Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endokrin. Panjang siklus haid adalah
antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulai haid berikutnya.Hari
mulainya perdarahan disebut hari pertama siklus, karena jam mulainya haid
tidak dipergitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri
eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan
1 hari (Hanifah, 2004).
Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang
klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja pada beberapa
perempuan tetapi juga pada perempuan yang sama. Rata-rata panjang siklus
haid pada gadis usia 12 tahun adalah 25,1 hari, pada perempuan usia 43 tahun
panjang siklus haidnya 27,1 hari dan pada perempuan usia 55 tahun siklus
haidnya adalah 51,9 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia antara
25-32 hari, dan sekitar 97% perempuan yang berovulasi siklus haidnya
berkisar antara 18-42 hari. Jika siklusnya kurang atau lebih dari 42 hari dan
tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovulatior) (Hanifah,
2004).
Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yag 1-2 hari diikuti darah sedikit-
sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada umumnya lamanya 4-6
hari, tetapi antara 2-8 hari masih dianggap normal.Pada setiap perempuan
biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 16 cc.
Pada perempuan yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak.
Perempuan dengan enemia defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih
banyak (Hanifah, 2004).

Kebanyakan perempuan tidak merasakan gejala-gejala pada waktu haid,


tetapi sebagian kecil merasa berat di panggul atau merasa nyeri(dismenore).
Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapathaid bervariasi lebar,

1
yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5tahun. Statistik menunjukkan
bahwa usia menarche dipengaruhi factor keturunan, keadaan gizi dan
kesehatan umum.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian
menstruasi dan gambaran tentang siklus menstruasi, gangguan serta faktor
yang mempengaruhi menstruasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Menstruasi


Menstruasi adalah perdarahan periodik dari uterus yang dimulai
sekitar 14 hari setelah ovulasi secara berkala akibat terlepasnya lapisan
endometrium uterus (Bobak, 2004).
Suzannec (2001), mendeskripsikan siklus menstruasi adalah proses
kompleks yang mencakup reproduktif dan endokrin. Menurut Bobak (2004),
Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks
saling mempengaruhi dan terjadi secara simultan.

2
A. Proses atau Tahapan Terjadinya Menstruasi
Menstruasi (haid) terjadi akibat adanya hormon dari dasar otak
(hormongonadorapin) kadar estrogen yang dihasilkan ovarium meningkat
dan sel-sel telur (ovum) masak. Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium
bergerak menuju saluran telur (ovidu).Meningkatnya hormon estrogen
menyebabkan dinding dalam rahim (lapisanendomatrium) tumbuh.Dinding
dalam rahim menebal dan banyak dipenuhi pembuluh darah.Ini merupakan
persiapan jika terjadi pembuahan (fertilisasi).
Embrio yang terbentuk akan dilindungi dan dipasok oleh dinding
dalam rahim. Jika terjadi pembuahan, ovum akan mati dan hormon
estrogen menurun. Akibatnya, jaringan dan pembuluh darah di dinding
rahim akan luluh dan terkelupas. Darah dan jaringan yang terlepas
dikeluarkan dalan rahim dalam bentuk darah, atau biasa disebut dengan
istilah menstruasi (haid). Sehingga, ketika menstruasi, dinding dalam
rahim mengalami luka. Ini merupakan salah satu alasan kenapa pada saat
mengalami menstruasi terasa sakit. Mentruasi (haid) mulai terjadi pada
awal masa pubertas, biasanya pada usia 11-15tahun. Adapun tahap-tahap
terjadinya menstruasi adalah sebagai berikut :

1. Hipofisis yang terletak di otak mengeluarkan hormon yang menyebabkan


folikel diovarium menjadi masak. Di dalam folikel tersebut, sebuah sel
telur berkembang.
2. Folikel akan mengeluarkan hormon estrogen yangn menyebabkan selaput
rahimmenebal.
3. Sel telur yang telah masak akan keluar dari ovarium menuju ke rahim.
Sementara itufolikel berubah menjadi badan kuning yang akan
menghasilkan hormon progesteron.Hormon tersebut akan menyebabkan
dinding rahim semakin menebal, sebagai persiapan untuk menerima sel
telur yang di buahi.
4. Jika terjadi pembuahan, sel telur yang telah dibuahi akan menempel pada
dinding rahim yang menebal dan terjadilah kehamilan. Jika tidak terjadi
pembuahan, badan kuning berhenti menghasilkan progesteron.Akibatnya,

3
selaput lendir rahim tidak dapat dipertahankan sehingga menjadi rusak dan
luruh.

2.2 Fisiologis Siklus Menstruasi


Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait
pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan
peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab
dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus
menstruasi (Bobak, 2004).

Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan


progesteron.Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium,
yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang
mengelilinginya.Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah
estradiol.Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan
pemeliharaan organ-organ reproduktif wanita dan karakteristik seksual
sekunder yang berkaitan dengan wanita dewasa.Estrogen memainkan peranan
penting dalam perkembangan payudara dan dalam perubahan siklus bulanan
dalam uterus. Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang
terjadi dalam uterus selama siklus menstruasi. Progesteron merupakan
hormon yang paling penting untuk menyiapkan endometrium yang
merupakan membran mukosa yang melapisi uterus untuk implantasi ovum
yang telah dibuahi.Jika terjadi kehamilan sekresi progesteron berperan
penting terhadap plasenta dan untuk mempertahankan kehamilan yang
normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan oleh ovarium, tetapi hanya
dalam jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat dalam perkembangan dini
folikel dan juga mempengaruhi libido wanita (Suzannec, 2001)
Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3
tahun setelah menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan
memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkakan
bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada patrum
umun menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari

4
selama 7 hari. Lama perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah
yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini
dapat dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase
proliferasi sekitar 6-8 hari (Manuaba dkk, 2006)..

A. Bagian-bagian Siklus Menstruasi


Menurut Bobak (2004), ada beberapa rangkaian dari siklus menstruasi,
yaitu:
1. Siklus Endomentrium
Siklus endometrium menurut Bobak (2004), terdiri dari empat fase, yaitu :
a. Fase Menstruasi

Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan


disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale.
Rata-rata fase ini berlangsung selama lima hari (rentang 3-6 hari). Pada
awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH (Lutenizing
Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar
FSH (Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat.
b. Fase proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung
sejak sekitar hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10
siklus 24 hari, hari ke-15 siklus 28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan
endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat hari atau menjelang
perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal
3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat
ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari
folikel ovarium.

c. Fase sekresi/luteal

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari
sebelum periode menstruasi berikutnya.Pada akhir fase sekresi, endometrium
sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru
yang tebal dan halus.Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi
kelenjar.

5
d. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10
hari setelah ovulasi.Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus
luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring
penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi
spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi
nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan
menstruasi dimulai.

2. Siklus Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat
pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon).
Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel.
Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial).Sebelum
ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah
pengaruh FSH dan estrogen.Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi
mempengaruhi folikel yang terpilih.Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur
dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi korpus
luteum.Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah
ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila
tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun.
Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya
luruh.
3. Siklus Hipofisis-hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan
progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah
ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising
hormone (Gn-RH).Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating
hormone (FSH).FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan
produksi estrogennya.Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus
memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH).LH
mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila
tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum

6
menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka
terjadi menstruasi.

7
Gambar 1.Siklus menstruasi

8
2.3 Faktor-faktor yang Berperan dalam Siklus Menstruasi
Menurut Praworohardjo (1999), ada beberapa faktor yang memegang peranan
dalam siklus menstruasi antara lain:
a. Faktor enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya
enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang
pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida.Zat-zat yang
terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan endometrium, khususnya
dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya.Pada pertengahan fase
luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang berakibat mempertinggi
permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak
permulaan fase proliferasi.
Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke
stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum apabila
terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya
kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul
gangguan dalam metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi
endomentrium dan perdarahan.
b. Faktor vaskuler
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi
dalam lapisan fungsional endometrium.Pada pertumbuhan endometrium
ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena.Dengan regresi endometrium
timbul statis dalam vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya
dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan
pembentukan hematom baik dari arteri maupun dari vena.
c. Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2.dengan

desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan


berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi
perdarahan pada haid.

2.4 Gangguan Menstruasi


Menstruasi pada awalnya terjadi secara tidak teratur sampai mencapai
umur 18 tahun setelah itu harus sudah teratur.Menstruasi dianggap normal

9
jika terjadi dengan interval 22-35 hari (dari hari pertama menstruasi sampai
pada permulaan periode menstruasi berikutnya) dan pengeluaran darah
menstruasi berlangsung 1-8 hari.Jumlah rata-rata hilangnya darah selama
menstruasi adalah 50 ml (rentang 20-80 ml), atau 2-5 kali pergantian
pembalut/hari. (Manuaba, 1999)
Gangguan menstruasi paling umum terjadi pad awal dan akhir masa
reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas 39 tahun. Gangguan ini
mungkin berkaitan dengan lamanya siklus haid, atau jumlah dan lamanya
menstruasi.Seorang wanita dapat mengalami kedua gangguan itu (Jones,
2002).).
Gangguan haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat
digolongkan dalam :
1. Perubahan pada siklus haid
a. Polimenorea

Yaitu siklus haid pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari pendarahan).
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan
gangguan ovulasi, akan menjadi pendeknya masa luteal. Penyebabnya ialah
kongesti ovarium karena peradangan, endometritis, dan sebagainya.
b. Oligomenorea
Yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari.Perdarahan pada
oligomenorea biasanya berkurang. Penyebabnya adalah gangguan hormonal,
ansietas dan stress, penyakit kronis, obat-obatan tertentu, bahaya di tempat
kerja dan lingkungan, status penyakit nutrisi yang buruk, olah raga yang
berat, penurunan berat badan yang signifikan.
c. Amenorea

Merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam


sebagian besar siklus menstruasi wanita dewasa.Sepanjang kehidupan
individu, tidak adanya menstruasi dapat berkaitan dengan kejadian hidup
yang normal seperti kehamilan, menopause, atau penggunaan metode
pengendalian kehamilan.Selain itu, terdapat beberapa keadaan atau kondisi
yang berhubungan dengan amenorea yang abnormal.
Amenorea dibagi menjadi dua bagian besar :

10
Amenorea primer di mana seorang wanita tidak pernah mendapatkan
sampai umur 18 tahun. Terutama gangguan poros hipotalamus,
hipofisis, ovarium, dan tidak terbentuknya alat genitalia.
Amenorea sekunder, pernah beberapa kali mendapat menstruasi
sampai umur 18 tahun dan diikuti oleh kegagalan menstruasi dengan
melewati waktu 3 bulan atau lebih. Penyebabnya sebagian besar
bersumber dari penyebab yang mungkin dapat ditegakkan.
2. Perubahan jumlah darah haid
a. Hipermenorea atau menoragia
Hipermenorea adalah pendarahan haid yang lebih banyak dari
normal (lebih dari 8 hari).Terjadinya pada masa haid yang mana haid itu
sendiri teratur atau tidak.Pendarahan semacam ini sering terjadi dan
haidnya biasanya anovoasi penyebab terjadinya menoragia kemungkinan
terdapat mioma uteri, polip endometrium atau hyperplasia endometrium
(penebalan dinding rahim, dan biasanya terjadi pada ketegangan psikologi
(chalik, 1998).
b. Hipomenorea
Hipomenorea adalah pendarahan haid yan lebih pendek dari biasa
dan/atau lebih kurang dari biasa penyebabnya kemungkinan gangguan
hormonal, kondisi wanita dengan penyakit tertentu.

2.5 Penyebab Terganggunya Siklus Haid


Banyak penyebab kenapa siklus haid menjadi panjang atau sebaliknya.
Penanganan kasus dengan siklus haid yang tidak normal, tidak berdasarkan
kepada panjang atau pendeknya sebuah siklus haid, melainkan berdasarkan
kelainan yang dijumpai :
1. Fungsi hormon terganggu
Haid terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak,
tepatnya di kelenjar hipofisa.Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke

11
indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini
terganggu, otomatis siklus haid pun akan terganggu.
2. Kelainan Sistemik
Tubuhnya sangat gemuk atau kurus dapat mempengaruhi siklus
haidnya karena sistem metabolisme di dalam tubuhnya tak bekerja dengan
baik, atau wanita yang menderita penyakit diabetes, juga akan
mempengaruhi sistem metabolisme sehinggasiklus haidnya pun tak teratur.
3. Stress
Stress akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh,
karena stress, wanita akan menjadi mudah lelah, berat badan turun drastis,
bahkan sakit-sakitan, sehingga metabolisme terganggu. Bila metabolisme
terganggu, siklus haid pun ikut terganggu.
4. Kelenjar Gondok
Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bias menjadi
penyebab idak teraturnya siklus haid. Gangguan bisa berupa produksi
kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah
(hipertiroid), yang dapat mengakibatkan sistem hormonal tubuh ikut
terganggu.
5. Hormon prolakin berlebih
Hormon prolaktin dapat menyebabkan seorang wanita tidak haid,
karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan.Pada wanita yang
tidak sedang menyusui hormone prolaktin juga bisa tinggi, buasanya
disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala
(Sahara, 2009).
2.6 Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi :
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone - releasing hormone) yang
dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan
FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone- releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.

2.7 Mekanisme Siklus Menstruasi

12
Pada setiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh Lobus anterior hipofisis
yang menyebabkab beberapa folikel primer berkembang dalam
ovarium.
Folikel primer berkembang menjadi folikel de Graaf yang
membuatesterogen,
Esterogen menekan FSH, sehingga lobus anterior hipofisis
mengeluarkanhormon gonadotropin yang kedua yaitu LH (luteinizing
hormone)
Produksi FSH dan LH dipengaruhi RH (relasing hormones) yang
disalurkandari hipotalamus ke hipofisis
Dibawah pengruh RH folikel de graff semakin lama semakin matang
danmakin banyak mengeluarkan likuor folikuli yang mengandung
esterogen.Esterogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium
menyebabkanendometrium tumbuh (menebal) yang disebut masa
proliferasi
Dibawah pengaruh LH folikel de graff menjadi lebih matang,
mendekatipermukaan ovarium, dan kemudian terjadi ovulasi.
Setelah ovulasi terjadi, terbentuklah korpus rubrum(berwarna
merah)yang akan menjadi korpus luteum (berwarna kuning).
Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Hormon
progesterone mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah
berproliferasimenyebabkan kelenjar-kelenjarnya berlekuk-lekuk dan
bersekresi (masasekresi)
Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi
yangmenyebabkan kadar esterogen dan progesteron menurun,
sehinggaterjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan
endometrium yangnekrotik, yang disebut masa mestruasi.
Bilamana ada pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus
luteumdipertahankan dan berkembang menjadi korpus luteum
graviditatis

13
Gambar 2.4 Hormone hormone yang mengatur siklus menstruasi

14
Hubungan antara hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

15
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endokrin. Panjang siklus haid yang
normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari. Lama haid
biasanya antara 3-5 hari, ada yag 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit
kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari.
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan
sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting
dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan
perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:Kepada
setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya, untuk
menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid.

16

Anda mungkin juga menyukai