PENDAHULUAN
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endokrin. Panjang siklus haid adalah
antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulai haid berikutnya.Hari
mulainya perdarahan disebut hari pertama siklus, karena jam mulainya haid
tidak dipergitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri
eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan
1 hari (Hanifah, 2004).
Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang
klasik ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja pada beberapa
perempuan tetapi juga pada perempuan yang sama. Rata-rata panjang siklus
haid pada gadis usia 12 tahun adalah 25,1 hari, pada perempuan usia 43 tahun
panjang siklus haidnya 27,1 hari dan pada perempuan usia 55 tahun siklus
haidnya adalah 51,9 hari. Panjang siklus haid yang biasa pada manusia antara
25-32 hari, dan sekitar 97% perempuan yang berovulasi siklus haidnya
berkisar antara 18-42 hari. Jika siklusnya kurang atau lebih dari 42 hari dan
tidak teratur, biasanya siklusnya tidak berovulasi (anovulatior) (Hanifah,
2004).
Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yag 1-2 hari diikuti darah sedikit-
sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari. Pada umumnya lamanya 4-6
hari, tetapi antara 2-8 hari masih dianggap normal.Pada setiap perempuan
biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata-rata 33,2 16 cc.
Pada perempuan yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak.
Perempuan dengan enemia defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih
banyak (Hanifah, 2004).
1
yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5tahun. Statistik menunjukkan
bahwa usia menarche dipengaruhi factor keturunan, keadaan gizi dan
kesehatan umum.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian
menstruasi dan gambaran tentang siklus menstruasi, gangguan serta faktor
yang mempengaruhi menstruasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Proses atau Tahapan Terjadinya Menstruasi
Menstruasi (haid) terjadi akibat adanya hormon dari dasar otak
(hormongonadorapin) kadar estrogen yang dihasilkan ovarium meningkat
dan sel-sel telur (ovum) masak. Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium
bergerak menuju saluran telur (ovidu).Meningkatnya hormon estrogen
menyebabkan dinding dalam rahim (lapisanendomatrium) tumbuh.Dinding
dalam rahim menebal dan banyak dipenuhi pembuluh darah.Ini merupakan
persiapan jika terjadi pembuahan (fertilisasi).
Embrio yang terbentuk akan dilindungi dan dipasok oleh dinding
dalam rahim. Jika terjadi pembuahan, ovum akan mati dan hormon
estrogen menurun. Akibatnya, jaringan dan pembuluh darah di dinding
rahim akan luluh dan terkelupas. Darah dan jaringan yang terlepas
dikeluarkan dalan rahim dalam bentuk darah, atau biasa disebut dengan
istilah menstruasi (haid). Sehingga, ketika menstruasi, dinding dalam
rahim mengalami luka. Ini merupakan salah satu alasan kenapa pada saat
mengalami menstruasi terasa sakit. Mentruasi (haid) mulai terjadi pada
awal masa pubertas, biasanya pada usia 11-15tahun. Adapun tahap-tahap
terjadinya menstruasi adalah sebagai berikut :
3
selaput lendir rahim tidak dapat dipertahankan sehingga menjadi rusak dan
luruh.
4
selama 7 hari. Lama perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah
yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini
dapat dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase
proliferasi sekitar 6-8 hari (Manuaba dkk, 2006)..
c. Fase sekresi/luteal
Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari
sebelum periode menstruasi berikutnya.Pada akhir fase sekresi, endometrium
sekretorius yang matang dengan sempurna mencapai ketebalan seperti beludru
yang tebal dan halus.Endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi
kelenjar.
5
d. Fase iskemi/premenstrual
Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10
hari setelah ovulasi.Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus
luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron menyusut. Seiring
penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat, arteri spiral menjadi
spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan terjadi
nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan
menstruasi dimulai.
2. Siklus Ovulasi
Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat
pengeluaran FSH, kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon).
Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel.
Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel primordial).Sebelum
ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam ovarium dibawah
pengaruh FSH dan estrogen.Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi
mempengaruhi folikel yang terpilih.Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur
dan terjadi ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi korpus
luteum.Korpus luteum mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah
ovulasi, dan mensekresi baik hormon estrogen maupun progesteron. Apabila
tidak terjadi implantasi, korpus luteum berkurang dan kadar hormon menurun.
Sehingga lapisan fungsional endometrium tidak dapat bertahan dan akhirnya
luruh.
3. Siklus Hipofisis-hipotalamus
Menjelang akhir siklus menstruasi yang normal, kadar estrogen dan
progesteron darah menurun. Kadar hormon ovarium yang rendah dalam darah
ini menstimulasi hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin realising
hormone (Gn-RH).Sebaliknya, Gn-RH menstimulasi sekresi folikel stimulating
hormone (FSH).FSH menstimulasi perkembangan folikel de graaf ovarium dan
produksi estrogennya.Kadar estrogen mulai menurun dan Gn-RH hipotalamus
memicu hipofisis anterior untuk mengeluarkan lutenizing hormone (LH).LH
mencapai puncak pada sekitar hari ke-13 atau ke-14 dari siklus 28 hari. Apabila
tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum pada masa ini, korpus luteum
6
menyusut, oleh karena itu kadar estrogen dan progesteron menurun, maka
terjadi menstruasi.
7
Gambar 1.Siklus menstruasi
8
2.3 Faktor-faktor yang Berperan dalam Siklus Menstruasi
Menurut Praworohardjo (1999), ada beberapa faktor yang memegang peranan
dalam siklus menstruasi antara lain:
a. Faktor enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya
enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang
pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida.Zat-zat yang
terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan endometrium, khususnya
dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya.Pada pertengahan fase
luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang berakibat mempertinggi
permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak
permulaan fase proliferasi.
Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke
stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum apabila
terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya
kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul
gangguan dalam metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi
endomentrium dan perdarahan.
b. Faktor vaskuler
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi
dalam lapisan fungsional endometrium.Pada pertumbuhan endometrium
ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena.Dengan regresi endometrium
timbul statis dalam vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya
dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan
pembentukan hematom baik dari arteri maupun dari vena.
c. Faktor prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2.dengan
9
jika terjadi dengan interval 22-35 hari (dari hari pertama menstruasi sampai
pada permulaan periode menstruasi berikutnya) dan pengeluaran darah
menstruasi berlangsung 1-8 hari.Jumlah rata-rata hilangnya darah selama
menstruasi adalah 50 ml (rentang 20-80 ml), atau 2-5 kali pergantian
pembalut/hari. (Manuaba, 1999)
Gangguan menstruasi paling umum terjadi pad awal dan akhir masa
reproduktif, yaitu di bawah usia 19 tahun dan di atas 39 tahun. Gangguan ini
mungkin berkaitan dengan lamanya siklus haid, atau jumlah dan lamanya
menstruasi.Seorang wanita dapat mengalami kedua gangguan itu (Jones,
2002).).
Gangguan haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat
digolongkan dalam :
1. Perubahan pada siklus haid
a. Polimenorea
Yaitu siklus haid pendek dari biasanya (kurang dari 21 hari pendarahan).
Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan
gangguan ovulasi, akan menjadi pendeknya masa luteal. Penyebabnya ialah
kongesti ovarium karena peradangan, endometritis, dan sebagainya.
b. Oligomenorea
Yaitu siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari.Perdarahan pada
oligomenorea biasanya berkurang. Penyebabnya adalah gangguan hormonal,
ansietas dan stress, penyakit kronis, obat-obatan tertentu, bahaya di tempat
kerja dan lingkungan, status penyakit nutrisi yang buruk, olah raga yang
berat, penurunan berat badan yang signifikan.
c. Amenorea
10
Amenorea primer di mana seorang wanita tidak pernah mendapatkan
sampai umur 18 tahun. Terutama gangguan poros hipotalamus,
hipofisis, ovarium, dan tidak terbentuknya alat genitalia.
Amenorea sekunder, pernah beberapa kali mendapat menstruasi
sampai umur 18 tahun dan diikuti oleh kegagalan menstruasi dengan
melewati waktu 3 bulan atau lebih. Penyebabnya sebagian besar
bersumber dari penyebab yang mungkin dapat ditegakkan.
2. Perubahan jumlah darah haid
a. Hipermenorea atau menoragia
Hipermenorea adalah pendarahan haid yang lebih banyak dari
normal (lebih dari 8 hari).Terjadinya pada masa haid yang mana haid itu
sendiri teratur atau tidak.Pendarahan semacam ini sering terjadi dan
haidnya biasanya anovoasi penyebab terjadinya menoragia kemungkinan
terdapat mioma uteri, polip endometrium atau hyperplasia endometrium
(penebalan dinding rahim, dan biasanya terjadi pada ketegangan psikologi
(chalik, 1998).
b. Hipomenorea
Hipomenorea adalah pendarahan haid yan lebih pendek dari biasa
dan/atau lebih kurang dari biasa penyebabnya kemungkinan gangguan
hormonal, kondisi wanita dengan penyakit tertentu.
11
indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini
terganggu, otomatis siklus haid pun akan terganggu.
2. Kelainan Sistemik
Tubuhnya sangat gemuk atau kurus dapat mempengaruhi siklus
haidnya karena sistem metabolisme di dalam tubuhnya tak bekerja dengan
baik, atau wanita yang menderita penyakit diabetes, juga akan
mempengaruhi sistem metabolisme sehinggasiklus haidnya pun tak teratur.
3. Stress
Stress akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh,
karena stress, wanita akan menjadi mudah lelah, berat badan turun drastis,
bahkan sakit-sakitan, sehingga metabolisme terganggu. Bila metabolisme
terganggu, siklus haid pun ikut terganggu.
4. Kelenjar Gondok
Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bias menjadi
penyebab idak teraturnya siklus haid. Gangguan bisa berupa produksi
kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah
(hipertiroid), yang dapat mengakibatkan sistem hormonal tubuh ikut
terganggu.
5. Hormon prolakin berlebih
Hormon prolaktin dapat menyebabkan seorang wanita tidak haid,
karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan.Pada wanita yang
tidak sedang menyusui hormone prolaktin juga bisa tinggi, buasanya
disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala
(Sahara, 2009).
2.6 Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi :
1. FSH-RH (follicle stimulating hormone - releasing hormone) yang
dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan
FSH
2. LH-RH (luteinizing hormone- releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH
3. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.
12
Pada setiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh Lobus anterior hipofisis
yang menyebabkab beberapa folikel primer berkembang dalam
ovarium.
Folikel primer berkembang menjadi folikel de Graaf yang
membuatesterogen,
Esterogen menekan FSH, sehingga lobus anterior hipofisis
mengeluarkanhormon gonadotropin yang kedua yaitu LH (luteinizing
hormone)
Produksi FSH dan LH dipengaruhi RH (relasing hormones) yang
disalurkandari hipotalamus ke hipofisis
Dibawah pengruh RH folikel de graff semakin lama semakin matang
danmakin banyak mengeluarkan likuor folikuli yang mengandung
esterogen.Esterogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium
menyebabkanendometrium tumbuh (menebal) yang disebut masa
proliferasi
Dibawah pengaruh LH folikel de graff menjadi lebih matang,
mendekatipermukaan ovarium, dan kemudian terjadi ovulasi.
Setelah ovulasi terjadi, terbentuklah korpus rubrum(berwarna
merah)yang akan menjadi korpus luteum (berwarna kuning).
Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron. Hormon
progesterone mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah
berproliferasimenyebabkan kelenjar-kelenjarnya berlekuk-lekuk dan
bersekresi (masasekresi)
Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi
yangmenyebabkan kadar esterogen dan progesteron menurun,
sehinggaterjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan
endometrium yangnekrotik, yang disebut masa mestruasi.
Bilamana ada pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus
luteumdipertahankan dan berkembang menjadi korpus luteum
graviditatis
13
Gambar 2.4 Hormone hormone yang mengatur siklus menstruasi
14
Hubungan antara hipotalamus, hipofisis, ovarium dan endometrium
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
15
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari
uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endokrin. Panjang siklus haid yang
normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari. Lama haid
biasanya antara 3-5 hari, ada yag 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit
kemudian, dan ada yang sampai 7-8 hari.
Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan
sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting
dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan
perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi.
3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini adalah:Kepada
setiap perempuan, agar selalu memperhatikan siklus haidnya, untuk
menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid.
16