Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


KABUPATEN CIANJUR
Jl. Adi Sucipta No.2 Cianjur 43213

PENGADAAN JASA KONSULTANSI

KERANGKA ACUAN KERJA

KEGIATAN:
PERENCANAAN PEMBANGUNAN/ PENINGKATAN/ RENOVASI/
REHABILITASI/ PEMELIHARAN GEDUNG

PEKERJAAN:
DED SIRKUIT

TAHUN ANGGARAN 2017


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

I. PENDAHULUAN
A. U M U M
a. Setiap bangunan gedung Negara harus diwujudkan dengan sebaik baiknya, sehingga
mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal, dan dapat sebagai
teladan bagi lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di
Indonesia.
b. Setiap bangunan gedung Negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik
baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu,
biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung Negara.
c. Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung Negara perlu diarahkan secara baik
dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan
yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma, serta tata laku professional.
B. LATAR BELAKANG
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah DED Sirkuit, yang merupakan bagian
dari kegiatan Perencanaan Pembangunan pada Tahun Anggaran 2017.
2. Pemegang Mata Anggaran adalah Pemerintah Kabupaten Cianjur yang dalam hal
ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
3. Untuk penyelenggaraan proyek yang dimaksud, dibentuk Organisasi Pengelola
Kegiatan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Cianjur Selaku Pengguna Anggaran Tahun 2017
Tentang Struktur Organisasi Pengelola Kegiatan Di Lingkungan Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Cianjur Tahun anggaran 2017.
C. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana
yang memuat masukan, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi dan
diperhatikan serta diinterprestasikan dalam pelaksanaan tugas.
2. Dengan penugasan ini diharapkan Konsultan perencana dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai
sesuai KAK ini.
D. NAMA DAN ORGANISASI
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah DED Sirkuit.
2. Pemegang Mata Anggaran adalah Pemerintah Kabupaten Cianjur yang dalam hal
ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Cianjur.
E. LINGKUP PROYEK DAN LOKASI
1. Lingkup proyek adalah Perencanaan Pembangunan Sirkuit.

1
2. Lokasi/site pekerjaan: Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur
3. Lingkup tugas adalah pekerjaan penyusunan DED Sirkuit, yang terdiri dari
komponen kegiatan:
Tahap Persiapan/Konsep Rencana Teknis
Tahap Penyusunan Pra-rencana Teknis
Tahap Penyusunan Pengembangan Rencana
Tahap Penyusunan Rencana Detail
Tahap Dolumen Perencanaan

II. ORGANISASI DAN TATA LAKSANA

Organisasi penyedia jasa perencanaan disesuaikan dengan lingkup dan kompleksitas


pekerjaan, antara lain:
a. Penanggung Jawab Kegiatan/ Ahli Arsitektur
b. Tenaga Ahli Struktur
c. Tenaga Ahli Arsitektur
d. Tenaga Ahli ME
e. Tenaga Ahli Tata Lingkungan
f. Tenaga Ahli Geodesi
g. Tenaga Pendukung lainnya

III. KEGIATAN PERENCANAAN


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Perencana adalah berpedoman
Pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/PRT/M/2007, tanggal 27
Desember 2007, yang dapat meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak
bangunan, dan perencanaan fisik bangunan gedung negara yang terdiri dari:
A. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan (termasuk
penyelidikan tanah sederhana), membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK,
dan konsultasi dengan pemerintah daerah setempat mengenai peraturan
daerah/perijinan bangunan.
B. Penyusunan prarencana seperti rencana tapak, prarencana bangunan termasuk program
dan konsep ruang, perkiraan biaya, dan mengurus perijinan sampai mendapatkan
keterangan rencana kota, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan, dan IMB
pendahuluan dari Pemerintah Daerah Setempat.
C. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat:
1. Rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan visualisasi atau studi maket yang
mudah dimengerti oleh pemberi tugas.
2. Rencana struktur, deserta uraian konsep dan perhitungannya.
3. Rencana utilitas, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
4. Perkiraan biaya.
D. Penyusunan rencana detail antara lain membuat:

2
1. Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan
gambar rencana yang telah disetujui.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan
konstruksi
4. Laporan perencanan.
E. Pembuatan Dokumen Perencanaan teknis berupa:
1. Rencana teknis arsitektur;
2. Struktur;
3. Mekanikal dan Elektrikal;
4. Pertamanan;
5. Tata ruang dalam dalam bentuk gambar rencana;
6. Gambar detail pelaksanaan dan perhitungannya;
7. Rencana Kerja dan Syarat-syarat administratif;
8. Syarat umum dan teknis;
9. Rencana Anggaran Biaya (RAB) pembangunan;
10. Laporan Perencanaan.
F. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Pengguna Anggaran di dalam:
1. Menyusun dokumen pelelangan dan membantu panitia pelelangan menyusun
program dan pelaksanaan pelelangan.
2. Membantu panitia pelelangan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk
menyusun berita acara penjelasan pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun
kembali dokumen pelelangan, dan melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila
lelang ulang.
G. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan
melaksanakan kegiatan seperti:
1. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada
perubahan.
3. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan konstruksi.
3. Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang penggunaan
bahan.
4. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.
H. Menyusun Laporan akhir Pekerjaan Perencanaan yang terdiri atas perubahan
perencanaan pada masa pelaksanaan konstruksi, petunjuk penggunaan, pemeliharaan,
dan perawatan bangunan gedung, termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan
perlengkapan mekanikal-elektrikal bangunan, buku petunjuk penggunaan peralatan

3
bangunan dan perawatannya termasuk petunjuk yang menyangkut peralatan dan
perlengkapan mekanikal perlengkapan bangunan.

IV. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN


A. Konsultan Perencanaan bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan
yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
B. Secara umum tanggung jawab konsultan adalah minimal sebagai berikut:
1 . Hasil karya Perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar hasil
karya perencanaan yang berlaku.
2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-
batasan yang telah diberikan oleh proyek, termasuk melalui KAK ini. Seperti dari
segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan
diwujudkan.
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan standar,
dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada
umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung negara.

V. BIAYA
A. Biaya Perencanaan
1. Besarnya biaya pekerjaan Perencanaan mengikuti ketentuan dalam Keputusan
Bupati Tentang Standar Tertinggi Pembakuan Biaya Kegiatan Yang Dibiayai Dari
APBD Tahun Anggaran 2017
a. Besarnya biaya konsultan Perencanaan merupakan biaya tetap dan pasti,
b. Ketentuan pembiayaan lebih lanjut mengikuti surat perjanjian pekerjaan
Perencanaan yang dibuat oleh Pengguna Anggaran dan Konsultan Perencana.
2. Biaya pekerjaan Konsultan Perencanaan dan tata cara pembayaran diatur secara
kontraktual setelah melalui tahapan proses pengadaan konsultan Perencanaan
sesuai peraturan yang berlaku, yaitu meliputi komponen sebagai berikut:
a. Honorarium tenaga ahli, dan tenaga penunjang,
b. Materi dan penggandaan laporan,
c. Pembelian dan atau sewa peralatan,
d. Biaya rapat-rapat,
e. Biaya Tes Uji Mutu Konstruksi
f. Jasa dan overhead Perencana,
g. Pajak dan pengeluaran sejenis lainnya.
3. Pembayaran Biaya Konsultan Perencana didasarkan pada prestasi kemajuan
pekerjaan Perencanaan.

4
B. Sumber Dana
Sumber Dana dari keseluruhan pekerjaan Perencanaan di bebankan pada: APBD
Kabupaten Cianjur, tahun anggaran 2017, dengan pagu anggaran sebesar Rp.
250.000.000 (dua ratus lima puluh juta rupiah).

VI. KELUARAN
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam perjanjian, yang minimal meliputi:
A. Tahap Konsep Rencana Teknis
1. Konsep penyiapan rencana teknis, termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metode pelaksanaan, dan tanggung jawab waktu
Perencanaan.
2. Konsep skematik rencana teknis, termasuk program ruang, organisasi hubungan
ruang, dll.
3. Laporan data dan informasi lapangan, termasuk penyelidikan tanah , keterangan
rencana kota, dll.
B. Tahap Pra-rencana Teknis
1. Gambar-gambar rencana tapak.
2. Gambar-gambar pra-rencana bangunan.
3. Perkiraan biaya pembangunan.
4. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
5. Hasil konsultasi rencana dengan Tim Teknis setempat.
6. Gambar perspektif
C. Tahap Pengembangan Rencana
1 . Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur utilitas.
2. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.
3. Draft rencana anggaran biaya.
4. Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
D. Tahap Rencana Detail
1. Gambar rencana teknis bangunan lengkap. Di antaranya:
2. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).
3. Rencana kegiatan dan volume pekerjaan (BQ).
4. Rencana anggaran biaya (RAB).
5. Laporan perencanaan arsitektur, struktur, utilitas, lengkap dengan perhitungan-
perhitungan yang diperlukan.
E. Tahap Pelelangan
1. Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.
2. Laporan bantuan teknis dan administratif pada waktu pelelangan.

5
F. Tahap Pengawasan Berkala
1. Laporan pengawasan berkala.
2. Dokumen petunjuk penggunaan, pemeliharaan, dan perawatan peralatan/
perlengkapan/bangunan (bila ada).

VII. DASAR SPESIFIKASI TEKNIS DAN NON TEKNIS:


a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja;
b. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/PRT/M/2007 tanggal 27
Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara;
d. Undang-undang RI Nomor: 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi serta
Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 30/PRT/M/2006 Tentang
Pedoman Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan;
g. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung antara lain;
1. SNI - 0255 1987 tentang Peraturan Instalasi Listrik 1987
2. SNI - 03 - 1727 - 1989 Tentang Tatacara Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung
3. SNI - 03 - 1729 - 1989 tentang Tatacara Perencanaan Baja untuk Gedung
4. SNI - 03 - 1736 - 1989 tentang Tatacara Perencanaan struktur bangunan untuk
mencegah bahaya kebakaran pada Bangunan rumah dan gedung.
5. SNI 03-2410 1989 tentang tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat
emulsi
6. SNI 03-2847 1992 tentang tatacara perhitungan struktur beton untuk
bangunan gedung
7. SNI 04-6292.2.40-200 tentang tatacara Peranti listrik rumah tangga dan
sejenisnya
Keselamatan Bagian 2-40: Persyaratan khusus untuk pompa bahan listrik,
penyaman udara dan penurun lembab.
8. SNI 03-6481-2000 tentang tatacara Sistem Plambing
9. SNI 04-7018-2004 tentang tatacara Sistem pasokan daya listrik darurat dan
siaga.
10. R-SNI 03-3985-2000 tentang tatacara Tata cara perencanaan, pemasangan dan
pengujian sistem deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya
kebakaran pada bangunan gedung.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Standarisasi
Sarana Dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah;
12. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor:
10/KPTS/2000 tanggal 1 Maret 2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan
terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
13. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor:
11/KPTS/2000 tanggal 1 Maret 2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran Perkantoran.

6
14. Standar Teknis dan Peraturan Bangunan lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan/pekerjaan.
15. Peraturan Pembangunan dari Pemerintah Daerah setempat

VIII. KRITERIA
A. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud
pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan
fungsi dan kompleksitas bangunan, antara lain:
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas:
2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan
3. Persyaratan Struktur Bangunan
4. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran:
5. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar:
6. Persyaratan Transportasi dalam Gedung:
7. Persyaratan Pencahayaan Darurat, Tanda arah keluar, dan Sistem Peringatan
Bahaya:
8. Persyaratan Instalasi Listrik Penangkal Petir dan Komunikasi:
9. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan:
10. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara:
11. Persyaratan Pencahayaan:
12. Persyaratan Kebisingan dan Getaran:
B. Kriteria Khusus
kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi
khusus bangunan, segi teknis lainnya misalnya:
1 . Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada.
2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
3. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat,
geografi, klimatologi, dan lain-lain.

IX. AZAS-AZAS
Selain dari Kriteria diatas, di dalam melaksanakan tugasnya konsultan Perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut:
A. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional efisien, menarik tetapi tidak
berlebihan.

7
B. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan
material tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan
fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.
C. Dengan Batasan tidak mengganggu produktivitas kerja, biaya investasi dan
pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
D. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
E. Bangunan gedung negara hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan
menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

X. PROSES PERENCANAAN
A. Dalam proses Perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,
konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pengelola
Proyek.
B. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang
harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam
KAK ini.
C. Dalam pelaksanaan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu
pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
D. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya Dokumen Perencanaan
untuk siap dilelangkan adalah 3 (tiga) bulan atau selama 90 (sembilan puluh) hari
kalender.

XI. M A S U K A N
A. INFORMASI
1. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari informasi yang
dbutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Anggaran termasuk
melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Anggaran, maupun yang
diusahakan sendiri. Kesalahan / kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat
dari kesalahan informasi menjadi tanggung jawab konsultan Perencana.
3. Dalam hal informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan
Perencanaan, diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Informasi tentang lahan, pemakai bangunan, dan kebutuhannya.
b. Pemakai bangunan:.
c. Kebutuhan bangunan:

8
d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu, baik yang berhubungan dengan pemakai
atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruangan terseut.
e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang atau bangunan.
f. Keinginan - keinginan tentang utilitas bangunan.
i. Air bersih:
ii. Air kotor dan sampah
iii.Tata Udara/AC (bila dipersyaratkan)
iv. Jaringan listrik:
v. Dan lain-lain sesuai keperluannya.
B. TENAGA
Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan Perencana harus menyediakan tenaga yang
memenuhi ketentuan proyek, baik ditinjau dari lingkup (besar) proyek maupun tingkat
kompleksitas pekerjaan.
Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan terdiri dari:
a. Team Leader/ Tenaga, pengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam bidang
Perencanaan Teknis, sebanyak 1 (satu) orang, memiliki SKA Ahli Madya
Teknik Arsitektur.
b. Tenaga Ahli Teknik Arsitektur pengalaman minimal 4 (empat) tahun dalam
bidang Perencanaan Teknis, sebanyak 1 (satu) orang, memiliki SKA minimal
Ahli Muda Teknik Arsitektur.
c. Tenaga Ahli Teknik Sipil Struktur, pengalaman minimal 4 (empat) tahun dalam
bidang Perencanaan Teknis, sebanyak 1 (satu) orang, memiliki SKA minimal
Ahli Muda Teknik Sipil.
d. Tenaga Ahli Muda Teknik Mesin/Elektro, pengalaman minimal 4 (empat)
tahun dalam bidang Perencanaan Teknis, sebanyak 1 (satu) orang, memiliki
SKA minimal Ahli Muda Teknik Mesin/Elektro.
e. Tenaga Ahli Muda Geodesi, pengalaman minimal 4 (empat) tahun dalam
bidang Perencanaan Teknis, sebanyak 1 (satu) orang, memiliki SKA minimal
Ahli Muda Teknik Geodesi.
2. Tenaga Pendukung, terdiri dari:
a. Tenaga Administrasi/Sekretaris, yaitu pendidikan minimal D3/Sederajat,
pengalaman 2 (dua) tahun, sebanyak 1 (satu) orang.
b. Tenaga Estimator, yaitu pendidikan minimal D3/Sederajat, pengalaman 2 (dua)
tahun, sebanyak 2 (dua) orang.
c. Tenaga Drafter, yaitu pendidikan minimal D3/Sederajat, pengalaman 2 (dua)
tahun, sebanyak 2 (dua) orang.
d. Operator komputer, pendidikan minimal D3 sederajat , pengalaman minimal 2
(dua) tahun, sebanyak 1 (satu) orang.

9
XII. PROGRAM KERJA
A. Konsultan Perencana harus segera menyusun program kerja minimal meliputi:
1. Jadwal kegiatan secara detail

Minggu Tahap
No Uraian Kegiatan Konstruksi/
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pengawasan
Berkala
1 Persiapan/Konsep
Rencana Teknis
2 Penyusunan Pra
Rencana Teknis
3 Pengembangan
Rencana
4 Rencana Detail
5 Dokumen
Perencanaan
6 Dok. Pelelangan
7 Laporan Akhir
8 Pengawasan
Berkala
Catatan: Untuk Jadwal pembahasan setiap tahap kegiatan ditentukan kemudian sesuai dengan kebutuhan

2. Alokasi tenaga yang lengkap (disiplin dan keahliannya). Tenaga.-tenaga yang


diusulkan oleh konsultan perencana harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Anggaran/Pelaksana Kegiatan.
3. Konsep penanganan pekerjaan perencanaan.
B. Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari
Pengguna Anggaran/Pelaksana Kegiatan, setelah sebelumnya dipresentasikan
oleh Konsultan Perencana dan mendapatkan pendapat teknis dari Pengelola
Teknis Proyek/Tim Teknis/Tim Penilai Pekerjaan.

10
XIII. PELAPORAN
Konsultan wajib menyampaikan laporan-laporan berikut ini sesuai dengan jadwal waktu yang
ditentukan,yaitu:
Uraian Jumlah Satuan
a. Laporan Pendahuluan 7 Set
b. Laporan Akhir 7 Set
c. Rencana Anggaran Biaya (RAB) 7 Set
d. Bill Of Quantity (BOQ) 7 Set
e. Rencana Kerja Dan Syarat (RKS) 7 Set
f. Gambar Pelaksanaan A2 3 Set
g. Gambar Pelaksanaan A3 7 Set
h. Pembuatan Maket (Skala 1:500) 1 Pkt
i. Hardisk Eksternal kapasitas 2 TB 1 bh
j. DVD 5 Keping

Semua dokumen/data sebagaimana tersebut di atas dalam bentuk file asli (bukan pdf) menjadi
milik pengguna Jasa/pemilik pekerjaan, selain dalam bentuk hard copy , tersimpan di dalam
flash dish serta DVD.

XIV. BIAYA PERENCANAAN


a. Konsultan perencanaan akan menerima biaya perencanaan yang besarnya ditentukan
oleh peraturan yang berlaku dari Sumber Dana APBD Tahun Anggaran 2017.
b. Biaya Perencanaan pada butir XIII a akan dibayar berdasarkan prestasi/ kemajuan
perencanaan setiap tahapnya yaitu (maksimal):
1. Tahap konsep Perencanaan 10%
2. Tahap Perencanaan Teknis 20%
3. Tahap Pengambangan Rencana Teknis 25%
4. Tahap Gambar detail Rencana Teknis 25%
5. Tahap pelelangan 5%
6. Tahap Pengawasan Berkala 15%

XV. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


a. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan perencanaan adalah selama: 90 (sembilan
puluh) hari kalender.
b. Penyedia Jasa Perencanaan mulai bertugas sejak ditetapkan berdasarkan SPMK
mulai dari tahap perencanaan sampai dengan serah terima I (pertama) pekerjaan
oleh pelaksana konstruksi.

11
XVI. KETENTUAN LAIN
Apabila pekerjaan jasa konsultansi Perencanaan Teknis ini tidak jadi dilaksanakan yang
disebabkan karena sesuatu hal, maka pihak penyedia jasa konsultansi Perencanaan tidak
akan melakukan tuntutan ganti rugi atau tuntutan apapun.

XVII. PENUTUP
a. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, konsultan hendaknya memeriksa
semua bahan masukan yang diterima dan mencari bahan masukan lain yang
dibutuhkan.
b. Berdasarkan bahan-bahan tersebut, konsultan agar segera menyusun program kerja
untuk dibahas dengan pengguna Anggaran.

Cianjur, Januari 2017


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
BIDANG BANGUNAN GEDUNG
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
KABUPATEN CIANJUR

WAHYU BUDI RAHARJO, BAE. SIP. MSi


NIP. 196112241989031003

12

Anda mungkin juga menyukai