PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Belajar adalah sebuah proses yang terjadi pada manusia dengan berpikir, merasa,
dan bergerak untuk memahami setiap kenyataan yang diinginkannya untuk menghasilkan
kecakapan atau pengetahuan ,sebuah perilaku, pengetahuan, atau teknologi atau apapun
yang berupa karya dan karsa manusia tersebut untuk menjadi yang lebih baik ke depan.
kehidupannya bisa lebih baik dari sebelumnya. Belajar pula bisa berarti adaptasi terhadap
dan keterampilan siswa diperoleh dari konteks yang terbatas dan sedikit demi sedikit.
dipraktikkan dalam kaedah pengajaran dan pembelajaran di peringkat sekolah, maktab dan
universiti tetapi tidak begitu ketara dan tidak ditekankan.Menurut paham dari aliran
konstruktivisme, ilmu pengetahuan sekolah tidak boleh dipindahkan dari guru kepada
siswa/anak didik dalam bentuk yang serba sempurna. Murid perlu diberi binaan tentang
sendiri dan guru tidak boleh belajar untuk murid sesuai dengan prinsip Student centered
bukan teacher centered. Blok binaan asas bagi ilmu pengetahuan sekolah ialah satu skema
yaitu suatu aktifitas mental yang digunakan oleh murid sebagai bahan mentah bagi proses
renungan dan pengabstrakan dalam proses pemikiran anak. Pikiran murid tidak akan
sekitar.Kenyataan yang diketahui murid adalah realitas yang dia bina sendiri. Murid
sebenarnya telah mempunyai satu set ide dan pengalaman yang membentuk struktur
Untuk membantu murid membina konsep atau pengetahuan baru, guru harus
mengambil kira struktur kognitif yang sedia ada pada mereka. Apabila istilah baru telah
disesuaikan dan diserap untuk dijadikan sebagian dari pegangan kuat mereka, barulah
kerangka baru tentang sesuatu bentuk ilmu pengetahuan dapat dibina. Hal inilah yang biasa
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
Konstruktivisme berasal dari kata konstruktiv dan isme. Konstruktiv berarti bersifat
membina, memperbaiki, dan membangun. Sedangkan Isme dalam kamus Bahasa Inonesia
berarti paham atau aliran. Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang
tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya
bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini
mereka.
c) Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses
d) Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya
e) Merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila
pengetahuan ilmiah.
Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar
konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori
berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan
intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud
pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan.
Menurut Wheatley (1991: 12) berpendapat dengan mengajukan dua prinsip utama
dapat diperoleh secara pasif, tetapi secara aktif oleh struktur kognitif siswa. Kedua, fungsi
kognisi bersifat adaptif dan membantu pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang
dimiliki anak.
aktif dalam proses pengaitan sejumlah gagasan dan pengkonstruksian ilmu pengetahuan
seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang
telah diketahui orang lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu materi yang baru,
pengalaman belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi terjadinya proses belajar
tersebut.
Selain penekanan dan tahap-tahap tertentu yang perlu diperhatikan dalam teori belajar
yaitu:
mereka miliki
a) Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu
sendiri.
sendiri
lengkap.
Ada sejumlah ciri-ciri proses pembelajaran yang sangat ditekankan oleh teori
konstruktivisme, yaitu:
c) Memandang siswa sebagai pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai
d) Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menekan pada hasil
l) Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan siswa
Salah satu teori atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan dengan teori belajar
konstruktivisme adalah teori perkembangan mental Piaget. Teori ini biasa juga disebut teori
berkenaan dengan kesiapan anak untuk belajar, yang dikemas dalam tahap perkembangan
intelektual dari lahir hingga dewasa. Setiap tahap perkembangan intelektual yang dimaksud
pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan (Ruseffendi, 1988:
132).
Selanjutnya, Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama menegaskan bahwa
pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah penyerapan informasi baru dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah
menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi
tersebut mempunyai tempat. Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses mental
yang meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan ransangan baru atau
memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu (Suparno,
1996: 7).
Lebih jauh Piaget mengemukakan bahwa pengetahuan tidak diperoleh secara pasif
bergantung pada seberapa jauh mereka aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan
Dari pandangan Piaget tentang tahap perkembangan kognitif anak dapat dipahami
bahwa pada tahap tertentu cara maupun kemampuan anak mengkonstruksi ilmu berbeda-
Driver dan Bell (dalam Susan, Marilyn dan Tony, 1995: 222) mengajukan karakteristik
sebagai berikut:
1) Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan memiliki tujuan
3) Pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar melainkan dikonstruksi secara
personal
situasi kelas
Pandangan tentang anak dari kalangan konstruktivistik yang lebih mutakhir yang
dikembangkan dari teori belajar kognitif Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan
dibangun dalam pikiran seorang anak dengan kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai
dengan skemata yang dimilikinya. Belajar merupakan proses aktif untuk mengembangkan
skemata sehingga pengetahuan terkait bagaikan jaring laba-laba dan bukan sekedar tersusun
secara hirarkis.
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang
berlangsung secara interaktif antara faktor intern pada diri pebelajar dengan faktor ekstern
dikembangkan oleh Vigotsky adalah bahwa belajar bagi anak dilakukan dalam interaksi
dengan lingkungan sosial maupun fisik. Penemuan atau discovery dalam belajar lebih
mudah diperoleh dalam konteks sosial budaya seseorang (Poedjiadi, 1999: 62). Dalam
penjelasan lain Tanjung (1998: 7) mengatakan bahwa inti konstruktivis Vigotsky adalah
interaksi antara aspek internal dan ekternal yang penekanannya pada lingkungan sosial
dalam belajar.
Adapun implikasi dari teori belajar konstruktivisme dalam pendidikan anak (Poedjiadi,
individu atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan setiap
pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi oleh peserta didik. Selain itu,
c) Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai
bagi dirinya. Guru hanyalah berfungsi sebagai mediator, fasilitor, dan teman yang
membuat situasi yang kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri
peserta didik.
a. Kelebihan
1) Berfikir alam proses membina pengetahuan baru, murid berfikir untuk
2) Faham :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dalam mebina pengetahuan
baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.
3) Ingat :Oleh kerana murid terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat
lebih lama semua konsep. Yakin Murid melalui pendekatan ini membina sendiri
5) Seronok :Oleh kerana mereka terlibat secara terus, mereka faham, ingat, yakin dan
berinteraksi dengan sihat, maka mereka akan berasa seronok belajar dalam
b. Kelemahan
Dalam bahasan kekurangan atau kelemahan ini mungkin bisa kita lihat dalam proses
belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik sepertinya kurang begitu mendukung.
berpikir mandiri, berarti guru membantu siswa menemukan identitas intelektual mereka.
Berfikir reflektif memerlukan waktu yang cukup dan seringkali atas dasar gagasan-
gagasan dan komentar orang lain. Cara-cara guru mengajukan pertanyaan dan cara siswa
siswa untuk mampu menjangkau hal-hal yang berada di balik respon-respon faktual yang
pemikirannya
4. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau didkusi dengan guru dan siswa lainnya
Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas yang bersifat intensif
Jika mereka memiliki kesempatan untuk megemukakan apa yang mereka pikirkan dan
pengetahuannya sendiri yang didasarkan atas pemahaman mereka sendiri. Jika mereka
merasa aman dan nyaman untuk mengemukakan gagasannya maka dialog yang sangat
diskusi
Jika diberi kesempatan untuk membuat berbagai macam prediksi, seringkali siswa
menghasilkan berbagai hipotesis tentang fenomena alam ini. Guru yang menerapkan
menguji hpotesis yang mereka buat, terutama melalu diskusi kelompok dan pengalaman
nyata
dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam dunia nyata. Kemudian guru
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konstruktivisme akan memberi peluang kepada guru untuk memilih kaidah pengajaran dan
pembelajaran yang sesuai dan murid dapat menentukan sendiri masa yang diperlukan untuk
memperoleh suatu konsep atau pengetahuan. Disamping itu, guru dapat membuat penilaian
sendiri dan menilai kefahamannya tentang sesuatu bidang pengetahuan dapat ditingkatkan
lagi. Selain itu, beban guru sebagai pengajar akan berkurangan di mana guru lebih
tentang ilmu pengetahuan dan bagaimana boleh diperolehi ilmu tersebut. Pembentukan
pengetahuan baru lahir daripada gabungan pembelajaran terlebih dahulu. Pembelajaran ini