Anda di halaman 1dari 16

Kelas : E-54

Mata kuliah : Manajemen Strategi (MS)


Dosen : Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec

ENVIROMENTAL SCANING & INDUSTRY ANALYSIST


(CHASE STUDY AT PT. TELKOM INDONESIA TBK)

Oleh :
Kelompok 1
Aman Mustika P056133772.54E
Hesti Indri Purwaty P056133922.54E
Irsyad Ilyas P056133942.54E
Widiarta P056134122.54E

PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS


INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Dalam perkembangan organisasi sebuah perusahaan pastinya tidak lepas dari
pengaruh internal dan eksternal dari perusahaan. Secara umum kebijakan manajemen
dalam menentukan arah perusahaan juga akan sangat ditentukan oleh lingkungan
perusahaan. Dalam memulai perumusan strateginya, perusahaan harus melakukan
proses memindai (scanning) lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi peluang
dan ancaman, dan termasuk juga lingkungan internal dalam hal memindai kekuatan
dan kelemahan perusahaan (Wheelen, 2012). Pemindaian lingkungan dengan proses
monitoring, evaluasi, dan mendistribusikan hasilnya kepada pengambil keputusan di
perusahaan. Dengan adanya data perusahaan akan terhindar dari kejutan situasi
strategis yang berakibat negative bagi perusahaan.
Kondisi lingkungan perusahaan ini akan secara tidak langsung membantu
manajemen untuk mengindentifikasi langkah apa yang akan ditempuh untuk
menjalankan strategi perusahaan. Perusahaan yang mampu bersaing secara global
tidak hanya mampu berpikiran secara strategis namun juga harus mampu untuk
menyusun strategi yang tepat. Hal ini dikarenakan pemikiran yang strategis hanya
mampu bertahan dalam jangka pendek bukan kapasitas jangka panjang sementara
perencanaan yang strategis dapat menjadi jawaban bagi perusahaan yang ingin
mengembangkan usahanya (Umar, 1999).
Strategi sendiri didefinisikan sebagai sarana bersama dengan tujuan jangka
panjang yang hendak dicapai (David, 2009). Dalam proses perumusan strategi,
diperlukan suatu analisis mendalam serta menyeluruh mengenai lingkungan internal
dan eksternal perusahaan (Nugroho,1999). Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
perusahaan dalam menentukan strategi yang sesuai adalah dengan menggunakan
analisis lingkungan. Analisis lingkungan adalah suatu proses sistematis yang
digunakan oleh perencana strategi untuk memantau kondisi lingkungan yang
berpengaruh bagi perusahaan. Analisis lingkungan tersebut terdiri dari analisis
lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Analisis lingkungan
internal perusahaan membantu untuk melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Sedangkan analisis lingkungan eksternal perusahaan membantu untuk melihat
peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan.
Lingkungan dalam ketidakpastian sehingga hal ini merupakan hambatan
terbesar bagi perusahaan dalam membuat perencanaan secara jangka panjang dan
membuat strategi perusahaan dalam rangka menjaga perusahaan tumbuh dalam
lingkungan eksternal yang berubah terus menerus tersebut. Di sisi lain lingkungan
dalam ketidakpastian tersebut juga merupakan suatu peluang karena menciptakan
lahan baru yang ditopang oleh kreativitas dan inovasi akan memberikan peran
penting bagi perusahaan berkembang lebih pesat lagi. Penelitian telah menemukan
hubungan positif antara kegiatan memindai lingkungan dan keuntungan perusahaan,
sekitar 70% dari eksekutif besar dunia menyatakan bahwa hubungan social global,
tren lingkungan, dan bisnis berperang penting dalam menyusun strategi perusahaan
(McKinsey & Company,2008).
Strukur industry memiliki pengaruh yang besar dalam menentukan tingkat
kompetisi dalam lingkungan yang dampaknya akan memberikan efek yang relative
berbeda bagi setiap perusahaan (Porter, 1980). Untuk dapat memahami kondisi
eksternal, perusahaan dan tingkat pengaruhnya digunakan alat analisis Porter. Dalam
tulisan ini difokuskan untuk membahas factor apa saja yang termasuk kedalam
kondisi eksternal perusahaan. Dan selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui
posisi perusahaan dalam lingkungan bisnis industry tersebut.

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas perumusan masalah yang dapat dijelaskan
adalah sebagai berikut:
1. Perubahan faktor eksternal apa yang berpengaruh terhadap perusahaan/organisasi
ini dan apa dampak dari perubahan tersebut?
2. Peluang dan ancaman apa yang dihadapi perusahaan serta bagaimana probability-
nya?
3. Bagaimana anda menganalisis industri dimana perusahaan anda berada menurut
M. Porter?
4. Model-model penelitian seperti apa yang dapat anda kembangkan berdasarkan
faktor-faktor yang anda analisis dari faktor eksternal ini?

Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam paper ini adalah untuk mengetahui
perubahan faktor eksternal yang mempengaruhi bisnis perusahaan, menganalisis
peluang dan ancaman serta probability perusahaan, menganalisis dalam bidang
industri dan mengetahui model penelitian yang dapat dikembangkan berdasarkan
faktor-faktor yang dianalisis.
PEMBAHASAN

Faktor Eksternal
Dengan melihat bagaimana sistem yang dibangun Telkom, dalam
mengembangkan pangsa pasarnya, meningkatkan pertumbuhan usaha dan
pendapatannya, serta menjaga eksistensinya, maka dapat dibuat identifikasi atas
kondisi perusahaan yang didasarkan pada fakor eksternal perusahaan. Identifikasi
tersebut seperti pada umumnya disebut dengan SWOT identification. Pada paper ini
hanya berfokus pada factor eksternal sehingga pada analisis matriks akan
membahasa mengenai matriks faktor eksternal. Faktor eksternal diwakili oleh
variabel peluang (opportunities) dan ancaman (threat) sesuai pada Gambar 1 di
bawah ini.
Gambar 1.

Matriks faktor eksternal memberikan gambaran dan evaluasi dalam hal


ekonomi, social, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, legal,
teknologi, dan informasi persaingan. Berikut merupakan matriks faktor eksternal:

Weight Range: Rating:


0.0 0.03 : Tidak Penting 1: tidak terpengaruh
0.03 0.06 : Kurang Penting 2: cukup berpengaruh
0.06 0.09 : Cukup Penting 3: berpengaruh
0.09 0.12 : Penting 4: sangat berpengaruh
0.12 0.15 : Sangat Penting
1. Peluang dan Ancaman serta Probabilitas Perusahaan

Opportunity (Peluang)

Industri telekomunikasi dan informasi akan terus memiliki peranan penting di


Indonesia seiring pertumbuhan yang berkesinambungan sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh sebab itu, inovasi dan strategi
investasi didasari oleh pandangan jangka panjang untuk menempatkan posisi
Telkom di industri yang senantiasa berubah dengan cepat serta memastikan
bahwa Telkom selalu menjadi pemimpin pasar.
Undang-undang No. 11/2008 terkait dengan transaksi dan informasi secara
elektronik, memungkinkan Telkom dapat memperluas peluang usaha di
bidang informasi dan transaksi elektronik, termasuk e-payment.
Permintaan masyarakat yang tinggi akan akses internet merupakan pasar yang
sangat potensial. Selain itu jumlah penduduk Indonesia yang besar, dan baru
sedikit yang telah memiliki akses broadband internet, tentu merupakan
peluang pasar yang sangat baik bagi pertumbuhan bisnis Telkom. Telkom
memiliki perkembangan teknologi internet yang sangat pesat di Indonesia.

Threats (Ancaman)

Masyarakat semakin menuntut mobilitas dan fleksibilitas dari alat


komunikasinya, telepon rumah tradisional tidak lagi dapat memenuhi
kebutuhan tersebut. Dengan adanya perubahan terhadap gaya hidup migrasi
ke arah seluler dan pilihan produk mobile lainnya tidak lagi dapat dihentikan
dan kondisi tersebut dapat berdampak pada bisnis telepon tidak bergerak
kabel. Saat ini Telkom masih menguasai 90% dari pangsa pasar yang dan
bisnis telepon tradisional dan menjadi pendapatan utama Telkom.
Kondisi persaingan akan menjadi semakin ketat, para operator bertarung
untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil.
Semakin kompetitifnya pasar telekomunikasi Indonesia sebagai akibat dari
reformasi peraturan pemerintah. Menurut Komisaris Utama Telkom, tekanan
persaingan dan berbagai perubahan regulasi memberikan dampak negatif
terhadap pertumbuhan pendapatan jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Dalam tiga tahun terakhir, persaingan yang berkenaan dengan
bisnis multimedia, internet, dan layanan yang terkait dengan komunikasi data
semakin ketat terutama sehubungan dengan dikeluarkannya lisensi baru
sebagai hasil dari deregulasi industri telekomunikasi Indonesia. Telkom
memperkirakan persaingan ini akan terus berlanjut dan semakin ketat.
Penyedia layanan multimedia, internet dan layanan yang terkait dengan
komunikasi data di Indonesia pada dasarnya bersaing dalam hal harga,
rentang layanan yang disediakan, kualitas jaringan, jangkauan jaringan dan
kualitas layanan kepada pelanggan.
Reformasi menghasilkan regulasi baru yang berlaku mulai bulan September
2000, yang dimaksudkan untuk meningkatkan persaingan dengan
penghapusan monopoli, meningkatkan transparansi dan memberi gambaran
mendatang yang jelas tentang kerangka regulasi, menciptakan peluang bagi
aliansi strategis dengan mitra asing dan memfasilitasi masuknya pemain baru
dalam industri telekomunikasi.
Pada bulan Desember 2007, Menkominfo mengeluarkan keputusan No.
43/2007 yang menuntut pembukaan akses jaringan telepon tidak bergerak
kabel dan jaringan telepon tidak bergerak nirkabel untuk operator lain
sebelum tenggat waktu itu apabila Indosat atau operator berlisensi lainnya
mencapai ambang batas jumlah pelanggan tertentu. Berdasarkan keputusan
ini, Telkom diwajibkan membuka akses jaringan telepon tidak bergerak
nirkabel kepada Indosat atau operator berlisensi lainnya yang mencapai
jumlah pelanggan setara 30% untuk Indosat atau 15% untuk operator lain dari
jumlah pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel Telkom. Telkom
diwajibkan pula membuka akses jaringan telepon tidak bergerak kabel dan
jaringan telepon tidak bergerak nirkabel kepada Indosat atau operator berizin
lainnya yang mencapai jumlah pelanggan layanan terminal telepon tidak
bergerak kabel dan telepon tidak bergerak nirkabel setara 15% dari gabungan
pelanggan Telkom. Pada bulan September 2007, Menkominfo menerbitkan
lisensi SLI kepada Bakrie Telecom dengan kode akses internasional 009.
Pada tanggal 16 Desember 2008, Menkominfo juga menerbitkan lisensi SLJJ
kepada Bakrie Telecom, sehingga menambah jumlah operator SLJJ menjadi
tiga operator. Akibat hal tersebut dua operator lainnya yaitu Telkom dan
Indosat diwajibkan untuk membuka kode akses SLJJ masing-masing untuk
penyelenggara jaringan tetap tidak bergerak lokal di setiap kode area yang
memenuhi persyaratan jumlah LIS.
Tidak ada jaminan bahwa situasi politik di Indonesia akan stabil atau
Pemerintah akan menerapkan kebijakan ekonomi yang kondusif untuk
mempertahankan pertumbuhan ekonomi atau yang tidak berdampak negatif
terhadap kondisi regulasi telekomunikasi pada saat ini.
Jaringan Telkom, khususnya jaringan akses kabel , dapat menghadapi potensi
ancaman keamanan, seperti pencurian atau vandalisme yang dapat berdampak
pada hasil usahanya.

Adanya teknologi telpon seluler telah menggerus pendapatan Telkom dalam


produk telpon tetap di rumah (fixed phone). Jika kecenderungan ini terus
berlanjut, maka pendapatan mereka dari telpon rumah bisa hilang atau lenyap
sama sekali dan ini sangat membahayakan bisnis mereka, sebab sebagian
besar pendapatan mereka disumbang oleh telpon rumah. Selain itu, adanya
teknologi-teknologi baru yang mulai hadir seperti WIMAX tentu akan
mengancam kelangsungan bisnis mereka jika mereka tidak adaptif terhadap
kemajuan teknologi itu.
Sebagai BUMN, mereka juga relatif dibebani dengan beragam peraturan dan
regulasi yang acap membuat mereka lamban dalam mengambil keputusan
strategis. Juga intervensi dari pemerintah kadang membuat mereka juga tidak
bisa bersikap dinamis dengan perubahan pasar

Kemungkinan krisis keuangan global akan berdampak buruk secara material


terhadap Telkom. Indonesia telah merasa efek krisis keuangan global. Laju inflasi
meningkat, negara-negara pengimpor menurunkan pesanannya dan nilai ekspor ikut
menurun. Beberapa perusahaan melaksanakan program-program penurunan jumlah
karyawan dan cuti tanpa gaji. Seluruh faktor tersebut mengakibatkan penurunan
tingkat pembelanjaan konsumen, yang telah berdampak negatif terhadap pendapatan
Telkom.

3. Analisis Industri Telco dengan Pendekatan M Porter

Michael Porter berpendapat perusahaan harus memperhatikan tingkat persaingan


dalam industry untuk tetap menjaga tingkat keuntungan dan keberlangsungan
perusahaan dalam jangka panjang. Faktor-faktor yang menentukan digambarkan
sebagai berikut:
1. Ancaman Pendatang Baru
Dalam dunia telekomunikasi ancaman pendatang baru sangat tergantung sekali dari
halangan ada bagi suatu perusahaan untuk memasuki industry telco tersebut, faktor-
faktor yang mempengaruhi adalah sebagai berikut:

Skala ekonomi; Pasar telekomunikasi dengan teknologi tinggi erat kaitannya


dengan jumlah pelanggan yang menggunakan layanan, sehingga customer base
yang besar sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan. Hal ini menjadi
hambatan yang besar bagi pendatang baru untuk mencari pengguna dan
mengenalkan produk baru mereka.
Diferensiasi produk; layanan telco dengan tingkat kebutuhan yang bervariasi, di
Indonesia pemain eksisting melakukan variasi layanan yang banyak sesuai
kebutuhan dan keinginan pengguna. Dan seringkali produk varian dikeluarkan
sesuai tren dipenuhi oleh operator eksisting.
Kebutuhan modal investasi; infrastruktur telekomunikasi membutuhkan biaya
yang sangat besar untuk dapat memberikan cakupan layanan yang baik. Sehingga
bagi pendatang bagi pendatang baru untuk memasuki industry telco mendapatkan
halangan yang besar. Namun untuk layanan internet masih memungkinkan
menggelar layanan dengan dana investasi awal yang tidak terlalu besar.
Biaya pemindahan; seringkali pelanggan sudah mempunyai hubungan dengan
layanan yang digunakan dan juga nomor yang sudah diidentikan dengan personal
sehingga sangat sulit bagi seorang pelanggan untuk pindah ke operator lainnya
selagi mereka sudah mendapatkan layanan yang baik dari eksisitng tersebut.
Namun pada beberapa kalangan khusussnya kaum muda berpindah layanan
operator menjadi hal yang lumrah.
Saluran distribusi; jaringan distribusi umumnya sudah dikuasai oleh operator
eksisting dan seringkali saluran distribusi eksisting tersebut mempunyai
perjanjian yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Sehingga bagi
pendatang baru yang ingin mengenalkan layanan mereka harus melakan iklan
yang besar-besaran sehingga menjadi suatu halangan bagi pendatang baru
tersebut.
Peraturan pemerintah; Pemerintah telah melakukan deregulasi telco yang
memberikan kesempatan yang besar bagi operator untuk memasuki insdutri telco
di Indonesia. Sehingga hal ini manjadi hal positif bagi pendatang baru untuk
masuk ke industry telco di Indonesia.

2. Ancaman Persaingan Perusahaan Eksisting


Kebanyakan dalam suatu industry perusahaan-perusahannya yang ada saling
mempengaruhi, langkah strategis yang dilakukan oleh satu perusahaan akan
berdampak pada perusahaan pesaingnya, dan perusahaan lainnya tersebut akan
melakukan langkah untuk mengantisipasi perubahan tersebut, faktor-faktor yang
mempengaruhi persaingan dalam perusahan eksisting adalah sebagai berikut:

Jumlah pesaing; Dengan deregulasi telekomunikasi maka jumlah operator sangat


banyak di Indonesia, tercatat belasan perusahaan yang memberikan layanan di
Indonesia dan termasuk sangat banyak dibandingkan negara lainnya yang hanya
mempunyai operator sebanyak 4 atau 5 operator di suatu Negara.
Laju pertumbuhan industry; dengan tingkat penetrasi yang sudah melebihi 130%
dari jumlah penduduk, bisnis telekomunikasi hanya tumbuh sangat kecil dan saat
sudah memasuki fase maturity, sehingga pada periode tertentu terjadi perang
harga untuk mendapatkan pelanggan.
Karakteristik produk atau layanan; dengan teknologi yang hampir sama
digunakan antara sesame operator membuat produk dan layanan yang ditawarkan
kepada pengguna tidak memiliki keunikamnm khusus. Namun kekuatan dalam
mengintrasikan produk dengan layanan lainnya menjadi salah satu kekuatan yang
akan menjadi kekuatan suatu perusahaan.
Kapasitas; untuk meningkatkan kapasitas perusahaan harus membangun
kapasitas baru, dengan layanan wireless yang membutuhkan spectrum frekuensi
terbatas maka peningkatan kapasitas ini menjadi biaya yang tinggi nagi
perusahaan.
Tingkat kesulitan untuk keluar dari pasar; kewajiban yang telah dikeluarkan
pemerintah dan hak konsumen yang sudah menggunakan layanan/produk
merupakan hal tidak bisa dihindari oleh perusahaan untuk bisa cepat keluar dari
industry telco.
Keragaman saingan; dengan jumlah operator yang banyak dan teknologi yang
hampir sama maka langkah yang dilakukan oleh satu perusahaan akan selalu
diikuti oleh perusahaan lainnya. Sehingga kekuatan coverage layanan dan
integrase kayanan seperti content menjadi keunggulan dan keunikan produk
terhadap competitor.

3. Ancaman Produk/layanan subtitusi


Produk subtitusi merupakan produk yang kelihatannya bisa saja berbeda namun bisa
menggantikan kebutuhan yang ada. Faktor yang mempengaruhi antra lain:

Harga produk; harga produk yang sudah melewati batas yang masih dapat
diterima pelanggan akan mendorong untuk mencari alternative produk suntitusi
lainnya. Produk layanan relatif tidak mahal, namun dengna adanya produk baru
seperti wifi dan wimax yang jauh lebih murah memberikan pilihan baru kepada
pelanggan.
Kemudahann mendapatkan layanan produk baru dibanding produk yang
digunakan saat ini oleh pelanggan. Produk / layanan baru belum mempunyai
disribusi yang luas sehinggga hanya pada daerah tertentu saja yang dapat dilayani
oleh produk subtitusi tersebut.
Biaya pemindahan; jika pindah layanan mudah dan biaya murah maka pelanggan
akan mudah untuk mengganti produk dengan produk yang baru. Dalam dunia
telco yang bagi pelanggan sangat mudah untuk menukar ataupun pindah ke
penyedia jasa lainnya.

4. Kekuatan Daya tawar Pembeli


Pembeli mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk mendorong
perusahaan menurunkan harga, atau mendapatkan layanan yang lebih baik dan
layanan lebih banyak. Pembeli ataupun sekelompok pembeli mempunyai daya tawar
jika:

Pembeli membeli sebagian besar produk penjual atau jasa, hal ini tidak terjadi di
telco karena pembelinya dibandingkan jumlah pelanggan lainnya relative kecil.
Pembeli memiliki potensi untuk mengintegrasikan layanan ke belakang
(backward integration), hal ini jarang terjadi namun hal ini mungkin terjadi untuk
layanan data oleh korporasi besar yang ingin membangun jaringan komunikasi
sendiri. (misal pada kasus BRI yang merencanakan membangun network sendiri
dengan meluncurkan satelit BRI).
Banyak pemasok yang menawarkan produk karena bersifat layanan standard dan
tidak ada diferensiasinya. Layanan telco yang ditawarkan umumnya dapat juga
ditawarkan oleh para pesaing karena teknologi yang digunakan sama dan hampir
mirip.
Biaya pindah kecil dan mudah mendapatkan produk dan layanan oleh pelanggan
pada layanan telco.
Produk yang dibeli jumlah prosentasenya tinggi sehingga meningkatkan posisi
tawar pembeli, namun untuk telco jumlah group belanja telco nya dalam jumlah
yang sangat kecil.

5. Kekuatan Daya tawar Pemasok


Pemasok dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk
menaikkan harga atau menurunkan kualitas barang yang dibeli, pemasok
mempunyai daya tawar jika:

Industri pemasok didominasi hanya oleh beberapa perusahaan, untuk industry


telco barang dibuat oleh beberapa perusahaan besar dan juga berasal dari Negara
yang berbeda.
Produk layanan dikuasai oleh beberapa perusahaan besar dari luar negeri,
sehingga tidak mempunyai akses ke pembeli akhir.
Pemasok bisa melakukan forward integration, namun untuk telco di Indoensia
tidak bisa melakukannya terkait aturan yang membatasi izin sebagi penyedia
layanan telco oleh perusahaan pemasok asing.
Barang subtitusi belum tersedia, perangkat telco hanya diproduksi oleh beberapa
perusahaan di luar negeri namun di antara pemasok juga terjadi persaingan.

6. Kekuatan Lainnya dari Pihak Yang Berkepentingan


Kekuatan yang keenam ditambahkan Porter untuk menganalisis pengaruh dari pihak
atau kelompok kepetingan yang bisa memberikan dampak pada perkembangan
industry. Diantaranya adalah pemerintah, masayarakt local/community, asosisasi-
asosiasi. Atau bisa juga dari kalangan industry content yang saat ini sangat
mempengaruhi perkembangan dunia telco dengan menyediakan aplikasi atau games
yang banyak digunakan oleh pelanggan telco.
4. Model-model penelitian seperti apa yang dapat anda kembangkan berdasarkan
faktor-faktor yang anda analisis dari faktor eksternal ini?

Model penelitian yang dapat dikembangkan sebagai berikut:


Sofia Hanses Caroline stman, 2011, Success factors for the bearings and units
agricultural aftermarket - A case study on potential strategies for the
agricultural segment within SKF AB, Department of Business Administration,
Technology and Social Sciences Lule University of Technology.
Jorge Costa, 1997, A study of strategic planning and environmental scanning in the
multiunit Portuguese hotel sector, University of Surrey Department of
Management Studies.
Xue Zhang, Shaheen Majid and Schubert Foo,2010, Environmental scanning: An
application of information literacy skills at the workplace, Wee Kim Wee
School of Communication and Information, Nanyang Technological
University, Singapore.
Endi Fitri Herlianto, 2010, analisis strategi bersaing telkom dalam industri internet,
Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada.
Riyanto, 2008, Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Strategi
Internasional Terhadap Kinerja Ekspor Perusahaan Dengan Lingkungan
Sebagai Moderating Variabel, Program Studi Magister Manajemen Program
Pasca Sarjana Universitas Diponegoro Semarang
Muh. Darmin Ahmad Pella Ujang Sumarwan Arief Daryanto Kirbrandoko, 2013,
Model Implementasi Strategi sebagai Determinan Kinerja Perusahaan,
Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor.
Taqwa Hari Guna, 2011, Analisa Dan Manajemen Strategis Dalam Membangun B2c
E-Commerce : (Studi Kasus Ukm Grabah Plered Purwakarta), Jurusan Teknik
Informatika, STMIK AMIKOM Purwokerto.

KESIMPULAN
2. Porter analisis Telkom terhadap lingkungan eksternal:

1 Ancaman Pendatang Baru Low


2 Ancaman Persaingan Perusahaan Eksisting High
3 Ancaman Produk/layanan subtitusi Medium
4 Kekuatan Daya Tawar Pembeli Medium
5 Kekuatan Daya tawar Pemasok Low
6 Kekuatan Lainnya dari Pihak Yang Berkepentingan Medium
DAFTAR PUSTAKA

Wheelen, T.L., and J.D. Hunger. 2012 Strategic Management and Business Policy.
13th ed. Upper Saddle River, N.J.: Pearson Education, Inc., 2012
Porter, M.E.1980. Competitive Strategy: Techniques for Analyzing Industries and
Competitors. New York, N.Y.: The Free Press
David, Fred R. 2009. Strategic Management: Manajemen Strategis Konsep. Edisi 12.
Jakarta: Salemba Empat.
Nugroho, Susatyo. (1999). Analisis SWOT untuk Idenifikasi Faktor-Faktor Strategik
Perusahaan dalam Proses Perumusan Strategi Manufaktur PT.
Nayati Indonesia. Tesis. Semarang: Program Studi Magister Manajemen Universitas
Diponegoro.
Paramarta, Wayan Arya. (2009). Analisis SWOT PT. Astra International, Tbk. Forum
Manajemen, 7(1), 39-44.
Umar, Husein. 1999. Riset Strategi Perusahaan. Jakarta PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Anda mungkin juga menyukai