PENDAHULUAN
1
Edukasi merupakan aspek yang sangat penting dalam tatalaksana PPOK.
Sebuah pendekatan yang komprehensif terhadap pasien dengan PPOK diperlukan
untuk menetapkan materi edukasi yang tepat, yang sesuai dengan kondisi biologis,
psikologis, sosio-ekonomis, dan kultural pasien. Melalui edukasi yang tepat,
pasien diharapkan dapat memahami dengan lebih baik mengenai penyakit yang
dideritanya serta memfasilitasi diskusi yang terbuka. Sebagai tujuan akhir, edukasi
diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan pasien, mencegah perburukan
penyakit, serta mencegah berulangnya episode eksaserbasi akut penyakit ini.5
2
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : IWD
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Bali
Agama : Hindu
Pendidikan : Tidak tamat SD
Status Perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Jl. Merpati Gang V no. 27 Denpasar
Tanggal MRS : 05 Juli 2013
Tanggal Kunjungn : 17 Agustus 2013
II. ANAMNESIS
Keluhan utama : sesak nafas
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IRD RSUP SANGLAH dengan keluhan sesak nafas
sejak 3 hari terakhir dan memburuk sejak 1 hari SMRS . Sesak nafas
timbul secara mendadak tanpa didahului oleh aktivitas fisik yang berat,
sesak mulanya terasa ringan, tidak pernah hilang dan makin lama
dirasakan semakin memberat. Sesak nafas dirasakan terus-menerus
sepanjang hari saat pasien menarik nafas dalam-dalam. Sesak nafas
dirasakan seperti tertekan sampai membuat pasien merasa tidak bisa
bernafas dan pasien mengeluh tidak bisa tidur. Sesak tidak dipengaruhi
oleh posisi dan juga tidak membaik dengan perubahan posisi. Pasien
juga mengeluh sesak nafas terkadang disertai dengan bunyi ngik-ngik.
Sesak nafas juga membuat pasien menjadi lemas, sehingga
mengganggu aktivitas pasien sehari-hari.
3
Pasien juga mengeluhkan batuk sejak 4 hari SMRS dan semakin
lama dirasakan bertambah berat. Batuk pada awalnya tidak berdahak,
namun batuk mulai bertambah berat seiring dengan munculnya sesak
napas dan disertai dahak. Batuk dirasakan pasien terus-menerus
sepanjang hari dengan dahak kental berwarna putih. Pasien
mengatakan sulit untuk mengeluarkan dahak dan tenggorokan terasa
gatal. Batuk dengan dahak berdarah disangkal oleh pasien.
Pasien tidak mengeluh demam. Pasien mengeluh mual dan
muntah. Pasien mengatakan nafsu makan berkurang sedikit, tetapi
menyangkal adanya penurunan berat badan, serta berkeringat pada
malam hari. BAK pasien dikatakan biasa, dengan frekuensi berkemih
sekitar 4-5 kali dalam sehari, volume tiap berkemih hingga 1
gelas, warna jernih kekuningan. BAB pasien juga dikatakan biasa,
frekuensi 1-2 kali sehari, warna kecokelatan, konsistensi padat.
c. Riwayat Pengobatan
Pasien minum sirup Salbutamol dan Metilprednisolon tablet setiap 1
kali sehari. Pasien pernah dirawat sebanyak 2 kali di RS Wangaya
karena keluhan sesak. Pasien rutin minum obat untuk sesak nafas dan
kontrol ke Poli RS Wangaya. Pasien juga mengaku meminum obat anti
4
depresi sejak 7 tahun yang lalu yaitu risperidon tablet 1 kali sehari,
trihexyphenidil tablet kali sehari, dan kalxetin tablet 2 kali sehari.
Untuk penyakit jantung dan hipertensi yang dideritanya pasien
mengaku mengkonsumsi clopidogrel, captropil 3 x 12,5 mg dan asam
asetil salisilat.
5
Tinggi badan : 170 cm
Berat badan : 60kg
BMI : 20,76 kg/m2
Status general :
Mata : Anemis -/- , ikterus -/- , refleks pupil +/+ isokor
THT : Tonsil T1/T1, hiperemi (-), lidah normal, sianosis (-)
Leher : pembesaran kelenjar (-), JVP PR + 0 cmH2O
Toraks
Toraks Depan
1. Inspeksi
Simetri toraks : simetris Bentuk toraks : barrel chest
Pergerakan saat napas : simetris Kulit : normal
Denyut iktus kordis : tak tampak Retraksi : tidak ada
Sela iga : melebar
2. Palpasi
Pergerakan napas : simetris Iktus kordis : teraba
Vokal fremitus : VF Normal Lokalisasi : MCL sinistra
Kulit : hangat
Otot : normal Luasnya : terlokalisir
Tulang : normal Irama : teratur
3. Perkusi
Paru Jantung
Batas bawah kanan : ICS VI Batas atas : ICS II
Batas bawah kiri : ICS VII Batas kiri : MCL sinistra
Pergerakan : normal Batas kanan : PSL dekstra
Perbandingan perkusi : hipersonor / hipersonor
4. Auskultasi
Paru Jantung
Suara napas : vesikuler +/+ Bunyi jantung S1S2 tunggal, reguler
Suara napas tambahan Murmur : tidak ada
Ronkhi : -/-, pada basal paru
Wheezing : +/+, ekspirasi memanjang
6
Toraks Belakang
1. Inspeksi
Bentuk : simetris Otot : N/N
Pergerakan : simetris Kulit : N/N
Tulang : N/N
2. Palpasi
Vokal fremitus : VF Normal Nyeri tekan : -/-
Tulang : N/N Otot : N/N
3. Perkusi
Batas bawah kanan : Th IX
Batas bawah kiri : Th IX
4. Auskultasi
Suara napas : vesikuler +/+
Suara napas tambahan
Ronkhi : -/-
Wheezing : +/+ pada basal paru
Abdomen
Inspeksi : distensi (-), meteorismus (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Hepar / lien tidak teraba
Perkusi : timpani (+), ascites (-)
Ekstremitas :
akral hangat + + Edema - -
+ + - -
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah lengkap
Parameter Result Unit Remarks Reference range
WBC 14,54 103/L H 4,5 11,00
7
Ne 89,36% 12,99 103/L H 47,00 80,00
3
Ly 6,728% 0,97 10 /L L 13,0 40,0
3
Mo 3,737% 0,54 10 /L 2,00 11,00
3
Eo 0,03% 0,00 10 /L 0,00 0,50
3
Ba 0,10% 0,02 10 /L 0,0 0 2,00
6
RBC 5,163 10 /L 4,50 5,90
HGB 15,76 g/dL 12,00-16,00
HCT 49,48 % 36,00-46,00
MCV 95,83 Fl 80,00 100,00
MCH 30,52 Pg 26,00 34,00
MCHC 31,84 g/dL 31,00 36,00
RDW 13,23 % 11,60 14,90
PLT 397,60 103/L 150,0 440,0
MPV 4,898 fL 0,00 100,00
Leukositosis
Kimia Klinik
8
Foto Toraks PA
a. Cor : CTR 48,4%, waist tampak, bentuk normal
b. Pulmo :
- Tampak infiltrat pada parahilar kiri
- Tampak hiperaerated pada kedua lapang paru, sela iga melebar
c. Sinur pleura kanan dan kiri tajam
d. Diafragma kanan letak rendah, diafragma kiri normal
e. Tulang-tulang tak tampak kelainan
Kesan:
1. Sesuai untuk gambaran pneumonia
2. Emphysematous lung
Elektrokardiografi
9
Irama : sinus
HR : 88 kali/menit
Axis : normal
Gelombang P : normal
Kompleks QRS : normal
ST-T change : tidak ada
Kesimpulan : normal sinus rhythm
Spirometry :
FVC 1,28 (47%pred)
FEV1 0,73 (32%pred)
FEV1/FVC 0,53
V. DIAGNOSIS KERJA
- PPOK eksaserbasi akut
- ISPA
- Suspek Gangguan Depresi dd/ cemas
VI. PENATALAKSANAAN
a. Terapi
- MRS
10
- Oksigen 2 liter/menit (nasal canule)
- IVFD NaCl 12 tetes/menit
- Diet rendah karbohidrat
- Nebuliser Salbutamol + Ipratropium bromide @ 8 jam
- Metilprednisolone 2 x 62,5 mg
- Azithromycin 1 x 500 mg
- Ambroxol syrup 3 x 15 ml
b. Rencana diagnostik:
c. Rencana monitoring:
- Tanda vital
- Keluhan
11
BAB IV
DISKUSI HASIL KUNJUNGAN RUMAH
12
Menurut pengakuan pasien, dalam sehari pasien makan tiga kali. Lauk
yang disiapkan oleh menantunya dikatakan tidak selalu sama, namun dapat
dibuat gambaran umum menu untuk masing-masing jadwal makan sebagai
berikut:
- Sarapan : nasi, tempe/tahu, sayur, susu
- Makan siang : nasi, daging ayam, sayur
- Makan malam : nasi, tempe/tahu atau ikan laut, sayur
Pasien sesekali makan buah diantara waktu makan besar, tergantung dari
ketersediaan buah tersebut. Buah-buahan yang sering dikonsumsi pasien
seperti pisang.
Analisis Kebutuhan Kalori
Kebutuhan kalori pasien dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Brocca dengan pertama-tama menentukan berat badan ideal (BBI).
BBI = (TB 100) 10% x 1kg
= (170 100) 10% x 1kg
= 63 kg.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan, berat badan pasien
saat ini adalah 60 kg, atau dengan kata lain 95,2% dari BBI, pasien
termasuk kategori normal. Selanjutnya dilakukan penghitungan
kebutuhan kalori basal dan penyesuaian terhadap kebutuhan kalori pasien
sesuai kondisi pasien.
1. Kebutuhan kalori basal (jenis kelamin laki-laki)
= BBI x 30 kalori
= 63 x 30 kalori = 1890 kalori
2. Penyesuaian
a. Usia 57 tahun, maka dikurangi 10% dari kebutuhan kalori
basal
10% x 1890 kalori = 189 kalori
b. Tingkat aktivitas ringan, maka dikurangi 10% dari
kebutuhan kalori basal
10% x 1890 kalori = 189 kalori
c. Berat badan normal
Total kebutuhan kalori pasien dalam satu hari adalah 1890 kalori 189
kalori - 189 kalori, yaitu 1512 kalori/hari.
Untuk memudahkan perhitungan maka dipakai kebutuhan kalori
penderita adalah 1500 kalori/hari.
13
Distribusi Makanan
Jumlah kalori per hari pasien ini dibagi dalam 3 porsi makan utama dan 2
porsi makanan selingan, yaitu:
a. Makan pagi : 20% x 1500 kalori = 300 kalori
b. Makan siang : 30% x 1500 kalori = 450 kalori
c. Makan malam : 25% x 1500 kalori = 375 kalori
d. Asupan di sela makan pagi dan siang : 15% x 1500 = 225 kalori
e. Asupan di sela makan siang dan malam : 10% x 1500 = 150 kalori
Distribusi makanan berdasarkan komponen makanan adalah:
Waktu Karbohidrat Protein Lemak
Total
makan (50% x kalori) (20% x kalori) (30% x kalori)
Makan Pagi 300 kalori 150 kalori 60 kalori 90 kalori
Makan Siang 450 kalori 225 kalori 90 kalori 135 kalori
Makan Malam 375 kalori 187,5 kalori 75 kalori 112,5 kalori
Selingan 1 225 kalori
Selingan 2 150 kalori
Waktu
Karbohidrat Protein Lemak
Makan
Makan Pagi Roti putih tawar: 3 Protein hewani Telur ayam 1 butir
iris Ayam tanpa kulit 1 Telur bebek asin 1
Nasi putih: 3/4 potong sedang butir
gelas Teri kering 1 sdm Hati ayam 1 buah
Singkong: 1,5 Putih telur ayam 2 sedang
14
potong btr Bebek potong
Mi basah : 2 gelas sedang
Biskuit: 4 buah Protein Nabati Daging ayam
besar Kacang hijau 1,5 dengan kulit
+ sdm ptng sedang
Jeruk manis 1 Kacang tanah 1,5
buah sdm
Tahu 0,5 potong
besar
Tempe 1,5 potong
sedang
Selingan 1 Biskuit 4 buah besar
Kentang 2 buah sedang
Roti putih 3 iris
Susu sapi 1 gelas + biskuit 1 buah besar
Makan siang Nasi putih 1,25 Protein hewani Telur ayam 2 butir
gelas Ayam tanpa kulit 2 Telur bebek asin 2
Roti tawar 5 iris potong sedang butir
Mi basah 3,5 gelas Teri ke v ring 2 Hati ayam 2 buah
sdm sedang
Putih telur ayam 4 Bebek 1 potong
btr sedang
Daging ayam
Protein Nabati dengan kulit 1
Kacang hijau 2,5 ptng sedang
sdm
Kacang tanah 2,5
sdm
Tahu 1,5 potong
besar
Tempe 3 potong
sedang
Selingan 2 Biskuit 4 buah besar 1 potong besar pepaya
Roti putih 3 sisir + 2 buah jeruk
Singkong 1,5 potong buah mangga besar
Makan Nasi putih 1 gelas Protein hewani Telur ayam 1,5
Malam Roti tawar 4 iris Ayam tanpa kulit butir
Mi basah 2,5 gelas 1,5 potong sedang Telur bebek asin
+ Teri kering 1,5 sdm 1,5 butir
Pepaya potong Putih telur ayam 3 Hati ayam 1,5
besar btr buah sedang
Jeruk manis 1 Bebek 3/4 potong
buah Protein Nabati sedang
Kacang hijau 2sdm Daging ayam
Kacang tanah 2 dengan kulit 3/4
sdm ptng sedang
Tahu 1 potong besar
Tempe 2 potong
15
sedang
c. Lingkungan
Saat ini pasien tinggal bersama istri, 3 orang anak perempuan, 2 orang anak
laki-laki dan 1 orang cucu perempuan. Pasien beserta anak-anaknya tinggal di
1 bangunan yang sama. Pasien tinggal di rumah dengan luas bangunan dan
pekarangan sekitar 2,5 are. Rumah pasien berhimpitan dengan rumah-rumah
di sekitarnya. Keadaan rumah pasien tergolong kurang layak untuk dihuni.
Lantai rumah pasien terbuat dari semen dan beratapkan genteng. Tempat
tinggal pasien terdiri dari 4 kamar yang terpisah, 1 buah dapur, 1 ruangan
keluarga, 1 toilet, terdapat sumur dan padmasana. Kamar tidur pasien
berukuran 4 x 2,5 m2. Kamar tidur pasien tertutup dan tidak memiliki
ventilasi sehingga cahaya matahari tidak dapat masuk ke kamar pasien.
Kamar pasien juga dekat dengan dapur. Kadang-kadang keluarga pasien
meletakkan dupa di dalam kamar saat sembahyang dan pada saat yang
bersamaan pasien sedang menonton televisi atau sedang beristirahat bersama
cucunya. Kamar Sumber air minum dan air MCK untuk keluarga pasien
adalah dari air PDAM. Di rumah tersebut, terdapat 1 dapur dengan 2 kompor.
16
3.2.2 Kebutuhan Bio-psikososial
a. Lingkungan Biologis
Dalam lingkungan biologis/keluarga pasien tidak ada yang mengeluhkan
hal serupa seperti dialami pasien. Kondisi imun pasien sangat penting dalam
timbulnya kekambuhan pada penyakit pasien. Lingkungan yang kurang
mendukung serta kecukupan gizi yang tidak sesuai diduga menjadi faktor
penting kambuhnya penyakit pasien.
Kondisi rumah pasien dimana ventilasinya kurang memadai tidak
mendukung untuk perbaikan kondisi kesehatan pasien. Selain itu, rendahnya
aliran udara di dalam rumah pasien akibat minimnya ventilasi meningkatkan
risiko penyebaran penyakit menular yang bersifat airborne di kalangan
anggota keluarga menjadi lebih mudah.
Kecukupan gizi pasien masih tergolong dalam kondisi gizi sedang. Namun
demikian pola makan pasien tetap perlu diperhatikan sesuai dengan ketentuan
diet yang tepat bagi penderita PPOK, yaitu diet dengan rendah karbohidrat.
b. Faktor Psikososial dan Kultural
Pasien sudah tidak memiliki tanggung jawab menghidupi keluarganya
untuk mencari nafkah. Pasien sudah tidak bekerja selama 7 tahun dan hanya
diam dirumah saja bersama cucu dan anaknya. Sebagian besar biaya untuk
kebutuhan sehari-hari ditopang oleh anak-anak dan istrinya. Istri pasien
bekerja sebagai penjual canang di lingkungan rumahnya dan anak-anaknya
juga sudah bekerja. Pasien mengaku dari pendapatan istri dan anak pasien
tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pasien.
Semenjak pasien sakit pasien tidak pernah mengikuti kegiatan social di
banjar maupun kegiatan di sekitar tempat tinggal pasien. Pasien hanya diam
dirumah sepanjang hari. Pasien juga jarang berekreasi ataupun bersilaturahmi
ke keluarga pasien atau teman-teman pasien.
Anggota keluarga pasien, terutama yang ikut tinggal serumah dengan
pasien, cukup memahami kondisi pasien saat ini, serta cukup mendukung
kesembuhan pasien. Secara umum putra pasien dan keluarganya memahami
gambaran besar mengenai penyakit pasien serta ikut menjaga supaya penyakit
17
pasien tidak kambuh. Sebagai contoh, putra pasien memilih untuk tidak
merokok di dalam rumah atau dimanapun dekat pasien berada untuk
menghindari kambuhnya penyakit pasien akibat asap rokok.
18
- Bersamaan dengan itu perlu diperhatikan pula kebersihan ventilasi udara
(bebas dari kotoran pada kain kasa, sarang laba-laba, dll).
c. Pasien sebaiknya menjaga kondisi tubuh agar tetap bugar dan jangan
membiarkan diri bekerja sampai badan terlalu lelah.
KIE yang diberikan:
- Pasien dapat tetap bekerja namun harus selalu memperhatikan untuk
istirahat secara berkala.
- Tidak memaksakan diri untuk bekerja kapanpun pasien merasa kondisi
tubuhnya menurun.
d. Mengikuti pola makan yang baik dengan gizi seimbang sesuai dengan pola
yang telah dianjurkan.
KIE yang diberikan:
- Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang baik dan utama bagi tubuh,
namun pasien dengan PPOK perlu membatasi asupan karbohidrat karena
konsumsi karbohidrat yang berlebihan dapat memicu eksaserbasi akut.
- Makanan sumber karbohidrat yang baik dan sekaligus perlu diperhatikan
porsinya antara lain: nasi, mie, roti, kentang, singkong.
- Jenis lauk dan sayuran dapat bervariasi agar pasien tidak merasa bosan,
namun dengan tetap memperhatikan proporsinya sesuai dengan pola
yang dianjurkan.
e. Melakukan kontrol ke poli interna RSUP Sanglah secara teratur serta rajin
dan terbuka dalam melaporkan perkembangan kondisi tubuhnya serta
penyakitnya kepada dokter.
KIE yang diberikan:
- Datang ke poliklinik RSUP Sanglah untuk kontrol obat secara teratur dan
sesuai jadwal poli divisi Pulmonologi.
- Menyampaikan dengan sebenar-benarnya perkembangan kondisi dirinya
kepada dokter poliklinik, termasuk keluhan yang sudah membaik,
keluhan yang belum membaik, serta apabila ada keluhan baru.
- Memanfaatkan waktu kontrol di poliklinik untuk berdiskusi dengan
dokter mengenai penyakitnya ataupun hal-hal yang masih belum
dimengerti oleh pasien.
f. Tetap optimis menjalani hidup dan jangan merasa terbebani oleh penyakit
yang dideritanya saat ini.
KIE yang diberikan:
- Senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan
menjalani peribadatan sesuai keyakinan yang dianut pasien.
19
- Penyakit yang diderita pasien bukanlah alasan untuk menghentikan
aktivitas pasien ataupun alasan bagi pasien untuk menarik diri dari
kehidupan sosialnya.
- Kepada anggota keluarga yang lain supaya senantiasa mendukung pasien
dalam mencapai kesembuhan dan mencegah kekambuhan penyakitnya,
serta melakukan tindakan nyata yang dapat mencegah kekambuhan
tersebut (seperti menjaga kebersihan rumah, tidak merokok di dalam
rumah dan sekitar pasien)
20
DAFTAR PUSTAKA
Sumur
Sanggah
21
Kamar Anak
Dapur
Kamar Pasien
Toilet
Kamar Anak
Ruang Keluarga
Kamar Anak
Pintu
Masuk
Teras
HALAMAN DEPAN
Pintu Masuk
JALAN
FOTO KUNJUNGAN
22
23