Anda di halaman 1dari 4

PREVENTION MOTHER TO CHILD Kode ICD : B20.

7
TRANSMISSION (PMTCT)/ PROFILAKSIS
ANTIRETROVIRAL PADA BAYI DARI IBU
HIV
RSMH Palembang No Dokumen No.Revisi Halaman :
. ..
Ditetapkan Oleh,
Panduan Praktek Tanggal Revisi Ketua Divisi
Klinis ..

Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV): adalah penyakit


Definisi yang disebabkan oleh virus HIV, yang menyerang sel imun tubuh,
sehingga terjadi gangguan sistem imun tubuh.
MTCT (mother to child transmission): transmisi HIV dari ibu ke
anak yang dapat terjadi pada saat kehamilan, intra partum dan post
partum. Transmisi secara vertikal ini terjadi pada 90% kasus baru
hiv anak.
Program PMTCT (Prevention mother to child transmission)
ditujukan untuk mencegrah transmisi virus HIV dari ibu ke anak.
Tanpa intervensi risiko penularan pada anak terjadi sebesar 20-
45%.
Risiko transmisi vertikal dapat dikurangi sampai <2% dengan
intervensi profilaksis ARV yang dikombinasikan dengan operasi
sesar dan tidak memberikan ASI.
HIV yaitu virus yang tergolong dalam keluarga retrovirus sub
Etiologi kelompok lentivirus. Ada 2 tipe yaitu HIV1 & HIV 2, yang
walaupun strukturnya berbeda tapi gejala klinis yang
ditimbulkannya sulit dibedakan. Antibodi yang terbentuk dari kedua
virus ini dapat bereaksi silang.
HIV masuk sel melalui molekul CD4 pada permukaan sel seperti
Patogenesis sel TCD4 dan sel makrofag terjadi penurunan jumlah dan
gangguan fungsi sel TCD4 melalui efek sitopatik langsung dan efek
sitopatik tidak langsung.

Efek sitopatik langsung :


- Lisis dan kematian sel TCD4 yang terjadi karena proses
replikasi virus dalam sel TCD4
- Penimbunan DNA virus yang tidak terintegrasi ke genom host
- Interaksi antara molekul Gp 120 HIV dan molekul CD4 intra
sel
- Hambatan maturasi sel prekursor TCD4 di dalam timus
sehingga sel tersebut berkembang menjadi matur, sehingga sel
TCD4 perifer menurun
Efek sitopatik tidak langsung :
- Pembentukan sel sinsitia
- Apoptosis sel T reaktif
- Destruksi autoimun yang diinduksi HIV
- Perubahan produksi sitokin sehingga menginduksi hambatan
maturasi sel prekursor TCD4 sehingga jumlah sel TCD4
perifer berkurang
Cara penularan
Pada populasi anak-anak rute penularan hampir semuanya melalui
transmisi vertikal. Penularan bisa terjadi pada saat intrauterin (5-10%),
pada saat melahirkan/intrapartum (10-20%), dan setelah lahir /pada saat
menyusui (10-15%).
Bentuk Klinis -
(Klasifikasi)
Anamnesis Ibu dan ayah memiliki risiko HIV dan sudah dilakukan skrining HIV,
minimal serologis.
Usia kehamilan, pengobatan ARV yang telah didapatkan oleh ibu.
Pemeriksaan fisik Pemantauan keadaan umum, status gizi, adanya infeksi oportunistik
(pneumonia P. jirovecii, TBC dll), efek samping ARV
Kriteria Diagnosis -
Differential diagnosis -
Penegakan diagnosis:
Pemeriksaan usia <18 bulan:
Penunjang - bila tersedia: PCR RNA (DNA)
- bila status ayah dan ibu tidak diketahui, dapat
dilakukan pemeriksaan antibodi anti HIV sebaiknya
dengan ELISA dengan 3 reagen yang berbeda diikuti
dengan pemeriksaan konfirmasi (immunoblot atau
imunofloresens). Jika hasil negatif maka
kemungkinan besar bayi tidak terinfeksi HIV,
sedangkan bila positif maka belum tentu terinfeksi
karena antibodi maternal dapat terdeteksi hingga 18
bulan.
usia >18 bulan:
- antibodi HIV
- konfirmasi : westernblot atau PCR RNA/DNA (bila
ada)
- pemeriksaan CD4+ untuk melihat status imunosupresi
pemeriksaan darah tepi lengkap, SGOT, SGPT sesuai indikasi
untuk melihat efek samping obat
pemeriksaan infeksi oportunistik yang sering terjadi bersamaan
dengan infeksi HIV (TBC, hepatitis B dan C)
pemeriksaan lain (laboratorium, pencitraan dll) dan konsultasi ke
ahli terkait disesuaikan dengan infeksi oportunistik.
Dikamar bersalin:
Tatalaksana dilakukan operasi sesar
segera besihkan bayi dengan mematuhi kewaspadaan
universal
Profilaksis ARV untuk bayi
sesuai dengan rekomendasi WHO 2010 pemberian zidovudin
selama 6 minggu dengan dosis:
cukup bulan: 2 mg/kg/dosis 4 kali sehari
masa gestasi < 34 minggu:
2 minggu I: 1,5 mg/kg/dosis (2x sehari)
2 minggu II: 1,5 mg/kg/dosis (3x sehari)
2 minggu III: 2 mg/kg/dosis (4x sehari)
Nutrisi
Karena risiko transmisi melalui menyusui adalah
10-15% maka pemberian nutrisi yang
dianjurkan untuk memperkecil risiko transmisi
HIV adalah dengan pengganti ASI.
Pemberian pengganti ASI harus memperhatikan
prinsip AFASS (acceptable/dapat diterima,
feasible/layak, affordable/ terjangkau,
sustainable/berkelanjutan, safe/aman)
Permberian nutrisi tidak dianjurkan dengan
mencampur/ kombinasi pengganti ASI dan ASI
Imunisasi
Prinsip umum: tidak memberikan imunisasi bila terdapat
gejala HIV.
Imunisasi dapat diberikan sesuai jadwal, pengecualian
terhadap BCG
Profilaksis infeksi oportunistik
Profilaksis HIV dilakukan dengan pemberian kotrimoksazol
mulai usia 6 minggu dengan dosis 4-6 mg/kg/hari sekali
sehari setiap hari sampai bayi tidak terbukti terinfeksi HIV.
Pemantauan tumbuh kembang
Pemantauan tumbuh kembang dilakukan setiap kunjungan
seperti kunjungan bayi sehat lainnya.
Monitoring/ kunjungan (lihat tabel 1)
Angka transmisi HIV dapat ditekan sampai kurang dari 2% dengan
Edukasi program PMTCT, sehingga penting dilakukan edukasi untuk
menjalani program PMTCT secara lengkap.
Komplikasi dan Komplikasi:
Prognosis Prognosis: angka transmisi bila PMTCT dilakukan lengkap: <2%

Daftar kepustakaan

Lain-lain (Algoritma,
Protokol, Prosedur,
Standing Order)
Tabel 1. Jadwal kunjungan bayi yang dilakukan PMTCT

Anda mungkin juga menyukai