Anda di halaman 1dari 5

RobbydanMuhammad|UpayaPengelolaanDispepsiadenganPendekatanPelayananDokterKeluarga

UpayaPengelolaanDispepsiadenganPendekatanPelayananDokterKeluarga

RobbyPardiansyah1,MuhammadYusran2
1)MahasiswaFakultasKedokteranUniversitasLampung
2)BagianIlmuKesehatanMataFakultasKedokteranUniversitasLampung

Abstrak
Dispepsiamerupakansalahsatumasalahkesehatanyangseringditemuiseharihari.Menurutprofildatakesehatantahun
2011,dispepsiatermasukdalamsepuluhbesarpenyakitrawatinapdanrawatjalandirumahsakit.Angkakejadiankasus
sebesar34.981kasuspadapriadan53.618kasuspadawanita.Perluupayapengelolaandispepsiayangtepatagarkeluhan
tidak berulang. Data primer diperoleh melalui anamnesis (autoanamnesis dan alloanamnesis), pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, home visit untuk menilai kondisi rumah dan keluarga. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik
awal, proses, dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil disajikan dalam format laporan kasus. Pasien dengan
dispepsiamemilikikebiasaanmakanyangtidakteraturdantidakpernahberolahraga.Pasiendankeluargadiberiedukasi
terkaitgejaladispepsiadenganmenggunakanmedialeafletberupapenyebab,pencegahandanpengobatan,sertaanjuran
untukmelakukanolahragasecarateratur,danmelaksanakanmodifikasigayahidup.Pendekatandenganintervensidokter
keluargamampu memperbaiki kebiasaanyang berpengaruhdalamprognosis dispepsiaantaralainperubahanpola hidup
danolahraga.

KataKunci:dispesia,pelayanandokterkeluarga

DyspepsiaTreatmentByUsingFamilyPhysicianPracticeApproach
Abstract
Dyspepsiaisoneofhealthproblemsthatisoftenencounteredeveryday.Accordingtothehealthprofilein2011,dyspepsia
includedinthetop10diseasesofinpatientandoutpatientinhospital.Theincidenceofcasesamountedto34,981casesin
men and 53,618 cases in women. It is needed the proper dyspepsia management efforts so that complaints are not
repeated. The primary data obtained through anamnesis (autoanamnesis and alloanamnesis), physical examination,
additional test, and home visit to assess the condition of the house and family. Assessment is based on an early holistic
diagnoses, the process, and the end of quantitative and qualitative studies. The results are presented in the case report
format. In patients who found having irregular eating habits and doing no exercise, they had symptoms of dyspepsia.
Patientsandfamiliesweregiveneducationrelatedtodyspepticsymptomsbyusingmedialeafletofthecauses,prevention,
treatment, and advice to do exercise regularly and implement lifestyle modifications. Intervention with family physician
approachiscapableoffixinghabitsthatinfluencetheprognosisofdyspepsiaincludelifestylechangingandexercise.

Keywords:dyspepsia,familyphysicianservices

Korespondensi:RobbyPardiansyah,S.Ked.,alamatJl.Purnawirawan,GunungTerang,BandarLampung,HP082181436767,
emailrobby.pardiansyah@yahoo.com

Pendahuluan tersebut terjadi dalam waktu lama. Dispepsia


Dispepsia merupakan salah satu merupakan suatu masalah penting apabila
masalah kesehatan yang sering ditemui pada mengakibatkan penurunan kualitas hidup
praktek seharihari. Diperkirakan hampir 30% individu tersebut. Meskipun demikian,
kasusyang dijumpai pada praktekumum dan sebagian besar kasus merupakan dispepsia
60% pada praktek gastroenterologi fungsional dan dispepsia tersebut jarang
merupakan dispepsia. Dispepsia berakibat fatal. Dispepsia memberikan
menggambarkan keluhan atau kumpulan dampak yang kuat terhadap healthrelated
gejala (sindrom) yang terdiri dari nyeri quality of life karena perjalanan alamiah
epigastrium, mual, muntah, kembung, cepat penyakit dispepsia berjalan kronis dan sering
kenyang, rasa penuh di perut, sendawa, kambuh dan pemberian terapi kurang efektif
regurgitasi, dan rasa panas yang menjalar di untuk mengontrol gejala.2 Gejalagejala
dada. Sindrom atau keluhan ini dapat dispepsia dapat mengganggu aktifitas sehari
disebabkan oleh berbagai penyakit tentunya hari dan mengakibatkan suatu dampak yang
terutamapenyakitlambung.1
Dispepsiabukanmerupakankasusyang
mengancam jiwa namun gejalagejala

JMedulaUnila|Volume5|Nomor2|Agustus2016|86

RobbydanMuhammad|UpayaPengelolaanDispepsiadenganPendekatanPelayananDokterKeluarga

bermakna terhadap kualitas hidup dan memotivasi, mengingatkan, serta


peningkatan biaya pengobatan.3 Sebagian memperhatikan pasien dalam
besarpasienmasihmerasakannyeriabdomen penatalaksanaanpenyakitnya.
dengan tingkat yang bermakna sehingga
menghentikan aktifitas seharihari dan Kasus
pemberian terapi masih belum memuaskan Pasien perempuan berusia 16 tahun
untukkondisikronistersebut.4 datang berobat bersama orang tuanya dan
Perkembangan teknologi dan industri mengeluhkan sakit perut sejak satu hari yang
serta perbaikan sosioekonomi telah lalupadabagianuluhatiyangdirasakanmakin
membawaperubahanperilakudangayahidup memberat disertai rasa mual dan muntah
masyarakat serta situasi lingkungan seperti serta demam. Pasien mengatakan sudah
polakonsumsimakananyangtidakseimbang, muntahsebanyaktigakaliberupaairdanjuga
kurangnya aktifitas fisik, dan meningkatnya mengeluhkan badannya terasa demam.
polusi lingkungan. Perubahan tersebut telah Setelah dilakukan pemeriksaan fisik,
memberi pengaruh terhadap terjadinya didapatkan tensi 120/70 mmHg dan terdapat
peningkatan kasuskasus penyakit tidak nyeri tekan pada epigastrium, pasien
menular.5 Pertumbuhan yang pesat, diberikan obat antasida untuk mengurangi
perubahan psikologis yang dramatis, serta mual dan obat parasetamol untuk
peningkatan aktivitas yang menjadi menurunkan suhu badan serta vitamin untuk
karateristik masa remaja, menyebabkan mempercepatpenyembuhan.
peningkatankebutuhanzatgizidanterpenuhi Dalam kesehariannya pasien mengaku
atau tidak terpenuhinya kebutuhan ini akan tidakpernahmengaturpolamakannya,pasien
mempengaruhi status gizi. Saat mencapai hanya memakan makanan yang dia inginkan
puncak kecepatan pertumbuhan, remaja dengan waktu yang tidak teratur, dari pagi
biasanyamakanlebihseringdanlebihbanyak. hingga sore hari pasien hanya makan di
Sesudah masa percepatan pertumbuhan sekolah satu kali berupa makanan ringan dan
biasanya mereka akan lebih memperhatikan terkadang makan bersama keluarga pada
penampilan dirinya terutama remaja putri. malamhari.Pasienmengatakanjarangmakan
Mereka sering kali terlalu ketat dalam pada malam hari dikarenakan takut gemuk.
pengaturan pola makan dalam menjaga Pasien juga hanya olahraga ketika jam
penampilannya sehingga dapat pelajaran olahraga di sekolah. Pasien tidak
mengakibatkankekurangangizi.6 pernah menderita keluhan seperti ini
Menurut profil data kesehatan tahun sebelumnya, pasien juga tidak memiliki
2011,dispepsiatermasukdalamsepuluhbesar riwayat penyakit lain. Keluarga pasien tidak
penyakitrawatinapdirumahsakit,sedangkan ada yang memiliki keluhan yang sama dan
untuk sepuluh besar penyakit rawat jalan di tidak ada yang memiliki penyakit degeneratif
rumahsakitdispepsiaberadapadaurutanke seperti riwayat kencing manis, penyakit
6denganangkakejadiankasussebesar34.981 jantung,maupunpenyakitginjal.
kasuspadapriadan53.618kasuspadawanita, Darihasilpemeriksaanfisik,didapatkan
jumlahkasusbarusebesar88.599kasus.7 keadaanumumbaik,tampaksakitringan,dan
Berdasarkan kriteria diagnosa Roma III status generalis dalam batas normal. Status
sindroma dispepsia didiagnosis dengan gejala gizi pasien buruk berdasarkan Indeks Masa
rasa penuh yang terganggu, cepat kenyang, Tubuh (IMT), didapatkan IMT pasien
rasa tidak enak atau nyeri epigastrium, dan underweight (16 kg/m2). Mata, telinga, dan
rasa terbakar pada epigastrium. Pada kriteria hidungdalambatasnormal.Tenggorokandan
tersebut juga dinyatakan bahwa dispepsia faringtidakhiperemis,tonsilT1T1,leherKGB
ditandai dengan satu atau lebih dari gejala tidak didapatkan pembesaran. Regio thoraks:
dispepsia yang diperkirakan berasal dari cor dan pulmo dalam batas normal. Pada
daerahgastroduodenal.3 auskultasi pulmo didapatkan suara nafas
Perlu penatalaksanaan secara vesikuler,auskultasicorbunyijantungIdanII
menyeluruh terhadap dispepsia untuk reguler. Regio abdomen didapatkan nyeri
mencegah komplikasi lebih lanjut. Selain itu, tekan epigastrium, ekstremitas superior dan
dibutuhkan partisipasi dan dukungan pelaku inferior dalam batas normal. Status
rawat keluarga yang optimal dalam

JMedulaUnila|Volume5|Nomor2|Agustus2016|87
RobbydanMuhammad|UpayaPengelolaanDispepsiadenganPendekatanPelayananDokterKeluarga

neurologis: refleks fisiologis (+), refleks penyebabdispepsiayang paling seringadalah


patologis(). infeksi yang disebabkan oleh Helicobacter
pylori.TesdiagnosisinfeksiHelicobacterpylori
Pembahasan dapat dilakukan secara langsung melalui
Diagnosa dispepsia pasien ditegakkan endoskopi(rapidureasetest,histologi,kultur,
berdasarkan anamnesis yang didapatkan dan PCR) dan secara tidak langsung tanpa
berupa sakit perut sejak satu hari yang lalu endoskopi (urea breath test, stool test, urine
pada bagian ulu hati yang dirasakan makin test, dan serologi). Urea breath test saat ini
memberat disertai rasa mual dan muntah sudah menjadi gold standard untuk
serta demam. Pasien mengatakan sudah pemeriksaan Helicobacter pylori, salah satu
muntahsebanyaktigakaliberupaairdanjuga urea breath test yang ada antara lain adalah
mengeluhkan badannya terasa demam. Pada CO2 breath analyzer. Syarat untuk melakukan
pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran pemeriksaan Helicobacter pylori yaitu harus
komposmentis,tekanandarah120/70mmHg, bebas antibiotik dan ProtonPump Inhibitor
frekuensi nadi 76 x/menit, frekuensi nafas 14 (PPI)selamaduaminggu.Adabeberapafaktor
x/menit, suhu 38,2C. Status gizi underweight yang perlu dipertimbangkan dalam
denganIMT16. pemeriksaan penunjang Helicobacter pylori
Dispepsia menurut kriteria Roma III yaitu situasi klinis, prevalensi infeksi,
adalah suatupenyakit dengansatuatau lebih prevalensiinfeksidalampopulasi,probabilitas
gejalayangberhubungandengangangguandi infeksiprates,perbedaandalamperformates,
gastroduodenalberupa: dan faktorfaktor yang dapat mempengaruhi
1. Nyeriepigastrium hasil tes, seperti penggunaan terapi
2. Rasaterbakardiepigastrium antisekretorikdanantibiotik.10
3. Rasatidaknyamansetelahmakan Penderita dispepsia fungsional dapat
4. Rasacepatkenyang terjadi pada berbagai rentang umur, jenis
Dispepsiayangtelahdiinvestigasiterdiri kelamin, etnik/suku, dan kondisi
dari dispepsia organik dan fungsional. sosioekonomi. Hasil berbagai survei belum
Dispepsia organik terdiri dari ulkus gaster, dapat menunjukkan prevalensi umur pasti
ulkus duodenum, gastritis erosi, gastritis, untuk dispepsia fungsional. Dalam beberapa
duodenitis, dan proses keganasan. Dispepsia penelitian di Asia, dispepsia fungsional lebih
fungsional mengacu kepada kriteria Roma III. sering dijumpai pada kelompok umur yang
KriteriaRomaIIIbelumdivalidasidiIndonesia. lebih muda,di Jepangprevalensinya 13% dan
Oleh karena itu, diagnosis ditegakkan dengan 8%untukkelompokumurdibawahdandiatas
mengikuti konsep kriteria diagnosis Roma III 50 tahun, di Cina prevalensi terbanyak pada
dengan penambahan gejala berupa kembung kisaran umur 4150 tahun, dan di Mumbai,
pada abdomen bagian atas yang umum India terbanyak pada umur >40 tahun.11 Di
ditemuisebagaigejaladispepsiafungsional.8 Indonesia, prevalensi terbanyak pada umur
Evaluasi tanda bahaya harus selalu 40 tahun yaitu 85%, penelitian lain
menjadi bagian dari evaluasi pasienpasien mendapatkan prevalensi terbanyak pada
yangdatangdengankeluhandispepsia.Tanda kisaranumur2635tahunsebanyak50%.11
bahayapadadispepsiayaitu: Pola hidup tidak baik pada pasien ini
1. Penurunanberatbadan(unintended) terjadiakibatfaktorperilaku/kebiasaanpasien
2. Disfagiaprogresif yang makan tidak pada waktunya dan
3. Muntahrekurenataupersisten kebiasaan tidak melakukan olah raga, serta
4. Perdarahansalurancerna aktivitas fisik yang kurang. Penatalaksanaan
5. Anemia dispepsia yang diberikan kepada pasien dan
6. Demam keluarganya mencakup edukasi dan terapi
7. Massadaerahabdomenbagianatas medikamentosa. Keluarga dan pasien
8. Riwayatkeluargakankerlambung diedukasi mengenai pengertian,faktorresiko,
9. Dispepsia awitan baru pada pasien di cara pengelolaan (terapi farmakologis dan
atas45tahun nonfarmakologis), tujuan dari pengelolaan,
Pasienpasiendengankeluhansepertidi dan komplikasi penyakit dispepsia, serta
atas harus dilakukan investigasi terlebih anjuran untuk tetap rutin kontrol ke
dahulu dengan endoskopi.9 Salah satu pelayanankesehatan.

JMedulaUnila|Volume5|Nomor2|Agustus2016|88

RobbydanMuhammad|UpayaPengelolaanDispepsiadenganPendekatanPelayananDokterKeluarga

Edukasi pasien merupakan proses Hasil wawancara dengan pasien dan


mempengaruhi perilaku, mengubah keluarga menunjukkan bahwa pasien dan
pengetahuan, sikap, dan kemampuan yang keluargabelumbanyakmengetahuimengenai
dibutuhkan untuk mempertahankan dan penyakitdispepsia.Kemudiankepadakeluarga
meningkatkan kesehatan. Proses tersebut dijelaskan bahwa dispepsia merupakan
dimulai dengan memberikan informasi serta penyakit yang dapat kambuh sehingga yang
interpretasi yang terintegrasi secara praktis berperan dalam pengelolaannya tidak hanya
sehingga terbentuk perilaku yang dokter, perawat dan ahli gizi, namun lebih
menguntungkan kesehatan. Dukungan pentinglagiadalahkeikutsertaanperanpasien
keluarga dekat sangat penting dalam dan keluarganya. Pengelolaan dispepsia
pembentukan perilaku kesehatan yang baik. dengan terapi farmakologis dan
Dalamhalinidilakukanedukasikepadapasien nonfarmakologis. Tujuan dari pengelolaan
sebagai alat salah satu alat intervensi yaitu dispepsia adalah menurunkan resiko
denganmenggunakanmedialeafletmengenai komplikasidankematian.
penyakit dispepsia pasien. Kemudian juga Pembinaan kedua dilakukan pada
dilakukan terapi medikamentosa. Untuk tanggal27Februari2016.Darianamnesisyang
penatalaksanaan demam pada pasien, dilakukan diketahui bahwa saat ini keluhan
diberikan obat golongan analgesik dan pasien sudah berkurang namun belum dapat
antipiretikberupaparasetamol,obatgolongan memperbaikipolamakannya.Sebagaicontoh,
ini merupakan obat analgesik non narkotik kami meminta pasien untuk menyebutkan
dengan cara kerja menghambat sintesis menu makan, frekuensi makan, dan jumlah
prostaglandin terutama di Sistem Saraf Pusat makanan yang di konsumsi dalam sehari.
(SSP). Parasetamol digunakan secara luas di Pasien sudah melakukan latihan jasmani
berbagai negara, baik dalam bentuk sediaan berupa jalan biasa, namun tidak rutin hanya
tunggal sebagai analgetikantipiretik maupun satu kali dalam seminggu selama 30 menit.
kombinasi dengan obat lain dalam sediaan Pada pemeriksaan tekanan darah didapatkan
obatflu,melaluiresepdokteratauyangdijual hasil120/70mmHg,beratbadan43kg.Pasien
bebas.12 Untuk rasa mual, pasien diberikan diberitahu masih perlu memperbaiki dan
obat antasida serta multivitamin untuk menjaga pola hidupnya. Saat itu juga
mempercepatpenyembuhan. dilakukan edukasi dan motivasi kembali
Saat pasien datang berobat pertama kepada pasien dan keluarga mengenai
kali ke Puskesmas Karang Anyar, tatalaksana pelaksanaan pengelolaan dispepsia yang baik
berupapemberianparasetamol,antasida,dan agar tujuan pengelolaan dapat tercapai.
multivitamin. Pasien juga dianjurkan untuk Adapunedukasiyangdilakukanmeliputi:
minum obat sampai habis serta menerapkan 1. Pemahaman tentang dispepsia dan
pola makan sesuai dengan terapi gizi medis bahayakomplikasinya
bagipasiendispepsiadanmelakukanolahraga 2. Penggunaanobat
secara teratur. Pasien juga diinformasikan 3. Menjaga pola makan dan aktifitas fisik
bahwa pemeriksa akan melakukan kunjungan yang sesuai dengan penyakit dan
kerumahpasien. kondisipasien
Pada tanggal 16 Februari 2016 4. Edukasi untuk rajin kontrol ke
dilakukan kunjungan ke rumah pasien yang pelayanan kesehatan terdekat bila
pertama kali. Pada kesempatan tersebut, keluhantimbulkembali
dilakukan perkenalan dengan keluarga pasien 5. Edukasi keikutsertaan program jaminan
serta diberikan penjelasan mengenai kesehatan nasional (JKN atau BPJS)
pembinaan keluarga. Setelah itu dilakukan pada pasien dan keluarga dengan
anamnesis yang lebih mendalam mengenai manfaat yang di dapat sesuai dengan
keadaan pasien, keluarga, dan perilaku atau kondisi peyakit pasien yaitu melalui
keadaan yang dapat menjadi faktor risiko program rujukan balik. Edukasi
terjadinya dispepsia pada pasien. Dari dilakukan menggunan media berupa
anamnesatersebutdiperolehinformasibahwa leaflet.
pasien memiliki kebiasaan yang tidak baik
berupapolamakanyangtidaksehatdantidak Kunjungan rumah pasien ketiga kali
rutinberolahraga. pada tanggal 1 Maret 2016. Dari anamnesa

JMedulaUnila|Volume5|Nomor2|Agustus2016|89
RobbydanMuhammad|UpayaPengelolaanDispepsiadenganPendekatanPelayananDokterKeluarga

diketahuibahwakeluhanpasiensudahhilang. 7. Kementrian Kesehatan RI. Profil


Pasien juga sudah mulai memperbaiki pola kesehatan Indonesia 2012. Jakarta:
makannya dengan sesuai leaflet, meskipun KementrianKesehatanRI;2013.
belum sepenuhnya diterapkan. Pasien juga 8. PerkumpulanGastroenterologiIndonesia,
semakin rutin dalam melakukan aktifitas Kelompok Studi Helicobacter pylori
latihan jasmani yaitu dengan berjalan biasa Indonesia. Konsensus Nasional:
selama 30 menit berjalan kaki di sekitar penatalaksanaan dispesia dan
lingkungan rumah pasien. Pada pemeriksaan Helicobacter pylori. Jakarta: PGI dan
tekanan darah didapatkan hasilnya 120/80 KSHPI;2014.
mmHg, saat ini pasiendiberitahu masihperlu 9. Hiroto M, Uday GC, Sutep G, KokAnn G,
memperbaiki pola hidupnya untuk mencegah TiingLeong A, Fullyoung C, et al. Asian
kekambuhan. Pasien juga dibantu oleh orang consensus report on functional
tuatelahmencobauntukmendaftarkandirike dyspepsia. J Neurogastroenterol Motil.
kantorBPJS. 2012;18(2):15068.
10. HuntRH,XiaoSD,MegraudF,LeonBarua
Simpulan R, Bazzoli F, van de Merwe S, et al.
Dispepsia merupakan kumpulan gejala Helicobacter pylori in developing
(sindrom) yang terdiri dari nyeri epigastrium, countries: world gastroenterology
mual, muntah,kembung, cepat kenyang,rasa organisation global guideline. J
penuhdiperut,sendawa,regurgitasi,danrasa Gastrointestin Liver Dis. 2011; 20(3):299
panasyangmenjalardidada.Penatalaksanaan 304.
yang baik dalam kasus dispepsia diperlukan 11. Yui M, Arina WM, Rahmatina BH.
dengan pendekatan berorientasi pasien dan Karakteristik penderita dispepsia
keluarga. Pendekatan dengan intervensi fungsional yang mengalami kekambuhan
dokter keluarga mampu memperbaiki di bagian ilmu penyakit dalam RSUP dr.
kebiasaan yangberpengaruh dalam prognosis M. Djamil Padang,SumateraBarat tahun
dispepsia antara lain perubahan pola hidup 2011. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015;
danolahraga. 4(2):4906.
12. Lusiana D. Diagnosis dan terapi
DaftarPustaka intoksikasi salisilat dan parasetamol.
1. Dharmika D. Pendekatan klinis penyakit Jurnal Kedokteran Maranatha. 2002;
gastrointestinal. Dalam: Aru WS, 2(1):308.
Bambang S, Idrus A, Marcellus SK, Siti S,
editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam.
Edisi ke6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2014.hlm.285.
2. Mahadeva S, Goh KL. Epidemiology of
functional dyspepsia: a global
perspective.WorldJGastroenterol.2006;
12(17):26616.
3. Murdani A, Jeffri G. Continuing medical
education: dispepsia. CDK. 2012;
39(9):64751.
4. Arvind K, Jignesh P, Prabha S.
Epidemiologi of dyspepsia. JAPI. 2012;
60:912.
5. Pierce AG, Neil RB. At a glance: ilmu
bedah.Edisike3.Jakarta:Erlangga;2007.
6. Citra JT. Perbedaan depresi pada pasien
dispepsia fungsional dan dispepsia
organik.[Unknown]. Medan: Universitas
SumateraUtara;2003.

JMedulaUnila|Volume5|Nomor2|Agustus2016|90

Anda mungkin juga menyukai