Anda di halaman 1dari 8

Aplikasi Iradiasi Gamma untuk Pemuliaan Mutasi

Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis Bl.) Umur Genjah


(Sasanti Widiarsih, dkk.) ISSN 1907-0322

Aplikasi Iradiasi Gamma untuk Pemuliaan Mutasi


Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis Bl.) Umur Genjah
Gamma Irradiation Application for Mutation Breeding in
Early Flowering Moth Orchid (Phalaenopsis amabilis Bl.)

Sasanti Widiarsih dan Ita Dwimahyani


Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional
Jl. Lebak Bulus Raya No. 49 Jakarta Selatan 12440
Email : widiarsih@yahoo.com
Diterima 17 Januari 2013; Disetujui 01 Mei 2013

ABSTRAK

Aplikasi Iradiasi Gamma untuk Pemuliaan Mutasi Anggrek Bulan (Phalaenopsis


amabilis Bl.) Umur Genjah. Anggrek bulan merupakan puspa pesona yang populer di
Indonesia. PATIR-BATAN menerapkan teknik mutasi sebagai alternatif terhadap metode
persilangan untuk memperkaya keragaman genetik dalam rangka memperoleh varietas
tanaman hias yang unggul. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Januari 2011. Materi tanaman
berupa plantlet kultur jaringan Phalaenopsis amabilis siap tanam dari Lab. Konservasi
Tumbuhan, Kebun Raya Bogor, dan diiradiasi dengan sinar gamma masing-masing dengan
dosis 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 Gy. Plantlet diaklimatisasi pada media pakis cacah steril selama
3 minggu, kemudian dipindahkan ke pot individu dan dipelihara di rumah kaca Kebun
Percobaan Pasar Jumat, Jakarta Selatan. Pada usia 13 bulan (Februari 2012) didapati satu
tanaman dengan dosis iradiasi 25 Gy yang menunjukkan tanda-tanda pembungaan. Sekitar
lima minggu kemudian, kuntum bunga mulai mekar. Warna dan bentuk bunga hampir sama
dengan bunga tanaman induk dengan diameter bunga 8 cm. Mengingat tanaman anggrek
bulan umumnya membutuhkan waktu lebih dari dua tahun sejak masa aklimatisasi hingga
memasuki masa generatif, dan khususnya genus Phalaenopsis lebih rajin berbunga di dataran
tinggi, maka temuan mutan anggrek bulan berumur genjah ini merupakan indikasi yang
menjanjikan. Observasi lebih lanjut masih diperlukan terhadap kestabilan karakter mutan
pada generasi berikutnya.
Kata kunci : anggrek bulan, iradiasi gamma, mutasi, umur genjah

ABSTRACT

Gamma Irradiation Application for Mutation Breeding in Early Flowering Moth


Orchid (Phalaenopsis amabilis Bl.). Moth orchid is the popular national flower of Indonesia.
CAIRT-NNEA has applied mutation techniques as an alternative to conventional crossings for
broadening genetic diversity in order to obtain superior ornamental plant varieties. The
experiment was conducted since January 2011. The materials used were ready-to-plant in-
vitro plantlets of Phalaenopsis amabilis from Plant Conservation Laboratory, Bogor Botanical
Garden, and irradiated by gamma rays at the doses of 0, 5, 10, 15, 20, and 25 Gy respectively.
Plantlets were acclimatized on sterile fern stem medium for 3 weeks, and then transferred to
individual pots and maintained in the greenhouse on Pasar Jumat, South Jakarta. After 13
months (February 2012) there was one individual plant with treatment dose of 25 Gy which
developed one flower spike. Five weeks later, the flowers started to open. The flower color
and shape is almost similar with the wild type with flower diameter of 8 cm. Most orchid
plants takes more than 2 years to grow from acclimatization to flowering stage, and especially
most species of Phalaenopsis genus would flowers more readily in cooler region. Therefore,
this early flowering mutant has a promising potential. Further observation will be needed for
this new character stability on the next generation.
Key words : moth orchids, gamma irradiation, mutation, early flowering

59
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 1, Juni 2013, 59 66

PENDAHULUAN anggrek bulan sejak masa aklimatisasi


hingga memasuki masa pembungaan, serta
Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis memperoleh mutan anggrek bulan berumur
(L.) Bl.) merupakan puspa pesona dan salah genjah. Diperolehnya mutan yang mampu
satu bunga nasional Indonesia. Spesies ini berbunga dalam jangka waktu singkat (umur
merupakan spesies pertama dalam genus genjah) akan merupakan plasma nuftah yang
Phalaenopsis yang ditemukan oleh Dr. C. L. potensial bagi pasar anggrek komersial.
Blume. Sebagai anggrek yang sangat populer
di seluruh dunia pada beberapa tahun
terakhir [1], Phalaenopsis merupakan BAHAN DAN METODE
anggrek yang memiliki manfaat dan nilai
ekonomi yang tinggi karena dapat digunakan Penelitian dilaksanakan pada bulan
sebagai induk persilangan, koleksi, bunga Januari 2011 sampai Mei 2012, bertempat di
potong, dan penghias ruangan maupun Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi
taman. (PATIR), Badan Tenaga Nuklir Nasional
WANG [2] menyatakan bahwa (BATAN), Jakarta Selatan. Materi tanaman
produksi domestik dan impor anggrek ini berupa plantlet kultur jaringan Phalaenopsis
meningkat pesat. Seiring dengan amabilis siap tanam diperoleh dari Lab.
meningkatnya stok materi yang semakin Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya Bogor,
murah dan meningkatnya permintaan pasar, diiradiasi sinar gamma masing-masing
anggrek ini sekarang ditanam bersama-sama dengan dosis 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 Gy.
dengan tanaman bunga tradisional lainnya. Dalam penelitian pendahuluan telah
Metode pemuliaan konvensional diperoleh rekomendasi bahwa dosis optimal
melalui persilangan dan seleksi telah untuk iradiasi plantlet siap tanam anggrek
membuka jalan bagi pemulia untuk bulan adalah di bawah 30 Gy [6). Rancangan
menciptakan varietas-varietas baru yang yang digunakan adalah Rancangan Acak
memiliki karakter yang diharapkan seperti Lengkap (RAL), terdiri atas 6 perlakuan
warna, bentuk, aroma, bentuk tanaman, dosis iradiasi dengan setiap dosis terdapat 4
umur simpan (shelf-life) dan ketahanan botol (tiap botol berisi 8-12 plantlet) sebagai
terhadap hama dan penyakit, tetapi ulangan. Radiasi Sinar Gamma dilakukan
kemajuannya dibatasi oleh ketersediaan gene dengan Iradiator Panorama Serba Guna
pool dari spesies yang bersangkutan. [3]. (IRPASENA), yang berasal dari sumber Co
Mengingat novelty atau faktor kebaruan 60 (laju dosis 42,07 Gy/jam dengan aktivitas
merupakan kekuatan pendorong dalam 17.957.865 Ci).
industri tanaman hias, CHEN et al. [3] juga Setelah diiradiasi, plantlet anggrek
menyatakan bahwa perakitan kultivar bulan diaklimatisasi dengan ditanam pada
mutan telah menjadi faktor penting dalam kontainer plastik dengan media tanam
pasar untuk produksi anggrek potensial. cacahan pakis steril halus selama 2 minggu.
Sejumlah penelitian sejenis Setelah fisik tanaman kokoh, tanaman
menggunakan iradiasi sinar gamma telah dipindahkan ke dalam kompot plastik hitam
dilakukan sebelumnya di UGM pada selama 2 minggu. Pemindahan berikutnya
plantlet Phalaenopsis amabilis [4] maupun dilakukan pada umur 10 MST ke pot plastik
tanaman pot Phalaenopsis aphrodite di Cina berdiameter 12 cm, dengan media tanam
[5]. Walaupun demikian, penelitian tersebut campuran pakis cacah, arang kayu, serta
masih berfokus pada keragaman yang kompos halus. Pada umur 1 tahun, tanaman
ditemui dalam populasi mutan, baik dipindahkan lagi ke pot plastik hitam
fenotipik [4] maupun molekuler [5]. berdiameter 20 cm dengan media yang
Penelitian ini bertujuan untuk sama.
mengetahui efek iradiasi sinar gamma Pemupukan dilakukan dua kali
terhadap kemampuan hidup tanaman seminggu dengan Hyponex biru 2%. Sejak

60
Aplikasi Iradiasi Gamma untuk Pemuliaan Mutasi
Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis Bl.) Umur Genjah
(Sasanti Widiarsih, dkk.) ISSN 1907-0322

umur 4 bulan ditambahkan pupuk kompos matahari 20-50% dan suhu berkisar antara
halus setiap dua bulan, dan pada umur 10 15-29 oC [8].
bulan ditambahkan pupuk Dekastar. Pada Tabel 1 terlihat fluktuasi
Mengingat anggrek lebih menyukai tempat keberhasilan hidup tanaman anggrek bulan.
teduh sebagai syarat hidupnya, ruangan Periode antara 2 hingga 10 MST masih
greenhouse diberi paranet dengan intensitas merupakan masa aklimatisasi plantlet, dari
75% untuk mengurangi intensitas cahaya data terlihat bahwa angka kematian terbesar
matahari yang masuk. terjadi pada tanaman dengan dosis 15 Gy
(persentasi hidup 35%). Pada saat bulan-
bulan awal penelitian (hingga 10 MST),
HASIL DAN PEMBAHASAN curah hujan serta kelembaban cukup tinggi.
Tanaman yang baru dikeluarkan dari botol
Fase aklimatisasi merupakan masa kultur jaringan biasanya memiliki
peralihan dari kondisi serba terkontrol dan kandungan air tinggi (hyperhydricity) serta
aseptik di dalam kultur jaringan ke kondisi belum memiliki lapisan lilin di sel-sel

Tabel 1. Pengaruh iradiasi sinar gamma terhadap persentase hidup tanaman anggrek bulan

% Hidup
Dosis Iradiasi (Gy)
2 MST 10 MST 12 BST
0 100 90 80
5 100 60 40
10 100 95 90
15 100 35 33,3
20 100 60 13,3
25 100 85 26,7

luar ruangan. Pada umumnya tanaman yang epidermis terluar pada daun dan batang
baru dikeluarkan dari botol akan mengalami sebagai pelindung dari kondisi lingkungan
stress akibat perubahan lingkungan yang ekstrim. Tanaman dengan perlakuan dosis
ekstrim. Kesuksesan proses aklimatisasi ini 15 Gy mengalami intensitas serangan busuk
sangat dipengaruhi oleh daya vigor plantlet, terparah dari bakteri Erwina carotovora,
suhu dan kelembaban lingkungan, hingga berdampak kematian bagi lebih dari
kerusakan mekanis yang terjadi setelah setengah populasi tanaman. Semakin tinggi
pemindahan dan teknik aklimatisasi [7]. dosis iradiasi yang diberikan, umumnya
Iradiasi sinar gamma yang diberikan dampak kerusakan fisiologis pada sel dan
tidak menyebabkan kematian pada tanaman jaringan tanaman akan semakin besar, dan
anggrek bulan sejak awal dikeluarkan dari dapat menimbulkan efek terhambatnya
botol, namun setelah tanaman dipindahkan pertumbuhan, malformasi, atau bahkan
ke greenhouse sudah mulai terlihat dampak kematian tanaman [6]. Walaupun demikian,
pemberian dosis iradiasi sinar gamma. pada Tabel 1 terlihat bahwa pada dosis
Cuaca selama penelitian juga memengaruhi tertinggi (25 Gy) persentase hidup tanaman
tanaman. Pertumbuhan tanaman anggrek tetap tinggi, hanya sedikit di bawah tanaman
bulan dipengaruhi beberapa faktor, di kontrol.
antaranya suhu, kelembaban dan curah Oleh karena itu, diduga bahwa
hujan. Anggrek bulan membutuhkan cahaya perbedaan persentase hidup pada periode

61
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 1, Juni 2013, 59 66

awal hingga 10 MST lebih dipengaruhi berbentuk bulan sabit, kerdil, menebal atau
faktor eksternal yaitu lingkungan tumbuh melebar) namun sebagian besar perubahan
yang belum optimal dibandingkan akibat itu bersifat sementara. Pada daun-daun yang
pengaruh dosis iradiasi. Setelah dipindahkan muncul setelah itu sebagian besar kembali
ke media campuran arang kayu dan pakis ke bentuk yang normal. Oleh karena itu,
1:1 yang menyediakan sirkulasi udara dan diduga bahwa perubahan bentuk daun yang
drainase yang lebih baik (10 MST), maka sementara itu hanya respon kerusakan
angka kematian akibat pengaruh lingkungan fisiologis sel dan jaringan sebagai efek
dapat ditekan. iradiasi. Mutasi pada individu-individu
Pada periode berikutnya yaitu masa tersebut hanya pada lapisan terluar titik
pertumbuhan vegetatif (10 MST hingga 12 tumbuh dan tidak terjadi pada inti titik
BST) kematian lebih banyak terjadi pada tumbuh yang terus berdiferensiasi
tanaman dengan dosis tinggi (20 dan 25 Gy). membentuk jaringan baru.
Dari hasil pengamatan, tanaman pada selang Dari pengamatan di lapangan, dari
dosis ini banyak mengalami kematian pada total 4 tanaman yang bertahan hidup hingga
titik tumbuh utama dan tidak mampu Januari 2012, ada dua tanaman pada dosis
bertahan hidup. Pertumbuhan akar juga 20 Gy yang mengalami kematian pada titik
banyak yang terhambat, tanaman menjadi tumbuh utama (tunas apikal). Namun, kedua
kerdil dan lama-kelamaan mengering. tanaman tersebut mampu membentuk
Walaupun demikian, dari sedikit tanaman tunas-tunas samping yang kemudian
yang mampu bertahan hidup pada dosis terpisah menjadi individu baru. Dari satu
tinggi ini, terutama 25 Gy, menunjukkan tanaman menjadi tiga anakan baru dengan
pertumbuhan vegetatif yang kokoh, tidak ukuran lebih kecil daripada tanaman induk
kalah dari tanaman kontrol (Gambar 1). tanpa anakan usia satu tahun.

Gambar 1. Pertumbuhan vegetatif Phalaenopsis amabilis pasca iradiasi gamma usia 1


tahun (dari kanan ke kiri : perlakuan dosis 0, 5, 10, 15, 20, dan 25 Gy).

Phalaenopsis merupakan tanaman Satu tanaman mutan dengan dosis


CAM epifit monopodial yang memiliki daun perlakuan 25 Gy (galur OrA.12.25.9)
sukulen. Daun-dannya tumbuh secara menunjukkan tanda-tanda pembungaan
berseling (alternate) pada kedua sisi (spiking) pada minggu kedua Februari 2012.
tanaman dengan batang yang sangat pendek Dalam satu tangkai terdapat 6 kuntum
[1]. Sejumlah tanaman hasil iradiasi bunga, yang kemudian kuntum pertama
menunjukkan perubahan morfologi pada mulai mekar pada satu bulan kemudian
daun, terutama hingga 10 MST (daun yang (Maret 2012). Bunga ketiga gugur tanpa
tumbuh tepat setelah perlakuan iradiasi). mampu mekar (aborted), namun kelima
Perubahan yang teramati antara lain bunga yang lain mampu bertahan mekar
malformasi pada bentuk daun (menyempit, sampai dengan 4 Mei 2012. Setelah kelima

62
Aplikasi Iradiasi Gamma untuk Pemuliaan Mutasi
Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis Bl.) Umur Genjah
(Sasanti Widiarsih, dkk.) ISSN 1907-0322

bunga awal layu, dari ujung tangkai bunga dari tanaman mutan OrA 12.25.9 disajikan
kemudian muncul kembali tiga kuntum dalam Tabel 2, dan gambar detail bunga
bunga baru. Ketiga kuntum ini kemudian dalam Gambar 3.
mekar dan mampu bertahan hingga 5 Juni Sejumlah penelitian telah melaporkan
2012. Pada Gambar 2 dapat terlihat bahwa bahwa berbagai faktor seperti genetik,
pada umur yang sama (13 bulan pasca faktor kimiawi, laju pertumbuhan, status
aklimatisasi) tanaman anggrek bunga kontrol nutrisi tanaman, termoperiod dan fotoperiod
belum memasuki masa pembungaan, menentukan pembungaan pada anggrek,
sedangkan tanaman mutan (sebelah kanan) namun umumnya penelitian tersebut lebih
sudah memasuki fase reproduksi dan berpusat pada level fisiologi dan bukan level
mampu berbunga sempurna. molekuler [10]. Perilaku pembungaan

Gambar 2. Penampilan tanaman anggrek bulan


kontrol/tanpa iradiasi (kiri) dan tanaman
mutan dosis 25 Gy (kanan)

Mutan OrA.12.25.9 memiliki keunikan berbeda pada setiap jenis anggrek. Sejumlah
yaitu sejumlah daun menunjukkan gejala spesies memberikan respon terhadap
variegata dengan mutasi daun viridis fotoperiod dan ada juga yang merespon
(bergaris kuning) ataupun hijau muda hormon pengatur tumbuh [11]. Pada
(Gambar 2). Kemunculan daun variegata Phalaenopsis, aksilar setiap daun yang
atau daun dengan campuran warna normal muncul terdapat satu tunas besar yang
daun yang hijau dengan warna lain, baik berpotensi reproduktif dan satu tunas kecil
putih (albino) ataupun kuning (viridis) vegetatif. Ketika seluruh syarat fisiologi dan
menandakan terjadinya proses mutasi lingkungan terpenuhi, tunas reproduksi
klorofil. Dalam pemuliaan mutasi pada akan memanjang dan dapat mengarah ke
berbagai komoditi, seperti padi, kemunculan pembungaan [2]. Suplai sukrosa yang
mutasi klorofil pada sejumlah individu berkesinambungan ke titik tumbuh tunas
dalam satu populasi tanaman yang diberi reproduksi merupakan faktor yang vital bagi
perlakuan iradiasi menandakan keberhasilan keberlanjutan pembentukan bunga, baik
dan efektivitas dosis iradiasi yang terinduksi oleh intensitas cahaya tinggi,
digunakan. Ringkasan data morfologi bunga suhu rendah, ataupun giberelin [12].

63
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 1, Juni 2013, 59 66

Tabel 2. Ringkasan data morfologi bunga mutan Phal. amabilis OrA 12.25.9
No Parameter Keterangan
1. Tangkai bunga tangkai tunggal, semi-erect, panjang total 47 cm, panjang
rangkaian bunga : 17,5 cm
2. Diameter bunga melintang : 8,1 0.3 cm
membujur : 7.1 0.2 cm
3. Sepal dorsal putih solid, lanceolate-elliptic
panjang 3,3 0,2 cm, lebar 1,8 0,1 cm
4. Petal putih solid, susunan petal terbuka. Obovate obtuse. panjang
3,8 0,4 cm, lebar 3,4 0, 2 cm
5. Sepal lateral putih solid. Elliptic dengan sisi bawah datar. Sedikit terputar
pada pangkal sepal. Panjang 3,7 0,4 cm, lebar 1,6 0,1 cm
6. Bibir (labellum) terdiferensiasi menjadi 3 keping. Kedua keping sisi tipe V,
keping tengah tipe segitiga terbalik, melengkung agak ke
dalam. Kedua keping sisi, paruh atas putih solid, dan separuh
bawah kuning bintik kemerahan. Panjang labellum: 4,4 0,1
cm
7. Sungut (cirrhi) kuning solid, ikal (curly). panjang 2,7 cm
8. Jumlah bunga 6 kuntum (pembungaan I) + 3 kuntum (pembungaan II)
dalam satu tangkai
* Keterangan deskripsi mengacu pada panduan karakterisasi anggrek BALITHI [9]

Gambar 3. Penampilan bunga tanaman mutan Phal.


amabilis OrA 12.25.9.

BLANCHARD dan RUNKLE [13] pembungaan, baik dengan suhu malam


menyatakan bahwa suhu siang harilah yang rendah atapun tinggi. Suhu terbaik pemicu
menentukan pembungaan pada anggrek, pembungaan adalah 14 - 17oC pada siang
bukan suhu malam hari. Mereka hari. Walaupun demikian, mutan
menemukan bahwa anggrek yang OrA.12.25.9 mampu berbunga pada daerah
dipaparkan pada suhu siang 29oC selama 20 Jakarta Selatan dengan rentang fluktuasi
minggu tidak ada yang memasuki masa suhu harian berkisar antara 23 - 34oC

64
Aplikasi Iradiasi Gamma untuk Pemuliaan Mutasi
Anggrek Bulan (Phalaenopsis amabilis Bl.) Umur Genjah
(Sasanti Widiarsih, dkk.) ISSN 1907-0322

(BMKG), di mana kisaran ini sebenarnya dipasarkan di masa mendatang akan sangat
berada di luar kondisi optimal pemicu menguntungkan bagi para petani anggrek.
pembungaan. Perlu dilakukan penelitian lanjutan berupa
GLOVER [14] menyebutkan ada 4 perbanyakan massal melalui kultur in-vitro,
pathway atau lintasan pengendali induksi kemudian pemurnian serta pengujian
pembungaan: vernalisasi, fotoperiod, kestabilan karakter umur genjah dan
giberelin dan otonomi. Lintasan fotoperiod kualitas bunga dari klon mutan anggrek
dan vernalisasi menerima sinyal dari tersebut sebelum siap dilepas sebagai
lingkungan. Lintasan otonomi kultivar baru.
menghantarkan sinyal endogen dari fase
pertumbuhan yang sedang dijalani.
Sebelumnya, ARDITTI [15] tidak KESIMPULAN
menyertakan giberellin dalam 4 lintasan
pengendali pembungaan, namun diduga gen- Telah diperoleh satu mutan anggrek
gen yang terlibat dalam biosintesis hormon bulan (Phalaenopsis amabilis) OrA.12.25.9
dan transduksi sinyal hormon telah yang memiliki karakter umur genjah (early
membentuk lintasan yang mempromosikan flowering) dan mampu berbunga pada usia
hormon tersendiri. 13 bulan sejak aklimatisasi. Karakter bunga,
Salah satu gen vital yang berkaitan dari segi warna dan bentuk hampir sama
dengan peralihan fase dari vegetatif ke dengan tipe aslinya. Mutan ini potensial
generatif adalah gen LEAFY (LFY). CHEN et untuk dipasarkan sebagai anggrek bulan
al [3] berhasil mengklon gen LFY tersebut mini ataupun menjadi induk persilangan
dari salah satu hibrida Phalaenopsis, dan sebagai donor karakter umur genjah.
disarankan bahwa fungsi gen tersebut dalam
pembungaan dapat dipelajari lebih lanjut
melalui transformasi gen ini ke dalam mutan UCAPAN TERIMA KASIH
Arabidopsis yang memiliki kerusakan pada
LFY. Promotor dari Phalaenopsis LFY juga Penulis mengucapkan terima kasih
dapat dipelajari untuk memahami kepada Ibu Yulidar (PATIR-BATAN) dan
peranannya dalam induksi pembungaan dan Sdri. Nurlaila Maulidiah (Universitas
perkembangan tanaman. Ada kemungkinan Muhammadiyah Jakarta) atas bantuan teknis
bahwa mutan OrA.12.25.9 ini dapat di lapangan selama penelitian ini
berbunga lebih awal karena mengalami berlangsung.
perubahan atau mutasi pada gen LFY
tersebut.
Mutan anggrek bulan berumur genjah DAFTAR PUSTAKA
OrA.12.25.9 merupakan plasma nuftah yang
berpotensi besar untuk dikembangkan 1. LIN, M.J., and HSU, B.D.
menjadi varietas baru. Walaupun ukuran Photosynthetic plasticity of
bunganya relatif tidak besar (diameter bunga Phalaenopsis in response to different
8 cm) jika dibandingkan anggrek bulan light environments. Journal of Plant
hibrida, namun dapat dipasarkan sebagai Physiology, 161, 12591268. (2004).
anggrek bulan mini ataupun menjadi induk
dalam persilangan terhadap berbagai 2. WANG, Y.T. Phalaenopsis Orchid light
kultivar anggrek sebagai donor karakter requirement during the induction of
umur genjah. Keberhasilan untuk spiking. HortScience, 30 (1), 5961.
memperpendek masa vegetatif yang (1995).
dibutuhkan pada perkebunan bunga
komersial untuk membesarkan tanaman 3. CHEN, F. C., KASTHURI, G. M., TSAI,
anggrek sejak aklimatisasi hingga usia siap Y.J., HUANG, J.Z., LEE, W.L., ROY

65
Jurnal Ilmiah Aplikasi Isotop dan Radiasi
A Scientific Journal for The Applications of Isotopes and Radiation ISSN 1907-0322
Vol. 9 No. 1, Juni 2013, 59 66

Y.H. LUO, CHIANG, S.F., CHEN, litbang.deptan.go.id/siplasmaok/refe


Y.H., CHENG, T.C. and rensi/Pand%20Karakter%20Anggrek
GEORGE, M.M. Approaches and .pdf (2007).
perspectives towards molecular
breeding of orchids. In: Proc. 10. TSAI, W.C., HSIAO, Y.Y., PAN, Z.J.,
International Orchid (Paphiopedilum HSU, C.C., YANG, Y.P., CHEN,
and Phalaenopsis) Symposium 2005, W.H. and CHEN, H.H. Molecular
Taiwan. 89-117. Taiwan Orchid biology of orchid flowers: with
Growers Association, Tainan, emphasis on Phalaenopsis. 99-144.
Taiwan (2005). Advances in Botanical Research.
Vol 47. Incorporating Advances in
4. SETIAWAN, S. Keragaman fenotip Plant Pathology. Elsevier Ltd.
plantlet anggrek bulan putih (2008).
Phalaenopsis amabilis (L.) Blume
hasil iradiasi sinar gamma. Tesis S2 11. GOH, C.J., and ARDITTI, J.
Biologi UGM. 60 (2008). Orchidaceae. In Handbook of
Flowering. (Ed) Halevy AH (CRC
5. SUN, X., ZHANG, T. and LIU, X. Press, Boca Raton, FL), 309336
Study on the radiation of the (60)Co (1985).
-ray for variation induction in
Phalaenopsis aphrodite by Using of 12. CHEN, W.S., LIU, H.Y., LIU, Z.H.,
RAPD-PCR Technique. [J]. Chinese YANG, L. and CHEN, W.H.
Agricultural Science Bulletin 1 Gibberellin and temperature
(038). 31-36 (2009). influence carbohydrate content and
flowering in Phalaenopsis. Physiol.
6. WIDIARSIH, S. dan DWIMAHYANI, I. Plant. 90, 391395 (1994).
Laju pertumbuhan anggrek bulan
pada fase aklimatisasi dan vegetatif 13. BLANCHARD, M.W. and RUNKLE,
awal pasca iradiasi gamma. E.S. Temperature during the day,
Prosiding Seminar APISORA di but not during the night, controls
PATIR-BATAN Jakarta, 27-28 flowering of Phalaenopsis orchids.
September 2010, 143-152 (2010). J. Exp. Bot. 57 (15), 4043-4049
(2006).
7. DARMONO, W. Menghasilkan Anggrek
Silangan. Penebar Swadaya. Jakarta 14. GLOVER, B. Understanding flowers and
(2003). flowering: an integrated approach.
Oxford University Press. 277
8. ISWANTO, H. Anggrek Phalaenopsis. (2007).
AgroMedia Pustaka. Jakarta (2001).
15. ARDITTI, J. Fundamentals of orchid
9. BALITHI. Panduan karakterisasi biology. John Wiley & Sons, Inc,
anggrek. 36 hal. http://balithi. New York. (1992).

66

Anda mungkin juga menyukai