Pemanfaatan Pekarangan Sebagai Apotek Hi
Pemanfaatan Pekarangan Sebagai Apotek Hi
Ditulis oleh :
Michelle Sharon Jessica Sinurat
BAB 1
PENDAHULUAN
Peningkatan jumlah manusia sebagai salah satu penduduk bumi yang sangat
berpengaruh, baik dalam hal positif maupun negatif, sangat memberikan pengaruh
bagi keselamatan alam. Karena tidak bisa dipungkiri lagi manusia selalu
membutuhkan setidaknya sandang,pangan dan papan. Tanpa pemenuhan minimal 3
aspek ini,manusia tidak akan mampu bertahan hidup. Semua aspek kebutuhan
manusia itu diperoleh dari alam. Oleh karena semakin sempitnya lahan akibatnya
peningkatan populasi manusia, maka pemanfaatan ruang kecil di sekitar rumah
sebagai lahan untuk menghasilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia
sudah seharusnya dilakukan. Seiring dengan meningkatnya kesadaran Akan alam
dalam masyarakat, maka dewasa ini diupayakan kegiatan untuk kembali ke alam
(Back to nature) dengan peanfaatan tanaman sayur dan obat-obatan yang ada
dipekarangan rumah atau disebut apotek hidup.
Banyak tanaman obat yang ada di sekitar kita dan mudah untuk ditanam sendiri,
sehingga mudah untuk memperoleh dan menggunakannya. Kalau penggunanya
secara tepat tentunya tidak menimbulkan efek samping, dibanding dengan obat-
obatan dari bahan sintetis dan kimia.
Jenis-jenis tanaman ini akrab dalam kehidupan kita sehari-hari serta memiliki
banyak sekali manfaat. Apalagi Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan
keanekaragaman hayati yang berlimpah
1.2 Pembatasan Masalah
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
Manfaat yang yang bisa diambil dari penyusunan buku ini adalah:
BAB 2
KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR
BAB 3
PEMBAHASAN
Pernahkah anda mendengar istilah apotek hidup? Mungkin jarang, tapi pada
kenyataan sudah sangat banyak masyarakat khususnya di Indonesia yang
memanfaatkan pekarangannya sebagai apotek hidup. Kata apotek pasti menjadi
pacuan berpikir kita dimana yang berhubungan dengan obat-obatan. Namun, apotek
hidup bukanlah tempat penjualan obat.Apotek hidup adalah obat-obatan alami yang
diambil dari tanaman obat.
Disebut tanaman obat karena tanaman ini mengandung berbagai manfaat dan
khasiat yang berguna bagi pengobatan suatu penyakit.Pengobatan yang
mempergunakan bahan alami seperti apotek hidup ini rata-rata terhindar dari unsur
kimia.Oleh karena itu, kebanyakan orang ingin memanfaatkannya untuk kesembuhan
penyakit mereka.Selain biayanya lebih murah, tanamn obat (apotek hidup) mudah
dicari di lingkungan sekitar kita.
Sebelum membahas khasiat dan manfaat tanaman obat, ada baiknya untuk
mengenal cara penanaman tanaman obat tersebut. Dengan demikian, jika suatu saat
anda ingin menanamnya, anda dapat membudidayakan tanaman tersebut.
3.2.1 Persiapan
Tanaman obat dataran tinggi yaitu tanamn yang dapat tumbuh di ketinggian
600-200 m di atas permukaan laut. Pada ketinggian ini, curah hujan sedang sampai
tinggi.Beberapa contoh tanaman yang tumbuh pada ketinggian ini, yaitu adas,
bawang putih, belimbing wuluh, beluntas, daun ungu, jeruk nipis, kapulaga, kayu
putih, pegagan, pulosari, dan sembung.
Tanaman obat dataran rendah yaitu tanaman yang dapat tumbuh baik sampai
ketinggian 600 m di atas permukaan laut.Jenis tanaman pada ketinggian ini biasanya
memiliki kandungan kimia yang lebih tinggi. Hal ini terjadi karena cahaya yang
diterima untuk membantu proses pembentukannya lebih lama dibandingkan dengan
dataran tinggi.
Jenis tanaman obat yang baik di dataran rendah ini, yaitu alang-alang, asam,
bawang merah, brotowali, cabe jawa, delima putih, jahe, kunyit, kencur, jinten,
kelapa hijau, ketepeng cina, lempuyang, lengkuas, lidah buasya, meniran, mengkudu,
patikan kebo, patikan cina, salam sirih, tapak dara, dan daun dewa.
b. Membersihkan lahan dari gulma, semak, sisa-sisa tanaman, dan batu-batuan yang
dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
c. Pada areal penanaman yang terletak di lereng bukit atau pegunungan sebaiknya
dibuat teras untuk mencegah erosi dan mempermudah pemeliharaan tanaman.
Teknik persiapan dan pengolahan tanah ditentukan oleh jenis tanaman obat
yang akan dibudidayakan dan kondisi awal lahan tersebut. Secara umum tahapan
pengolahan tanah adalah :
c. Penggaruan
d. Pembuatan bedengan
Selama ini teknik pembibitan tanaman obat dapat dilakukan melalui dua
cara, yaitu pembibitan secara vegetatif dan secara generatif. Pembibitan tanaman
yang dilakukan secara vegetatif biasanya ada unsur campur tangan manusia dalam
proses pembibitan tanaman tersebut. Jadi pembibitan ini tidak terjadi secara alamiah.
Adapun pembibitan tanaman secara generatif yaitu pembibitan tanaman yang
menggunakan bibit sebagai bahan perkembangbiakannya.
a. Rimpang
b. Setek
c. Tunas
d. Okulasi
Tanaman yang dapat dikembangbiakkan dengan cara okulasi, antara lain pala,
ketepeng cina, mahkota dewa, dan daun ungu.
e. Sambung
Setelah kita menanam tanaman obat tentu kita harus memeliahara tanaman
tersebut agar mendapat hasil yang maksimal. Pemeliharaan tanaman meliputi
pemupukan, penyiraman, penyiangan dan pembumbunan.
3.3.1 Pemupukan
Pupuk yang diberikan pada tanaman obat dapat berupa pupuk organik maupun
anorganik. Sebaiknya pupuk yang digunakan dalam budidaya tanaman obat adalah
pupuk organik, penggunaan pupuk anorganik dikhawatirkan dapat menimbulkan
pengaruh yang kurang baik bagi kandungan/senyawa-senyawa berkhasiat obat yang
ada pada tanaman.
3.3.2 Penyiraman
Pada awal penanaman dan musim kemarau penyiraman harus dilakukan
dengan teratur. Kelembaban tanah harus selalu dijaga, sebaiknya penyiraman
dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
3.4 Hama yang Dapat Menyerang Tanaman Obat dan Cara Menanggulanginya
Cara Pengendaliannya :
Cara Pengendaliannya :
3.4.3 Thrips
Gejala : Serangan pada buah yang masih sangat mudah dan timbul bekas luka
bewarna coklat keabu-abuan.
Cara Pengendalian :
Cara Pengendaliannya :
a. Secara kultur teknis, dengan membuang kelompok telur ular sebelum menetas
b.Secara kimia, dengan menggunakan insektisida, apabila ditemukan 2 larva ulat per
daun dengan insektisida seperti Tamaron 200 LC, Nuvacron 20 SCW, Matador 25 EC
dengan ukuran 2 cc per liter air
Gejala : Serangan pada buah dengan menghisap cairan sel dan timbul bercak-bercak
coklat
Cara Pengendaliannya :
Gejala : Larva memakan daging buah yang mengakibatkan buah menjadi benjol-
benjol, timbul lubang-lubang dan akhirnya membusuk
Cara Pengendaliannya :
a. Lidah Buaya ; Lidah buaya atau aloe vera sudah lama dikenal sebagai tanaman
penyubur rambut. Manfaat lainnya adalah dapat meredakan batuk.
b. Sirih ; Dikenal karena memiliki kandungan antiseptik yang baik. Anda juga dapat
menggunakannya untuk meredakan batuk.
c. Lengkuas ; Selain sebagai bumbu dapur, lengkuas dapat menyembuhkan panu pada
kulit.
e. Jinten ; Bila ada anggota keluarga yang panas, gunakan daun jinten untuk
menurunkan panas. Bermanfaat juga untuk melancarkan ASI bagi ibu yang sedang
menyusui.
g. Bawang Merah ; Bumbu dapur yang terkenal ini juga bermanfaat untuk mengobati
masuk angin.
h. Mahkota dewa ; Tanaman yang telah terkenal sebagai tanaman obat. Dapat
menyembuhkan penyakit darah tinggi.
l. Jeruk nipis ; Buah yang asam dapat dimanfaatkan untuk meredakan batuk.
m. Begonia ; Merupakan tanaman hias, tetapi juga memiliki manfaat untuk mengatasi
nyeri haid.
n. Puring ; Juga merupakan tanaman hias yang umum ditanam di taman karena
daunnya yang berwarna-warni. Dapat dimanfaatkan daunnya yang berwarna kuning
hijau untuk menghangatkan perut.
o. Melati ; Bunga indah yang keharumannya sering dimanfaatkan sebagai bahan baku
parfum, ternyata termasuk tanaman obat. Khasiat daunnya dapat menyembuhkan
sesak nafas dan sakit kepala. Bunganya dapat digunakan untuk mengatasi radang
mata.
p. Daun Salam ; Air rebusan daun salam mampu mengatasi penyakit maag dan juga
mampu menurunkan kadar gula dalam darah dengan cepat sehingga bagus untuk
penderita diabetes.
q. Jambu Biji ; Jambu biji juga memiliki khasiat. Daunnya dapat digunakan untuk
mengatasi penyakit buang air atau diare. Fungsi daunnya mampu membuat keras
feses sehingga mengurangi buang air besar. Jus buahnya juga baik untuk kesehatan
karena mengandung banyak vitamin C serta baik untuk penderita demam seperti
DBD.