Anda di halaman 1dari 30

KEBIJAKAN ALOKASI

DAK BIDANG PENDIDIKAN TAHUN 2015

CompanyJENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN


DIREKTORAT
LOGO
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
2014
POKOK -POKOK KEBIJAKAN DAN ALOKASI
TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TAHUN 2015

1. Meningkatkan kapasitas fiskal daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan


yang menjadi kewenangan Daerah;
2. Mengurangi ketimpangan sumber pendanaan pemerintahan antara Pusat dan Daerah
dan mengurangi kesenjangan pendanaan pemerintahan antardaerah;
3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik di daerah dan mengurangi
kesenjangan pelayanan publik antardaerah;
4. Memprioritaskan penyediaan pelayanan dasar di daerah tertinggal, terluar, terpencil,
terdepan, dan pasca bencana;
5. Mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur dasar;
6. Mendorong peningkatan kualitas pengelolaan keuangan daerah yang lebih efisien,
efektif, transparan, dan akuntabel;
7. Meningkatkan kualitas pengalokasian Transfer ke Daerah dengan tetap
memperhatikan akuntabilitas dan transparansi;
8. Meningkatkan kualitas pemantauan dan evaluasi Dana Transfer ke Daerah;
9. Menetapkan alokasi Dana Desa sesuai dengan amanat UU No. 6 Tahun 2014 tentang
Desa melalui realokasi belanja pusat yang berbasis desa;
10. Mengalokasikan Dana Desa kepada kabupaten/kota berdasarkan jumlah desa
dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan
tingkat kesulitan geografis;
11. Menyalurkan Dana Desa kepada kabupaten/kota melalui mekanisme transfer; 2
Alokasi Transfer ke Daerah TA. 2014 dan TA. 2015
Tahun 2014 (Rp) Tahun 2015 (Rp)
Postur
APBN APBN-P RAPBN APBN
Transfer ke Daerah dan Dana Desa 592,552 T 596,504 T 639,993 T 647,041 T
1. Dana Transfer ke Daerah 592,552 T 596,504 T 603,926 T 637,975 T
1.1. Dana Perimbangan 487,931 T 491,882 T 509,499 T 516,401 T
1.1.1. Dana Bagi Hasil (DBH) 113,711 T 117,663 T 124,449 T 127,692 T
1.1.1.1. DBH Pajak 51,787 T 46,116 T 50,552 T 50,568 T
1.1.1.2. DBH Sumber Daya Alam 61,924 T 71,547 T 73,896 T 77,123 T
1.1.2. Dana Alokasi Umum 341,219 T 341,219 T 349,229 T 352,887 T
1.1.3. Dana Alokasi Khusus 33,000 T 33,000 T 35,820 T 35,820 T
1.2. Dana Otonomi Khusus 16,148 T 16,148 T 16,469 T 16,615 T
1.3. Dana Keistimewaan D.I. Yogyakarta 0,523 T 0,523 T 0,547 T 0,547 T
1.4. Dana Transfer Lainnya 87,948 T 87,948 T 104,411 T 104,411 T
1.4.1. Tunjangan Profesi Guru PNSD 60,540 T 60,540 T 70,252 T 70,252 T
1.4.2. Tambahan Penghasilan Guru PNSD 1,853 T 1,853 T 1,096 T 1,096 T
1.4.3. Bantuan Operasional Sekolah 24,074 T 24,074 T 31,298 T 31,298 T
1.4.4. Dana Insentif Daerah 1,387 T 1,387 T 1,664 T 1,664 T
1.4.5. Dana Proyek Pemda dan Desentralisasi 0,091 T 0,091 T 0,099 T 0,099 T
2. Dana Desa - - 9,066 T 9,066 T
Pengertian DAK
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang
bersumber dari APBN dan dialokasikan kepada daerah
tertentu dengan tujuan membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional.

Daerah Tertentu sebagaimana dimaksud adalah daerah yang dapat memperoleh alokasi
DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
Membantu dalam arti bukan penyediaan dana yang utama dan/atau bukan menggantikan
yang semua sudah ada. Demikian juga hanya diberikan kepada daerah/bidang yang menurut
kebijakannnya harus dibantu
Kegiatan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah mengutamakan kegiatan pembangunan
dan/atau pengadaan dan/atau peningkatan dan/atau perbaikan sarana dan prasarana fisik
pelayanan dasar masyarakat dengan umur ekonomis yang panjang, termasuk pengadaan
sarana fisik penunjang.
Urusan daerah, bukan kewenangan pusat/ Kementerian/lembaga.
Program yang menjadi prioritas nasional sebagaimana dimaksud dimuat dalam Rencana
Kerja Pemerintah (RKP) tahun anggaran bersangkutan. RKP disetujui DPR, selanjutnya
dimuat dalam Nota Keuangan dan RAPBN. 4
PERKEMBANGAN ALOKASI DAK PER BIDANG
Perubahan Kebijakan DAK TA. 2015

Perbedaan
No. Hal
2014 2015

1. IFN Daerah dengan IFN tinggi Daerah dengan IFN tinggi


dimungkinkan mendapatkan dikeluarkan tanpa
DAK, sepanjang IFWT1 > 1 memperhitungkan IKW dan IT,
kecuali Papua dan Papua Barat

2. Kriteria Khusus 6 karakteristik: 3 karakteristik:


Tertinggal, Perbatasan, Pesisir Tertinggal, Perbatasan, Pesisir
Kepulauan, Rawan Bencana, Kepulauan
Ketahanan Pangan, Pariwisata

3. DAK Tambahan Penentuan Daerah berdasarkan Seluruh Daerah Tertinggal &


IFWT dari populasi Daerah Daerah Perbatasan dengan KKD
Tertinggal & Daerah Perbatasan rendah, mendapatkan alokasi
Pengalokasian dan Penyaluran DAK

Phase 1 Phase 2 Phase 3 Phase 4

PENETAPAN PENGHITUNG- PENETAPAN &


PENYALURAN
PROGRAM & AN PENGAGGAR-
DAK
KEGIATAN DAK ALOKASI DAK AN DAK
Penetapan Program & Kegiatan Phase 1

PENETAPAN
PROGRAM

USULAN KEGIATAN
Program yang menjadi KHUSUS
prioritas nasional
dimuat dalam RKP TA
bersangkutan. PENETAPAN
KEGIATAN KHUSUS
Menteri teknis mengusulkan
kegiatan khusus dan
ditetapkan setelah
berkoordianasi dengan Menteri teknis
Mendagri, Menkeu, dan menyampaikan
Menneg Perencanaan ketetapan tentang
Pembangunan Nasional kegiatan khusus kepada
Menkeu.
Penghitungan Alokasi DAK Phase 2

Setelah Menerima Usulan kegiatan khusus dari Menteri


Teknis, Menteri Keuangan Melakukan Penghitungan
Alokasi DAK, yaitu:
1. Penentuan daerah penerima dan
2. Penentuan besaran alokasi
Dengan Mengacu Pada Tiga Kriteria
PENENTUAN
DAERAH

1. Kriteria Umum,
PENENTUAN (x IKK) 2. Kriteria Khusus, dan
BESARAN 3. Kriteria Teknis.
ALOKASI
Penghitungan Alokasi DAK Phase 2

Kriteria KU = (PAD + DAU + DBH DBH DR) - Belanja Gaji PNSD


Umum (KU) Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU secara Nasional adalah
daerah yang prioritas mendapatkan DAK

Berupa :
Kriteria
Memperhatikan peraturan perundang-undangan yang
Khusus (KK)
mengatur penyelenggaraan otonomi khusus (Papua & Papua
Barat), dan Karakteristik daerah, yang meliputi:
(1) Daerah Tertinggal;
(2) Daerah perbatasan dengan negara lain;
(4) Daerah Pesisir dan/ atau Kepulauan;

Kriteria ditetapkan oleh Kementerian/Lembaga teknis terkait yang


Teknis (KT) memuat indikator-indikator yang mencerminkan kebutuhan
teknis
Penghitungan Alokasi DAK TA. 2015 Phase 2

1. Penentuan daerah penerima DAK


a) Kriteria Umum (IFN)
Memprioritaskan daerah dengan kemampuan keuangan di bawah rata-rata kemampuan
keuangan nasional.
b) Kriteria khusus :
Berdasarkan Peraturan Perundangan bahwa daerah diwilayah Papua dan Papua Barat
diprioritaskan memperoleh DAK.
Karakteristik Wilayah : memprioritaskan Daerah Tertinggal , Daerah Perbatasan, dan Daerah
Pesisir dan/atau Kepulauan
c) Kriteria Teknis : berdasarkan kebutuhan teknis masing-masing bidang DAK.
Pembobotan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis dalam penentuan daerah sbb:
a) Untuk menghitung IFW = IFN : IKW 50% : 50%
b) Untuk menghitung IFWT = IFW : IT 50% : 50%

2. Penentuan besaran DAK


Menggunakan kriteria umum, kriteria khusus dan kriteria teknis dengan pembobotan sbb:
a) Untuk menghitung IFW = IFN : IKW 50% : 50%
b) Untuk menghitung IFWT = IFW : IT 20% : 80%
Penghitungan Alokasi DAK TA. 2015
Penghitungan Alokasi DAK Phase 2

PAD T- 2 Daerah & Kemenkeu

Kriteria DAU T- 2 Kemenkeu


Umum DBH T-2 Kemenkeu
Belanja Gaji PNSD T-2 Daerah & Kemenkeu

Daerah Tertinggal T-1 KPDT


Kriteria Daerah Perbatasan T-1 BNPP
Khusus
Daerah Pesisir T-1 KKP

Kriteria Kondisi Infrastruktur T-1 K/L terkait


Teknis Per Bidang Per daerah
13
Penetapan & Penganggaran DAK Phase 3

PEMERINTAH PUSAT
Alokasi DAK per daerah ditetapkan dengan
Peraturan Presiden segera setelah UU
APBN diterbitkan. (Perpres 162/2014)
Berdasarkan penetapan alokasi DAK,
menteri teknis menyusun Petunjuk Teknis
Penggunaan DAK, sebagai dasar
penggunaan DAK di daerah.
PEMERINTAH DAERAH
Daerah penerima DAK wajib mencantumkan
alokasi dan penggunaan DAK di dalam
APBD.
Penggunaan DAK dilakukan sesuai dengan
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK.
DAK tidak dapat digunakan untuk
mendanai administrasi kegiatan, penyiapan
kegiatan fisik, penelitian, pelatihan, dan
perjalanan dinas
MEKANISME PENYALURAN DAK Phase 4

1 2 3
DJPK-Kemenkeu Bank Operasional
KPPN Jakarta II Melakukan
Selaku KPA Transfer selaku Kuasa BUN
ke Daerah pemindahbukuan/tran
Menerbitkan SP2D sfer dana dari RKUN
Menerbitkan SPM ke RKUD

5 Pemda 4
DAK dibukukan Prov/Kab/Kota
dan digunakan
berdasarkan Membukukan DAK
yg masuk RKUD
Perda APBD dan sebagai pendapatan
Juknis APBD

15
POLA PENYALURAN DAK Phase 4

Tahap Besaran Waktu Persyaratan


I 30% Paling cepat 1. Perda APBD
bulan Februari 2. Surat Pernyataan Dana Pendamping
3. Laporan Realisasi Penyerapan DAK tahap 3 tahun
sebelumnya
4. Rekap SP2D tahap 3 tahun sebelumnya
5. Laporan Penyerapan Penggunaan DAK tahun
sebelumnya
6. Laporan Penggunaan Sisa DAK 2010-2012
7. Rekap SP2D Penggunaan Sisa DAK 2010-2012
8. softcopy data laporan
II 45% Sesuai laporan 1. Laporan Realisasi Penyerapan DAK Tahap 1,
penyerapan minimal terserap 90%
daerah 2. Rekap SP2D tahap 1
3. softcopy data laporan
III 25% Sesuai laporan 1. Laporan Realisasi Penyerapan DAK tahap 2 dan
penyerapan sisa DAK tahap 1, minimal terserap 90%.
daerah 2. Rekap SP2D tahap 2, termasuk penyerapan sisa
dana tahap 1
3. softcopy data laporan
16
KETENTUAN PENYALURAN DAK Phase 4

Penyaluran dilakukan berdasarkan pagu alokasi per daerah,


bukan berdasarkan alokasi per bidang.
Penyaluran DAK dapat dilakukan setelah dokumen persyaratan
diterima secara lengkap oleh DJPK.
Penyaluran DAK tidak dapat dilakukan secara sekaligus dan
tidak melampaui tahun anggaran berjalan.
Laporan Realisasi Penyerapan DAK tahap I atau II diterima paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tahun anggaran berjalan
berakhir. Bila melampaui batas waktu tersebut maka DAK tidak
dapat dicairkan (HANGUS).

17
DAK Bidang Pendidikan

DAK Bidang Pendidikan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan bidang pendidikan di daerah sesuai dengan prioritas nasional bidang
pendidikan.

Secara umum, DAK pendidikan ditujukan untuk memfasilitasi Pemerintah


Daerah Kabupaten/Kota agar melakukan tindakan nyata guna mewujudkan
peningkatan akses pendidikan dan layanan pendidikan yang lebih berkualitas,
yaitu:
a. Menyiapkan layanan pendidikan untuk peningkatan ketersediaan dan
keterjangkauan akses untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menegah.
b. Menyiapkan layanan pendidikan yang bermutu, berkesetaraan, serta
berrelevansi untuk jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menegah.
c. Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan menuju pencapaian
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan.
d. Melengkapi sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka peningkatan
daya saing melalui pemberdayaan potensi daerah.

18
Arah Kebijakan DAK Pendidikan 2015

Arah Kebijakan :
Kebijakan DAK Bidang Pendidikan tahun 2015 diarahkan untuk memfasilitasi
pemerintahan daerah untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan dalam
rangka pemenuhan standar pelayanan minimum (SPM), ketersediaan/keterjaminan
akses, dan mutu layanan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Sasaran :
Sasaran DAK bidang pendidikan tahun 2015 adalah pemenuhan secara bertahap
sarana dan prasarana pendidikan untuk semua jenjang pendidikan, yaitu:
1. Pemenuhan sarana penunjang mutu dan prasarana pendidikan sesuai SPM
minimal mencapai 7% dari total satuan pendidikan SD Negeri;
2. Pemenuhan sarana penunjang mutu dan prasarana pendidikan sesuai SPM
minimal mencapai 10% dari total satuan pendidikan SMP Negeri;
3. Pemenuhan sarana penunjang mutu dan prasarana pendidikan sesuai SPM
minimal mencapai 15% SMK dari total satuan pendidikan SMK Negeri;
4. Pemenuhan sarana penunjang mutu dan prasarana pendidikan sesuai SPM
minimal mencapai 20% dari total satuan pendidikan SMA Negeri.
Lingkup Kegiatan DAK Pendidikan 2015

Kegiatan DAK Bidang Pendidikan


Pendidikan Menengah
SD/SDLB SMP/SMPLB
SMA SMK
1. Rehabilitasi ruang belajar 1. Rehabilitasi ruang belajar minimal 1. Rehabilitasi ruang belajar SMA. 1. Rehabilitasi ruang belajar SMK
beserta perabotnya. rusak sedang beserta perabotnya. 2. Pembangunan ruang kelas baru beserta perabotnya.
2. Pembangunan ruang kelas 2. Pembangunan ruang kelas baru SMA. 2. Pembangunan ruang kelas baru
baru beserta perabotnya. beserta perabotnya. 3. Pembangunan perpustakaan SMK beserta perabotnya.
3. Pembangunan ruang 3. Pembangunan Ruang SMA. 3. Pembangunan perpustakaan SMK
perpustakaan beserta Perpustakaan beserta perabotnya. 4. Pembangunan laboratorium beserta perabotnya.
perabotnya. 4. Pembangunan Ruang SMA. 4. Pembangunan laboratorium SMK
4. Pembangunan dan/atau Laboratorium IPA beserta 5. Pembangunan asrama siswa beserta perabotnya.
rehabilitasi ruang guru beserta perabotnya. dan/atau rumah dinas guru SMA 5. Pembangunan asrama siswa SMK
perabot 5. Pembangunan Ruang beserta perabotnya di Daerah dan/atau rumah guru SMK beserta
5. Pembangunan dan/atau Laboratorium bahasa beserta 3T. perabotnya di Daerah 3T.
rehabilitasi jamban perabotnya. 6. Pembangunan/rehabilitasi ruang 6. Pembangunan/rehabilitasi ruang
siswa/guru. 6. Pembangunan Ruang penunjang pembelajaran SMA penunjang pembelajaran SMK
6. Pembangunan rumah Laboratorium komputer beserta beserta perabotnya beserta perabotnya (administrasi
dinas/mess guru di daerah 3T perabotnya. (administrasi perkantoran, ruang perkantoran, ruang guru, dan
7. Penyediaan buku 7. Pembangunan dan/atau rehabilitasi guru, dan sanitasi siswa/guru). sanitasi siswa/guru).
teks/referensi. jamban siswa/guru. 7. Pengadaan peralatan 7. Pembangunan ruang praktik siswa
8. Penyediaan peralatan 8. Pembangunan dan/atau rehabilitasi laboratorium SMA. SMK beserta perabotnya.
pendidikan ruang kantor guru beserta 8. Pengadaan peralatan olah raga 8. Pengadaan Peralatan Laboratorium
perabotnya. dan/atau kesenian SMA. SMK.
9. Pembangunan asrama 9. Pengadaan buku teks/materi 9. Pengadaan Peralatan Praktik SMK.
murid/rumah dinas/mess guru di referensi dan/atau media 10. Pengadaan Sarana Olah Raga
daerah 3T. pembelajaran SMA dan/atau Kesenian SMK
10. Penyediaan peralatan pendidikan. 11. Pengadaan buku teks
11. Penyediaan buku teks/referensi pelajaran/materi referensi dan/atau
media pembelajaran SMK
20
ALOKASI DAK PENDIDIKAN TA 2003 - 2015
(Dalam Miliar Rupiah)

Tahun 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
SD 625 653 1.221 3.920 5.195 7.015 9.335 5.601 6.025 8.033 3.564 4.016 3.514
SMP 3.734 4.017 2.008 2.510 2.510 2.510
SMA 1.607 1.506 1.607
SMK 2.410 2.008 2.410
Proporsi Alokasi DAK Pendidikan 2015

SD (35%)
Rp. 3,514 triliun
Dikdas (60%)
Rp. 6,024 triliun
SMP (25%)
Rp. 2,510 triliun
DAK
SMA (16%)
Rp. 1,607 triliun
Rp. 10,041 Dikmen (40%)
triliun Rp. 4.017 triliun
SMK (24%)
Rp. 2,410 triliun
1. Pendidikan Dasar :
SD 428 daerah
SMP 436 daerah

2. Pendidikan Menengah :
SMA 440 daerah
SMK 438 daerah
22
REALISASI PENYALURAN DAK (REGULER) TA 2014
DARI RKUN KE RKUD

TAHAP PAGU DAK reguler REALISASI* SISA PAGU % REAL

I 9.060.000.000.000 8.981.558.976.000 78.441.024.000 99,13%

II 13.590.000.119.000 4.809.417.661.000 8.780.582.458.000 35.39%

III 7.549.999.881.000 137.790.000 7.549.862.091.000 0,002%

TOTAL 30.200.000.000.000 13.791.114.427.000 16.408.885.573.000 45.67%

Catatan :
*) s.d. 13 Oktober 2014

PEMDA PENERIMA
TAHAP
SUDAH BELUM TOTAL
I 522 6 528
II 178 350 528
III 1 527 528
REALISASI PENYALURAN DAK

Tahap 2010 2011 2012 2013 2014


% daerah % salur daerah % daerah % daerah % salur daerah
salur salur salur

I (30% 99,94 517 100,00 520 100,00 520 100,00 518 99,13 522

II (45%) 99,50 513 99,90 519 99,71 516 98,46 514 35,39 178

III (25%) 95,08 486 93,37 479 97,85 503 90,80 476 0 1

Jumlah 99,14 98,30 99,33 97,01 45,66

Keterangan:
Realisasi penyaluran DAK tahun 2014 berdasarkan data penyaluran
s.d. tanggal 13 Oktober 2014

24
Penggunaan Sisa DAK

Adalah Dana DAK yang sudah tersalurkan ke RKUD namun


tidak habis digunakan sampai dengan akhir tahun anggaran
Dianggarkan
kembali pada tahun
berjalan
Pagu DAK

Output Kegiatan Untuk kegiatan


Belum Tercapai Bidang yang sama

Penyaluran/
Pemindahbukuan Menggunakan
RKUN ke RKUD Juknis Tahun lalu

Sisa DAK
Dianggarkan pada
Pelaksanaan tahun berjalan
Kegiatan di
Daerah
Output Kegiatan Dapat digabung
dengan Sisa DAK
Telah Tercapai Bidang lainnya
Tidak Habis
sampai dengan Membiayai Bidang
TA berakhir tertentu yang
ditentukan oleh
Sisa DAK tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping Pemda
Penggunaan Sisa DAK

Sisa DAK karena Optimalisasi


Dalam hal pada akhir tahun anggaran terdapat sisa DAK dari bidang-bidang DAK yang
output kegiatannya sudah tercapai, maka sisa DAK tersebut dapat digunakan untuk
mendanai kegiatan DAK dengan ketentuan:
o sisa DAK dari bidang-bidang tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan DAK di
bidang yang sama pada tahun anggaran berikutnya; dan/ atau
o Akumulasi sisa DAK dari bidang-bidang tersebut dapat digunakan untuk mendanai
kegiatan DAK di bidang tertentu pada tahun anggaran berikutnya (poin b ini baru
dapat dilaksanakan mulai TA 2015, dan berlaku untuk DAK TA 2013 dan tahun-
tahun anggaran berikutnya)
dengan memperhatikan prioritas nasional dan menggunakan juknis tahun anggaran
berjalan.
Sisa DAK tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping.
Pelaksanaan kegiatan yang didanai dari sisa DAK harus selesai dan dapat dimanfaatkan
pada akhir tahun anggaran berkenaan.
Kepala Daerah menyampaikan laporan Penggunaan Sisa DAK kepada Dirjen
Perimbangan Keuangan c.q. Direktur Dana Perimbangan setelah kegiatan yang didanai
dari sisa DAK selesai.
Permasalahan Penyaluran/Penyerapan DAK

Faktor dari Daerah:


Keterbatasan dana APBD untuk alokasi dana pendamping DAK
Perda APBD dan DPA terlambat ditetapkan
Keterlambatan pelaksanaan tender kegiatan
Keterlambatan dalam penyampaian dokumen yang dipersyaratkan
Mutasi pejabat di daerah.
Kurangnya koordinasi antara SKPD pengguna DAK dan SKPD pengelola keuangan
daerah
Faktor dari Pusat:
Keterlambatan penetapan dan penyampaian Juknis kepada Daerah
Kegiatan yang diatur dalam juknis DAK terlalu rigid (kriteria dan porsi), sehingga daerah
kesulitan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan lokal sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik daerah;
Juknis berubah/revisi di tengah tahun anggaran
Juknis DAK yang tidak sinkron dengan peraturan lainnya
Kontraktor lambat menagih/menarik sekaligus diakhir tahun untuk capaian progress
kegiatan yang telah dilaksanakan.

27
Permasalahan DAK Pendidikan

1. Setiap tahun DAK pendidikan tidak terserap penggunaanya secara optimal,


sehingga memberikan kontribusi yang besar terhadap Sisa DAK pada RKUD.
2. Meskipun sisa DAK pendidikan telah dianggarkan untuk digunakan TA berikutnya,
namun akumulasi Sisa DAK Pendidikan justru terus bertambah, sehingga nilai
akumulasi sisa TA 2010 2012, secara nasional mencapai Rp 2,4 triliun.
3. Salah satu penyebab rendahnya penyerapan DAK Pendidikan, terlambatnya
penetapan/revisi Juknis DAK Pendidikan.
4. Pelaksanaan DAK TA.2014 untuk lingkup kegiatan pengadaan buku kurikulum
2013 untuk semester II Tahun Ajaran 2014/2015, berpotensi menyebabkan
RENDAHNYA PENYERAPAN DAK TA 2014, apabila tidak dilakukan upaya
percepatan penggunaan DAK pendidikan untuk kegiatan non pengadaan buku dan
percepatan proses kontrak, percetakan, pengiriman, dan pembayaran pengadaan
buku K-13 TA 2014.
5. Rendahnya penyerapan DAK Pendidikan 2014, bisa menyebabkan juga rendahnya
penyerapan DAK Non Pendidikan 2014, apabila tidak dilakukan upaya pemisahan
laporan penyerapan dan penyaluran DAK Pendidikan dengan DAK bidang lainnya.

28
Tindak Lanjut yang Perlu Dilakukan

Pemda melalui Dinas Pendidikan perlu mempercepat penyerapan DAK


yang sudah disalurkan di RKUD (tahap 1 atau tahap 2), untuk mendanai
kegiatan bidang DAK yang menjadi prioritas daerah, dan disesuaikan
dengan kesiapan SKPD-nya.
Apabila DAK yang telah diterima di RKUD akan digunakan untuk mendanai
kegiatan DAK bidang pendidikan, maka dana tsb dapat digunakan untuk
mendanai kegiatan non pengadaan buku K-13, sepanjang kebutuhan untuk
pengadaan buku dapat dibayarkan dari DAK tahap 3 atau sebagian DAK
tahap 2 (akan diterbitkan SEB Mendikbud, Menkeu, dan Mendagri).
Laporan penyerapan dan penyaluran DAK pendidikan perlu dipisahkan
dari DAK non pendidikan, agar keterlambatan penyerapan DAK pendidikan
tidak mengganggu penyerapan DAK bidang lainnya (akan diterbitkan
Peraturan Menteri Keuangan).
Untuk TA 2014, batas akhir penyampaian Laporan Realisasi Penyerapan
DAK pendidikan dan DAK non pendidikan tahap I dan II harus sudah
diterima oleh Ditjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu, PALING LAMBAT
TGL 19 DESEMBER 2014.
29
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai