Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kepribadian adalah sesuatu atau apa yang ada bersumber dari dalam
dan akan nampak keluar sebagai tindakan. Semisal saja, ucapan kita yang
mencerminkan kepribadian kita. Tingkah laku kita yang mencerminkan
kepribadian kita. Perangai dan tingkah laku yang baik dengan segala macam
bentuk dan warnanya, sangat kita perlukan disetiap tempat dan waktu; dalam
hubungan kita dengan Tuhan, dalam hubungan kita dengan diri kita sendiri,
dan dalam hubungan kita dengan masyarakat, itu semua ada kaitannya
dengan kepribadian yang kita miliki.
Dalam dunia pendidikan adakah pengaruh kepribadian terhadap
prestasi belajar?, hal ini tentunya membutuhkan suatu penelitian khusus yang
akan memberikan gambaran seberapa besar kepribadian itu akan
berpengaruh pada prestasi belajar.
Meskipun demikian dalam makalah ini penulis tertarik untuk
melakukan tinjauan umum terhadap pengertian kepribadian dan pengertian
prestasi belajar, meskipun tidak secara langsung membahas bagaimana hal
yang pertama akan mempengaruhi hal yang kedua.

1.2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi kewajiban tugas
terkait yang diberikan oleh guru di MAN 3 MAKASSAR.

1.3. Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup yanga akan dibahas dalam tulisan ini mencakup
tinjauan teoritis tentang kepribadian dan prestasi belajar
1.4. Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini mampu memberikan pemahaman dan wawasan yang
cukup bagi penulis sendiri dan yang menganalisa penelitian ini
2. Penelitian ini salah satu konstribusi bagi kedisiplinan ilmu , khususnya
bagi ilmu sosiologi

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Teori Tentang Kepribadian


A. Pengertian Kepribadian
Kata kepribadian berasal dari kata Personality yang berasal dari
bahasa Inggris dan juga Pesona dari bahasa Yunani yang berarti kedok
atau topeng yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh para pemain
panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau
pribadi seseorang.
Kepribadian merupakan sifat hakiki yang tercermin pada sikap
seseorang atau suatu bangsa yang membedakan dirinya dari orang atau
bangsa lain (Kamus Bahasa Indonesia).
Kepribadian adalah suatu totalitas psikhophisis yang kompleks dari
individu, sehingga nampak di dalam tingkah lakunya yang unik. Benar,
bahwa ada sebagian besar tingkah laku yang sama antara seseorang
dengan orang yang lainnya. Namun yang benar-benar identik tidak
pernah ada sejak adanya manusia. Maka dari itu, kepribadian seseorang
berbeda-beda dapat di lihat dari tingkah lakunya, ucapan, tindakan dan
amal yang lainnya.
B. Ciri Ciri Kepribadian
Ciri-Ciri Kepribadian yang sehat :
1. Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa
adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik,
pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
2. Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau
kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau
menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu
sebagai sesuatu yang sempurna.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai
keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak
menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex,
apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika
mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi
dengan sikap optimistik.
4. Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap
kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.
5. Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan
bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan
mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang
berlaku di lingkungannya.
6. Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat
menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau
konstruktif , tidak destruktif (merusak)
7. Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap
aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang
(rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai
tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan),
pengetahuan dan keterampilan.
8. Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap
orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-
masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir,
menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman
dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya
dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan
orang lain, karena kekecewaan dirinya.
9. Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan
memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
10. Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat
hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
11. Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang
didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi) acceptance
(penerimaan), dan affection (kasih sayang)
Ciri-Ciri Kepribadian yang tidak sehat :
1. Mudah marah (tersinggung)
2. Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
3. Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
4. Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya
lebih muda atau terhadap binatang.
5. Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang
meskipun sudah diperingati atau dihukum.
6. Kebiasaan berbohong
7. Hiperaktif
8. Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
9. Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
10. Sulit tidur
11. Kurang memiliki rasa tanggung jawab
12. Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan
faktor yang bersifat organis)
13. Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
14. Pesimis dalam menghadapi kehidupan
15. Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

2.2. Tinjauan Umum Tentang Prestasi Belajar


A. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar merupakan sebuah kalimat yang terdiri dari dua
kata, yaitu prestasi dan belajar. Antara prestasi dan belajar mempunyai
arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum mengartikan prestasi belajar
ada baiknya pembahasan ini di arahkan untuk mendapat pemahaman
lebih jauh mengenai makna kata prestasi dan belajar itu sendiri.
1. Pengertian Prestasi : Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan
yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun
kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang
tidak pernah melakukan kegiatan. Dalam knyataan untuk suatu
prestasi tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan
dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi untuk memcapainya.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia prestasi adalah hasil yang
dicapai (dari yang dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Dari
beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa prestasi adalah
hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan di ciptakan yamh
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, bail
secara individual maupun kelompok dalam bidang tertentu.
2. Pengertian Belajar : Untuk memeproleh pengertin yang obyektif
tentang belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara
jelas pengertian belajar. Dalam kseluruhan proses pendidikan di
sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini
berarti berhasil tidaknya mencapai tujuan pendidikan banyak
bergantunga pada bagaimana proses belajar yang di alami oleh murid
sebagai anak didik. Menurut Muhibbin Syah, Belajar adalah
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami
siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah
atau keluarganya sendiri. Menurut Witherington, dalm buku
educational psychology, mengemukakan belajar adalah suatu
perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu
pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian, atau suatu pengertian. Dengan demikian, belajar adalah
serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalm interaksi
dengan lingkungannya. Tujuan belajar yang utama ialah bahwa apa
yang dipelajari itu berguna di kemudian hari.
3. Pengertian Prestasi Belajar : Setelah mengetahui pengertian
prestasi dan belajar, maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang diperoleh dari kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam individu sebagai hasil dari aktivitas
dalam belajar dalam interaksi dengan lingkungannya.

2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi


Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi akademik seseorang,
yaitu faktor internal/pribadi dan eksternal/lingkungan (Gage & Berliner,
1992; Winkel, 1997).
Faktor internal atau pribadi meliputi :
a. Inteligensi : Taraf inteligensi seseorang dapat tercermin dalam prestasi
sekolahnya di semua mata pelajaran (Winkel, 1997). Jadi, ada korelasi
antara inteligensi dengan kesuksesan di sekolah (Gage & Berliner, 1992).
Peserta didik dengan taraf inteligensi yang tinggi diharapkan dapat
mencapai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan peserta didik
yang memiliki taraf inteligensi yang lebih rendah. Namun inteligensi
bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan prestasi akademik karena
masih ada faktor lainnya seperti motivasi dan kepribadian serta faktor
eksternal.
b. Motivasi : Winkel (1997) mengatakan bahwa motivasi merupakan daya
penggerak yang menjadi aktif pada saat-saat tertentu di mana ada
kebutuhan untuk mencapai tujuan. Sedangkan Gage dan Berliner (1992)
menjelaskan bahwa motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan individu
dari perasaan bosan menjadi berminat untuk melakukan sesuatu.
Tercakup di sini adalah motivasi untuk mencapai kelulusan dan motivasi
untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi Sukadji (2000).
Motivasi merupakan tenaga dorong selama tahapan proses belajar yang
berfungsi untuk (Sukadji, 2000):
1) Mencari dan menemukan informasi mengenai hal-hal yang dipelajari
2) Menyerap informasi dan mengolahnya
3) Mengubah informasi yang didapat ini menjadi suatu hasil
(pengetahuan, perilaku, keterampilan, sikap, dan kreativitas.
Secara umum, motivasi terbagi menjadi motivasi internal dan
eksternal.
Menurut McLelland dan Atkinson (dalam Djiwandono, 2002), motivasi
yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah motivasi
berprestasi, di mana seseorang cenderung berjuang untuk mencapai
sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk tujuan
sukses.
c. Kepribadian : Kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis dari
sistem psikofisik seseorang yang menentukan bagaimana individu dapat
menyesuaikan diri secara unik dengan lingkungannya (Allport dalam
Hurlock, 1978). Kepribadian dapat berubah dan dimunculkan dalam
bentuk tingkah laku. Organisasi adalah hubungan antar traits yang selalu
berubah dan diwujudkan dalam bentuk traits-traits yang dominan.
Sedangkan sistam psikofisik adalah kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap,
nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, keadaan emosi dan dorongan-
dorongan. Sistem inilah yang akan mendorong seseorang untuk
menentukan penyesuaian dirinya sebagai hasil belajar atau pengalaman.
Faktor eksternal atau lingkungan meliputi :
a. Lingkungan rumah : Lingkungan rumah terutama orang tua, memegang
peranan penting serta menjadi guru bagi anak dalam mengenal dunianya.
Orang tua adalah pengasuh, pendidik dan membantu proses sosialisasi
anak. Utami Munandar (1999) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan orang tua, maka semakin baik prestasi anak. Termasuk juga
sejauh mana keluarga mampu menyediakan fasilitas tertentu untuk anak
(televisi, internet, dan buku bacaan).
b. Lingkungan sekolah : Menurut Ormrod (2006) lingkungan sekolah yang
baik adalah lingkungan yang nyaman sehingga anak terdorong untuk
belajar dan berprestasi. Ada beberapa karakteristik lingkungan sekolah
yang nyaman sebagai tempat belajar (Burstyn & Stevens dalam Ormrod,
2006) , yaitu:
1) Sekolah mempunyai komitmen untuk mendukung semua usaha murid
agar sukses baik dalam bidang akademik maupun sosial.
2) Adanya kurikulum yang menantang dan terarah
3) Adanya perhatian dan kepercayaan murid serta orang tua terhadap
sekolah
4) Adanya ketulusan dan keadilan bagi semua murid, baik untuk murid
dengan latar belakang keluarga yang berbeda, beda ras maupun etnik
5) Adanya kebijakan dan peraturan sekolah yang jelas. Misalnya
panduan perilaku yang baik, konsekuensi yang konsisten, penjelasan
yang jelas, kesempatan menjalin interaksi sosial serta kemampuan
menyelesaikan masalah.
6) Adanya partisipasi murid dalam pembuatan kebijakan sekolah
7) Adanya mekanisme tertentu sehingga siswa dapat menyampaikan
pendapatnya secara terbuka tanpa rasa takut
8) Mempunyai tujuan untuk meningkatkan perilaku prososial seperti
berbagi informasi, membantu dan bekerja sama
9) Membangun kerja sama dengan komunitas keluarga dan masyarakat
10) Mengadakan kegiatan untuk mendiskusikan isu-isu menarik dan
spesial yang berkaitan dengan murid

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Unit Analisis
a) Individu
Telah disinggung sebelumnya, individu manusia merupakan unit
analisis yang sangat penting dalam riset ilmu sosial. Pada ilmu
sosial, temuan hasil penelitian akan menjadi sangat berharga jika
temuan tersebut dapat diterapkan atau berlaku bagi semua tipe
manusia. Kelompok individu yang sering menjadi objek penelitian
antara lain, pelajar, kelompok homoseksual, perkerja industri, dan
lain-lain.
b) Kelompok
Berbagai kelompok sosial dapat pula menjadi unit analisis dalam
penelitian ilmu sosial. Peneliti berupaya untuk memperoleh
karakteristik yang dimiliki suatu kelompok yang dipandang
sebagai satu enititas tunggal. sebagaimana unit analisis lainnya,
kita dapat mengemukakan karakteristik kelompok-kelompok sosial
berdasarkan individu anggotanya. misal : suatu keluarga, kelompok
pertemanan, kelompok suatu kota dan lain-lain.
c) Organisasi
Topik penelitian lain terhadap perusahaan adalah untuk mengetahui
apakah perusahaan besar memperkerjakan lebih banyak atau lebih
sedikit karyawan yang berasal dari kelompok minoritas
dibandingkan perusahaan kecil. misal: partai organisasi massa atau
perusahaan.
d) Interaksi Sosial
Peneliti dapat pula melakukan penelitian terhadap interaksi yang
terjadi pada masyarakat. Dalam hal ini interaksi sosial menjadi unit
analisis penelitian terhadap interaksi sosial lain berarti mempelajari
apa yang terjadi diantara individu.

B. Teknik Pengambilan Sampel Penelitian


Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sama, sehingga betul-betul mewakili populasi.43
Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti.44 Sampel bersifat memberikan suatu gambaran
tentang populasi.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling yakni teknik pemilihan informasi yang
dilakukan serta di pilih berdasarkan pertimbangan tertentu, oleh karena itu
sampel di tentukan dengan purposive (sengaja) sehingga sampel penelitian
tidak perlu mewakili populasi, tetapi lebih kepada kemampuan sampel
(informan) untuk memberikan informasi selengkap mungkin kepada
peneliti.45 Berdasarkan atas kriteria yang di maksud adalah delapan istri
petani yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan pendapatan
rumah tangganya. Informan di pilih berdasarkan pertimbangan tertentu
yakni mereka yang dianggap berkompeten untuk menjawab pertanyaan
peneliti.

C. Metode Penelitian Dan Data Yang Digunakan


Pendekatan dan metode penelitian yang digunakan ini
adalah metode kualitatif. Hal ini di ambil karena dalam penelitian
ini berusaha menelaah fenomena sosial dalam suasana yang
berlangsung secara wajar atau ilmiah, bukan dalam kondisi
terkendali atau laboratoris. Metode penelitian ini dimunculkan
karena adanya perubahan dalam memandang realita atau kenyataan
serta fenomena atau gejala sosial yang di pandang sebagai sesuatu
yang utuh tidak dapat dipisahkan dan penuh makna. Metode
kualitatif ini sering disebut sebagai penelitian naturalistic karena
penelitian nya dilakukan dalam kondisi yang alamiah (natural
setting).
Dalam penelitian kualitatif, teknik sampling yang sering
digunakan adalah purposive sampling, dan purposive sampling.
Seperti yang telah dipaparkan bahwa purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misal nya orang tersebut yang
di anggap paling tahu tentang apa yang kita harap kan, atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang di teliti.47 Sedangkan
purposive sampling yakni teknik pemilihan informasi yang
dilakukan serta dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu, oleh
karena itu sampel ditentukan dengan purposive (sengaja) sehingga
sampel penelitian tidak perlu mewakili populasi, tetapi lebih
kepada kemampuan sampel (informan) untuk memberikan
informasi selengkap mungkin kepada peneliti.

D. Jenis Dan Sumber Data


a. Jenis Data
Data merupakan sumber yang paling penting untuk menyikap
suatu permasalahan yang ada dan data jugalah yang akan
menjawab permasalahan yang diteliti oleh peneliti. Maka yang
dimaksud dengan dengan sumber data dalam penelitian ini
adalah subyek dari mana data diperoleh.49
Dalam penelitian ini data yang digunakan meliputi dua jenis
data, yaitu data primer, dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung
oleh sumbernya dan diolah sendiri oleh suatu organisasi suatu
perorangan.50 Data primer merupakan data utama yang
diperoleh secara langsung yang dilakukan melalui wawancara.
Dalam hal ini data yang diperlukan untuk memenuhi penelitian
ini yaitu: (1) data tentang peranan istri petani di sektor
domestik, (2) data tentang peranan istri di sektor publik, (3)
data tentang motif istri bekerja, (4) data tentang perolehan
pendapatan istri petani.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari
tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia
sebelum penelitian dilakukan. Sumber sekunder meliputi
komentar, interpretasi, atau pembatasan tentang materi original.
Data sekunder juga dapat dikatakan sebagai second-hand
information. Pengumpulan data sekunder didasarkan pada
data yang tersedia dikantor desa, yaitu demografi, sarana,
prasarana, dan dokumen-dokumen lain yang terkait.
b. Sumber Data
Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang
merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa/gejala
baik secara kuantitaif dan kualitatif.51 Yang dimaksud sumber
data dalam penelitian adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Sumber data disebut responden, yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan
tertulis maupun lisan. Dalam memilih responden peneliti
memilih responden yang mempunyai peran yakni 8 orang istri
petani
A. Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian
Teknik merupakan alat bantu atau cara yang digunakan untuk
mendapatkan informasi data. Banyak terdapat teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian. Namun, untuk mendapatkan
data yang diperlukan dalam penelitian ini penulis hanya
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data saja, yaitu
melalui wawancara sebagai sumber informasi utama dan
dokumentasi sebagai informasi pelengkap.
B. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang akan di
pelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah di pahami oleh
diri sendiri dan orang lain.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis data kualitatif mengikuti konsep yang diberikan
oleh Miles and Hubermen dan Spradley.
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan
transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis
dari lapangan. Tentu saja proses reduksi data ini tidak harus
menunggu hingga data terkumpul banyak konsep ini berbeda
dengan model kuantitatif yang mengharuskan peneliti menunggu
data terkumpul semuanya dahulu baru mengadakan analisis namun
dapat dilakukan sejak data masih sedikit sehingga selain
meringankan kerja peneliti, juga dapat memudahkan peneliti dalam
melakukan kategorisasi data yang telah ada. Jika hal tersebut telah
dilakukan, data akan secara mudah dimasukkan kedalam
kelompok-kelompok yang dibuat peneliti.

BAB IV
Hasil Dan Pembahasan Penelitian

Diatas telah dibahas tentang pengertian kepribadian dan tipe-tipe kepribadian.


Telah sangat jelas bahwa yang dimaksud dengan kepribadian adalah suatu cirikhas
yang menetap pada diri seseorang dalam berbagai situasi dan dalam berbagai
kondisi, yang mampu membedakan antara individu yang satu dengan individu
yang lain. Dan diatas juga telah dijelaskan mengenai tipe-tipe kepribadian, ada
individu-individu yang bersahabat, menyenangkan, ramah, banyak bicara,
impulsif dan sebagainya.

Lalu bagaimana kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar?, tentu saja sangat
berkaitan. Dalam dunia pendidikan, sebagai seorang pendidik atau dalam lingkup
lebih kecil dalam rumah tangga sebagai orang tua kita pasti akan dihadapkan pada
berbagai karakteristik kepribadian, ada siswa-siswa yang menyenangkan, periang,
mau terbuka terhadap permasalahan yang sedang dihadapinya, aktif dalam
berbagai organisasi yang ada di sekolah dan sebaliknya ada siswa-siswa yang
terkesan membosankan, pendiam, tidak terbuka, tidak hangat dan lain sebagainya.
Tentu saja sebagai seorang pendidik kita sangat dituntut untuk memahami
karakteristik kepribadian setiap siswa, sehingga selaku pendidik kita dapat
memberikan stimulasi atau perlakuan yang sesuai dengan tipe kepribadian siswa
yang kita hadapi. Dengan begitu treatment-treatment yang kita berikan kepada
siswa akan mengantarkan siswa kepada suatu kondisi optimal, baik dalam bidang
prestasi akademik maupun prestasi non akademik. Tetapi akan menjadi
kebalikannya jika treatment-treatment yang kita berikan tanpa mempertimbangkan
aspek kepribadian siswa, mungkin karena terguran kita yang terlalu kasar, karena
cara kita menyampaikan kurang sesuai dengan pribadi anak, justeru akan
mengantarkan peserta didik kedalam kondisi destruktif, delinkuen, tidak
berprestasi.

Sebagai contoh Fauzan adalah siswa MAN 3 MAKASSAR yang peringan,


banyak bertanya, tidak mudah puas dengan penjelasan guru di kelas sehingga
tidak jarang dia membuat guru bingung dengan pertanyaan-pertanyaannya. Tetapi
karena guru tidak memahami kepribadian Fulan yang memang seperti itu, guru
sering menegurnya dan memberi peringatan dengan tuduhan terlalu berani dengan
guru dan tidak sopan. Pada akhirnya, karena selalu mendapat teguran dari guru
yang dianggapnya sebagai sesuatu yang menakutkan (karena disisi lain Fulan
adalah pribadi yang cenderung menarik diri) Fulan menjadi siswa yang pendiam
takut bertanya, dan malas belajar, dan pada akhirnya prestasinya jeblok. Ini hanya
sebuah contoh realitas yang sering terjadi disekitar saya. Mungkin dan bisa jadi
pasti, para pembaca juga mempunyai banyak cerita tentang kegagalan dalam
memberikan respon, kegagalan dalam memberi perlakuan kepada orang lain,
kegagalan dalam berkomunikasi, kegagalan dalam bersosialisasi, kegagalan dalam
menjalin hubungan asmara, kegagalan dalam mendidik anak, kegagalan dalam
mendidik murid, kegagalan dalam mendidik santri dan lain sebagainya yang
disebabkan oleh ketidak fahaman pembaca terhadap karakteristik kepribadian
orang yang sedang menjadi lawan bicara kita, patner kerja kita, dan .

Berbicara kehidupan manusia sebagai individu memang tidak akan pernah keluar
dari kerangka mengenai kepribadian. Kepribadian merupakan konsep dasar
psikologs yang berusaha menjelaskan keunikan manusia. Kepribadian
mempengaruhi dan menjadi kerangka acuan dari pola pikir, perasaan, perilaku,
serta bertindak sebagai aspek fundamental dari setiap individu.

BAB V
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan beberapa pokok penting antara lain :
1. Kata kepribadian berasal dari kata Personality yang berasal dari bahasa
Inggris dan juga Pesona dari bahasa Yunani yang berarti kedok atau
topeng yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh para pemain panggung,
yang maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi
seseorang. Ciri-ciri kerpibadian ada yang sehat dan ada yang tidak sehat.
2. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dari kesan-kesan yang
mengakibatkan perubahan dalam individu sebagai hasil dari aktivitas
dalam belajar dalam interaksi dengan lingkungannya
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi meliputi Faktor internal atau
pribadi (Inteligensi, Motivasi dan Kepribadian) dan Faktor eksternal atau
lingkungan meliputi Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah.

3.2. Saran
Kiranya apa yang sudah dibahas dalam makalah ini akan memberikan
nilai manfaat bagi pembaca. Meskipun demikian disadari bahwa
pembahasan dalam makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu tulisan ini
terbuka bagi saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan di
masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

http://episentrum.com/artikel-psikologi/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-
prestasi/#more-515

http://gokmat20.blogspot.com/2010/08/kajian-teori.html
http://belajarpsikologi.com/pengertian-prestasi-belajar/

Anda mungkin juga menyukai