Anda di halaman 1dari 5

Yogatama, MP Laki-Laki Usia 17 Tahun dengan Ruptur Kornea dan Katarak Traumatik

Laki-Laki Usia 17 Tahun dengan Ruptur Kornea dan Katarak Traumatik

M. Pasca Yogatama MS
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Abstrak
Trauma okular merupakan salah satu penyebab utama gangguan penglihatan. Trauma okular dapat dibagi menjadi trauma
tajam, trauma tumpul, trauma kimia dan trauma termal. Trauma okular dapat menyebabkan katarak yang disebut katarak
traumatik, yang dapat terjadi akibat trauma tembus atau trauma tumpul pada bola mata. Penanganan yang cepat dan tepat
dapat memperbaiki tajam penglihatan. Pada laporan kasus ini dipaparkan seorang pasien laki-laki usia 17 tahun datang
dengan keluhan penglihatan mata kanan kabur disertai mata merah secara mendadak. Memiliki riwayat trauma pada mata.
Pada pemeriksaan fisik oftalmologis okular dekstra didapatkan visus 1/300 kornea keruh dan tampak robekan pada arah
jam 7, kamera okular anterior dangkal, lensa keruh tidak merata. Pasien ini didiagnosis sebagai ruptur kornea okular dextra
dengan katarak traumatik dan direncanakan tindakan ekstraksi katarak.

Kata kunci: Katarak traumatik, ruptur kornea, trauma okular.

A 17 Years Old man with Corneal Rupture and Traumatic Cataract


Abstract
Trauma ocular is one of the major causes of visual impairment. Trauma ocular can be divided into a sharp trauma, blunt
trauma, chemical trauma and thermal trauma. Ocular trauma can cause cataracts called traumatic cataract, which can
occur as a result of penetrating trauma or blunt trauma to the eyeball. Rapid and precise therapy can improve visual acuity.
This case report presents a male patient, aged 17 years who present with blurred vision right eye with red eyes
suddenly.Had A history of trauma to the eye. On physical examination, visual acuity ophthalmological ocular obtained
dekstra 1/300 cornea cloudy and looks rips at 7 o'clock, the camera ocular anterior shallow, murky lens uneven. This patient
was diagnosed ruptured cornea ocular dextra with cataract traumatic cataract extraction and planned actions.

Keywords: Corneal rupture, trauma ocular, traumatic cataract.

Korespondensi: M. Pasca Yogatama MS, alamat Nusa Indah II No.7 Pakis Kawat Bandar Lampung, HP 085279398098, e-mail
yoga.pasca@yahoo.com

Pendahuluan akibat hilangnya penglihatan, hilangnya waktu


Trauma okular merupakan salah satu kerja, dan kerugian dalam hal besarnya biaya
penyebab utama gangguan penglihatan yang yang dikeluarkan.4-5 Penanganan dini trauma
dapat dicegah.1 Setiap hari sekitar 2.000 okular secara tepat dapat mencegah
pekerja di Amerika Serikat mengalami cedera terjadinya kebutaan maupun penurunan
mata terkait pekerjaannya. Sekitar fungsi penglihatan. Penanganan trauma okular
sepertiganya perlu penanganan di ruang secara komprehensif dalam waktu kurang dari
gawat darurat. Trauma paling banyak 6 jam dapat menghasilkan hasil yang lebih
disebabkan benda kecil yang terbawa angin baik.1
atau alat seperti debu, butiran logam dan Trauma okular secara mekanik (tajam
butiran semen. Benda lain seperti kawat atau atau tumpul) dapat menyebabkan ruptur dan
paku dapat menembus bola mata dan terjadi pada 32% cedera mata.6 Sebanyak 25%
menyebabkan kehilangan penglihatan secara ruptur pada mata menyebabkan terjadinya
permanen.2 penurununan visus menjadi tidak ada persepsi
Trauma okular dapat dibagi menjadi cahaya dan hanya 10% yang memiliki visus
trauma tajam, trauma tumpul, trauma kimia, lebih dari 20/40, sedangkan 80% lainnya
trauma fisik, trauma termal, extra ocular dengan visus kurang dari 20/200.7,8
foreign body (EOFB) dan intra ocular foreign Sekitar 30% trauma dapat mengenai
body (IOFB).3 Tipe dan luasnya kerusakan lensa dan menyebabkan terjadinya subluksasi,
akibat trauma pada mata sangat tergantung dislokasi, disrupsi kapsul lensa, kelemahan
dari mekanisme dan kuatnya trauma yang zonula dan pembentukan katarak. 9-11 Metode
terjadi. Dampak trauma mata dapat untuk mengevaluasi visus pada katarak
menimbulkan kerugian yang sangat besar traumatik dan katarak senile sama, namun

1
Yogatama, MP Laki-Laki Usia 17 Tahun dengan Ruptur Kornea dan Katarak Traumatik

kerusakan pada jaringan mata yang lain akibat buram. Penglihatan mata kanan terasa seperti
trauma dapat mempengaruhi visus pasca melihat kabut dan merasa silau saat melihat
operasi.12 cahaya. Mata kanan dirasakan berair, perih,
Pada laporan kasus ini dipaparkan dan terasa mengganjal. Mata kiri tidak ada
seorang pasien laki-laki usia 17 tahun yang keluhan. Pasien tidak mengeluhkan sakit
datang dengan keluhan penglihatan mata kepala hebat, mual, muntah, melihat pelangi
kanan kabur disertai mata merah secara di sekitar cahaya, penglihatan ganda. Pasien
mendadak. memiliki riwayat trauma pada mata kanan dan
tidak memiliki riwayat penggunaan kacamata,
Kasus operasi mata, hipertensi, dan dibetes melitus.
Seorang laki-laki umur 17 tahun, Dari pemeriksaan fisik oftalmologis
bekerja sebagai buruh, datang dengan okular dekstra didapatkan visus 1/300, kornea
keluhan penglihatan mata kanan kabur keruh dan tampak robekan pada arah jam 7,
disertai mata merah sejak 3 hari sebelum kamera okular anterior dangkal, lensa keruh
masuk rumah sakit. Keluhan muncul setelah tidak merata. Okular sinistra dalam batas
mata pasien tertusuk kawat saat bekerja. normal.
Semakin lama pandangan pasien semakin

Gambar 1. Status Oftalmologis Pasien.

Pemeriksaan laboratorium silau, dan terasa nyeri. Kaburnya penglihatan


menunjukkan adanya anemia (7,6 gr/dl), pasien secara tiba-tiba diikuti riwayat trauma
sedikit peningkatan LED (24 mm/jam) dan tepat sebelum penurunan tajam penglihatan,
leukositosis (12.000/ul), sedangkan penunjang dan tidak adanya riwayat kelainan mata
yang dianjurkan untuk dilakukan pada pasien sebelumnya, mengarahkan kepada pemikiran
ini adalah slit lamp biomikroskop, foto polos visus yang turun diakibatkan oleh trauma pada
orbita, USG orbita, dan CT scan orbita. mata. Benda penyebab trauma pada pasien
Pasien ini didiagnosis ruptur kornea dapat dikategorikan sebagai benda tajam,
okular dekstra dan katarak traumatika okular sehingga trauma mata yang dialami pasien
dekstra. Terapi medikamentosa diberikan dikategorikan sebagai trauma tajam.
bacitracin tetes mata 6 x 1 tetes okular Trauma pada mata yang dapat
dekstra, gentamicin tetes mata 6 x 1 tetes menyebabkan penurunan tajam penglihatan
okular dekstra, natrium diklofenak 2 x 50 mg. di antaranya adalah abrasi kornea, laserasi
Pada pasien juga direncanakan tindakan repair dan ruptur kornea, edema kornea, hifema,
kornea dan ekstraksi katarak. Prognosis pasien uveitis traumatik, iridoplegia, iridodialisis,
ini adalah ad bonam (quo ad vitam) dan dubia luksasi dan subluksasi lensa, katarak
ad bonam (quo ad functionam dan quo ad traumatik, perdarahan vitreus, perdarahan
sanationam). retina dan koroid, edema retina dan koroid,
edema macula, ablasio retina, dan fraktur
Pembahasan orbita yang menekan saraf optik.13
Pada anamnesis di dapatkan mata Dari hasil pemeriksaan oftalmologis,
kanan pasien tiba-tiba menjadi kabur dan ditemukan adanya ruptur kornea pada jam 7
merah setelah mata tersebut terkena kawat. di bagian parasentral dengan edema kornea di
Pasien juga merasa pandangan mata sekitar luka dan kekeruhan pada lensa. Tidak
kanannya seperti diselimuti kabut, melihat adanya riwayat gangguan mata sebelumnya
2
Yogatama, MP Laki-Laki Usia 17 Tahun dengan Ruptur Kornea dan Katarak Traumatik

mengarahkan pada diagnosis ruptur kornea


okular dekstra dan katarak traumatik okular Maka dari itu, diagnosis sementara
dekstra. Biasanya ruptur kornea ini dapat yang dapat ditegakkan pada pasien adalah
mengakibatkan munculnya reaksi radang yang katarak traumatik dan ruptur kornea okular
ditandai dengan injeksi silier. Injeksi dekstra yang disebabkan oleh trauma pada
konjungtiva menunjukkan adanya reaksi mata. Katarak traumatik dapat terjadi segera
radang akibat trauma yang mengenai mata maupun lama setelah trauma terjadi.
bagian anterior. Dimana pada pasien ini Mekanisme yang berperan pada terjadinya
kemungkinan sudah berkurang ataupun hilang katarak traumatik pada trauma adalah dengan
diakibatkan adanya pemakaian obat tetes kombinasi dari coup dan intercoup serta
mata sesaat setelah trauma terjadi. ekspansi ekuatorial. Saat permukaan depan
Kemungkinan lain yang menyebabkan gejala mata terkena trauma, maka terjadi
penurunan visus pada pasien adalah gangguan pemendekan anterior-posterior yang
pada struktur mata di belakang lensa seperti berlangsung cepat diikuti dengan ekspansi
yang telah disebutkan di atas. Pada pasien ekuatorial. Peregangan ekuatorial ini dapat
kelainan-kelainan tersebut tidak dapat dilihat merobek kapsul lensa, zonula, atau keduanya.
dengan pemeriksaan funduskopi akibat Peregangan ini juga merusak komponen
kekeruhan lensa, sehingga kemungkinan ini protein pada lensa sehingga terjadi kekeruhan
belum dapat disingkirkan. Untuk memastikan lensa.13,17
ada/tidaknya gangguan tersebut, perlu Tatalaksana yang dapat dilakukan
dilakukan pemeriksaan penunjang, yaitu USG. pada kasus trauma mata umumnya adalah
Laserasi dan ruptur kornea menjaga pasien tetap tenang, pemberian
merupakan salah satu cedera pada mata yang anestesi topikal untuk mengurangi nyeri,
paling sering terjadi karena lokasi yang berada pemberian sikloplegik, kompres dingin, injeksi
di anterior. Abrasi kornea terdiri dari erosi sel serum antitetanus (ATS) dan tetanus toksoid
epitel dengan membran Bowman yang intak. (TT), kortikoseteroid, dan antibiotik.13
Pasien dengan abrasi kornea sering mengeluh Pada kasus, pasien ditatalaksana
mata terasa nyeri dengan refleks dengan rencana repair ruptur kornea.
blefarospasme (penutunpan kelopak mata Rencana repair ruptur kornea dimaksud untuk
secara involunter) dan lakrimasi pada mata mencegah infeksi dan komplikasi ruptur
yang cedera. Sedangkan, trauma tembus kornea. Pemberian Bacitracin dan gentamicin
kornea membutuhkan pemeriksaan mata yang topikal juga dimaksudkan untuk mencegah
lengkap untuk mengetahui kerusakan pada infeksi pada mata dengan sifat antibiotik yang
struktur intraokular dan adanya benda asing broad-spectrum. Pemberian natrium
intraokular akibat trauma.14 Beberapa lokasi diklofenak dimaksudkan untuk mengurangi
yang ditemukan pada laserasi kornea rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien.
ditunjukkan gambar 2.15 Katarak traumatik pada pasien dapat
ditatalaksana dengan pembedahan, dengan
teknik pilihan ekstraksi ekstrakapsular (ECCE)
atau fakoemulsifikasi. Fakoemulsifikasi lebih
terpilih karena insisi yang lebih kecil sehingga
kemungkinan komplikasi lebih kecil dan masa
rehabilitasi visual lebih pendek. Waktu
pelaksanaan operasi katarak tergantung pada
hasil USG orbita. Jika ditemukan patologi lain
pada bagian posterior mata maka gangguan
tersebut harus dievaluasi terlebih dahulu
apakah tatalaksana gangguan tersebut dan
tatalaksana katarak dapat memperbaiki visus
pasien. Jika tidak terdapat gangguan pada
Gambar 2. Landmark kornea yang memfasilitasi bagian posterior, maka operasi dapat
penataan kembali anatomi mata: limbus, garis dilakukan segera setelah keadaan mata
pigmentasi epitel dan stellata akan menjadi tepi /
15,16
tenang.12,17
sudut luka.

3
Yogatama, MP Laki-Laki Usia 17 Tahun dengan Ruptur Kornea dan Katarak Traumatik

Indikasi dilakukan ekstraksi katarak dengan edukasi yang baik pada pasien (untuk
antara lain indikasi optik, indikasi medis, dan menggunakan pelindung mata saat bekerja)
indikasi kosmetik. Indikasi optik yaitu dapat mengurangi risiko terjadinya trauma
terjadinya penurunan visus yang telah kembali pada mata.
mengganggu pasien dalam menjalankan Pencegahan pada trauma mata
aktivitasnya sehari-hari. Indikasi medis yaitu dilakukan dengan menggunakan alat
katarak hipermatur, glaukoma sekunder, perlindungan diri (APD) mata. Untuk di tempat
uveitis sekunder, dislokasi atau subluksassi yang banyak benda berterbangan (misal,
lensa, benda asing intralentikuler, retinopati debu, serpihan besi, gandum), perlu
diabetika, dan ablasio retina. Untuk indikasi menggunakan kacamata pelindung
26
medis, katarak perlu dioperasi segera (googles).
meskipun prognosis kembalinya visus kurang
baik. Sedangkan, indikasi kosmetik ekstraksi
katarak adalah kekeruhan lensa yang tampak Simpulan
putih secara kosmetik kurang dapat diterima Trauma okular merupakan salah satu
meskipun penglihatan mata tersebut sudah penyebab utama gangguan penglihatan. Pada
hilang.18 kasus ini trauma menyebabkan ruptur kornea
Implantasi intra ocular lens (IOL) pada dan katarak traumatik. Tindakan yang segera
mata yang cedera setelah katarak traumatik dibutuhkan pada kasus untuk mencegah
disingkirkan bergantung pada ketersediaan komplikasi lebih lanjut. Prognosis tergantung
pendukung kapsular. Pada fiksasi sulkus atau pada beberapa faktor seperti mekanisme
kantung kapsular lebih dianjurkan jika cedera, visus preoperatif, waktu antara cedera
terdapat dukungan zonula dan kapsular yang dan operasi, relative afferent pupillary defect
memadai. Pasien dengan dukungan zonula (RAPD), ukuran dan lokasi luka.
dan kapsular yang tidak memadai dapat
diberikan Artisan lenses, scleral fixation IOLS Daftar Pustaka
dan anterior chamber IOLS.19-21 1. Djelantik AAAS, Andayani A, Widiana
Prognosis quo ad vitam pada kasus ini IGR. The Relation of Onset of Trauma and
bonam karena tidak mengancam nyawa. Quo Visual Acuity on Traumatic Patient. JOI.
ad functionam adalah dubia karena pada 2010; 7(3):85-90.
pasien terdapat ruptur kornea yang diduga 2. Centers for Disease Control and
melewati lapisan epitel kornea, sehingga Prevention. Workplace Safety and Health
kemungkinan akan terbentuk jaringan parut Topics: Eye Safety [internet]. USA: CDC;
pada tempat luka. Memon et al. melaporkan 2015. [diakses pada 12 Mei 2015].
bahwa prognosis katarak traumatik pada Tersedia dari: http://www.cdc.gov/niosh
pasien cukup baik setelah dilakukan /topics/eye/
pembuangan katarak dan implantasi IOL. Visus 3. Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas
koreksi terbaik mencapai 6/6 6/9 (48,8%) Kedokteran Universitas Indonesia.
dan lebih dari 6/18 (70,8%). 20 Dua buah Prosedur standar diagnostik dan
penelitian melaporkan visus dapat melebihi pengobatan/ tindakan di bagian I.P. Mata
6/18 pada 68,7% pasien dengan katarak FKUI/RSCM. Jakarta: Bagian Ilmu Penyakit
traumatik dalam penelitian mereka. 23,24 Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Sedangkan Gain et al. menyimpulkan bahwa Indonesia; 2000.
visus postoperatif bergantung pada komplikasi 4. Prather TG. Eye safety on the farm
yang terjadi. 22, 24 [internet]. Tennessee: The University of
Sedangkan, untuk prognosis pada Tinnessee; 2015. [diakses pada 12 Mei
ruptur kornea bergantung pada mekanisme 2015]. Tersedia dari:
cedera, visus preoperatif, waktu antara cedera http://bioengr.ag.utk.edu/extension/extpr
dan operasi, relative afferent pupillary defect og/safety/PPE/eyesafety.pdf
(RAPD), ukuran dan lokasi luka.25 Jadi, secara 5. Tana L. Hubungan Antara Faktor
keseluruhan prognosis functionam pasien Trauma Tumpul Pada Mata Dengan
masih dubia karena belum diketahuinya Katarak Pada Petani Di Empat Desa
patologi pada bagian posterior mata pasien. Kecamatan Teluk Jambe Barat Kabupaten
Quo ad sanactionam dubia ad bonam karena
4
Yogatama, MP Laki-Laki Usia 17 Tahun dengan Ruptur Kornea dan Katarak Traumatik

Karawang. Media Litbang Kesehatan. aphakia intraocular lens implantation. J


2010; 20(3):124-130. AAPOS. 2007; 11(1):555-8.
6. Kuhn F, Maisiak R, Mann L, et al. The 18. Buckley EG. Hanging by a thread: The
Ocular Trauma Score (OTS): long-term efficacy and safety of
Prognosticating the final vision of the transscleral sutured intraocular lenses in
seriously injured eye. In: Kuhn F, Pieramici children. Trans Am Ophthalmol Soc. 2007;
D (eds), Ocular Trauma: Principles and 105(1):294-311.
Practice. New York: Thieme; 2002. hlm. 19. Memon MN, Narsani AK, Nizamani
1422. NB. Visual Outcome of Unilateral
7. Kuhn F. Ocular traumatology. Berlin: Traumatic Cataract. Journal of the College
Springer; 2008. hlm. 15184. of Physicians and Surgeons Pakistan.
8. Pelayes DE, Kuhn F. Management of 2012;22(8): 497-500.
the Ruptured Eye. European Ophthalmic 20. Zaman M, Sofia I, Muhammad DK.
Review. 2009; 3(1):48-50. Frequency and visual outcome of
9. Kuhn F, Morris R, Witherspoon CD, et traumatic cataract. J Postgrad Med Inst.
al. Epidemiology of blinding trauma in the 2006; 20(4):330-4.
United States eye injury 21. Shah M, Shah S, Shah S, Prasad V,
registry. Ophthalmic Epidemiol. 2006; Parikh A. Visual recovery and predictors of
13(1):209216. visual prognosis after managing traumatic
10. Adulkar NG, Mukherjee B. Visual cataracts in 555 patients. Indian Journal of
recovery after managing traumatic Ophthalmology. 2011; 59(3):217-22.
cataracts. Indian Journal of 22. Gain P, Thuret G, Maugery J.
Ophthalmology. 2013; 61(2):84-85. Management of traumatic cataracts (in
11. Kuriyan AE, Flynn HW, Yoo SH. French). J Fr Ophthalmol. 2008; 26(1):512-
Subluxed traumatic cataract: optical 20.
coherence tomography findings and 23. Khun F, Dante JP. Ocular
clinical management. Clinical Trauma: principles and practice. New
Ophthalmology. 2012; 6(1):1997-1999. York: Thieme; 2007.
12. Shah MA, Shah SM, Shah SB, Patel 24. John MS B, Raghavan C. Open Globe
CG, Patel UA. Morphology of traumatic Injuries-Primary Repair of Corneoscleral
cataract: does it play a role in final visual Injuries. Kerala Journal of Ophthalmology.
outcome. BMJ Open; 2011 2010; XXII(3):225-34.
13. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata Edisi 3. 25. Agrawal R, Rao G, Naigaonkar R, Ou
Jakarta: FKUI; 2009. X, Desai S. Prognostic factors for vision
14. Havens S, Kosoko-Lasaki O, Palmer outcome after surgical repair of open
M. Penetrating Eye Injury: A Case Study. globe injuries. Indian Journal of
American Journal of Clinical Medicine. Ophthalmology. 2011; 59(6):465-470.
2009; 6(1):42-9. 26. Connecticut Department of Public
15. Riordan-Eva P, Whitcher JP. Vaughan Health. Keeping an Eye On Eye Protection
& Asburys General Ophthalmology. 17th [internet]. 2008. [diakses tanggal 12 mei
Edition. USA: McGraw-Hill; 2007. 2015] Tersedia dari:
16. Mutiarsari D, Handayani F. Katarak http://www.ct.gov/dph/lib/dph/environm
Juvenil. Inspirasi. 2011; 14(1):37-50. ental_health/eoha/pdf/eye_protection_h
17. Sminia ML, Odenthal MT, Wenniger- ealth_alert_final_11_25_08.pdf
Prick LJ, Gortzak-Moorstein N, Vlker-
Dieben HJ. Traumatic paediatric cataract:
a decade of follow-up after artisan

Anda mungkin juga menyukai