersebut adalah penerimaan internet sebagai saluran belanja (Jahng Jain dan
Ramamurthy, 2001). Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan sikap terhadap
belanja online adalah preditor signifikan yang melakukan pembelian secara online dan
perilaku pembelian

c) Norma Subjektif
Norma subjektif menangkap persepsi konsumen dari pengaruh orang lain yang
signifikan (misalnya, keluarga, teman dekat, dan media). Hal ini terkait dengan niat
karena orang sering bertindak berdasarkan persepsi mereka tentang apa yang orang lain
pikir harus mereka lakukan. Norma subjektif cenderung lebih berpengaruh selama tahap-
tahap awal implementasi inovasi ketika konsumen memiliki pengalaman langsung yang
terbatas untuk mengembangkan sikap. Dalam tahap pengembangan sikap, hal ini dapat
mempengaruhi kecenderungan konsumen untuk perilaku pembelian.

Internet telah mengubah wajah fundamental cara bisnis dan konsumen berkomunikasi,
berinteraksi dan bertransaksi di seluruh dunia. Saat ini, e-commerce adalah sebuah sarana
pemasaran dan bisnis dengan jangkuan yang sangat luas. Internet marketing telah menjadi
bagian integral dari strategi pemasaran. Pemasar harus memahami bagaimana konsumen
menggunakan Internet untuk membuat keputusan, pilih merek dan bertransaksi dengan penyedia
layanan Internet.

Strategi pemasar yang digunakan dalam memahami perilaku konsumen dalam E-Commerce :
1. Lebih mengembangkan kepercayaan vendor online, dan memahami konsekuensi pada
jenis konsumen yang mungkin masih memiliki kekhawatiran untuk melakukan transaksi
online.
2. Mengembangkan studi lebih mendalam pada jenis, sifat dan fungsi masyarakat virtual,
dan bagaimana perusahaan dapat menggunakan pengetahuan ini.
3. Mengembangkan lebih lanjut pemahaman kita tentang masalah harga dan lelang online
di Internet.
4. Lebih menyempurnakan penggunaan tangibility sebagai skala kontinyu dan
multidimensi untuk menjelaskan reaksi konsumen untuk barang dan jasa berbagai
internet.
5. Memeriksa lebih lanjut peran klasifikasi berbagai produk pada model perilaku konsumen
online.
6. Jelajahi lebih banyak masalah hukum yang terlibat dengan internet dan implikasi
pemasaran mereka.
7. Lebih menyempurnakan peran strategis yang dimainkan oleh website perusahaan.
REFERENCES LIST:

www.cedotutor.com/2015/09/konsep-pemasaran-online-online-marketing.html?m=1
http://slideplayer.info/slide/2569829/
http://library.telkomuniversity.ac.id/pustaka
http://download.portalgaruda.org/
http://www.unisbank.ac.id/ojs
http://consumerbehavior.lecture.ub.ac.id/2012/03/ringkasan-artikel-jurnal-advances-in-
internet-consumer-behavior-and-marketing-strategy/
https://serenadeyourbreath.wordpress.com/2012/12/15/consumer-behavior-internet-marketing-
ads/

Anda mungkin juga menyukai