Anda di halaman 1dari 31

Laporan Antara

ANALISIS DAN HASIL EVALUASI


KAWASAN DESA WISATA AWANG TANGKA

A. Analisis Makro Kelurahan Awang Tangka


Analisis makro Kelurahan Awang Tangka dimaksudkan untuk mengetahui
potensi dan permasalahan wilayah secara umum yang dapat mendukung arahan
dan pengembangan sektor pariwisata, selanjutnya akan dianalisis lebih jauh.
1. Analisis Kondisi Fisik Dasar
a. Letak Geografis
Secara administratif Kelurahan Awang Tangka adalah merupakan salah
satu kelurahan/desa administrative yang ada di Kecamatan Kajuara yang
terletak pada bagian ujung selatan Kabupaten Bone. Ditinjau dari aksebilitas
memungkinkan karena berada pada jalan poros menuju Kabupaten Sinjai dan
Bulukumba, sehingga untuk dikembangkan sangat memiliki potensi.
Kondisi geografis tersebut akan sangat mendukung perkembangan sektor
usaha pariwisata, sebagai salah satu sektor unggulan dalam mempercepat
pembangunan wilayah Kabupaten Bone secara khusus dan Provinsi Sulawesi
Selatan secara umum untuk masa yang akan datang.

b. Kondisi Geomorfologi
Kondisi topografi Kelurahan Awang Tangka yang terdiri dari daratan, bukit,
dan lembah serta pesisir dan lautan dengan ketinggian 0 100 meter dari
permukaan laut. Dengan adanya bentuk relief bumi yang berbukit sehingga
terbentuk panorama alam yang indah, yang mempunyai daya tarik tersendiri
dan dapat dijadikan sebagai daerah tujuan wisata, seperti yang terdapat di
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka.

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 1
Laporan Antara

e. Kondisi Hidrologi.
Ditinjauan dari aspek hidrologi mencakup keadaan air permukaan tanah
meliputi daerah aliran sungai dan pantai. Untuk kebutuhan air baku sebagian
besar masyarakat sudah memanfaatkan dari PDAM serta sebagian masih
menggunakan sumber air tanah dangkal (sumur) dan sumur bor, umumnya air
tanah dangkal memiliki kedalaman 5-7 meter, sedangkan untuk air tanah dalam
digunakan sumur bor dengan kedalaman 1530 meter. Kondisi tersebut dapat
dimanfaatkan untuk pengolahan air bersih yang layak konsumsi
2. Analisa Penduduk
Penduduk adalah merupakan salah satu elemen pembentuk wilayah atau
kawasan, yang memiliki perananan sangat penting. Salah satu perananan
penduduk adalah partisipasi atau peran sertanya dalam setiap kegiatan
pembangunan. Aspek kependudukan yang paling berpengaruh antara lain
perkembangan atau pertumbuhan jumlah penduduk, yang terkait dengan
intensitas penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhan, serta tingkat
kebutuhan lahan baik peruntukan tempat tinggal maupun intensitas kegiatannya.
Pertumbuhan penduduk merupakan perbandingan antara jumlah penduduk
saat ini terhadap jumlah penduduk masa lampau. Pada dasarnya tingkat
pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tingkat kelahiran (fertilitas) dan
kematian (mortalitas), serta adanya perpindahan (migrasi masuk dan keluar) dari
daerah yang bersangkutan. Efektivitas tingkat perkembangan atau pertumbuhan
penduduk dapat dengan melihat pertambahan 5 tahun terakhir.
Dari pemahaman tersebut maka rata-rata pertumbuhan penduduk di
Kelurahan Awang Tangka berdasarkan data yang telah diuraikan, mencapai 3,32%
pertahun. Kecenderungan tersebut dapat diprediksi atau diperkirakan jumlah
penduduk di wilayah studi pada masa yang akan datang. Hasil ramalan yang
diperoleh bukan menjadi angka mutlak tetapi pendekatan yang dilakukan untuk
memperoleh gambaran akan kecenderungan perkembangan di wilayah studi,
berdasarkan ukuran jumlah penduduk. Selain itu hasil perkiraan jumlah penduduk

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 2
Laporan Antara

juga merupakan salah satu indikator penyediaan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan.
Pendekatan yang dilakukan untuk memprediksi jumlah penduduk di wilayah
studi adalah metode bunga berganda, dimana metode tersebut memperlihatkan
kecendrungan perkembangan penduduk setiap tahunnya, sehingga rata-rata
pertumbuhan setiap tahun menjadi salah satu pertimbangan didalamnya. Dengan
metode pendekatan tersebut, maka hasil proyeksi jumlah di wilayah studi hingga
tahun 2032 diperkirakan akan mencapai 25.601 jiwa, dengan pertumbuhan rata-
rata 2,22% pertahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 32
Proyeksi dan Perkembangan Jumlah Penduduk
Kelurahan Awang Tangka Tahun 2012 2032
Jumlah Penduduk
No Tahun Pertambahan (Jiwa) Pertumbuhan (%)
(Jiwa)
1 2011 16.565 - -
2 2012 17.017 452 2,73
3 2013 17.469 452 2,65
4 2014 17.921 452 2,59
5 2015 18.373 452 2,52
6 2016 18.824 452 2,46
7 2017 19.276 452 2,40
8 2018 19.728 452 2,34
9 2019 20.180 452 2,29
10 2020 20.632 452 2,24
11 2021 21.083 452 2,19
12 2022 21.535 452 2,14
13 2023 21.987 452 2,10
14 2024 22.439 452 2,05
15 2025 22.891 452 2,01
16 2026 23.342 452 1,97
17 2027 23.794 452 1,94
18 2028 24.246 452 1,90
19 2029 24.698 452 1,86
20 2030 25.150 452 1,83
20 2031 25.601 452 1,80
Sumber : Hasil Analisa Tim Tahun 2011

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 3
Laporan Antara

B. Analisis Potensi dan Kendala Pengembangan Kawasan Desa Wisata


Awang Tangka.

1. Potensi Pengembangan
Potensi pengembangan pariwisata yang terdapat di Kawasan Desa Wisata
Awang Tangka dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Sistem Perhubungan
Sistem perhubungan merupakan hal yang sangat penting dalam
pengembangan suatu kawasan wisata, adapun sistem perhubungan yang
dimaksud, antara lain :
Dilaluinya koridor wisata yang menghubungkan antara Kota
Watmpone dan Kota Sinjai dan Bulukumba serta berada dalam jalan
transportasi antar propinsi. Posisi ini sangat menguntungkan bagi Kawasan
Desa Wisata Awang Tangka, diharapkan agar dapat menjadi persinggahan
wisatawan sebelum menuju ke daerah lain.
Adanya Pelabuhan Bajoe sekitar Kota Watampone, sehingga
sangat menguntungkan Kawasan Desa Wisata Awang Tangka sebagai
daerah hinterlandnya.
b. Fasilitas Pariwisata
Saat ini sesuai dengan kondisi eksisting fasilitas yang dimiliki oleh
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka, diantaranya :
Fasilitas peribadatan berupa mushollah
Baruga sayang yang dapat di jadikan sebagai tempat
pertemuan.
Rumah makan/warung yang tersedia meskipun masih dalam
sederhana dan sembraut.
Sudah tersedia fasilitas olah raga yang berupa lapangan
sepak bola, sehingga memberikan gambaran tentang perlu adanya
pengembangan pada sektor tersebut sehingga dapat dijadikan sebagai
wisata olah raga.
c. Aset Pariwisata

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 4
Laporan Antara

Aset wisata yang dimiliki oleh Kawasan Desa Wisata Awang Tangka,
diantaranya adalah :
Keanekaragaman wisata akibat kondisi alamnya bervariasi
mulai dari wisata pantai dan pegunungan/perbukitan, perkebunan serta
area persawahan, sehingga pengembangan dapat berupa : wisata agro,
ekologis, wisata pendidikan, wisata olah raga, wisata rekreasi dan
sebagainya.
Sudah adanya wisatawan baik mancanegara maupun
nusantara meskipun jumlahnya terbatas, yang menaruh minat pada
keindahan alam, budaya serta keunikan kawasan tersebut.
Aksesbilitasnya baik, sehingga mudah dikunjungi wisatawan
dengan menggunakan berbagai jenis alat transportasi.
Memiliki obyek-obyek menarik berupa alam, seni budaya,
legenda, makanan lokal, dan sebagainya untuk dikembangkan sebagai
obyek wisata.
Masyarakat dan aparat desanya menerima dan memberikan
dukungan yang tinggi terhadap desa wisata serta para wisatawan yang
datang ke desanya.
Keamanan di desa tersebut terjamin.
Tersedia akomodasi, telekomunikasi, dan tenaga kerja yang
memadai.
Beriklim sejuk atau dingin.
Berhubungan dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal
oleh masyarakat luas.
2. Peluang Pengembangan
Peluang pengembangan pariwisata yang ada di Kawasan Desa Wisata
Awang Tangka adalah sebagai berikut :
Adanya target dari pemerintah pusat dalam hal ini melalui
menteri pariwisata yaitu jumlah wisatawan ke Indonesia untuk tahun 2006 saja
ditargetkan sebesar 5 juta. Dari dasar tersebut diharapkan dapat berimbas ke
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka.

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 5
Laporan Antara

Adanya keinginan kuat dari Pemerintah Daerah Kabupaten


Bone dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam mempromosikan dan
memasarkan Kawasan Desa Wisata Awang Tangka ini.

3. Kendala Pengembangan
Kendala pengembangan Kawasan Desa Wisata Awang Tangka dapat
diuraikan sebagai berikut :
a. Koridor Wisata
Jarak dari Ibukota Kabupaten dapat ditempuh dengan mudah dan
cepat karena tidak terlalu jauh, namun bila ditinjau dari segi koridor wisata
Sulawesi - Selatan maka kedudukan Kawasan Desa Wisata Awang Tangka tidak
dapat dijadikan sebagai simpul dan peluang tangkapan atau bangkitan
wisatawan dari Makassar menuju Tanah Toraja maupun Makassar menuju
Pantai Bira.
b. Prasarana Lingkungan
Belum tersedianya fasilitas penunjang wisata untuk
mendukung sebagai desa wisata.
Belum memiliki pembangkit listrik tersendiri, dan masih
tergantung pada sumber listrik yang berasal dari PLN yang kapasitasnya
sewaktu-waktu masih terbatas.
Belum ada penataan pada fisik kawasan lingkungan
permukiman sebagai cerminan desa wisata.
Belum ada jalur-jalur yang dapat dilalui wisatawan ketika
akan menikmati pemandangan desa.
c. Pengelolaan dan Kelembagaan pariwisata
Belum tersusunnya Detail Plan sebagai daerah
pengembangan.
Masih banyaknya peraturan yang belum dijabarkan ke dalam
petunjuk pelaksanaan yang lebih rinci, sehingga sering terjadi penafsiran

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 6
Laporan Antara

yang berbeda-beda dan sistem pelaksanaan kegiatan pembangunan yang


tambal sulaman.
d. Bidang Pemasaran
Dalam pemasaran dan promosi Kawasan Desa Wisata Awang Tangka
masih sangat minim, hanya dilakukan oleh pemda provinsi Sulawesi selatan
sendiri itu pun sangat terbatas, sehingga kedepan perlu perhatian dari pihak
lain baik dari pihak pemerintah maupun pihak swasta.
e. Bidang Ekonomi
Faktor atau kendala paling menentukan dalam pengembangan
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka adalah faktor pendanaan, karena hal ini
menyangkut jumlah dan kapasitas yang mampu dibiayai dalam pengembangan
tersebut, sehingga sistim pelaksanaan dapat dilaksanakan secara bertahap
sesuai dengan kemampuan Pemda.

C. Analisis Kesesuaian Lahan


Penilaian terhadap kersesuaian atau kelas kemampuan lahan dimaksudkan
untuk mengetahui potensi lahan bagi penggunaan sistem kegiatan yang
diperuntukkan pada wilayah studi. Variabel penilaian terdiri atas klasifikasi
kemiringan lereng, klasifikasi struktur tanah, tingkat kedalaman efektif tanah,
klasifikasi sistem arah pembuangan air, klasifikasi tingkat kejenuhan erosi, dan
klasifikasi ancaman banjir. Masing-masing variabel memiliki klasifikasi bobot
penilaian berdasarkan kecenderungan aktivitas yang akan direncanakan.
1. Parameter Fisik Lahan
a. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng merupakan salah satu faktor pertimbangan untuk
menentukan dalam menentukan arahan peruntukan lahan, yang terkait dengan
sistem rekayasa atau perlakuan terhadap lahan. Klasifikasi kemiringan lereng di
wilayah studi pada prinsipnya termasuk dalam kategori datar, landai dan agak
miring atau bergelombang. Klasifikasi penilaian berdasarkan kemiringan lereng
di wilayah studi dapat dilihat pada tabel berikut :

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 7
Laporan Antara

Tabel 33
Klasifikasi Kemiringan Lereng Untuk Penilaian Kelas Kemampuan Lahan
Kelas Kemiringan Deskripsi
1 08 Datar
2 8 15 Landai
3 15 25 Agak curam
4 25 - 40 Curam
5 > 40 Sangat Curam
Sumber : PPRWP LPPM UNHAS Tahun 1996

b. Kedalaman Efektif Tanah dan Sistem


Pembuangan Air
Penilaian terhadap klasifikasi tekstur tanah dan kedalaman efektif tanah
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hambatan struktur tanah terhadap
berbagai kegiatan yang akan diarahkan pengembangannya di wilayah studi.
Klasifikasi struktur tanah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 34
Klasifikasi Struktur dan Tekstur Tanah
Untuk Penilaian Kelas Kemampuan Lahan
Kelas Deskripsi
1
Meliputi liat dan liat kelabu (lempung)
(Halus)
2 Meliputi liat berpasir, lempung, liat berdebu, lempung berliat, lempung
(Agak Halus) liat berpasir
3
Meliputi debu, lempung berdebu, dan lempung
(Sedang)
4
Meliputi lempung berpasir
(Agak Kasar)
5
Meliputi pasir berlempung dan pasir
(Kasar)
Sumber : PPRWP LPPM UNHAS Tahun 1996

Tabel 35
Klasifikasi Kedalaman Efektif Tanah
Untuk Penilaian Kelas Kemampuan Lahan
Kelas Kedalaman (Cm) Deskripsi
0 > 90 Dalam

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 8
Laporan Antara

1 50 90 Sedang
2 25 50 Dangkal
3 < 25 Sangat Dangkal
Sumber : PPRWP LPPM UNHAS Tahun 1996

Sistem pembuangan air atau sistem drainase merupakan pembentukan


aliran air permukaan yang berfungsi sebagai saluran air hujan atau limbah cair.
Kondisi ini dipengaruhi oleh kemiringan lereng dan kepekaan resapan tanah
terhadap air permukaan, dengan asumsi penilaian pada tabel berikut :
Tabel 36
Klasifikasi Sistem Saluran Pembuangan dan
Drainase Untuk Penilaian Kelas Kemampuan Lahan
Kelas Deskripsi
I Tanah memiliki peredaran udara yang baik, seluruh profil tanah dari lapisan
(Baik) atas sampai bawah berwarna terang, seragam tidak terdapat bercak-bercak
II Tanah memiliki peredaran udara baik, tidak terdapat bercak-bercak
(Agak Baik) berwarna kuning, coklat atau kelabu pada lapisan atas dan lapisan bawah
III Lapisan tanah atas mempunyai peredaran udara baik, jadi pada lapisan ini
(Agak Buruk) tidak terdapat bercak-bercak berwarna kuning, kelabu atau coklat
IV Tanah pada bagian atas dan seluruh lapisan tanah bawah terdapat bercak-
(Buruk) bercak berwarna kuning kelabu atau coklat
V Sluruh lapisan permukaan tanah berwarna kelabu dan tanah bawah
(Sangat berwarna kelabu atau terdapat bercak-bercak kelabu coklat atau
Buruk) kekuningan
Sumber : PPRWP LPPM UNHAS Tahun 1996

c. Klasifikasi Erosi dan Rawan Banjir


Klasifikasi erosi dan rawan banjir dimaksudkan untuk menilai tingkat
keamanan lahan dan kualitas lingkungan. Faktor yang mempengaruhi antara
lain kondisi tofografi (ketinggian dan kemiringan), struktur tanah. Terkait
dengan pengembangan kawasan hijau yang fungsinya sebagai resapan air dan
penahan erosi maka diharapkan dapat mengurangi kerawanan bencana
tersebut. Klasifikasi penilaian tingkat erosi dan rawan banjir dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 37
Klasifikasi Kerawanan Erosi
Untuk Penilaian Kelas Kemampuan Lahan
Kelas Deskripsi

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 9
Laporan Antara

0 Tidak ada erosi


1 Ringan, jika kurang dari 25% lapisan tanah atas hilang
2 Sedang, jika 25-75 dari lapisan tanah atas hilang
Berat, jika lebih besar dari 75% lapisan tanah atas hilang dan kurang dari 25%
3
lapisan tanah bawah juga hilang
4 Sangat berat, jika lebih besar dari 25% lapian tanah bawah hilang
Sumber : PPRWP LPPM UNHAS Tahun 1996

Tabel 38
Klasifikasi Kerawanan Banjir
Untuk Penilaian Kelas Kemampuan Lahan
Kelas Deskripsi
0 Dalam periode satu tahun tidak pernah tertutup banjir untuk waktu 24 jam
Banjir yang menutupi tanah lebih dari 24 jam terjadinya tidak teratur dalam
1
periode kurang dari 1 tahun
Selama satu bulan atau lebih tanah selalu tertutup banjir untuk jangka waktu
2
lebih dari 24 jam
Selama 2-5 bulan dalam setahun tanah secara teratur selalu tertutup banjir
3
untuk jangka waktu lebih dari 24 jam
Selama 6 bulan atau lebih tanah selalu tertutup banjir untuk jangka waktu
4
lebih dari 24 jam
Sumber : PPRWP LPPM UNHAS Tahun 1996

Dari beberapa klasifikasi variabel penilaian tersebut, maka dapat


diuraikan tingkatan kelas kemampuan lahan untuk pengembangan kawasan
Desa Wisata Awang Tangka, secara rinci diuraikan pada tabel berikut :
Tabel 39
Klasifikasi Kelas Kemampuan Lahan
Berdasarkan Aspek Fisik Lahan
Kelas Kemampuan Lahan
Faktor Pembatas
I II III IV V VI VII VIII
1. Tekstur Tanah
a. Lapisan Atas 2,3 1-4 1-4 * * * * 5
b. Lapisan Bawah 2,3 1-4 1-4 * * * * 5
2. Kelerengan 0 1 2 3 * 4 5 6
3. Sistem Pembuangan 0-1 2 3 4 ** * * *
4. Kedalaman Efektif Tanah 0 0 1 2 * 3 4 *
5. Tingkat Erosi 0 0 0 1 2 * * 3
6. Ancaman Banjir 0 1 2 3 * * * *
Sumber : PPRWP LPPM UNHAS Tahun 1996
Ket ; * : Mempunyai sebaran sifat faktor pembatas dari kelas yang rendah
** : Permukaan tanah selalu tergenang air

Tabel tersebut menunjukkan faktor penghambat dan penunjang pada


setiap kelas lahan berdasarkan aspek fisik lahan.

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 10
Laporan Antara

2. Penilaian Lokasi Pengembangan Kawasan Desa Wisata Awang


Tangka
a. Indikator Penilaian
Indikator penilaian merupakan parameter yang digunakan untuk menilai
lokasi yang cocok untuk pelaksanaan suatu pembangunan. Sistem penilaian
ditunjukkan secara kualitas dan kuatitas, sehingga memudahkan dalam
melakukan penilaian kelayakan lokasi. Indikator penilaian yang digunakan
diuraikan pada tabel berikut :
Tabel 40
Indikator Penilaian Pengembangan
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka
No Tingkat Kualitas Tingkat Kuantitas
1 Sangat Baik 5
2 Baik 4
3 Cukup Baik 3
4 Buruk 2
5 Sangat Buruk 1
Sumber : Hasil Analisa Tim Tahun 2011

b. Variabel Penilaian
Dalam memberikan penilaian tentang kelayakan lokasi pengembangan
kawasan wisata, maka perlu memperhatikan beberapa variabel penilaian yang
merupakan aspek dan faktor penentu dalam pengembangan kawasan wisata,
dengan memberikan bobot pada masing-masing variabel. Variabel yang
dimaksud seperti keadaan penilaian fisik kawasan yang terdiri dari;
ketersediaan lahan, daya tampung ruang dan daya dukung lingkungan. Dalam
pengembangan kawasan wisata mengunakan angka bobot dan nilai skoring
lokasi. Adapun pertimbangan kriteria lokasi kawasan Desa Wisata Awang
Tangka dapat dilihat pada Tabel berikut :

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 11
Laporan Antara

Tabel 41
Variabel dan Nilai Bobot Penilaian Lokasi
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka
Indeks Penilaian
No Parameter Bobot Kategori
Skoring
Indikator Nilai
1 Keadaan Tanah 10 4 40
2 Sumber Air 10 4 40
3 Kelerengan 10 3 30
4 Aksesibilitas 15 4 60
5 Daya Dukung Lingkungan 10 5 50
6 Ketersediaan Sarana & Prasarana 10 3 30
7 Daya Tampung Ruang 15 4 60
8 Penggunaan Lahan 15 4 60
9 Kemungkinan Pengembangan 10 5 50
Jumlah 420
Skoring Nilai Lokasi = 420/100 = 4,20
Sumber : Hasil Analisa Tim Tahun 2010

c. Indeks Penilaian
Penilaian indeks lokasi bertujuan untuk mengetahui lokasi yang paling
potensil untuk pengembangan perumahan dan permukiman. Variabel dan indikator
penilaian didasarkan pada kondisi fisik dan aspek-aspek yang mempengaruhi
pengembangan lokasi terkait dengan pembangunan perumahan dan permukiman.
Indeks penilaian yang dilakukan diperoleh hasil pada tabel berikut :
Tabel 42
Kriteria dan Indeks Penilaian Lokasi
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka
No Parameter Nilai Bobot Lokasi Total
1 Keadaan Tanah 4
2 Sumber Air 4
3 Kelerengan 3
4 Aksesibilitas 4
5 Daya Dukung Lingkungan 5
6 Ketersediaan Sarana & Prasarana 3
7 Daya Tampung Ruang 4
8 Penggunaan Lahan 4

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 12
Laporan Antara

9 Kemungkinan Pengembangan 5
N 9 9
X 31 31
Rata - Rata 3,00
X2 123 123
Sumber : Hasil Analisa Tim Tahun 2011

d. Uji Signifikansi
Uji signifikansi digunakan untuk mengetahui kelayakan lokasi untuk
digunakan dalam rangka penyiapan pembangunan berdasarkan parameter
lokasi yang telah ditetapkan dengan menggunakan pendekatan analisis statistik
pada tingkat kepercayaan 90%. Hasil yang diperoleh pada Tabel berikut.
Tabel 43
Ringkasan Analisa Variant Uji Signifikan Lokasi
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka
Ringkasan Analisa Variant
Sumber Variansi SS df ms F P
1. Antar (a) 1,00 1,00 1,00
2. Dalam (d) 25,90 9,00 0,11 9 > 0,10
3. Total 26,90 10,00
Sumber : Hasil Analisa Tim Tahun 2006

Hasil uji kelayakan yang diperoleh pada tabel tersebut diatas


menunjukkan nilai F (9,00) lebih besar dari nilai P (0,10), dengan kata lain nilai
skoring pada masing-masing lokasi menunjukkan nilai yang signifikan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa wilayah studi memiliki daya dukung yang signifikan
untuk pengembangan aktivitas kawasan sebagai desa wisata.

D. Analisis Swot
Studi kepariwisataan menerapkan konsep dan pendekatan pariwisata
pada umumnya, serta diadaptasikan pada ciri-ciri khusus sistem pariwisata secara
umum yang mengandung produksi dan persepsi kemasa yang akan datang, untuk
itu analisis kekuatan atau Strength (S), kelemahan atau Wakness (W), kesempatan
atau Opportunity (O), ancaman atau Treath (T), perlu dilakukan untuk memahami

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 13
Laporan Antara

penetapan konsep pengembangan Kawasan Desa Wisata Awang Tangka, sebagai


berikut :
1. Kekuatan ( Stenght ) S
Dalam pengembangan Kawasan Desa Wisata Awang Tangka mempunyai
kekuatan dan daya tarik wisata, antara lain : :
Terletak pada jalur transpotrasi antar kabupaten
Letaknya tidak jauh dari Kota Watmpone bahkan sangat dekat
dengan Ibukota Kabupaten Sinjai.
Obyek memiliki keunikan karena disamping wisata keindahan
pedesaan juga terdapat wisata pantai dan wisata alam
Partisipasi masyarakat mendukung,
Potensi budaya dan seni budaya mendukung,
Pengunjung secara kelompok umur, orang tua, remaja dan anak-
anak.
2. Kelemahan ( Weakness ) W
Dari akumulasi permasalahan Kawasan Desa Wisata Awang Tangka, dapat
ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi faktor kelemahan dari pengembangan
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka adalah sebagai berikut :
Struktur organisasi pemkab, belum terbentuk badan pengelola.
Belum tersusunya suatu perencanaan pengembangan secara
mendatail,
Masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung
Pemasaran obyek yang kurang,
Pengunjung belum menentu dan hanya pada hari hari tertentu
3. Peluang ( Opportunity ) O
Dalam rangka pelaksanaan pembangunan Kawasan Desa Wisata Awang
Tangka ada beberapa peluang yang dapat dijadikan faktor pendukung dalam
pengeimplementasian program diantaranya :
Turis domistik,
Turis Asean dan Asia,

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 14
Laporan Antara

Pengembangan kepariwisataan KTI,


Peluang pasar bebas otonomi daerah,
Pengembangan Pelabuhan Bajoe
Potensi dekat dengan Kabupaten Sinjai dan Bulukumba yang juga
memiliki beberapa obyek wisata.

4. Ancaman ( Treath ) T
Pembangunan atau pengembangan pariwisata di Kawasan Desa Wisata
Awang Tangka tidak terlepas dari berbagai ancaman yang mengarah kepada
persaingan, serta kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan hirarki
perencanaan. Adapun ancaman tersebut berupa :
Persaingan dengan obyek wisata lain di pulau Jawa, Bali, NTB, NTT
serta obyek wisata dalam propinsi Sulawesi selatan sendiri,
Krisis ekonomi dan moneter,
Globalisasi,
Pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan.

E. Analisa Tapak Kawasan


Analisa tapak kawasan Desa Wisata Awang Tangka bertujuan untuk
memperoleh pengolahan tapak berdasarkan potensi dan karakteristik yang dimiliki.
Beberapa hal yang perlu dianalisa kondisi tapak kawasan, antara lain :
1. Kondisi Lingkungan
Dalam melakukan perencanaan design tapak sebaiknya memperhatikan
kondisi lingkungan disekitar kawasan wisata karena memiliki pengaruh terhadap
pembentukan elemen dan jenis aktivitas. Kondisi lingkungan di dalam kawasan
wisata yang terdapat permukiman penduduk, kondisi lingkungan tersebut sangat
memiliki pengaruh kuat terhadap pembentukan tapak kawasan wisata, oleh karena
sistem aktivitas yang saling mendukung, dan apabila kawasan permukiman
tersebut dapat ditata sesuai dengan ciri kawasan wisata, maka akan menimbulkan

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 15
Laporan Antara

citra kawasan wisata yang lebih indah dengan ciri bangunan sesuai dengan ciri khas
masyarakat setempat.
2. Lintasan Matahari dan Arah Angin
Arah matahari melintas di tapak kawasan wisata dari timur ke arah barat,
demikian halnya arah angin. Umumnya pada kondisi normal angin dari arah timur
berhembus pada siang hari (angin laut) yang membawah hawa panas, sedangkan
pada malam hari berhembus dari arah barat dan membawah hawa dingin (angin
darat). Untuk mengatur sirkulasi angin dan sistem penhawaan, maka diperlukan
vegetasi penutup pada batas kawasan untuk mengurangi efek panas dan dingin.
3. Kebisingan
Secara umum tingkat kebisingan di kawasan Desa Wisata Awang Tangka
masing tergolong tinggi karena wilayah ini dilalui oleh kendaraan antar kabupaten
dan provinsi, sehingga dapat mempengaruhi sistem aktivitas didalamnya. Tingkat
kebisingan yang relatif tinggi dapat terjadi pada jalan utama yang dipengaruhi
sirkulasi kendaraan dan aktivitas penduduk disekitarnya. Salah satu upaya
penanganan kebisingan adalah pembentukan perbedaan elevasi tanah dan
pemberian vegetasi pada daerah yang memiliki kebisingan polusi udara relatif
tinggi.
4. Jenis Vegetasi dan Tanaman
Jenis vegetasi yang tumbuh dalam kawasan desa wisata terdiri dari tanaman
musiman atau komoditi buah-buahan, persawahan, semak belukar, dan tanaman
merambat lainnya. Untuk pengembangan kawasan wisata dilakukan dengan
penanaman tanaman yang dapat dapat mencegah terjadinya erosi atau pengikisan
dari pantai dan bukit yang ada di dalam kawasan desa wisata.
5. View dan Arah Pandang
Pada sebelah barat kawasan atau belakang kawasan merupakan area
perbukitan, untuk membentuk keserasian ruang maka pada bagian utara, selatan
dan timur diberikan bukaan agar view pandangan lebih menarik dan
memperlihatkan pemadangan alam disekitarnya. Sedangkan pada bagian barat
ditempatkan vegetasi pada sekitar perbukitan untuk mencegah terjadinya erosi.

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 16
Laporan Antara

6. Sirkulasi
Jalur jalan menuju kawasan Desa Wisata Awang Tangka memiliki 2 arah
masuk ke kawasan desa wisata dengan sistem sirkulasi 2 arah. Untuk
mengefisienkan sistem sirkulasi dan mobilisasi kawasan wisata, maka pada
sebaiknya sistem sirkulasi jadikan 1 arah, dimana dipisahkan jalur jalan masuk dan
keluar kawasan untuk mencegah terjadinya kemacetan nantinya apabila kawasan
ini berkembang, disamping itu harus memperhatikan sirkulasi pejalan kaki, agar
pengunjung dapat lebih menikmati susasan didalam kawasan.
7. Utilitas
Ketersediaan infrastruktur dan jaringan utilitas di kawasan Desa Wisata Awang
Tangka masih sangat terbatas. Guna menunjang pengembangan kawasan hijau dan
aktivitas kawasan wisata, diperlukan penyediaan jaringan utilitas, berupa :
Jaringan jalan, diperlukan peningkatan kualitas untuk dapat
memperlancar arus moda kendaraan yang berkunjung kelokasi kawasan wisata
ini.
Jaringan listrik, diperlukan penambahan daya terpasang
kapasitas sambungan, dan atau penyediaan mesin genset untuk menunjang
penerangan pada malam hari dan meggerakan aktivitas lainnya.
Jaringan air bersih, diperlukan penyediaan sambungan dan
bak penampungan air, untuk keperluan konsumsi dan penyiraman tanaman
Jaringan Telepon, diperlukan sarana komunikasi baik secara
eksternal melalui penyediaan jaringan telepon dan seluler, dan secara internal
(radio kontrol) untuk pengontrolan pengawasan aktivitas dalam kawasan bagi
keamanan
Jaringan drainase, diperlukan sebagai sarana pembuangan air
hujan untuk menghidari terjadinya genangan didalam kawasan desa wisata
Sarana persampahan, dibutuhkan berupa pewadahan
sementara dan sarana angkutan sampah, untuk menjaga kebersihan kawasan
desa wisata.

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 17
Laporan Antara

Penambahan sarana dan prasarana wisata lainnya seperti;


MCK, mushollah, pusat informasi wisata, parkir, penginapan/hotel dan sarana
dan prasarana wisata lainnya yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata.

F. Evaluasi dan Arahan Pengembangan Kawasan


Dalam suatu upaya pembangunan, sebagai langkah awal adalah mengkaji
berbagai kendala yang terdapat, baik di wilayah studi itu sendiri, maupun
disekitarnya. Melalui pengkajian ini akan dapat ditemukenali potensi, kendala,
peluang dan tantangan pembangunan yang ada atau yang akan dilaksanakan, baik
bersumber dari wilayah studi itu sendiri maupun sekitarnya. Pekerjaaan penemu
kenalan ini, pada hakekatnya akan menjadi landasan bagi perumusan dua hal yakni :
Tujuan Pengembangan,
Tujuan pengembangan dirumuskan dengan berpijak pada hasil kajian
berbagai keadaan yang terdapat, baik di wilayah studi itu sendiri maupun
disekitarnya. Dengan cara ini, maka tujuan pengembangan yang dirumuskan
tersebut, walaupun membayangkan sesuatu dimasa mendatang yang akan dicapai,
namun masih tetap berpijak pada berbagai keadaan yang terdapat, ( tidak utopis ).
Kebijaksanaan Pengembangan.
Perumusan kebijaksanaan pengembangan, juga dilakukan dengan berpijak
pada hasil kajian berbagai keadaan yang terdapat, baik di wilayah studi itu sendiri,
maupun disekitarnya, kebijaksanaan pengembangan dirumuskan untuk memberi
batasan-batasan dari berbagai upaya pengembangan yang akan disusun, dalam
menuju tujuan pengembangan.
Dalam menjabarkan kedua hal tersebut tersebut yang berpijak pada
kondisi setempat. Artinya rumusan berbagai upaya pengembangan hendaknya
tidak mengabaikan potensi pengembangan yang dimiliki, tidak menerjang kendala
pengembangan yang ada, tidak mengembangkan sesuatu yang bukan merupakan
peluang pengembangan dan tidak mengabaikan tantangan pengembangan yang
mengancam.

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 18
Laporan Antara

G. Konsep Pengembangan Kepariwisataan


1. Luas Kawasan Perencanaan
Wilayah studi yang mencakup seluruh wilayah yang ada di Kelurahan
Awang Tangka dengan luas + 600 Ha (data Kecamatan Kajuara Dalam Angka Tahun
2010), namun pusat pengembangan kawasan di fokuskan pada kawasan inti yang
terletak di pusat kawasan adapun luas kawasan inti dalam studi Kawasan Desa
Wisata Awang Tangka hanya seluas 213,72 Ha, sedangkan sisanya dapat dijadikan
sebagai kawasan pengembangan khususnya untuk fasilitas fasilitas penunjang
dari kawasan inti tersebut.
2. Dimensi Waktu Pengembangan
Pengembangan Kawasan Desa Wisata Awang Tangka akan dilaksanakan
dalam tahapan-tahapan waktu tertentu. Pentahapan ini dibuat untuk jangka waktu
tertentu. Dari pembahasan sebelumnya telah disebutkan mengenai pentahapan
waktu tersebut. Sejalan dengan potensi setiap wilayahnya yang berbeda-beda
maka pentahapannyapun berbeda-beda pula.
a. Arahan Jangka Pengembangan
Jangka pengembangan didasarkan pada ketetapan adanya arahan
pengembangan bagi jangka pendek, menengah dan panjang yang disesuai
dengan kemampuan pemerintah daerah dalam pembiayaannya.
b. Arahan Program Pengembangan
Program pengembangan Kawasan Desa Wisata Awang Tangka, dalam kaitannya
dengan struktur ruang ini ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan adalah
:
Pengembangan prasarana dan sarana fisik kawasan.
Pengembangan faktor pendukung pariwisata (SDM, Pengelolaan dan
Kelembagaan)
Pengembangan Produk Wisata (ODTW, Jasa Pariwisata, Sarana Pariwisata).
3. Tujuan Pengembangan Kepariwisataan

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 19
Laporan Antara

Tujuan dari pengembangan kepariwisataan bagi Kawasan Desa Wisata


Awang Tangka, antara lain :
a. Rumusan Tujuan Jangka Panjang
Perumusan tujuan pengembangan Kawasan Desa Wisata Awang
Tangka ini mengacu kepada tujuan jangka panjang yang harus dicapai jika
pariwisata akan dikembangkan. Berdasarkan keadaan yang tercantum dalam
permasalahan di atas maka rumusan tujuan jangka panjang ini yaitu
diharapakan dapat meningkatkan atau mengembangkan kegiatan
pembangunan untuk mempersiapkan segala sesuatu demi mewujudkan
kemandirian Kawasan Desa Wisata Awang Tangka dalam penyelenggaraan
kepariwisataan.
b. Karakteristik Kepariwisataan
Pengembangan Kawasan Desa Wisata Awang Tangka dapat dicapai
dengan memahami karakteristik kepariwisataannya yang khas. Sehingga
diharapkan pengembangan tersebut akan ikut juga mengembangkan nilai-nilai
khas lokal yang positif. Karakteristik tersebut diungkapkan sebagai citra
pariwisata dan batasan pengembangan pariwisata.
1. Citra Pariwisata
Citra pariwisata Kawasan Desa Wisata Awang Tangka yang diangkat adalah
suasana pedesaan yang alami dan wisata alam serta wisata budaya. Untuk
dapat mengangkat citra tersebut maka beberapa hal yang menjadi unsur
penentu atau daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Adapun unsur penentu
atau obyek yang akan dikembangkan sehingga dapat mengangkat citra
tersebut di atas antara lain :
Variasi aktivitas pariwisata, dengan
adanya asset obyek seperti wisata panorama alam, olah raga dan
budaya dapat memperkaya khasanah daya tarik wisata tersendi bagi
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka.
Obyek dan daya tarik wisata yang
menjadi komsumsi wisatawan lokal, merupakan asset tersendiri yang

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 20
Laporan Antara

dapat dirasakan oleh berbagai kelompok umur, terutama menyangkut


peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana kepariwisataan.
2. Kerakteristik Wisatawan
Berdasarkan citra pariwisata yang akan diangkat sebagai daya tarik baik
wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara, maka secara
psiografi wisatawan yang diharapkan adalah :
Wisatawan dengan minat khusus,
yaitu wisatawan yang ingin melakukan penelitian.
Wisatawan yang hanya
menyempatkan berkunjung satu hari (ekskursional), yaitu dengan
menjamin kenyamanan berwisata untuk wisatawan lokal dan kegiatan
wisata yang bersifat ingin menikmati perubahan suasana.
Wisata remaja, dengan
memanfaatkan beberapa obyek yang dapat dipakai sebagai sarana
pendidikan, yaitu menyangkut tentang penelitian dan sebagainya.
Wisatawan dengan tujuan rekreasi
(leisure) dan berolah raga, sehingga perlu ditunjang sarana olah raga
yang bersifat rekreasi.
4. Skenario Pengembangan Kepariwisataan
a. Tipologi Pengembangan
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka dapat dikatagorikan dalam tahapan
pengembangan pariwisata. Dengan demikian dapat diperkirakan sejauh mana
pengembangan yang akan dilakukan dan kebutuhan apa yang harus dipenuhi.
Secara umum suatu wilayah posisi pengembangan pariwisatanya dapat
dilihat pada tahapan tertentu. Pertimbangan-pertimbangan yang dipakai dalam
penentuan tahapan pertumbuhan adalah :
Jumlah wisatawan
Jumlah fasilitas akomodasi dan pendukung lainnya
Jumlah proyek-proyek sektor pariwisata.

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 21
Laporan Antara

Sedangkan penentuan skala jangkauan didasarkan pada parameter-


parameter berikut :
Ratio wisatawan Mancanegara : wisatawan nusantara
Ratio wisatawan intra : inter
Proporsi wisatawan mancanegara jarak jauh ( long haul ).
Selanjutnya tahapan pertumbuhan/perkembangan pariwisata dalam
suatu kawasan dibedakan menjadi :
Tahapan I
Perkembangan masih tetap Eksplorasi dilakukan secara pramatis dengan
memanfaatkan apa yang ada.

Tahapan II
Mulai mengembangkan pariwisata, masih pada tahap awal, meskipun
sebagian mempunyai potensi jangkauan.
Tahapan III
Sektor pariwisatanya relatif telah berkembang perlu untuk mengkonsolidasi
hasil-hasil pengembangannya dan meningkatkan kualitas produk. Sektor
pariwisata dengan memanfaatkan dalam tahapan ini menunjukkkan
kemampuan untuk berperan, antar-zona pengembangan lebih
nyata/intensif dan saling mendorong.
Tahapan IV
Perlu melakukan pemantapan lebih lanjut dalam mengembangkan
pariwisatanya dengan memperhatikan daya dukung atau fungsi-fungsi
khusus.
Berdasarkan perkembangan kepariwisataan tersebut diatas, maka posisi
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka ada pada tahapan II. Pada posisi demikian
jika Kawasan Desa Wisata Awang Tangka akan dikembangkan untuk mencapai
posisi tahapan selanjutnya dapat diperkirakan beberapa hal yang harus
dilakukan dan diperhatikan dan memerlukan upaya-upaya yang khusus.

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 22
Laporan Antara

b. Unsur strategis Kawasan Desa Wisata Awang Tangka


1. Kedudukan dan Posisi
Kaitannya dengan Aksesibilitas
Secara aksesibilitas Kawasan Desa Wisata Awang Tangka merupakan
posisi yang sangat menguntungkan bila dilihat dari segi aksesibilitas darat,
walaupun bukan merupakan simpul koridor Wisata Sulawesi Selatan, namun
karena merupakan daerah hinterland dari Kota Watampone dan Kota Sinjai
sehingga peluang menangkap wisatawan tujuan kedua daerah tersebut dan
wilayah lain yang melawati kawasan tersebut sangat besar. Sedangkan untuk
lewat laut, maka keberadaan Pelabuhan Bajoe di sekitar Kota Watampone
sangat memberikan andil besar terhadap Kawasan Desa Wisata Awang Tangka.

2. Diservisikasi Produk kaitannya dengan Kepariwisataan Sul-Sel.


Selama ini dan bahkan untuk beberapa waktu mendatang Sulawesi
Selatan mempunyai primadona pariwisata di Tana Toraja dan Pantai Bira.
Upaya yang telah dilakukan adalah dengan membuat kawasan-kawasan
pengembangan pariwisata yang mempunyai potensi sehingga dengan adanya
pengembangan kegiatan pembangunan kepariwisataan sehingga dapat
mempunyai kekuatan aset wisata yang dapat menjadikan peluang baru dalam
menikmati keindahan alam dan budaya Sulawesi selatan
3. Pengembangan ekonomi
Pariwisata dapat menjadikan salah satu sektor pengait perkembangan
ekonomi di kawasan tersebut. Dalam hal ini sektor pariwisata merupakan salah
satu alternatif untuk suatu wilayah agar tidak bergantung pada sektor tertentu
saja ( pertania, perkebunan ).
Akibat adanya pengembangan sektor pariwisata adalah munculnya
kegiatan ekonomi lain seperti; perdagangan, transportasi, penyadiaan jasa dan
sarana pariwisata dan sektor jasa lainnya. Berarti ada kemungkinan
penambahan lapangan pekerjaan dan jenis pekerjaan (Multiflier Efect).

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 23
Laporan Antara

4. Pengembangan Sosial Budaya


Kawasan Desa Wisata Awang Tangka memiliki potensi alam yang besar
untuk pariwisata, sehingga kegiatan sosial budaya tradisional perlu
ditingkatkan untuk menambahan daya tarik para wisatawan/pengunjung.
Kabupaten Bone secara umum menyimpan kebudayaan tradisional yang
beragam, tentunya dengan mengangkat kembali budaya tersebut dapat
memberikan nilai lebih bagi Kawasan Desa Wisata Awang Tangka, disamping
itu untuk masyarakat setempat mempunyai kesempatan kembali untuk
menggali dan mengembangkan seni dan budaya yang merupakan harta yang
tak ternilai.

c. Faktor Skenario
Skenario pengembangan Kawasan Desa Wisata Awang Tangka merupakan
arahan yang berupa sasaran-sasaran bagi faktor-faktor kepariwisataan, faktor-
faktor tersebut meliputi :
ODTW
Sasaran Pasar
Sarana Pariwisata
Pengembangan SDM
Pengelolaan dan Kelembagaan
Pemasaran
Dengan demikian skenario tersebut dijabarkan menjadi sasaran utama
dan sasaran bagi masing-masing faktor tersebut dijabarkan sasaran-sasaran dalam
dimensi waktupengembangannya.
Kemungkinan dalam skenario pengembangan ini, dibuat dalam tiga
alternatif yang masing-masing mengacu pada prioritas sasaran tertentu
berdasarkan keadaan unsur strategis Kawasan Desa Wisata Awang Tangka dan
tujuan jangka panjang kawasan wisatanya.

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 24
Laporan Antara

d. Penjabaran Rumusan Skenario


Hasil dari seluruh rangkaian kegiatan dan tinjauan pada bab sebelumnya,
dapat disusun adanya skenario pengembangan Kawasan Desa Wisata Awang
Tangka, Skenario pengembangan ini dibuat dalam tiga alternatif sasaran.
Penjabaran dari masing-masing skenario tersebut dapat dilihat pada pembahasan
berikut :
1. Skenario I
Penekanan pada skenario ini adalah Pengembangan Kawasan Desa
Wisata Awang Tangka dengan mengkonsentrasikan pada pengembangan lokasi
yang potensial tertentu. Dengan demikian diharapakan akan terjadi
pengembangan pada lokasi-lokasi lain karena kebutuhan dan berkembangnya
lokasi potensial tersebut.
Pengembangan yang dimaksud adalah dengan membuat semacam
kawasan pariwisata yang menampung seluruh fasilitas pariwisata yang
dibutuhkan didukung dengan sistem perhubungan yang ada.
2. Skenario II
Dengan melihat kondisi kepariwisataan dan kesiapan Kawasan Desa
Wisata Awang Tangka, maka untuk memberikan dasar yang kokoh bagi
pengembangan pariwisata yang akan datang, pengembangan Kawasan Desa
Wisata Awang Tangka dilakukan secara perlahan-lahan dengan mempersiapkan
terlebih dahulu hal-hal penunjangnya.
Dengan demikian pembangunan diarahkan pada penyediaan infra
struktur, perhubungan dengan sasaran wisatawan nusantara lokal. Sedangkan
untuk menjangkau wisatawan nusantara biarlah sejalan dengan perkembangan
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka itu sendiri.
3. Skenario III
Pegembangan pariwisata di Kawasan Desa Wisata Awang Tangka
diarahkan untuk wisatawan lokal, remaja/anak-anak serta wisatawan
mancanegara. Skenario ini mempersiapkan serta melaksanakan
pengembangan dan peningkatan kualitas fasilitas dan penunjangnya untuk

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 25
Laporan Antara

mengarah pada suatu kawasan herpotensi. Dari sini diharapkan dapat


menangkap wisatawan nusantara yang lebih beragam dan lebih memperkokoh
kemandirian Kawasan Desa Wisata Awang Tangka sebagai salah satu lokasi
wisata di Sulawesi Selatan.

e. Usulan Skenario Terpilih


1. Proses Penilaian
Ketiga skenario tersebut selanjutnya akan dipilih salah satunya. Pilihan ini
akan mendasari bagi penjabaran pada strategi dan rencana pengembangan
pariwisatanya. Untuk melakukan pemilihan skenario pengembangan didasarkan
pada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Kriteria bagi pemilihan skenario ini
adalah :
a. Pertimbangan Sosial Budaya
Pertimbangan terhadap kemungkinan kesiapan masyarakat setempat
untuk menerima suatu perkembangan dan kegiatan pariwisata, kesiapan yang
dilihat meliputi :
Ketenaga kerjaan
Adanya kegiatan baru
Keterampilan/skill
Membutuhkan keahlian dan persepsi yang berbeda.
b. Perkembangan Wisatawan
Melihat kemungkinan berkembangnya kedatangan wisatawan pada
tahun-tahun sebelumnya, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan
nusantara, maka perlu langkah-langkah pengembangan.
c. Pertimbangan Sistim Perhubungan
Melihat kondisi perhubungan yang ada saat ini dan kemungkinan
dukungan terhadap pengembangan yang akan datang, karena perhubungan
juga akan menimbulkan konsekuensi-konsekuensi yang berbeda.
d. Perkembangan Wilayah

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 26
Laporan Antara

Perkembangan wilayah yaitu dengan melihat perkembangan wilayah


yang meliputi : perekonomian serta melihat PDRBnya, perkembangan
penduduk dan perkembangan daerah.
2. Skenario Terpilih
Dari kriteria diatas, maka penilaian dari ketiga skenario tersebut
didasarkan pada kondisi yang paling realistis untuk dilakukan pengembangan lebih
lanjut. Dari ketiga skenario yang telah dijabarkan, maka dapat diambil salah satu
skenario unggulan, yang selanjutnya akan dijabarkan dalam strategi dan rencana.
Dalam hal ini adalah skenario III. Alasan-alasan pemilihan jika dikaitkan dengan
kriteria diatas adalah sebagai berikut :
Adanya pertimbangan keragaman pasar wisatawan, sehingga memberi peluang
pemerataan,
Masih tetap memperhubungkan kesiapan masyarakat setempat dengan
memberikan antara waktu dan persiapan tertentu.
Pengembangan kawasan wisata yang potensial dikaitkan dengan daerah
sekitarnya

H. Analisis Kebutuhan Fasilitas Kawasan Desa Wisata Awang Tangka


Untuk menunjang fungsi Kelurahan Awang Tangka sebagai kawasan desa
wisata, maka diperlukan fasilitas fasilitas yang lengkap dan dapat dijadikan
sebagai daya tarik bagi pengunjung, adapun fasilitas penunjang yang dimaksud
antara lain :
1. Kantor Pengelola
Pembangunan kantor pengelola dimaksudkan untuk memberikan
pelayanan kepada wisatawan serta mengurus segala aktivitas yang ada dalam
kawasan tersebut. Lokasinya berada pada pusat kawasan inti.
2. Pintu Gerbang
Pembangunan pintu gerbang diperlukan sebagai penanda memasuki kawasan
desa wisata juga sebagai area promosi bagi masyarakat yang melewati kawasan
tersebut. Pintu gerbang ini di tempatkan di dua lokasi yakni sebelum masuk

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 27
Laporan Antara

kawasan arah dari Kota Watampone dan sebelum masuk kawasan arah dari
Kota Sinjai.
3. Gedung Kesenian/Pusat Informasi Wisata
Gedung Kesenin disatukan dengan Pusat Informasi Wisata, ini
dikembangkan dengan maksud untuk memberikan impormasi kepada
wisatawan, sehingga dengan adanya pengembangan tersebut, maka para
wisatawan tidak susah mencari informasi tentang keadaan dalam
kawasantermasuk adat istiadat serta budaya masyarakat setempat, Lokasi
pengembangan pusat informasi wisata ini yaitu berada dekat dengan kantor
pengelolah agar memudahkan dalam dalam pelayanan.
4. Home Stage (Rumah Sewa)
Home Stage (Rumah Sewa) dalam Kawasan Desa Wisata Awang Tangka
adalah merupakan salah satu faktor penunjang wisata dari segi akomodasi, hal
ini dimaksudkan untuk penyediaan peristirahatan bagi para wisatawan baik
nusantara maupun mancanegara, untuk home stage ini dapat juga
memanfaatkan rumah-rumah penduduk yang telah dipersiapkan oleh
pemiliknya
5. Restoran/Warung
Pengembangan restoran dalam Kawasan Desa Wisata Awang Tangka
dimaksudkan untuk memberikan pelayanan/kebutuhan bagi para wisatawan
baik yang menginap maupun yang hanya seharian. Adapun jenis atau tipe
restoran yang akan dikembangkan adalah restoran yang menjual makanan khas
suku bugis sebagai ciri kawasan.
6. Dermaga Wisata Air
Dermaga wisata air terbuat dari material kayu yang menjolok kesungai.
Penyediaan dermaga wisata air dapat dijadikan wadah untuk memancing bagi
wisatawan yang berkunjung.
7. Area Perkemahan dan Out Bond
Pengembangan bumi perkemahan di Kawasan Desa Wisata Awang
Tangka, adalah merupakan salah satu upaya pemerintah dalam hal
meningkatkan kualitas serta pemenuhan fasilitas penunjang, sehingga dapat

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 28
Laporan Antara

menjadikan lokasi tersebut sebagai pusat pelaksanaan perkemahan khususnya


di Kabupaten Bone serta dapat di fungsikan sebagai area out bond yang dapat
menjadi factor penarik wisatawan untuk berkunjung.
8. Panggung Pertunjukan/Sarana Olah Raga
Pengembangan/pembangunan sarana olah raga adalah merupakan
salah satu fasilitas penunjang kawasan wisata yang disatukan dengan panggung
pertunjukan yang dapat dimanfaatkan untuk pertunjukan kesenian tradisional,
sehingga hal ini dapat juga dijadikan sebagai salah satu wisata dalam Kawasan
Desa Wisata Awang Tangka. Adapun fasilitas olah raga yang akan
dikembangkan dalam kawasan tersebut antara lain ; lapangan sepak bola,
lapangan sepak takraw, lapangan volley.

9. Area Taman Bermain Anak


Area bermain anak dikembangkan di Kawasan Desa Wisata Awang
Tangka dengan maksud untuk dijadikan sebagai salah satu daya tarik bagi
pengunjung, selain itu untuk lebih memeratakan jenis dan tingkatan usia
wistawan yang akan berkunjung ke kawasan tersebut, karena selama ini
Kawasan Desa Wisata Awang Tangka didominasi oleh tingkat usia dewasa dan
remaja, sehingga anak-anak hanya ikut melihat dan tidak pernah merasakan
berekreasi.
10. Toilet Umum
Toilet umum dalam kawasan perencanaan sudah terdapat, namun
dalam pembahasan ini menyangkut tentang perlunya peningkatan kualitas
serta adanya pemeliharaan dari pengelola sehingga dapat terjaga kebersihan
dalam lingkungan tersebut.
11. Pos Jaga
Pengembangan pos jaga dalam kawasan wisata dimaksudkan sebagai
tempat petugas keamanan, agar dapat memberikan pelayanan keamanan,
ketenangan bagi para wisatawan yang ada dalam kawasan tersebut, sehingga

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 29
Laporan Antara

dapat melaksanakan aktivitasnya dengan baik, lokasi pos jaga ditempatkan


pada pusat kawasan.
12. Sovenir Shoop ( Kerajinan Tangan )
Sovenir shoop ( kerajian tangan ), dimaksudkan sebagai tempat
berjualan barang barang kerajinan yang merupakan ciri khas dari wilayah
setempat yang dapat dikadikan cindera mata bagi pengunjung sebagai bukti
bahwa dia pernah berkunjung ke lokasi tersebut, lokasinya sebaiknya berada
dalam kawasan inti.
13. Jalan Pedestrian
Jalan Pedestris direncana sepanjang kawasan yang berfungsi sebagai
jalur pejalan kaki bagi wisatawan dan tidak diperkenankan untuk kendaraan
melintas. Konstruksi jalan direncanakan terdiri atas paving blok dan pasangan
batu alam yang memberikan kesan alami dan menyesuaikan suasan kawasan
wisata.
14. Renovasi Baruga
Dalam kawasan wisata awing tangka terdapat baruga saying yang dalam
kondisi sudah rusak, sehingga perlu perbaikan kondisi baik fisik bangunan
maupun fasilitas penujang yang ada di dalamnya.

I. Pendekatan Pengembangan Fisik Kawasan Desa Wisata


Pendekatan ini merupakan solusi yang umum dalam mengembangkan
sebuah desa melalui sector pariwisata dengan menggunakan standar-standar
khusus dalam mengontrol perkembangan dan menerapkan aktifitas konservasi.
1. Mengonservasi sejumlah rumah yang memiliki nilai budaya dan
arsitektur yang tinggi dan mengubah fungsi rumah tinggal menjadi sebuah
museum desa untuk menghasilkan biaya untuk perawatan rumah tersebut.
2. Mengonservasi keseluruhan desa dan menyediakan lahan baru
untuk menampung perkembangan penduduk desa tersebut dan sekaligus
mengembangkan desa lahan tersebut sebagai area pariwisata dengan fasilitas-
fasilitas wisata.

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 30
Laporan Antara

3. Mengembangkan bentuk-bentuk akomodasi di dalam wilayah desa


wisata yang dioperasikan oleh penduduk desa itu sendiri.

J. Partisipasi Masyarakat
Dalam setiap pelaksanaan pembangunan sebaiknya melibatkan masyarakat
melalui penjaringan aspirasi masyarakat sehinga setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah tidak mempunyai kendala atau tantangan dari masyarakat
khususnya yang berada di sekitar lokasi Kawasan Desa Wisata Awang Tangka ini.
Bentuk keterlibatan masyarakat yang dimaksud antara lain :
Dalam melakukan sosialisasi awal sebelum pelaksanaan
pembangunan sebaiknya dilibatkan kelompok atau organisasi masyarakat yang
ada didalam dan sekitar kawasan untuk dimasukkan sebagai tim sosialisasi.
Penglibatan masyarakat mulai dari tahap pelaksanaan
konstruksi, pengelolaan sampai tahap pemeliharaan kawasan desa wisata,
sehingga tercipta adanya rasa memiliki dari masyarakat.

Evaluasi Desa Wisata (Lokasi : Kelurahan Awang Tangka Kec. Kajuara Kab. Bone) IV - 31

Anda mungkin juga menyukai